Anda di halaman 1dari 11

PERGURUAN TINGGI OLAHRAGA

(AKADEMI DAN VOKASI)

Disusun Oleh :
Kuat Leksono 21611251036

PASCA SARJANA ILMU KEOLAHRAGAAN


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
BAB. PENDAHULUAN.............................................................................................................................3
A. Latar Belakang.................................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................................4
BAB II. PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. Faktor pendukung akademi dan vokasi perguruan tinggi olahraga di Indonesia..............................5
B. Faktor Penghambat akademi dan vokasi perguruan tinggi olahraga di Indonesia............................8
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................10
A. Kesimpulan....................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11

2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan
doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi yang memenuhi
persyaratan pendirian dan dinyatakan berhak menyelenggarakan program pendidikan
tertentu dapat memberikan gelar akademik, profesi, atau vokasi sesuai dengan program
Pendidikan yang diselenggarakannya. ( UU RI NO 3 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional )
Sistem keolahragaan nasional adalah keseluruhan aspek keolahragaan yang
saling terkait secara terencana, sistimatis, terpadu, dan berkelanjutan sebagai satu
kesatuan yang meliputi pengaturan, pendidikan, pelatihan, pengelolaan, pembinaan,
pengembangan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan keolahragaan nasional. Olahraga
pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian
proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan,
kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani. Olahraga pendidikan
diselenggarakan sebagai bagian proses pendidikan. Olahraga pendidikan dilaksanakan
baik pada jalur pendidikan formal maupun nonformal melalui kegiatan intrakurikuler
dan/atau ekstrakurikuler. Olahraga Pendidikan pada jalur pendidikan formal dilaksanakan
pada setiap jenjang pendidikan. Olahraga pendidikan pada jalur pendidikan nonformal
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Olahraga pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) dibimbing oleh guru/dosen olahraga dan dapat

3
dibantu oleh tenaga keolahragaan yang disiapkan oleh setiap satuan pendidikan. (7)
Setiap satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) berkewajiban menyiapkan
prasarana dan sarana olahraga pendidikan sesuai dengan tingkat kebutuhan. (8) Setiap
satuan pendidikan dapat melakukan kejuaraan olahraga sesuai dengan taraf pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik secara berkala antarsatuan pendidikan yang setingkat.
(9) Kejuaraan olahraga antarsatuan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (8)
dapat dilanjutkan pada tingkat daerah, wilayah, nasional, dan internasional. ( UU RI NO
3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional ).
Pendidikan vokasi (UUPT No.12 tahun 2012 penjelasan pasal 16 ayat 1) adalah
pendidikan yang menyiapkan Mahasiswa menjadi profesional dengan
keterampilan/kemampuan kerja tinggi. Kurikulum pendidikan vokasi disiapkan bersama
dengan Masyarakat profesi dan organisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu
layanan profesinya agar memenuhi syarat kompetensi profesinya. Dengan demikian
pendidikan vokasi telah mencakup pendidikan profesinya. (RISTEKDIKTI, 2016)

Pendidikan vokasi merupakan jenjang pendidikan yang selalu dinamis dalam


melakukan perubahan kurikulum Pendidikan sesuai dengan pertumbuhan pasar kerja dan
beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini berarti
pendidikan vokasi akan selalu mengalami pergeseran paradigma.(Sutrino, 2015).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana faktor pendukung akademi dan vokasi perguruan tinggi olahraga di
Indonesia?
2. Bagaimana faktor penghambat akademi dan vokasi perguruan tinggi olahraga di
Indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui Faktor Pendukung Perguruan Tinggi Olahraga (Akademi dan Vokasi)
2. Mengetahui Faktor Penghambat Perguruan Tinggi Olahraga (Akademi dan Vokasi)

4
BAB II PEMBAHASAN

A. Faktor pendukung akademi dan vokasi perguruan tinggi olahraga di Indonesia


1. Perguruan tinggi/universitas menyelenggarakan jenis pendidikan akademik ataupun
vokasi sudah cukup bagus dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas,
menurut peraturan menteri riset, teknologi, dan pendidikan tinggi republik indonesia nomor
51 tahun 2018 tentang pendirian, perubahan, pembubaran perguruan tinggi negeri, dan
pendirian, perubahan, pencabutan izin perguruan tinggi swasta pada bab II pasal 3 yaitu
Universitas menyelenggarakan jenis pendidikan akademik, dan dapat
menyelenggarakan pendidikan vokasi, dan/atau profesi dalam berbagai rumpun ilmu
pengetahuan dan teknologi, melalui:
1. program sarjana
2. program magister
3. program doctor
4. program diploma tiga
5. program diploma empat atau sarjana terapan
6. program magister terapan
7. program doktor terapan; dan/atau
8. program profesi, yang terdiri atas paling sedikit 5 (lima) Program Studi pada
program sarjana yang mewakili 3 (tiga) Program Studi dari rumpun ilmu alam,
rumpun ilmu formal, dan/atau rumpun ilmu terapan yang meliputi pertanian,
arsitektur dan perencanaan, teknik, kehutanan dan lingkungan, kesehatan, dan
transportasi, serta 2 (dua) Program Studi dari rumpun ilmu agama, rumpun ilmu
humaniora, rumpun ilmu sosial, dan/atau rumpun ilmu terapan yang meliputi
bisnis, pendidikan, keluarga dan konsumen, olahraga, jurnalistik, media massa
dan komunikasi, hukum, perpustakaan dan permuseuman, militer, administrasi
publik, dan pekerja sosial. (permenristekdikti no 51 tahun 2018). Berdasarkan
pernyataan diatas dari segi perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi
olahraga sudah cukup bagus, dengan adanya perguruan tinggi tersebut maka

5
sumber daya manusia memiliki kualitas yang lebih baik khususnya pada bidang
olahraga.
2. Konsep kampus merdeka belajar di era revolusi industri 4.0
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh siregar et.al 2020 Dengan
adanya konsep hak belajar tiga semester di luar prodi ini, sangat
bermanfaat dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pengalaman
belajar mahasiswa sehingga menemukan di mana passionnya, namun
bukan berarti dia hanya fokus pada satu bidang ilmu saja, akan tetapi
lebih kepada bagaimana bidang ilmu lainnya dapat mendukung
dirinya semakin kuat dan semakin luas wawasan serta pengalaman
belajarnya dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin maju.
Contoh keahlian yang dapat di miliki mahasiswa olahraga yaitu : Tenaga
fisioterapi, konsultan gizi, analis biomekanika dan performa atlet, tidak boleh
sekadar dihadirkan sebagai pelengkap. Mereka harus dipersiapkan oleh
universitas yang memiliki sumber daya keolahragaan yang mumpuni dan
paripurna melalui program pendidikan tinggi vokasi olahraga.
Menurut UU RI No 5 tahun 2019 BAB XVI Pasal 78 dan 79 tentang
Industri Olahraga yaitu Setiap pelaksanaan industri olahraga yang dilakukan
oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat wajib memperhatikan
tujuan keolahragaan nasional serta prinsip penyelenggaraan keolahragaan.
Industri olahraga dapat berbentuk prasarana dan sarana yang diproduksi,
diperjualbelikan, dan/atau disewakan untuk masyarakat. Industri olahraga dapat
berbentuk jasa penjualan kegiatan cabang olahraga sebagai produk utama yang
dikemas secara profesional yang meliputi:
a. kejuaraan nasional dan internasional
b. pekan olahraga daerah, wilayah, nasional, dan internasional
c. promosi, eksibisi, dan festival olahraga
d. keagenan, layanan informasi, dan konsultansi keolahragaan.
Masyarakat yang melakukan usaha industri olahraga sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) dapat bermitra dengan Pemerintah, pemerintah
daerah, organisasi olahraga, dan/atau organisasi lain, baik dalam negeri maupun

6
luar negeri. (4) Dalam melaksanakan kemitraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) masyarakat membentuk badan usaha sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. (5) Masyarakat yang melakukan usaha industri jasa
olahraga memperhatikan kesejahteraan pelaku olahraga dan kemajuan olahraga.
3. Sumber Daya Alam Indonesia
Menurut UU RI No 5 tahun 2019 BAB VI Pasal 19 Yaitu Olahraga
rekreasi dilakukan sebagai bagian proses pemulihan kembali kesehatan dan
kebugaran. Olahraga rekreasi dapat dilaksanakan oleh setiap orang, satuan
pendidikan, lembaga, perkumpulan, atau organisasi olahraga. berdasarkan
Pernyataan di atas sebagai lulusan/mahasiswa berguruan tinggi olahraga di
harapkan dapat memanfaatkan dan memberdayakan sumber daya alam yang ada
di Indonesia untuk memajukan olahraga di Indonesia lewat olahraga rekreasi
seperti bersepada, arung jeram, berkuda, mendaki gunung, banana boat,
berselancar, terjun payung. Selain itu olahraga rekreasi dapat membantu
meningkatkan ekonomi di Indonesia.
4. Teknologi dan Digitalisasi
Teknologi dalam dunia pendidikan adalah suatu sistem yang dimanfaatkan
untuk menunjang pembelajaran sehingga tercapai hasil yang diingingkan.
Implementasi teknologi dalam pendidikan di Indonesia adalah teknologi dapat
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, alat administratif, dan sumber
belajar (Lestari.2020). manfaat teknologi bagi dunia pendidikan menurut
penelitian yang dilakukan lestari (2020) antara lain :
1) Media pembelajaran
memanfaatkan internet sebagai media. Selain pembelajaran menjadi lebih
fleksibel dari segi waktu, tempat dan usia, peserta didik juga dapat
mengakses informasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran dengan bebas.
Karena pembelajaran menjadi lebih individual, maka hal ini dapat
meningkatkan proses kognitif peserta didik dan keterampilan berpikirnya.
Contoh lain penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran adalah
radio, televisi, video yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi gaya
belajar peserta didik yang berbeda-beda dan juga menarik minat siswa untuk

7
dapat lebih termotivasi lagi dalam belajar. Penggunaan perangkat presentasi
interaktif seperti papan tulis elektronik dapat membuat materi pembelajaran
menjadi lebih menarik untuk peserta didik.
2) Alat administratif
Teknologi juga dapat dimanfaatkan sebagai alat administratif. Seperti yang
dikatakan Selwyn (2011) bahwa salah satu manfaat teknologi digital adalah
sebagai perbaikan keefektifan pengorganisasian lembaga pendidikan.
Dengan menggunakan komputer, sebagai salah satu produk teknologi
digital, lembaga pendidikan dapat lebih mudah untuk mengelola data
administrasi, meliputi data siswa, data guru, maupun data sekolah itu
sendiri.
3) Sumber belajar
Saat ini, dengan menggunakan teknologi digital, peserta didik banyak mendapatkan
kemudahan-kemudahan dalam belajar. tersedianya e-book merupakan salah salah
satu salah satu kemudahan tersebut. Peserta didik tidak perlu membeli buku di
toko-toko untuk mendapatkan sumber belajar. Peserta didik cukup hanya
mendownload e-book yang sudah banyak tersedia di internet.
dengan adanya teknologi dan digitalisasi setiap orang dapat dengan
mudah mempelajari hasil-hasil penelitian terkait ilmu ke olahragaan
sehingga perupahan olahraga di Indonesia akan semakin bagus menuju
Indonesia maju lewat olahraga,
dengan adanya teknologi setiap orang dapat dengan mudah
mendapatkan Informasi olahraga, bukan sebatas berita-berita
tentang single event atau multi event olahraga yang membutuhkan jurnalis
olahraga, tapi meluas pada pengembangan kolumnis olahraga dan analis
multisegmen pada masa mendatang. Di bidang kompetisi olahraga pun
semakin diperlukan tenaga telik sandhi vokasi spionase olahraga.

8
B. Faktor Penghambat akademi dan vokasi perguruan tinggi olahraga di Indonesia
1. Sarana Prasarana yang Kurang Memadai
Sarana dan prasarana pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar siswa. Hal tersebut mengandung arti bahwa setiap peningkatan
pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran maka motivasi belajar siswa juga
akan meningkat. Hal tersebut semakin kokoh dengan dukungan hasil korelasi yang
menunjukan bahwa sarana prasarana memiliki hubungan yang kuat dengan motivasi
belajar siswa. Hal tersebut dapat diartikan pula bahwa sarana prasarana
mempengaruhi secara kuat terhadap motivasi belajar. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa sarana dan prasarana pembelajaran berfungsi sebagai variabel
determinan yang cukup berarti bagi motivasi belajar siswa.( Janah dan sontani 2018).
Berdasarkan pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa sarana prasarana
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa, apabila sarana prasarana tidak
mendukung maka dapat menjadi penghambat dalam tercapainya tujuan perkuliahan
perguruan tinggi olahraga.
2. Sumber Daya Manusia
faktor-faktor yang kemunginan akan menghambat keterlaksanaan manajemen
sumber daya manusia dan hal itu harus diantisipasi serta dicarikan jalan keluarnya. Di
antara faktor penghambat tersebut, misalnya: 1) pola pikir (mind set) sumber daya
manusia yang sulit berubah atau menyesuaikan diri dengan tugas baru, 2) kurang
motivasi kerja jika tugas itu tidak sesuai keinginannya, 3) adanya tenaga yang
orientasi kerjanya pada imbalan materi atau uang saja, 4) adanya tenaga yang akan
bekerja baik jika diawasi atau ditunggui atasan, dan sebagainya. Permasalahan
tersebut harus disiapkan jalan keluarya agar tidak terjadi sehingga tidak menjadi
faktor penghambat dalam mencapai tujuan sekolah, apalagi jika ada kebijakan
pendidikan yang dianggap kurang menguntungkan bagi mereka.(Purnama 2016)

9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan pendidikan perguruan tinggi olahraga akademi dan vokasi
memiliki faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukung antara lain Perguruan
tinggi/universitas menyelenggarakan jenis pendidikan akademik ataupun vokasi sudah
cukup bagus dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas, konsep kampus
merdeka belajar di era revolusi industri 4.0, Sumber Daya Alam Indonesia, Teknologi
dan Digitalisasi Faktor Penghambat antara lain Sarana Prasarana Yang Kurang
Memadai ,Sumber Daya Manusia.

10
DAFTAR PUSTAKA
Bruri, M. T. (2017) ‘Pendidikan vokasi yang berada di jalur berbeda dengan pendidikan jalur akademi .
pada abad 18-19 melalui industri empat seperti yang tersebutkan di’, Tantangan Revolusi Industri
Ke 4 (i4.0) Bagi Pendidikan Vokasi, 4, pp. 1–5.
Djokopranoto, R. and Indrajit, R. E. (2004) ‘Manajemen Perguruan Tinggi Moderen’, Atma Jaya, pp. 1–
389.
Jannah, S. N. and Sontani, U. T. (2018) ‘Sarana Dan Prasarana Pembelajaran Sebagai Faktor Determinan
Terhadap Motivasi Belajar Siswa’, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 3(1), p. 210. doi:
10.17509/jpm.v3i1.9457.
Lestari, S. (2018) ‘Peran Teknologi dalam Pendidikan di Era Globalisasi’, Jurnal Pendidikan Agama
Islam, 2(2), pp. 94–100. doi: 10.33650/edureligia.v2i2.459.
NASIONAL, U. N. 2 T. 1989 T. S. P. (2003) ‘Direktorat Pendidikan Menengah umum’,UUD RI (1), pp.
1–17.
Permenristekdikti RI Nomor 51 Tahun 2018 ‘Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi
Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta’.
Raharja, H. Y. (2019) ‘Relevansi Pancasila Era Industry 4.0 dan Society 5.0 di Pendidikan Tinggi
Vokasi’, Journal of Digital Education, Communication, and Arts (Deca), 2(1), pp. 11–20. doi:
10.30871/deca.v2i1.1311.
Sunarmani, satuhu dan (2006) ‘uu RI NO 20 TAHUN 2003’, 66(UU RI NO 20 Tahun 2003), pp. 37–39.
Siregar, N., Sahirah, R. and Harahap, A. A. (2020) ‘Konsep Kampus Merdeka Belajar Di Era’, Fitrah
Journal
Sutrino, B. (2015) ‘PERENCANAAN KARIR SISWA SMK (Sebuah Model Berbasis Pengembangan
Soft-Skill)’, Jurnal VARIDIKA, 25(1), pp. 72–78.
Vinet, L. and Zhedanov, A. (2011) ‘A “missing” family of classical orthogonal polynomials’, Journal of
Physics A: Mathematical and Theoretical, 44(8), pp. 1–8.

11

Anda mungkin juga menyukai