Anda di halaman 1dari 14

NILAI –NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN BAHASA BALI

I Nyoman Suwija
FKIP IKIP PGRI BALI email:
ajuzt.satya@gmail.com

Abstrak: Materi pembelajaran bahasa Bali sangat kental dengan nilai-nilai budaya Bali yang dijiwai
oleh ajaran agama Hindu cukup banyak mengandung nilai-nilai karakter bangsa. Materi pelajaran
yang meliputi bidang sastra, linguistik, dan sosiolinguistik, termasuk paribasa Bali, tembang Bali, dan
lagu-lagu pop Bali sarat dengan nilai-nilai pendidikan karakter bangsa. Hal itulah yang perlu
dipahami, serta digali lebih jauh, akhirnya direvitalisasi dan disampaikan kepada para anak didik
dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, para guru bahasa Bali dapat ikut berperan dalam
penanaman nilai-nilai pendidikan karakter.

Kata Kunci: pendidikan karakter, revitalisasi, dan bahasa Bali

CHARACTER EDUCATION VALUES IN BALINESE LANGUAGE LEARNING

Abstract: Balinese language learning material which is strongly related to Balinese cultural values
imbued by the teachings of Hindu religion which has pretty much contains of the nation’s cultural
values. Subject matter which include in literature, linguistics, and sociolinguistics including Balinese
proverb, Balinese song, and Balinese pop songs has educational values of the nation's character. That is
what needs to be understood, and explored further, eventually revitalized and presented to the
students in the process of learning. Thus, the Balinese language teachers can play a role in the
cultivation of the values of character education.

Keywords : character education, revitalization, and Balinese language

PENDAHULUAN Argumen di atas menghantarkan


Dalam rangka mewujudkan cita-cita kesepakatan atas ide atau gagasan para
pembangunan bangsa, sektor pendidikan insan pendidikan yang dimotori oleh
merupakan suatu hal yang sangat penting Kementerian Pendidikan Nasional RI, yang
mendapatkan perhatian. Hanya melalui mengangkat tema pada perayaan Hari
pendidikan yang berkualitas akan dapat Pendidikan Nasional tahun 2011, yaitu
dilahirkan sumber daya manusia yang ”Pendidikan Karakter sebagai Pilar
handal. Pendidikan yang baik pada masa Kebangkitan Bangsa” dengan subtema
pembangunan bangsa yang pelik ini adalah ”Raih Prestasi Junjung Tinggi Budi
pendidikan yang melahirkan sumber daya Pekerti”. Presiden Soesilo Bambang
manusia yang memiliki intelektualitas yang Yudhoyono pun telah mengajak seluruh
seimbang dengan moralitasnya. Dengan rakyat Indonesia untuk
demikian, pembangunan sektor pendidikan mengimplementasikan tema dan subtema
hendaknya dilandasi oleh nilai-nilai luhur tersebut dengan ucapan ”Kita ingin bangsa
karakter bangsa. Indonesia memiliki generasi unggul pada
peringatan satu abad proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Generasi unggul
adalah
68

-
67
generasi yang memiliki karakter yang me nationalism), tetapi nasionalisme yang
menuhi kualifikasi unggul”(2011:6). cerdas dan patriot yang sejati.
Mungkin kita semua setuju bahwa Di sisi lain, Menteri Pendidikan
rendahnya martabat bangsa disebabkan Nasional, Mohammad Nuh (2011:8-9)
rendahnya karakter bangsa yang dimiliki menyatakan bahwa kebangkitan suatu
masyarakat. Manakala para elit politik dan bangsa tidak dapat dilepaskan dari sektor
elit pemerintahan sedang dilanda krisis pendidikannya. Karakter pribadi seseorang
kepercayaan, dapat dipastikan bahwa hal sebagian besar dibentuk melalui proses
itu akibat dari pergeseran nilai-nilai luhur pendidikan. Oleh karena itu, untuk
yang patut dikedepankan. Dalam rangka membentuk pribadi yang terdidik dan
membenahi negeri ini dari ancaman bertanggung jawab, mutlak dibutuhkan
keterpurukan akibat ulah para pemimpin pendidikan yang berkualitas. Mohammad
yang tidak jujur, korup, serta banyak yang Nuh sangat gencar mengampanyekan
terkena kasus suap dan sejenisnya yang pendidikan untuk membentuk karakter
tentunya banyak merugikan negara, maka bangsa. Dikatakan pula bahwa kultur
mau tidak mau kita harus kembali ke jati sekolah perlu dibangun karena kepribadian
diri bangsa, yaitu mengedepankan nilai- itu tidak hanya dibangun di dalam kelas,
nilai luhur Pancasila yang sejak dahulu tetapi dipengaruhi oleh berbagai macam
telah terbukti dapat memperkokoh interaksi. Karakter unggullah yang akan
persatuan dan kesatuan bangsa. dapat membangkitkan sebuah bangsa.
Berkaitan dengan hal di atas, presiden Lebih jauh dikatakan bahwa pendidikan
secara spesifik mengedepankan lima hal kita secara imperatif harus mampu
penting. Pertama, manusia Indonesia membangun kembali karakter orisinil
hendaknya sungguh-sungguh bermoral, sebagai bangsa pejuang, tangguh, cerdas,
berakhlak, dan berperilaku baik. Oleh cinta tanah air, santun, dan penuh kasih
karena itu, masyarakat harus berwatak sayang.
religius, beradab, dan anti kekerasan. Menurut Mohammad Nuh (Diknas:
Kedua, bangsa Indonesia harus menjadi 8), dalam kaitan dengan pendidikan
bangsa yang cerdas dan rasional, memiliki karakter bangsa, ada tiga lapis (layer) yang
daya nalar yang tinggi, punya visi dan patut mendapat perhatian. Pertama,
punya ide untuk membangun masa depan menumbuhkan kesadaran bersama bahwa
yang lebih baik. Ketiga, manusia Indonesia kita adalah mahluk Tuhan sehingga tidak
ke depan harus semakin kreatif dan boleh sombong, tidak boleh merasa paling
inovatif. Bekerja keras mengejar kemajuan super, dan akhirnya harus saling percayai
untuk mengubah keadaan menjadi lebih dan saling menghargai. Kedua, membangun
baik. Keempat, bangsa Indonesia harus dan menumbuhkan karakter keilmuan
memperkuat semangat “Harus Bisa” (can yang sangat ditentukan oleh kepenasaran
do spirit), artinya, pantang menyerah, selalu intelektual. Dari sini akan muncul kreativitas,
berupaya mencari solusi dan akhirnya produktivitas, dan inovasi yang sangat
melaksanakan solusi tersebut. Kelima, menenmtukan daya saing bangsa. Ketiga,
semua anak negeri ini dari Sabang sampai pendidikan harus mampu menumbuhkan
Merauke harus menjadi patriot sejati yang karakter kecintaan dan kebanggaan sebagai
mencintai bangsa, negara, dan tanah airnya. bangsa Indonesia. Kecintaan dibangun
Sekarang ini, kita tidak ingin menganut melalui rasa memilikii NKRI dan
nasionalisme yang sempit (narrow

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 1, Februari 2012


69

Di manakah letak karekter dalam diri masa usia dini, masa kanak-kanak dan
seseorang? yang baik dan sebaliknya remaja, lalu dewasa yang kemudian
pikiran yang buruk melahirkan karakter membentuk seseorang menjadi dirinya.
yang buruk pula. Hal ini identik dengan Dulu, sebagian besar pembentukan
ajaran Tri Kaya Parisudha umat Hindu. kepribadian terjadi di keluarga. Pada masa
Tugas kita adalah mengendalikan pikiran sekarang, fungsi keluarga dalam
agar menjadi perilaku yang baik. pembentukan karakter anak dialihkan
Pendapat Hamad di atas melahirkan kepada lembaga sekolah. Para guru pun
empat pilar nilai-nilai pendidikan karakter, akhirnya menjadi tumpuan harapan
yaitu (1) olah pikir; (2) olah hati; (3) olah masyarakat (Diknas,
raga; dan (4) olah rasa/karsa. Olah pikir 2011:1).
bermakna cerdas, kritis, kreatif, inovatif, Para orang tua yang rata-rata sibuk
ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, mencari nafkah untuk memenuhi
berorientasi iptek, dan reflektif. Olah hati kebutuhan keluarga hampir tidak memiliki
bermakna beriman dan bertaqwa, jujur, kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai
adil, bertanggung jawab, berempati, berani karakter kepada anak-anak mereka. Hal
mengambil resiko, pantang menyerah, rela inilah yang disinyalir merupakan ancaman
berkorban, dan berjiwa patriotik. Olah raga baru dalam menjaga stabilitas keamanan di
bermakna bersih dan sehat, disiplin, sportif, negeri tercinta ini. Menyadari akan hal itu,
tangguh, handal, berdaya tahan, fungsi guru pada semua jenjang
bersahabat, kooperatif, kompetitif, ceria, pendidikan menjadi teramat penting untuk
dan gigih. Olah rasa/karsa bermakna dapat menyelipkan pesan-pesan karakter
ramah, saling menghargai, toleran, peduli, atau kepribadian kepada para anak didik.
suka menolong, gotong-royong, nasionalis, Patut disyukuri karena pemerintah
mengutamakan kepentingan umum, melalui Kementerian Pendidikan Nasional
bangga menggunakan bahasa dan produk (Kemdiknas) belakangan ini memberikan
Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos forsi khusus dalam pendidikan karakter.
kerja. Hal itu dilakukan sejak pendidikan usia
Indriyanto (2011:24) menegaskan dini melalui level pendidikan usia dini
bahwa pembangunan karakter merupakan (PAUD), level pendidikan menengah, dan
: Sistem Pendidikan Nasional, juga pendidikan tinggi. Pendidikan
Berkembangnya potensi peserta didik agar karakter pun menjadi bagian dalam proses
menjadi manusia yang beriman dan pendidikan formal yang diharapkan dapat
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, melengkapi kualitas lulusan menjadi tidak
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, hanya mampu dalam aspek kognitif,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara namun juga aspek afektif, dan psikomotor.
yang demokratrius serta bertanggung Menurut Suyanto (2011:10), karakter ada
jawab. Tujuan pendidikan nasional ini jelas- yang universal dan abadi seperti nilai
jelas me nyasar karakter bangsa yang ideal. kejujuran dan disiplin, tetapi ada juga
Hal inilah yang patut dipahami oleh para karakter yang mengikuti perkembangan
guru agar sanggup mengembangkan pesan- zaman. Dalam upaya merevitalisasi dan
pesan pendidikan karakter melalui materi meningkatkan efektivitas pendidikan
ajar yang disusun dan disajikannya. karakter, kita perlu terus-menerus
berupaya mencari metodologi dan strategi
APLIKASI PENDIDIKAN KARAKTER agar karakter bisa masuk dan tertanam kuat
Setiap anak lahir ke dunia dalam dalam kepribadian anak-anak. Pendidikan
keadaan fitrah dan suci. Proses sosialisasi karakter merupakan proyek besar yang

Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Bali


70

-
tidak mungkin dituntaskan oleh Dalam hal pendidikan karakter yang
Kemendiknas sendiri, melainkan harus terkait dengan keilmuan, metodologi dan
terbuka menerima masukan dan saran serta materi pembelajaran yang merangsang
bantuan dari berbagai kalangan. tumbuhnya kepenasaran intelektual
Pendidikan karakter memerlukan agen (ntelelectual curiosity) harus lebih
perubahan, salah satunya adalah media. ditonjolkan untuk membangun pola pikir,
Sukemi (2011:12) mengatakan, tradisi, dan budaya keilmuan yang
karakter terdiri atas tiga unjuk perilaku memunculkan daya kreativitas dan
yang saling berkaitan yaitu tahu arti inovasi. Di sini, peran guru menjadi sangat
kebaikan, mau berbuat baik, dan nyata vital untuk mengelola bidang ilmunya
berbuat baik. Ketiga substansi proses menjadi bahan konsumsi yang menarik
psikologi tersebut bermuara pada dan secara sadar menyiratkan nilai-nilai
kehidupan moral dan kematangan moral karakter yang positif. Di sini pula guru
individu. Dengan kata lain, karakter dapat harus mengerti bahwa pada setiap materi
dimaknai sebagai kualitas pribadi yang pembelajaran diupayakan ada ruang
baik. untuk menyelipkan pendidikan karakter.
Aplikasi Pendidikan karakter bangsa Yudhimulyanto (2011:15)
tidak harus dengan menambah program mengatakan bahwa pendidikan karakter
tersendiri, melainkan bisa melalui dapat berkembang sangat kuat asalkan
transformasi budaya dan kehidupan di ditangani secara terencana dan
lingkungan sekolah. Melalui pendidikan berkesinambungan. Bentuknya dapat
karekter, semua komit untuk bervariasi. Pendidikan karakter untuk
mengembangkan peserta didik menjadi seorang pelajar harus disesuaikan dengan
pribadi yang utuh yang menginternalisasi peran dia sebagai pelajar. Dia dapat
kebajikan (tahu, mau), serta terbiasa ditanamkan kebiasaankebiasaan yang baik
mewujudkan kebajikan dalam kehidupan dalam keseharian di sekolah, di rumah
sehari-hari. Jadi, melalui pencanangan tangga, dan di lingkungan masyarakat.
gerakan pendidikan karakter yang Dia harus dapat menyesuaikan diri
dilakukan pada puncak Hardiknas 2011, dengan lingkungan dan harus mampu
ingin dipertegas bahwa pendidikan menjaga etika kehidupan, bersikap sopan
karakter sangat penting, merupakan dan santun kepada teman dan para guru,
kebutuhan mutlak dalam membangun serta memiliki rasa percaya diri yang kuat
peradaban yang utuh dan unggul, yaitu bahwa dia adalah mahluk Tuhan yang
peradaban yang didasarkan pada nilai-nilai tidak henti-hentinya untuk belajar.
keilmuan dan kemuliaan kepribadian. Kata PENDIDIKAN KARAKTER
kuncinya adalah karakter ibarat ”ruh” dari DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
manusia, jika karakternya tidak benar, BALI
perilakunya juga tidak benar. Terdapat tiga Maryani (2011:20) mengatakan bahwa
kelompok pendidikan karakter, yaitu (1) dalam perilaku bahasa pun kita punya
pendidikan karakter yang menumbuhkan sejarah penting tentang kebangkitan
kesadaran sebagai mahluk dan hamba karakter bangsa. Bagaimana para pemuda
Tuhan Yang Maha Esa; (2) pendidikan Indonesia bersumpah untuk berbahasa
karakter yang terkait dengan keimuan; dan yang satu pada tahun 1928, nilai-nilainya
(3) pendidikan karakter yang patut dipakai sebagai landasan untuk
menumbuhkan rasa cinta dan bangga bangkit memperbaiki bangsa ini.
menjadi masyarakat/orang Indonesia.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 1, Februari 2012


71

Kecintaan anak-anak negeri ini daerah Bali. Hal ini terbukti dari keputusan
terhadap bahasa Indonesia telah teracuni pemeriuntah daerah menerapkan
oleh sikap xenofilia, yaitu kecenderungan kurikulum muatan lokal bahasa daerah Bali
perilaku, watak, atau karakter dari SD sampai dengan SLTA.
mengagungkan bahasa bangsa lain; tidak Amanah ini tentunya patut dijaga
membanggakan bahasa sendiri. Contoh oleh para guru bahasa daerah Bali. Tidak
yang nyata, internasionalisasi standar berlebihan bila dalam pencanangan
pendidikan sering disalahartikan sebagai pendidikan yang berbasis karanter bangsa
penggantian bahasa Indonesia dengan ini, semua menggali nilai-nilai karakter
bahasa asing. Kecenderungannya sangat bangsa yang tersirat di dalam materi
kuat, yaitu bahasa Indonesia lintas- pembelajaran bahasa Bali. Sudah tentu hal
kurikulum di sekolah-sekolah tidak ini akan sangat berdampak potitif bagi
difungsikan secara baik dan benar. Akibat kepentingan pembinaan etika dan moral
penyakit xenofilia tersebut, pengajaran para generasi muda kita di masa
lintas-kurikulum berbasis bahasa asing mendatang. Saya sebagai praktisi bahasa
dianggap lebih bergengsi dan dijadikan Bali sekaligus akademisi yang menekuni
alasan bagi sekolah untuk menarik biaya pembelajaran bahasa daerah Bali memiliki
lebih besar. Dalam hal itu, sudah ada pandangan yang cukup baik bahwa sangat
semacam euforia berbahasa asing di banyak nilai-nilai karakter bangsa yang
sekolah-sekolah yang berlabel standar dapat digali dari materi pembelajaran
internasional dengan sikap merendahkan Bahasa Bali. Namun, di dalam makalah ini
bahasa sendiri. hanya akan diungkap beberapa hal saja
Dalam dunia kerja, juga terjadi hal sebagai contoh yang tentunya diharapkan
yang serupa. Praktik berbahasa Indonesia menjadi inspirasi bagi para guru pada
semakin tidak populer. Makin sedikit setiap menyampaikan materi kepada anak
kepedulian para pelaku pasar tenaga kerja didiknya dio sekolah masing-masing.
akan pentingnya bahasa Indonesia sebagai
sarana komunikasi kerja. Banyak tenaga Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam
asing yang direkrut bekerja di Indonesia, Tembang Bali
tetapi tidak pernah dituntut untuk Pembelajaran tembang Bali meliputi
memenuhi kualifikasi kompetensi bahasa tembang Bali tradisional dan tembang Bali
Indonesia. Sebaliknya, tenaga kerja pribumi modern. Tembang Bali tradisional meliputi:
yang dituntut berbahasa asing dengan dalih (1) gegendingan (gending raré, gending jangér,
akan bekerja dengan orang asing. gending sangiang); (2) sekar macapat atau
Pemaparan Martyani di atas mem sekar alit seperti pupuh-pupuh; (3) sekar madia
bawa inspirasi tentang kondisi bahasa atau tembang tengahan seperti kidung; dan
daerah Bali bagi masyarakat suku Bali. (4) sekar agung atau tembang gedé seperti
Perkembangan ilmu pengetahuan dan wirama. Selanjutnya, tembang Bali modern
teknologi serta globalisasi kehidupan telah adalah lagu-lagu pop Bali.
berdampak negatif terhadap kebanggaan Sekar rare merupakan bagian dari
para generasi muda Bali dalam praktik gegendingan, yaitu jenis tembang Bali yang
berbahasa daerah Bali. Di satu sisi, bahasanya sederhana dan diperuntukkan
pemegang kebijakan yang merasakan bagi anak-anak usia dini sampai pada
bahwa bahasa Bali sebagai akar budaya Bali tingkat sekolah dasar. Di sini dicontohkan
yang patut dipelihara dan dipertahankan salah satunya yang berjudul ”Putri Ayu”.
masih memiliki komitmen yang sangat kuat Putri cening ayu, ngijeng cening jumah,
untuk membina dan melestarikan bahasa meme luas malu, ka peken mablanja,

Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Bali


72

-
apang ada daarang nasi. Meme tiang
ngiring, ngijeng tiang jumah, sambilang
mangempu, ajak tiang dadua di mulihne
dong gapgapin.
Terjemahannya: Putri cening ayu,
diamlah nanda di rumah, ibu pergi
dahalu, ke pasar berbelanja, agar ada
dimakankan nasi. Ibu saya sanggup,
saya menunggu di rumah, sambil
mengasuh adik, saya berdua,
pulangnya, tolong bawakan oleh-oleh.

Di dalam dua bait teks lagu Bali


(tembang rare) ini, ada nilai karakter yang
ditanamkan oleh seorang ibu kepada
anaknya. Ibunya berpesan kepada sang
anak agar menunggu rumah karena akan
ditinggal pergi ke pasar. Etika yang telah
ditanamkan kepada anak-anak di Bali
adalah tidak boleh melawan atau
mengingkari perintah orang tua. Orang-
orang yang berani melanggar perintah
orang tua, sering melawan orang tua,
membenci orang tuanya, tidak setia atau
tidak menghormati orang tua disebut alpaka
guru rupaka dan dosanya sangat besar.
Orang Bali mengatakan bahwa orang tua
terutama si ibu ada-

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 1, Februari 2012


73

-
lah Dewa Sekala ’Dewa Nyata’ dalam ke dimaksud padalingsa adalah jumlah baris
hidupan ini. dalam satu bait, jumlah suku kata pada
Pupuh Ginanti adalah salah satu dari masing-masing baris, dan suaru (vokal)
sepuluh pupuh dalam kesusastraan akhir masing-masing bait. Dengan
tembang Bali tradisional. Pupuh-pupuh ini sendirinya, tembang atau lagunya juga
merupakan bait-bait puisi yang disusun berbeda. Pupuh-pupuh Ginada juga
sesuai ketentuan pola atau struktur merupakan baitbait puisi yang biasa
tembangnya masing-masing dan biasanya digunakan untuk membangun sebuah
digunakan untuk membangun sebuah karya sastra puisi naratif yang disebut
karya sastra puisi naratif yang disebut geguritan. Berikut disajikan satu bait Pupuh
geguritan. Berikut disajikan satu bait Pupuh Ginada yang banyak dikenal masyarakat
Ginanti yang sarat dengan nilai pendidikan Bali dan sarat dengan pendidikan karakter.
karakter untuk para pelajar. Eda ngadén awak bisa,
depang anaké
Saking tuhu manah guru,
ngadanin, geginané
mituturin cening jani,
buka nyampat,
kawruhane luir senjata,
anak sai tumbuh luhu,
ne dadi prabotang sai,
ilang luhu buké katah,
kaanggen ngaruruh merta,
yadin ririh, liu enu
saenun ceninge urip.
paplajahan.
Terjemahannya: Dengan serius
Terjemahan:
pikiran seorang guru, menasihati
Janganlah menganggap diri pintar,
nanda sekarang, pengetahuan itu
biarkanlah orang lain yang
bagaikan senjata, yang bisa dipat
menamai,kehidupan ini bagaikan orang
diperalat sehari-hari, dipakai
menyapu, akan sering tumbuh
mencari nafkah, selagi ayat
kotoran,habis sampah masih banyak
dikandung badan.
debu, walaupun pintar, masih banyak
yang perlu dipelajari.
Teks Pupuh Ginanti ini mengajarkan
kepada anak-anak bahwa pengetahuan itu Satu bait Pupuh Ginada ini
maha penting, bagaikan senjata dalam memberikan pendidikan karakter tentang
hidup, yang dapat dipakai mencari nafkah. tata krama merendahkan diri, tidak boleh
Jika diandaikan, dia sebagai pancing, setiap sombong, tidak boleh merasa diri super dan
hari pancing itu dapat dipakai mengail atau atau pintar, biarkanlah orang lain yang
menangkap ikan. Oleh karena itu, lagu ini memberi merek. Artinya, penilaian orang
mengajarkan semuanya rajin belajar agar lain akan lebih objektif daripada penilaian
nanti memiliki pengetahuan yang cukup diri sendiri. Dalam hidup ini, kita tidak
untuk bekal kehidupan. Orang yang tidak boleh takabur karena hidup ini bagaikan
memiliki ilmu pengetahuan tidak ubahnya orang menyapu, setiap hari akan ada
dengan orang buta. Dengan demikian, sampah yang patut disapu hingga bersih.
kebodohan adalah musuh manusia yang Jika sampah itu habis, tentu masih banyak
paling utama dan harus diperangi. debu yang juga patut dibersihkan. Artinya,
Tidak jauh berbeda dengan Pupuh sepintar apa pun seseorang, masih banyak
Ginanti, Pupuh Ginada juga salah satu dari yang patut dipelajari.
sepuluh pupuh dalam kesusastraan tembang Selanjutnya, Pupuh Sinom merupakan
Bali tradisional. Yang berbeda hanya jenis pupuh yang paling panjang, terdiri atas
padalingsa dan tembang di dalmnya. Yang 10 bait. Pupuh Sinom yang hampir ter dapat

Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Bali


74

-
di berbagai geguritan di Bali memiliki watak terlalu membanggakan diri dan juga tidak
romantis yang dapat dipakai memberikan sombong walaupun sudah tergolong
nasihat, dipakai berdialog dan sebagainya. orangorang terdidik.
Hampir satiap geguritan yang menggunakan Saat ini, salah satu lagu pop Bali yang
multipupuh memakai Pupuh Sinom. Pupuh terkenal yaitu ”Bungan Sandat”. Berikut ini
Sinom banyak digemari oleh para pecinta disajikan kutipan lagu pop Bali tersebut.
tembang Bali karena memiliki banyak jenis
irama (tembang). Pupuh Sinom juga banyak Bunga Sandat
dipakai dalam pembelajaran tembang Bali Yen gumanti bajang, tan bina ya pucuk
di sekolah-sekolah. Berikut ini dikutip satu nedeng kembang,
Di suba ya layu, tan ada ngarunguang
bait Pupuh Sinom yang diambil dari
ngemasin makutang,
Geguritan Tamtam yang kebetulan
Becik malaksana, eda gumanti dadi kembang
mengandung nilai pendidikan karakter. bintang,
Dabdabang déwa dabdabang, Mentik di rurunge, makejang mangempok
mungpung déwa kari alit, raris kaentungang,
malajah ningkahang awak, To i bungan sandat, salayu-layu layune
dharma patuté gugonin, miik, to ya nyandang tulad saurupe
eda pati iri ati, duleg malaksana becik
kapin anak lacur, Para truna-truni mangda saling asah asih
eda bonggan tekening awak, laguté asuh,
kaucap ririh, Manyama beraya pakukuhin rahayu
eda ndén sumbung, kapanggih.
mangunggulang awak bisa. Terjemahannya: Kalau menjadi orang
bujang, tak obahnya bunga pucuk
Terjemahan: sedang mekar, Kalau dia sudah layu,
Hati-hatilah nak, hati-hatilah! tak ada yang memperhatikan dan
berhubung nanda masih kecil, terbuang. Berbuatlah yang baik,
belajarlah bertingkah laku, janganlah menjadi bunga kembang
dharma kebenaran itulah yang bintang, tumbuh di jalanan, semuanya
memetik lalu dibuang.
dikukuhkan,
jangan sering irihati, Itulah si bunga sandat, sampai layu dia
meremehkan orang miskin, tetap harum, itulah yang patut ditiru,
semasa hidupnya berbuat baik Para
jangan terlalu membanggakan diri,
muda-mudi supaya saling asah, asih,
walaupun disebut pintar,
dan asuh,
janganlah sombong,
Kehidupan manyama beraya dikukuhkan,
mengunggulkan diri pintar.
akan menemui keselamatan.

Arti dan makna satu bait Pupuh Sinom


Pesan karakter bangsa yang penting di
ini ada kemiripan dengan Pupuh Ginada
dalam teks lagu pop Bali Bungan Sandat ini
tadi. Di sini ditegaskan kembali bahwa
adalah tata cara hidup menjadi remaja atau
seorang anak harus memiliki etika
pemuda. Sedapat mungkin diserukan untuk
pergaulan yang santun. Setiap saat
meniru si bunga Sandat, bukan si bunga
hendaknya berhati-hati dalam berbicara dan
Kembang Bintang. Bunga Sandat itu selalu
bertindak, serta selalu mengkuhkan ajaran
diminati banyak orang untuk kebutuhan
dharma. Kita tidak boleh iri hati, tidak boleh
menghiasi sesajen dan walaupun sudah
meremehkan orang-orang yang tidak
layu, baunya masih tetap harum. Sementara
mampu, walaupun pintar tidak boleh
si kembang bintang adalah jenis bunga yang

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 1, Februari 2012


75

tumbuh di pinggir jalan, tidak pernah Ditu Méng Kuuk ngéka daya apang sida
dipakai bahan sesajen, paling dipetik oleh ngamah panak-panakné Mén Siap Selem. Sasubané
sembarang orang, lalu dibuang. nyaluk peteng, Mén Siap Selem ajaka panakné
nenem, suba makeber sakaukud. Enu I Ulagan
Di samping itu, ada petunjuk kepada
medem di sampingan batuné. Teka Méng Kuuk, jeg
para generasi muda untuk hidup saling sépanan nyaplok batuné kadéna ento panak siap.
asah (saling berbagi pengetahuan dan Méng Kuuk ngeling sengi-sengi sawiréh giginé
pengalaman untuk kebaikan), saling asih pungak nyagrep batu.
(saling menyayangi), dan saling asuh
(menumbuhkan sikap saling membantu Satua Men Siap Selem ini
atau tolong-menolong). Ditambahkan pula mengisahkan dua tokoh yang berbeda
bah wa kalau ingin hidup selamat dan lebih karakter. Men Siap Selem dikisahkan
sejahtera, hendaknya mengukuhkan sebagai sosok individu yang berkarakter
kehidupan manyama beraya (menjaga baik, sedangkan Meng Kuuk sebagai tokoh
hubungan baik dengan sanak saudara, jahat. Pada akhirnya, Meng Kuuk yang
keluarga besar, dan masyarakat sekitarnya). berniat jahat ingin memangsa semua anak
Men Siap Selem mendapatkan malapetaka,
Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam giginya rontok akibat menyergap batu yang
Satua (Dongeng) Bali dikira anak-anak ayam. Jadi, satua ini
Mungkin sama dengan daerah lain di bertema ajaran Karma Phala. Barang siapa
Indonesia, di Bali cukup banyak terdapat berbuat baik akan memetik pahala yang
cerita rakyat yang diajarkan secara turun- baik, sementara yang menanam kejahatan
temurun tanpa diketahui siapa akan memetik buah karma yang tidak baik.
pengarangnya. Cerita-cerita tersebut di Bali Guru dapat memakai satua ini untuk
disebut dengan istilah satua. Satua pada mendidikan anak-anak agar selalu berbuat
dasarnya merupakan alat untuk mendidik kebajikan dan tidak punya keinginan untuk
perilaku santun bagi anak-anak pada masa menyengsarakan orang lain.
lampau. Banyak kalangan yang
mempercayai bahwa ketika dunia hiburan Satua I Belog
untuk anak-anak tidak marak seperti Ada katuturan anak cerik muani madan I
sekarang, satua-satua itu cukup ampuh Belog. Ia orahina ka peken meli bébék ané baat-baat
ban méménné. Dimulihné, ulung koné bébéké di
untuk mentransfer nilainilai kehidupan.
tlabahé. Tengkejut ia ningalin bébéké kambang. Ditu
Di Bali cukup banyak satua yang
ia marasa uluk-uluka ban dagangé. Tigtiga bébéké
sampai saat ini masih digunakan sebagai kanti makejang mati, laut ia mulih.
salah satu materi pembelajaran bahasa Teked jumahné, méméné ané tengkejut
daerah Bali. Berikut ini disajikan contoh sawiréh ia tusing ngaba bébék. I Belog nuturang
kandungan nilai karakter dalam satua Bali. bébékné suba makejang mati katigtig, sawiréh ia suba
Perhatikan contoh berikut! nagih bébék baat-baat, nanging baanga bénbék
puyung, kambang di tlabahé.

Satua Men Siap Selem Ada koné


katuturan satua Mén Siap Selem. Ngelah koné ia
panak pepitu. Ané paling cerika enu koné ulagan.
tusing ngelah bulu. Kacritayang jani, Mén Siap
Selem sedeng ngalih amahan di tengah alasé. Sagét
ada angin nglinus tur ujan bales. Sawiréh tusing
nyidang mulih, Mén Siap Selem nginep di
umahné Méng Kuuk.

Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Bali


76

Méménné ngopak tur makaengan ngelah pendidikan dan sekaligus pendidikan


pianak belog buka adané. Ento awanan cerik-ceriké karakter bangsa. Kata kunci tema cerita ini
tusing dadi males, jemetang malajah apang tusing adalah kesetiaan atau kesanggupan murid
belog. Manut ajahan agama, belogé ento tuah
untuk mentaati sagala ajaran dan petuah
musuhé ané utama.
serta petunjuk dari para guru. Murid yang
taat akan perintah dan ajaran guru pasti
Satua I Belog ini dapat dicermati
akan menjadi murid yang sukses
mengandung nilai-nilai pendidikan
menggapai cita-cita. Sang Arunika, Sang
karakter bangsa yang pada hakikatnya
Abimaniu dan Sang Weda adalah contoh
memberikan petunjuk bahwa anak-anak
sisia atau murid dari Bhagawan Domya
harus menjadi orang-orang pintar, tidak
yang taat pada perintah gurunya, ketiganya
menjadi anakanak yang bodoh seperti I
memperoleh anugrah yang bermanfaat bagi
Belog. Untuk menjadi orang yang pintar,
kelangsungan hidupnya.
tentunya harus selalu rajin belajar dan
rajin bekerja membantu orang tua.
Karakter Bangsa dalam Paribasa Bali
Pendidikan karakter bangsa menyasar
Paribasa Bali merupakan jenis-jenis
perilaku yang selalu kreatif dan inovatif,
ungkapan berbahasa Bali yang sengaja
cerdas dalam menghadapi problematika
sering digunakan oleh penutur bahasa Bali
kehidupan. Sangat tidak baik jika pada era
dengan tujuan untuk menambah greget atau
ini kita menjadi orang-orang yang bodoh
menambah manisnya penampilan
atau menjadi orang yang buta aksara dan
seseorang dalam pembicaraannya. Jadi,
sama sekali tidak mengerti persoalan
dapat dikatakan materi pelajaran ini sering
kehidupan yang baik. Kuncinya adalah
dipakai membumbui pembicaraan yang
dengan berupaya selalu mengisi diri
sedikit terselubung maknanya, tetapi cukup
dengan slogan tiada hari tanpa belajar.
mudah dipahami. Jenis-jenis ungkapan ini
cukup banyak tergolong wacana kearifan
Wiracarita Bhagawan Domya
Kacarita wénten Sang Pandita, sané lokal yang dirasakan mengandung nilainilai
maparab Bhagawan Domya, sané madué sisia sindiran, cemoohan, pujian, dan sejenisnya
tigang diri: sehingga dapat dirasakan mengandung
Sang Utamanyu, Sang Arunika, miwah Sang nuansa pendidikan karakter bangsa yang
Wéda. Makatiga sisané punika kauji, napi ké patut diketahui oleh para guru. Jika guru
sayuakti bhakti ring guru? Tata caran idané nguji memahami dengan baik makna ungkapan-
utawi mintonin.
ungkapan tersebut, maka setiap saat dapat
Sang Arunika kandikayang makarya nandur
dipakai untuk menyampaikan ajaran etika
pantun ring cariké. Sang Utamaniu kandikain
ngangonang lembu, Sang Weda makarya ring dan moral demi kebaikan. Dari 16 jenis
parantenan. Makatetiga sisiane punika sampun ungkapan paribasa Bali yang ada,
kapaica kaweruhan mawinan ri kala ngamargiang dicontohkan 2 jenis untuk melihat nilai
swagina soang-soang nenten pisan dados ngidih karakter.
pitulung anake tiosan. Sasonggan adalah salah satu jenis
Kaceritayang makatetiga sisianidane prasida ungkapan tradisional Bali yang dipakai
ngamargiang titah sang maraga guru antuk becik
mengungkap keadaan atau tingkah laku
pisan, mawinan sami kaicenin panugrahan mangda
manusia dengan perbandingan binatang
setata mangguhang kasukan sekala sidhi mantra,
sandi ngucap”. atau barang. Hal ini mirip dengan pepatah
dalam bahasa Indonesia. Misalnya seperti
Kisah kehidupan berguru pada cerita berikut.
Bhagawan Domya ini juga mengandung nilai 1) Payuk prungpung misi berem

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 1, Februari 2012


77

Tegesnyane, kabaosang ring anake sane 2) Buka naar krupuke gedenan kroakan
rupanipun kaon, nanging daging manah ’Bagaikan orang yang makan krupuk,
ipune utama pisan. hanya suaranya yang besar’. Dalam
Jika seseorang memiliki wajah yang bahasa Indonesia juga ada ’Air beriak
tidak cantik atau tidak tampan, maka dia tanda tak dalam’.
akan menjadi orang yang terhormat atau Makna ungkapan ini mengandung
disegani bilamana perilakunya, isi pendidikan karakter yang mengajarkan
hatinya, dan pemikirannya selalu tidak baik jadi orang yang banyak
baikbaik. berbicara namun tidak terbukti dia
2) Sapuntul-puntulan besine, yen suba sangih memiliki kemampuan atau kelebihan.
pedas dadi mangan. Lebih baik sedikit bicara banyak bekerja
Tegesipun, lamunapi ja belog/tambet anake, daripada banyak bicara namun tidak
yening sampun jemet malajah, janten berbuat apa-apa.
pacang dados anak dueg/wikan.
Makna atau kandungan pendidikan Selanjutnya, paribasa Bali yang
karakter sasonggan ini adalah mengajak tergolong jenis sloka juga tidak jauh berbeda
para siswa untuk selalu rajin belajar, dengan dua paribasa sebelumnya. Bedanya
karena jika rajin belajar, yang bodoh pun hanya dimukanya dibubuhi ucapan buka
akan menjadi pintar. Dan yang sudah slokane, kadi slokan jagate, atau buka slokan
pintar tentu bertambah pintar lagi. gumine, Perhatikan contoh berikut. 1) Buka
slokane, Suarga tumut papa mangsul
Sesenggakan adalah salah satu jenis Disebutkan dalam sloka ’Bahagia diam,
ungkapan tradisional Bali yang dipakai menderita kembali’
mengungkap keadaan manusia dengan Sloka ini mengandung makna bahwa
perbandingan binatang atau barang. ada orang yang ketika dia menggapai
Bedanya dengan sasonggan terletak pada kebahagiaan, dia tidak hirau siapa-siapa
bentuk (struktur) luarnya. Sesenggakan (diam saja), tetapi ketika dia menemui
menggunakan atau diawali dengan kata kesengsaraan, baru kemudian ribut
buka, kadi, luir yang berarti bagaikan. minta belas kasihan.
Misalnya seperti berikut. 2) Buka slokane, Tusing ada lemete elung.
Disebutkan dalam sloka ’Tidak ada yang
1) Buka sandate di teba, bungane alap, punyane lemas itu patah’ Di dalam sloka ini dapat
kiladin. dipetik petuah karakter bangsa yang
‘Bagaikan pohon sandat di teba dalam bahasa Indonesia dikenal
(belakang rumah), bunganya dipetik dan ”Mengalah demi menang”. Jadi,
pohonnya diolesi kotoran’ Ada kalanya seseorang yang santun, lemah lembut,
seorang laki-laki atau perempuan yang tidak suka bersitegang, mau mengakui
tidak bisa menghormati mertua. Ketika kekurangan diri, pada akhirnya akan
dia sudah berhasil mengambil anak mencapai keselamatan. Jarang yang
orang dijadikan istri/suami, dia merasa demikian menemui akibat yang patal.
bahwa pasangannya itu sudah mutlak Tidak jarang orang yang bersikap kasar
menjadi miliknya. Hal itulah yang atau kaku, kurang menerima atau
menyebabkan dia tidak memperhatikan mengakui kelebihan orang lain akan
atau tidak hormat terhadap mertuanya. menemui jalan buntu.
Perilaku tersebut tentu tidak sesuai
dengan norma atau nilai luhur budaya.

Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Bali


78

Pendidikan Karakter dalam Anggah- 2) Bapak Made tusing payu lakar ngraos
ungguhing Basa Bali dinane jani. (Andap) ’Bapak Made
Berbicara bahasa Bali tidak sama tidakakan jadi berbicara hari ini’.
dengan berbahasa Indonesia dan bahasa Kalimat (1) tergolong jenis kalimat Asi
asing karena bahasa Bali memiliki sistem (Alus Singgih). Kalimat tersebut digunakan
anggah-ungguhing basa Bali (tingkat- untuk menceritakan keadaan seorang
tingkatan bicara bahasa Bali). Dalam Triwangsa (Ida Bagus Aji) yang dari segi
berbicara, orang Bali akan menempatkan lapisan masyarakat tradisional disebut sang
diri sebagai orang yang patut menghormati singgih (golongan atas). Sementara kalimat
orang lain. Siapa pun sedang berbiacara (2) adalah kalimat Andap yang nilai rasanya
bahasa Bali wajib hukumnya untuk biasa atau lepas hormat karena dipakai
merendahkan diri dengan bahasa alus sor membicarakan Bapak Made yang terlahir
dan menghormati orang lain dengan bahasa sebagai masyarakat golongan bawah
alus singgih. (wangsa Jaba).
Nilai-nilai pendidikan karakter bangsa Walaupun demikian, perlu diingat
dengan jelas dapat disimak dalam bahwa tidak selamanya Bapak Made
pembicaraan bahasa Bali Alus. Bahasa Bali mendapat perlakuan seperti itu. Bagaimana
Alus adalah tingkatan bicara bahasa Bali halnya jika Bapak Made berstatus seorang
yang menggunakan pilihan kata-kata basa pejabat fungsional dosen senior dan patut
alus dengan maksud untuk menghormati dihormati? Seorang mahasiswa yang akan
lawan bicara dan orang yang dibicarakan. datang ke rumah Pak Made dan
Orangorang yang dikenai kata-kata menggunakan bahasa Bali akan
tingkatan alus adalah orang yang berstatus menggunakan kalimat-kalimat Alus Singgih.
sosial lebih tinggi dari si pembicara. Lewat Walaupun misalnya mahasiswa tersebut
bahasa alus ini sesungguhnya masyarakat berasal dari keturunan bangsawan
Bali sudah terdidik perilakunya untuk (triwangsa). Misalnya seperti berikut.
menghormati orang yang patut dihormati. 3) Ampura Pak Made, bapak wenten ring jero
Jika dilihat nilai karakter bangsa di sini, mangkin, titiang jadi parek nunas tanda
sistem bicara bahasa Bali ini sekaligus tangan.
berfungsi untuk menuntun perilaku santun Kalimat (3) ini menandai bahwa status
orang Bali. sosial Pak Made dari wangsa Jaba yang
Jika ada seorang keturunan orang kemudian menjadi pejabat fungsional dosen
kebanyakan (wangsa Jaba) membicarakan menyebabkan mahasiswanya mengubah
orang lain yang keturunan Brahmana. bahasa dari basa andap ke basa alus.
Misalnya, orang tersebut akan memilih Mahasiswa menyebut rumah Pak Made
kata-kata bahasa Bali alus singgih untuk menjadi jero (Asi). Demikian seterusnya,
menyebut keadaan, milik, atau perilaku nilai-nilai sosial dalam berbasa Bali ini
brahmana yang dibicarakan. Misalnya dapat diangkat untuk memperkaya
seperti berikut. pendidikan karakter.
1) Ida Bagus Aji nenten jagi durus mabebaosan
rahinane mangkin. (Asi) PENUTUP
’Ida Bagus Aji tidak akan jadi berbicara Berdasarkan paparan di atas, dapat
hari ini’. disimpulkan bahwa pendidikan karakter
Bandingkan dengan bangsa telah menjadi wacana nasional
yang patut direvitalisasi bersama-sama
untuk dapat disosialisasikan pada setiap
kesempatan guna menjaga stabilitas

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 1, Februari 2012


79

bangsa, sekaligus mencapai tujuan Hamad, Ibnu. 2011. ”Pendidikan Karakter


pembangunan nasional. dan Kearifan Lokal” Majalah Diknas.
Aplikasi pendidikan karakter bangsa Kementerian Pendidikan Nasional RI
tidak perlu melalui bidang studi khusus, Jakarta.
melainkan dapat dilakukan oleh berbagai
elemen bangsa, baik melalui jalur Indriyanto, Bambang. 2011. ”Pembangunan
pendidikan formal maupun nonformal. Karakter Tugas Besar Sekolah dan
Dalam pendidikan formal semua guru Masyarakat”. Majalah Diknas.
hendaknya memiliki pengertian bahwa Kementerian Pendidikan Nasional RI
materi pembelajarannya memang Jakarta.
mengandung dan atau memiliki peluang
Kementerian Pendidikan Nasional RI. 2011.
untuk disisipi pendidikan karakter bangsa.
Revitalisasi Pendidikan Karakter.
Materi pembelajaran bahasa Bali
Majalah Diknas. Kementerian
yang sangat kental dengan nilai-nilai
Pendidikan Nasional RI Jakarta.
budaya Bali dan agama Hindu sangat
banyak mengandung nilai-nilai karakter
Maryani, Yeyen. 2011. ”Bangkitkan
bangsa. Dengan demikian, peran guru
Karakter Berbahasa Indonesia”
bahasa Bali menjadi sangat strategis dalam
Majalah Diknas. Kementerian
penanaman nilai-nilai pendidikan
Pendidikan Nasional RI Jakarta.
karakter.
Memahami banyaknya peluang guru Naryana, Ida Bagus. Udara. 1983.
bahasa Bali untuk menyampaikan Anggahungguhing Basa Bali dan
pesanpesan pendidikan karakter melalui Peranannya Sebagai Alat Komunikasi
materi pelajarannya, maka mau tidak mau Bagi Masyarakat Suku Bali. Denpasar:
para guru harus sanggup meenggali dan Fak Sastra Universitas Udayana.
membumbui materi pembelajarannya
untuk dijadikan media dalam pendidikan Nuh, Mohammad. 2011. ”Karakter Unggul
karekter. Penyusunan buku-buku untuk Menggapai Kebangkitan
pelajaran pun hendaknya selalu Bangsa” Majalah Diknas. Kementerian
mempertimbangkan hal itu. Pendidikan Nasional RI Jakarta.

UCAPAN TERIMA KASIH Simpen AB, 1980. Basita Parihasa. Denpasar.


Terima kasih disampaikan kepada
Sukemi. 2011. ”Mencanangkan Gerakan
dewan redaksi yang telah memberi
Pendidikan Karakter”. Majalah Diknas.
kesempatan untuk menuangkan gagasan
Kementerian Pendidikan Nasional RI
mengenai Pendidikan Karakter di jurnal
Jakarta.
ini. Ucapan terima kasih disampaikan
Suyanto. 2011. ”Pendidikan Karakter di
kepada redaktur ahli yang telah
Sekolah Perlu Direvitalisasi”. Majalah
memberikan masukan, catatan penting,
Diknas. Kementerian Pendidikan
dan pembenahan aspek kebahasaan untuk
Nasional RI Jakarta.
penyempurnaan artikel ini.
Yudhimulyanto, Taufik. 2011.
DAFTAR PUSTAKA
”Kembangkan Pendidikan Karakter
Dinas Pendidikan Provinsi Bali. 2006.
yang Aplikatif” Majalah Diknas.
Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Daerah
Kementerian Pendidikan Nasional RI
Bali untuk SMA/SMK. Denpasar.
Jakarta.

Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Bali


80

Yudhoyono, Soesilo Bambang. 2011. ”Mari


Kita Kerja Keras Melalui jalur
Pendidikan” Majalah Diknas.
Kementerian Pendidikan Nasional RI
Jakarta.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 1, Februari 2012

Anda mungkin juga menyukai