Anda di halaman 1dari 22

Tugas Individu Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan

“Pengkajian Budaya Model Giger dan Davidhizar”

Disusun oleh :

1. Nadhira Salma Syahdan : 1910711027

Dosen mata kuliah : Ns. Diah Ratnawati, S. Kep, M.Kep, Sp. Kep. Kom
Jurusan : S-1 Keperawatan
Fakultas : Ilmu Kesehatan

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Tahun 2020
Nama : Nadhira Salma Syahdan Nama : Fida Nabilah A. (pasangan)

NIM : 1910711027 NIM : 1910711068

Kasus Fida

Seorang remaja bernama Fida berusia 19 tahun dirawat diruangan perawatan umum dirumah
sakit pemerintah. Pasien dirawat dengan keluhan sering lemah, letih, lesuh. Seorang perawat
melakukan anamnesa, didapatkan hasil sebagai berikut: Pasien mengatakan tidak nafsu
makan, klien anoreksia, bb pasien turun, konjungtiva anemis. Pemeriksaan lab: Hb menurun,.
Pasien bertanya bagaimana bisa terkena penyakit ini, sedangkan dulu mendapatkan Imunisasi
Lengkap. Keluarga pasien sudah memberikan obat-obatan herbal namun pasien tidak kunjung
sembuh. Menurut kebudayaan klien pasien tidak nafsu makan adalah hal yang biasa.
Diagnosa medis pasien Anemia Hipo proliferatif, karna kekurangan zat besi dan vit B12,
perawat dan dokter serta paramedic lainnya yang terkait melakukan perawatan secara
integrasi untuk menghindari / mengurangi resiko komplikasi lebih lanjut

Pengkajian

 Keunikan Individu secara budaya


1. Tempat lahir: Jakarta
2. Definisi budaya: Sejumlah pihak berpendapat bahwa Suku Betawi berasal dari
hasil perkawinan antar etnis dan bangsa pada masa lalu. Secara biologis, mereka
yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran
aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia.
3. Definisi ras: Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain
yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti Sunda, Melayu, Jawa, Bali, Bugis,
Makassar, Ambon, Arab, Tionghoa, dan India.

 Komunikasi
1. Kualitas suara: Lantang
2. Pengucapan dan pelafalan: Jelas
3. Penggunaan dari diam: Jarang, sedang
4. Penggunaan non-verbal: Kinetik (gestur, ekspresi, sikap)
5. Sentuhan: Menyentuh yang lain tanpa kesulitan
6. Menanyakan pertanyaan berikut:
a. Bagaimana klien menyampaikan pemikirannya kepada orang lain? Dengan
mengatakan pendapatnya secara langsung dan verbal
b. Apakah klien senang berkomunikasi dengan teman, keluarga dan kenalan?
Ya, senang
c. Ketika ditanya pertanyaan, bagaimana klien merespon, apakah dengan kata-
kata, pergerakan tubuh atau keduanya? Keduanya
d. Jika klien memiliki sesuatu yang penting untuk didiskusikan dengan keluarga
klien, bagaimana pendekatan yang klien lakukan? Mengajak berdiskusi dan
menanyakan pendapat satu persatu anggota keluarga

 Ruang
1. Derajat dari kenyamanan: Bergerak saat ruangan pribadi dilanggar
2. Jarak dalam berbicara: 18 inchi-3 kaki
3. Definisi dari ruangan
a. Menjelaskan derajat kenyamanan dengan jarak yang dekat saat berbicara
4. Menanyakan pertanyaan berikut:
a. Saat klien berbicara dengan anggota keluarga, seberapa dekat klien berdiri?
Kurang dari 1 meter
b. Ketika klien berkomunikasi dengan teman sejawat, seberapa dekat klien
berdiri? Kurang dari 1 meter
c. Apabila orang asing menyentuh klien, bagaimana perasaan dan reaksi klien?
Terkejut dan menegur orang asing tersebut
d. Jika orang yang klien cintai/sayangi menyentuh klien, bagaimana perasaan dan
reaksi klien? Bahagia dan menerima sentuhan tersebut
e. Apakah klien nyaman dengan jarak diantara klien dan perawat sekarang? Ya,
klien nyaman
 Organisasi social
1. Kondisi normal dari kesehatan: Kurang
2. Status perkawinan: Belum menikah
3. Jumlah anak: -
4. Status orang tua: Hidup
5. Menanyakan pertanyaan berikut:
a. Bagaimana klien mendefinisikan aktivitas sosial? Kegiatan yang dilakukan
secara rutin dan berhubungan dengan banyak orang
b. Apa saja aktifitas yang klien senangi? Menghabiskan waktu bersama
keluarga dan teman klien
c. Apa saja hobi klien atau hal yang dilakukan di waktu luang? Klien senang
menonton film
d. Apakah klien percaya dengan Sang Pencipta? Ya, percaya
e. Bagaimana cara beribadah klien kepada Sang Pencipta? Menunaikan Sholat
5 waktu
f. Apa fungsi klien dalam keluarga? Menghormati orangtua, berbakti kepada
orangtua, membantu orangtua
g. Apa peran klien dalam keluarga? Anak
h. Ketika klien kecil, apa dan siapa yang paling berpengaruh bagi klien?
Orangtua klien
i. Apa hubungan klien dengan saudara dan orangtua klien? Sebagai anak,
kakak dan adik
j. Apa arti pekerjaan bagi klien? Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
k. Deskripsikan pekerjaan klien yang lalu, sekarang, dan yang akan datang? Saat
ini klien seorang mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan, dan akan
menjadi seorang perawat
l. Bagaimana pandangan politik klien? Pandangan politik bagi klien adalah
sebagai kekuasaan, pemerintahan dan pimpinan
m. Bagaimana pandangan politik mepengaruhi sikap klien terhadap sehat dan
sakit? Pandangan politik yang mempengaruhi sikap klien terhadap sehat
dan sakit adalah setiap masyarakat memiliki hak untuk pelayanan
kesehatan yang baik
 Waktu
1. Orientasi terhadap waktu: Orientasi masa yang akan datang
2. Pandangan terhadap waktu: Waktu social
3. Reaksi psiko kimiawi terhadap waktu: Tidur dan bangun secara teratur sesuai
jadwal
4. Menanyakan pertanyaan berikut:
a. Jenis arloji yang klien gunakan sehari-hari? Klien melihat jam pada
ponselnya
b. Jika klien memiliki janji pada jam 2 siang pada jam berapa klien datang?
Klien datang sebelum jam 2
c. Jika perawat memberi tahu klien bahwa akan menerima pengobatan dalam
waktu sekitar setengah jam, secara realistic berapa waktu yang klien habiskan
sebelum memanggil perawat di nurse station? Pasien akan menghabiskan
waktu sekitar 10 menit untuk menerima pengobatan

 Kontrol lingkungan
1. Kontrol lingkungan internal: keluarga klien menyakini bahwa dengan diberikanya
minum yang sudah diberikan doa-doa akan merubah kondisi menjadi lebih baik
dan kenyamanan pasien juga menjadi sesuatu yang memberikan kekuatan.

Kontrol lingkungan eksternal: menyatakan bahwa dalam budaya Betawi, orang tua
meyakini bahwa sakit anaknya berasal dari takdir dan orang tua meminta ampun
serta doa untuk diberikan kesehatan dan kesembuhan dalam ibadahnya.

2. Orientasi nilai
a. Tidak percaya dengan kekuatan supernatural: Keluarga klien meyakini jika
terkena penyakit merupakan takdir dan sedang diuji keimanannya oleh Sang
Pencipta
b. Tidak bergantung pada sihir, dukun dan tokoh agama yang dapat merubah
keadaan

3. Menanyakan pertanyaan berikut:


a. Seberapa sering klien mendapatkan tamu yang berkunjung di rumah klien?
Tidak sering, hanya teman dan keluarga sesekali berkunjung
b. Apakah klien menerima apabila terdapat tamu yang datang secara tiba-tiba?
Jika keluarga dekat klien akan menerima
c. Sebutkan beberapa cara yang dilakukan orangtua klien atau orang lain dalam
merawat penyakit klien di masa kecil? Memberikan obat herbal yang
dibuat sendiri
d. Apakah klien atau seseorang di lingkungan klien pernah menggunakan balai
pengobatan yang membuat klien sakit? Tidak
e. Balai pengobatan yang seperti apa yang klien gunakan yang berhasil? Dan
apakah klien akan menggunakan mereka di masa yang akan datang? Biasanya
saudara dan orang sekitar yang sebudaya menggunakan balai Kesehatan
banyak yang sesudahnya membaik, dan keluarga pasien akan
menggunakan lagi dimasa yang akan datang.
f. Bagaimana menurut klien kesehatan yang baik? Kondisi fisik dan psikis
dalam keadaan sehat dan tidak mengalami keluhan apapun, sehat secara
mental maupun fisik
g. Bagaimana menurut klien penyakit atau kesehatan yang buruk? Kondisi
tubuh mengalami perubahan baik secara mental maupun fisik. Lalu
Kesehatan yang buruk juga adanya keluhan yang tidak biasanya lalu
semakin lama semakin memburuk.

 Variasi Biologi
1. Lakukan pengkajian fisik secara lengkap dan catat
a. Struktur tubuh: Struktur tubuh klien baik tidak ada yang abnormal atau cacat.
b. Warna kulit: Warna kulit klien tampak normal
c. Perubahan warna kulit yang tidak biasa: Tidak ada perubahan warna kulit
d. Distribusi dan pewarnaan rambut : Rambut lebat dengan warna rambut pasien hitam
e. Karakteristik fisik lain tampak seperti koloid, kloasma: Tidak ada karakteristik fisik
yang mengalami abnormal seperti koloid, kloasma dsb.
f. Tinggi badan : Setelah dilakukan pemeriksaan fisik menunjukan kondisi tinggi badan
yang normal.
g. Berat badan : Klien mengalami penurunan berat badan karena tidak nafsu makan
h. Pemeriksaan lab untuk mengetahui varian fenomena dari Hb, Ht, dan sickle cel pada
orang-orang pada kulit hitam atau mediteranian : Setelah dilakukan pemeriksaan lab
kadar hb pada Nn. Fida yaitu 8 g/dL hasil ini menunjukan hasil yang rendah

2. Menanyakan pertanyaan berikut:


a. Apakah penyakit yang umumnya terjadi di keluarga klien? Demam, Flu dan
batuk
b. Apakah terdapat seorang di keluarga klien yang memiliki gen tertentu yang
berkaitan dengan penyakit tertentu? Tidak ada
c. Deskripsikan tipe kebiasaan keluarga klien jika salah satu keluarga klien sakit?
Mengobati dengan obat yang bisa dibeli di apotek, ketika bertambah parah
akan berobat ke dokter
d. Bagaimana respon anda ketika pasien marah? Menenangkan klien, dan
membiarkan hingga klien tenang dan mau diajak berbicara
e. Siapa atau apa yang membantu klien di saat sulit? Keluarga terdekat klien
f. Makanan apa yang klien dan keluarga klien sukai? Klien dan keluarga suka
makanan nusantara
g. Apakah klien pernah menginginkan makanan yang tidak biasa seperti tanah liat,
kotoran, pewangi pakaian? Tidak
h. Saat klien kecil, apa tipe makanan yang klien makan? Saat kecil, klien sangat
suka makanan yang manis
i. Apa makanan favorit keluarga klien, apakah makanan tersebut termasuk dalam
makanan tradisional? Klien sangat suka makanan nusantara, khususnya
daerah betawi seperti soto betawi dan sayur asem.
Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah

1. DS: Batasan Ketidakseimbangan


 Pasien mengeluh Karakteristik: nutrisi : kurang dari
sering lemah, letih, kebutuhan tubuh
lesu  Enggan
 Pasien mengatakan makan
tidak nafsu makan
 Asupan
DO: makan kurang
 Pasien terlihat dari RDA
anoreksia
 Pasien terlihat  Kurang minat
memiliki pada makan
konjungtiva anemis
 Hasil lab :  Membrane
Hb : 8 gr/dl (↓) mukosa pucat
(DT)
Pansitopenia (+)
 BB (↓) (DT)
BB sebelumnya :
55 kg (DT)
BB saat ini : 48 kg
(DT)
TB : 165 cm (DT)
IMT : 17,6 (kurang)
(DT)
 Pasien kekurangan
zat besi dan vit B12

2. DS: Faktor yang Keletihan


1. Pasien mengatakan berhubungan:
lemah letih lesu
1. Malnutrisi
DO:
1. Pasien tampak 2. Kendala
anoreksia lingkungan
2. Konjungtiva anemis
(+) 3. Fisik tidak
3. Pensitopenia (+) bugar
4. TD : 100/70
5. Hb : 8 g/dl Batasan
6. Zat besi ↓ karakteristik:
7. VitB12↓
8. BB↓ 1. Kekurangan
energi

2. Kelelahan

3. DS: Faktor yang Intoleran aktivitas


1. Pasien mengatakan berhubungan:
sering lemah, letih,
lesuh. 1. Fisik tidak
bugar
DO:
1. Pasien terlihat Batasan
mengalami karakteristik:
anorexia.
2. Pasien terlihat 1. Respons
mengalami tekanan darah
konjungtiva anemis. abnormal
3. BB ↓ terhadap
4. TD : 100/70 mmHg aktivitas
5. Hb ↓ : 8 g/dl
6. Zat besi ↓ 2. Respons
7. VitB12 ↓ frekuensi
jantung
abnormal
terhadap
aktivitas

3. Keletihan

4. Kelemahan
umum.

Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
diet kurang ditandai dengan Enggan Makan, Asupan Makanan kurang dari
recommended daily allowance (RDA), Kurang Minat pada Makanan, dan Membran
mukosa pucat.
2. Keletihan berhubungan dengan malnutrisi, kendala lingkungan, dan fisik tidak bugar
ditandai dengan kekurangan energi dan kelelahan.
3. Intoleran aktifitas berhubungan dengan fisik tidak bugar ditandai dengan respons
tekanan darah abnormal terhadap aktivitas, respons frekuensi jantung abnormal
terhadap aktivitas, keletihan, dan kelemahan umum.

Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa NOC NIC

1. Ketidakseimbangan nutrisi : 1. Status Nutrisi: Energi. 1. Manajemen Nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh 2. Status Nutrisi: Asupan
berhubungan dengan asupan makanan & cairan. • Tentukan status gizi
diet kurang ditandai dengan 3. Berat badan: Massa pasien dan kemampuan
Enggan Makan, Asupan tubuh. (pasien) untuk memenuhi
Makanan kurang dari 4. Kontrol diri terhadap kebutuhan gizi.
recommended daily kelainan makan.
allowance (RDA), Kurang 5. Perawatan diri: • Identifikasi adanya
Minat pada Makanan, dan Makan. alergi atau intoleransi
Membran mukosa pucat makanan yang dimiliki
Dalam 2x24 jam masalah pasien.
Ketidakseimbangan Nutrisi:
Kurang dari Kebutuhan Tubuh • Tentukan jumlah kalori
dapat teratasi dengan kriteria dan jenis nutrisi yang
hasil: dibutuhkan untuk
1. Status nutrisi: asupan memenuhi persyaratan
makanan & cairan gizi.
dipertahankan dari skala
3 ditingkatkan ke skala
5. • Monitor kalori dan
• Asupan makanan asupan makanan.
secara oral dari skala 3
ditingkatkan ke skala 5. • Monitor kecenderungan
(Pasien mampu makan terjadinya penurunan dan
melaui mulut) kenaikan berat badan.

• Asupan cairan secara 2. Manajemen Energi


oral dari skala 3
ditingkatkan ke skala 5. • Monitor intake/asupan
(Pasien mampu minum nutrisi untuk mengetahui
melalui mulut) sumber nutrisi yang
adekuat.
2. Status nutrisi: Energi
dipertahankan pada • Konsulkan dengan ahli
skala 3 ditingkatkan ke gizi mengenai cara
skala 5. meningkatkan asupan
energi dari makanan
• Stamina dari skala 3
ditingkatkan ke skala 5. 3. Monitor Nutrisi
(Pasien mampu
melakukan akivitasnya • Monitor kecenderungan
sendiri) turun dan naiknya berat
badan (misal: pada pasien
• Daya tahan dari skala anak, pola tinggi, dan
3 ditingkatkan ke skala anak anak sesuai standar
5. (Pasien mampu growth chart
melakukan aktivitsnya • Diskusikan peran dan
secara mandiri) aspek sosial dan emosi
terkait dengan
mengkonsumsi makanan.
3. Berat badan: Massa • Tentukan faktor-faktor
Tubuh dipertahankan yang memengaruhi
pada skala 3 asupan nutrsi
ditingkatkan ke skala (misal:pengetahuan,keters
5. diaan,dll).

• Berat badan dari skala 4. Terapi Nutrisi


3 ditingkatkan ke skala • Lengkapi pengkajian
5. (IMT= 22,7) nutrisi sesuai kebutuhan.

4. Kontrol Diri • Monitor intake


terhadap Gangguan makanan/ccairan dan
Makan dipertahankan hitung masukan kalori
pada skala 3 perhari sesuai kebutuhan.
ditingkatkan ke skala
5. • Tentukan umlah kalori
dan tipe nutrisi dengan
• Monitor berat badan berkolaborasi bersama
dari skala 3 ditingkatkan ahli gizi, sesuai
ke skala 5. (IMT= 22,7) kebutuhan.

• Mengikuti pola makan 6. Pemberian Makan


yang sehat dari skala 3
ditingkatkan ke skala 5. • Duduk saat memberikan
(Sesuai yang dianjurkan makanan untuk
ahli gizi) menunjukan perasaan
senang dan rileks.
• Mengidentifikasi
intake makanan dan • Tanyakan pasien apa
cairan yang sesuai makanan yang disukai
dengan kebutuhan untuk dipesan.
nutrisi tubuh dari skala 3
ditingkatkan ke skala 5. • Berikan air minum pada
(Sesuai yang dianjurkan saat makan, jika perlu.
ahli gizi)
• Jaga (pasien) dengan
• Mengkonsumsi intake kain alas dada, dengan
kalori yang sesuai tepat.
dengan kebutuhan
metabolik tubuh dari • Catat asupan, dengan
skala 3 ditingkatkan ke tepat.
skala 5 (Sesuai yang
dianjurkan ahli gizi) • Sediakan sedotan
minum, sesuai kebutuhan
• Mengkonsumsi intake atau sesuai keinginan.
nutrisi harian yang
sesuai dengan • Sediakan cemilan, yang
kebutuhan metabolik sesuai.
tubuh dari skala 3
ditingkatkan ke skala 5 • Sediakan makanan
(Mengkonsumsi 8 dalam suhu yang
gelas/hari) menyelerakan.

5. Perawatan Diri: • Suapi tanpa terburu-


Makan dipertahankan buru/pelan.
pada skala3 • Cek sisa makanan dalam
ditingkatkan ke skala mulut pada saat selesai
5. makan.

• Memasukkan makanan • Cuci muka dan tangan


ke mulut dengan jari setelah makan
dari skala 3 ditingkatkan
ke skala 5. (Pasien dapat
memasukan makanan
kemulut dengan jari
secara mandiri)
• Memasukkan makanan
ke mulut dengan sendok
dari skala 3 ditingkatkan
ke skala 5. (Pasien dapat
memasukan makanan
kemulut dengan sendok
secara mandiri)

• Minum dengan gelas


atau cangkir dari skala 3
ditingkatkan ke skala 5.
(Pasien mampu minum
dengan gelas atau
cangkir secara mandiri)

• Mengunyah makanan
dari skala 3 ditingkatkan
ke skala 5. (Pasien dapat
mengunyah makanan)

• Menelan makanan dari


skala 3 ditingkatkan ke
skala 5. (Pasien dapat
menelan makanannya)

• Menelan minuman
dari skala 3 ditingkatkan
ke skala 5. (Pasien
mampu menelan
minuman)

• Menghabiskan
makanan dari skala
ditingkatkan ke skala 5.
(Porsi makan pasien
habis)

2. Keletihan berhubungan 1. Daya tahan 1.Manajemen energi


dengan malnutrisi, kendala 2. Konservasi energi
lingkungan, dan fisik tidak 3. Status nutrisi : asupan  Kaji status fisiologis
bugar ditandai dengan nutrisi yang menyebabkan
kekurangan energi dan 4. Status nutrisi : energi kelelahan sesuai dengan
kelelahan 5. Istirahat konteks usia dan
  perkembangan
Dalam 2X24 jam masalah
keletihan teratasi dalam  Gunakan instrumen
kriteria hasil : yang valid untuk
  mengukur kelelahan
1.Daya tahan dipertahankan
pada skala 3 ke skala 5  Tentukan persepsi atau
 Melakukan aktivitas orang terdekat dengan
rutin dari skala 3 pasien mengenai
ditingkatkan ke skala 5 penyebab kelelahan

 Aktivitas fisik dari  Perbaiki defisit status


skala 3 ditingkatkan ke fisiologis (misalnya:
skala 5 kemoterapi yang
menyebabkan anemia)
 Konsentrasi dari skala sebagai prioritas utama
3 ditingkatkan ke skala
5  Pilih intervensi untuk
mengurangi kelelahan
 Hemoglobin dari skala baik secara farmakologis
3 ditingkatkan ke skala maupun non farmakologis
5 dengan tepat
(Hb normal pria  Monitor intake/asupan
dewasa : 14-18 g/dl ; nutrisi untuk mengetahui
wanita dewasa : 12-16 sumber energi yang
g/dl) adekuat
2. Konservasi energi
dipertahankan pada  Konsulkan dengan ahli
skala 3 ke skala 5 gizi mengenai cara
meningkatkan asupan
 Menyeimbangkan energi dari makanan
aktivitas dan istirahat
dari skala 4 ke skala 5  Monitor/catat waktu dan
lama istirahat/tidur pasien
 Mempertahankan
intake nutrisi yang  Anjurkan pasien untuk
cukup dari skala 3 memilih aktivitas-
ditingkatkan ke skala 5 aktivitas yang
membangun ketahanan
3. Status nutrisi :
asupan nutrisi  Bantu pasien untuk
dipertahankan pada memantau secara mandiri
skala 3 ditingkatkan ke dengan mencatat
skala 5 intake/asupan kalori dan
energi yang digunakan
 Asupan vitamin dari sesuai kebutuhan
skala 3 ditingkatkan ke
skala 5  Instruksikan
(kadar vitamin b12 pasien/orang yang dekat
normal pada tubuh : 2,4 dengan pasien mengenai
mcg/ hari) kelelahan (gejala yang
mungkin muncul dan
 Asupan zat besi dari kekambuhan yang
skala 3 ditingkatkan ke mungkin nanti akan
skala 5 muncul kembali)
(kadar zat besi normal
pada pria dewasa : 13 2.Manajemen nutrisi
mg ; wanita dewasa :
14-26 mg)  Tentukan nutrisi gizi
4. Status nutrisi : energi pasien dan kemampuan
dipertahankan pada (pasien) untuk memenuhi
skala 3 ditingkatkan ke kebutuhan gizi
skala 5
 Tentukan jumlah kalori
 Stamina dari skala 3 dan jenis nutrisi yang
ditingkatkan ke skala 5 dibutuhkan untuk
memnuhi persyaratan gizi
 Daya tahan dari skala
3 ditingkatkan ke skala  Monitor kalori dan
5 asupan makanan

5. Istirahat  Monitor kecendrungan


dipertahankan pada terjadinya penurunan dan
skala 4 ke skala 5 kenaikan berat badan

 Jumlah istirahat dari 3. Terapi relaksasi


skala 4 ditingkatkan ke  Uji penurunan tingkat
skala 5 energi saat ini,
ketidakmampuan untuk
 Kualitas istirahat dari konsentrasi, atau gelajala
skala 4 ditingkatkan ke lain yang mengiringi yang
skala 5 mungkin mempengaruhi
kemampuan kognisi untuk
 Beristirahat secara berfokus pada teknik
fisik dari skala 4 relaksasi
ditingkatkan ke skala 5

 Beristirahat secara
mental dari skala 4
ditingkatkan ke skala 5

 Beristirahat secara
emosional dari skala 4
ditingkatkan ke skala 5

 Energi pulih setelah


istirahat dari skala 4
ditingkatkan ke skala 5

 Tampak segar setelah


istirahat dari skala 4
ditingkatkan ke skala 5

3. Intoleran aktivitas 1. Konservasi Energi 1. Manajemen Energi


berhubungan dengan fisik 2. Tingkat Kelelahan
tidak bugar ditandai dengan 3. Istirahat  Perbaiki defisit status
respons tekanan darah 4. Perawatan Diri : fisiologis (seperti
abnormal terhadap aktivitas, Aktifitas Sehari-hari kemoterapi yang
respons frekuensi jantung (ADL) menyebabkan anemia)
abnormal terhadap aktivitas, 5. Kebugaran Fisik sebagai prioritas utama.
keletihan, dan kelemahan
umum. Dalam 2x24 jam masalah  Tentukan jenis dan
intoleran aktivitas dapat banyaknya aktivitas yang
teratasi dengan kriteria hasil : dibutuhkan untuk menjaga
1. Konservasi energi ketahanan.
dipertahankan pada
skala 2 ditingkatkan  Monitor asupan nutrisi
pada skala 4. untuk mengetahui dumber
energi yang adekuat.
 Menyeimbangkan
aktivitas dan istirahat  Konsulkan dengan ahli
dari skala 2 ditingkatkan gizi mengenai cara
ke skala 4. meningkatkan asupan
 Menggunakan tidur energi dari makanan.
siang untuk memulihkan
energi dari skala 2
ditingkatkan ke skala 4.  Ajarkan pasien mengenai
pengelolaan kegiatan dan
 Menggunakan Teknik Teknik manajemen waktu
konservasi energi dari untuk mencegah
skala 2 ditingkatkan ke kelelahan.
skala 4.
(pasien istirahat 2. Peningkatan Mekanika
ditempat tidur) Tubuh

 Mempertahankan intake  Kolaborasi dengan


nutrisi yang cukup dari fisioterapi dalam
skala 2 ditingkatkan ke mengembangkan
skala 4. peningkatan mekanika
(pasien makan makanan tubuh, sesuai indikasi.
yang telah disesuaikan
oleh ahli gizi)  Bantu pasien melakukan
Latihan fleksi untuk
2. Tingkat kelelahan memfasilitasi mobilisasi,
dipertahankan pada sesuai indikasi.
skala 2 ditingkatkan
pada skala 4.  Monitor perbaikan
mekanika tubuh pasien.
 Kelelahan dari skala 2
ditingkatkan ke skala 4.  Instruksikan pasien untuk
(pasien mampu menggerakan kaki terlebih
melakukan aktivitas dahulu kemudian badan
secara mandiri) kekitak memulai berjalan.
Kelesuan dari skala 2  Kaji pemahaman pasien
ditingkatkan ke skala 4. mengenai mekanika tubuh
(pasien mampu dan latihan.
melakukan aktivitas
secara mandiri) 3. Peningkatan Tidur
 Gangguan konsentrasi  Jelaskan penting nya tidur
dari skala 2 ditingkatkan yang cukup selama
ke skala 4. penyakit.

 (penglihatan pasien  Anjurkan pasien untuk


sudah tidak kabur) memantau pola tidur.

3. Istirahat dipertahankan
 Anjurkan pasien untuk
pada skala 2
menghindari makanan dan
ditingkatkan ke skala 4.
minuman sebelum tidur
yang mengganggu tidur.
 Jumlah istirahat dari
skala 2 ditingkatkan ke
 Tentukan efek dari obat
skala 4.
yang dokonsumsi pasien
terhadap pola tidur.
 Pola istirahat dari skala
2 ditingkatkan ke skala
4. Bantuan Perawatan
4.
Diri

 Beristirahat secara fisik  Monitor kemampuan


dari skala 2 ditingkatkan perawatan diri secara
ke skala 4. mandiri.

 (Kondisi fisik pasien  Berikan bantuan sampai


membaik setelah pasien mampu melakukan
beristirahat, seperti tidak perawatan diri mandiri.
mudah sakit)  Dorong kemandirian
 Energi pulih setelah pasien, tapi bantu ketika
istirahat dari skala 2 pasien tak mampu
ditingkatkan ke skala 4. melakukannya.
(pasien dapat memenuhi
aktivitas sehari-hari  Dorong pasien untuk
secara mandi)
melakukan aktivitas
 Tampak segar setelah normal sehari-hari sampai
istirahat dari skala 2 batas kemampuan pasien.
ditingkatkan ke skala 4.
 (pasien tidak tampak
 Ciptakan rutinitas
pucat)
aktivitas perawatan diri.

4. Perawatan diri :
5. Peningkatan Latihan
(Aktifitas Sehari-hari)
Kekuatan
ADL dipertahankan
pada skala 2
 Beri informasi mengenai
ditingkatkan ke skala 4.
jenis latihan daya tahan
yang bisa dilakukan.
 Makan dari skala 2
ditingkatkan ke skala 4.
 Spesifikasikan tipe dan
(pasien makan tiga kali
durasi aktivitas
sehari)
pemanasan dan
pendinginan.
 Ke toilet dari skala 2
ditingkatkan ke skala 4.
(pasien dapat berjalan
 Bantu klien untuk
ke toilet secara mandiri)
menyampaikan atau
mempraktekan pola
5. Kebugaran fisik
Gerakan yang dianjurkan
dipertahankan pada
tanpa beban terlebih
skala 2 ditingkatkan ke
dahulu
skala 4.
 Instruksikan untuk
melakukan sesi Latihan
 Kekuatan otot dari skala
pada kelompok otot
2 ditingkatkan ke skala
tertentu secara berselang-
4.
seling setiap harinya
(pasien dapat memenuhi
untuk memfasilitasi
aktivitas sehari-hari
adaptasi otot terhadap
secara mandiri) latihan.

 Tekanan darah dari


skala 2 ditingkatkan ke
skala 4.
(normal : 120/80
mmHg)

Anda mungkin juga menyukai