Anda di halaman 1dari 125

Teknik Merawat dan

Mengendalikan Hewan Percobaan

KULIAH BIOESEI

PORGRAM STUDI MAGISTER FARMASI

Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan


Tujuan Mata Kuliah

1. Mahasiswa mampu merencanakan caging dan


embedding dalam perawatan terhadap hewan coba
2. Mahasiswa mampu memfasilitasi diet bagi hewan
coba
3. Mahasiswa mampu menangani masalah handling,
restraining dan marking pada hewan coba
Pembahasan

1. Caging (kandang)
2. Embedding
3. Makanan dan minuman
4. Handling (penanganan)
5. Restraining
6. Penandaan, pada 1. Mencit, 2. tikus, 3. marmut
(guinea pig), 4. kelinci (rabbit)
Mencit (Mus muculus)
Sifat/ ciri-ciri mencit:
 Cenderung berkumpul bersama
 Umumnya Penakut, fotofobik
 Umumnya Lebih aktif pada malam hari
 Umumnya aktivitas terhambat dengan kehadiran
manusia
 Umumnya tidak mengigit
Mencit putih memiliki bulu pendek halus berwarna
putih serta ekor berwarna kemerahan dengan
ukuran lebih panjang dari pada badan dan kepala.

Mencit merupakan hewan yang paling umum


digunakan pada penelitian laboratorium sebagai
hewan percobaan, yaitu sekitar 40-80%.
Mencit memiliki banyak keunggulan sebagai
hewan percobaan, yaitu :
1. Siklus hidup yang relatif pendek
2. Jumlah anak perkelahiran banyak
3. Variasi sifat-sifatnya tinggi
4. Mudah dalam penanganannya
1. Caging ( kandang)

Persyaratan kebutuhan ruangan minimal berdasarkan


berat badan mencit menurut Panduan untuk Perawatan
dan Penggunaan Laboratorium Hewan (ILAR 1985) sbb
Faktor-faktor yang harus diperhatikan terkait
kondisi kandang
1. Suhu : 18°- 26°C
2. Penerangan :
mencit aktif di malam hari, sehingga tidak
mengherankan bahwa mata mereka lebih baik
disesuaikan dengan menurunkan tingkat
cahaya.
3. Ventilasi :
dirancang untuk memberikan udara segar ;
mengurangi panas yang dihasilkan oleh hewan,
lampu, dan peralatan; mengurangi bau;
memberikan oksigen yang cukup agar terhindar
dari penyakit berbahaya atau penularan dari koloni
hewan.
 Suara/kebisingan
Mencit sebaiknya terhindar dari suara bising yang
akan menyebabkan mencit menjadi stres.
 Parameter konstruksi kandang
Perawatan dan renovasi kandang dilakukan secara
berkala agar mencit nyaman berada didalamnya.
 Kebersihan
Kandang hewan harus disapu dan sering dipel.
Kandang harus dibersihkan secara teratur untuk
memungkinkan mencit untuk tetap bersih dan
kering.
2. Embedding

 Bahan untuk bedding dapat berasal dari


bahan-bahan limbah industri atau hasil pasca
panen, seperti serbuk gergaji kayu, tatal kayu,
sekam padi, potongan jerami kering, tongkol
jagung.
3. Makanan dan minuman

 Mencit harus diberikan makan dengan kualitas


tetap karena perubahan kualitas dapat
menyebabkan penurunan berat badan dan
tenaga.
 Seekor mencit dewasa dapat mengkonsumsi
pakan 3-5 gram setiap hari.
 Mencit yang sedang hamil dan menyusui
memerlukan pakan yang lebih banyak. Jenis
ransum yang dapat diberikan untuk mencit
adalah ransum ayam komersial.
 Air minum yang diperlukan oleh setiap ekor
mencit untuk sehari berkisar antara 4-8ml.
 Seekor mencit mudah sekali kehilangan air
sebab evaporasi tubuhnya tinggi.
 Konsumsi air minum yang cukup akan
digunakan untuk menjaga stabilitas suhu tubuh
dan untuk melumasi pakan yang dicerna.
 Air minum juga dibutuhkan untuk menekan
stress pada mencit yang dapat memicu
kanibalisme
4. Perawatan dan pengendalian

 Ujung ekor mencit diangkat dengan tangan kanan,


diletakkan pada suatu tempat yang permukaannya
tidak licin (misal ram kawat pada penutup kandang),
sehingga ketika ditarik, mencit akan mencengkram.
 Kulit tengkuk dijepit dengan telunjuk dan ibu jari
tangan kiri, ekornya tetap dipegang dengan tangan
kanan.
 Posisi tubuh mencit dibalikkan, sehingga permukaan
perut menghadap kita dan ekor dijepitkan antara jari
manis dan kelingking tangan kiri.
Tikus (Rattus Norvegicus)
TIKUS
• Sangat cerdas
• Tidak begitu fotofobik
• Aktivitasnya tidak terhambat
dengan kehadiran manusia
• Bila diperlakukan kasar atau
dalam keadaan defisiensi
nutrisi, cenderung menjadi
galak dan sering menyerang
• Dapat hidup sendiri di
kandangnya.
Tikus, dianggap sebagai hewan pertama yang
dijinakkan untuk tujuan ilmiah (Richter 1959),
pertama kali digunakan secara eksperimental
di Perancis dalam studi fungsi kelenjar adrenal.

Tikus telah menjadi spesies pilihan untuk


hampir setiap bidang penelitian biologi dan
medis karena ukurannya, sifat yang relatif
jinak, umur, dan masa kehamilan.
1. Caging (kandang)

 Kandang seperti kotak sepatu baik persegi


panjang atau bujur sangkar dengan dasar dan
dinding yang baik, dapat terbuat dari stainless
steel, tetapi plastik seperti polikarbonat atau
polypropylene yang lebih umum digunakan.
 Jenis untuk tutup jenis kandang terbuat dari
wire mesh logam mampu memegang kedua
pakan dan botol air, dengan lubang ventilasi.
Rekomendasi minimum ruang untuk tikus adalah
sbb :
Faktor-faktor yang harus diperhatikan terkait
kondisi kandang:
 Suhu dan kelembaban 18°C - 26°C dan 30% - 70%
kelembaban relatif
 Ventilasi yang memadai yaitu untuk memberikan udara
segar, kontrol suhu dan kelembaban, menghilangkan atau
mengencerkan polutan kimia seperti amonia dari kotoran
hewan, dan membantu transmisi infeksi. Pedoman saat ini
menyarankan tingkat ventilasi 10 - 15 pertukaran udara per
jam (LIAR 1997).
 Kebisingan dalam kandang hewan mungkin dapat dihindari,
namun berdasarkan pedoman bahwa tingkat kebisingan
harus dipertahankan di bawah 85 dB.
2. Embedding

 Bahan untuk bedding ini dapat berasal dari bahan-


bahan limbah industri atau hasil pasca panen,
seperti serbuk gergaji kayu, sekam padi, potongan
jerami kering, tongkol jagung, ampas gula kering
dan butiran tanah liat.
3. Makanan dan minuman

 Pakan yang disajikan untuk hewan dalam stoples


bermulut dengan tutup. Selain tutup, piringan logam
berlubang dapat ditempatkan dalam tabung, yang
membantu untuk mengurangi tumpahan dan
kontaminasi oleh tinja.
4. Perawatan dan pengendalian

 Tikus dapat diperlakukan sama seperti mencit, tetapi


bagian ekor yang dipegang pada bagian pangkal ekor dan
pegangannya pada bagian tengkuk bukan dengan
memegang kulitnya.
 Cara memegang tikus sebagai berikut:
1. Tikus diangkat dengan memegang ekornya dari
belakang kemudian diletakkan di atas permukaan
kasar.
2.Tangan kiri perlahan-lahan diluncurkan dari belakang
tubuhnya menuju kepala.
3. Ibu jari dan telunjuk diselipkan ke depan dan kaki
kanan depan dijepit di antara kedua jari tersebut.
3. Marmut /Guinea Pig (Cavia porcellus)
 Penggunaannya sekitar 2% dari jumlah hewan
laboratorium yg digunakan tiap tahunnya.
 Relatif mahal (3-5x lebih mahal dari tikus)
 Kerugian yg paling besar dalam penggunaan
marmut : kurangnya pembuluh darah vena
perifer yg tampak untuk injeksi iv
 Popularitas marmut sebagai hewan peliharaan
dan penelitian hewan karena sifat jinak
mereka. Marmut jarang menggigit dan akan
merespon perhatian dengan penanganan sering
dan lembut.
 Dalam berbagai penelitian biomedis, marmut
telah digunakan sebagai hewan uji dalam
berbagai investigasi: nutrisi, farmakologi,
alergi, radiologi, dan imunologi.
1. Caging (kandang)

 Persyaratan kebutuhan ruangan minimal


berdasarkan berat badan marmut menurut
Panduan untuk Perawatan dan Penggunaan
Laboratorium Hewan (ILAR 1985) sbb :
 Pemeliharaan marmut untuk tujuan pembiakan
tidak memerlukan dinding yang tinggi karena
marmut tidak dapat melompat.
 Kandang yang digunakan harus dibersihkan
cukup sering untuk mencegah akumulasi
kotoran atau puing-puing.
 Ruangan kandang untuk pemeliharaan marmut
hendaknya tertutup dan terjaga dari rodensia
liar dan predator serta serangga.
 Suhu : 20-25C
 Kelembaban 45 - 55%
 Ventilasi udara harus diperhatikan karena
marmut rentan terkena penyakit saluran
pernafasan
3. Makanan dan minuman

 Marmut secara alami tidak dapat mensintesa


vitamin C didalam tubuhnya, oleh karena itu
penambahan vitamin C dalam pakan
merupakan hal sangat penting.
 Pakan marmut dilaboratorium umumnya
adalah berbentuk pellet, pelet dapat di
autoclave, sehingga mencegah kontaminasi
lewat pakan.
• Marmut dilaboratorium memakan pellet dengan
cara mematahkan pellet, tidak seperti mencit yang
mengerat, hal ini juga harus menjadi
pertimbangan terhadap bentuk dan tingkat
kekerasan pellet yang diberikan pada marmut.
• Watering: Penggunaan air suling atau air
deionisasi daripada air keran diklorinasi
dianjurkan karena akan mengurangi laju
penonaktifan vitamin C endogen.
4. Perawatan dan pengendalian

 Cara memegang marmut, adalah dengan memegang di sekitar


dada dari atas dengan ibu jari dan jari telunjuk kanan di
belakang kaki depan. Sisi lain tangan harus ditempatkan di
bawah bagian belakang untuk mendukung badan marmut.
 Kesalahan dalam cara memegang marmut dan dalam
menahan tubuh bagian bawah dapat mengakibatkan cedera
pada marmut serta luka-luka pada operator karena garukan
kuku marmut.
4. Kelinci /Rabbit (Oryctolagus cuniculus)
KELINCI
• Jarang bersuara kecuali
dalam kondisi nyeri yang
luar biasa.
• Cenderung berontak bila
kenyamannya terganggu.
• Sangat rentan terhadap
angin langsung dan udara
dingin.
• Untuk perlakuan yang hanya
memerlukan kepala,
masukkan ke dalam “holder/
restrainer”.
 Suhu : 16°C–20°C
 Kelembapan relatif : 40% and 60%
 Ventilasi yang direkomendasikan setidaknya 10
udara lengkap berubahan perjam dan lebih baik
100% udara segar. Resirkulasi tidak disarankan. Jika
udara disirkulasi maka penyaringan udara yg lebih
efisien diperlukan untuk menghilangkan bau dan
kontaminan.
1. Caging (kandang)

 Kandang serta rak keinci harus dibangun dari


sesuatu yg lembut, bahan antikarat, lebih baik lagi
baja tahan karat, yang tahan terhadap cairan dan
kelembapan dan mudah dbersihkan serta
dsterilkan.
 Lantai dari kandang biasanya terbuat dari kotak
baja, atau memasang kawat dengan ukuran 1 in. ×
1⁄2 in. or 5⁄8 in.
Rekomendari ruang minimum untuk kelinci dapat
dilihat pada tabel berikut :
 Dua ukuran standar kandang yg tersedia yaitu
memberikan 3 dan 4 ft2 dari luas lantai dengan
dimensi berturut-turut
(lebar x kedalaman x tinggi) :
24 in. × 18 in. × 16 in.
24 in. × 24 in. × 15 in.
 Hewan harus dipindahkan kekandang yang bersih
setidaknya setiap dua minggu. Fasilitas secara fisik
harus dibersihkan dan disanitasi sedikitnya tiga
kali satu minggu.
2. Embedding

 Harus disediakan berupa Nest boxes (kotak sarang)


dan gunakan selimut atau seperai yang nyaman
dalam nest boxes yang dapat berasal dari bahan –
bahan seperti tatal kayu.
3. Makanan dan minuman

 Makanan dan sistem penyediaan air harus


dibersihkan dan dirancang sedemikian agar tidak
mudah terkontaminasi.
 Alat pemberi makanan yg menempel pada bagian
depan kandang sebaiknya dapat diisi dari luar
tanpa membuka pintu kandang. Demikian juga
botol air (jika tidak ada yg otomatis) biasanya
dipasang diluar depan kandang.
 Kelinci harus diberikan tambahan libitium yang
banyak dan segar.
 Corong makanan harus dibuat dari bahan yang
tahan lama (selain kayu) yang tahan terhadap
gerogotan kelinci, tahan karat dan mudah
dibersihkan.
 Watering : Kelinci yang tidak hamil minum kurang
lebih 10 mL/100 g berat badan perhari dn yang
sedang menyusui dapat minum sampai 90 mL/100 g
perhari.
 Botol air harus diisi dengan air segar setiap hari dan
dibersihkan setidaknya sekali seminggu.
 Menu makanan yang lebih baik adalah makanan
yang bernutrisi, bentuk pakan pellet, bebas racun ,
hormon , pestisida dan hewan serta kontaminasi
kutu hewan.
 Makanan segar harus disajikan setidaknya
mingguan, makan sekali sehari sekitar 120g.
 Menu makanan perlu mengandung 16% - 20% serat
kasar dan 14% - 18% protein kasar.
 Pakan dan tempat tidur yang biasa digunakan tanpa
sanitasi sebelumnya, merupakan sumber
kontaminasi yang potensial untuk penyakit , parasit
dan hormon.
 Oleh karena itu, masalah potensial jugadapat terjadi
dalam hal pembelian dan penyimpanan makanan
serta selimut haruslah hati-hati.
4. Perawatan dan pengendalian

 Kelinci harus diambil dan dipegang dengan tepat


untuk mencegah hewan dan manusia terluka.
 Mereka harus dipegang dengan kuat namun
dengan lemah lembut. Karena mereka adalah
hewan yang sangat pemalu dan mudah ketakutan
sehingga mereka selalu mencoba untuk melepas
diri. Terkecuali dperlakukan dengan naluri, kelinci
jarang menggigit manusia.
 Metoda yang aman untuk menangani atau
mengambil kelinci adalah menggenggam denga
kuat bagian tengkuk dengan satu tangan,
sementara tangan yg lain mendukung kaki
belakangnya.
 Seekor kelinci dapat juga ditangani dengan cara
mengelilingi tubuhnya dengan satu tangan, dengan
tulang dada yang didukung oleh tangan sambil
memegang tengkuk dengan tangan yg lain.
 Atau dapat juga dilakukan dengan satu tangan yang
memegang kaki bagian belakang dan pinggang
kelinci dan menekan hewan itu kepenangan tubuh.
 Abdomen dan tulang dada didukung oleh penangan
lengan bawah, dengan tangan yg lain pada
tengkuknya.
 Jika kaki bagian belakang dan pinggang tidak
didukung, kelinci mungkin akan memberontak.
 Jika kelinci memberontak, agar mudah ditenangkan
yaitu dengan menempatkannya pada lengan bawah
dan kepala tersembunyi ditekukan siku.
 Berbagai jenis alat pengendalian tersedia untuk
digunakan pada kelinci. Terutama mereka dipakai
untuk mengendalikan tubuh kelinci, sedangkan
kepala dan telinga dimanipulasi.
 Alat yang paling umum biasanya beberapa variasi
dari kotak pengekangan atau pasung.
 Jika pasung dasar dan alat pengendali digunakan,
kelinci mungkin perlu dilatih dan tenang untuk
menghindari pemberontakan, yang bisa
menyebabkan punggung patah.
Aklimatisasi
Merupakan suatu upaya penyesuaian fisiologis
atau adaptasi dari suatu organisme terhadap suatu
lingkungan baru yang akan dimasukinya.

Tujuan:
 Agar hewan dapat beradaptasi dengan
lingkungan baru.
 Meminimalkan efek stress pada hewan yg
dapat berpengaruh terhadap metabolisme
dan dpt mengganggu hasil penelitian.
Apa yg perlu disesuaikan ?
• Tiap-tiap hewan dimasukkan ke dalam sangkar
berasingan
• Suhu 25±2oC,
• Kelembapan 55±5%,
• Pengaturan cahaya, (12 jam hidup, 12 jam mati),
• Selama paling cepat seminggu sebelum
pengujian.
Apa yang perlu disiapkan ???

•  mental dan keberanian


HANDLING
1. MENCIT (Mus Musculus)
Handling biasanya dilakukan untuk proses
pemindahan hewan dari satu kandang ke kandang yang
lain.
Metode:
a. Dengan tangan
• Mencit diletakkan diatas ram kawat, kemudian ditarik
sedikit,
• Ekor dipegang di daerah sepertiga ujung ekor dengan
tangan kiri,
• Mencit diangkat dan digoyang – goyangkan
Diangkat dengan
tangan
b. Dengan bantuan alat

Dengan bantuan gelas beaker

Dengan bantuan Forsep


(ujungnya terbuat dari karet)
Dengan bantuan benda
TIKUS

• Tikus diletakkan diatas


ram kawat, kemudian
ditarik sedikit,
• Ekor dipegang di
daerah sepertiga
pangkal ekor dengan
tangan kiri,
• Tikus diangkat dan
digoyang – goyangkan
Kelinci atau marmut
• Perlakukan dengan halus.
• Jangan memegang telinga
saat mengangkat
/menangkap karena
dapat merusak saraf atau
pembuluh darahnya.
• Pegang kulit leher kelinci
dengan tangan kiri dan
dekapkan kearah tubuh.
• Kesalahan memegang kelinci dapat mencelakakan diri kita maupun
kelincinya. Kecelakan sering terjadi karena kelinci ketakutan dan
terkejut. Biasanya saat ketakutan kelinci akan meronta, menyepak,
atau menendangkan kaki belakangnya. Akibatnya kelinci dapat
mengalami patah tulang. Oleh karena itu, menangkap kelinci
sebaiknya diawali dengan pendekatan kasih sayang. Bila perlakuan
seperti ini sering dilakukan maka kelinci akan berperilaku manis, tidak
takut malahan ramah, dan suka mendekat.
RESTRAINING
RESTRAINING (MENAHAN)
RESTRAINING SECARA FISIK
 Manual dgn menggunakan tangan
 Alat restraining

RESTRAINING SECARA KIMIA


 Sedasi
 Anasthesia
1. Restraining mencit dengan tangan
1. Gunakan selalu sarung tangan
2. Angkat mencit ke atas dgn cara
memegang ekornya ke atas dan letakkan
pada tutup kandang atau di atas meja.
3. Tarik mencit ke belakang sehingga mencit
akan memegang erat tutup kandang
4. Genggam kulit di belakang leher mencit
dengan menggunakan jari telunjuk dan
jempol
5. Jari telunjuk dan ibu jari tangan lain
memegang kuduk, jari kelingking menjepit
ekor (sebaiknya dengan tangan kiri)
6. Angkat mencit dan tetap pegang ekornya
7. Intinya, jaga pegangan kuat sehingga
mencit tdk bisa berbalik dan menggigit
anda. Tapi cukup longgar sehingga tdk
mencekik hewan.
Cara Restraining tikus:
1. METODE CLAWING
• Tikus diangkat dengan memegang ekornya dari belakang kemudian diletakkan di
atas permukaan kasar.
• Tangan kiri perlahan-lahan diluncurkan dari belakang tubuhnya menuju kepala.
• Ibu jari dan telunjuk diselipkan ke depan dan kaki kanan depan dijepit di antara
kedua jari tersebut.
2. Shoulder restraint
• Dari belakang, kelilingi dada tikus dengan
menggunakan jari telunjuk dan jempol di
belakang kaki depan
3. Restraining dengan tube
4. Dengan plastik / handuk
Kelinci

DENGAN KAIN KHUSUS

DENGAN RESTRAINER
PENENTUAN JENIS
KELAMIN
Mencit/
Tikus

• Bedakan jarak antara anus dengan bagian


kelamin hewan tersebut.
• hewan jantan memiliki jarak yang lebih jauh
dibanding bentina.
Kelinci

• Betina : kelamin nampak linier


• Jantan : Kelamin berbentuk circular dan
terdapat tonjolan keluar
PENANDAAN
PENANDAAN/IDENTITAS

1. Kartu pada kandang


Kartu kandang harus mencakup identifikasi lengkap
dari pengujian dan identitas tentang spesies, jenis
kelamin, sumber, usia, kelompok perlakuan (misalnya,
substansi diuji dan kelompok dosis), dan jumlah hewan
dalam kandang.
2. Ear tag
yaitu label pada telinga, biasanya terbuat dari logam
non korosi. Salah satu kerugian ear tag telinga adalah
dapat robek dari telinga jika tersangkut sesuatu di
kandang, atau jika mencit berkelompok dikandang.
3. Membentuk atau melubangi telinga
adalah melubangi atau menggores tepi telinga
berdasarkan kode angka yang telah ditentukan.
Keuntungannya tidak ada benda keras yang dapat
ditangkap atau ditarik dari telinga, seperti tag
telinga.
Kerugian meliputi waktunya lebih lama dan
menimbulkan rasa sakit pada mencit untuk punch
dan pola klip yang tepat dari satu sampai lima
lubang
 Pengkodean dengan mewarnai kulit/rambut
Berbagai kombinasi dari warna pada ekor atau punggung
mudah dibaca tanpa mengganggu hewan. Prosedur ini
sangat berguna untuk studi toksisitas singkat.
 Toe cliping
Toe cliping dilakukan dengan memotong jari kaki mencit
dengan berbagai kombinasi menggunakan gunting bedah,
gunting kuku atau alat yang cocok untuk membuat kode
identitas. Kerugian dengan metode ini jari tikus mengalami
traumatis dan infeksi.
1. METODE PENANDAAN MENCIT &TIKUS

1. METODE SEMENTARA
Dengan menggunakan spidol/ marker
2. METODE PERMANEN

1. Ear tag
2. Sistem tato
3. Ear notching
Pada
tikus
2. Kelinci
 Kandang masing2 dgn kartu data.
 Microchip
 Dengan marking pen (spidol)
 Tato
 Ear tag

Ear tag
RUTE PEMBERIAN OBAT
MENCIT DAN TIKUS
- SECARA ORAL:
Pegang mencit sesuai dengan cara yang disebutkan sebelumnya
sehingga leher mencit dalam keadaan lurus. Kemudian masukkan
suntikan oral kedalam mulut sampai esophagus (posisi suntikan
oral yang dimasukkan tegak lurus)
2. SUBKUTAN
• ü Mencit,tikus dan kelinci :
• Obat disuntikkan di bawah kulit daerah tengkuk (di leher bagian atas) dengan
terlebih dahulu mencubit kulitnya, lalu suntikkan dengan sudut 45 derajat.
• INTRAVENA
• ü Mencit dan tikus
• Masukkan hewan ke dalam “holder” sehingga ekor terjulur ke luar. Obat
disuntikkan pada vena ekor (vena lateral) dengan terlebih dahulu vena ekor di
dilatasi menggunakan alkohol atau xylol.
• Intraperitoneal
• ü Mencit dan tikus :
• Hewan dipegang sesuai ketentuan
• Pada saat penyuntikkan, posisi
kepala lebih rendah dari abdomen
yaitu dengan menunggingkan
mencit atau tikus .
• Jarum disuntikkan sehingga
membentuk sudut 46 derajat
dengan abdomen, posisi jarum
agak menepi dari garis
tengah (linea alba) untuk
menghindari agar tidak mengenai
organ di dalam peritoneum.
Volume Pemberian dosis
Hewan Uji Volume Pemberian Maksimal per ekor (mL)
dengan cara pemberian
IV IM IP SK Oral

Mencit (20g) O,5 0,05 1,0 0,5 1

Tikus (200g) 1,0 0,1 3,0 2,0 5,0

Marmot 2,0 0,2 3,0 3,0 10


(400g)

Kelinci 3 - 10 0,5 10,0 3,0 20,0


(1,5Kg)
Perbandingan luas permukaan tubuh hewan (digunakan
sebagai faktor konversi dosis antar spesies hewan)
Dosis Dosis pada hewan yang dicari
yang Mencit Tikus Marmot Kelinci Kucing Kera Anjing Manusia
diket
20g 200 g 400g 1,5 Kg 2,0Kg 4 Kg 12 Kg 70 Kg
Mencit 1,0 7,0 12,25 27,8 29,7 64,1 124,2 387,9
Tikus 0,14 1,0 1,74 3,3 4,2 9,21 17,8 56,0
Marmot 0,08 0,57 1,0 2,,25 2,4 5,2 10,2 31,5
Kelinci 0,04 0,25 0,44 1,0 1,06 2,4 4,5 14,2
Kucing 0,03 0,23 0,41 0,92 1,0 2,2 4,1 13,0
Kera 0,016 0,11 0,19 0,42 0,45 1,0 1,9 6,1
Anjing 0,008 0,06 0,10 0,22 0,24 0,52 1,0 3,1
Manusia 0,0026 0,018 0,031 0,07 0,076 0,16 0,32 1,0
• Disadur dari D.R. Laurence & A.L Bacharach, “Evalution of Drug Activities” :
Pharmametries, 1981
KELINCI :
1. Pemberian per-oral
• Menggunakan selang kateter. Selang kateter
dimasukkan kedalam mulut kelinci, untuk
memastikan selang tersebut masuk ke dalam
rongga mulut maka ujung selang yang satu
dimasukkan ke dalam beaker glas yang berisi
air. Jika belum tepat maka akan timbul
gelembung-gelembung dalam air.
• SECARA INTRAVENA
• Obat disuntikkan pada vena marginalis telinga.
Bulu telinga harus dahulu dicukur.
Subkutan

Intramuskular
•Pemberian intramuskular dapat
dilakukan pada otot kaki belakang.
TEKNIK PENGAMBILAN DARAH
Mencit dan Tikus
• Melalui Pembuluh darah Vena
– Hangatkan bahagian yang digunakan, mis ekor,
dgn cara:
- Menggunakan lampu
- Masukkan ekor pada air hangat
- Gunakan alkohol swab untuk membersihkan ekor
dan agar pembuluh darah terlihat jelas.
- Gunakan jarum untuk mengambil darah, bisa
hanya dengan jarum saja atau disedot dengan
syringe
Melalui pembuluh darah vena lateral
KELINCI

Marginal ear vein


pada kelinci
Pastikan letak jarum tepat dengan
menekan menggunakan jempol kiri

Tekan dengan menggunakan kapas saat


akan menarik jarum
Gunakan penjepit untuk menahan kapas selama 2-3 menit
untuk mencegah pendarahan
• Darah yang diambil tidak boleh terlalu besar volumenya
supaya tidak terjadi syok Hipovolemik, tetapi juga tidak
boleh sedikit-sedikit tapi sering karena bisa menimbulkan
anemia.
• Untuk mengatasi hal tersebut dapat diberikan cairan
pengganti. Misalnya : cairan fisiologis NaCl 0,9% / glukosa
5%.
• Jumlah darah maksimal yang boleh diambil :
• § 10% total volume darah /2-4 minggu, atau
• § 1% total volume darah / 24 jam.
Rekomendasi jumlah darah yang boleh diambil

Recovery Volume 1 minggu 2 minggu 2-4 28 hari


period total (ml) minggu
Mencit (26 1,8 0,1 0,2 0,3 0,4
g)
Tikus (250 16 1,2 1,6 2,4 3,2
g)
Kelinci (4 224 17 22 34 45
kg)
Marmut 14,6 1,2 1,5 2,3 3,0
(200 g)
Hamster 7,8 0,6 0,8 1,2 1,6
(100g)
Teknik menganastesi hewan
a. Mencit
1. Eter
• Eter digunakan untuk anestesi singkat. Caranya adalah obat
diletakkan dalam suatu wadah, kemudian hewan dimasukkan
dan wadah ditutup. Hewan sudah kehilangan kesadaran,
hewan dikeluarkan dan siap dibedah. Penambahan
selanjutnya diberikan dengan bantuan kapas yang dibasahi
dengan obat tersebut.
• 2. Ketamin/ xylazin
B. Tikus
(Sama dengan mencit)
C. KELINCI
• Penobarbital natrium, dengan disuntikkan secara
perlahan-lahan. Dosis untuk anestesi umum,
biasanya sekitar 22 mg/kg bobot badan. Untuk
anestesi singkat dapat digunakan setengah dosis
atas, dengan ditambah eter agar pembiusan terjadi
sempurna.
• Eter , ketamin/ xylazin
D. MARMOT
• Anestesi marmot biasanya dilakukan dengan
menggunakan eter atau pentobarbital
natrium. Eter digunakan untuk anestesi
singkat, setelah hewan dipuasakan selama 12
jam. Dosis pentobarbital natrium adalah 28
mg/ kg bobot badan.
TEKNIK MENGORBANKAN
HEWAN
A.MENCIT
• Cara kimia -  Eter atau pentobarbital-Na (200mg/Kg) IP , Kloroform,
ketamin/ xylazin, CO2
• Cara fisik  Dislokasi leher.
CARANYA:
• Mencit dipegang ditempatkan pada permukaan yang bisa dijangkaunya.
• Mencit akan meregangkan badannya.
• Saat mencit meregangkan badannya, pada tengkuk ditempatkan suatu
penahan, misalnya pensil atau batang logam yang dipegang dengan tangan
kiri.
• Ekornya ditarik dengan tangan kanan dengan keras, sehingga lehernya akan
terdislokasi dan mencit akan terbunuh.
B. TIKUS
• Cara kimia  eter, pentobarbital-Na over dosis (40-60mg/Kg) IP ,
kloroform, CO2, ketamin/medetomidin, 60-75 mg/Kg ip.
• Cara fisik  Dislokasi leher

C. KELINCI (Jarang Dilakukan)


• Cara kimia dengan menggunakan eter, pentobarbital-Na IV/IP 90 mg/kg
pada dosis yang mematikan.

CARA FISIK DILAKUKAN DENGAN PROSES:


• Kelinci < 2 kg
• Dengan servikal dislocation (sangat Sulit)

Kelinci > 2 kg
• Kaki belakang kelinci dipegang dengan tangan kiri sehingga badan dan
kepalanya tergantung ke bawah menghadap ke kiri.
• Sisi telapak tangan kanan dipukulkan dengan keras pada tengkuk
kelinci.
• Pemukulan pada tengkuk kelinci dapat dilakukan dengan menggunakan
alat, misalnya tongkat.
• Tikus, mencit dan marmut sebaiknya diletakkan dalam
kandang secara berkelompok, minimal 2 per kandang
(selama tidak bertentangan dengan protokol penelitian)
• Kelinci disimpan secara individu dalam kandang
• Di dalam kandang, hewan harus bisa bergerak dengan
bebas
• Harus memiliki akses yang bebas untuk makanan dan
minuman (tidak boleh dibatasi)
• Makanan dan minuman harus bersih dan bebas dari
kontaminasi
• Minuman ditempatkan dalam botol transparan sehingga
mudah dimonitor
• Kandang dan botol minum sebaiknya dicuci secara
berkala
• Penggantian bedding dilakukan secara berkala
sehingga menjamin tetap dalam keadaan
kering dan bersih
• Sebelum dilakukan penelitian dilakukan
aklimatisasi terhadap hewan uji
• Ketika bersentuhan atau bekerja menggunakan
hewan, harus menggunakan jas laboratorium,
sarung tangan, masker dan sedapat mungkin
penutup kepala (kaca mata bila diperlukan)
Pharos University in Alexandria
Daftar Pustaka
1. Laurence, D.R. and A. L. Bacharach (Eds),
Evaluation Of Drug Activities :
Pharmacometries, vol. 1st, Academic Press,
London, 161-162.
2. Malole, M. B. M. Penggunaan Hewan-Hewan
Percobaan Di Laboratorium. Bogor. 1989.

Anda mungkin juga menyukai