59394modul Kalibrasi Alat Untuk Analis
59394modul Kalibrasi Alat Untuk Analis
1. Pendahuluan
Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu menunjukkan hasil
yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang sama. Perbedaan ini diperbesar lagi
dengan adanya pengaruh lingkungan, operator, serta metode pengukuran. Padahal dalam
menghasilkan hasil pengukuran tersebut sangat diharapkan bahwa setiap alat ukur yang
digunakan dimanapun memberikan hasil ukur yang sama dalam kaitannya dengan keperluan
keamanan, kesehatan, transaksi, dan keselamatan.
Agar setiap alat dapat memberikan hasil ukur dengan keabsahan yang sama, alat ukur tersebut
perlu mempunyai ketelusuran kepada standar nasional atau standar internasional. Cara untuk
memberikan jaminan bahwa alat yang digunakan mempunyai ketelusuran kepada standar
nasional adalah dengan melakukan kalibrasi terhadap alat tersebut. Lebih dari itu untuk
memelihara ketelusuran tersebut perlu dilakukan perawatan alat dalam selang kalibrasi
tertentu.
Dalam penerapan standar ISO/IEC 17025 : 2005, kiranya upaya-upaya untuk menyamakan
persepsi bagi semua pihak terkait perlu dilaksanakan. Ketelusuran pengukuran tidak hanya
sekedar menjadi persyaratan administratif, melainkan telah menjadi kebutuhan teknis yang
mendasar terutama dengan diwajibkannya mencantumkan estimasi ketidakpastian dalam hasil
uji.
2. Metrologi
Metrologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang ukur mengukur (science of
measurement). Bidang kerja metrologi mencakup standarisasi, pengujian, dan jaminan mutu.
Sedangkan bidang yang dikelolanya adalah mengenai satuan ukur, alat ukurnya sendiri, dan
prosedur pengukuran.
Metrologi dewasa ini terbagi dalam tiga bagian yaitu metrologi legal, metrologi industri dan
metrologi ilmiah. Metrologi legal menangani peneraan alat-alat ukur yang langsung
berhubungan dengan kepentingan konsumen sedang metrologi industri menangani alat-alat
ukur yang tidak langsung berhubungan dengan kepentingan konsumen dalam transaksi,
misalnya alat ukur yang digunakan dalam pengujian di laboratorium, alat ukur yang digunakan
untuk keperluan proses di pabrik, dan alat ukur yang digunakan sebagai alat penjamin
keselamatan.
Metrologi legal terbagi dua yaitu metrologi legal perdagangan yang sekarang dibawah
kewenangan Depperindag (dahulu dibawah kewenangan Departemen Perdagangan) dan
metrologi radiasi nuklir dibawah kewenangan Batan.
Cakupan kerja metrologi legal ditujukan untuk menjamin transaksi yang adil antara lain untuk
perlindungan konsumen dan produsen, perdagangan, juga untuk keselamatan dan kesehatan.
Sedangkan metrologi radiasi nuklir ditujukan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan dari
bahaya radiasi.
Kegiatan metrologi legal sudah lama dikenal sebagai kegiatan tera (tera dan tera ulang).
Metrologi teknis bidang kerjanya menangani ketelusuran pengukuran di laboratorium maupun
industri yang lebih dikenal dengan kegiatan kalibrasi.
Metrologi ilmiah mengelola penelusuran dan pemeliharaan peralatan standar hirarki tinggi
yang dijadikan acuan bagi kedua metrologi lainnya.
3. Pengertian kalibrasi
Secara umum kalibrasi mempunyai pengertian sebagai rangkaian kegiatan membandingkan
hasil pengukuran suatu alat dengan alat standar yang sesuai untuk menentukan besarnya
koreksi pengukuran alat serta ketidakpastiannya. Dalam pengertian ini alat standar yang
digunakan juga harus terkalibrasi dibuktikan dengan sertifikat kalibrasi. Dengan demikian
maka besarnya koreksi pengukuran alat dapat ditelusurkan ke standar nasional atau standar
internasional dengan suatu mata rantai kegiatan kalibrasi yang tidak terputus.
Alat ukur yang telah dikalibrasi tidak akan secara terus menerus berlaku masa kalibrasinya,
karena peralatan tersebut selama masa penggunaanya pasti mengalami perubahan spesifikasi
akibat pengaruh frekuensi pemakaian, lingkungan penyim-panan, cara pemakaian, dan
sebagainya. Untuk itulah selama berlakunya masa kalibrasi alat bersangkutan perlu dipelihara
ketelusurannya dengan cara perawatan dan cek antara secara periodik.
5. Petugas kalibrasi
Meskipun beberapa pelaksanaan kalibrasi dapat dilakukan dengan mudah, tetapi petugas
kalibrasi yang diharapkan dapat melaksanakan kalibrasi dengan baik dan benar kiranya perlu
mempunyai kualifikasi yang memadai. Hal ini akan lebih terasa urgensinya jika dalam proses
kalibrasi harus menghadapi perhitungan baik berupa konversi, standar deviasi, maupun
perhitungan ketidakpastian serta menafsirkan hasil kalibrasi berdasarkan metode kalibrasi
untuk kepentingan laboratorium penguji.
Pada pokoknya petugas kalibrasi harus sensitif terhadap hasil kalibrasi yang telah diperoleh,
tidak boleh terlalu mengandalkan patokan metode kalibrasi yang telah begitu rutin dilakukan
sehingga mengabaikan sensitifitas kalibrasi itu sendiri.
Diluar persyaratan teknis diatas petugas kalibrasi perlu memiliki kepribadian yang baik,
mempunyai dedikasi yang tinggi, serta bertanggung jawab terhadap setiap pekerjaan kalibrasi
yang sedang dan yang telah dilaksanakannya.
7. Proses kalibrasi
Rangkaian kegiatan kalibrasi secara sederhana dapat digambarkan sebagai kegiatan persiapan
kalibrasi, pelaksanaan kalibrasi, perhitungan data kalibrasi, penentuan ketidakpastian dan
penerbitan laporan kalibrasi.
7.2.b Penyetelan
Penyetelan alat yang akan dikalibrasi biasanya diperlukan untuk menghindari kesalahan titik
nol. Penyetelan dapat berupa menyetel kedataran, pembersihan alat dari kotoran, menyetel titik
nol, dalam hal misalnya kalibrasi neraca elektronik penyetelan dapat berupa kalibrasi internal
sesuai prosedur dalam manual.
7.2.d Pengukuran
Pengukuran dilakukan pada titik ukur tertentu seperti dinyatakan dalam dokumen acuan
kalibrasi sesuai kapasitas alat atau rentang ukur tertentu yang biasa digunakan oleh pengguna
alat. Jika dokumen acuan kalibrasi tidak menyatakan titik ukur, biasanya pengukuran dilakukan
dalam selang 10% dari kapasitas ukur alat. Titik uku harus dibuat mudah dibaca oleh pengguna
alat. Pada waktu pengukuran hanyalah melakukan pengambilan data dan tidak boleh
melakukan kegiatan lainnya yang mungkin menyebabkan pembacaan atau pencatatan menjadi
salah.
7.2.e Pencatatan
Pencatatan hasil ukur harus berdasar kepada apa yang dilihat bukan kepada apa yang
dirasakan. Pencatatan dilakukan seobjektif mungkin menggunakan format yang telah dirancang
dengan teliti sesuai dengan ketentuan metode kalibrasi. Selain data ukur hal yang perlu dicatat
adalah identitas alat selengkapnya serta faktor yang mempengaruhi kalibrasi seperti suhu
ruangan, kelembaban, tekanan udara dan sebagainya.
7.3 Perhitungan
Data kalibrasi yang diperoleh dihitung sesuai metode kalibrasi. Perhitungan biasanya
melibatkan pekerjaan mengkonversi satuan, menghitung nilai maksimum-minimum, nilai rata-
rata, standar deviasi, atau menentukan persamaan regresi. Hasil perhitungan akan menjadi
dasar dalam penarikan kesimpulan dan penentuan ketidakpastian kalibrasi.
7.5.a Pengkonsepan
Pengkonsepan laporan berdasarkan hasil pengukuran, perhitungan data, dan perhitungan
ketidakpastian;
Ketidakpastian dihitung pada tingkat kepercayaan 95%, oleh karenanya biasa diberi simbol U95.
Nilai tersebut dihitung dari:
Nilai k adalah nilai yang diperoleh dari tabel t-student seperti dapat dilihat dalam lampiran.
Banyak diantara badan kalibrasi yang secara mudah mengambil nilai k = 2 karena kenyataannya
pada derajat bebas yang besar k ≈ 2. Namun bila derajat bebas dihitung maka digunakan rumus
Welch-Satterthwaite:
Nilai ni disebut derajat bebas tergantung bentuk distribusi kesalahan, jika berdistribusi normal
maka n = n-1; untuk distribusi t-student n tergantung nilai k; dan untuk distribusi lainnya
diestimasi dengan:
R disebut faktor reliabilitas yang besarnya = 100 – besarnya tingkat kepercayaan terhadap
kebenaran taksiran kesalahan.
KAN telah menerbitkan selang waktu kalibrasi beberapa alat yang berada di laboratorium kimia
fisika, mekanik, mikrobiologi, dan kalibrasi sebagaimana tercantum dalam persyaratan
tambahan akreditasi.
11.2.e pH meter
a) Dioperasikan sesuai manual alat;
b) Dihidupkan tiap hari meskipun tidak dipakai. Jika tidak dipakai cukup 1 jam atau sampai
mati sendiri jika dilengkapi auto off;
c) Bersihkan badan pH meter dari debu atau cairan yang mungkin menetes keatasnya;
d) Elektroda selalu terendam dalam air suling (pH = 7) atau larutan yang disediakan
pabrik;
e) Larutan didalam elektroda tidak boleh kering, selalu diisi kembali dengan larutan yang
dipersyaratkan pabrik pembuat alat;
Ada 3 pendekatan secara umum untuk melakukan kalibrasi peralatan alat-alat gelas volumetric,
yang digunakan secara luas dan harus dikenal oleh siswa.
1. Cara pertama yang kita sebut sebagai kalibrasi langsung, atau kalibrasi absolut,
didasarkan pada asas-asas yang di uraikan di atas. Volum air yang diberikan oleh sebuah
buret atau pipet, atau ditampung dalam sebuah botol volumetric, diperoleh secara
langsung dari berat air dan densitasnya. Petunjuk-petunjuk diberikan di bawah ini
untuk kalibrasi sebuah buret, pipet dan botol volumetric yang menggunakan cara ini.
2. peralatan gelas volumetric kadang-kadang di kalibrasi dengan membandingkannya
dengan sebuah bejana lain yang sebelumnya telah dikalibrasi secara langsung. Kita
dapat menunjuk ini sebagai suatu kalibrasi tak langsung atau kalibrasi dengan
membandingkan. Cara ini terutama sesuai jika banyak peralatan harus dikalibrasi, dan
adalah cukup teliti untuk semua penggunaan biasa, asal bejana pembanding sendiri
telah dikalibrasi dengan teliti.
3. Kadang-kadang diperlukan mengetahui hanya hubungan antara dua jenis peralatan
gelas tanpa mengetahui volum absolut dari salah satu. Keadaan ini timbul, misalnya
dengan mengambil suatu bagian aliquot larutan. Umpamakan bahwa diinginkan
melakukan titrasi terhadap seperlima dari sebuah contoh yang tak diketahui. Zat yang
tak diketahui mungkin dilarutkan, secara volunmetrik diperlakukan untuk persiapan
titrasi, dan diencerkan dalam sebuah botol volumetric yang 250-mL. Sebuah pipet 50-
mL kemudian dapat digunakan untuk mengambil suatu aliquot untuk titrasi. Untuk
perhitungannya dalam analisa ini, kiranya tidak perlu untuk mengetahui volum yang
tepat dari botol atau pipet, tetapi semestinya dituntut bahwa pipet tepat memuat
seperlima banyaknya larutan di dalam botol . Cara yang digunakan untuk sebuah
kalibrasi relative sejenis ini menyangkut hanya mengosongkan pipet sebanyak lima kali
ke dalam botol dan memberi tanda sesuai permukaan meniscus pada botol.
TABEL 1
Tempat menimbang labu dari soda glass,koef.muai volum = 0.000025/oC
Suhu Berat 1 L Volum 1 gram air Suhu Berat 1 L Volum 1 gram air
(oC) (Gram) (mL) (oC) (Gram) (mL)
10 998.39 1,0016 23 996.60 1,0034
11 998.32 1,0032 24 996.38 1,0036
12 998.23 1.0018 25 996.17 1,0038
13 998.14 1,0018 26 995.93 1,0041
14 998.04 1,0019 27 995.69 1,0043
15 998.03 1,0021 28 995.44 1,0046
16 997.93 1,0022 29 995.18 1,0048
17 997.66 1,0023 30 994.91 1,0051
18 997.61 1,0025 31 994.64 1,0054
19 997.35 1,0026 32 994.35 1,0057
20 997.18 1,0039 33 994.06 1,0060
21 997.00 1,0030 34 993.75 1,0063
22 996.80 1,0032 35 993.45 1,0066
TABEL 2
Tempat menimbang labu dari borocillicate glass, koef.muai volum = 0.000010/oC
Suhu Berat 1 L Volum 1 gram air Suhu Berat 1 L Volum 1 gram air
(oC) air (mL) (oC) air (mL)
(Gram) (Gram)
15 998,00 1,0020 24 996,33 1,0037
16 997,86 1,0021 25 996,09 1,0039
17 997,71 1,0023 26 995,85 1,0042
18 997,54 1,0025 27 995,49 1,0045
19 997,37 1,0026 28 995,32 1,0047
20 997,18 1,0028 29 995,02 1,0050
21 996,98 1,0030 30 994,76 1,0053
22 996,78 1,0032 31 994,47 1,0056
23 996,56 1,0034 32 994,17 1,0059
Kalau yang dikalibrasi adalah gelas ukur yang terbuat dari gelas/kaca borosilicate maka tabel
yang harus digunakan adalah tabel yang kedua. Jadi :
Berat air sampai tanda batas 5 mL = 5.42 gram
Volume 1 gr air pada suhu 25o C = 1,0039 mL
Berat Jenis air pada 25o C = gram air / ml air = 1 gram / 1,0039 ml
= 0,9961 gr/ml
Volum air sampai tanda batas 5 mL = gram / berat jenis air
= ( 5,42 gram/0,9961 g/ml) = 5,44 ml
Kesalahan mutlak = 5.44-5,00 = 0,44 mL
Kesalahan relative = (0,44/5,00)x 100% = 8,8 %
Labu ukur adalah alat ukur volume zat cair, yang terukur pada labu ukur adalah volum zat cair
yang ada di dalamnya. Labu ukur hanya mempunyai satu tanda batas volum dan tersedia labu
ukur dengan volum 5 m; 10 mL; 25mL; 50mL; 200mL; 250mL; 500mL; 1000mL dan 2000 mL.
Kalibrasi labu ukur selain bertujuan untuk mengetahui tingkat kebenaran dari skals volum yang
ada tapi juga bertujuan untuk menentukan kelas dari labu ukurnya.
Klasifikasi labu ukur ditentukan berdasar tingkat kesalahannya dan klasifikasi ini adalah :
Pengkalibrasian dilakukan dengan mula-mula labu ukur direndam dalam larutan pencuci
dikhomat selama ± 8 jam ( waktu perendaman ini ditentukan oleh seberapa kotor labu yang
akan dikalibrasi. Kemudian dicuci dan dibilas dengan aquadest.
Keringkan dengan jalan: bilas labu ukur, setelah dibilas dengan aquadest. dengan alcohol 96%.
keluarkan sebanyak mungkin alcohol pembilas dari labu. dan tiup dengan udara hangat sampai
kering.
Udara hangat dapat diperoleh dari air-dryier .Biarkan labu beberapa lama pada suhu ruangan
sebelum kalibrasi dimulai.
Timbang labu bersih dan kering dalam keadaan kosong. kemudian isi labu dengan aquadest
sampai permukaan aquadest ± 1-0.5 cm dibawah tanda batas labu. Keringkan dinding atas labu
di atas tanda batas dan tambahkan melalui pipet aquadest sampai tepat tanda batas. Timbang
labu yang berisi aquadest.
Kalau pada kalibrasi labu ukur 100 mL kita peroleh hasil kalibrasi :
Pada pengerjaan kalibrasi. setelah waktu alir ditentukan masih harus ditambah lagi waktu
untuk menurunkan semua zat cair dari dinding pipet selama 10 detik.
Klasifikasi pipet seukuran pada berbagai kapasitas volum dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4: Klasifikasi pipet seukuran
Kapasitas, mL 1 2 5 10 20 25 50 100
Toleransi untuk 0,01 0,01 0,02 0,03 0,03 0,03 0,04 0,06
kelas A. (± mL)
Toleransi untuk 0,02 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,08 0,12
kelas B. (± mL)
Waktu alir 5-10 7-15 10-20 15-25 15-30 20-35 25-40 20-
untuk Kls A & 50
B,detik)
Jadi volum pipet seukuran sampai tanda batas= volum air = berat air / berat jenis air
Dilihat dari batas toleransi kesalahan volum. pipet ini termasuk ke kelas B tapi kalau dilihat
waktu alirnya yang hanya 12 detik dari yang seharusnya untuk pipet kapasitas 10 mL adalah 5-
25 detik, pipet seukuran yang kita kalibrasi tidak memenuhistandard sebagai pipet seukuran.
Waktu alir pipet ini terlalu kecil sehingga zat cair yang menempel pada dinding pipet belum
sempat turun semua dan ini yang menyebabkan bahwa volum zat cair yang terkeluarkan lebih
kecil dari yang diinginkan.
Pipet ukur mempunyai fungsi yang hampir sama dengan pipet seukuran kecuali :
a. Garis skala volum pada pipet ukur tidak hanya satu tapi ada beberapa sedang skala
volum pipet seukuran hanya ada satu.
b. Tingkat ketelitian pengukuran pipet ukur lebih kecil dari tingkat ketelitian pengukuran
pipet seukuran.
Cara kalibrasi pipet ukur dilakukan terhadap sekelompok volum tertentu. misalnya untuk pipet
ukur dengan kapasitas 25 mL kalibrasi dilakukan pada volum 5 mL : 10mL : 15 mL : 20 mL dan
25 mL. Kalau memang diinginkan dan tersedia waktu luang. boleh juga dilakukan kalibrasi pada
volum diluar yang disebut diatas.
Kalibrasi buret
Buret adalah alat ukur volum zat cair dan yang terukur adalah volumzat cair yang keluar dari
alat. Dalam hal kemampuan mengukur sama seperti pipet ukur, artinya mempunyai banyak
garis skala volum dengan titik nol ada diatas dan makin ke bawah makin besar.
Sama seperti pipet seukuran, penentuan kelas buret ditentukan bukan hanya berdasar tingkat
penyimpangan pengukuran tapi juga berdasar waktu alirnya. Waktu alir dari suatu buret adalah
waktu yang diperlukan untuk mengeluarkan seluruh zat cair yang ada didalam buret dari batas
garis skala nol sampai garis skala terakhir.
Dengan cara kalibrasi yang harus selalu dimulai pada skala 0,00 maka setiap kali memulai
titrasi sebaiknya dimulai dengan awal larutan penitrasi pada volum 0,00 mL.
Referensi
1. www. xbrasi.wordpress.com/2009/11/23.
2. Suharjana, Mohamad, “ Teknik Pekerjaan laboratorium” Departemen pendidikan Dan
Kebudayaan, 1995, p.216-228.
3. Underwood, A.l & Day, Jr., R.A, “Analisa Kimia Kuantitatif” Penerbit Erlangga, 1994, p.568-571.