Anda di halaman 1dari 21

KARYA ILMIAH AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN

MATERITAS PADA PASIEN HIPEREMESIS


GRAVIDARUM DENGAN INOVASI AROMATERAPI
PAPPERMINT DI RSUD JENDRAL AHMAD YANI
METRO TAHUN 2022

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2023
OLEH :
ANGGI YOHANA
2022207209006
Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses fisisologis yang terjadi secara berkesinambungan dimulai
dari ovulasi, konsepsi, nidasi, berkembangnya embrio dalam uterus sampai aterm. Perubahan
yang terjadi pada ibu hamil dapat menimbulkan ketidaknyamanan dalam kehamilan. Salah
satu perubahannya adalah mual muntah yang biasanya terjadi pada awal kehamilan, dan
keluhan ini bisa terjadi pada pagi hari, siang, malam atau bahkan merasa sangat mual dan
muntah setiap saat. Emesis gravidarum akan bertambah berat menjadi hiperemesis gravidarum
menyebabkan ibu muntah terus menerus tiap kali minum maupun makan, akibatnya tubuh ibu
sangat lemah, muka pucat, dan frekuensi buang air kecil menurun drastic sehingga cairan
tubuh semakin berkurang hingga menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan. Diduga
50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah, dan kira-kira 5% dari ibu hamil
membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi ketidakseimbangan elektolit
(Somoyani, 2018).
TINJAUAN
PUSTAKA
Hiperemesis
Kehamilan Gravidarum
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah.
Saat Proses Kehamilan ibu hamil terjadi Hiperemesis Gravidarum merupakan keluhan
perubahan secara fisiologi ataupun psikologi, umum yang terjadi pada kehamilan muda.
selain itu juga tak jarang ibu hamil mengalami Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan
perubahan gejala yang berbeda-beda saat hormonal pada wanita karena terdapat
kehamilan yang kerap menimbulkan peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan
ketidaknyamanan, Ketidaknyamanan kehamilan dikeluarkannya Human Chorionic
yang dirasakan pada sebagian ibu hamil Gonadothropin. Hormon-hormon inilah yang
diantaranya mudah lelah, keputihan, sering buang diduga menyebabkan emesis gravidarum (Anisa,
air kecil, kram sering terjadi meskipun tidak 2019).
semua ibu hamil mengalaminya, emosi tidak
terkontol dan mual dan muntah (emesis
gravidarum) (Mutammimah, 2019).
Aromaterapi
Aromaterapi berasal dari kata aroma yang berarti
harum atau wangi, dan terapi yang dapat diartikan
sebagai cara pengobatan atau penyembuhan.
Sehingga aroma terapi dapat diartikan sebagai
suatu cara perawatan tubuh dan atau
penyembuhan penyakit dengan menggunakan
minyak essensial (essential oil) (Patel, 2019).

Aromaterapi peppermint mengandung minyak


atsiri menthol memiliki efek karminatif dan
antispasmodik yang bekerja di usus halus pada
saluran pencernaan sehingga mampu mengatasi
atapun menghilangkan mual dan muntah
(Wardhani, 2013).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS
KELOLAAN

Pengkajian
Identitas Suami
Identitas Ibu
Nama : Tn. M
Nama : Ny. N
Umur : 30 tahun
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Agama : Islam
Pekerjaan :
Pekerjaan : IRT
Wiraswasta
Suku : Jawa
Suku/ Bgs : Jawa
Golongan drh: O
Gol. drh :B
Alamat : Lampung
Alamat : Lampung
timur
Timur
Diagnosa Medis: HEG
Riwayat Psikososial Spiritual
Riwayat Kesehatan
Status emosional
Pasien mengatakan sedih karena
takut janinnya kenapa-kenapa.

Pasien men Perkawinan


gatakan belu
pernah dira m Pasien mengatakan kawin, umur
wat
sebelumnya, dirumah sakit 26 tahun lama perkawianan 1
pasien
mengatakan tahun menikah 1 kali.
tidak memp
riwayat pen un
yakit keturu yai
pasien men nan,
gatakan tid
mepunyai ri ak
wayat keha
kembar. milan
Data spiritual
Pasien mengatakan sebelum sakit
melakukan solat 5 waktu, saat
sakit belum melakukan solat 5
waktu.
Pemeriksaan
fisik
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Compos Metis
Tanda – tanda vital
TD : 92/54 mmHg
N : 76x/mnt
RR : 20x/mnt
S : 36,1°C
SPO2: 98%
TB : 155 cm,
BB sebelum hamil 65 kg,
BB sekarang : 63 kg
LILA: 23 cm
Data Fokus Analisa Data
No Data Senjang Masalah Keperawatan Etiologi
Data 1 DS :
1. Pasien mengatakan mual dan muntah Defisit nutrisi Faktor psikologis
Ds : 2.
ketika sesudah makan dan minum
Pasien mengatakan nafsu makan menurun
(keengganan untuk makan)

1. Pasien mengatakan mual dan muntah ketika sesudah DO :


3. Makan habis 3-4 sendok,porsi makan

makan dan minum 4.


tidak dihabiskan
BB sebelum hamil 65kg sesudah hamil

2. Pasien mengatakan nafsu makan menurun 5.


63kg
G2 P1 A0 usia kehamilan 18 minggu

3. Pasien mengatakan badanya lemas


4. Pasien mengatakan pusing setelah muntah
5. Pasien mengatakan minum hanya 3-4 gelas sehari 2 DS :
1. Pasien mengatakan badanya lemas Kekurangan volume cairan Mual muntah
6. Pasien mengatakn setiap akan makan selalu 2. Pasien mengatakan minum hanya 3-4
gelas sehari
dikeluarkan lagi 3. Pasien mengatakn setiap akan makan
selalu dikeluarkan lagi

7. Pasien mengatakan mual dan muntah 4.


DO :
Pasien mengatakan mual dan muntah

Do : 5.
6.
Ku : sedang
Kesadaran : Compos Metis
7. Pasien Tampak lemah
8. Makan habis 3-4 sendok,porsi makan tidak 8. Pasien tampak pucat
9. Bibir pasien tampak pecah- pecah
dihabiskan 10. Kulit tampak kering

9. BB sebelum hamil 65kg sesudah hamil 63kg


10. G2 P1 A0 usia kehamilan 18 minggu 3 DS :
1. Pasien mengatakan pusing jika setelah Intoleransi Aktifitas Kelemahan
11. Pasien tampak lemas, aktifitas dibantu keluarga muntah
2. Pasien mengatakan badan terasa lemas
12. TD :92/54 mmHg DO :
3. Pasien tampak lemas, aktifitas dibantu
13. N : 76x/menit 4.
keluarga
TD :92/54 mmHg
5. N : 76x/menit
Diagnosa

Defisit Nutrisi

Kekurangan
volume cairan

Intoleransi
aktivitas
No Diagnosa Kep.
Rencana keperawatan
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
1 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan masalah Menejemen Nutrisi (I.03119)
keperawatan dapat diatasi dengan kriteria hasil :
Status Nutrisi (L.03030)
Observasi :
1. Porsi makan yang dihabiskan cukup meningkat
2. Berat badan cukup membaik
3. Frekuensi makan cukup membaik 1. Identifikasi makanan yang disukai
4. Nafsu makan cukup membaik
5. Membran mukosa cukup membaik
2. Monitor asupan makanan

3. Monitor berat badan

4. Monitor hasil pemeriksaan aboratorium

Terapeutik :

5. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu

6. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein

7. Berikan suplemen makanan, jika perlu

Edukasi :

8. Anjurkan posisi duduk, jika mampu

9. Ajarkan diet yang di programkan

Kolaorasi :

10. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
2 Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan kepeawatan selama Manajemn cairan (I.03098)
cairan 2x24jam diharapkan masalah resiko kekurangan Observasi :
volume cairan dapat teratasi dengan kriteria 1. Monitor status hidrasi (misal frekuensi nadi,
hasil : kekuatan nadi, akral, kelembapan mukosa,
Keseimbangan cairan (L.03020) turgor kulit, tekanan darah)
1. Mempertahankan urine output 2. Monitor berat badan
2. Tekanan darah, nadi, suhu dalam batas 3. Monitor vital sign
normal 4. Monitor masukan makanan/cairan
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi Terapeutik :
4. Elastisitas kulit baik, mukosa lembab. 5. Dorong masukan oral
6. Pertahankan intake dan output
Edukasi :
7. Anjurkan pemberian Aromaterapi
Pappermint selama 10 menit
Kolaborasi :
8. Kolaborasi pemberian cairan IV
9. Berikan tehnik nonfarmakologi untuk
menurangi mual dan muntah (Aromaterapi
Pappermint)
3 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Menejemen energi (I.05178)
selama 2x24 jam diharapkan masalah Observasi :
keperawatan dapat diatasi dengan kriteria 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
hasil : mengakibatkan kelelahan
Toleransi aktivitas (L.05047) 2. Monitor kelelahan fisik dan fungsional
1. Frekuensi nadi cukup meningkat 3. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
2. Keluhan lelah cukup menurun selama melakukan aktivitas
3. Perasaan lemah cukup menurun Terapeutik :
4. Tekanan darah cukup membaik 4. Sediakan lingkungan yang nyaman dan
rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
kunjungan)
5. Faslitasi duduk disisi tempat tidur
Edukasi :
6. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
Kolaborasi :
7. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
Implementasi & Evaluasi ( Catatan Perkembangan )
Tanggal/waktu No. dx Implementasi Paraf Evaluasi
21-12-2022 1 1. Mengidentifikasi makanan yang disukai S:
10.00 1. Pasien mengatakan mual dan muntah ketika
2. Memonitor asupan makanan sesudah makan dan minum
2. Pasien mengatakan nafsu makan menurun
O:
3. Memonitor berat badan 3. Porsi makanan tidak dihabiskan
4. Makan habis 3-4 sendok,porsi makan tidak
4. Memonitor hasil pemeriksaan aboratorium dihabiskan
A : Defisit Nutrisi
5. Melakukan oral hygiene sebelum makan, jika
perlu P : Masalah teratasi sebagian, lanjutkan Intervensi
5. Monitor asupan makanan
6. Monitor berat badan
6. Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi 7. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
protein 8. Berikan suplemen makanan, jika perlu
9. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
7. Memberikan suplemen makanan, jika perlu meningkatkan asupan makanan

8. Menganjurkan posisi duduk, jika mampu

9. Mengajarkan diet yang di programkan

10. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk


menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu
21-12-2022 2 1. Memonitor status hidrasi (misal S:
10.00 frekuensi nadi, kekuatan nadi, 1. Pasien mengatakan badanya lemas
akral, kelembapan mukosa, turgor 2. Pasien mengatakan minum hanya 3-
kulit, tekanan darah) 4 gelas sehari
2. Memonitor berat badan 3. Pasien mengatakn setiap akan
3. Memonitor vital sign makan selalu dikeluarkan lagi
4. Memonitor masukan 4. Pasien mengatakan mual dan munta
makanan/cairan O:
5. Mendorong masukan oral 5. Ku : sedang
6. Mempertahankan intake dan output 6. Kesadaran : Compos Metis
7. Menganjurkan pemberian 7. Pasien Tampak lemah
Aromaterapi Pappermint selama 10 8. Pasien tampak pucat
menit 9. Bibir pasien tampak pecah- pecah
8. Berkolaborasi pemberian cairan IV 10. Kulit tampak kering
9. Memberikan tehnik A : Kekurangan Volume Cairan
nonfarmakologi untuk menurangi P : Masalah Teratasi sebagian, lanjutkan
mual dan muntah (Aromaterapi intervensi
Pappermint) 11. Monitor vital sign
12. Monitor masukan makanan/cairan
13. Anjurkan pemberian Aromaterapi
Pappermint selama 10 menit
14. Kolaborasi pemberian cairan IV
15. Berikan tehnik nonfarmakologi
untuk menurangi mual dan muntah
(Aromaterapi Pappermint)
21-12-2022 3 1. Mengidentifikasi gangguan fungsi S:
10.00 tubuh yang mengakibatkan kelelahan 1. Pasien mengatakan pusing jika setelah
2. Memonitor kelelahan fisik dan muntah
fungsional 2. Pasien mengatakan badan terasa lemas
3. Memonitor lokasi dan O:
ketidaknyamanan selama melakukan 3. Pasien tampak lemas, aktifitas dibantu
aktivitas keluarga
4. Menyediakan lingkungan yang 4. TD :86/53 mmHg
nyaman dan rendah stimulus (mis. 5. N : 69x/menit
Cahaya, suara, kunjungan) A : Intoleransi Aktivitas
5. Memfaslitasi duduk disisi tempat P : Masalah teratasi sebagian, lanjutkan
tidur Intervensi
6. Menganjurkan melakukan aktivitas 6. Monitor kelelahan fisik dan fungsional
secara bertahap 7. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
7. Berkolaborasi dengan ahli gizi selama melakukan aktivitas
tentang cara meningkatkan asupan 8. Anjurkan melakukan aktivitas secara
makanan bertahap
9. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
PEMBAHASAN

Analisis
Analisis
Data Diagnosa
Pengkajian Keperawatan

Menurut Anisa (2019) pengkajiaan adalah tahap awal dari awal yang
sistematis dalam pengumpulan data berbagai sumber data untuk
Seperti yang dikemukakan beberapa ahli sebelumnya daftar
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian diagnosa keperawatan pada bab dua di temukan kesenjangan
ini dilaksanakan pada tanggal 21 Desember – 22 Desember 2022 di dengan kasus nyata yang didapat pada kedua pasien dengan
Ruang Kebidanan RSUD Jendral Ahmad Yani Metro dimulai dari Pasien HEG dengan Inovasi Aromaterapi Pappermint.
biodata klien, riwayat penyakit, pengkajian pola fungsional kesehatan, Peppermint mengandung khasiat anti kejang dan penyembuhan
pemeriiksaan fisik head to toe, dan didukung hasil laboratorium, hasil yang andal untuk kasus mual, salah cerna, susah membuang gas
pemeriksaan penunjang dan terapi pengobatan. diperut, diare, sembelit, flu, sakit kepala, migrain dan pingsan
(Lubis et al., 2019)
Intervensi Implementasi Evaluasi
Keperawatan Keperawatan Keperawatan

Hasil penelitian ini sejalan Implementasi Hasil penelitian ini


dengan teori SIKI (2017) yang keperawatan adalah menunjukan bahwa
menyatakan bahwa intervensi tindakan mandiri sebelum dan sesudah
yang diberikan meliputi dilakukan aromaterapi
menejemen cairan dengan maupun kaloborasi peppermint pada pasien
kolaborasi pemberian cairan Intra yang diberikan perawat mual muntah setiap mau
Vena dan kolaborasi kepada klien sesuai
menggunakan tehnik
makan dan minum, hari ke
nonfarmakologi aromaterapi dengan rencana yang dua pasien sudah bisa
peppermint untuk mengurangi telah dibuat dan kriteria makan dan minum sedikit-
mual dan muntah. Intervensi hasil yang ingin dicapai sedikit dan hanya mual.
yang ditegakkan oleh peneliti Hasil ini menunjukan
sesuai dengan teori pada pasien (Anisa, 2019).
bahwa terdapat pengaruh
yang mengalami hiperemesis
gravidarum telah sesuai dengan
aromaterapi peppermint
data (observasi, nursing dengan penurunan mual
intervensi, edukasi, kolaborasi) dan muntah pada pasien
sesuai dengan kondisi pasien. hiperemesis gravidarum.
Analisis Inovasi Produk

Berdasakan hasil ulasan literature review Ni Ketut Somoyani (2018)


menunjukkan bahwa sebelum diberikan aromaterapi peppermint
sebagian besar (70%) responden mengalami mual tingkat sedang.
Setelah diberikan aromterapi pappermint hampir seluruhnya (95%)
mengalai mual tingkat ringan. Rerata intensitas mual ibu hamil
sebelum diberikan aromaterapi pappermint adalah 4,00 dan sesudah
diberikan aromaterapi papppermint turun menjadi 2,35 sehingga skala
penurunan intensitas mual sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi
papperminta dalah 1,65. Dari hasil uji Pared Sample T-Test
didapatkan nilai t = 11,000 dan p = 0,000, dimaan p < 0,05 maka HI
diterima, artinya ada pengaruh aromaterapi pappermint untuk
menurunkan mual pada ibu hamil.
Thank
you

Anda mungkin juga menyukai