Dosen Pengampu :
Ns.
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3 :
1. ANGGI YOHANA (142012018049)
2. CENDY SURYA ADELLA (142012018053)
3. ISTI FITRIA (142012018061)
4. MAYA AMELIA (142012018066)
5. MUKTI DINIATI (142012018069)
6. NABILA DWI AMBARWATI (142012018070)
7. OKTIN REKSA SIWI (142012018074)
8. VIFI OKTAVIANA (142012018088)
9. WAKIAH (142012018089)
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2021
A. Konsep Dasar
Gagal nafas yang terjadi pada klien dengan hard heart failure merupakan suatu
proses sistematis yang biasanya merupakan peristiwa yang panjang dan berakhir
dengan kegagalan fungsi jantung yang memicu terjadinya bendungan pada paru
sehingga terjadi "dead space" yang berakibat kegagalan ventilasi alveolar. (Paul L.
Marino, 2000).
Kegagalan pernapasan adalah pertukaran gas yang tidak adekuat sehingga terjadi
hipoksemia hiperkapnea (peningkatan konsentrasi karbon dioksida arteri), dan
asidosis Kegagalan pernapasan seperti halnya kegagalan pada sistem organ lainnya,
dapat dikenali berdasarkan gambaran klinis atau hasil pemeriksaan laboratorium.
Tetapi harus diingat bahwa pada kegagalan pernapasan, hubungan antara gambaran
klinis dengan kelainan dan hasil pemeriksaan laboratorium bersifat tidak langsung
Perawat harus mampu membedakan antara gagal napas akut dengan eksaserbasi akut
gagal napas kronis.
Gagal napas akut adalah gagal napas yang timbul pada klien yang parunya
normal secara struktural maupun fungsional sebelum awitan (onser)
penyakit timbul.
Gagai napas kronis adalan gagal napas yang terjadi pada klien dengan
penyakit paru kronik seperti: bronkhitis kronis, emfisema, dan penyakit
paru hitam (penyak penambang batubara) Klien ini mengalami toleransi
terhadap hipoksia dan hiperkapnea yang meraburuk secara bertahap.
Setelah gagal napas akut, paru biasanya kembali pada keadaan awalnya. Pada
gagal napas kronis struktur paru mengalami kerusakan yang permanen (irreversible).
Penatalaksanaan mendasar dari kedua kondisi ini berbeda dan akan dibahas pada
pembahasan berikut.
Gagal napas akut dapat disebabkan oleh berbagai keadaan, beberapa di antaranya
mengakibatkan ventilas yang tidak adekuat Pada beberapa contoh parunya sendiri
tetap normal secara struktural pada tahap awal. Salah satu penyebab yang paling
penting pada ventilasi yang tidak adekuat adalah obstruksi saluran pernapasan bagian
atas.
Depresi sistem saraf pusat juga akan mengakibatkan ventilasi yang tidak adekuat
Pusat pernapasan, yang mengendalikan pernapasan, terletak di bagian bawah batang
otak (pons dan medula oblongata). Takar dosis obat, anestesi, opioid, cedera kepala,
stroke, tumor otak, ensefalitis, meningitis, hipoksia, dan hiperkapnea mempunyai
kemampuan dalam menekan pusat pernapasan. Pada klien ini. pernapasan menjadi
lambat dan dangkal Henti napas dapat terjadi pada kasus-kasus yang berat.
A. Pengkajian
1. Identitas
2. Keluhan utama: jantung berdebar debar dan nafas sesak
3. Riwayat keperawatan:
Klien merasakan jantungnya sering berdebar debar dan nafas menjadi sesak dan terasa
lelah jika beraktivitas. Riwayat hipertensi, dm, asma, riwayat MRS
4. Analisa data
5. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko terjadi ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d tidak adanya reflek batuk
dan produksi sekret yang banyak
2. Resiko gangguan pertukaran gas b.d adanya odem paru sekunder dekompensasi
ventrikel kiri
6. Intervensi Keperawatan