Anda di halaman 1dari 7

PERJANJIAN KERJA

ANTARA
LEMBAGA PEMASYARAKATAN
DENGAN
APOTEKER

NOMOR : W.18.Eb-PK.01.05-11.

TENTANG
MENYELENGGARAKAN PRAKTIK KEFARMASIAN
DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN

Pada hari ini Rabu, tanggal Tiga Puluh bulan Desember tahun Dua Ribu Dua Puluh, kami yang
bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama ka UPT Kepala Lembaga Pemasyarakatan yang berkedudukan di alamat UPT dalam
hal ini bertindak dan atas, yang selanjutnya disebut sebagai “PIHAK PERTAMA”
2. Nama apotekes yang beralamat tinggal alamat berdasarkan Surat Tanda Registrasi Apoteker
yang untuk selanjutnya disebut sebagai “PIHAK KEDUA”

Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama – sama disebut PARA
PIHAK.
Sebelumnya Perjanjian ini ditandatangani dan mengikat PARA PIHAK, terlebih dahulu PARA
PIHAK dengan ini menerangkan :
a. PIHAK PERTAMA adalah yang menguasai dan memeliki kewenangan berdasarkan hukum
untuk bertindak atas nama Klinik Lembaga Pemasyarakatan;
b. PIHAK PERTAMA menyatakan PIHAK KEDUA adalah Tenaga Kontrak/Honorer dari
PIHAK PERTAMA yang bertugas untuk menjadi Penanggungjawab dalam menjalankan dan
melaksanakan praktik kefarmasian di Ruang Farmasi Klinik Lembaga Pemasyarakatan dengan
tujuan supaya pelayanan kefarmasian dapat berlangsung sesuai aturan peraturan perundang –
undangan yang berlaku setelah yang bersangkutan memenuhi semua persyaratan perizinan
praktik sebagaimana mestinya;

c. PIHAK KEDUA adalah tenaga farmasi yang telah memiliki kompetensi dan telah teregistrasi
secara sah sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku sebagai Apoteker dan karena
itu memeliki wewenang penuh untuk melaksanakan praktik kefarmasian;

PARAF
PIHAK I
PIHAK II
d. PARA PIHAK telah bersepakat agar PIHAK KEDUA dapat menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian di Ruang Farmasi Klinik Lembaga Pemasyarakatan dengan sejumlah hal seperti
yang akan diterangkan di dalam ketentuan dan syarat – syarat sebagai berikut :

PASAL 1
POKOK PERJANJIAN KERJA
1. PIHAK PERTAMA selaku penyelenggara pelayanan kesehatan di Klinik Lembaga
Pemasyarakatan, menyerahkan penatalaksanaan praktik kefarmasian secara sepenuhnya dalam
bentuk Praktik Apoteker kepada PIHAK KEDUA sesuai ketentuan peraturan perundang –
undangan yang berlaku;
2. Dalam menjalankan fungsinya, PIHAK KEDUA memperoleh sejumlah honorarium;
3. Dalam menjalankan praktik kefarmasian, PIHAK PERTAMA memahami dan menerima
ketentuan bahwa PIHAK KEDUA akan senantiasa berpedoman pada Standar Pelayanan
Kefarmasian dan Hak Pengguna Jasa Pelayanan Kefarmasian yang ditetapkan oleh Pemerintah
serta berdasarkan pada Standar Profesi dan Kode Etik Profesi yang ditetapkan oleh Organisasi
Profesi.

PASAL 2
HAK DAN KEWAJIBAN
Hak – hak PIHAK PERAMA atas PIHAK KEDUA merupakan Kewajiban PIHAK KEDUA atas
PIHAK PERTAMA, adalah sebagai berikut :
a. PIHAK PERTAMA berhak memperoleh jaminan dari PIHAK KEDUA bahwa pelaksanaan
praktik kefarmasian yang berlangsung di Ruang Farmasi adalah berjalan dan telah sesuai
dengan Standar Pelayanan Kefarmasian dan Hak Pengguna Jasa Pelayanan Kefarmasian serta
berada dalam kendali penuh PIHAK KEDUA berdasarkan peraturan perundang – undangan
yang berlaku;
b. PIHAK PERTAMA berhak memperoleh pelayanan terbaik atas pasien yang ditanganinya
melalui praktik kefarmasian yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA sesuai Standar Pelayanan,
Standar Prosedur Operasional, Standar Profesi serta Etika Profesi yang ditetapkan oleh
pemerintah dan organisasi profesi;

c. PIHAK KEDUA berhak membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala macam tuntutan baik
di dalam maupun di luar Pengadilan untuk sesuatu yang tidak dilakukannya baik terkait
langsung maupun tidak langsung dengan praktik kefarmasian.

PARAF
PIHAK I
PIHAK II
Kewajiban PIHAK PERTAMA atas PIHAK KEDUA merupakan Hak PIHAK KEDUA atas
PIHAK PERTAMA, adalah sebagai berikut :
a. PIHAK PERTAMA berkewajiban menjamin dan melindungi PIHAK KEDUA dari segala
kemungkinan terjadinya praktik kefarmasian yang tidak dilakukan dan/atau tanpa kendali
PIHAK KEDUA yang akan berakibat pada pelanggaran peraturan perundang – undangan yang
berlaku;
b. PIHAK PERTAMA berkewajiban memenuhi segala keperluan untuk penyelenggaraan praktik
kefarmasian oleh PIHAK KEDUA sesuai pedoman/aturan yang dibuat oleh Pemerintah
(Standar Pelayanan dan Hak Pengguna Jasa Pelayanan Kefarmasian) maupun oleh Organisasi
Profesi (Standar Profesi dan Etika Profesi);
c. PIHAK PERTAMA berkewajiban mencegah dan/atau menghindari terjadinya kebijakan –
kebijakan internal yang dapat mengakibatkan terganggunya pelaksanaan praktik kefarmasian
sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

PASAL 3
KEWENANGAN
1. Guna menjamin praktik kefarmasian dapat berlangsung sesuai peraturan perundang – undangan
yang berlaku, PIHAK KEDUA memiliki wewenang untuk membuat Aturan Internal di Ruang
Farmasi Klinik Lembaga Pemasyarakatan;
2. Aturan Internal Ruang Farmasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi;
a. Penyusunan administrasi pelayanan kefarmasian;
b. Pengaturan tata kerja dan SOP bagi Apoteker;
c. Jenis – jenis praktik kefaramasian dan tindakan kefarmasian oleh Apoteker;
d. Pengaturan dan pengendalian penyaluran/distribusi farmasi kepada Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan;
e. Aturan – aturan lain yang dianggap perlu untuk memelihara Rahasia Kefarmasian.
3. Aturan Internal di Ruang Farmasi Klinik Lembaga Pemasyarakatan yang disusun oleh PIHAK
KEDUA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) perlu mendapat pengesahan dari Ikatan
Apoteker Indonesia
4. Rincian mengenai Aturan Internal Ruang Farmasi dibuat dalam lampiran tersendiri dan
merupakan bagian tak terpisahkan dari Perjanjian ini.

PASAL 4
PELAYANAN KEFARMASIAN

PARAF
PIHAK I
PIHAK II
Dalam hal aturan umum tenaga kontrak/honorer, tenaga teknis kefarmasian ditempatkan di Ruang
Farmasi, maka tenaga kontrak/honorer yang bersangkutan bekerja sesuai SOP PIHAK
PERTAMA.

PASAL 5
KEPEGAWAIAN DAN HONORARIUM
1. PIHAK KEDUA memiliki status sebagai Tenaga Kontrak/Honorer dari PIHAK PERTAMA
serta diangkat sesuai dengan jabatannya berdasarkan Surat Keputusan sebagaimana mestinya;
2. Sebagai pegawai dari PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA berhak atas;
a. Honorarium Pokok (HP) sebesar Rp 5.000,00 terbilang (Lima Ribu Rupiah) Per Pasien
3. Pemberian honorarium pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibayarkan setiap bulan
oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana mestinya;
4. Pemberian honorarium pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) oleh PIHAK PERTAMA
dilakukan berdasarkan klaim pelayanan kefarmasian disertai bukti – bukti yang dapat
dipertanggungjawabkan;
5. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk mengikuti aturan – aturan umum kepegawaian yang
berlaku di internal Klinik Lembaga Pemasyarakatan sebagaimana mestinya terutama yang
menyangkut hari, jam kerja dan cuti.
6. Hari, jam kerja dan yang dimaksud pada ayat (5) adalah sebagai berikut :
1. A. Hari dan Jam Kerja
a. Hari : Senin – Kamis, Jam : 08.00 – 15.00 Wita;
b. Hari : Jum’at, Jam : 08.00 – 11.30 Wita;
c. Hari : Sabtu, Jam : 08.00 – 14.00 Wita.
B. Hari dan Jam Kerja Libur Nasional
PIHAK KEDUA berkewajiban untuk mengikuti aturan – aturan umum kepegawaian
yang berlaku di internal Klinik Lembaga Pemasyarakatan sebagaimana mestinya
terutama menyangkut Hari Libur Nasional.
2. Cuti;
PIHAK KEDUA berhak untuk mendapatkan cuti selama 6 (enam) hari kerja setelah 3 (tiga)
bulan kerja dan untuk bisa memperoleh hak atas cuti tersebut, PIHAK KEDUA harus
mengajukan permintaan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA.

PASAL 6
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN KEUANGAN

PARAF
PIHAK I
PIHAK II
1. Seluruh pengelolaan keuangan yang diperlukan dan/atau yang digunakan dalam Ruang Farmasi
Klinik Lembaga Pemasyarakatan dilaksanakan oleh PIHAK PERTAMA;
2. Seluruh pembayaran dan penagihan keuangan oleh dan untuk Ruang Farmasi dilaksanakan oleh
PIHAK PERTAMA.

PASAL 7
PENGELOLAAN PERSEDIAAN FARMASI DAN ALKES
1. Seluruh pengelolaan Sediaan Farmasi dan Alkes yang diperlukan dan/atau yang digunakan
untuk kebutuhan Ruang Farmasi Klinik Lembaga Pemasyarakatan dilaksanakan oleh PIHAK
KEDUA;
2. Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah meliputi pengadaan, administrasi,
penyimpanan, pengamanan, distribusi di dalam Klinik Lembaga, pelayanan pasien serta
pelayanan informasi dan konseling kefarmasian;
3. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan melakukan dan/atau membuat perencanaan
pemesanan, pengadaan dan/atau pembelian dalam bentuk dan jumlah Persediaan Farmasi dan
Alat Kesehatan untuk kepentingan Ruang Farmasi Klinik Lembaga Pemasyarakatan
4. Segala Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan yang berlangsung di Ruang Farmasi
merupakan bagian penting Rahasia Kefarmasian.

PASAL 8
PENGELOLAAN PELAYANAN
1. Seluruh pengelolaan pelayanan Sediaan Farmasi yang berlangsung di Ruang Farmasi Klinik
Lembaga Pemasyarakatan dibawah tanggung jawab PIHAK KEDUA;
2. Pengelolaan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah meliputi peracikan,
pengubahan bentuk sediaan, pengemasan kembali, pelayanan resep, serta penyerahan sediaan
farmasi.

PASAL 9
MASA PERJANJIAN KERJA
1. PIHAK PERTAMA akan memberikan evaluasi atau penilaian kinerja pengelolaan pelayanan
kepada PIHAK KEDUA, pada 6 (enam) bulan pertama sejak penandatangan Perjanjian Kerja;

2. Dalam keadaan dan situasi tertentu, PIHAK KEDUA tidak dapat mengundurkan diri dari
status kepegawaian PIHAK PERTAMA selama 3 (tiga) bulan pertama sejak penandatangan
Perjanjian Kerja;

PARAF
PIHAK I
PIHAK II
3. Agar pelayanan kefarmasian tetap berlangsung, pengunduran diri PIHAK KEDUA
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah dilakukan serah terima
jabatan dari PIHAK KEDUA kepada Apoteker Penanggungjawab Baru yang
menggantikannya;
4. Apoteker Penanggungjawab Baru sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hanya dapat
melaksanakan serah terima jabatan setelah memperoleh Surat Izin Praktik di tempat tersebut
sesuai ketentuan yang berlaku;
5. PIHAK PERTAMA dan calon Apoteker Penanggungjawab Baru dapat menyusun kembali
Perjanjian Kerja yang sesuai dengan tetap mengacu pada Format Perjanjian ini;
6. Segala Aturan Internal di Ruang Farmasi yang telah dibuat oleh Apoteker Penanggungjawab
Lama tetap berlaku sepanjang belum dilakukan Perubahan Tertulis yang dilakukan oleh
Apoteker Penanggungjawab Baru.

PASAL 10
KEADAAN MEMAKSA
1. Dalam hal salah satu PIHAK menghadapi situasi dan atau peristiwa yang tidak dapat diduga
sebelumnya ketika Kerjasama ini disepakati dan tidak mungkin baginya untuk mencegah
terjadinya situasi dan/atau peristiwa semacam itu, termasuk namun tidak terbatas pada
peristiwa bencana alam, kebakaran, peperangan, huru – hara dan pertikaian massal, pemogokan
ketenagakerjaan, kebijaksanaan dan aturan negara, yang mengakibatkan PIHAK tersebut tidak
mungkin melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini baik sebagian ataupun
seluruhnya, baik untuk sementara waktu atau untuk waktu yang tidak terbatas, maka PIHAK
tersebut harus memberitahukan PIHAK yang lain dalam waktu yang sesingkat – singkatnya
serta memperoleh persetujuan dari PIHAK yang lain bahwa Kerjasama menghadapi situasi
Keadaan Memaksa;
2. PIHAK yang mengklaim Keadaan Memaksa harus tetap berupaya seoptimal mungkin untuk
meminimalisasi kerugian yang dapat timbul akibat keadaan memaksa tersebut;
3. Apabila situasi seperti yang dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dipenuhi, maka para PIHAK
dapat bersepakat untuk menunda pelaksanaan Perjanjian atau suatu prestasi yang terbit darinya,
atau mengakhiri Perjanjian dan membuat kesepakatan – kesepakatan baru mengenai kedudukan
masing – masing PIHAK.

PASAL 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

PARAF
PIHAK I
PIHAK II
1. Setiap dan semua perselisihan, perbedaan penafsiran dan/atau sengketa di antara para PIHAK
yang terbit dari Perjanjian ini, pada dasarnya akan diselesaikan dengan cara musyawarah untuk
mencapai mufakat dan didasarkan pada prinsip itikad baik dan keadilan;
2. Apabila penyelesaian perselisihan, perbedaan penafsiran dan/atau sengketa yang dimaksud
pada ayat (1) Pasal ini tidak dapat mencapai mufakat, maka para PIHAK sepakat untuk
menyelesaikan perselisihan di Pengadilan Negeri.

PASAL 12
KETENTUAN PENUTUP
1. Perjanjian ini berlaku dan mengikat para PIHAK sampai dengan tanggal Tiga Puluh Satu
bulan Desember tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu sejak tanggal penandatangan oleh kedua
belah pihak;
2. Perjanjian ini dibuat asli rangkap 2 (dua) yang sama persis bunyinya dan dipergunakan oleh
kedua belah pihak sebagaimana mestinya.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

Kepala Lembaga Pemasyarakatan Apoteker

PARAF
PIHAK I
PIHAK II

Anda mungkin juga menyukai