1677 3464 1 SM
1677 3464 1 SM
ABSTRAK
Evaluasi proses pembelajaran matematika yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran secara menyeluruh, tentunya tidak sekedar dilakukan oleh guru saja.
Namun proses evaluasi dilakukan oleh seluruh masyarakat sekolah yang berada pada
lingkungan tersebut. Diantaranya oleh : kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, tenaga
kependidikan dan lingkungan sekitar sekolah. Untuk menghasilkan proses evaluasi
pembelajaran matematika yang maksimal dan sesuai dengan tujuan evauasi maka perlu
adanya perencanaan dan desain evaluasi proses pembelajaran matematika secara
matang. Proses evaluasi pembelajaran tidak hanya pada sekolah formal namun pada
sekolah nonformal dalam hal ini khusus pada kejar paket B, dimana perlu adanya
evaluasi pembelajaran matematika. Hal ini dikarenakan pada proses pembelajaran
matematika pada kejar paket B masih terkesan seadanya. Sehingga perlu adanya
perencanaan dan desain evaluasi proses pembelajaran matematika yang menggunakan
model CIPP (Context, Input, Process, Product), dengan objek evaluasi adalah
pengelola, tutor/guru matematika, dan siswa kejar paket B.
.
pembelajaran matematika yang terkesan model CIPP pada kejar paket B kota
sedanya. Semarang.
Matematika sebagai mata pelajaran yang Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
sering kali terkait oleh bidang ilmu lain, mengetahui desain evaluasi proses
misalnya : ekonomi, teknik, kesehatan dan pembelajaran menggunakan model CIPP pada
ilmu lain, maka matematika perlu di ajarkan kejar paket B kota Semarang. Sehingga dari
pada setiap individu. Dalam pekerjaan desain yang telah dirancang dapat
ataupun kehidupan sehari-hari tanpa kita dimanfaatkan untuk melakukan proses
sadari matematika berperan didalamnya. evaluasi pembelajaran matematika pada kejar
Misalnya : para pedagang yang ada di pasar paket B kota semarang secara menyeluruh.
sering menghitung jumlah laba ataupun
transaksi jual beli, itu merupakan bagian dari KAJIAN LITERATUR
matematika pula. Sehingga semua kalangan Stufflebeam dkk (1971) berpendapat
harus belajar matematika. Betapa pentingnya bahwa evaluasi merupakan proses
mempelajari matematika berbanding terbalik menggambarkan, memperoleh, dan
mengenai motivasi siswa dalam mempelajari menyajikan informasi yangberguna untuk
matematika. menilai alternatif keputusan (Daryanto, 2008:
Matematika yang dinilai terlalu banyak 2). Sedangkan Grondlund dan Linn (1990)
hitung-hitungan yang rumit bagi siswa mengatakan bahwa evaluasi pembelajaran
sekolah dasar dan objek matematika yang adalah suatu proses mengumpulkan,
absatrak menjadikan siswa tidak antusias menganalisis dan menginterpretasi informasi
dalam belajar matematika. Ditambah dengan secara sistematik untuk menetapkan sejauh
proses pembelajaran yang monoton, serta cara mana ketercapaian tujuan pembelajaran.
penyampaian seorang guru yang tidak Banyak sekali definisi mengenai evaluasi
menyenangkan membuat siswa tidak namun berdasarkan berbagai definisi
termotivasi belajar matematika. Hal terseut mengenai evaluasi dan evaluasi pembelajaran,
ternyata masih berlaku di pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi
matematika kejar paket B. Sehingga proses pembelajaran adalah merupakan suatu proses
pembelajan yang monoton berdampak pada mengumpulkan, menganalisis dan
kehadiran siswa kejar paket B yang rendah. menginterpretasi informasi secara sistematik
Untuk memperbaiki proses pembelajaran untuk menilai sejauh mana ketercapaian
tersebut perlu adanya penggunaan model kompetensi dan tujuan pembelajaran yang
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan telah ditetapkan. Upaya tersebut dilakukan
siswa kejar paket B. Oleh karena itu, perlu untuk memperbaiki proses pembelajaran
adanya evaluasi pembelajaran matematika sehingga secara maksimal dapat mencapai
pada kejar paket B. kompetensi dan tujuan pembelajaran.
Proses evaluasi tentunya tidak hanya Evaluasi proses pembelajaran wajib dilakukan
sekedar evaluasi berdasarkan nilai yang oleh seorang guru dalam berbagai mata
diperoleh siswa dalam proses pembelajaran, pelajaran atau bidang ilmu serta diberbagai
namun proses evaluasi hendaknya dilakukan jenjang pendidikan
secara menyeluruh aspek pembelajaran, yaitu Model evaluasi dalam bidang
dari askpek konteks, input, proses dan produk pendidikan sekarang ini telah banyak
atau hasil pembelajaran matematika. Selain dikembangkan. Salah satunya adalah model
intu proses evaluasi juga dikenakan kepada CIPP yang pertama kali direkomendasikan
seluruh masyarakat sekolah, diantaranya: oleh Sufflebeam (2003) pada tahun 1970.
pengelola kejar paket, tutor atau guru Model ini memberikan gambaran yang jelas
matematika dan siswa kejar paket. Untuk dan terstruktur dalam mengevaluasi
memperoleh hasil evaluasi pembelajaran yang keberhasilan atau kegagalan suatu program
maksimal, maka diperlukan desain atau (Hidayati, 2010).
perencanan evaluasi pembelajaran yang baik. Model CIPP memiliki komponen
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti khusus dalam evaluasi yaitu konteks
mendesain evaluasi proses pembelajaran (context), masukan (input), proses (process)
matematika yang menyeluruh menggunakan dan hasil (product). Komponen konteks
(context) dapat membantu dalam kebutuhan
43
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM, VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2014 ISSN : 2339-2444
44
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM, VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2014 ISSN : 2339-2444
LAMPIRAN
Tabel 2. Desain Evaluasi Proses Pembelajaran Matematika
guru dan siswa dalam dalam proses b) Diskusi RPP, LKS, Buku, Media
proses pembelajaran pembelajaran c) Wawancara Pembelajaran, evaluasi
matematika matematika. b) Siswa a) Observasi Aktivitas siswa dan hasil
b) Kesiapan siswa b) dokumen pembelajaran
dalam proses
pembelajaran
matematika.
4 Mengetahui hubungan a) Kesesuaian antara a) Tutor a) Dokumen Terlaksananya proses
proses belajar RPP dengan b) Wawancara belajar mengajar dan
mengajar dengan proses belajar. c) Diskusi sesuai dengan komponen
program pembelajaran b) Kesesuaian antara d) observasi pembelajaran.
matematika kejar paket materi yang b) Siswa a) Observasi Tanggapan tentang
B. diajarkan dengan b) angket terlaksananya proses
RPP. belajar mengajar.
c) Kesesuian antara c) Pengel a) Wawancar Kelancaran
media ola a penggunaan/penerapan
pembelajaran Kejar b) diskusi komponen pembelajaran.
dengan Paket
kompetensi. B
d) Pengelolahan
kelas.
e) Kesesuian antara
strategi dengan
RPP.
f) Kesesuaian antara
strategi dengan
kompetensi.
48
http://jurnal.unimus.ac.id