Anda di halaman 1dari 3

DOKUMEN LEVEL

STANDART OPERATING KODE ......


PROCEDURE

TANGGAL DIKELUARKAN :
INJEKSI DENGAN INSULIN PEN

AREA: Keperawatan Medikal Bedah NO REVISI: ......

Disusun Oleh Disahkan Oleh

Tim Divisi Keperawatan Ketua STIKES Bethesda

A. DEFINISI
Insulin merupakan salah satu terapi pada penderita diabetes mellitus yang dapat
diberikan dengan cara injeksi subcutan (Hidayati, 2014; LeMone and Burke, 2011).
Injeksi subcutan adalah menyuntikkan obat ke jaringan ikat longgar di bawah kulit.
Jaringan subcutan memiliki sedikit pembuluh darah sehingga penyerapan obat akan
lebih lama dari pada penyuntikan intramuskuler. Obat akan diserap penuh jika sirkulasi
darah klien normal. Penyuntikan dengan cara ini akan menyebabkan klien merasa tidak
nyaman karena pada jaringan subcutan terdapat reseptor nyeri.

B. TEORI YANG MENDASARI TINDAKAN


Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolic dengan karakteristk peningkatan
kadar glukosa darah akibat defisiensi insulin. Pada kondisi yang normal produksi insulin
akan meningkat 30-60 menit klien makan dan akan kembali normal dalam 2-3 jam
kemudian. Insulin ini akan berperan membantu memasukkan glukosa ke dalam sel
sehingga terjadi metabolisme. Penderita DM mengalami gangguan produksi insulin
sehingga metabolisme akan menjadi tidak seimbang oleh karenanya memerlukan
bantuan asupan insulin dari luar yang dalam hal ini dapat diperoleh dengan cara
diinjeksikan (LeMone and Burke, 2011).

Daerah yang dianjurkan untuk dilakukan injeksi insulin adalah lengan serta bagian
anterior dan lateral paha atas, dorso gluteal dan abdomen. Penyerapan obat akan lebih
konsisten jika lokasi penyuntikan dirotasi. Area antar suntikan setidaknya berjarak 1 inci
dan area yang sebelumnya disuntik tidak boleh digunakan kembali setidaknya 1 bulan
setelahnya. Kecepatan penyerapan obat insulin berbeda tergantung areanya, abdomen
merupakan area dengan laju penyerapan tercepat, diikuti oleh lengan atas, paha dan
dorso gluteal (Potter and Perry, 2010).

C. TUJUAN
1. Menurunkan kadar gula darah
2. Mencegah komplikasi diabetes mellitus (koma hiperglikemi, ketoasidosis diabetikum,
mikrovaskular, makrovaskular).
3. Mengurangi morbiditas ibu dan janin pada ibu hamil yang mengidap diabetes mellitus
(Hidayati, 2014).

D. INDIKASI TINDAKAN
1. Secara absolut diberikan pada:
a) Pengidap DM tipe 1
b) Koma ketoasidosis
c) DM yang tidak terkendali dengan diet
2. Secara relati diberikan pada:
a) DM tipe II terjaga dengan obat hiperglikemi oral
b) DM dengan infeksi sistemik (Hidayati, 2014).

E. KONTRA INDIKASI TINDAKAN


Adanya syok sirkulasi atau penurunan perfusi jaringan lokal (Potter and Perry, 2010).
Kondisi hipoglikemi (LeMone and Burke, 2011).

F. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


1. Kadar gula darah klien (Hidayati, 2014).
2. Lokasi penyuntikan sebelumnya
3. Periksa kecukupan jaringan adipose klien (Potter & Perry, 2010).

G. PROSEDUR TINDAKAN
1. Tahap Pra Interaksi:
a. Persiapan diri perawat
b. Verifikasi program
c. Persiapan alat
1) Pen insulin
2) Jarum insulin pen
3) Pengalas: perlak/ underpad
4) Alcohol swab
5) Sarung tangan.
6) Bak instrument tempat spuit
7) Bengkok.
8) Alat pelindung diri: yas dan masker.
9) Catatan pemberian obat
d. Persiapan lingkungan

2. Tahap Orientasi:
a. Berikan salam terapeutik
b. Identifikasi klien
Tanyakan nama dan tanggal lahir, dan dicocokkan dengan gelang yang dipakai
oleh klien
c. Klarifikasi kontrak sebelumnya (waktu, topik/kegiatan, tempat)
d. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
e. Berikan kesempatan klien untuk bertanya

3. Tahap Kerja:
a. Perawat cuci tangan.
b. Kenakan APD
c. Siapkan obat sesuai dosis, pasang jarum insulin pen dan putar insulin pen
sesuai dosis
d. Pilih dan tentukan tempat penusukan sesuai dengan ketentuan. Palpasi dan
hindari area yang terdapat masa atau nyeri tekan. Hindari area tersebut. Untuk
insulin harian maka perlu rotasi lokasi pemberian.
e. Atur posisi nyaman bagi klien. Anjurkan klien untuk merilekskan bagian yang
akan disuntik.
f. Pasang pengalas di bawah area tusukan.
g. Desinfeksi tempat penusukan dengan alcohol swab dengan diameter 5 cm dari
dalam keluar atau dengan arah memanjang satu arah.
h. Buka penutup insulin pen. Gunakan tangan yang tidak dominan untuk
mengangkat atau meregangkan kulit, sementara tangan yang dominan
memegang insulin pen dengan kemiringan 90o, tusukkan jarum dengan hati-hati.
i. Dorong obat perlahan-lahan dengan menekan pangkal pena hingga pena
menunjukkan angka 0 (tidak terdengar suara “klik”)
j. Tarik insulin pen dengan sudut sama saat penusukan.
k. Lepaskan jarum pen, buang jarum ke dalam bengkok. Tutup insulin pen
kemudian simpan di bak instrumen.
l. Letakkan spuit di bengkok yang sudah disediakan.
m. Lepaskan sarung tangan.
n. Kembalikan posisi dan rapikan klien.
o. Bereskan alat – alat.
p. Lepas APD
q. Perawat cuci tangan.

4. Tahap Terminasi:
a. Evaluasi respon klien
b. Simpulkan hasil kegiatan
c. Pemberian pesan
d. Kontrak selanjutnya (waktu, topik/kegiatan, tempat)

5. Dokumentasi:
Tuliskan nama tindakan keperawatan, waktu pelaksanaan tindakan keperawatan
dan respon klien

6. Sikap:
a. Teliti
b. Empati
c. Peduli
d. Sabar
e. Sopan

H. SUMBER REFERENSI
Hidayati, Ratna dkk. (2014). Praktik Laboraturium Keperawatan Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

LeMone, Priscilla and Burke, Karen. (2011). Medical-Surgical Critical Thinking in Client
Care First Australian Edition Volume 1. Australia: Pearson.

Potter, Patricia A. and Perry, Anne G. (2010). Fundamental Keperawatan Buku 2 Edisi
7. Jakarta: Salemba Medika.

The Global Diabetes Community. (2017). How to Inject Insulin. Diakses pada 10 Agsutus
2017 dari http://www.diabetes.co.uk/insulin/how-to-inject-insulin.html

Anda mungkin juga menyukai