Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL NURSING PADA IBU

HAMIL PADA BUDAYA SUKU SUNDA

Dosen Pengampu: Zurriyatun Thoyibah, S.Kep., Ners., M.Kep

Oleh:
RAODIATUN
115STYC21

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP AKADEMIK
MATARAM
2023
KASUS :
Ny.Y umur 23 tahun, agama islam, pendidikan SMP, pekerjaan sebagai ibu rumah
tangga, klien menikah dengan Tn. S 26 tahun, agama islam, pendidikan SMA, pekerjaan
wiraswasta (penjaga toko), suku Sunda dan tinggal bersama mertuanya. Kehamilan ini
merupakan kehamilan yang pertama. Usia kehamilan 8 minggu. Ny.Y mendapat informasi
tentang kehamilan dari mertuanya. Ny.Y merasa pusing, lemas dan pucat selama 3 hari.
Kemudian Ny.Y memeriksakan keadaan dan kehamilannnya di rumah sakit. Setelah diperiksa
keadaannnya, seperti tensi, berat badan, tinggi badan, lingkar panggul, USG dan lain-lain.
Lalu, dokter memberi advis untuk cek darah yang dapat menunjang diagnosis ny.Y. Dari
hasil, pemeriksaan tersebut didapatkan bahwa kadar Hemoglobin (Hb)nya 8 mg/dl dan dari
hasil USG tersebut didapatkan bahwa bayi ny.Y adalah seorang perempuan dan sungsang.
Dokter menyimpulkan bahwa Ny.Y menderita anemia. Kemudian Dokter mengkaji pola
makan, istirahat, pola aktivitas dan lain-lainnya.
Dari hasil pengkajian tersebut, di daerahnya masih percaya pada sihir dan hal-hal
gaib. Pada saat istrinya hamil, suaminya maupun semua anggota keluarganya tidak boleh
membunuh binatang yang mengakibatkan nantinya anaknya lahir cacat dan didapatkan
pantangan makanan pada ibu hamil yang di yakini di daerahnya yaitu ibu hamil tidak boleh
makan ikan laut karena bisa menyebabkan Asinya menjadi Asin. Ny.Y sering mengkonsumsi
jamu yang dianjurkan mertuanya agar setelah bayinya lahir tidak amis. Kepercayaan tersebut
diyakini dan dipatuhi oleh mertua dan semua anggota keluarganya dari pihak laki-laki.
Dokter menganjurkan Ny.Y untuk mengurangi aktivitas yang berlebihan, sering berolahraga
(jalan-jalan), dianjurkan untuk melakukan senam hamil, istirahat yang cukup dan diberi obat/
vitamin penambah darah (Zat Besi). Dari hasil USG menyatakan bahwa bayi ny.Y sungsang
kemudian ny.Y dan mertuanya membawa ke dukun bayi untuk dipijatkan perutnya. Setelah
beberapa hari, keadaan ny.Y tidak membaik karena ny.Y tidak bisa atau jarang minum obat
yang diberikan oleh dokter. Akhirnya, ibu di rawat inap di RS. S.
Asuhan Keperawatan Transkultural Nursing
A. Pengkajian
1. Faktor Teknologi
Klien memeriksakan kehamilannya di dokter dan berencana akan melahirkan di
sana, Klien mendapat informasi tentang kehamilan dari mertua, Klien mengeluh
mengalami pusing, lemas dan pucat selama 3 hari. Klien biasa berobat ke dokter,
Klien masih percaya pada sihir dan hal-hal gaib pada saat wanita itu hamil.

2. Faktor agama dan filsafah hidup


a. Agama yang dianut yaitu agama islam
b. Kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan menurut aturan
yang dibuat oleh pemuka agama dan para santri bahwa bagi para laki-laki
yang istrinya hamil dilarang membunuh binatang.
c. Klien dan keluarga percaya bahwa membunuh binatang pada saat hamil bisa
membuat nantinya anaknya cacat (lahir tidak sempurna) klien merencanakan
akan berobat ke dokter. Klien masih mempercayai adanya hal-hal mistik,
seperti tidak boleh memakan ikan laut, sedangkan suaminya pantang untuk
membunuh binatang.

3. Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan


a. Nama lengkap : Ny. Y
b. Nama panggilan : Ny.Y
c. Umur : 23 tahun
d. Jenis kelamin : perempuan
e. Status : sudah menikah
f. Tipe keluarga : intim (tinggal sekeluarga tanpa ada keluarga lain)
g. Pengambilan keputusan dalam anggota keluarga : ada pada pihak laki-laki

4. Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup


a. Makanan pantangan yaitu ikan laut. Ny.Y makan habis dengan 1 porsi 3x
sehari. Ibu jarang makan buah. Ibu sesekali minum jamu agar anaknya tidak
bau amis pada saat melahirkan. Ny.Y pergi ke dukun bayi untuk
membenahkan keadaan kehamilannya yang letak sungsang. Suaminya tidak
boleh membunuh binatang yang mengakibatkan anaknya lahir cacat (tidak
sempurna)
b. Persepsi sehat sakit berhubungan dengan aktifitas sehari-hari, yaitu:
1) Pasien memeriksakan kehamilannya di dokter dan berencana akan
melahirkan disana. Pasien jarang minum vitamin, pasien jarang
berolahraga.
2) Pasien mengeluh mengalami pusing, lemas dan pucat selama 3 hari, pasien
dianjurkan untuk mengurangi aktivitas yang berlebihan, sering berolahraga
(jalan-jalan), dianjurkan untuk melakukan senam hamil, istirahat yang
cukup dan diberi obat/ vitamin penambah darah (Zat Besi).

5. Faktor politik
Kebijakan dan peraturan RS, yaitu:
a. Alasan mereka datang ke RS
Karena pasien mengeluh pusing, lemas, dan pucat selama 3 hari.
b. Kebijakan yang didapat di RS
Klien di periksa keadaannnya seperti tensi, berat badan, tinggi badan, lingkar
panggul, USG, cek darah dan disuruh untuk mengurangi aktivitas yang
berlebihan, sering berolahraga (jalan-jalan), dianjurkan untuk melakukan
senam hamil, istirahat yang cukup dan diberi obat/ vitamin penambah darah
(Zat Besi).

6. Faktor ekonomi
a. Pekerjaan
Klien bekerja sebagai ibu rumah tangga
b. Sumber biaya pengobatan
Klien dan keluarga telah menyiapkan tabungan untuk persalinan klien
c. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan klien
Klien menggunakan tabungannya untuk biaya bersalin

7. Faktor pendidikan
a. Pendidikan Ny.Y adalah SMP dan suaminya adalah SMA. Pekerjaan Ny.Y
adalah sebagai ibu rumah tangga dan suaminya sebagai wiraswasta (penjaga
toko).
b. Setelah di diagnosis anemia dan keadaan bayinya sungsang. Klien tidak
menerima dan merencanakan akan pergi ke dukun bayi. Kemampuan klien
masih minim karena masih percaya hal-hal gaib daripada medis

B. Analisa Data
No Data Masalah (P)
1. DS :
Klien mengatakan bahwa klien
lebih memilih untuk pergi ke
dukun bayi dan minum jamu
daripada minum obat setelah Ketidakpatuhan dalam pengobatan
disarankan untuk minum
vitamin secara teratur,
mengurangi aktivitas yang
berat, mengikuti senam hamil.
Ny.Y menganggap bahwa
minum jamu itu agar anaknya
tidak bau amis dan pergi ke
dukun bayi untuk membenahi
perutnya agar anaknya tidak
sungsang.
DO : -

2. DS :
• Klien mendapat informasi
tentang kehamilan dari
mertuanya. Gangguan interaksi sosial
• Klien percaya ibunya
melanggar pantangan dalam
sesaji.
• Hubungan kekerabatan yang
lebih dominan adalah laki-laki.
• Aturan dan kebijakan lebih
diatur oleh pemuka agama dan
para santri.
• Makanan pantangan untuk
perempuan adalah makan ikan
laut.
• Suami klien tidak boleh
membunuh binatang.
DO : -

3. DS :
• Klien percaya dengan sihir dan
hal-hal gaib.
• Pasien tidak percaya dan tidak
menerima diagnosa dari Kurang pengetahuan
dokter.
• Klien mempunyai pantangan
makan ikan laut.
• Klien minum jamu sesekali
supaya anaknya tidak amis.
DO :
• Pendidikan klien SMP.

C. Diagnosa
NO Diagnosa
1. Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
2. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan disorientasi sosiokultur
3. Kurang penngetahuan berhubungan dengan kepercayaan dan sistem nilai yang dianut
klien tentang kehamilan.
D. Analisa Data
No Data Masalah (P)
1. DS :
Klien mengatakan bahwa klien
lebih memilih untuk pergi ke
dukun bayi dan minum jamu
daripada minum obat setelah Ketidakpatuhan dalam pengobatan
disarankan untuk minum
vitamin secara teratur,
mengurangi aktivitas yang
berat, mengikuti senam hamil.
Ny.Y menganggap bahwa
minum jamu itu agar anaknya
tidak bau amis dan pergi ke
dukun bayi untuk membenahi
perutnya agar anaknya tidak
sungsang.
DO : -
2. DS :
• Klien mendapat informasi
tentang kehamilan dari
mertuanya. Gangguan interaksi sosial
• Klien percaya ibunya
melanggar pantangan dalam
sesaji.
• Hubungan kekerabatan yang
lebih dominan adalah laki-laki.
• Aturan dan kebijakan lebih
diatur oleh pemuka agama dan
para santri.
• Makanan pantangan untuk
perempuan adalah makan ikan
laut.
• Suami klien tidak boleh
membunuh binatang.
DO : -
3. DS :
• Klien percaya dengan sihir dan
hal-hal gaib.
• Pasien tidak percaya dan tidak
menerima diagnosa dari Kurang pengetahuan
dokter.
• Klien mempunyai pantangan
makan ikan laut.
• Klien minum jamu sesekali
supaya anaknya tidak amis.
DO :
• Pendidikan klien SMP.

E. Diagnosa
NO Diagnosa
1. Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
2. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan disorientasi sosiokultur
3. Kurang penngetahuan berhubungan dengan kepercayaan dan sistem nilai yang dianut
klien tentang.
F. Rencana Keperawatan
NO Dx Tujuan Rencana Kegiatan
1. 1 Setelah diberikan asuhan Melakukan pendekatan dengan cara
keperawatan selama (1x24 jam) Cultural Care Preserventation/
diharapkan klien mau patuh dalam Maintenance :
mengikuti pengobatan, dengan ▪ Memelihara komunikasi yang sedang
Kriteria Hasil: terjalin dengan baik (tanpa ada masalah
• Klien bersedia untuk minum karena budaya) antara klien dengan
vitamin, makan yang perawat maupun klien dengan dokter
mengandung zat besi seperti atau klien dengan tenaga kesehatan
ikan laut. lain.
• Klien menerima diagnosa ▪ Identifikasi perbedaan konsep antara
anemia dan letak sungsang perawat dan Ny. Y tersebut
oleh dokter. ▪ Perbedaan konsep perawat dan Ny.Y
terletak pada kepercayaan Ny.Y yang
masih percaya pada sihir dan hal-hal
gaib.
▪ Perawat harus tenang dan tidak
terburu-buru berinteraksi dengan Ny.Y.
Perawat bisa perlahan-lahan untuk
berkomunikasi dengan Ny.Y.
▪ Lalu perawat bisa mendiskusikan
perbedaan budaya yang dimilikinya
dengan Ny.Y yang masih percaya
kepada dukun serta sihir dan hal-hal
gaib.
2. 2 Setelah diberikan asuhan Melakukan pendekatan dengan cara
keperawatan selama (1x24 jam) Cultural Care Accomodation/ Negotiation :
diharapkan Klien tidak mengalami ▪ Bersikap tenang dan tidak terburu-buru
gangguan interaksi sosial. Dengan saat interaksi dengan klien, mencoba
Kriteria Hasil : memahami kebudayaan klien
• Klien dan keluarga tidak sepanjang tidak memperburuk proses
mengalami kesalahpahaman intra natal klien.
dalam hal kepercayaan. ▪ Perawat bisa menggunakan bahasa
• Klien dan keluarganya dapat yang mudah di pahami oleh Ny.Y
memahami perbedaan seperti bahasa sehari-harinya.
persepsi yang mendukung ▪ Kemudian dalam perencanaan
kesehatan klien. perawatan, perawat bisa melibatkan
keluarga Ny.Y seperti suami,ibunya
atau mertua Ny.Y.
▪ Jika konflik tidak terselesaikan,
lakukanlah negosiasi dengan Ny.Y
berdasarkan pengetahuan biomedis
perawat tersebut. Misalnya :
➢ Ikan Laut yang kaya akan Zat besi
yang berguna untuk pembentukan
myoglobin, yang membawa oksigen
ke jaringan otot dan hemoglobin
yang memberi oksigen ke darah dan
menjaga asupan yang cukup.
➢ Pergi ke dukun bayi, hal ini tidak di
benarkan karena memijat perut pada
saat kehamilan dapat mengakibatkan
hal yang membahayakan bayi yang
ada di dalam perutnya.
➢ Minum jamu, hal ini tidak dibenarkan
karena jamu mengandung campuran-
campuran / ramuan-ramuan yang
berbahaya yang bisa mengakibatkan
bayi menjadi kuning bahkan
meninggal dalam kandungan.
3. 3 Setelah diberikan asuhan Melakukan pendekatan dengan cara
keperawatan selama (1x24jam) Cultural Care Repartening /
diharapkan klien memahami Reconstruction:
tentang penyakit yang dialaminya o Memberikan informasi mengenai
dan cara penanganannya. Dengan kondisi klien dengan membantu klien
Kriteria Hasil : memilih serta menyarankan hal-hal
• Klien bersedia dilakukan yang dapat meningkatkan derajat
tinndakan kuretase. kesehatan klien. Sebagai contoh klien
• Klien mengetahui dan mempunyai pantangan untuk
mengerti jenis makanan yang mengkonsumsi makanan ikan laut
dapat meningkatkan kondisi dimana ikan laut itu sangat baik
kesehatannya. dikonsumsi karena mengandng zat besi
yang dibutuhkan oleh wanita hamil.
Kita bisa menyarankan klien untuk
lebih banyak makan daging, buncis,
sayuran hijau, kacang, kerang dan
produk padi yang diperkaya zat besi.
Sedangkan jamu bisa kita ganti dengan
vitamin dari buah-buahan maupun
resep dokter.
o Melibatkan keluarga untuk turut serta
memberikan pengertian kepada klien
bahwa makanan yang bergizi
membantu meningkatkan kondisi
kesehatannya.
o Selanjutnya perawat bisa memberikan
kesempatan pada Ny.Y untuk
memahami informasi yang telah
diberikan dan melakukannya.
o Lalu tentukan tingkat perbedaan Ny.Y
melihat dirinya dari budaya
kelompoknya sendiri.
o Kemudian gunakan pihak ketiga bila
perlu,seperti tetangga atau kerabat
dekat Ny.Y.
o Dan terjemahkan terminologi gejala
Ny.Y tersebut ke dalam bahasa
kesehatan yang mudah dipahami Ny.Y
dan orang tuanya.
o Terakhir berikan informasi pada Ny.Y
tentang sistem pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai