Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

KECERDASAN SPIRITUAL
KASUS MEDELEINE LEININGER

Disusun Oleh :
ANGGI YOHANA 142012018049

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2021
A. CASE STUDY

 Nama : Ny. Y

 Kerja : Ibu Rumah Tangga

 Nama Suami : Tn. K  

 Mereka tinggal dirumah berdua.

 Ekonomi mapan ( lebih dari cukup)

 Pendidikan : SD

 Suku : Jawa

 Agama : Islam

 Hamil dengan usia kandungan 3 bulan

 Tempat : Rs. Muhammadiyah Metro

 Saat ini Ny. Y sering mual dan muntah sehingga ia malas untuk makan karena
khawatir akan muntah-muntah lagi setelah makan, dan bingung cara mengurus
anak karena ia masih muda dan belum ada pengalaman menjadi seorang ibu.

 Ny. Y belum pernah memeriksakan kandungannya kepelayanan kesehatan karena


malas bepergian

 Saat melakukan pemeriksaan Ny. Y mengeluh pusing dan lemas terutama setelah
melakukan pekerjaan rumah tangga, seperti mencuci. Dari hasil pemeriksaan
ditemukan bahwa TD klien 90/70 mmHg, suhu 36,50C, RR 18x/menit, nadi
61x/menit, BB 41kg, TB 150 cm, klien tampak lemah dan pucat, rutin mandi 2
kali sehari.

 Ny. Y Pernah memiliki riwayat anemia. Dan hanya minum obat warung dan
tidur, Ny.y merasa sehat kembali sehingga tidak perlu datang ke pelayanan
kesehatan.

 Ny. Y menolak untuk transfusi darah karena ia dan keluarga nya percaya bahwa
menerima darah dari orang lain dilarang oleh agama.
1. Faktor sosial dan kekeluargaan (social and kinship factor)

 Klien biasa dipanggil Ny. Y oleh keluarganya. Klien seorang perempuan


berusia 19 tahun dengan status menikah. Klien berada di tahap perkembangan
keluarga dengan pasangan baru (beginning family). Pengambilan keputusan
dalam keluarga dipegang oleh suami. Klien dan suami rutin mengikuti
pengajian dan kegiatan masyarakat lainnya yang diadakan oleh
lingkungannya.

2. Aktor agama dan falsafah hidup

 Klien dan suaminya aktif di pengajian dan kegiatan masyarakat lainnya. Klien

menolak diberikan tranfusi darah karena meyakini bahwa menerima darah


dari orang lain dilarang oleh agama. Klien merasa sehat kembali sehingga
tidak perlu datang ke pelayanan kesehatan setelah minum obat warung dan
tidur.

3. Faktor teknologi

 Klien belum pernah memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan selama hamil.


Klien mengatakan yakin kandungannya baik-baik saja karena orang tuanya
dulu tidak pernah ke pelayanan kesehatan dan hasilnya baik-baik saja. Klien
hanya membeli obat di warung ketika pusing dan lemas karena setelah minum
obat warung dan tidur, klien merasa sehat kembali sehingga tidak perlu datang
ke pelayanan kesehatan. Klien pernah dibawa ke rumah sakit ketika
mengalami anemia. Klien menolak diberikan tranfusi darah karena meyakini
bahwa menerima darah dari orang lain dilarang oleh agama.

4. Faktor pendidikan

 Tn. X merupakan lulusan SMP dan Ny. Y lulusan SD. Klien pernah
mengalami anemia dan masuk rumah sakit. Namun klien tidak pernah mau
memeriksakan kesehatannya ke pelayanan kesehatan ketika mengalami gejala
anemia seperti pusing dan lemas.

5. Faktor ekonomi (Economical Factor)


 Klien tida bekerja. Suami klien bekerja sebagai tukang bengkel untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.

6. Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup

 Klien dan suaminya sama-sama berasal dari suku Jawa. Klien dan suaminya
menggunakan bahasa jawa dalam kehidupan sehari-hari. Klien mandi 2 kali
sehari. Klien makan segala jenis makanan. Tidak ada makanan pantangan
menurut kepercayaan klien selama hamil. Klien merasa mudah lelah setelah
melakukan aktivitas, seperti mencuci pakaian.

B. Masalah Keperawatan

1) Ketidakefektifan manajemen kesehatan (00078)

2) Resiko intoleran aktivitas (00094)

3) Defisien pengetahuan (00126)

4) Ansietas (00146)

5) Ketidakmampuan koping keluarga (00073)

C. Perencanaan dan Implementasi Keperawatan

1) Cultural Care Preserventation/maintenance

 Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang proses


pengobatan dan perawatan klien dengan riwayat anemia, meningkatkan
pengetahuan klien dan keluarga tentang kehamilan.

 Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinteraksi dengan klien.

 Diskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat

2) Cultural Care Accomodation/negotiation


 Kebiasaan Ny. Y tidak melakukan pemeriksaan kesehatan selama masa
kehamilan
a) Kaji pengetahuan klien tentang masa kehamilan
b) Ajarkan pada klien tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan
selama masa kehamilan
c) Anjurkan klien untuk memeriksakan kesehatannya ke posyandu
ibu hamil
d) Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
 Kebiasaan meminum obat dari warung tanpa konsultasi dengan petugas
kesehatan
a) Kaji pengetahuan klien tentang obat-obatan yang dikonsumsi dari
warung
b) Ajarkan pada klien tentang dampak negative dari mengkonsumsi
obat tanpa diagnosis yang benar
c) Anjurkan klien untuk memeriksakan kesehatannya ke posyandu
ibu hamil d. Berikan PENKES tentang efek mengkonsumsi obat-
obatan secara berlebihan bagi klien dan bayinya
 Ketidaksiapan klien menjadi ibu
a) Kaji pengetahuan klien tentang perubahan peran menjadi seorang
ibu
b) Ajarkan pada klien dan keluarga cara merawat kehamilan dan
peran menjadi orangtua
c) Anjurkan klien untuk memeriksakan kesehatannya ke posyandu
ibu hamil dan mendapatkan gambaran ibu-ibu yang mengurus
anaknya
d) Berikan PENKES tentang perubahan peran menjadi orang tua

3) Cultural Care Repartening/Recontruction

 Persepsi Ny. Y terhadap pemeriksaan riwayat kesehatan klien

a) Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang kondisi penyakit klien

b) Jelaskan pada klien tentang anemia

c) Jelaskn pada klien dan keluarga tentang keuntungan dan


kekurangan pemeriksaan kesehatan

d) Libatkan keluarga dalam edukasi terhadap Ny. Y

e) Jelaskan tentang alternatif pengobatan lain seperti minum obat


teratur, menjaga pola makan, tidak melakukan aktifitas berat.

 Persepsi Ny. Y terhadap tranfusi darah

a) Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang tranfusi darah

b) Jelaskan pada klien tentang tranfusi darah

c) Jelaskan pada klien dan keluarga tentang keuntungan dan


kekurangan pemberian tranfusi darah pada saat klien mengalami
anemia

d) Libatkan keluarga dalam edukasi terhadap Ny. Y

e) Jelaskan tentang alternatif pengobatan lain seperti menjaga pola


makan, tidak melakukan aktifitas berat, cukup tidur.

D. Evaluasi

 Ketidakpuasaan klien terhadap pelayanan kesehatan dari rumah sakit, karena


kurangnya pengetahuan klien teradap kesehatan kehamilannya dan cara merawat
bayinya nanti.

 Perawat yang kurang meyakinkan klien dalam pengambilan kepuusan transfusi


darah.

KESIMPULAN

 Teori Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan dipengaruhi oleh elemen-
elemen antara lain struktur sosial seeperti tekhnologi, kepercayaan dan faktor filosofi,
sistem sosial, nilai-nilai kultural, politik dan fakto-faktor legal, faktor-faktor ekonomi dan
faktor-faktor pendidikan. Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan,
bahasa dan sejarah etnis. Masing-masing sistem ini nerupakan bagian struktur sosial.
Pada setiap kelompok masyarakat terdapat pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada
dalam masyarakat, dan praktek-praktek yang merupakan baggian integral dari aspek
aspek struktur sosial.

 Dalam sunrise model, Leineinger menampilkan visualisasi hubungan antara berbagai


konsep yang signifikan. Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai
bentuk tindakan dari asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan.
Memberikan asuhan merupakan jantung dari keperawatan. Tindakan membantu
didefinisikan sebagai perilaku yang mendukung. Menurut Leineinger, bantuan semacam
ini baru dapat benar-benar efektif jika latar belakang budaya klien juga dipertimbangkan,
dan perencanaan serta pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.

 Budaya dan tingkat pendidikan sangat berperan penting dalam proses intervensi ini
sebagaimana disebutkan oleh Leininger bahwa budaya adalah pola dan nilai kehidupan
seseorang yang mempengaruhi keputusan dan tindakan. Diharapkan ketika perawat
mempelajari teori ini, perawat dapat melakukan tindakan sesuai dengan budaya klien dan
bernegosiasi apabila budaya tersebut memberikan dampak negatif pada klien. Agar klien
dapat kooperatif selama mengikuti intervensi yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai