Anda di halaman 1dari 7

JKPM, VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2014 ISSN : 2339-2444

DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN


MODEL CIPP PADA KEJAR PAKET B

Venissa Dian Mawarsari1, Martyana Prihaswati2


1
FMIPA, Universitas Muhammadiyah Semarang
email: venissa@unimus.ac.id
2
FMIPA, Universitas Muhammadiyah Semarang
email: martyana@unimus.ac.id

ABSTRAK
Evaluasi proses pembelajaran matematika yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran secara menyeluruh, tentunya tidak sekedar dilakukan oleh guru saja.
Namun proses evaluasi dilakukan oleh seluruh masyarakat sekolah yang berada pada
lingkungan tersebut. Diantaranya oleh : kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, tenaga
kependidikan dan lingkungan sekitar sekolah. Untuk menghasilkan proses evaluasi
pembelajaran matematika yang maksimal dan sesuai dengan tujuan evauasi maka perlu
adanya perencanaan dan desain evaluasi proses pembelajaran matematika secara
matang. Proses evaluasi pembelajaran tidak hanya pada sekolah formal namun pada
sekolah nonformal dalam hal ini khusus pada kejar paket B, dimana perlu adanya
evaluasi pembelajaran matematika. Hal ini dikarenakan pada proses pembelajaran
matematika pada kejar paket B masih terkesan seadanya. Sehingga perlu adanya
perencanaan dan desain evaluasi proses pembelajaran matematika yang menggunakan
model CIPP (Context, Input, Process, Product), dengan objek evaluasi adalah
pengelola, tutor/guru matematika, dan siswa kejar paket B.
.

Kata Kunci: Desain evaluasi pembelajaran matematika, Model CIPP.


proses pembelajaran tentunya harus ada
PENDAHULUAN
evaluasi mengenai proses pembelajaran yang
Perubahan kurikulum yang telah terjadi di telah berlangsung sebelumnya. Sehingga
Indonesia sejak di rumuskan pertama kali untuk mengevaluasi proses pembelajaran
pada tahun 1947 dengan menteri pendidikan perlu perencanaan secara mendalam
dan pengajaran adalah Mr. Soewandi, mengenai tujuan evaluasi hinggga hasil akhir
selanjutnya berganti-ganti dengan kurikulum yang akan dievaluasi. Proses evaluasi
1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, pembelajaran tidak sekedar dilakukan pada
kurikulum 1994, kurikulum 2004 (KBK), pendidikan formal saja, namun pada
kurikulum 2006 (KTSP) hingga yang pendidikan nonformal juga perlu ada evaluasi
sekarang ini adalah kurikulum 2013. Hingga proses pembelajaran guna merencanakan
sekarang adanya wacana untuk kembali pada pembelajaran yang lebih baik. Apalagi
kurikulum KTSP. Tentunya perubahan keberadaan pendidikan nonformal tidak
tersebut merupakan hasil evaluasi kurikulum begitu diketahui oleh banyak masyarakat.
yang sebelumnya telah berjalan dan Pendidikan nonformal memiliki cakupan
merupakan hasil riset yang telah dilaksanakan yang luas, misalnya : kejar paket A, B, C,
oleh peneliti mengenai keterlaksanaan home schooling hingga pondok pesantren.
kurikulum tersebut. Sehingga harapan dari Sering sekali masyarakat tidak
masyarakat tentunya adalah agar pendidikan memperhatikan pendidikan nonformal, hanya
di Indoensia menjadi lebih baik. sebagian kecil saja masyarakat indonesia
Upaya peningkatan proses pembelajaran, memperhatikan perkembangan dari
tentunya dilakukan oleh seluruh masyarakat pendidikan nonformal. Hal ini membuat
yang berada pada lingkungan pendidikan, pendidikan nonformal sering tersisihkan dan
termasuk di dalamnya guru, siswa, orang tua tidak diperhatikan oleh pemerintah. Padahal
siswa, kepala sekolah hingga tenaga banyak sekali permasalahan yang ada di
kependidikan. Untuk melakukan perbaikan pendidikan nonformal. Salah satunya proses
42
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM, VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2014 ISSN : 2339-2444

pembelajaran matematika yang terkesan model CIPP pada kejar paket B kota
sedanya. Semarang.
Matematika sebagai mata pelajaran yang Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
sering kali terkait oleh bidang ilmu lain, mengetahui desain evaluasi proses
misalnya : ekonomi, teknik, kesehatan dan pembelajaran menggunakan model CIPP pada
ilmu lain, maka matematika perlu di ajarkan kejar paket B kota Semarang. Sehingga dari
pada setiap individu. Dalam pekerjaan desain yang telah dirancang dapat
ataupun kehidupan sehari-hari tanpa kita dimanfaatkan untuk melakukan proses
sadari matematika berperan didalamnya. evaluasi pembelajaran matematika pada kejar
Misalnya : para pedagang yang ada di pasar paket B kota semarang secara menyeluruh.
sering menghitung jumlah laba ataupun
transaksi jual beli, itu merupakan bagian dari KAJIAN LITERATUR
matematika pula. Sehingga semua kalangan Stufflebeam dkk (1971) berpendapat
harus belajar matematika. Betapa pentingnya bahwa evaluasi merupakan proses
mempelajari matematika berbanding terbalik menggambarkan, memperoleh, dan
mengenai motivasi siswa dalam mempelajari menyajikan informasi yangberguna untuk
matematika. menilai alternatif keputusan (Daryanto, 2008:
Matematika yang dinilai terlalu banyak 2). Sedangkan Grondlund dan Linn (1990)
hitung-hitungan yang rumit bagi siswa mengatakan bahwa evaluasi pembelajaran
sekolah dasar dan objek matematika yang adalah suatu proses mengumpulkan,
absatrak menjadikan siswa tidak antusias menganalisis dan menginterpretasi informasi
dalam belajar matematika. Ditambah dengan secara sistematik untuk menetapkan sejauh
proses pembelajaran yang monoton, serta cara mana ketercapaian tujuan pembelajaran.
penyampaian seorang guru yang tidak Banyak sekali definisi mengenai evaluasi
menyenangkan membuat siswa tidak namun berdasarkan berbagai definisi
termotivasi belajar matematika. Hal terseut mengenai evaluasi dan evaluasi pembelajaran,
ternyata masih berlaku di pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi
matematika kejar paket B. Sehingga proses pembelajaran adalah merupakan suatu proses
pembelajan yang monoton berdampak pada mengumpulkan, menganalisis dan
kehadiran siswa kejar paket B yang rendah. menginterpretasi informasi secara sistematik
Untuk memperbaiki proses pembelajaran untuk menilai sejauh mana ketercapaian
tersebut perlu adanya penggunaan model kompetensi dan tujuan pembelajaran yang
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan telah ditetapkan. Upaya tersebut dilakukan
siswa kejar paket B. Oleh karena itu, perlu untuk memperbaiki proses pembelajaran
adanya evaluasi pembelajaran matematika sehingga secara maksimal dapat mencapai
pada kejar paket B. kompetensi dan tujuan pembelajaran.
Proses evaluasi tentunya tidak hanya Evaluasi proses pembelajaran wajib dilakukan
sekedar evaluasi berdasarkan nilai yang oleh seorang guru dalam berbagai mata
diperoleh siswa dalam proses pembelajaran, pelajaran atau bidang ilmu serta diberbagai
namun proses evaluasi hendaknya dilakukan jenjang pendidikan
secara menyeluruh aspek pembelajaran, yaitu Model evaluasi dalam bidang
dari askpek konteks, input, proses dan produk pendidikan sekarang ini telah banyak
atau hasil pembelajaran matematika. Selain dikembangkan. Salah satunya adalah model
intu proses evaluasi juga dikenakan kepada CIPP yang pertama kali direkomendasikan
seluruh masyarakat sekolah, diantaranya: oleh Sufflebeam (2003) pada tahun 1970.
pengelola kejar paket, tutor atau guru Model ini memberikan gambaran yang jelas
matematika dan siswa kejar paket. Untuk dan terstruktur dalam mengevaluasi
memperoleh hasil evaluasi pembelajaran yang keberhasilan atau kegagalan suatu program
maksimal, maka diperlukan desain atau (Hidayati, 2010).
perencanan evaluasi pembelajaran yang baik. Model CIPP memiliki komponen
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti khusus dalam evaluasi yaitu konteks
mendesain evaluasi proses pembelajaran (context), masukan (input), proses (process)
matematika yang menyeluruh menggunakan dan hasil (product). Komponen konteks
(context) dapat membantu dalam kebutuhan
43
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM, VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2014 ISSN : 2339-2444

pengajar untuk mengidentifikasi proses keempat evaluasi model CIPP dapat


pembelajaran dan kebutuhan masyarakat. digambarkan dengan diagram berikut.
Masukan (input) adalah komponen evaluasi
yang dapat menentukan suatu perencanaan
terbaik dalam mengetahui kebutuhan. Proses
adalah komponen evaluasi yang menjaga
proses perencanaan dan hambatannya, serta
mengidentifikasi rencana kebutuhan
pengelola. Sedangkan hasil (product) adalah
komponen evaluasi yang dapat diukur dan
dinilai hasil keluarannya serta dapat
diperkirakan mengenai manfaat, nilainya,
signifikan dan peluangnya (Zhang, 2011).
Model CIPP, sesuai dengan namanya Gambar 1. Komponen Evaluasi Model CIPP
terdiri dari empat jenis kegiatan evaluasi, Sumber :Sufflebeam (2003)
yaitu:
a) Evaluasi konteks (context), menilai Evaluasi model CIPP bermaksud
kebutuhan, masalah, asset dan peluang membandingkan kinerja dari berbagai
guna membantu pembuat kebijakan dimensi program dengan sejumlah kriteria
menentapkan tujuan dan prioritas serta tertentu, untuk akhirnya sampai pada
membantu pengguna lain dalam deskripsi dan judgment mengenai kekuatan
mengetahui tujuan, peluang dan hasilnya; dan kelemahan program yang dievaluasi
b) Evaluasi masukan (input), dilaksanakan (Anonim, 2013). Artinya model CIPP
untuk menilai alternatif pendekatan, mengevaluasi seluruh aspek yang
rencana tindakan, rencana staf dan mempengaruhi suatu keterlaksanaan suatu
pembiayaan bagi kelangsungan program program baik dalam konteks, masukan proses
dalam memenuhi kebutuhan kelompok hingga keluarannya. Kata CIPP merupakan
sasaran serta mencapai tujuan yang komponen utama dalam objek evaluasi pada
ditetapkan. Evaluasi ini berguna bagi model ini. Kompenen tersebut saling terkait
pembuat kebijakan untuk memilih satu sama lain sehingga dalam model CIPP
rancangan, bentuk pembiayaan, alokasi memandang kegiatan atau program yang
sumberdaya, pelaksanaan dan jadwal dievaluasi merupakan sebuah sistem.
kegiatan yang paling sesuai bagi Menurut Widoyoko (2010) model
kelangsungan program; evaluasi CIPP lebih komprehensif diantara
c) Evaluasi proses (process), digunakan model evaluasilainnya, karena objek evaluasi
untuk menilai implementasi dari rencana tidak hanya pada hasil semata tetapi juga
yang telah ditetapkan guna membantu mencakup konteks, masukan, proses, dan
para pelaksana dalam menjalankan hasil. Selain kelebihan tersebut, di satu sisi
kegiatan dan kemudian akan dapat model evaluasi ini juga memiliki
membantu kelompok pengguna lainnya keterbatasan, antara lain penerapan model ini
untuk mengetahui kinerja program dan dalam bidang program pembelajaran dikelas
memperkirakan hasilnya; mempunyai tingkat keterlaksanaan yang
d) Evaluasi hasil (product), dilakukan kurang tinggi jika tidak adanya modifikasi.
dengan tujuan mengindentifikasi dan Tujuan evaluasi program model CIPP
menilai hasil yang dicapai, diharapkan, adalah untuk keperluan pertimbangan dalam
dan tidak diharapkan dalam waktu pengambilan sebuah keputusan/kebijakan.
jangka pendek dan jangka panjang, baik Fungsi dari evaluasi model CIPP
bagi pelaksana kegiatan agar dapat adalah membantu penanggung jawab
memfokuskan diri dalam mencapai program tersebut (pembuat kebijakan) dalam
sasaran program meupun bagi pengguna mengambil keputusan apakah meneruskan,
lain dalam menghimpun upaya untuk modifikasi, atau menghentikan program dan
memenuhi kebutuha kelompok sasaran apabila tujuan yang ditetapkan program telah
(Sufflebeam, 2003). Sehingga dari mencapai keberhasilannya, maka ukuran

44
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM, VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2014 ISSN : 2339-2444

yang digunakan tergantung pada kriteria dalam pembelajaran matematika dan


yang telah ditetapkan sebelumnya. sistem kualifikasi persyaratan calon
Berikut langkah-langkah dalam siswa kejar paket B. Selain itu evaluasi
pelaksanaan evaluasi model CIPP, ini juga terkait dengan komptensi yang
diantaranya: menetapkan keputusan yang dimiliki pendidik dalam proses
akan diambil, menetapkan jenis data yang pembelajaran matematika.
diperlukan, pengumpulan data, menetapkan c) Evaluasi proses, dilakukan untuk
kriteria mengenai kualitas, menganalisis dan mengevaluasi keterlaksanaan program
menginterpretasi data berdasarkan kriteria, yang telah di rancang oleh lembaga
dan memberikan informasi kepada pihak dalam pembelajaran matematika kejar
penanggungjawab program atau pengambil paket B. Dalam evaluasi proses ini
keputusan untuk menentukan kebijakan. terdapat pula evaluasi mengenai
Ada beberapa kelebihan dan kelemahan perangkat pembelajaran, model
jika dilihat dan dibandingkan dengan model pembelajaran, fasilitas pembelajaran,
evaluasi lainnya. Kelebihan model CIPP, keterlaksanaan proses pembelajaran.
antara lain : merupakan sistem kerja yang d) Evaluasi hasil dilakukan untuk
dinamis; memiliki pendekatan yang bersifat mengevaluasi hasil belajar siswa kejar
holistik dalam proses evaluasinya yang paket B dalam proses pembelajaran
bertujuan memberikan gambaran yang detail matematika serta keberlangsungan
dan luas terhadap suatu proyek, mulai dari lulusan kejar paket B.
konteks hingga saat proses implementasinya;
dapat melakukan perbaikan selama program METODE PENELITIAN
berjalan maupun dapat memberikan Proses dalam merencanakan evaluasi
informasi final; dan lebih komperenhensif pembelajaran matematika kejar paket B kota
dari model lainnya. semarang, tahapan peneliti adalah
Sedangkan kelemahan Model CIPP a) Observasi awal, dilakukan untuk
adalah tidak terlalu mementingkan mengetahui kondisi awal dan melakukan
bagaimana proses seharusnya daripada koordinasi dengan pengelola kejar paket
kenyataan yang sedang berlangsung, kurang B.
adanya modifikasi juga berdampak pada b) Menyusun tujuan dan kompetensi yang
tingkat keterlaksanaan yang kurang tinggi, hendak dicapai dalam evaluasi
cenderung fokus pada rational management pembelajaran matematika pada kejar
daripada mengakui realita yang ada, terkesan paket B.
top down dengan sifat manajerial dalam c) Menentukan objek penelitian pada kejar
pendekatannya dan bila diterapkan secara paket B, yaitu : pengelola PKBM, tentor
terpisah (partial) akan melemahkan ide matematika, siswa dan kondisi
dasar. lingkungan pada saat proses
Penerapan model CIPP dalam kegiatan pembelajaran matematika.
evaluasi pembelajaran matematika d) Merumuskan instrumen penelitian yang
menggunakan model CIPP dalam penelitian berupa : lembar pertanyaan bagi
ini terdiri atas empat evaluasi, yaitu: pengelola PKBM, lembar pertanyaan
a) Evaluasi konteks, dilakukan untuk bagi tentor, lembar observasi pelajaran
mengevaluasi kebutuhan kegiatan kejar matematika, dan lembar respon siswa
paket B dalam proses pembelajaran terhadap pembelajaran matematika.
matematika nonformal di Semarang dan e) Validasi instrumen oleh ahli.
mengevaluasi permasalahan- Proses evaluasi pembelajaran
permasalahan yang terjadi di lapangan matematika yang menggunakan model CIPP
dalam baik pada saat proses memuat 4 aspek yaitu : konteks, masukan,
pembelajaran berlangsung ataupun di proses dan hasil. Sehingga seluruh instrumen
luar proses pembelajaran namun terbatas yang digunakan dalam proses evaluasi
pada lingkup lingkungan sekitar tempat memuat keempat aspek tersebut.
pelaksanaan kejar paket B setempat.
b) Evaluasi masukan, dilakukan untuk
mengevaluasi input siswa kejar paket B
45
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM, VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2014 ISSN : 2339-2444

HASIL DAN PEMBAHASAN kepada pengelola dan tutor. Lembar


Hasil penelitian dalam mendesain angket juga mencakup empat aspek
evaluasi proses pembelajaran matematika evaluasi yang telah ditentukan, yaitu
pada kejar paket B kota semarang dilakukan evaluasi konteks, evaluasi masukan,
dengan koordinasi awal terhadap dinas PNFI evaluasi proses dan evaluasi hasil. Serta
semarang untuk menenukan sampel penelitian angket juga tidak terlepas dari tujuan
dan melakukan observasi awal terhadap yang telah ditentukan pada desain
sampel penelitian. Proses selanjutnya adalah evaluasi pembelajaran matematika di
menyusun tujuan dan kompetensi yang atas.
hendak dicapai dalam evaluasi pembelajaran d) Lembar observasi, digunakan peneliti
matematika pada kejar paket B kota untuk keterlaksanaan proses
Semarang. Tujuan umum dalam pelaksanaan pembelajaran yang telah di tetapkan oleh
evaluasi pembelajaran matematika pada kejar pengelola dan tutor dalam proses
paket B adalah untuk mengetahui pembelajaran matematika. Selain itu
keterlaksanaan dan kesesuaiaan proses lembar observasi juga dilakukan untuk
pembelajaran matematika dengan tujuan atau mengkroscek jawaban dari pertanyaan-
kompetensi yang hendak dicapai. pertanyaan yang telah diajukan kepada
Berdasarkan tabel desain evaluasi di atas, pengelola dan tutor matematika. Pada
maka untuk melakukan evaluasi, peneliti lembar observasi tidak menggunakan
menyusun instrumen evaluasi yang berupa: skala penilaian, namun yang digunakan
a) lembar pertanyaan bagi pengelola adalah lembar observasi diskripsi
PKBM, yang digunakan untuk pengamatan. Sehingga dari kerangka
mewawancarai pengelola PKBM observasi yang telah disusun, observer
terhadap pelaksanaan proses dapat secara bebas untuk
pembelajaran matematika yang selama mendeskripsikan hasil temuannya di
ini berlangsung pada kejar paket B. Pada lapangan. Lembar pengamatan seperti ini
lembar pertanyaan tersebut memuat 4 tentunya memerlukan pengamat yang
aspek evaluasi, yaitu : evaluasi konteks, memang ahli dibidangnya. Hal tersebut
evaluasi masukan, evaluasi proses dan dikarenakan untuk menghindari penilaian
evaluasi hasil. Lembar pertayanaan yang yang tidak subyektif. Aspek yang
dibuat memenuhi tujuan yang hendak diamati adalah perangkat pembelajaran
dicapai pada tabel desain di atas. yang digunakan tutor, media
b) Lembar pertanyaan bagi tutor pembelajaran yang digunakan,
matematika, yang digunakan untuk keterlaksanaan proses pembelajaran yang
mewawancarai tutor matematika kejar berlangsung, evaluasi hasil pembelajaran
paket B. Lembar pertanyaan ini berisi matematika, dan perilaku siswa pada saat
pertaynyaan terhadap seluruh aspek proses pembelajaran matematika
proses pembelajaran matematika, dari berlangsung.
kurikulum yang digunakan, perangkat
pembelajaran, media pembelajaran, SIMPULAN DAN SARAN
strategi atau model pembelajaran, hingga Kesimpulan yang diperoleh dari
hasil belajar siswa kejar paket B. Semua penelitian tersebut adalah dalam
pertanyaan mengarah pada tujuan yang meningkatkan proses pembelajaran yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dimana berkualitas tentunya perlu adanya evaluasi
keseluruhannya juga memuat seluruh proses pembelajaran yang dimulai dengan
aspek evaluasi konteks, evaluasi mendesain evaluasi proses pembelajaran
masukan, evaluasi proses dan evaluasi matematika pada kejar paket B menggunakan
hasil. model CIPP yang terdiri dari evaluasi konteks
c) Lembar angket bagi siswa kejar paket B, (context), evaluasi masukan (Input), evaluasi
yang digunakan untuk mengetahui proses (Process) dan evaluasi hasil (Product).
keterlaksanaan proses pembelajaran yang Evaluasi tersebut dilakukan dengan tujuan
telah berlangsung selama ini dan untuk umum dalam pelaksanaan evaluasi
mengkonfirmasi jawaban atas pembelajaran matematika pada kejar paket B
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah untuk mengetahui keterlaksanaan dan
46
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM, VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2014 ISSN : 2339-2444

kesesuaiaan proses pembelajaran matematika Stufflebeam, D.I., H McKee dan B Mc Kee.


dengan tujuan atau kompetensi yang hendak 2003. The CIPP Model for Evaluation,
dicapai. Sehingga harapan dari desain Paper presented at the 2003 Annual
evaluasi pembelajaran ini dapat dilakukan Conference of the Orengon Program
untuk mengetahui ketercapaian tujuan Evaluation Network (OPEN). Portland,
pembelajaran yang telah ditetapkan oleh Oregon.
pengelola kejar paket B.
Widoyoko, Eko P. 2010. Model Evaluasi
CIPP (Context, Input, Process,
DAFTAR PUSTAKA
Product). Di
Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta unduhhttp://dinarpratama.wordpress.co
: Rineka Cipta. m/2010/11/20/model-evaluasi-cipp-
Grondlund dan Linn. 1990. Measurement and context-input-process-product/ tanggal
Evaluation in Teaching. Sixth Edition. 6 Sempetmber 2014.
New York : Macmillan Publishing Zhang, Guili, et.al. 2011. Using the Context,
Company. Input, Process, and Product Evaluation
Hidayati, Abna. 2010. Evaluasi Pemanfaatan Model (CIPP) as a Comprehensive
Program Information Communication Framework to Guid the Planning,
Technology (ICT) Menggunakan Implementation, and Assessment of
Model CIPP Pada Sekolah Menengah Service-learning Programs. Journal of
Di Kota Padang. Jurnal Ilmiah Ilmu Higher Education Outreach and
Pendidikan. 10(2) : 76 – 80. Engagement, Vol. 15 No. 4. p.57.

LAMPIRAN
Tabel 2. Desain Evaluasi Proses Pembelajaran Matematika

Informasi yang Sumber


No Indikator Alat Keterangan
dibutuhkan Data
1 Mengetahui tujuan dan a) Tujuan a) Tutor a) Observasi Indentifikasi hambatan
hambatan dalam pembelajaran b) Diskusi dalam proses pembelajaran
pelaksanaan proses matematika dalam c) Wawancara matematika dan upaya
pembelajaran perangkat penyelesaian oleh tutor
matematika pada kejar pembelajaran
paket B b) Upaya pengelola
dalam b) Siswa angket Indentifikasi hambatan
menyelesaikan dalam proses pembelajaran
hambatan matematika dan upaya
penyelesaian yang
diberikan oleh pihak
pengelola atau tutor
c) Pengel a) Diskusi Indentifikasi hambatan
ola a) Wawancara dalam proses pembelajaran
kejar matematika dan upaya
paket B penyelesaian oleh
pengelola
2 Mengetahui a) Kompetensi dasar a) Tutor a) Observasi Keterlaksanaan
keefektifan tercapai sesui b) Diskusi pembelajaran
model/metode/strategi dengan KKM. c) Wawancara
pembelajaran yang b) Keterlaksanaan b) Siswa a) Angket Sikap siswa, tanggapan
dipilih dan strategi b) Dokumen siswa terhadap strategi
dipergunakan guru pembelajaran. nilai yang diterapkan
c) Pengel a) Wawancara a) Kelancaran strategi
ola b) Diskusi yang diterapkan
kejar b) Tanggapan terhadap
paket B trategi yang diterapkan
3 Mengetahui persiapan a) Kesiapan guru a) Tutor a) Observasi Ketersediaan Silabus,
47
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM, VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2014 ISSN : 2339-2444

guru dan siswa dalam dalam proses b) Diskusi RPP, LKS, Buku, Media
proses pembelajaran pembelajaran c) Wawancara Pembelajaran, evaluasi
matematika matematika. b) Siswa a) Observasi Aktivitas siswa dan hasil
b) Kesiapan siswa b) dokumen pembelajaran
dalam proses
pembelajaran
matematika.
4 Mengetahui hubungan a) Kesesuaian antara a) Tutor a) Dokumen Terlaksananya proses
proses belajar RPP dengan b) Wawancara belajar mengajar dan
mengajar dengan proses belajar. c) Diskusi sesuai dengan komponen
program pembelajaran b) Kesesuaian antara d) observasi pembelajaran.
matematika kejar paket materi yang b) Siswa a) Observasi Tanggapan tentang
B. diajarkan dengan b) angket terlaksananya proses
RPP. belajar mengajar.
c) Kesesuian antara c) Pengel a) Wawancar Kelancaran
media ola a penggunaan/penerapan
pembelajaran Kejar b) diskusi komponen pembelajaran.
dengan Paket
kompetensi. B
d) Pengelolahan
kelas.
e) Kesesuian antara
strategi dengan
RPP.
f) Kesesuaian antara
strategi dengan
kompetensi.

48
http://jurnal.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai