Anda di halaman 1dari 23

Perancangan Aplikasi Pelaporan Kerusakan Prasarana

Berbasis Android Menggunakan GCM (Google Cloud


Messaging) (Studi Kasus: Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Salatiga)

Artikel Ilmiah

Peneliti :

Setiawan Prakoso (672012095)

Nina Setiyawati, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

November 2016
2
3
4
5
6
1. Pendahuluan
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Salatiga (Disdukcapil) yang
merupakan instansi pemerintah dalam hal kependudukan juga melakukan
pengembangan dalam hal teknologi dan informasinya. Disdukcapil tidak hanya
menangani masalah mengenai kependudukan saja melainkan juga masalah
pelaporan kerusakan prasarana dari 26 kantor Kecamatan dan Kelurahan di
seluruh Salatiga. Pelaporan prasarana yang berlaku saat ini menggunakan surat
dinas dari kepala Kelurahan maupun Kecamatan setempat. Pelaporan dilakukan
setelah surat disetujui dan ditandatangani, setelah itu pelapor harus datang ke
Disdukcapil untuk melakukan pelaporan secara langsung. Berdasarkan wawancara
yang telah dilakukan, proses pelaporan memakan waktu satu hari. Pelapor harus
menunggu proses persiapan perbaikan hingga perbaikan dilakukan yang memakan
waktu lebih dari tiga hari.
Lamanya proses pelaporan hingga proses perbaikan membuat kinerja di
Kecamatan atau Kelurahan terhambat. Terhambatnya kinerja di Kelurahan
maupun Kecamatan membuat proses pelayanan terhadap masyarakat menjadi
terlambat. Akibat keterlambatan tersebut banyak keluhan masyarakat karena
keperluannya untuk masalah kependudukan maupun masalah lain menjadi lebih
lama dan terhambat. Keterlambatan pelayanan dapat diminimalisir menggunakan
sistem pelaporan yang lebih sederhana dan sistem yang dapat mempercepat
pelayanannya. Berdasarkan observasi yang di lakukan, didapat data bahwa
banyaknya karyawan yang menjadi pengguna smartphone Android di kantor
Kelurahan dan Kecamatan serta di Disdukcapil sebanyak 68,3% dari total
keseluruhan karyawan.
Atas dasar fakta di lapangan, masalah yang ada yaitu bagaimana merancang
aplikasi pelaporan kerusakan prasarana (Report Complaint) pada Android
platform menggunakan GCM (Google Cloud Messaging) untuk memudahkan
pelaporan kerusakan prasarana pada Disdukcapil Salatiga.
Setelah dirumuskan masalah yang ada, dibuatlah batasan-batasan masalah
seperti: aplikasi mobile berbasis Android dibangun menggunakan Android Studio.
Aplikasi yang dibangun akan diterapkan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil kota Salatiga. Aplikasi menggunakan teknologi GCM (Google Cloud
Messagging) yang berguna sebagai sarana untuk memberikan notifikasi kepada
administrator maupun pengguna, sehingga pengguna dapat mengetahui progress
dari pelaksanaan perbaikan prasarana yang telah dilaporkan.

2. Tinjauan Pustaka
Pada penelitian yang dilakukan oleh Fariani Dewi Yulianti pada tahun 2013
dibangun aplikasi e-Learning Jurusan Teknik Informatika ITS Berbasis Android
pada Perangkat Komunikasi Bergerak. Pengguna dari e-learning adalah dosen dan
7
mahasiswa. E-learning dibangun menggunakan web service dan layanan GCM
(Google Cloud Messaging). Menggunakan GCM Dosen dan Mahasiswa
mendapatkan informasi E-learning lebih cepat[1].
Pada penelitian yang dilakukan oleh Fiorenta Wulandari pada tahun 2015,
dibangun aplikasi Informasi Lokasi Jalan Rusak Berbasis Web dan Android.
Aplikasi yang dibangun adalah media pengaduan dan media informasi. Media
pengaduan terletak di aplikasi Android. Pada aplikasi berbasis Android user juga
dapat melakukan pelaporan jalan rusak. Sedangkan aplikasi web berperan sebagai
media informasi dan pengelolaan data untuk administrator. Aplikasi Android ini
dapat membantu user melaporkan kerusakan jalan di kawasan Kota Bandung[2].
Pada penelitian yang dilakukan oleh Fahri Febriyanto Utomo pada tahun 2015
dibangun Aplikasi Manajemen Penanganan Kerusakan Sarana Dan Prasarana
Berbasis Web di PT Phapros Tbk. Aplikasi ini dibuat untuk mengatasi pelaporan
kerusakan prasarana yang masih dilakukan secara manual dan dapat membantu
user menyelesaikan laporan kerusakan dan memudahkan kepala teknisi dalam
merekap data kerusakan dari berbagai devisi[3].
Berdasarkan referensi penelitian terdahulu maka akan dilakukan perancangan
sistem pelayanan pelaporan kerusakan prasarana (report complaint) menggunakan
teknologi GCM. Penelitian ini bertujuan untuk memudahkan Kecamatan dan
Kelurahan di Salatiga melakukan pelaporan kerusakan prasarana.
Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux
yang mencakup sistem operasi, middleware, dan aplikasi. Android adalah sistem
operasi yang dirancang untuk sistem telepon pintar yang menggunakan layar
sentuh. Android pada awalnya dikembangkan oleh sebuah perusahaan yang
dibiayai oleh Google inc. dan saat ini telah dibeli oleh Google[4].
GCM (Google Cloud Messagging) adalah sebuah layanan pada Android yang
berfungsi untuk menjalankan sebuah push notification. Layanan GCM dijalankan
oleh sebuah aplikasi yang berjalan di latar belakang dan bernama layanan Google
Play[5]. Layanan ini akan membangunkan aplikasi yang bersangkutan saat
menerima notifikasi baru dan akan menampilkan notifikasi tersebut pada panel
notifikasi Android.
Aplikasi Android yang menggunakan GCM tidak perlu berjalan di belakang
layar untuk menerima sebuah notifikasi. GCM akan mengirimkan pesan ke
aplikasi dengan mekanisme broadcoast intent (event yang terjadi saat ada
notifikasi baru) ketika ada pesan tiba selama aplikasi tersebut diatur untuk
diizinkan menerima pesan siaran. Namun, tidak sedikit pula aplikasi berjalan di
latar belakang yang menggunakan GCM Service.

3. Metode dan Perancangan


8
Penelitian ini dilakukan dan diselesaikan melalui tahapan penelitian yang
terbagi dalam lima tahapan. Tahapan pertama adalah analisis kebutuhan dan
pengumpulan data, tahapan kedua adalah perancangan sistem. Tahapan ketiga
adalah perancangan aplikasi. Tahapan keempat adalah implementasi dan
pengujian. Tahapan terakhir yaitu penulisan laporan hasil penelitian seperti yang
terlihat pada Gambar 1.

Analisa Kebutuhan dan Pengumpulan Data

Perancangan Sistem Meliputi Perancangan


Proses(UML), Perancangan Arsitektur,
Perancangan Database, Perancangan
Antarmuka

Perancangan Aplikasi / Program

Implementasi dan Pengujian Sistem, serta


Analisis Hasil Pengujian

Penulisan Laporan Hasil Penelitian

Gambar 1 Tahapan Penelitian

Pada Gambar 1 terlihat bahwa pada tahap 1 yaitu analisis kebutuhan dan
pengumpulan data, digunakan metode wawancara dan observasi untuk
mengetahui pendapat dan tanggapan dari karyawan Disdukcapil Salatiga
mengenai sistem yang telah berjalan.
Pada tahap 2, 3, dan 4 dilakukan perancangan sistem yang menggunakan
metode model Prototype. Model Prototype adalah salah satu metode dalam
membangun sebuah perangkat lunak. Metode ini terdiri dari Requirement, Design
dan Evaluasi Prototype.

9
Gambar 2 Proses Metode Prototype [6]

Dari tahap pertama yaitu requirement atau tahapan mendengarkan pelanggan,


maka dilakukan wawancara dan observasi untuk mengetahui kebutuhan dan
harapan dari karyawan Disdukcapil mengenai aplikasi dan sistem yang diperlukan
dan diinginkan. Pada tahapan kedua yaitu desain dilakukan perancangan untuk
membentuk aplikasi pelaporan kerusakan prasarana yang dapat membuat
pelaporan kerusakan prasarana menjadi semakin efisien. Perancangan berbentuk
penyusunan proses bisnis, perancangan sistem menggunakan UML (Unified
Modelling Language), perancangan arsitektur hingga pada proses pembuatan
aplikasi. Pada tahap ketiga yaitu evaluasi prototype dilakukan pengujian untuk
melihat fungsional dari apliksi yang dibuat. Hasil pengujian digunakan untuk
penyempurnaan aplikasi yang dibuat.
Pada Gambar 3 dijelaskan bahwa proses bisnis untuk pelaporan kerusakan
prasarana, pengguna atau dalam hal ini adalah Kelurahan dan Kecamatan harus
menelepon ke Disdukcapil untuk melaporkan kerusakan prasarana setelah datang
ke tata usaha Disdukcapil untuk menyerahkan surat pengantar dari Kecamatan
atau Kelurahan. Surat pengantar yang telah diserahkan ke tata usaha Disdukcapil
akan diajukan ke kepala dinas untuk disetujui, kemudian setelah disetujui kepala
dinas maka perbaikan prasarana Kecamatan atau Kelurahan akan ditindaklanjuti.

10
Gambar 3 Proses Bisnis Pelaporan Kerusakan Prasarana (Lama)

Gambar 4 Proses Bisnis Baru

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Disdukcapil, sistem lama seperti


pada Gambar 3 dirasa lebih memakan waktu dalam pencatatannya. Untuk itu
dibuatlah proses bisnis baru sebagai penunjang penelitian untuk memudahkan
pengguna dalam melakukan pemesanan yang diharapkan lebih mempersingkat
waktu dalam pelaporan kerusakan prasarana.
Adapun proses bisnis yang terlihat pada Gambar 4 dapat kita ketahui proses
bisnis baru dari sistem pelaporan kerusakan prasarana adalah sebagai berikut,
pertama user yang merupakan petugas di Kelurahan atau Kecamatan melakukan
request perbaikan untuk kerusakan prasarana melalui perangkat Android. Kedua
kepala daerah setempat mendapat pemberitahuan untuk melakukan validasi
request perbaikan dari user, setelah kepala daerah melakukan validasi data akan
dikirim ke database. Ketiga administrator menerima pemberitahuan bahwa
request perbaikan telah divalidasi. Keempat administrator mencetak surat laporan

11
kerusakan dan diserahkan kepada kepala Disdukcapil untuk ditindaklanjuti.
Kelima, setelah administrator menerima persetujuan dari kepala Disdukcapil
untuk melakukan perbaikan, maka administrator akan mengirimkan pesan
pemberitahuan kepada user dan kepala daerah setempat bahwa perbaikan sedang
diproses. Pada proses keenam dan ketujuh pesan akan dikirimkan kepada kepala
daerah setempat dan kepada user melalui GCM (Google Cloud Messanging)
sehingga user dan kepala daerah setempat dapat mengetahui proses pelaporan
kerusakan prasarana. Perancangan yang dilakukan selanjutnya adalah
perancangan arsitektur aplikasi. Pada Gambar 5 dijelaskan desain arsitektur dari
program yang akan dijalankan.

Gambar 5 Arsitektur Sistem

Pada Gambar 5 terdapat dua aplikasi yaitu aplikasi mobile dan aplikasi
desktop. Aplikasi mobile diimplementasikan ke perangkat mobile dengan tujuan
untuk digunakan oleh administrator dari Kelurahan dan Kecamatan sebagai user.
Aplikasi desktop diimplementasikan pada komputer yang ditujukan kepada
administrator di Disdukcapil untuk mengelola data pelaporan kerusakan prasarana
serta mengirim notifikasi kemajuan progres kepada user. Agar dapat menjalankan
kedua aplikasi, semua perangkat harus terhubung dengan koneksi internet.
Adanya internet, aplikasi mobile dapat mengirimkan data ke database server
melalui web service JSON. Setelah aplikasi mobile memasukkan data kerusakan
prasarana masuk ke database server, kemudian administrator mengirim kemajuan
perbaikan prasarana melalui service.

12
Setelah dilakukan perancangan arsitektur sistem, dilakukan pembuatan dan
perancangan UML yang terdiri dari usecase diagram, activity diagram, sequence
diagram, dan class diagram. Usecase diagram digambarkan pada Gambar 6.

Gambar 6 Usecase Diagram Pelaporan Kerusakan Prasarana

User dapat melakukan registrasi akun, memasukkan data pelaporan kerusakan


prasarana dan melihat kemajuan perbaikan pelaporan kerusakan prasarana. Kepala
daerah dapat melakukan registrasi akun dan validasi data pelaporan dan melihat
data kemajuan perbaikan pelaporan. Dinas dapat mengelola data user dan kepala
daerah juga dapat mengirim notifikasi kemajuan perbaikan pelaporan kerusakan
prasarana. Pada activity diagram dijelaskan langkah-langkah di setiap menu yang
telah diuraikan pada use case diagram di Gambar 6. Activity diagram menjelaskan
aktivitas pengguna dari awal aplikasi dijalankan hingga selesai.

13
Gambar 7 Activity Diagram Pelaporan Kerusakan Prasarana User

Pada activity diagram untuk menu pelaporan kerusakan prasarana yang


ditunjukkan pada Gambar 7 Aplikasi dimulai dengan user melakukan login untuk
masuk ke menu utama, setelah user memilih menu pelaporan maka sistem akan
menampilkan form untuk pengisian pelaporan. Setelah data dimasukkan oleh user
maka sistem akan menambahkan ke database, kemudian sistem akan mengirim
notifikasi kemajuan perbaikan ke user.

14
Gambar 8 Class Diagram Aplikasi Pelaporan Kerusakan Prasarana

Diagram kelas adalah inti dari proses pemodelan objek. Baik forwarding
engineering maupun reverse engineering memanfaatkan diagram ini. Forward
engineering adalah proses perubahan model menjadi kode program sedangkan
reverse engineering sebaliknya, mengubah kode program menjadi model.
Diagram kelas merupakan kumpulan kelas-kelas objek. Oleh karena itu pengertian
kelas sangat penting sebelum merancang diagram kelas. Kelas sebagai suatu set
objek yang memiliki atribut dan perilaku yang sama [7]. Secara teknis sebuah
kelas diartikan sebagai suatu definisi sumber daya yang termasuk didalamnya
informasi-informasi yang menggambarkan fitur suatu entitas dan bagaimana
penggunaannya. Gambar 8 adalah class diagram dari perancangan aplikasi
pelayanan pelaporan perbaikan. Gambar 8 menjelaskan tentang class diagram
pada aplikasi yang akan dibangun. Class diagram tersebut terdiri atas entity data
user, entity data lurah, entity data pelaporan, entity login user, dan entity login
lurah. Ada beberapa controller yaitu data user, insert, update, delete data user,
15
mengelola data pelaporan, insert, update, delete pelaporan, data lurah, inset,
update, delete data lurah, data login lurah, insert, update, delete data login lurah,
dan data login user, insert, update, delete data login user.

4. Pembahasan
Pada penelitian ini aplikasi pelaporan kerusakan dibangun dalam 2 modul
yaitu aplikasi berbasis web dan aplikasi berbasis Android. Pembahasan akan
ditekankan pada aplikasi berbasis Android. Modul aplikasi berbasis web
digunakan untuk administrator yang adalah pegawai dari Disdukcapil yang
bertugas untuk menerima pelaporan, mengirim status pelaporan dan
memberitahukan pelaporan kepada kepala Disdukcapil. Aplikasi Android
digunakan oleh kepala daerah yang berupa Camat ataupun Lurah, serta user atau
pelapor yang adalah petugas Kecamatan atau Kelurahan setempat. Pelapor
memberikan laporan mengenai kerusakan sarana prasarana yang nantinya akan
dilakukan persetujuan atau approval pada laporan tersebut.

Gambar 9 Menu Pelaporan Kerusakan

Gambar 9 adalah menu pelaporan kerusakan dimana pelapor dapat


melaporkan kerusakan yang terjadi di tempat kerjanya. Pelapor harus mengisi
subjek pelaporan dan rincian pelaporan terlebih dahulu. Setelah rincian pelaporan
diisi, pelapor dapat melakukan pelaporan. Pada menu pelaporan prasarana,
diberikan tombol lihat pelaporan yang memiliki fungi untuk melihat status
pelaporannya apakah pelaporan tersebut telah disetujui atau belum, serta
menunjukkan apakah pelaporannya telah masuk ke dalam sistem database.

16
Kode Program 1 Perintah Untuk Melakukan Pelaporan Kerusakan Prasarana

1 @$nama_user = $_GET['nama_user'];
2 @$subject_pelaporan = $_GET['subject_pelaporan'];
3 @$rincian_pelaporan = $_GET['rincian_pelaporan'];
4 @$tanggal_pelaporan = date('D M Y',time());
5 @$aprove_laporan = $_GET['aprove_laporan'];
6 @$token_id = $_GET['token_id'];

7 $query_insert_data = mysql_query("INSERT INTO data_pelaporan


(nama_user,subject_pelaporan,rincian_pelaporan,tanggal_pe
laporan,aprove_laporan,token_id)
VALUES('$nama_user','$subject_pelaporan','$rincian_pelapo
ran','$tanggal_pelaporan','$aprove_laporan','$token_id')"
);
8 if ($query_insert_data) {
9 echo "Data Berhasil Disimpan";
10 } else {
11 echo "Error Insert User " . mysql_error();

Kode Program 1 berfungsi untuk insert data pelaporan pada server. Kode
Program 1 dimulai dengan menyiapkan variabel penyimpanan data yang isinya
diambil dari data yang dimasukkan oleh user. Kemudian data dimasukkan ke
dalam database dengan menggunakan query insert dari MYSQL. Setelah data
berhasil disimpan, maka akan muncul pemberitahuan bahwa data berhasil
disimpan ke database, jika tidak berhasil disimpan, maka akan muncul error
dalam melakukan insert.

Menu untuk hak akses kepala daerah yang telah melakukan login,
ditunjukkan pada Gambar 10 dan 11. Pada Gambar 10 dan 11, kepala daerah
setempat disajikan data pelaporan yang telah dilakukan oleh pegawainya. Kepala
daerah dapat melakukan approval atau persetujuan terhadap laporan tersebut.

Gambar 10 Menu Kepala Daerah Gambar 11 Menu Kepala Daerah

17
Pada Gambar 10 menunjukkan semua laporan yang telah dilakukan oleh
pegawai Kecamatan atau Kelurahan baik yang telah disetujui maupun belum
disetujui. Gambar 11 menunjukkan menu approve yang digunakan oleh camat
atau lurah setempat untuk melakukan persetujuan terhadap laporan yang telah
dilakukan. Setelah persetujuan pelaporan dilakukan, maka status pelaporan akan
berubah telah disetujui.

Gambar 12 Menu Perseujuan atau Approval

Pada menu persetujuan diberikan pilihan unutk menyetujui atau tidak. Jika
kepala daerah ingin menyetujui maka memilih tombol update. Jika tidak maka
memilih cancel, seperti yang terlihat pada Gambar 12.

Kode Program 2 Perintah Untuk Melakukan Persetujuan Pelaporan Kerusakan Prasarana

12 String id_pelaporan = editid_pelaporan.getText().toString();


13 String nama = editnama_user.getText().toString();
14 String subject_pelaporan =
editsubject_pelaporan.getText().toString();
15 String rincian_pelapora =
editrincianpelaporan.getText().toString();
16 String tanggal_pelaporan =
edittanggal_pelaporan.getText().toString();
17 String aprove_laporan =
editaprove_laporan.getText().toString();
18 String token_id = edittoken_id.getText().toString();
19 String laporan =
biodata.updatePelaporan(editid_pelaporan.getText().toString(),
nama, subject_pelaporan.replace(" ","_"),
rincian_pelapora.replace(" ","_"), tanggal_pelaporan,
aprove_laporan, token_id);

18
Pada Kode Program 2 baris 12 sampai 18 sistem akan mengambil data
Pelaporan Kerusakan Prasarana. Setelah data disimpan maka disiapkan variabel
untuk menampung data-data tersebut dalam bentuk string. Pada baris 19 adalah
fungsi untuk menyetujui laporan kerusakan dari user.

Gambar 13 Notifikasi Persetujuan Untuk Kepala Daerah Gambar 14 Notifikasi Untuk User

Pada Gambar 13 merupakan tampilan notifikasi GCM pada perangkat


kepala daerah jika ada laporan kerusakan dari pelapor. Pada Gambar 14
merupakan tampilan notifikasi GCM pada perangkat pelapor jika permintaan
perbaikan dari pelapor telah disetujui.

Kode Program 3 Perintah Menampilkan Notifikasi Pada Android Application


20 Intent intent = new Intent(this, Pesanmasuk.class);
21 intent.addFlags(Intent.FLAG_ACTIVITY_CLEAR_TOP);
22 int requestCode = 0;//Your request code
23 PendingIntent pendingIntent =
24 PendingIntent.getActivity(this, requestCode, intent,
25 PendingIntent.FLAG_ONE_SHOT);
26 //Setup notification
27 //Sound
28 Uri sound =
29RingtoneManager.getDefaultUri(RingtoneManager.TYPE_NOTIFICATION);
30 //Build notification
31 NotificationCompat.Builder noBuilder = new
32NotificationCompat.Builder(this)
33 .setSmallIcon(R.mipmap.ic_launcher)
34 .setContentText("My GCM message :X:X")
35 .setContentText(message)
36 .setAutoCancel(true)
37 .setContentIntent(pendingIntent);

NotificationManager notificationManager =
(NotificationManager)getSistemService(Context.NOTIFICATION_SERVICE);
notificationManager.notify(0, noBuilder.build()); //0 = ID
of notification
19
Kode Program 3 merupakan perintah untuk menampilkan notifikasi yang
dikirim dari user ke kepala daerah pada saat melakukan pelaporan kerusakan, dan
notifikasi dari kepala daerah ke user pada saat menyetujui pelaporan kerusakan.
Notifikasi tersebut akan ditampilkan dalam push notification. Jika push
notification ditekan, akan masuk ke activity yang menampilkan notifikasi.

Kode Program 4 Perintah Mengirim Notifikasi Pada Pelapor


38 $pushMessage = "Telah di setujui";
if(isset($gcmRegIds) && isset($pushMessage)) {
39 $message = array('message' => $pushMessage);
40 $pushStatus = sendPushNotification($gcmRegIds, $message);

Pada kode program 4 merupakan perintah pada sisi kepala daerah untuk
mengirim notifikasi kepada pelapor. Setelah kepala daerah menekan tombol
approve pada laporan kerusakan, maka akan otomatis mengirimkan notifikasi
GCM kepada user yang berisi ”Laporan telah di setujui”.
Kode Program 5 Perintah Mengirim Notifikasi Pada Kepala Daerah
41 $pushMessage = "Ada Laporan masuk";
if(isset($gcmRegIds) && isset($pushMessage)) {
42 $message = array('message' => $pushMessage);
43 $pushStatus = sendPushNotification($gcmRegIds, $message);

Pada kode program 5 merupakan perintah pada sistem untuk mengirimkan


secara otomatis notifikasi GCM kepada kepala daerah, setelah pelapor
mengirimkan laporan. Notifikasi GCM dikirimkan ke perangkat kepala daerah dan
berisikan “Ada laporan masuk”.

Gambar 16 Tampilan Web Administrator

Pada Gambar 16 adalah menu lihat laporan pada sisi administrator. Pada
menu ini, administrator dapat melihat laporan kerusakan prasarana, menghapus
20
laporan yang sudah dilakukan tindakan dan administrator juga bertugas untuk
mencetak surat pelaporan.
Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat.
Pengujian yang dilakukan terdiri dari pengujian beta. Pengujian beta adalah
pengujian yang dilakukan oleh orang yang tidak ikut dalam pembuatan aplikasi.
Pengujian beta dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan dan wawancara,
yaitu dengan membagikan daftar pertanyaan kepada sample pengguna [8].
Tabel 1 Pengujian Aplikasi Mobile
Fungsi yang diuji Kondisi Output yang Output yang Status
diharapkan dihasilkan sistem Pengujian
Masuk ke aplikasi username dan Password Sukses masuk Sukses masuk Valid
benar aplikasi aplikasi
username dan Password Gagal masuk Gagal masuk
salah aplikasi aplikasi
Melakukan insert Sukses insert data Sukses insert data Valid
pelaporan pelaporan pelaporan
Lihat data pelaporan Sukses tampilkan Sukses tampilkan Valid
pelaporan pelaporan
Melakukan Persetujuan Sukses melakukan Sukses melakukan Valid
pelaporan persetujuan persetujuan
pelaporan pelaporan
Mendapatkan Sudah melakukan Sukses mendapat Sukses mendapat Valid
Pemberitahuan persetujuan pelaporan pesan pesan
laporan
Sudah melakukan Sukses mendapat Sukses mendapat Valid
Pemberitahuan laporan persetujuan pesan pesan
disetujui

Berdasarkan hasil pengujian beta pada Tabel 1, disimpulkan bahwa sample


pengguna terdiri dari 22 Kelurahan dan 4 Kecamatan. Responden adalah 11
sekretaris Kelurahan, 11 kepala Kelurahan, 2 sekretaris Kecamatan dan 2 kepala
Kecamatan Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah tampilan aplikasi
sudah user friendly terhadap responden dan kerja aplikasi apakah telah memenuhi
kebutuhan responden.

Tabel 2 Hasil Pengujian Aplikasi Pengguna dan Daftar Pertanyaan


No Pertanyaan STS TS CS S SS
Fungsi aplikasi
1. Apakah dengan adanya aplikasi prosedur pelaporan kerusakan 0 0 5 9 16
menjadi lebih sederhana?

Apakah aplikasi membuat pengarsipan laporan kerusakan menjadi 0 0 2 24 4


2. lebih tertata dan lebih rapi?

Setelah mencoba aplikasi pelaporan kerusakan prasarana, apakah


3 dengan aplikasi ini anda merasa lebih hemat waktu (kurang dari 24 0 0 2 25 3
jam) dan biaya dalam melakukan pelaporan kerusakan prasarana?

4. Apakah aplikasi mudah dioperasionalkan? 0 0 0 26 4


.
5. Apakah Tampilan dapat terbaca semuanya? (baik tombol maupun 0 0 0 30 0
tulisan).

Perhitungan dilakukan menggunakan skala Likert [9], dimana masing-masing


jawaban menggunakan interval angka 0% sampai dengan 19,99% untuk sangat
tidak setuju (STS) atau buruk atau kurang sekali. Angka 20% sampai 39,99%
21
berarti tidak setuju (TS) atau kurang baik. Angka 40% sampai angka 59,99%
berarti cukup (CS) atau netral. Angka 60% hingga angka 79,99% berarti setuju
(S) atau baik atau suka. Angka 80% hingga angka 100% berarti sangat setuju
(SS) atau baik atau suka.
Pada pertanyaan 1 dapat di ketahui memiliki skor 87% yang berarti responden
merasa sangat setuju jika aplikasi memiliki prosedur pelaporan kerusakan yang
lebih sederhana. Pada pertanyaan kedua, sebesar 81% responden merasa sangat
setuju bahwa aplikasi dapat membuat pengarsipan menjadi lebih tertata rapi. Pada
pertanyaan ketiga didapat hasil sebesar 80% responden merasa sangat setuju
bahwa dengan adanya aplikasi pengguna dimudahkan dalam pelaporan kerusakan
sehingga lebih cepat dan hemat biaya. Pertanyaan keempat sebesar 83% skor
didapat, yang berarti responden dangat setuju bahwa aplikasi mudah untuk
dioperasionalkan. Pada pertanyaan terakhir diperoleh skor 80% yang berarti
responden merasa sangat setuju bahwa aplikasi memiliki tampilan yang mudah
dilihat dan terbaca.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa program aplikasi yang dibuat memenuhi
ketentuan, bahwa program membantu pegawai Kelurahan dan Kecamatan dalam
melakukan pelaporan kerusakan, mendapatkan pemberitahuan kemajuan
perbaikan kerusakan prasarana serta mudah untuk digunakan dan memiliki
tampilan yang jelas.

5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa
aplikasi pelaporan kerusakan prasarana dibangun menggunakan teknologi mobile
dan web. Aplikasi berbasis web dioperasikan oleh administrator dari Disdukcapil
untuk memonitor proses pelaporan prasarana dan menghapus data pelaporan yang
sudah ditindaklanjuti. Aplikasi mobile dibangun berbasis Android dengan
memanfaatkan teknologi GCM (Google Cloud Messaging). User akan
mendapatkan notifikasi menggunakan teknologi GCM (Google Cloud Messaging)
setelah permintaan perbaikan disetujui oleh kepala daerah melalui perangkat
mobile. Begitu pula pada menu melihat data pelaporan, user dapat melihat data
kemajuan perbaikan pelaporan yang telah dilakukan. Pada sisi kepala daerah,
kepala daerah mendapatkan notifikasi menggunakan teknologi GCM (Google
Cloud Messaging) jika permintaan perbaikan prasarana dari user untuk disetujui
melalui aplikasi smartphone kepala daerah.

Berdasarkan pengujian pengguna aplikasi pelaporan kerusakan prasarana


didapatkan bahwa aplikasi telah mewakili kebutuhan pengguna dalam membantu
menyederhanakan prosedur pelaporan kerusakan. Adanya teknologi GCM
(Google Cloud Messaging), user diberikan kemudahan dalam melakukan
pelaporan kerusakan prasarana tanpa datang langsung ke Disdukcapil Salatiga dan
dapat mempersingkat waktu pelaporan kerusakan prasarana. Untuk penelitian

22
kedepan aplikasi pelaporan kerusakan prasarana dapat dibangun untuk berjalan di
multi platform serta dapat terintegrasi dengan layanan-layanan lainnya yang
mendukung kinerja pelayanan pemerintahan.

6. Daftar Pustaka
[1] Yulianti, Fariani Dewi, dkk. “Pengembangan Aplikasi e-Learning Jurusan
Teknik Informatika ITS Berbasis Android pada Perangkat Komunikasi
Bergerak”. Surabaya: ITS
[2] Wulandari Fiorenta, dkk. 2015. “Aplikasi Informasi Lokasi Jalan Rusak
Berbasis Web Dan Android”. Bandung: Universitas Telkom
[3] Febriyanto Utomo, Fahri. 2015. “Aplikasi Manajemen Penanganan
Kerusakan Sarana Dan Prasarana Berbasis Web di PT Phapros Tbk”.
Semarang: UnisBank
[4] Aigindra. 2012. Pengertian Android Mobile.
http://www.aingindra.com/2012/06/Android.html, diakses tanggal 8 Juni
2016.
[5] Android Developers. 2012. Google Cloud Messaging for Android.
http://developer.android.com/google/gcm/index.html, diakses tanggal 10
Juni 2016.
[6] Pressman, Roger. 2001. Software Engineering a practitioner Approach.
NewYork: McGraw-Hill Higher Education.
[7] Pressman, Roger. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi
(Buku Satu). Andi: Yogyakarta
[8] Movies, Andris. 2011. Skala Likert.
https://www.academia.edu/7233329/Skala_Likert, diakses pada 17 Januari
2017.

23

Anda mungkin juga menyukai