Anda di halaman 1dari 7

Lima Kebebasan Binatang adalah metode sederhana untuk mengevaluasi dan menganalisa

kesejahteraan binatang dan termasuk langkah yang tepat untuk meningkatkan kwualitas hidup
binatang. Dijelaskan lebih lanjut bahwa walaupun Lima Kebebasan Binatang dapat diterapkan untuk
meningkatkan kwualitas hidup bagi semua binatang, pada khususnya langkah ini berguna untuk
menjamin hewan atau satwa yang dipelihara tidak akan mengalami penganiayaan. Metode ini sudah
dianggap sebagai metode internasional, dan RSPCA (Royal Society for the Prevention of Cruelty Against
Animals) percaya bahwa siapapun yang memiliki binatang mempunyai tanggung jawab untuk memberi
binatang itu Lima Kebebasan. Salah satu konsep mengenai animal welfare yang banyak dipakai oleh
para penyayang binatang adalah konsep dari World Society for Protection of Animals (WSPA). Konsep
animal welfare dari WSPA dikenal dengan nama “Five (5) Freedom“. Ketentuan ini mewajibkan semua
hewan yang dipelihara atau hidup bebas di alam memiliki hak-hak/kebebasan berikut :

Lima Kebebasan Binatang (The Five Freedoms) ditetapkan pada akhir 1960-an.

1.Freedom from hunger and thirst (bebas dari rasa lapar dan haus).

2. Freedom from discomfort (bebas dari rasa panas dan tidak nyaman).

3. Freedom from pain, injury, and disease (bebas dari luka, penyakit dan sakit).

4. Freedom from fear and distress (bebas dari rasa takut dan penderitaan).

5. Freedom to express normal behavior (bebas mengekspresikan perilaku normal dan alami)

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian tetap harus dijaga hak-haknya yang dikenal sebagai Animal
Welfare seperti yang tercantum dalam five of freedom yang terdiri dari 5 kebebasan yaitu :

1. Freedom from hunger and thirst.Bebas dari rasa lapar dan haus, maksudnya adalah hewan harus
diberikan pangan yang sesuai dengan jenis hewan dalam jumlah yang proporsional, hiegenis dan disertai
dengan kandungan gizi yang cukup

2. Freedom from thermal and physical discomfort.Hewan bebas dari kepanasan dan ketidak nyamanan
fisik dengan menyediakan tempat tinggal yang sesuai dengan prilaku hewan tersebut

3. Freedom from injury, disease and pain.Hewan harus bebas dari luka, penyakit dan rasa sakit dengan
melakukan perawatan, tindakan untuk pencegahan penyakit, diagnosa penyakit serta pengobatan yang
tepat terhadap binatang peliharaan

4. Freedom to express most normal pattern of behavior.Hewan harus bebas mengekspresikan perilaku
norml dan alami dengan menyediakan kandang yang sesuai baik ukuran maupun bentuk, termasuk
penyediaan teman (binatang sejenis) atau bahkan pasangan untuk berinteraksi sosial maupun
melakukan perkawinan.

5. Freedom from fear and distresss.Hewan bebas dari rasa takut dan penderitaan dilakukan dengan
memastikan bahwa kondisi dan perlakuan yang diterima hewan peliharaan bebas dari segala hal yang
menyebabkan rasa takut dan stress seperti konflik dengan spesies lain dan gangguan dari predator.
Pada dasamya pengelolaan hewan percobaan dititik beratkan pada:

a. Kondisi bangunan

Terkadang di dalam penelitian hewan uji ditempatkan dalam kandang. Namun perlu diingat kondisi dan
ukuran kandang sangat menentukan kondisi hewan percobaan, karena bentuk,ukuran serta bahan yang
dipakai merupakan elemen dalam physical environment bagi hewan percobaan. Kandang harus
dirancang sedemikian rupa sehingga hewan dapat hidup dengan tenang, tidak terlalu lembab, dapat
menghasilkan peredaran udara yang baik, suhu cocok, ventilasi lengkap dengan insect proof screen
(kawat nyamuk).

b. Sanitasi

Kandang yang digunakan dalam menempatkan hewan ujii memiliki sistem sanitasi yang baik, sestim
drainase yang baik, dan terjaga kebersihan dengan baik, misalnya dengan desinfektan (lysol 3-5%). Di
samping itu perlunya mengenakan lab jas (Protective clothing) atau peralatan proteksi lainnya seperti
masker dan sebagainya.

c. Tersedianya makanan

Tersedianya makanan untuk hewan percobaan yang bernutrisi dan dalam jumlah yang cukup.
Penyimpanannya harus baik, terhindar dari lingkungan yang lembab, diusahakan bebas dari insekta atau
hewan penggerek lainnya, karena dengan adanya ini dapat merupakan petunjuk adanya kerusakan
bahan makanan hewan

d. Kebutuhan air

Kebutuhan air dapat diperoleh oleh hewan dengan mudah dan lancar dan usahakan tidak terlalu tinggi
kandungan mineralnya serta bersih, dan tidak membasahi kandang hewan tersebut

e. Sirkulasi udara

Dengan adanya sistim ventilasi yang baik, sehingga sirkulasi udara dapat diatur, lebihbaik lagi bila
dipasang exhaust fan sehingga sirkulasi udara menjadi terkontrol.

f. Penerangan

Penerangan diperlukan sekali terutama dalam pengaturan proses reproduksi hewan, perlu diperhatikan
siklus terang dan gelap karena pada beberapa hewan siklus estrus (siklus reproduksinya) sangat
tergantung oleh penerangan dan bila tidak terdapat penerangan akan menyebabkan terhambatnya
proses reproduksi.

g. Kelembaban dan temperatur ruangan

Suhu dan kelembaban ruangan merupakan komponen penting dari lingkungan semua hewan karena
secara langsung mempengaruhi kemampuan hewan untuk mengatur panas internalnya. kehilangan
panas pada hewan dapat menyebabkan hewan menjadi pingsan, bukan dengan cara berkeringat.
Adapun kelembaban dan temperatur ruangan yang direkomendasikan bagi masing-masing hewan
percobaan masing-masing berbeda misalnya tikus pada suhu 300C, dan kelinci pada suhu 250-280C

Pengertian hewan laboratorium (HL) secara umum yaitu hewan yang dipiara secara intensif di
laboratorium. Menurut Penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18Tahun 2009, yang
dimaksud dengan “hewan laboratorium” adalah hewan yang dipelihara khusus sebagai hewan
percobaan, penelitian, pengujian, pengajaran, dan penghasil bahan biomedik ataupun dikembangkan
menjadi hewan model untuk penyakit manusia.

Arti luas: Dapat meliputi semut sampai gajah, selagi hewan itu dipiara secara khusus di laboratorium.
Sedangkan secara sempit yang tercakup dalam HL adalah mencit, tikus, marmot, kelinci, kucing, anjing,
kera, unggas dan hewan yang relative kecil yang disiapkan untuk eksperimental. Kesejahteraan hewan
laboratorium Kesejahteraan hewan laboratorium adalah kondisi dimana hewan laboratorium, yang
dipelihara khusus untuk tujuan percobaan dan lain sebagainya, memiliki keadaan fisiologis dan psikologi
yang sesuai untuk menunjang kualitas hidupnya, sesuai dengan Five Freedom. Selain itu juga terdapat
pedoman untuk menggunakan hewan laboratorium, yakni 3R dari Russel & Burch: a. Replacement,
Reduction, Refinement

Ruang dan lingkungan yang dibutuhkan hewan laboratorium

Persyaratan ruang

Standar ruang hewan percobaan adalah luas lantai ± 20 m2 berbentuk segiempat sikusiku, dengan tinggi
2,5-3,0 m. Ruang ini memberi kemudahan pemeliharaan lingkungan, pengawasan hewan dan tidak
mengganggu hewan yang dipiara di dalamnya. Faktor lingkungan Suhu, kelembaban relatif, kualitas
udara harus dipertahankan stabil. Harus diperhitungkan daya tampung maksimal ruang.

TABEL

Ventilasi ruang mampu mengalirkan udara 15-20 kali setiap menit. Penerangan bisa diatur terang gelap
12 jam bergantian. Hewan harus terhindar dari suara bising baik yang terdengar ataupun tidak
(ultrasonik).

Persyaratan kandang

Bisa dipelihara secara individual atau kelompok. Sebaiknya kandang dibuat dari logam tahan karat,
logam divalganisasi atau plastik.

Bahan kandang berupa plastik, aluminium atau baja tahan karat, serta dapat juga dari bahan kaca
seperti akuarium. Prinsip umumnya adalah kandang harus mudah dibersihkan, disterilkan, tahan lama,
tidak mudah dikerat oleh mencit. Bahan dari Polivinil klorida (PVC) tidak disarankan karena mudah
dikerat oleh mencit dan susah disterilkan karena tidak tahan panas.

Dasar kandang sebaiknya diberi materi yang dapat menyerap air, dan tidak mengandung senyawa
berbahaya atau yang mengganggu penelitian. Alas kandang harus diganti secara rutin dan sesegera
mungkin jika sudah basah. Jika dibiarkan maka akan menimbulkan bibit penyakit. Salah satu indikator
alas kandang harus diganti adalah, terciumnya bau ammoniak. Jumlah mencit dalam kandang juga
mempengaruhi frekuensi pergantian alas kandang, makin banyak mencit dalam satu kandang, makin
sering alas kandang harus diganti. Setidak-tidaknya jika alas kandang diganti seminggu sekali, terutama
pada musim dingin atau penghujan, udara dingin, alas kandang akan cepat basah dan lembab sehingga
frekuensipenggantiannya lebih sering dalam satu minggu. Bahan yang cocok digunakan sebagai alas
kandang seperti sobekan kertas, serutan kayu, sisa gergajian kayu, sekam padi, atau zeolit aktif. Masing-
masing bahan tersebut mempunyai keuntungan dan kerugian bila digunakan sebagai alas kandang
pemeliharaan mencit.

Penempatan kandang mencit sebaiknya diletakkan diruangan yang bersih, terlindung dari angin, hujan
dan cahaya matahari langsung serta memperoleh sirkulasi udara yang memadai. Suhu yang cocok untuk
pemeliharaan mencit sekitar 20-25oC dengan kelembaban 45-55%.

Kelinci

Suhu udara dalam kandang selama penelitian cukup ideal untuk pemeliharaan ternak kelinci yaitu
berkisar antara 25-26oC. Kelinci dapat hidup dan berkembang baik pada suhu ideal 15-20oC dan
kelembaban ideal 60- 90%. Kelembaban udara dalam kandang selama penelitian termasuk ideal yaitu
80-82%. Kelembaban ideal untuk ternak kelinci adalah 60-90% dimana kelembaban udara maksimum
terjadi pada waktu pagi hari dan minimum pada sore hari (Nursita et al, 2013).

TABEL

Pakan dan air minum untuk hewan laboratorium

Pakan

TABEL

Menurut Hasanah (2009), pakan mencit diketahui memiliki kandungan protein 10%, lemak 3%, serat 8%
dan kadar air 12%. Pakan berbentuk pelet lebih sering digunakan daripada tepung untuk mengurangi
perubahan komposisi dan diperlukan untuk membuat aus gigi pada hewan mencit. Pakan sebaiknya
disimpan pada suhu 15-16o C dan dihabiskan paling lama 4-6 minggu setelah kemasan dibuka.

Hewan briding, hewan muda atau hewan yang lebih tua. Pakan berbentuk pelet sering digunakan
daripada tepung untuk mengurangi perubahan komposisi dan diperlukan untuk membuat aus gigi.
Pakan sebaiknya disimpan pada suhu 15-160C dan dihabiskan paling lama 4-6 minggu.

Air minum

Air minum tersedia tanpa dibatasi dan dapat diberikan dalam botol dengan pipa yang dilengkapi ”klep”
peluru bulat yang terletak di ujung pipa. Untuk mencegah pertumbuhan kuman, air minum dapat
diasamkan atau dikhlorisasi.

Alas tidur dan kebersihan kandang


Alas tidur

Alas tidur harus dapat menyerap kebasahan dan bau dengan baik, serta bebas dari bahan kimia
pencemar. Meskipun alas tidur harus bersifat higroskopis, tetapi tidak boleh sampai menimbulkan
dehidrasi terutama pada anak mencit/tikus. Alas tidur harus lunak, tidak tajam, murah, mudah diganti,
dan dapat digunakan untuk sarang. Bahan-bahan alas tidur yang bermanfaat misalnya kayu pasahan,
sekam, tongkol jagung yang digerus. Untuk hewan SPF harus disterilkan dengan autoklaf.

Pembersihan dan disinfeksi Disinfektan yang dapat bekerja baik misalnya:

a. Na hipochlorid 0,1 ℅

b. Larutan etanol 25 ℅

c. Larutan Na hidroksida 30 mM

d. Larutan glutaraldehid 0,01 ℅

Kandang, rak kandang, botol, dan alat lain harus dibersihkan paling sedikit sekali seminggu. Alas tidur
harus diganti kurang lebih dua kali seminggu

BLOGSPOTTT

Pemeliharaan Hewan Uji

Pemeliharaan hewan uji meliputi aspek fasilitas, petugas dan makanan. Ketiga aspek tersebut
seharusnya saling mendukung dan saling terkait erat. Petugas yang baik akan menghasilkan sesuatu
yang baik jika ada fasilitas. Demikian juga fasilitas yang baik tanpa petugas yang baik akan sia-sia.

Fasilitas

` Fasilitas yang diperlukan dalam pemeliharaan hewan uji meliputi tempat pemeliharaan (gedung
dan kandang) yang memenuhi syarat dan fasilitas pendukung misalnya air, sarana pembuatan atau
penyiapan makanan dan sarana pembuangan limbah.

Gedung atau Ruang Pemeliharaan

Gedung atau ruang pemeliharaan harus memenuhi syarat dalam luas, sirkulasi udara, pencahayaan,
kelembapan, terbagi menjadi beberapa ruang sesuai keperluan. Ruang yang diperlukan meliputi ruang
breeding (penangkaran), ruang pemeliharaan, ruang penelitian, ruang otopsi, ruang penyimpanan
jaringan dan ruang isolasi, bengkel dan gudang. Jika gedung untuk memelihara hewan uji ini
dimaksudkan untuk memelihara beberapa jenis hewan uji maka kebutuhan ruang tentu akan lebih
banyak sebab beberapa jenis hewan uji tidak boleh ditempatkan di dalam ruangan yang sama.

Kandang

Ukuran kandang perlu diperhitungkan agara hewan uji dapat tetap bergerak bebas tanpa ada
ketegangan yang diakibatkan oleh kandang terlalu sempit. Kandang juga harus mudah dibersihkan, tidak
berkarat dan tidak ada bagian yang tajam yang dapat menciderai hewan uji. Kandang juga harus
memnuhi syarat agar dalam uji atau penelitian segala yang perlu dihitung dapat dilakukan dengan
mudah, seperti menghitung jumlah makanan dan minuman. Ukuran kandang perlu memperhitungkan
jenis dan galur hewan uji, hewan uji tunggal atau kelompok.

Kandang sebaiknya dibuat dari bahan yang kuat, tidak berkarat dan tahan lama. Untuk mencit, rat,
hamster, marmot dan kelinci kandang dapat dibuat dari komponen plastik, alumunium, monel atau
stainless steel. Jangan menggunakan cat untuk kandang demikian. Untuk kucing dan anjing dapat dibuat
kandang dari kayu. Bahan kandang sebaiknya tahan air dan mudah dibersihkan.

Alas Tidur

Untuk keperluan alas tidur seringkali dipakai bahan-bahan yang juga dimaksudkan untuk mengisap air
kemih agar kandang selalu kering. Syarat bahan agar dapat digunakan sebagai alas tidur hewan uji ialah
dapat mengisap air, tidak melukai hewan uji, tidak menarik untuk dimakan, tidak berbau dan tidak
mengandung zat yang dapat mengganggu kesehatan hewan uji. Bahan itu antara lain sekam padi dan
kayu tahi gergajian. Bahan lain yang juga dapat digunakan meskipun tidak sebaik sekam ialah jangel
(tongkol) jagung, sepah tebu dan kulit kacang.

Dalam mengandangkan hewan uji, beberapa jenis hewan uji dapat dikandangkan secara berkelompok
dalam sebuah kandang tetapi beberapa jenis lainnya harus dikandangkan sendiri-sendiri seekor tiap
kandang.

Pengelompokan

Mencit sesudah disapih (umumnya berusia 3 minggu dan berat sekitar 15 gram) dapat dikumpulkan
dalam kelompok yang terdiri atas 10-20 ekor. Untuk tikus yang umumnya disapih pada umur sekitar 3
minggu dengan beratnya sekitar 50 gram dapat dikelompokkan tiap ekor. Jika beratnya menjadi 125-150
gram tiap kelompok sebaiknya paling banyak berisi 6 ekor. Jika beratnya lebih dari 250 gram
dikelompokkan tiap 4 ekor. Untuk marmot dapat dikelompokkan tiap 10 ekor.

Untuk kelinci, kucing dan anjing sebaiknya dikandangkan secara terpisah individual.

Makanan

Makanan hewan uji dibuat berdasarkan kebutuhan akan komponen untuk masing-masing jenis hewan
uji. Kadang-kadang komposisi makanan hewan uji dibuat secara bebas dari komponen tertentu sesuai
dengan kebutuhan, misalnya diet bebas garam, bebas lemak, jumlah kalori tertentu dan sebaiknya.

Pembuatan makanan harus dilakukan secara higienis agar makanan tidak terkontaminasi telor atau
spora parasit yang dapat menginfeksi dan mempengaruhi kesehatan hewan uji sehingga dapat
mempengaruhi hasil penelitian.

MENGORBANKAN HEWAN PERCOBAAN

Percobaan dengan hewan biasanya akan berakhir dengan mematikan hewan tersebut, baik karena akan
diambil organ in vitro nya selama atau pada akhir percobaan (misalnya pengamatan histologi paru),
untuk menilai bagaimana efek obat (misalnya efek toksik obat), atau karena hewn tersebut mengalami
penderitaan atau sakit dan cacat yang tidak mungkin sembuh lagi.Istilah mematikan hewan uji dikenal
sebagai euthanasia, yaitu suatu proses dengan cara bagaimana seekor hewan di bunuh dengan
menggunakan teknis yang dapat diterima secara manusiawi. Hal ini berarti hewan mati dengan mudah,
cepat, tenang dengan rasa sakit yang sedikit mungkin.

B. EUTHANASIA MENCIT DENGAN CARA FISIK

Cara fisik dilakukan dengan dislokasi leher. Proses dislokasi dilakukan dengan cara:

1. Ekor mencit dipegang dan kemudian ditempatkan pada permukaan yang bisa dijangkaunya, biarkan
mencit meregangkan badannya.

2. Saat mencit meregangkan badannya, pada tengkuk ditempatkan suatu penahan, misalnya pensil atau
batang logam yang dipegang dengan tangan kiri

.3. Ekornya ditarik dengan tangan kanan dengan keras, sehingga lehernya akan terdislokasi dan mencit
akan terbunuh.

Selebihnya d gambar

Anda mungkin juga menyukai