Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ilmupengetahuan, kekuatan dan
petunjuk-Nya. Dimana dengan izin-Nyalah kami dapatmenyelesaikan makalah kami yang berjudul
“KB KONTRASEPSI IUD NON HORMONAL”. Kami juga berterimakasih kepada ibu Yuniar Dwi Yanti
S.ST.,M.,KES yangtelah membibing kami, dan juga kepada rekan-rekan yang telah mendukung
terselesaikannya makalah ini.Pemakalah menyusun makalah sebagai persyaratan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Evidanbase. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, atas
kekurangan kami, kami mohon maaf karena sesungguhya kesempurnaan hanya milik Allah
semata.Wassalmu’alaikum Wr. Wb
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN2.
1.Pengertian KB IUD.......................................................................................................................3
8.siapa yang boleh dan tidak boleh dalam pemeriksaan KB iud non hormonal......................10
11. Apa komplikasi dan efek samping dalam pemasangan KB iud non hormonal......….........13
BAB 1 PENDAHULUAN 1
.1 Latar Belakang
Kontrasepsi nonhormonal yang digunakan oleh pemakai lebih efektif menekan tingkat kegagalan
dibandingkan alat kontrasepsi hormonal seperti pil, suntik, susuk. Alat kontrasepsi nonhormonal
memiliki efek samping yang lebih rendah dan harga lebih terjangkau. Problem KB hormonal
biasanya berkaitan dengan fisik seperti kegemukan, bercak hitam pada kulit, menstruasi yang
tidak teratur. Sementara itu kontrasepsi nonhormonal dapat meminimalkan efek samping
tersebut dan hanya bersifat menghambat pembuahan. Kontrasepsi hormonal merupakan
kontrasepsi yang paling banyak digunakan wanita di negara-negara maju. Para wanita
menggunakannya untuk mencegah kehamilan. Setiap tahun pasangan menikah pada usia subur
semakin meningkat, diketahui dari data website resmi pemerintah Kabupaten Wonogiri pada
tahun 2010 jumlah pasangan menikah usia subur sebanyak 218.125 pasangan. Kecenderungan
peningkatan pasangan menikah usia subur akan berdampak pada peningkatan angka kelahiran
dan kepadatan penduduk yang nantinya bila tidak diatur akan mempengaruhi tingkat
kesejahteraan dan kualitas hidup suatu keluarga, sehingga akan bertolak belakang dengan
program pemerintah yaitu mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Tata laksana
untuk mengatasi permasalahan tersebut sangat diperlukan, termasuk dalam penggunaan ko
hormonal baik berupa estrogen saja maupun kombinasi estrogen dan progesterone (Hartanto,
2004).
2.Rumusan Masalah
7.untuk mengetahui berapa lama KB iud non hormonal Bisa kembali subur?
8.siapa saja yang boleh dan tidak boleh menjalani pemeriksaan KB UID non
hormonal?
hormonal?
BAB 2 PEMBAHASAN
1.pengertian?
Intrauterine device atau IUD adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang ditempatkan di dalam
rahim untuk mencegah kehamilan. Di Indonesia, alat ini dikenal dengan KB spiral.Tergantung
jenis yang dipakai, alat kecil berbentuk huruf T ini dapat mencegah terjadinya kehamilan hingga
10 tahun. IUD termasuk salah satu tipe alat KB yang paling efektif dengan tingkat kegagalan
hanya berkisar 1%.
.2.Definisi
Kontrasepsi berasal dari kata ”kontra” berarti mencegah atau melawan, sedangkan kontrasepsi
adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah
terjadinya kehamilan, sebagai akibat adanya peertemuan antara sel telur dan sel sperma tersebut
Sedangkan kontrasepsi non hormonal adalah suatu cara atau metode yang bertujuan untuk
mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan yang tidak mengandung hormon
(estrogen dan progesteron). (Maryani, 2008).menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungannya dengan umur suami istri dan menentukan jumlah anak
dalam keluarga (WHO2006).KB non hormonal adalah metode KB sederhana yang digunakan
tanpa bantuan orang lain. Diantara KB sederhana adalah kondom metode ini akan lebih efektif
jika penggunaannya diperhitungkan dengan masa subur (Ida Ayu Chanranika.2010).enis metode
KB pasca persalinan terbagi menjadi dua yaitu non hormonal dan hormonal. jenis kontrasepsi
non hormonal yaitu MAL, kondom, AKDR dan kontrasepsi mantap (tubektomi dan vasektomi)
sedangkan jenis kontrasepsi hormonal terbagi dua yaitu progestin (pil, injeksi dan implan) dan
kombinasi (pil dan injeksi). Menurut BKKBN dan Kemenkes R.I. (2012).
3.Apakah alat kontrasepsi IUD efektif mencegah kehamilan?
Jika dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya, KB IUD adalah salah satu
alat kontrasepsi yang dapat bekerja secara efektif mencegah kehamilan.Kedua
jenis KB spiral yang telah disebutkan sama-sama efektif digunakan bila Anda
tidak ingin hamil untuk sementara waktu.KB IUD adalah alat kontrasepsi yang
cocok bagi Anda dan pasangan yang masih ingin menikmati masa-masa
berdua dan belum siap memiliki momongan.Bahkan, KB IUD adalah alat
kontrasepsi yang bisa langsung mencegah terjadinya kehamilan setelah
dipasang di dalam tubuh. Jadi, peluang untuk hamil saat menggunakan KB
IUD sangat kecil.
KB IUD non-hormonal adalah membantu mencegah kehamilan dengan cara menghalangi sel
sperma masuk ke dalam saluran antara rahim dengan indung telur (tuba falopi). Alat kontrasepsi
IUD non-hormonal ini membuat sel sperma tak bisa bertemu sel telur untuk pembuahan.
Berdasarkan pedoman klinis yang dikeluarkan oleh CDC tahun 2016, penggunaan IUD juga
aman digunakan untuk wanita dengan: Gangguan Metabolik : obesitas, diabetes, hipertiroid.
Gangguan Kardiovaskular : hipertensi, penyakit jantung dan vaskular, riwayat deep vein
thrombosis.
Pemasangan IUD dapat dilakukan pada semua wanita dewasa yang ingin
mencegah kehamilan. Namun metode kontrasepsi ini tidak
bolehdilakukan pada wanita yang sedang hamil maupun mengalami
penyakit radang panggul.IUD hormonal dapat mencegah kehamilan
selama 3-5 tahun. Sedangkan IUD lapis tembaga dapat mencegah
kehamilan hingga 10 tahun.
Pasien mungkin akan mengalami kram perut ringan dan perdarahan dari
vagina sekitar 3-6 bulan setelah menggunakan KB spira. Obat
peredarasanyeri maupun kantong pemanas (heating pad) dapat
digunakan untuk meredakan gejala dan rasa tidak nyaman.Setiap bulan
selama 3 bulan pertama setelah pemasangan IUD, pasien disarankan
untuk memeriksa adanya benang IUD yang keluar dari leher
rahim.Jangan pula untuk mencuci tangan, lalu masukkan jari ke dalam
vagina hingga mencapai leher rahim, yang terasa seperti bagian keras di
bagian atas vagina. Benang IUD akan terasa menggantung keluar dari
leher rahim.Apabila benang terasa lebih pendek atau lebih panjang dari
biasanya, kemungkinan IUD telah berpindah posisi. Hubungi dokter
kandungan dan gunakan kondom atau alat kontrasepsi lainnya untuk
mencegah kehamilan.
Pada kedua jenis IUD, terdapat risiko kecil alat kontrasepsi ini mengalami
ekspulsi. Ekspulsi adalah lepasnya IUD dari rahim, baik seluruhnya
ataupun sebagian.
Selain itu, efek samping dari pemasangan IUD tergantung pada jenis IUD
yang digunakan. Berikut penjelasannya:
Anemia
Nyeri punggung
Kram perut
Pendarahan hebat
Keputihan
BAB 3
1. PENGKAJIAN
A. Identitas
B. Wawancara
C.pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum: adakah tanda-tanda ibu sedang sakit yang tampak dari
anemia, kelemahan, berat badan/tinggi badan,
b. Tanda – tanda vital : Tekanan Darah biasanya tinggi, Efek dari, Nadi cepat,
Napas terkadang sesak, suhu terkadang tinggi karena respon tubuh terhadap
pemasangan AKDR.
d. Kardiovaskuler : Palpitasi.
f. Payudara : hyperpigmentasi
g. Abdomen : nyeri, mules, muntah-muntah, mual (efek AKDR)
i. Ekstremitas : Adakah edema, varises pada ekstrimitas, bekas insisi
D. Pemeriksaan Penunjang
4. Pemeriksaan Psikososial
d. Status kesehatan ibu, sosial budayanya terkait dengan hal ini tingkat
penghasilan,
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau pasngan untuk menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval kelahiran, mengontrol kartu keturunan dalam
hubungan dengan umur pasanngan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam
keluarga(Hartanto, 2003). Dalam pelaksanaan program KB biasanya digunakan alat kontrasepsi
yang digunakan untuk mengatur /mengendalikan pertumbuhan penduduk khususnya di
Indonesia. Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi yaitu
bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam pelayanan KB ada berbagaimacam cara untuk
mencegah konsepsi salah satunya dengan menggunakan AKDR. Dalam penggunaan AKDR juga
terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian dari penggunaan AKDR tersebut. Masalah yang
timbul dari penggunaan AKDR tersebut juga diharapkan bisa teratasi dengan beberapa cara
antara lain dengan memperhatikan cara pemakaian yang benar, efek samping serta konseling
bagi pengguna oleh tenaga kesehatan.
4.2 SARAN
1. Bagi pengguna alat kontrasepsi AKDR Pengguna hendaknya mengetahui terlebih dahulu alat
kontrasepsi yang akan di pakai dengan cara bertanya hal yang ingin diketahui ke tenaga
kesehatan. 2. Bagi tenaga kesehatan
(26)
DAFTAR PUSTAKA
28 agustus 2016
Sarwono Prawiro hardjo. 2008. Buku panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: YBPSP
Prawihardjo, Sarwono. 1999. Ilmu kandungan, edisi kedua cetakan ketiga. Jakarta : yayasan bina
pustaka