Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ilmupengetahuan, kekuatan dan
petunjuk-Nya. Dimana dengan izin-Nyalah kami dapatmenyelesaikan makalah kami yang berjudul
“KB KONTRASEPSI IUD NON HORMONAL”. Kami juga berterimakasih kepada ibu Yuniar Dwi Yanti
S.ST.,M.,KES yangtelah membibing kami, dan juga kepada rekan-rekan yang telah mendukung
terselesaikannya makalah ini.Pemakalah menyusun makalah sebagai persyaratan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Evidanbase. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, atas
kekurangan kami, kami mohon maaf karena sesungguhya kesempurnaan hanya milik Allah
semata.Wassalmu’alaikum Wr. Wb

Palopo, 18 Juli 2021

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................ ................................ ......................................................i

KATA PENGANTAR................................ ................................ ....................................................ii

DAFTAR ISI................................ ................................ ..................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang................................ .........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................ ......................................................................... ........2

BAB II PEMBAHASAN2.

1.Pengertian KB IUD.......................................................................................................................3

2. Definisi KB IUD ...........................................................................................................................4

3.apakah KB Iud dapat mencegah kehamilan..............................................................................5

4.untuk mengetahui cara kerja KB iud non hormonal.................................................................6

5.Siapa saja yang boleh menggunakan KB iud non hormonal...................................................7

6.Dan mengetahui berapa lama keefektifan KB iud non hormonal...........................................8

7.Berapa lama KB iud bisa kembali subur...................................................................................9

8.siapa yang boleh dan tidak boleh dalam pemeriksaan KB iud non hormonal......................10

9.apa dipersiapkan dalam pemasangan KB iud non hormonal................................................11


10.untuk mengetahui bagaimana prosedur pemasangan KB iud non hormonal....................12

11. Apa komplikasi dan efek samping dalam pemasangan KB iud non hormonal......….........13

BAB III PENUTUP

3.1Kesimpulan................................ ................................ ...................14

3.2 Saran................................ ................................ ..............................15

3.3 DAFTAR PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1

.1 Latar Belakang

Progam KB dan kesehatan reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak reproduksi


sehingga keluarga dapat mengatur waktu jumlah anak, jarak kelahiran anak secara ideal sesuai
dengan keinginan atau tanpa paksaan dari pihak manapun. Dengan pemenuhan hak-hak
reproduksi diharapkan keluarga dapat memiliki anak yang ideal, kondisi kesehatan seksual dan
reproduksi prima dan dapat menikmati nilai tambah dalam kehidupan social dan aktifitas
perekonomian nya. Dampak pemenuhan hak-hak reproduksi tersebut secara langsung adalah
terwujudnya keluarga kecil sehat dan sejahtera sehingga pada akhirnya dapat terwujud keluarga
yang bahagia.

Kontrasepsi nonhormonal yang digunakan oleh pemakai lebih efektif menekan tingkat kegagalan
dibandingkan alat kontrasepsi hormonal seperti pil, suntik, susuk. Alat kontrasepsi nonhormonal
memiliki efek samping yang lebih rendah dan harga lebih terjangkau. Problem KB hormonal
biasanya berkaitan dengan fisik seperti kegemukan, bercak hitam pada kulit, menstruasi yang
tidak teratur. Sementara itu kontrasepsi nonhormonal dapat meminimalkan efek samping
tersebut dan hanya bersifat menghambat pembuahan. Kontrasepsi hormonal merupakan
kontrasepsi yang paling banyak digunakan wanita di negara-negara maju. Para wanita
menggunakannya untuk mencegah kehamilan. Setiap tahun pasangan menikah pada usia subur
semakin meningkat, diketahui dari data website resmi pemerintah Kabupaten Wonogiri pada
tahun 2010 jumlah pasangan menikah usia subur sebanyak 218.125 pasangan. Kecenderungan
peningkatan pasangan menikah usia subur akan berdampak pada peningkatan angka kelahiran
dan kepadatan penduduk yang nantinya bila tidak diatur akan mempengaruhi tingkat
kesejahteraan dan kualitas hidup suatu keluarga, sehingga akan bertolak belakang dengan
program pemerintah yaitu mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Tata laksana
untuk mengatasi permasalahan tersebut sangat diperlukan, termasuk dalam penggunaan ko
hormonal baik berupa estrogen saja maupun kombinasi estrogen dan progesterone (Hartanto,
2004).
2.Rumusan Masalah

1.apa yang dimaksud KB Iud?

2..Apa definisi KB iud?

3.apakah KB iud non hormonal dapat mencegah kehamilan?

4.bagaimana cara kerja KB IUD non hormonal?

5.siapa saja yang boleh menggunakan KB iud non hormonal?

6 Berapa lama keefektifannya bertahan?

7.untuk mengetahui berapa lama KB iud non hormonal Bisa kembali subur?

8.siapa saja yang boleh dan tidak boleh menjalani pemeriksaan KB UID non
hormonal?

9.apa saja persiapan untuk menjalani KB IUD non hormonal

10bagaimana prosedur pemasangan alat IUD non hhormon

11.apa saja komplikasi dan efek samping pemasangan y IUD non

hormonal?
BAB 2 PEMBAHASAN 

1.pengertian?

Intrauterine device atau IUD adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang ditempatkan di dalam
rahim untuk mencegah kehamilan. Di Indonesia, alat ini dikenal dengan KB spiral.Tergantung
jenis yang dipakai, alat kecil berbentuk huruf T ini dapat mencegah terjadinya kehamilan hingga
10 tahun. IUD termasuk salah satu tipe alat KB yang paling efektif dengan tingkat kegagalan
hanya berkisar 1%.

.2.Definisi

Kontrasepsi berasal dari kata ”kontra” berarti mencegah atau melawan, sedangkan kontrasepsi
adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah
terjadinya kehamilan, sebagai akibat adanya peertemuan antara sel telur dan sel sperma tersebut
Sedangkan kontrasepsi non hormonal adalah suatu cara atau metode yang bertujuan untuk
mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan yang tidak mengandung hormon
(estrogen dan progesteron). (Maryani, 2008).menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungannya dengan umur suami istri dan menentukan jumlah anak
dalam keluarga (WHO2006).KB non hormonal adalah metode KB sederhana yang digunakan
tanpa bantuan orang lain. Diantara KB sederhana adalah kondom metode ini akan lebih efektif
jika penggunaannya diperhitungkan dengan masa subur (Ida Ayu Chanranika.2010).enis metode
KB pasca persalinan terbagi menjadi dua yaitu non hormonal dan hormonal. jenis kontrasepsi
non hormonal yaitu MAL, kondom, AKDR dan kontrasepsi mantap (tubektomi dan vasektomi)
sedangkan jenis kontrasepsi hormonal terbagi dua yaitu progestin (pil, injeksi dan implan) dan
kombinasi (pil dan injeksi). Menurut BKKBN dan Kemenkes R.I. (2012).
3.Apakah alat kontrasepsi IUD efektif mencegah kehamilan?

Jika dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya, KB IUD adalah salah satu
alat kontrasepsi yang dapat bekerja secara efektif mencegah kehamilan.Kedua
jenis KB spiral yang telah disebutkan sama-sama efektif digunakan bila Anda
tidak ingin hamil untuk sementara waktu.KB IUD adalah alat kontrasepsi yang
cocok bagi Anda dan pasangan yang masih ingin menikmati masa-masa
berdua dan belum siap memiliki momongan.Bahkan, KB IUD adalah alat
kontrasepsi yang bisa langsung mencegah terjadinya kehamilan setelah
dipasang di dalam tubuh. Jadi, peluang untuk hamil saat menggunakan KB
IUD sangat kecil.

4.. bagaimana cara kerja KB iud non hormonal?

KB IUD non-hormonal adalah membantu mencegah kehamilan dengan cara menghalangi sel
sperma masuk ke dalam saluran antara rahim dengan indung telur (tuba falopi). Alat kontrasepsi
IUD non-hormonal ini membuat sel sperma tak bisa bertemu sel telur untuk pembuahan.

5..siapa saja yang menggunakan KB iud?

Berdasarkan pedoman klinis yang dikeluarkan oleh CDC tahun 2016, penggunaan IUD juga
aman digunakan untuk wanita dengan: Gangguan Metabolik : obesitas, diabetes, hipertiroid.
Gangguan Kardiovaskular : hipertensi, penyakit jantung dan vaskular, riwayat deep vein
thrombosis.

6.Berapa lama keefektifannya bertahan?

KB spiral yang tidak mengandung hormon ini cukup efektif dalam


mencegah kehamilan hingga 10 tahun sejak pemasangan. KB spiral ini
bekerja dengan cara melepaskan unsur tembaga secara perlahan-lahan
dan menghalangi sel-sel sperma untuk naik dan mencapai sel telur.

7.berapa lama bisa kembali subur!


IUD non hormonal bisa kapan saja dilepas dengan bantuan dokter kandungan atau bidan,
sehingga kesuburan bisa kembali dalam kurun waktu sebulan setelah IUD tembaga dilepas.

8. Siapa yang boleh dan tidak boleh menjalani pemasangan IUD?

Pemasangan IUD dapat dilakukan pada semua wanita dewasa yang ingin
mencegah kehamilan. Namun metode kontrasepsi ini tidak
bolehdilakukan pada wanita yang sedang hamil maupun mengalami
penyakit radang panggul.IUD hormonal dapat mencegah kehamilan
selama 3-5 tahun. Sedangkan IUD lapis tembaga dapat mencegah
kehamilan hingga 10 tahun.

9.Apa saja persiapan untuk menjalani pemasangan IUD?

Pasien disarankan untuk makan terlebih dahulu sebelum prosedur, agar


tidak merasa pusing selama pemasangan IUD. Sampel urine juga akan
diperiksa untuk memastikan pasien tidak hamil.Pada beberapa kasus,
obat pereda nyeri mungkin diperlukan untuk mencegah kram perut
selama pemasangan KB spiral. Misalnya, paracetamol atau ibuprofen.

10.Bagaimana prosedur pemasangan IUD dilakukan?

Pertama, pasien akan diminta untuk berbaring di meja pemeriksaan


dengan kedua kaki diangkat ke atas.Dokter akan memasukkan alat
bernama spekulum atau cocor bebek ke dalam vagina. Dengan
menggunakan alat ini, dokter dapat:

-Memeriksa ukuran dan posisi rahim

-Membersihkan leher rahim dan vagina dengan cairan antiseptik

-Mendeteksi adanya kelainan pada rahim

-Memposisikan leher rahim (serviks) agar sejajar dengan rahim

IUD berbentuk seperti huruf T, dengan lengan di kedua sisinya. Dokter


akan melipat kedua lengan tersebut dan memasukkan IUD ke dalam
rahim menggunakan aplikator.Setelah IUD selesai dimasukkan, lengan
IUD akan dibebaskan dari lipatan dan aplikator dikeluarkan.IUD memiliki
benang di bagian bawahnya yang akan tampak menggantung di leher
rahim hingga vagina. Dokter akan memotong benang ini sekitar 2-4 cm
di luar serviks.

11.Apa saja yang perlu diperhatikan setelah pemasangan IUD?

Pasien mungkin akan mengalami kram perut ringan dan perdarahan dari
vagina sekitar 3-6 bulan setelah menggunakan KB spira. Obat
peredarasanyeri maupun kantong pemanas (heating pad) dapat
digunakan untuk meredakan gejala dan rasa tidak nyaman.Setiap bulan
selama 3 bulan pertama setelah pemasangan IUD, pasien disarankan
untuk memeriksa adanya benang IUD yang keluar dari leher
rahim.Jangan pula untuk mencuci tangan, lalu masukkan jari ke dalam
vagina hingga mencapai leher rahim, yang terasa seperti bagian keras di
bagian atas vagina. Benang IUD akan terasa menggantung keluar dari
leher rahim.Apabila benang terasa lebih pendek atau lebih panjang dari
biasanya, kemungkinan IUD telah berpindah posisi. Hubungi dokter
kandungan dan gunakan kondom atau alat kontrasepsi lainnya untuk
mencegah kehamilan.

12.Apa saja komplikasi dan efek samping pemasangan IUD?

Pada kedua jenis IUD, terdapat risiko kecil alat kontrasepsi ini mengalami
ekspulsi. Ekspulsi adalah lepasnya IUD dari rahim, baik seluruhnya
ataupun sebagian.

Selain itu, efek samping dari pemasangan IUD tergantung pada jenis IUD
yang digunakan. Berikut penjelasannya:

1. Efek samping IUD lapis tembaga

Anemia

Nyeri punggung

Pendarahan di antara siklus menstruasi

Kram perut

Infeksi pada vagina (vaginitis)

Nyeri saat berhubungan intim

Nyeri saat menstruasi

Pendarahan hebat

Keputihan
BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI DENGAN ALAT KONTRASEPSI

1. PENGKAJIAN

A. Identitas

Meliputi nama, alamat, pekerjaan, jenis kelamin, umur, agama, dll.

B. Wawancara

1. Jumlah anak yang direncanakan

2. Adakah masalah dalam kehamilan yang lalu seperti mual-mual danlain-lain

3. Apakah ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya?

4. Adakah keluhan dalam penggunaan kontrasepsi: mual, pendarahan,nyeri saat


berhubungan, infeksi atau haid tidak teratur dan sebagainya

5. Riwayat social: adakah pantangan yang berkaitan dengan budaya/kultur,


kebiasaan merokok

6. Harapan pada jenis kelamin anak tertentu

7. Riwayat menstruasi, KB hormonal biasanya menyebabkan gangguan siklus


haid seperti amenore, spotting, metroragia,

C.pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum: adakah tanda-tanda ibu sedang sakit yang tampak dari
anemia, kelemahan, berat badan/tinggi badan,

b. Tanda – tanda vital : Tekanan Darah biasanya tinggi, Efek dari, Nadi cepat,
Napas terkadang sesak, suhu terkadang tinggi karena respon tubuh terhadap
pemasangan AKDR.

c. Muka periksa adanya oedema, jerawat, hyperpigmentasi (efek).hormonan

d. Kardiovaskuler : Palpitasi.

e. Dada : pernapasan kadang sesak.

f. Payudara : hyperpigmentasi
g. Abdomen : nyeri, mules, muntah-muntah, mual (efek AKDR)
i. Ekstremitas : Adakah edema, varises pada ekstrimitas, bekas insisi

post pemasangan implant pada tangan atas.

D. Pemeriksaan Penunjang

Hampir tidak ada pemeriksaan penunjang kecuali ada riwayat perdarahan,


maka
diperiksa:

a. Hb, biasanya < 10gr/dl

b. Trombosit (biasanya normal / turun bila perdarahan hebat)

c. Leukosit (biasanya sedikit meningkat >10000/mm

4. Pemeriksaan Psikososial

a. Pastikan keinginan KB dari klien dan suami tanpa paksaan

b. Adakah keyakinan / pandangan terkait dengan penggunaan kontrasepsi


c. Adakah ketakutan dengan prosedur pemasangan alat kontrasepsi

d. Status kesehatan ibu, sosial budayanya terkait dengan hal ini tingkat
penghasilan,

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau pasngan untuk menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval kelahiran, mengontrol kartu keturunan dalam
hubungan dengan umur pasanngan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam
keluarga(Hartanto, 2003). Dalam pelaksanaan program KB biasanya digunakan alat kontrasepsi
yang digunakan untuk mengatur /mengendalikan pertumbuhan penduduk khususnya di
Indonesia. Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi yaitu
bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam pelayanan KB ada berbagaimacam cara untuk
mencegah konsepsi salah satunya dengan menggunakan AKDR. Dalam penggunaan AKDR juga
terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian dari penggunaan AKDR tersebut. Masalah yang
timbul dari penggunaan AKDR tersebut juga diharapkan bisa teratasi dengan beberapa cara
antara lain dengan memperhatikan cara pemakaian yang benar, efek samping serta konseling
bagi pengguna oleh tenaga kesehatan.

4.2 SARAN

1. Bagi pengguna alat kontrasepsi AKDR Pengguna hendaknya mengetahui terlebih dahulu alat
kontrasepsi yang akan di pakai dengan cara bertanya hal yang ingin diketahui ke tenaga
kesehatan. 2. Bagi tenaga kesehatan

a. Sebagai tenaga kesehatan hendakna meningkatkan keterampilannya memasang AKDR yang


baik dan sesuai prosedur. b. Sebelum memasang AKDR pada klien jangan lupa untuk

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Hanafi Hartanto.2007.Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta : YBPSP


http://makravela.blogspot.co.id/2016/05/kontrasepsi-mantap.htmldiakses tanggal

28 agustus 2016

Ida Ayu Chandranika.2010.Pedoman Penaganan Efek Samping / komplikasi Kontraepsi. Jakarta :


YBPSP

Sarwono Prawiro hardjo. 2008. Buku panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: YBPSP

Sarwono Prawirohardjo.2008.Informasi Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: BBKBN Prawihardjo,


Sarwono. 2006. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi.

Jakarta : yayasan bina pustaka

Prawihardjo, Sarwono. 1999. Ilmu kandungan, edisi kedua cetakan ketiga. Jakarta : yayasan bina
pustaka

Anda mungkin juga menyukai