Anda di halaman 1dari 4

EKOTOKSIKOLOGI PERAIRAN

Hewan Uji

Kriteria yang dipergunakan utuk memilih hewan uji dalam uji toksisitas akut mengacu pada
beberapa pertimbangan. Hewan uji dapat diperoleh dengan beberapa cara, seperti :

1. Diambil dari populasi alami dari area yang tidak terkontaminasi/tercemar


2. Diperoleh dari usaha budidaya (hatchery, tambak)
3. Dengan melakukan budidaya sendiri di laboratorium
Hewan uji yang akan dipergunakan untuk uji sedapat mungkin mempunyai stadia, ukuran,
berat, umur, dan kondisi fisiologis yang sama, untuk mengurangi variabilitas dari respon atas
bahan uji. Untuk itu seleksi berdasarkan kriteria tersebut perlu dilakukan sebelum uji mulai
berlangsung.

Pegumpulan hewan uji tidak boleh dilakukan dengan cara electro shocking (penangkapan
dengan listrik) atau dengan bahan kimia beracun karena akan terjadi stress fisiologis. Wadah
(container) untuk transport sebaiknya berbentuk bundar atau lonjong (ellips) untuk mencegah
hewan dari pengelompokan pada sudut pojok atau merusak hewan akibat menabrak dinding.
Secara konvensional kotak pendingin Styrofoam (coolbox) dapat dan boleh digunakan untuk
wadah hewan dalam transportasi.

Kepadatan hewan dalam container jugga harus diperhatikan, tidak diperbolehkan terlalu
berlebihan kepadatannya agar hewan tidak mengalami stress. Jika transportasi membutuhkan
waktu lebih dari 30 menit, maka penting untuk melindungi hewan dari panas sinar matahari,
atau dingin yang berlebihan.

Pemeliharaan (holding)

a. Hewan uji dipindahkan di lingkungan asal (misalnya kolam) ke air pemeliharaan yang
ditempatkan dalam laboratorium
b. Lama pemeliharaan sejak diperoleh dari daerah asal kemudian diangkut ke tempat
pemeliharaan lebih kurang 14 hari
c. Hewan uji diberi pakan satu kali per hari
d. Hewan uji yang mati atau abnormal segera dibuang
EKOTOKSIKOLOGI PERAIRAN

Aklimatisasi

Setelah mengalami transportasi daritempat asal, hewan uji selanjutnya harus diaklimatisasi di
laboratorium. Prosedur aklimatisasi adalah sebagai berikut:

1. Jika transport hewan menggunakan wadah container atau Styrofoam (coolbox), maka hewan
beserta air dalam wadah tersebut dipindah ke dalam kantung plastic. Selanjutnya kantung
plastic berisi air dan hewan direndamkan dalam ember yang berisi air dari laboratorium yang
akan dipakai untuk uji. Perendaman berlangsung sekitar 30 menit agar suhu air dalam
kantung menjadi sama dengan suhu air di luar, Hal ini dilakukan untuk menghindari stress
pada hewan akibat perubahan suhu yang cepat. Menurut peraturan, hewan tidak boleh
mengalami perubahan suhu air lebih dr 5 oC dalam selang waktu 24 jam. Demikian halnya
dengan hewan laut tidak boleh mengalami perubahan salinitas lebih dari 5 o/oo dalam 24 jam.
Jika uji toksisitas mengharuskan dilakukan pada salinitas lebih rendah dari salinitas awal,
maka hewan uji harus mengalami penurunan secara perlahan dalam wadah aklimatisasi
sebelum uji berlangsung, dengan cara menambahkan air tawar secara perlahan dengan
mengatur debit air tawar agar terjadi penurunan salinitas maksimum 5 o/oo dalam 24 jam. Jika
perlakuan uji harus lebih rendah dari 10 o/oo, maka aklimatisasi dilakukan dalam 48 jam.

2. Setelah hewan menampakkan telah beradaptasi dengan kondisi air dari laboratorium,
selanjunya hewan ditempatkan pada wadah penampung (bak, tangki)

3. Hewan harus diberi makan sekurangnya 1 kali dalam sehari adan wadah penampung
dibersihkan sesuai kondisi kualitas air.

4. Jika hewan menampakkan tidak mau makan, atau berhenti makan setelah mulai makan
adalah tanda-tanda indikasi hewan dalam kondisi tidak sehat. Observasi terhadap hewan
dilakukan secara berhati-hati untuk mengetahui adanya penyakit, stress, kerusakan fisik dan
mortalitas. Individu-individu yang sakit, abnormal, dan mai harus segera dibuang.

5. Aklimatisasi dianjurkan berlangsung selama 7-14 hari untuk ikan dan invertebrate selama 2-4
hari setelah pengumpulan dan transportasi.

6. Dalam upaya mendapatkan uji yang benar, maka hewan tidak dipergunakan untuk uji jika
menampakkan sakit, stress atau jika lebih dari 10% mati selama 48 jam sebelum uji
berlangsung. Jika hewan-hewan gagal untuk memenuhi kriteria, maka hewa-hewan tersebut
EKOTOKSIKOLOGI PERAIRAN

harus dibuang atau mendapatkan perlakuan atas penyakitnya dan harus kembali
diaklimatisasi sesuai prosedur di atas.

7. Ikan dan invertebrate kecil/stadia awal (berat ± 5gr) dan invertebrate dengan siklus hidup
pendek (< 60 hari) harus diberi makan pada awal mula uji. Hewan-hewan lain tidak diberikan
makan sejak 24 jam sebelum mulai uji dan selama berlangsungnya uji, untuk meminimalkan
variabilitas oleh sebab kondisi nutrisional dan metabolism.

8. Hewan uji diadaptasikan dengan keadaan fisik laboratorium (lingkungan pengujian) dengan
cara berangsur-angsur dipindahkan dari 100% air pemeliharaan ke 10% air uji.

9. Aklimasi dianjurkan selama minimal 10 hari. Apabila dalam waktu 48 jam lebih dari 3%
populasi hewan uji mati, maka populasi hewan uji dianggap tidak memenuhi syarat untuk
pengujian.

10. Dua hari sebelum perlakuan, hewan uji tidak diberi pakan.

Peralatan Uji Toksisitas Akut Statis / Statis diperbaharui

Peralatan penting dalam pelaksanaan uji toksisitas akut statis terdiri dari beberapa macam,
yaitu:

1. Ruang dengan suhu yang konstan

2. Wadah uji dapat bervariasi ukuran dan konfigurasinya sesuai dengan ukuran hewan uji.
Wadah uji dapat berupa : gelas beker, botol, akuarium, tangki, dll..

3. Jika peralatan untuk fasilitas uji dibuat, harus dari bahan-bahan yang tidak mengandung
komponen yang dapat tercuci atau melarut dalam air dan mempengaruhi hewan uji. Untuk itu
maka jika memungkinkan wadah dibuat dari kaca, stainless stell No. 316, atau
perfluorocarbon plastics (teflin), bahan-bahan plastik (lembek), karet, tembaga, timbal tidak
boleh dipergunakan untuk segala sistem penempatan air atau peralatan pemaparan.
EKOTOKSIKOLOGI PERAIRAN

Rancangan Percobaan

Jumlah minimal hewan uji yang dipergunakan untuk setiap perlakuan adalah 10 ekor untuk jenis
uji dengan teknis statis; sedangkan untuk flow-through test membutuhkan 20 ekor. Pemakaian
yang lebih dari hewan uji dan ulangan dalam setiap perlakuan sangat dianjurkan, namun hal ini
membutuhkan tenaga dan biaya yang besar.

Hewan uji sebagai kontrol juga diperlukan. Kontrol adalah perlakuan yan berisi air media yang
sama, kondisi, prsedur, dan hewan uji seperti yang dipakai pada perlakuan-perlakuan yang lain
dalam uji kecuali tidak diberikan tambahan bahan toksikan. Dalam uji umumnya tidak dapat
menerima jika lebih dari 10% hewan uji dalam kontrol mati dalam menentukan LC 50 atau
menampakkan efek pada penentuan uji EC50.

Kondisi Uji

a. Konsentrasi Oksigen Terlarut

Media uji dalam wadah uji sebaiknya tidak diberi aerasi. Pemberian aerasi dilakukan jika benar-
benar diperlukan, yaitu jika dalam selang waktu 48 jam (saat pergantian media) air media
menunjukkan kandungan oksigen yang sangat rendah dimana kurang baik untuk mendukung
kehidupan biota.

b. Suhu Media

Percobaan toksikologi di negara ropis tidak begitu menghadapi masalah dengan suhu air,
karena suhu air relative konstan. Jika terdapat perbedaan suhu tidak besar. Namun demikian
dalam suatu uji toksisitas di laboratorium, kondisi suku tetap harus dijaga agar simpangannya
berkisar ± 1oC.

c. Muatan media uji

Biomassa (gram hewan uji/liter air media) dalam wadah uji tidak boleh berlebihan agar tidak
mempengaruhi hasil uji. Muatan hewan uji harus cukup kecil untuk menjamin konsentrasi
oksigen terlarut dan toksikan tidak menurun di bawah batas yang dapat diterima dan juga
meningkatnya konsentrasi produk metabolic di atas batas, serta hewan tidak berdesakan yang
dapat membuatnya stress. Muatan yang dianjurkan adalah 0,5-0.8 gram/liter untuk uji statis dan
1-10 gram/liter untuk flow-through test.

Anda mungkin juga menyukai