Anda di halaman 1dari 7

ASKEP TRANSKULTURAL NURSING

Oleh :

Ana Ribka Sarlota Huninhatu

2020.01.002

PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN TK.2

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH

SURABAYA

2021

1
ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

1. Faktor budaya yang mempengaruhi kesehatan


Klien nama Ny. W, 30 tahun, Islam, SMP, petani, suku jawa,
diagnosis medis abortus. Klienhamil 12 minggu, klien sangat
mengharapkan memiliki anak. Klien mengeluh mengalami
perdarahan dan perut mulas-mulas selama 3 hari. Klien dianjurkan
untuk kuretase. Klienmemeriksakan kehamilannya di dukun dan
berencana akan melahirkan di sana. Klienmendapat informasi
tentang kehamilan dari mertua. Klien masih percaya pada sihir dan
hal-hal gaib, mereka percaya banyak anak banyak rejeki dan percaya
bahwa abortus merupakan perbuatan dosa. Setelah didiagnosis
abortus, klien tidak menerima dan merencanakan akan berobat ke
dukun. Mereka menganggap hal itu akibat ibunnya melanggar
pantangan dalammenyediakan sesaji. Hubungan kekerabatan yang
lebih dominan adalah pihak laki-laki, pola pengambilan keputusan
dipihak laki-laki. Pantangan makanan jatung pisang, gurita dan air
kelapa sedangkan suaminya pantang memanjat pohon kelapa atau
pohon yang tinggi. Aturandan kebijakan diatur oleh pemuka agama
dan para santri. Ada tabungan yang sudahdipersiapakan oleh
keluarga untuk persalinan
2. Asuhan Keperawatan Transkultural Nursing
A. Pengkajian
1) Faktor Teknologi
Klien memeriksakan kehamilannya di dukun dan
berencana akan melahirkan disana, Klien mendapat
informasi tentang kehamilan dari mertua, Klien
mengeluhmengalami perdarahan dan perut mulas-
mulas selama 3 hari. Klien biasa berobatkedukun,
Klien masih percaya pada sihir dan hal-hal gaib
2) Faktor agama dan filsafah hidup

2
a) Agama yang diatut yaitu agama islam
b) Kebiasaan agama yang berdampak positif
terhadap kesehatan menurut aturanyang dibuat
oleh pemuka agama dan para santri bahwa
bagi para laki-laki yangistrinnya hamil
dilarang memanjat pohon kelapa atau pohon
tinggi.
c) Klien dan keluarga percaya bahwa banyak
anak banyak rejeki dan percaya bahwa abortus
perbuataan dosa sehingga klien merencanakan
akan berobatkedukun. Klien masih
mempercayai adanya hal-hal mistik, seperti
tidak bolehmemakan jantung pisang , gurita
dan air kelapa sedangkan suaminya
pantanguntuk memanjat pohon kelapa atau
pohon yang tinggi.
3) Faktor sosial dan keterkaitan kekeluargaan
a) Nama lengkap : Ny. W
b) Nama panggilan : Ny. W
c) Umur : 30 tahun
d) Jenis kelamin : perempuan
e) Status : sudah menikah
f) Tipe keluarga : intim (tinggal sekeluarga
tanpa ada keluarga lain)
g) Pengambilan keputusan dalam anggota
keluarga : ada pada pihak laki-laki
4) Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup
a) Makanan pantangan yaitu jatung pisang,
gurita dan air kelapa
b) Persepsi sehat sakit berhubungan dengan
aktifitas sehari-hari, yaitu:

3
 Pasien memeriksakan kehamilannya
didukun dan berencana akan
melahirkan disana.
 Pasien mmengeluh mengalami
perdarahan selama 3 hari dan juga
mulasmulas, pasien dianjurkan
kuretase.
5) Faktor politik
Kebijakan dan peraturan RS, yaitu:
a) Alasan mereka datang ke RS
Karena pasien mengeluh nyeri dibagian perut
dan mules-mules serta mengalami perdarahan.
b) Kebijakan yang didapat di RS
Klien disuruh melakukan kuretase karena
pasien didiagnosa abortus
6) Faktor ekonomi
a) Pekerjaan
Klien bekerja sebagai petani
b) Sumber biaya pengobatan
Klien dan keluarga telah menyiapkan
tabungan untuk persalinan klien
c) Sumber ekonomi yang dimanfaatkan klien
Klien menggunakan tabungannya untuk biaya
bersalin
7) Faktor pendidikan
a) Pasien hanya pendidikan akhirnya hanya SMP
b) Setelah didiagnosis abortus, klien tidak
menerima dan merencanakan akan berobat ke
dukun. Kemampuan klien masih minim
karena masih percaya hal-hal gaib daripada
medis

4
3. Diagnose keperawatan
a) - Klien mengatakan bahwa klien lebih memilih untuk berobat
kembali ke dukun setelah disarankan untuk kuretase dan
menganggap itu adalah perbuatan dosa.
- Masalah keperawatan : Ketidakpatuhan dalam
pengobatan
b) - Klien mendapat informasi tentang kehamilan dari
mertuanya.
- Klien percaya ibunya melanggar pantangan dalam sesaji.
- Hubungan kekerabatan yang lebih dominan adalah laki-
laki.
- Aturan dan kebijakan lebih diatur oleh pemuka agama
dan para santri.
- Makanan pantangan untuk perempuan adalah jantung
pisang, gurita dan air kelapa
- Masalah keperawatan : Gangguan interaksi sosial
c) - Klien percaya dengan sihir dan hal-hal gaib.
- Pasien tidak percaya dan tidak menerima diagnosa dari
dokter.
- Klien mempunyai pantangan makan jantung pisang, gurita
Kurang pengetahuan dan air kelapa
- masalah keperawatan : Kurang pengetahuan
4. Diagnose
a) Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan
sistem nilai yang diyakini.
b) Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan disorientasi
sosiokultur
c) Kurang penngetahuan berhubungan dengan kepercayaan dan
sistem nilai yang dianut
d) klien tentang aborsi.

5
5. Renana keperawatan
Tujuan :
a) Setelah diberikan askep selama (3 x 24 jam) diharapkan klien
mau patuh alam mengikuti pengobatan, dengan KH :
 Klien bersedia untuk dilakukan kuretase.
 Klien menerima didiagnosa abortus oleh dokter
b) Setelah diberikan askep selama
( 3 x 24 jam) diharapkan Klien tidak mengalami gangguan
interaksi sosial. Dengan KH :
 Klien dan keluarga tidak mengalami kesalahpahaman
dalam hal kepercayaan.
 Klien dan keluarganya dapat memahami perbedaan
persepsi yang mendukung kesehhatan klien.
c) Setelah diberikan askep selama ( 3x 24 jam) diharapkan klien
memahami tentang penyakit yang dialaminya dan cara
penanganannya. Dengan KH :
 Klien bersedia dilakukan tinndakan kuretase.
 Klien mengetahui dan mengerti jenis makanan yang
dapat meningkatkan kondisi kesehatannya.
Rencana kegiatan :
a) Sebaiknya kita melakukan pendekatan dengan cara
restrukturisasi. Memberikan penjelasan dan pengertian,
bahwa abortus ini harus segera dilakukan jika tidak
dilakukan akan membahayakan dan merugikan kesehatan
dari klien sendiri.
b) Sebaiknya kita sebagai perawat melakukan pendekatan
kepada klien secara restrukturisasi, karena klien dan
keluarganya mempunyai sebuah pantangan makanan seperti
tidak boleh mengkonsumsi jantung pisang, gurita dan air
kelapa dimana pantangan tersebut sebenarnya bagus untuk
kesehatan klien yang baru mengalami abortus. Seperti
misalnya :

6
 Air kelapa bagus untuk klien yang mengalami
kekurangan cairan setelah mengalami perdarahan.
 Gurita mengandung protein dan sangat baik
dikonsumsi untuk menambah energi klien pasca
abortus.
 Jantung pisang
c) Kita sebagai perawat hendaknya melakukan pendekatan
secara negosiasi, dengan membantu klien mmemilih serta
menyarankan hal-hal yang dapat mendukung meningkatkan
derajat kesehatan klien. Sebagai contoh klien mempunyai
pantangan untuk
d) mengkonsumsi air kelapa dimana air kelapa itu sangat baik
bagi klien yang baru mengalami abortus dan kehilangan
cairan kita bisa menyarankan klien untuk lebih banyak
minum air putih dan cairan isotonic lainnya, gurita kita bisa
ganti dengan makanan berprotein lainnya seperti telur, ikan,
tahu dll. Sedangkan jantung ppisang kita bisa ganti dengan
buah apel, jeruk dll.

Anda mungkin juga menyukai