Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis sampaikan atas kehadirat Allah SWT
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
Perancangan Pabrik Kimia 2 yang berjudul “Perancangan Blok Diagram dan
Process Flow Diagram pada Pembuatan Karbon disulfida dengan metode
hydrocarbon sulfur process”
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perancangan Pabrik Kimia 2. Selain itu juga untuk menambah wawasan mengenai
Blok Diagram dan Process Flow Diagram serta aplikasinya pada pembuatan karbon
disulfida bagi pembaca maupun penulis.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu pembuatan makalah ini. Terutama kepada Ibu Donna Imelda S.T., M.Si.,
Selaku Dosen Mata kuliah Perancangan Pabrik Kimia 2 yang telah memberikan
bantuan dalam proses penyusunan makalah ini sehingga dapat terealisasikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun, sehingga menjadikan penulisan ini lebih baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
2
BAB II TEORI
Block flow Diagram (BFD) adalah gambar proses kimia yang digunakan
untuk menyederhanakan dan memahami struktur dasar suatu sistem. Block flow
diagram merupakan bentuk penggambaran/pemetaan chemical process yang paling
sederhana, dimana setiap blok pada BFD dapat menggambarkan peralatan atau
tahap lengkap dalam suatu proses secara lebih sederhana. Sehingga BFD ini
memungkinkan pembaca untuk mendapatkan gambaran keseluruhan tentang apa
yang dilakukan pabrik dan bagaimana semua proses berinteraksi (Towler dan
Sinnott, 2013).
Pembuatan BFD merupakan salah satu langkah awal dalam
mengembangkan proses kimia, serta berfungsi sebagai titik awal untuk membuat
diagram alir proses lengkap (PFD). Block flow diagram dapat digambarkan dalam
dua bentuk. Pertama BFD dapat digambarkan sebagai satu proses disebut dengan
block flow process diagram, kedua dapat digambarkan sebagai proses yang
kompleks dengan melibatkan proses kimia yang berbeda disebut dengan block flow
plant diagram (Sinnott, 2005). Berikut adalah format penataan untuk menggambar
block flow diagram.
1. Setiap operasi digambarkan dengan blok.
2. Garis aliran ditunjukan dengan tanda panah yang menunjukan arah aliran.
3. Aliran mengarah dari kiri ke kanan bila memungkinkan.
4. Aliran material yang ringan (seperti gas) mengarah ke atas, sedangkan yang
berat ( seperti padatan, dan cairan) mengarah ke awah.
5. Informasi khusus pada proses harus diberikan.
6. Jika ada arah aliran yang bersilangan, maka garis yang horizontal
digambarkan tidak terputus-putus sedangkan garis vertikal digambarkan
secara terputus-putus
7. Neraca masa dan energi harus di cantumkan.
3
2.1.1 Block Flow Process Diagram
Model ini akan berkonsentrasi pada sektor / area tertentu dari pabrik kimia.
Ini akan menjadi diagram alir terpisah yang merinci apa yang akan ada di dalam
salah satu blok di diagram tanaman. Diagram ini mungkin lebih atau kurang rumit
daripada diagram pabrik tetapi akan fokus hanya pada sub-bagian kecil dari
keseluruhan proses (Peters dan Timmerhaus, 2003). Sebagai contoh Block Flow
Process Diagram dapat digambarkan pada gambar dibawah ini.
4
Gambar 2 Block Flow Plant Diagram pada proses pengolahan batu bara untuk
bahan bakar alkohol yang lebih tinggi
PFD atau juga biasa disebut flowsheet merupakan dokumen yang penting
dalam proses perancangan, PFD menunjukan susunan peralatan yang dipilih dan
dibutuhkan untuk sebuah proses, seperti arah aliran, laju alir, komposisi, dan
5
kondisi operasi. PFD digunakan oleh seorang designer sebagai dasar desain
mereka. Ini termasuk perpipaan, instumentasi, desain peralatan, dan tata letak
pabik. PFD juga digunakan seorang operator untuk mempersiapkan operating
manuals, selama pabrik baru bermulai beroperasi dan selanjutnya, PFD dapat
menggambarkan sebagai dasar untuk perbandingan desain dengan kinerja operasi.
PFD digambar berdasarkan neraca material yang dibuat selama keseluruhan proses
dan di setiap unit operasi. Neraca energi juga dibuat untuk menentukan aliran
energy dan kebutuhan utilitas di setiap proses. Sebagian besar perhitugan PFD
dilakukan dengan menggunakan program simulasi proses komersial, program
simulasi proses berisikan model untuk sebagian besar unit operasi seperti model
sifat termodinamika dan sifat fisik. Semua program komersial menampilkan
beberapa tingkat kemampuan/kesanggupan custom modeling yang memungkinkan
seorang designer untuk menambahkan model untuk operasi diluar standar.
Informasi yang harus ditampilkan pada flowsheet tergantung pada desain
yang telah dirancang sedemikian rupa, oleh karena itu informasi yang harus
ditampilkan dibagi menjadi essential information dan optinal information, essential
information harus selalu ditmapilkan pada flowsheet yang telah dibuat, sedangkan
optinal information akan menambah informasi tetapi informasi tersebut tidak selalu
harus disertakan. Berikut informasi essential information dan optinal information
yang biasa ditampilkan pada flowsheet.
1. Essention information
1.1.Komposisi aliran seperti flow rate dari setiap kompoenen atau biasanya
komposisi aliran di tampilkan sebagai fraksi berat
1.2.Total stream flow rate (kg/h)
1.3.Stream temperature biasanya ditampilkan dengan satuan derajat celcius
(oC)
1.4.Besar tekanan yang dipakai saat beroperasi (sesuai dengan proses yang
dipakai saat beroperasi)
1.5.Stream enthalpy (kJ/h)
2. Optional information
2.1.Komposisi presentase molar atau molar flow rates
6
2.2.Sifat fisik dari material (aliran), seperti densitas (kg/m3), viskositas (mN
s/m2)
2.3.Nama aliran seacara singkat seperti “KOLOM ASETON BAGIAN
BAWAH”
(Towler & Sinnott, 2008).
a. Representasi gambar
Pada penggambaran PFD yang terperinci untuk desain dan operasi, peralatan
biasanya digambar dengan bentuk tertentu. Untuk dokumen tender, gambar skala
aktual terkadang diperlukan, tetapi lebih sering digunakan gambar yang telah
disederhanakan. Ada beberapa standar internasional yang mengatur terkait
penggambaran simbol dalam membuat PFD, tetapi kebanyakan perusahaan
7
menggambar simbol dengan standar mereka sendiri. ISO 10628 merupakan standar
internasional untuk penggambaran simbol pada PFD.
Namun, metode yang lebih baik untuk penyajian data laju alir pada flowsheet
dapat ditujukan seperti pada gambar 3. Dalam metode tersebut (seperti pada
gambar 3) setiap garis aliran di beri nomer dan datanya di tabulasikan di bagian
bawah dari gambar sehingga informasi dari gambar flowsheet dapat dibaca dan
dipahami dengan lebih mudah.
c. Precision data
Aliran total dan aliran masing-masing komponen biasanya tidak perlu
ditampilkan dengan presisi yang sangat tinggi atau sangat dekat (nilainya sama),
biasanya hanya dituliskan dengan tiga atau empat angka penting saja, hal tersebut
sudah cukup, tetapi bagaimanapun aliran harus tetap seimbang. Jika aliran atau laju
8
alir komponen terlalu kecil maka presisi akan lebih kecil dibandingkan dengan laju
alir yang lebih besar.
Gambar 6 Quantitative flow diagram pada pembuatan asam nitrat dengan proses
10
Gambar 7 Combination flow diagram
11
kesetimbangan terjadi pada suhu 700oC. Penelitian lebih luas telah dilakukan
dengan mengunakan katalis yang dapat mempercepat reaksi metana dengan sulfur
menjadi karbon disulfida. Katalis yang digunakan antara lain silica gel, alumina,
magnesia, charcoal, berbagai macam komponen logam, garam logam, oksida atau
sulfida. Reaksi terjadi pada suhu 500oC - 700 oC dengan tekanan 250-500 Kpa pada
adiabacic reactor menggunakan silica gel menghasilkan konversi sebesar 90%.
Karena prosesnya katalitik, kecepatan reaksi dan konversinya sangat tinggi yaitu
90% sehingga proses ini dapat digunakan untuk kapasitas yang lebih besar (Krik &
Othmer, 1998).
12
BAB III STUDI KASUS
Karbon disulfida (CS2) adalah bahan kimia yang biasa digunakan di industri
tekstil untuk meregenerasi serat selulosa dalam pembuatan rayon, sebagai pelarut,
dan sebagai fungisida. Perancangan pabrik karbon disulfida dengan metode
hydrocarbon sulfur process kapasitas 18000 ton/tahun dengan bahan baku yang
diumpankan metana sebesar 515.6832 kg/jam dan belerang sebesar 4125.4645
kg/jam, karbon disulfida dihasilkan dari reaksi antara metana (CH4) dan belerang
(S2) dengan penambahan katalis silica gel (SiO2) dalam multibed catalytic
interstage cooling reactor pada kondisi non-adiabatik dengan suhu ± 550oC –
700oC. Proses awal sampai akhir pembuatan karbon disulfida dengan metode
hydrocarbon sulfur process pada perancangan pabrik karbon disulfida digambarkan
pada Block Flow Diagram (BFD) dan Process Flow Diagram (PFD) berikut.
Gambar 8 Diagram Blok Pembuatan Karbon Disulfida dengan Metode Hydrocarbon Sulfur
Process
13
Campuran gas CH4 dan S2 pada suhu 520oC dan tekanan 5 atm diumpankan
kedalam reaktor (F1), produk output reaktor (F9) terdiri dari CS2, hidrogen sulfida
(H2S), CH4, dan S2, konversi CS2 yang dihasilkan sebesar 90%. Output dari reaktor
(F10) diumpankan ke flash drum 1, hasil bawah flash drum 1 (F13) berupa S2 yang
akan di recycle dan digunakan sebagai bahan baku kembali sedangkan CH4, H2S,
dan CS2 sebagai produk atas dari flash drum 1 (F11) dialirkan ke flash drum 2 untuk
memisahkan CS2 dari H2S dan CH4. CS2 diperoleh yang merupakan produk utama
dikeluarkan sebagai hasil bawah dari flash drum 2 (F15), sedangkan produk atas
yang dihasilkan dari flash drum 2 (F16) diumpankan ke absorber untuk memisahkan
(CH4) dan (H2S) dengan menggunakan dietilamina (DEA). Hasil atas absorber
(F19) merupakan CH4 akan direcycle kembali dan digunakan sebagai bahan baku
bersama dengan S2 (F19), sedangkan hasil bawah (F22) meruapakan H2S dan yang
terserap oleh DEA. Output H2S yang dihasilkan dari absorber dialirkan ke stripper
untuk di regenerasi dan dimanfaatkan sebagai hasil samping.
Gambar 9 Process Flow Diagram (PFD) Pembuatan Karbon Disulfida dengan Metode
14
3.3 Pembuatan Karbon Disulfida (CS2)
Proses Reaksi
Bahan baku belerang dan metana yang telah bercampur pada Mixing Point
diumpankan ke reaktor multibed catalytic interstage cooling (R-01) pada suhu
550oC-770oC, tekanan 5 atm, dan menggunakan katalis silica gel. Konversi karbon
disulfida yang dihasilkan sebesar 90%. Reaksi pembentukan karbon disulfida
dalam reaktor berjalan eksotermis dan non-adiabatik, untuk menjaga suhu reaktor
agar masih ada dalam batas yang ditentukan maka reaktor dilengkapi dengan cooler
(C-01) dengan media pendingin berupa air, kemudian output dari reaktor akan
15
masuk ke proses pemurnian untuk memisahkan produk utana (karbon disulfida)
yang terbentuk dari campuran gas tersebut.
Proses Pemurnian
Setelah metana dan belerang telah bereaksi di dalam reaktor (R-01), output
dari reaktor (R-01) terdiri dari campuran gas metana, belerang, karbon disulfida,
dan hidrogen disulfida. Campuran gas tersebut kemudian diumpankan ke flash
drum 1 (FD-01) untuk diturunkan tekanannya menjadi 3 atm sehingga belerang
dapat dipisahkan dari campuran gas. Produk bawah flash drum 1 berupa belerang
cair yang akan di recycle kembali, dengan bantuan pompa 2 (P-02) belerang
dialirkan menuju mixing point untuk diolah kembali, sedangkan produk atas flash
drum 1 (FD-01) yaitu gas metana, karbon disulfida, dan hidrogen sulfida akan
diturunkan suhunya terlebih dahulu dengan cooler 2 (C-02), kemudian campuran
gas tersebut dialirkan ke flash drum 2 (FD-02) untuk diturunkan tekanannya
menjadi 2 atm sehingga karbon disulfida dapat terpisah dari campuran gas. Produk
bawah flash drum 2 berupa karbon disulfida cair yang merupakan produk utama
langsung dialirkan ke tanki penyimpanan karbon disulfida (T-03). Sedangkan
produk atas dari flash drum 2 merupakan campuran gas metana dan hidrogen
sulfida diumpankan ke absorber (AB-01) untuk memisahkan gas metana dengan
gas hidogen sulfida. Pemisahan didalam absorber menggunakan dietilamina
(DEA) sehingga hidogen sulfida akan terserap oleh dietilamina dan dikeluarkan
sebagai produk bawah dari absorber, sedangkan gas metana akan dikeluarkan
sebagai produk atas dari absorber yang akan dialirkan kembali menuju mixing point
dengan bantuan kompresor 2 untuk diolah kembali menjadi produk karbon
disulfida. Produk bawah dari absorber yang merupakan hidrogen sulfida akan
dialirkan menuju stripper (S-01) untuk diregenerasi kembali, Produk hidrogen
sulfida disimpan ke dalam tangki hidrogen sulfida (T-04), kemudian hidrogen
sulfida yang merupakan hasil samping dari reaksi pembentukan karbon disulfida
akan dimanfaatkan sebagai hasil samping.
16
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
18