KULIAH BIOESEI
1. Caging (kandang)
2. Embedding
3. Makanan dan minuman
4. Handling (penanganan)
5. Restraining
6. Penandaan, pada 1. Mencit, 2. tikus, 3. marmut
(guinea pig), 4. kelinci (rabbit)
Mencit (Mus muculus)
Sifat/ ciri-ciri mencit:
Cenderung berkumpul bersama
Umumnya Penakut, fotofobik
Umumnya Lebih aktif pada malam hari
Umumnya aktivitas terhambat dengan kehadiran
manusia
Umumnya tidak mengigit
Mencit putih memiliki bulu pendek halus berwarna
putih serta ekor berwarna kemerahan dengan
ukuran lebih panjang dari pada badan dan kepala.
Tujuan:
Agar hewan dapat beradaptasi dengan
lingkungan baru.
Meminimalkan efek stress pada hewan yg
dapat berpengaruh terhadap metabolisme
dan dpt mengganggu hasil penelitian.
Apa yg perlu disesuaikan ?
• Tiap-tiap hewan dimasukkan ke dalam sangkar
berasingan
• Suhu 25±2oC,
• Kelembapan 55±5%,
• Pengaturan cahaya, (12 jam hidup, 12 jam mati),
• Selama paling cepat seminggu sebelum
pengujian.
Apa yang perlu disiapkan ???
DENGAN RESTRAINER
PENENTUAN JENIS
KELAMIN
Mencit/
Tikus
1. METODE SEMENTARA
Dengan menggunakan spidol/ marker
2. METODE PERMANEN
1. Ear tag
2. Sistem tato
3. Ear notching
Pada
tikus
2. Kelinci
Kandang masing2 dgn kartu data.
Microchip
Dengan marking pen (spidol)
Tato
Ear tag
Ear tag
RUTE PEMBERIAN OBAT
MENCIT DAN TIKUS
- SECARA ORAL:
Pegang mencit sesuai dengan cara yang disebutkan sebelumnya
sehingga leher mencit dalam keadaan lurus. Kemudian masukkan
suntikan oral kedalam mulut sampai esophagus (posisi suntikan
oral yang dimasukkan tegak lurus)
2. SUBKUTAN
• ü Mencit,tikus dan kelinci :
• Obat disuntikkan di bawah kulit daerah tengkuk (di leher bagian atas) dengan
terlebih dahulu mencubit kulitnya, lalu suntikkan dengan sudut 45 derajat.
• INTRAVENA
• ü Mencit dan tikus
• Masukkan hewan ke dalam “holder” sehingga ekor terjulur ke luar. Obat
disuntikkan pada vena ekor (vena lateral) dengan terlebih dahulu vena ekor di
dilatasi menggunakan alkohol atau xylol.
• Intraperitoneal
• ü Mencit dan tikus :
• Hewan dipegang sesuai ketentuan
• Pada saat penyuntikkan, posisi
kepala lebih rendah dari abdomen
yaitu dengan menunggingkan
mencit atau tikus .
• Jarum disuntikkan sehingga
membentuk sudut 46 derajat
dengan abdomen, posisi jarum
agak menepi dari garis
tengah (linea alba) untuk
menghindari agar tidak mengenai
organ di dalam peritoneum.
Volume Pemberian dosis
Hewan Uji Volume Pemberian Maksimal per ekor (mL)
dengan cara pemberian
IV IM IP SK Oral
Intramuskular
•Pemberian intramuskular dapat
dilakukan pada otot kaki belakang.
TEKNIK PENGAMBILAN DARAH
Mencit dan Tikus
• Melalui Pembuluh darah Vena
– Hangatkan bahagian yang digunakan, mis ekor,
dgn cara:
- Menggunakan lampu
- Masukkan ekor pada air hangat
- Gunakan alkohol swab untuk membersihkan ekor
dan agar pembuluh darah terlihat jelas.
- Gunakan jarum untuk mengambil darah, bisa
hanya dengan jarum saja atau disedot dengan
syringe
Melalui pembuluh darah vena lateral
KELINCI
Kelinci > 2 kg
• Kaki belakang kelinci dipegang dengan tangan kiri sehingga badan dan
kepalanya tergantung ke bawah menghadap ke kiri.
• Sisi telapak tangan kanan dipukulkan dengan keras pada tengkuk
kelinci.
• Pemukulan pada tengkuk kelinci dapat dilakukan dengan menggunakan
alat, misalnya tongkat.
• Tikus, mencit dan marmut sebaiknya diletakkan dalam
kandang secara berkelompok, minimal 2 per kandang
(selama tidak bertentangan dengan protokol penelitian)
• Kelinci disimpan secara individu dalam kandang
• Di dalam kandang, hewan harus bisa bergerak dengan
bebas
• Harus memiliki akses yang bebas untuk makanan dan
minuman (tidak boleh dibatasi)
• Makanan dan minuman harus bersih dan bebas dari
kontaminasi
• Minuman ditempatkan dalam botol transparan sehingga
mudah dimonitor
• Kandang dan botol minum sebaiknya dicuci secara
berkala
• Penggantian bedding dilakukan secara berkala
sehingga menjamin tetap dalam keadaan
kering dan bersih
• Sebelum dilakukan penelitian dilakukan
aklimatisasi terhadap hewan uji
• Ketika bersentuhan atau bekerja menggunakan
hewan, harus menggunakan jas laboratorium,
sarung tangan, masker dan sedapat mungkin
penutup kepala (kaca mata bila diperlukan)
Pharos University in Alexandria
Daftar Pustaka
1. Laurence, D.R. and A. L. Bacharach (Eds),
Evaluation Of Drug Activities :
Pharmacometries, vol. 1st, Academic Press,
London, 161-162.
2. Malole, M. B. M. Penggunaan Hewan-Hewan
Percobaan Di Laboratorium. Bogor. 1989.