KECERDASAN SPIRITUAL
KASUS MEDELEINE LEININGER
Disusun Oleh :
ANGGI YOHANA 142012018049
Nama : Ny. Y
Pendidikan : SD
Suku : Jawa
Agama : Islam
Saat ini Ny. Y sering mual dan muntah sehingga ia malas untuk makan karena
khawatir akan muntah-muntah lagi setelah makan, dan bingung cara mengurus
anak karena ia masih muda dan belum ada pengalaman menjadi seorang ibu.
Saat melakukan pemeriksaan Ny. Y mengeluh pusing dan lemas terutama setelah
melakukan pekerjaan rumah tangga, seperti mencuci. Dari hasil pemeriksaan
ditemukan bahwa TD klien 90/70 mmHg, suhu 36,50C, RR 18x/menit, nadi
61x/menit, BB 41kg, TB 150 cm, klien tampak lemah dan pucat, rutin mandi 2
kali sehari.
Ny. Y Pernah memiliki riwayat anemia. Dan hanya minum obat warung dan
tidur, Ny.y merasa sehat kembali sehingga tidak perlu datang ke pelayanan
kesehatan.
Ny. Y menolak untuk transfusi darah karena ia dan keluarga nya percaya bahwa
menerima darah dari orang lain dilarang oleh agama.
1. Faktor sosial dan kekeluargaan (social and kinship factor)
Klien dan suaminya aktif di pengajian dan kegiatan masyarakat lainnya. Klien
3. Faktor teknologi
4. Faktor pendidikan
Tn. X merupakan lulusan SMP dan Ny. Y lulusan SD. Klien pernah
mengalami anemia dan masuk rumah sakit. Namun klien tidak pernah mau
memeriksakan kesehatannya ke pelayanan kesehatan ketika mengalami gejala
anemia seperti pusing dan lemas.
Klien dan suaminya sama-sama berasal dari suku Jawa. Klien dan suaminya
menggunakan bahasa jawa dalam kehidupan sehari-hari. Klien mandi 2 kali
sehari. Klien makan segala jenis makanan. Tidak ada makanan pantangan
menurut kepercayaan klien selama hamil. Klien merasa mudah lelah setelah
melakukan aktivitas, seperti mencuci pakaian.
B. Masalah Keperawatan
4) Ansietas (00146)
D. Evaluasi
KESIMPULAN
Teori Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan dipengaruhi oleh elemen-
elemen antara lain struktur sosial seeperti tekhnologi, kepercayaan dan faktor filosofi,
sistem sosial, nilai-nilai kultural, politik dan fakto-faktor legal, faktor-faktor ekonomi dan
faktor-faktor pendidikan. Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan,
bahasa dan sejarah etnis. Masing-masing sistem ini nerupakan bagian struktur sosial.
Pada setiap kelompok masyarakat terdapat pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada
dalam masyarakat, dan praktek-praktek yang merupakan baggian integral dari aspek
aspek struktur sosial.
Budaya dan tingkat pendidikan sangat berperan penting dalam proses intervensi ini
sebagaimana disebutkan oleh Leininger bahwa budaya adalah pola dan nilai kehidupan
seseorang yang mempengaruhi keputusan dan tindakan. Diharapkan ketika perawat
mempelajari teori ini, perawat dapat melakukan tindakan sesuai dengan budaya klien dan
bernegosiasi apabila budaya tersebut memberikan dampak negatif pada klien. Agar klien
dapat kooperatif selama mengikuti intervensi yang diberikan.