Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Tanaman Hydrilla verticillata Terhadap Ikan Guppy (Poecilia

reticulata) pada Kondisi Gelap dan Terang Praktikum Ekologi saling


Ketergantungan

Fauzan Farid Nugroho


Program Studi Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuanalam, Universitas Negeri Jakarta. Jl.
Pemuda No.10 Rawamangun Jakarta, Indonesia
Email: rezafarid78@gmail.com

Abstrak
Tanaman Hydrilla verticillata meruapakan tanaman air tawar yang biasa hidup di peraiaran di Asia, Afrika,
dan Australia, dengan distribusi yang tersebar dan jarang ditemukan di Eropa. Hydrilla verticillata memiliki
kemampuan untuk menjernihkan dan meningkatkan kualitas air yang berada di sekitarnya. Kadar oksigen
yang baik berguna untuk ikan melakukan respirasi. Hasil dari respirasi ikan guppy (Poecilia reticulata)
yang merupakan bahan organik berupa ammonia. Penumpukan bahan organic sisa dari metabolisme ikan
guppy dapat memengaruhi kejernihan air dan kadar oksigen yang ada di dalam air, yang secara tidak
langsung memengaruhi hidupp dari ikan guppy di dalam wadah. Tujuan dari penelitian ini adlaah untuk
mengetahui hubungan antara diletakannya tanaman air Hydrilla verticillata pada air yang berisi ikan guppy.

Kata kunci : Ikan guppy, Hydrilla verticillate, kejernihan air

1. Pendahuluan
Ikan guppy di masa sekarang ini banyak dibudidayakan bagi para pecinta ikan hias di seluruh dunia.
Warna yang beragam dengan ekor yang indah menjadi daya Tarik yang besar bagi para pecinta ikan hias.
Ikan Guppy berasal dari daerah kepulauan Karibia dan Amerika Selatan, dan dapat digunakan sebagai
pengendali nyamuk, sehingga tersebar dan dibawa oleh para pelaut. Nama Guppy sendiri merupakan hasil
penghargaan terhadap Robert John Lechmere Guppy melalui Albert C.L.G. Gunther pada tahun 1866
dengan nama Girardinus guppii (sinonim) yang diteliti di kepulauan Trinidad (Nixon dan Sitanggang 2004).

Ikan guppy tergolong ikan yang mudah untuk dibudidayakan. Sepasang ikan guppy sapat menghasilakn
ratusan anakn hanya dalam waktu tiga bulan (Susanto, 1990). Menurut de Assis Montag et al. (2011) ikan
guppy dapat bertahan di lingkungan yang kurang mendukung, bahkan ikan guppy tidak memerlukan
keadaan perairan khusus untuk berkembang biak.
Setaip makhluk hidup harus melangsungkan respires untuk mendapatkan energi untuk hidup, termasuk
ikan guppy. Produk dari metabolisme ikan guppy diantaranya adalah ammonia dan CO2.

Penumpukan bahan organik akan mengakibatkan peningkatan kandungan amonia dan penurunan
kandungan oksigen terlarut. Hal tersebut dapat menghambat pertumbuhan ikan dan menyebabkan kematian
karena terjadinya penurunan kualitas air (Zulsusyanto, 2015).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi tingginya konsentrasi bahan organic pada air
adalah dengan meletakkan tanaman Hydrilla vierticallata pada air yang berisi ikan guppy. Tanaman ini
memiliki fungsi untuk meningkatakn kadar oksigen dalam air dan menjernihkan air, itu disebut
fitoremediasi.

fitoremediasi merupakan suatu sistem yang melibatkan penggunaan tanaman untuk membersihkanatau
menstabilkan lingkungan yang terkontaminasi. Sistem tersebut dapat me minimalisir biaya produksi dan
ramah lingkungan. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai fitoremediator adalah tanaman
Hydrilla verticillata. Tanaman H. verticillata merupakan tanaman yang melayang di air, sehingga dapat
menurunkan bahan pencemar perairan lebih efektif karena bagian daun, batang dan akar terendam di dalam
air (Artiyani, 2011).

Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa tanaman Hydrilla verticallata dapat menurunkan bahan
pencemar. Berdasarkan penelitian Mutmainnah et al. (2015).

2. Bahan dan Metode Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan guppy (Poecilia reticulata), tanaman Hydrilla
verticallata, botol air mineral, dan air. metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengamatan secara
objektif. Pengamatan dilakukan selama kurang lebih 3 hari (72 jam). Objek yang diamati antara lain yaitu,
kejernihan air, bau air, jumlah ikan sehat, jumlah ikan sakit, dan jumlah ikan mati.

Dilakuakan 8 variasi perlakuan yang berbeda terhadap ikan guppy:

A. 1 ikan tanpa hydrilla di tempat gelap.


B. 1 ikan tanpa hydrilla di tempat terang.
C. 1 ikan dengan hydrilla di tempat gelap.
D. 1 ikan dengan hydrilla di tempat terang.
E. 3 ikan tanpa hydrilla di tempat gelpa.
F. 3 ikan tanpa hydrilla di tempat terang.
G. 3 ikan denga hydrilla di tempat gelap.
H. 3 ikan dengan hydrilla di tempat terang.

Cara kerja dari penelitian ini adalah dengan mengisi botol air mineral dengan air lalu memasukkan
kombinasi ikan dan hydrilla sesuai perlakuan di atas. Pengamatan yang dilakukan bersifat objektif, artinya
mnyatakan apa yang terjadi di lapangan. Keobjektifan suatu data sangatlah penting dalam sebuah penelitian.
Karena berkaitan dengan kesimpulan yang akan diambil.

3. Hasil dan Pembahasan

Setelah dilakukan pengamatan selama kurang lebih tiga hari terhadap kondisi air, bau air, jumlah iakn sehat,
jumlah ikan sakit, dan jumlah ikan mati, maka didapat;ah data sebagai berikut:

a. Kondisi air

DATA RATA-RATA 4
Kondisi Air 3,5 A
Kombinasi
0 24 48 72 3 B
jam jam jam jam 2,5
A 0,2 0,8 1 1,2 2 C
B 0 0,4 1,2 1,8 1,5
D
1
C 0 0 1 2 0,5 E
D 0 0,4 0,8 0,8 0
F
E 0,2 1,4 2 3 0 jam 24 jam 48 jam 72 jam
F 0 1,25 3 3,75 G
Kondisi Air
G 0 0,2 0,75 1 H
H 0 1,25 1,5 2 DATA RATA-RATA

Kondisi air yang diamati dalam penelitian meliputi kejernihan air. Semakin tinggi nilai angka rata-rata
suatu kombinasi, maka semakin jernih air yang berada dalam wadah tersebut. Pada data dikaetahui niali
tertinggi kondisi air ada pada kombinasi F. Kombinasi F yaitu 3 iakn guppy dengan hydrilla yang
diletakkan di tempat terang. Sedangkan nilai terendah berada pada kombinasi D, yaitu 1 ikan guppy
deangan hydrilla yang diletakkan di tempat terang.

Lalu pada kombinasi H, 3 ikan guppy dengan hydrilla yang diletakkan di tempat terang memiliki nilai
yang cukup besar yaitu 2. Namun, nilainya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan kombinasi F.
kekeruhan air ini disebabkan oleh penumpukan sisa metabolism yang sebagian bear merupakan amonia.
Konsentrasi amonia yang terlau tinggi bersifat toksik bagi ikan. Karena akan mengurangi jumlah oksigen
terlarut yang terkandung dalam air. Padahal oksigen sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup dalam hal ini
iakn guppy untuk melangsungkan metabolisme. Hal ini dapat menyebabkan matinya ikan. Maak dari itu
kejernihan air sanagt penting bagi kelangsungan hidup ikan, dalam kasus iniadalah ikan guppy.

b. Ikan sehat

DATA RATA-RATA 1,2


Jumlah Ikan Sehat A
Kombinasi 1
72 B
0,8
0 jam 24 jam 48 jam jam
0,6 C
A 1 0,8 0,6 0,6
B 1 0,8 0,6 0,2 0,4 D
C 1 1 1 0,6 0,2 E
D 1 0,8 0,8 0,6 0
F
E 1 1 0,87 0,87 0 jam 24 jam 48 jam 72 jam
F 1 0,75 0,25 0,25 G
Jumlah Ikan Sehat
G 1 0,7 0,4 0,3 H
H 1 0,83 0,58 0,58 DATA RATA-RATA

Dari data diatas terlihat niali rata-rata pada jumlah ikan sehat sampai pada jam ke 72 terendah pada
kombisani B yaitu satu ikan tanpa hydrilla di tempat terang, dan yang paling tinggi pada kombinasi E yaitu
tiga ikan tanpa hydrilla di tempat gelap. Ini mengindikasikan kesehatan ikan bergantung pada intensitas
cahaya yang didapat oleh ikan. Terlalu banyak mendapat cahaya juga merupakan kondisi yang kurang
menguntungkan bagi ikan.

c. Ikan sakit

DATA RATA-RATA 0,5


Kombinasi Jumlah Ikan Sakit A
0,4
0 jam 24 jam 48 jam 72 jam
0,3 B
A 0 0 0 0
B 0 0 0 0,4 0,2 C
C 0 0 0 0 0,1 D
D 0 0 0 0 0 E
E 0 0 0 0 0 jam 24 jam 48 jam 72 jam
F
F 0 0 0,25 0,25 Jumlah Ikan Sakit
G 0 0,3 0 0 G
DATA RATA-RATA
H 0 0 0 0

Semakin sedikit nilai rerata ikan sakit artinya semakin kecil ikan yang sakit. Setelah 72 jam hanya
ada 2 kombinasi yang memiliki angka lebih dari nol. Yaitu kombinasi B dan F. Kdua kombinasi ini tidak
terkena sinar matahari dan tanpa menggunakan hydrilla. Ini menunjukka bahwa terkeananya iakn guppy
oleh sinar matahari membuat ikan menjadi kurang sehat atau sakit. Terlebih lagi tidak ada nya hydrilla yang
membuat kadar oksigen menipis dan amonia memekat. Ini bersifat toksik bagi ikan.

d. Ikan mati

DATA RATA-RATA 0,8


Jumlah Ikan Mati 0,7 A
Kombinasi
0 0,6 B
jam 24 jam 48 jam 72 jam 0,5
0,4 C
A 0 0,2 0,6 0,4
0,3 D
B 0 0 0 0,4 0,2
C 0 0 0 0,4 0,1 E
D 0 0,2 0,2 0,4 0 F
E 0 0 0,13 0,13 0 jam 24 jam 48 jam 72 jam
G
F 0 0,3 0,58 0,75 Jumlah Ikan Mati
G 0 0 0,6 0,7 H
DATA RATA-RATA
H 0 0,16 0,42 0,42

Jumlah rata-rata ikan mati paling kecil jika dibandingkan dengan jumlah ikan dalam masing-
masing kombinasi adalah ikan dengan hydrilla yang diletakkan di tampat terang. Menandakan kombinasi
ini memiliki harapan hidup yang paling tinggi disbanding yang lain, hal ini karena dengan kombinasi ini
hydrillaakan memiliki cukup banyak karbondioksida yang akan diubah menjadi oksigen oleh proses
fotosintesis yang nantinya digunakan ikan untuk berespirasi. Kekeruhan air juga dapat dinetlarisir dengan
adanya tanaman hydrilla di dalam nya.

e. Bau air

DATA RATA-RATA 4 A
Kombinasi Bau Air 3,5
3 B
0 jam 24 jam 48 jam 72 jam 2,5
A 0 0,2 0,8 1 2 C
B 0 1 1,6 2,4 1,5
1 D
C 0 1 2 3
0,5 E
D 0,4 1 1 1,2 0
E 0 1,25 3 3,5 0 jam 24 jam 48 jam 72 jam F
F 0 1,25 2,75 3,75 G
Bau Air
G 0 0,75 1,75 2
DATA RATA-RATA H
H 0 0,25 0,5 0,5
Bau air berasal dari bangkai ikan yang telah membusuk. Semakin lama air yang telah terdapat iakn
mati di dadalamnya akan akan mengeluarkan bau tak sedap yang kian menyengat. Dari data di atas
kombinasi F memiliki nilai rata-rata paling tinggi di atas kombinasi lain. Jika kita meujuk pada poin
sebelumnya, yaitu jumlah ikan mati. Kombinasi F memang memiliki nilai rat-rata tertinggi. Inilah yabg
menyebabkan kombinasi F memiliki bau yang oaling menyenyat diantara 7 kombinasi lain.

4. Kesimpulan

Dari penelitian di atas, dapat disimpulakn bawha tanamna Hydrilla verticallata dan sinar maatri
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup iakn guppy. Tanaman hydrilla merupakan tanaman air yang
dapat melakukan fotosintesis yang manghasilkan produk O2. Namun, tak lepas dari peran sinar matahari,
hydrilla membutuhkan cahaya agar fotosintesis dapat berlangsung. Oleh karena itu cahaya juga berperan
besar pada kesehatan ikan guppy. Disimpulkan juga bahwa air yang terdapat hydrilla di dalamnya akan
menjadi lebih jernih dan memilikikadar oksigern lebih tinggi. Sehingga hal tersebut dapat menunjang hidup
ikan di dalam wadah.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. 2004. Biologi. Jilid III. Erlangga, Jakarta.

Aryani, Sunarto Y, Widiyani T. 2004. Toksisitas akut limbah cair pabrik batik CV. Giyant Santoso Surakarta
dan efek sublethalnya terhadap struktur mikroanatomi branchia dan hepar ikan nila (Oreochromis
niloticus T.). Biosmart 6 (2): 147-153.

de Assis Montag LF, da Silva Freitas TM, de Oliveira Raiol RD, da Silva MV. 2011. Length-weight relationship
and reproduction of the Guppy Poecilia reticulata (Cyprinodontiformes: Poeciliidae) in urban
drainage channels in the Brazilian city of Belém. Biota Neotrop 11 (3): 93-97.

Zulsusyanto. 2015. Kinerja Produksi Benih Ikan Nila Oreochromis niloticus Ukuran 4-5 cm dengan Hydrilla
verticillata sebagai Fitoremediator, Skripsi (Tidak dipublikasikan). Departemen Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Bogor

Artiyani A. 2011. Penurunan kadar N-total dan P-total pada limbah cairan tahu dengan metode
fitoremediasi aliran batch dan kontinyu menggunakan tanaman Hydrilla verticillata. J. Spectra
9(18): 9-14.

Mutmainnah F, Arinafaril dan Suheryanto. 2015. Fitoremediasi logam timbal (Pb) dengan menggunakan
Hydrilla verticillata dan Najas indica. J. Teknik Lingkungan. 12(2):90-103.
Lampiran
Data Kelompok 1

Parameter 0 jam 24 jam 48 jam 72 jam


Kondisi air 0.2 0.8 1 1.2
Bau Air 0 0.2 0.8 1
Jumlah ikan sehat 1 0.8 0.6 0.6
Jumlah ikan sakit 0 0 0 0
Jumlah ikan mati 0 0.2 0.6 0.4

Data Kelompok 2
Parameter 0 jam 24 jam 48 jam 72 jam
Kondisi Air 0 0,4 1,2 1,8
Bau Air 0 1 1,6 2,4
Jumlah Ikan Sehat 1 0,8 0,6 0,2
Jumlah Ikan Sakit 0 0 0 0,4
Jumlah Ikan Mati 0 0,2 0,4 0,4

Data Kelompok 3
Parameter 0 jam 24 jam 48 jam 72 jam
Kondisi air 0 0 1 2
Bau Air 0 1 2 3
Jumlah ikan sehat 1 1 1 0.6
Jumlah ikan sakit 0 0 0 0
Jumlah ikan mati 0 0 0 0.4

Data Kelompok 4

Parameter 0 jam 24 jam 48 jam 72 jam


Kondisi air 0 0.4 0.8 0.8
Jumlah ikan sehat 1 0.8 0.8 0.6
Jumlah ikan sakit 0 0 0 0
Jumlah ikan mati 0 0.2 0.2 0.4
Bau air 0.4 1 1 1.2

Data Kelompok 5
Parameter 0 jam 24 jam 48 jam 72 jam
Kondisi air 0.2 1.4 2 3
Jumlah ikan sehat 1 1 0.87 0.87
Jumlah ikan sakit 0 0 0 0
Jumlah ikan mati 0 0 0.13 0.13
Bau air 0 1.25 3 3.5

Data Kelompok 6

Parameter 0 Jam 24 Jam 48 Jam 72 Jam


Kondisi Air 0 1.25 3 3.75
Jumlah Ikan sehat 1 0.75 0.25 0.25
Jumlah Ikan Sakit 0 0 0.25 0.25
Jumlah Ikan Mati 0 0.33 0.58 0.75
Bau Air 0 1.25 2.75 3.75

Data Kelompok 7

Parameter 0 Jam 24 Jam 48 Jam 72 Jam


Kondisi Air 0 0.2 0.75 1
Bau Air 0 0.75 1.25 2
Jumlah Ikan Sehat 1 0.7 0.4 0.3
Jumlah Ikan Sakit 0 0.3 0 0
Jumlah Ikan Mati 0 0 0.6 0.7

Data Kelompok 8

Parameter 0 Jam 24 Jam 48 Jam 72 Jam


Kondisi Air 0 1.25 1.5 2
Bau Air 0 0.25 0.5 0.5
Jumlah Ikan Sehat 1 0.83 0.58 0.58
Jumlah Ikan Sakit 0 0 0 0
Jumlah Ikan Mati 0 0.16 0.42 0.42

Anda mungkin juga menyukai