Anda di halaman 1dari 9

NAMA : NONOK NOVIANTI

NIM : 2014201027
KELAS : 1A S1 KEPERAWATAN
DOSEN : HERA HIJRIANI, S.Kep.,Ners.,M.Kep
MATA KULIAH : PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN

APLIKASI KOMUNIKASI TRANSKULTURAL DALAM KELOMPOK ATAU TIM


YANG BERAGAM DALAM MASYARAKAT

Bagaimana caranya mengaplikasikan komunikasi transkultural dalam kelompok


atau tim yang beragam dalam masyarakat, yang terkadang bisa ditemui dalam sebuah
proses asuhan keperawatan.
1. Perawat harus memahami berbagai karakter yang ada dalam masyarakat, utamanya
karakter umum dalam masyarakat Indonesia
2. Perawat harus mengetahui dan akhirnya memahami berasal dari karakter masyarakat
apakah seorang klien yang sedang ia tangani
3. Setelah memahami karakter masyarakat yang spesifik, perawat juga harus tahu pasien ini
berasal dari kelompok masyarakat seperti apa, misalnya saja si klien ini berasal dari
anggota kelompok minoritas. Setelah memahami bahwa klien berasal dari anggota
kelompok minoritas, maka perawat juga harus memahami bahwa si pasien mungkin sangat
sensitif dengan hal-hal, atau isu-isu yang membicarakan sesuatu yang sifatnya
diskriminatif. Oleh karena itu, sepanjang berinteraksi dengan pasien, perawat sebaiknya
mampu berkomunikasi secara sopan, tanpa membicarakan berbagai hal yang sifatnya
sangat sensitif bagi pasien.
4. Perawat juga harus memahami bagaimana meredam konflik dalam sebuah kelompok
masyarakat tertentu. Setiap kelompok masyarakat pasti memiliki kebijaksanaan lokalnya
sendiri tentang bagaimana mengatasi berbagai konflik yang terjadi dalam ruang lingkup
mereka. Sebagai bagian dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang komprehensif, dan
demi tercapainya kesembuhan pasien yang menyeluruh, maka perawat harus memiliki
pengetahuan untuk menyelesaikan konflik dengan pasien, atau diantara pasien yang
berbeda kelompok.
5. Selain pengetahuan meredam konflik, perawat juga harus mampu menyelesaikan konflik.
Perawat harus mampu mengajak pasien bekerja sama kembali. Kemampuan untuk
melakukan rekonsiliasi sesudah konflik adalah keterampilan khusus yang tidak banyak
orang miliki. Mungkin mudah untuk menghentikan konflik yang terjadi diantara dirinya
dengan pasien, atau diantara pasien, tetapi untuk mengajak pasien mau bersikap kooperatif
kembali, setelah perseteruan yang cukup sulit, adalah hal yang tidak mudah.
6. Selain mampu mengajak pasien untuk bekerja sama kembali, jika perawat mampu
mengeluarkan potensi atau keahlian pasien yang sesungguhnya, maka hal itu akan sangat
baik. Bisa jadi, pasien sejatinya adalah seorang peneliti bidang kesehatan, lewat
kemampuannya itu, pasien mampu memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi
kesembuhannya sendiri, atau bagi pengembangan keahlian perawat atau institusi
kesehatan yang bersangkutan.

Contoh Kasus Transkultural pada pasien dengan Gangguan Pernafasan

Klien Tn. B berusia 35 tahun, tinggal bersama istri dan kedua orang anaknya di
Cirebon Jawa Barat. Pendidikan terakhir klien adalah SMA. Klien bekerja di pabrik. Istri
klien bernama Ny. D berusia 28 tahun, pendidikan terakhir SMP. Istri klien seorang buruh
cuci. Setiap bulan penghasilan klien sekitar 800.000. dan penghasilan istrinya 15.000 per
hari. Klien dan keluarganya beragama Islam. Setiap harinya klien selalu melaksanakan shalat
berjamah bersama keluarga kecilnya. Sehari-hari klien menggunakan bahasa Jawa dan
Indonesia.

Sehari-hari klien tidak dapat lepas dari kebiasaannya untuk merokok. Baginya merokok
merupakan suatu identitas bahwa dirinya seorang laki-laki sejati. Klien telah merokok selama
10 tahun. Kebiasaan tersebut tidak dapat di hentikan oleh klien karena jika tidak merokok
klien merasa mulutnya pahit. Bahkan klien lebih memilih untuk menahan lapar dari pada
harus menahan untuk tidak merokok. Dan karena sibuk bekerja klien jarang untuk
berolahraga

Dalam seminggu terakhir ini klien mengalami batuk dan sering kambuh ketika cuaca
dingin. Merasakan sakit pada bagian dada, pundak, punggung, dan lengan disertai dengan
penurunan berat badan. Klien dan istrinya menganggap bahwa itu adalah hal yang biasa dan
efek dari kelelahan karena bekerja. Untuk memperbaiki kondisinya, klien mendapatkan
wejangan dari mertuanya untuk banyak memberikan buah dan sayur seperti kembang kol,
brokoli, kubis, kentang, jus apel dan manggis. Karena menurut kepercayaan buah dan sayur
yang berwana hijau dapat menambah tenaga dan kesehatan, sedangkan buah dan sayur
berwarna merah dipercaya menambah tenaga dan kesungguhan. (yang dimaksud
kesungguhan adalah kesungguhan untuk sembuh). Namun dalam pengolahan buah dan sayur
tersebut istri klien memotongnya terlebih dahulu baru kemudian dicuci dan saat merebusnya
tidak di tutup.

Karena dirasa kondisi klien tidak membaik maka istrinya, membawa klien ke RS Cepat
Sembuh untuk periksa. Oleh dokter yang memeriksa klien dicurigai mengidap kanker paru,
untuk memastikan hal tersebut klien harus melakukan pemeriksaan MRI. Setelah hasilnya
keluar ternyata dugaan dokter tersebut benar. Klien menderita kanker paru-paru. Dan saat ini
didiagnosa kanker paru stadium IIB. Dimana kanker tersebut telah menyebar  ke kelenjar
getah bening, dinding dada, diafragma, lapisan yang mengelilingi jantung.

Setelah dianamnesa oleh perawat ternyata klien mempunyai kebiasaan merokok dan
jarang berolahraga. Akhirnya klien disarankan untuk melakukan kemoterapi. Namun klien
menolak untuk melakukan kemoterapi.

Karena klien dan istrinya merupakan orang Jawa asli sehingga mereka masih kental
menganut tradisi dan budaya Jawa. Klien percaya bahwa dengan melakukan pernafasan
segitiga yang berasal dari nenek moyangnya akan dapat menyembuhkan segala macam
penyakit termasuk kanker paru yang dideritanya. Dan menurut klien dengan pernafasan
segitiga ini klien tidak perlu mengeluarkan banyak biaya.

Asuhan Keperawatan Transkultural Nursing Pada Gangguan Pernafasan

A. Pengkajian
1. Faktor Teknologi
a. Klien dibawa ke palayanan kesehatan yaitu ke RS Cepat Sembuh, klien di periksa
oleh dokter
b. Klien melakukan pemeriksaan MRI, dan diketahui bahwa klien menderita kanker
paru-paru stadium IIB

2. Faktor agama dan falsafah hidup


a. Agama yang dianut yaitu Islam
b. Setiap harinya klien selalu melaksanakan shalat berjamah bersama keluarga
kecilnya.

3. Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan


Identitas klien

Nama : Tn. B

Umur : 35 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Status : Sudah menikah

Pendidikan : Lulusan SMA

Pekerjaan : Bekerja di Pabrik

Penghasilan : Rp. 800.000

Mempunyai tanggungan 2 orang anak

4. Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup


a. Sehari-hari klien menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia.
b. Bagi klien merokok merupakan suatu identitas bahwa dirinya seorang laki-laki
sejati.
c. Menurut kepercayaan di keluarga klien buah dan sayur yang berwana hijau dapat
menambah tenaga dan kesehatan, sedangkan buah dan sayur berwarna merah
dipercaya menambah tenaga dan kesungguhan. (yang dimaksud kesungguhan adalah
kesungguhan untuk sembuh)
d. Klien percaya bahwa dengan melakukan pernafasan segitiga yang berasal dari nenek
moyangnya akan dapat menyembuhkan segala macam penyakit termasuk kanker
paru yang dideritanya.

5. Faktor politik
a. Kebijakan dan peraturan pelayanan kesehatan, yaitu:
Alasan datang ke RS Cepat Sembuh
Klien mengalami batuk dan sering kambuh ketika cuaca dingin. Merasakan sakit
pada bagian dada, pundak, punggung, dan lengan disertai dengan penurunan berat
badan.
b. Kebijakan yang didapat di RS Cepat Sembuh
Klien melakukan pemeriksaan MRI dan disarankan untuk melakukan kemoterapi
6. Faktor ekonomi
a. Sumber biaya pengobatan
Biaya dari penghasilan klien dan istrinya. Karena klien tidak mengikuti asuransi
kesehatan
b. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan klien
Biaya hidup sehari-hari dari penghasilan klien (800.000) dan istrinya (15.000 per
hari)

7. Faktor pendidikan
a. Klien merupakan lulusan SMA

B. Diagnosa
1. Data :
 Klien mendapatkan wejangan dari mertuanya untuk banyak memberikan buah dan
sayur seperti kembang kol, brokoli, kubis, kentang, jus apel dan sirsak.
 Menurut kepercayaan di keluarga klien buah dan sayur yang berwana hijau dapat
menambah tenaga dan kesehatan, sedangkan buah dan sayur berwarna merah
dipercaya menambah tenaga dan kesungguhan. (yang dimaksud kesungguhan adalah
kesungguhan untuk sembuh)
 Dalam pengolahan buah dan sayur tersebut istri klien memotongnya terlebih dahulu
baru kemudian dicuci dan saat merebusnya tidak di tutup.
Masalah : Potensial Peningkatan Pengetahuan

2. Data :
 Klien dan istrinya merupakan orang Jawa asli sehingga mereka masih kental
menganut tradisi dan budaya Jawa.
 Klien menolak kemoterapi
 Klien percaya bahwa dengan melakukan pernafasan segitiga yang berasal dari nenek
moyangnya akan dapat menyembuhkan segala macam penyakit termasuk kanker
paru yang dideritanya
Masalah : Ketidakpatuhan pengobatan
3. Data :
 Klien tidak dapat lepas dari kebiasaannya untuk merokok. Baginya merokok
merupakan suatu identitas bahwa dirinya seorang laki-laki sejati.
 Klien telah merokok selama 10 tahun.
 Kebiasaan tersebut tidak dapat di hentikan oleh klien karena jika tidak merokok
klien merasa mulutnya pahit.
 Klien lebih memilih untuk menahan lapar dari pada harus menahan untuk tidak
merokok
 Karena sibuk bekerja klien jarang untuk berolahraga
Masalah : Keyakianan diri yang salah atau kurang pengetahuan mengenai
proses sakitnya

C. Intervensi
Dx 1 : Potensial Peningkatan Pengetahuan

Intervensi :

Mempertahankan budaya (Maintenance)

1. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga bahwa kembang kol, brokoli, kubis, apel
dan manggis baik untuk membantu menyembuhkan penyakit kanker paru-paru.
 Kembang kol mengandung glokosinolat yang mengandung sulfur, antioksidan
seperti kamferol, asam sinamat yang telah dikenal dapat membantu mencegah
terjadinya kanker dengan cara menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
 Brokoli mempunyai kandungan Sulforaphan dan antioksidan yang membantu
untuk menetralkan karsinogenik. Kandungan bekarotin yang ada di dalam brokoli
mampu mencegah kanker kanker paru-paru
 Kubis penuh fitonutrien, yang menghasilkan enzim yang terlibat dalam
detoksifikasi tubuh. Enzim ini membantu untuk melawan radikal bebas yang
dapat menyebabkan beberapa jenis kanker yang berbeda, termasuk paru-paru
 Apel mengandung flavonoid, quercetin, dan aringin yang berperan dalam
mencegah kanker paru-paru
 Manggis mengandung antioksidan yang membuang racun dari dalam tubuh yang
bisa menyebabkan timbulnya kanker. Alfamangostin berperan mengendalikan sel
kanker

2. Motivasi klien untuk tetap memperbanyak konsumsi buah dan sayur

Restrukturisasi budaya
1. Jelaskan kepada klien dan keluarganya bahwa pengolahan buah dan sayur yang
salah dapat mengurangi atau menghilangkan manfaat yang di terkandung dalam
buah dan sayur tersebut
2. Jelaskan mengenai cara pengolahan yang baik dan benar.
Sebelum diolah sebaiknya buah dan sayur dicuci terlebih dahulu baru kemudian di
potong, kemudian saat merebus atau mengolahnya harus ditutup agar vitamin dan
mineral yang terkandung tidak ikut menguap

Dx 2 : Ketidakpatuhan pengobatan berhubungan dengan sistem yang diyakini


(pernafasan segitiga)

Intervensi :

Negosiasi budaya

1. Beri penjelasan pada klien bahwa “pernafasan segitiga” saja tidak cukup untuk
menyembuhkan penyakit kanker.
2. Berikan dukungan kepada klien dan keluarga untuk tetap melakukan pernafasan
segitiga selama tidak mengganggu pelaksanaan kemoterapi
3. Beri fasilitas dan waktu kepada klien untuk melaksanakan budayanya yaitu
“pernafasan segitiga”.

Merestrukturisasi budaya
1. Diskusikan kesenjangan budaya yang dianut klien dengan terapi kesehatan yang
harus di jalani klien
2. Jelaskan kepada klien dan keluarganya bahwa penyakit kanker merupakan penyakit
yang ganas dan perkembangannya sangat cepat sehingga harus segera mendapatkan
pertolongan dengan segera
3. Jelaskan kepada klien dan keluarga apabila klien tidak segera mengikuti kemoterapi
akan membahayakan keselamatan klien.
4. Jelaskan kepada klien dan keluarga bahwa kemoterapi bertujuan untuk menghambat
dan membunuh sel-sel kanker, sehingga tidak semakin menyebar ke organ lain
5. Berikan gambaran kepada klien tentang keberhasilan kemoterapi terhadap orang-
orang yang sebelumnya menderita penyakit kanker paru-paru dan melakukan
kemoterapi.

Dx 3: Keyakianan diri yang salah atau kurang pengetahuan mengenai proses sakitnya

Intervensi

Negosiasi budaya

1. Beri motivasi kepada klien untuk berhenti merokok, karena merokok dapat
memperparah penyakitnya.
2. Berikan masukan kepada klien jika klien merasa mulutnya pahit ketika tidak
merokok maka hal itu dapat digantikan dengan makan permen.

Restrukturisasi budaya
1. Kaji persepsi klien mengenai sehat sakit
2. Jelaskan kepada klien mengenai zat-zat adiktif yang terkandung dalam rokok dan
bahayanya bagi kesehatan
o Nikotin dapat menyebabkan terhentinya pernapasan, meningkatkan tekanan
darah serta mempercepat denyut jantung.
o Karbon monoksida jaringan pembuluh darah menyempit dan mengeras sehingga
terjadi penyumbatan.
o Tar mengandung senyawa Benzopiren dan  Zenyfenol yang bekerja untuk
mempercepat aktivitas sel-sel kanker.

D. Evaluasi
Kemajuan perkembangan pasien dilihat dari apakah klien mampu beradaptasi dan
berubah dengan baik setelah terpapar informasi dari tenaga kesehatan khususnya kita
sebagai perawat yang telah memberikan dan berusaha memberikan edukasi kepada
pasien tersebut sesuai dengan teori dan pendekatan yang berlaku, sebagaimana telah
terjabarkan diatas.

Anda mungkin juga menyukai