Anda di halaman 1dari 14

NILAI –NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN BAHASA BALI

I Nyoman Suwija
FKIP IKIP PGRI BALI
email: ajuzt.satya@gmail.com

Abstrak: Materi pembelajaran bahasa Bali sangat kental dengan nilai-nilai budaya Bali yang dijiwai
oleh ajaran agama Hindu cukup banyak mengandung nilai-nilai karakter bangsa. Materi pelajaran
yang meliputi bidang sastra, linguistik, dan sosiolinguistik, termasuk paribasa Bali, tembang Bali, dan
lagu-lagu pop Bali sarat dengan nilai-nilai pendidikan karakter bangsa. Hal itulah yang perlu
dipahami, serta digali lebih jauh, akhirnya direvitalisasi dan disampaikan kepada para anak didik
dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, para guru bahasa Bali dapat ikut berperan dalam
penanaman nilai-nilai pendidikan karakter.

Kata Kunci: pendidikan karakter, revitalisasi, dan bahasa Bali

CHARACTER EDUCATION VALUES IN BALINESE LANGUAGE LEARNING

Abstract: Balinese language learning material which is strongly related to Balinese cultural values
imbued by the teachings of Hindu religion which has pretty much contains of the nation’s cultural
values. Subject matter which include in literature, linguistics, and sociolinguistics including Balinese
proverb, Balinese song, and Balinese pop songs has educational values of the nation's character. That
is what needs to be understood, and explored further, eventually revitalized and presented to the
students in the process of learning. Thus, the Balinese language teachers can play a role in the
cultivation of the values of character education.

Keywords : character education, revitalization, and Balinese language

PENDAHULUAN Argumen di atas menghantarkan


Dalam rangka mewujudkan cita-cita kesepakatan atas ide atau gagasan para
pembangunan bangsa, sektor pendidikan insan pendidikan yang dimotori oleh Ke-
merupakan suatu hal yang sangat penting menterian Pendidikan Nasional RI, yang
mendapatkan perhatian. Hanya melalui mengangkat tema pada perayaan Hari Pen-
pendidikan yang berkualitas akan dapat didikan Nasional tahun 2011, yaitu ”Pen-
dilahirkan sumber daya manusia yang han- didikan Karakter sebagai Pilar Kebangkit-
dal. Pendidikan yang baik pada masa pem- an Bangsa” dengan subtema ”Raih Prestasi
bangunan bangsa yang pelik ini adalah Junjung Tinggi Budi Pekerti”. Presiden
pendidikan yang melahirkan sumber daya Soesilo Bambang Yudhoyono pun telah
manusia yang memiliki intelektualitas yang mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk
seimbang dengan moralitasnya. Dengan mengimplementasikan tema dan subtema
demikian, pembangunan sektor pendidikan tersebut dengan ucapan ”Kita ingin bangsa
hendaknya dilandasi oleh nilai-nilai luhur Indonesia memiliki generasi unggul pada
karakter bangsa. peringatan satu abad proklamasi kemer-
dekaan Indonesia. Generasi unggul adalah

67
68

generasi yang memiliki karakter yang me- sempit (narrow nationalism), tetapi nasiona-
menuhi kualifikasi unggul”(2011:6). lisme yang cerdas dan patriot yang sejati.
Mungkin kita semua setuju bahwa Di sisi lain, Menteri Pendidikan Na-
rendahnya martabat bangsa disebabkan sional, Mohammad Nuh (2011:8-9) menya-
rendahnya karakter bangsa yang dimiliki takan bahwa kebangkitan suatu bangsa
masyarakat. Manakala para elit politik dan tidak dapat dilepaskan dari sektor pendi-
elit pemerintahan sedang dilanda krisis dikannya. Karakter pribadi seseorang se-
kepercayaan, dapat dipastikan bahwa hal bagian besar dibentuk melalui proses
itu akibat dari pergeseran nilai-nilai luhur pendidikan. Oleh karena itu, untuk mem-
yang patut dikedepankan. Dalam rangka bentuk pribadi yang terdidik dan ber-
membenahi negeri ini dari ancaman keter- tanggung jawab, mutlak dibutuhkan pen-
purukan akibat ulah para pemimpin yang didikan yang berkualitas. Mohammad Nuh
tidak jujur, korup, serta banyak yang ter- sangat gencar mengampanyekan pendidik-
kena kasus suap dan sejenisnya yang tentu- an untuk membentuk karakter bangsa. Di-
nya banyak merugikan negara, maka mau katakan pula bahwa kultur sekolah perlu
tidak mau kita harus kembali ke jati diri dibangun karena kepribadian itu tidak
bangsa, yaitu mengedepankan nilai-nilai hanya dibangun di dalam kelas, tetapi di-
luhur Pancasila yang sejak dahulu telah pengaruhi oleh berbagai macam interaksi.
terbukti dapat memperkokoh persatuan Karakter unggullah yang akan dapat mem-
dan kesatuan bangsa. bangkitkan sebuah bangsa. Lebih jauh di-
Berkaitan dengan hal di atas, pre- katakan bahwa pendidikan kita secara im-
siden secara spesifik mengedepankan lima peratif harus mampu membangun kembali
hal penting. Pertama, manusia Indonesia karakter orisinil sebagai bangsa pejuang,
hendaknya sungguh-sungguh bermoral, tangguh, cerdas, cinta tanah air, santun,
berakhlak, dan berperilak u baik. Oleh dan penuh kasih sayang.
karena itu, masyarakat harus berwatak re- Menurut Mohammad Nuh (Diknas:
ligius, beradab, dan anti kekerasan. Kedua, 8), dalam kaitan dengan pendidikan ka-
bangsa Indonesia harus menjadi bangsa rakter bangsa, ada tiga lapis (layer) yang
yang cerdas dan rasional, memiliki daya patut mendapat perhatian. Pertama, me-
nalar yang tinggi, punya visi dan punya numbuhkan kesadaran bersama bahwa
ide untuk membangun masa depan yang kita adalah mahluk Tuhan sehingga tidak
lebih baik. Ketiga, manusia Indonesia ke boleh sombong, tidak boleh merasa paling
depan harus semakin kreatif dan inovatif. super, dan akhirnya harus saling percayai
Bekerja keras mengejar kemajuan untuk dan saling menghargai. Kedua, membangun
mengubah keadaan menjadi lebih baik. dan menumbuhkan karakter keilmuan
Keempat, bangsa Indonesia harus memper- yang sangat ditentukan oleh kepenasaran
kuat semangat “Harus Bisa” (can do spirit), intelektual. Dari sini akan muncul kreativitas,
artinya, pantang menyerah, selalu berupaya produktivitas, dan inovasi yang sangat
mencari solusi dan akhirnya melaksanakan menenmtukan daya saing bangsa. Ketiga,
solusi tersebut. Kelima, semua anak negeri pendidikan harus mampu menumbuhkan
ini dari Sabang sampai Merauke harus men- karakter kecintaan dan kebanggaan se-
jadi patriot sejati yang mencintai bangsa, bagai bangsa Indonesia. Kecintaan di-
negara, dan tanah airnya. Sekarang ini, kita bangun melalui rasa memilikii NKRI dan
tidak ingin menganut nasionalisme yang kebanggaan dibangun melalui sikap me-

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 1, Februari 2012


69

numbuhkan tradisi budaya berprestasi seorang. Pikiran yang baik akan meng-
(kontributif-positif). hasilkan perbuatan yang baik dan sebalik-
Menyinggung aplikasi dari konsep- nya pikiran yang buruk melahirkan karak-
konsep tadi, muncullah seruan Mendiknas ter yang buruk pula. Hal ini identik dengan
kepada para guru untuk menjadi aktor ajaran Tri Kaya Parisudha umat Hindu.
tauladan dalam berbagai disiplin ilmu Tugas kita adalah mengendalikan pikiran
yang diampunya. Terkait dengan hal itu agar menjadi perilaku yang baik.
dalam sekolah formal ada empat faktor Pendapat Hamad di atas melahirkan
yang perlu disempurnakan yaitu (1) materi empat pilar nilai-nilai pendidikan karakter,
ajar; (2) metode pembelajaran; (3) guru; yaitu (1) olah pikir; (2) olah hati; (3) olah
dan (3) kultur budaya sekolah. raga; dan (4) olah rasa/karsa. Olah pikir
Berbagai seruan dari kementerian bermakna cerdas, kritis, kreatif, inovatif,
pendidikan tersebut muncul karena bangsa ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, ber-
ini sedang mengalami masalah yang cukup orientasi iptek, dan reflektif. Olah hati ber-
serius. Persoalannya sekarang adalah: (1) makna beriman dan bertaqwa, jujur, adil,
Mampukah bangsa ini mengatasi persoalan bertanggung jawab, berempati, berani meng-
negeri ini jika kembali pada jati dirinya? (2) ambil resiko, pantang menyerah, rela ber-
Benarkah keterpurukan negeri ini disebab- korban, dan berjiwa patriotik. Olah raga
kan oleh pendidikan karakter bangsa di bermakna bersih dan sehat, disiplin, spor-
kalangan pelajar yang rendah? (3) Bagai- tif, tangguh, handal, berdaya tahan, ber-
manakah cara menerapkan pendidikan ka- sahabat, kooperatif, kompetitif, ceria, dan
rakter bangsa? (4) Apakah masing-masing gigih. Olah rasa/karsa bermakna ramah,
mata pelajaran termasuk bahasa daerah saling menghargai, toleran, peduli, suka
Bali dapat berperan untuk menyampaikan menolong, gotong-royong, nasionalis,
nilai-nilai karakter bangsa? mengutamakan kepentingan umum, bang-
Hamad (2011:18) berpendapat bahwa ga menggunakan bahasa dan produk Indo-
tidak ada definisi tunggal untuk pendidik- nesia, dinamis, kerja keras, dan beretos
an karekter. Secara etimologis karekter ber- kerja.
arti watak atau tabiat. Ada juga yang me- Indriyanto (2011:24) menegaskan bah-
nyamakan dengan kebiasaan dan ada juga wa pembangunan karakter merupakan hal
yang menghubungkan dengan keyakinan yang sangat penting karena ia menyangkut
atau akhlak. Dari pengertian tersebut, jelas kualitas sumber daya manusia (SDM) In-
bahwa karakter terkait dengan masalah ke- donesia. Kemajuan dan perkembangan pem-
jiwaan. Karenanya, karakter merupakan bangunan akan berjalan timpang jika tidak
sistem keyakinan dan kebiasaan yang ada didukung oleh SDM yang berkualitas dan
dalam diri seseorang yang mengarahkan berkarakter. Dasar hukum pendidikan ber-
dalam bertingkah laku. karakter sudah jelas. Dalam UU RI No. 20
Di manakah letak karekter dalam diri 2003: Sistem Pendidikan Nasional, Berkem-
seseorang? Jawabannya, pikiran menghasil- bangnya potensi peserta didik agar men-
kan ucapan; ucapan mempengaruhi tin- jadi manusia yang beriman dan bertaqwa
dakan; tindakan akan menghasilkan kebia- kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
saan; kebiasaan membentuk karakter; dan mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, man-
karakter menentukan nasib. Jadi, pikiran diri, dan menjadi warga negara yang de-
merupakan sumber sentral karakter se- mokratrius serta bertanggung jawab. Tuju-

Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Bali


70

an pendidikan nasional ini jelas-jelas me- mun juga aspek afektif, dan psikomotor.
nyasar karakter bangsa yang ideal. Hal Menurut Suyanto (2011:10), karakter ada
inilah yang patut dipahami oleh para guru yang universal dan abadi seperti nilai ke-
agar sanggup mengembangkan pesan-pe- jujuran dan disiplin, tetapi ada juga karak-
san pendidikan karakter melalui materi ter yang mengikuti perkembangan zaman.
ajar yang disusun dan disajikannya. Dalam upaya merevitalisasi dan mening-
katkan efektivitas pendidikan karakter, kita
APLIKASI PENDIDIKAN KARAKTER perlu terus-menerus berupaya mencari me-
Setiap anak lahir ke dunia dalam ke- todologi dan strategi agar karakter bisa
adaan fitrah dan suci. Proses sosialisasi masuk dan tertanam kuat dalam kepribadi-
masa usia dini, masa kanak-kanak dan re- an anak-anak. Pendidikan karakter me-
maja, lalu dewasa yang kemudian mem- rupakan proyek besar yang tidak mungkin
bentuk seseorang menjadi dirinya. Dulu, dituntaskan oleh Kemendiknas sendiri,
sebagian besar pembentukan kepribadian melainkan harus terbuka menerima masuk-
terjadi di keluarga. Pada masa sekarang, an dan saran serta bantuan dari berbagai
fungsi keluarga dalam pembentukan ka- kalangan. Pendidikan karakter memerlu-
rakter anak dialihkan kepada lembaga se- kan agen perubahan, salah satunya adalah
kolah. Para guru pun akhirnya menjadi media.
tumpuan harapan masyarakat (Diknas, Sukemi (2011:12) mengatakan, karak-
2011:1). ter terdiri atas tiga unjuk perilaku yang sa-
Para orang tua yang rata-rata sibuk ling berkaitan yaitu tahu arti kebaikan,
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuh- mau berbuat baik, dan nyata berbuat baik.
an keluarga hampir tidak memiliki kesem- Ketiga substansi proses psikologi tersebut
patan untuk menanamkan nilai-nilai karak- bermuara pada kehidupan moral dan ke-
ter kepada anak-anak mereka. Hal inilah matangan moral individu. Dengan kata
yang disinyalir merupakan ancaman baru lain, karakter dapat dimaknai sebagai kua-
dalam menjaga stabilitas keamanan di litas pribadi yang baik.
negeri tercinta ini. Menyadari akan hal itu, Aplikasi Pendidikan karakter bangsa
fungsi guru pada semua jenjang pendidik- tidak harus dengan menambah program
an menjadi teramat penting untuk dapat tersendiri, melainkan bisa melalui transfor-
menyelipkan pesan-pesan karakter atau ke- masi budaya dan kehidupan di lingkungan
pribadian kepada para anak didik. sekolah. Melalui pendidikan karekter, se-
Patut disyukuri karena pemerintah mua komit untuk mengembangkan peserta
melalui Kementerian Pendidikan Nasional didik menjadi pribadi yang utuh yang
(Kemdiknas) belakangan ini memberikan menginternalisasi kebajikan (tahu, mau),
forsi khusus dalam pendidikan karakter. serta terbiasa mewujudkan kebajikan da-
Hal itu dilakukan sejak pendidikan usia lam kehidupan sehari-hari. Jadi, melalui
dini melalui level pendidikan usia dini pencanangan gerakan pendidikan karakter
(PAUD), level pendidikan menengah, dan yang dilakukan pada puncak Hardiknas
juga pendidikan tinggi. Pendidikan karak- 2011, ingin dipertegas bahwa pendidikan
ter pun menjadi bagian dalam proses pen- karakter sangat penting, merupakan ke-
didikan formal yang diharapkan dapat butuhan mutlak dalam membangun per-
melengkapi kualitas lulusan menjadi tidak adaban yang utuh dan unggul, yaitu per-
hanya mampu dalam aspek kognitif, na- adaban yang didasarkan pada nilai-nilai

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 1, Februari 2012


71

keilmuan dan kemuliaan kepribadian. Kata PENDIDIKAN KARAKTER DALAM


kuncinya adalah karakter ibarat ”ruh” dari PEMBELAJARAN BAHASA BALI
manusia, jika karakternya tidak benar, pe- Maryani (2011:20) mengatakan bah-
rilakunya juga tidak benar. Terdapat tiga wa dalam perilaku bahasa pun kita punya
kelompok pendidikan karakter, yaitu (1) sejarah penting tentang kebangkitan karak-
pendidikan karakter yang menumbuhkan ter bangsa. Bagaimana para pemuda Indo-
kesadaran sebagai mahluk dan hamba nesia bersumpah untuk berbahasa yang
Tuhan Yang Maha Esa; (2) pendidikan satu pada tahun 1928, nilai-nilainya patut
karakter yang terkait dengan keimuan; dan dipakai sebagai landasan untuk bangkit
(3) pendidikan karakter yang menumbuh- memperbaiki bangsa ini.
kan rasa cinta dan bangga menjadi ma- Kecintaan anak-anak negeri ini ter-
syarakat/orang Indonesia. hadap bahasa Indonesia telah teracuni oleh
Dalam hal pendidikan karakter yang sikap xenofilia, yaitu kecenderungan peri-
terkait dengan keilmuan, metodologi dan laku, watak, atau karakter mengagungkan
materi pembelajaran yang merangsang tum- bahasa bangsa lain; tidak membanggakan
buhnya kepenasaran intelektual (ntelelec- bahasa sendiri. Contoh yang nyata, inter-
tual curiosity) harus lebih ditonjolkan untuk nasionalisasi standar pendidikan sering di-
membangun pola pikir, tradisi, dan budaya salahartikan sebagai penggantian bahasa
keilmuan yang memunculkan daya kreati- Indonesia dengan bahasa asing. Kecen-
vitas dan inovasi. Di sini, peran guru men- derungannya sangat kuat, yaitu bahasa
jadi sangat vital untuk mengelola bidang Indonesia lintas-kurikulum di sekolah-se-
ilmunya menjadi bahan konsumsi yang kolah tidak difungsikan secara baik dan
menarik dan secara sadar menyiratkan benar. Akibat penyakit xenofilia tersebut,
nilai-nilai karakter yang positif. Di sini pula pengajaran lintas-kurikulum berbasis ba-
guru harus mengerti bahwa pada setiap hasa asing dianggap lebih bergengsi dan
materi pembelajaran diupayakan ada ruang dijadikan alasan bagi sekolah untuk me-
untuk menyelipkan pendidikan karakter. narik biaya lebih besar. Dalam hal itu,
Yudhimulyanto (2011:15) mengata- sudah ada semacam euforia berbahasa asing
kan bahwa pendidikan karakter dapat ber- di sekolah-sekolah yang berlabel standar
kembang sangat kuat asalkan ditangani se- internasional dengan sikap merendahkan
cara teren cana dan berkesinambungan. bahasa sendiri.
Bentuknya dapat bervariasi. Pendidikan Dalam dunia kerja, juga terjadi hal
karakter untuk seorang pelajar harus di- yang serupa. Praktik berbahasa Indonesia
sesuaikan dengan peran dia sebagai pe- semakin tidak populer. Makin sedikit kepe-
lajar. Dia dapat ditanamkan kebiasaan- dulian para pelaku pasar tenaga kerja akan
kebiasaan yang baik dalam keseharian di pentingnya bahasa Indonesia sebagai
sekolah, di rumah tangga, dan di lingkung- sarana komunikasi kerja. Banyak tenaga
an masyarakat. Dia harus dapat menye- asing yang direkrut bekerja di Indonesia,
suaikan diri dengan lingkungan dan harus tetapi tidak pernah dituntut untuk me-
mampu menjaga etika kehidupan, bersikap menuhi kualifikasi kompetensi bahasa In-
sopan dan santun kepada teman dan para donesia. Sebaliknya, tenaga kerja pribumi
guru, serta memiliki rasa percaya diri yang yang dituntut berbahasa asing dengan
kuat bahwa dia adalah mahluk Tuhan dalih akan bekerja dengan orang asing.
yang tidak henti-hentinya untuk belajar.

Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Bali


72

Pemaparan Martyani di atas mem- modern. Tembang Bali tradisional meli-


bawa inspirasi tentang kondisi bahasa puti: (1) gegendingan (gending raré, gending
daerah Bali bagi masyarakat suku Bali. jangér, gending sangiang); (2) sekar macapat
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tek- atau sekar alit seperti pupuh-pupuh; (3) sekar
nologi serta globalisasi kehidupan telah ber- madia atau tembang tengahan seperti kidung;
dampak negatif terhadap kebanggaan para dan (4) sekar agung atau tembang gedé se-
generasi muda Bali dalam praktik ber- perti wirama. Selanjutnya, tembang Bali
bahasa daerah Bali. Di satu sisi, pemegang modern adalah lagu-lagu pop Bali.
kebijakan yang merasakan bahwa bahasa Sekar rare merupakan bagian dari ge-
Bali sebagai akar budaya Bali yang patut gendingan, yaitu jenis tembang Bali yang
dipelihara dan dipertahankan masih me- bahasanya sederhana dan diperuntukkan
miliki komitmen yang sangat kuat untuk bagi anak-anak usia dini sampai pada
membina dan melestarikan bahasa daerah tingkat sekolah dasar. Di sini dicontohkan
Bali. Hal ini terbukti dari keputusan pe- salah satunya yang berjudul ”Putri Ayu”.
meriuntah daerah menerapkan kurikulum Putri cening ayu, ngijeng cening jumah,
muatan lokal bahasa daerah Bali dari SD meme luas malu, ka peken mablanja,
sampai dengan SLTA. apang ada daarang nasi.
Amanah ini tentunya patut dijaga Meme tiang ngiring, ngijeng tiang jumah,
oleh para guru bahasa daerah Bali. Tidak sambilang mangempu, ajak tiang dadua
di mulihne dong gapgapin.
berlebihan bila dalam pencanangan pen-
Terjemahannya:
didikan yang berbasis karanter bangsa ini,
Putri cening ayu, diamlah nanda di
semua menggali nilai-nilai karakter bangsa
rumah,
yang tersirat di dalam materi pembelajaran
ibu pergi dahalu, ke pasar berbelanja,
bahasa Bali. Sudah tentu hal ini akan agar ada dimakankan nasi.
sangat berdampak potitif bagi kepentingan Ibu saya sanggup, saya menunggu di
pembinaan etika dan moral para generasi rumah,
muda kita di masa mendatang. Saya se- sambil mengasuh adik, saya berdua,
bagai praktisi bahasa Bali sekaligus aka- pulangnya, tolong bawakan oleh-oleh.
demisi yang menekuni pembelajaran ba-
hasa daerah Bali memiliki pandangan yang Di dalam dua bait teks lagu Bali
cukup baik bahwa sangat banyak nilai-nilai (tembang rare) ini, ada nilai karakter yang
karakter bangsa yang dapat digali dari ditanamkan oleh seorang ibu kepada anak-
materi pembelajaran Bahasa Bali. Namun, nya. Ibunya berpesan kepada sang anak
di dalam makalah ini hanya akan diungkap agar menunggu rumah karena akan di-
beberapa hal saja sebagai contoh yang ten- tinggal pergi ke pasar. Etika yang telah di-
tunya diharapkan menjadi inspirasi bagi tanamkan kepada anak-anak di Bali adalah
para guru pada setiap menyampaikan ma- tidak boleh melawan atau mengingkari
teri kepada anak didiknya dio sekolah perintah orang tua. Orang-orang yang be-
masing-masing. rani melanggar perintah orang tua, sering
melawan orang tua, membenci orang tua-
Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam nya, tidak setia atau tidak menghormati
Tembang Bali orang tua disebut alpaka guru rupaka dan
Pembelajaran tembang Bali meliputi dosanya sangat besar. Orang Bali mengata-
tembang Bali tradisional dan tembang Bali kan bahwa orang tua terutama si ibu ada-

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 1, Februari 2012


73

lah Dewa Sekala ’Dewa Nyata’ dalam ke- padalingsa dan tembang di dalmnya. Yang
hidupan ini. dimaksud padalingsa adalah jumlah baris
Pupuh Ginanti adalah salah satu dari dalam satu bait, jumlah suku kata pada
sepuluh pupuh dalam kesusastraan tem- masing-masing baris, dan suaru (vokal)
bang Bali tradisional. Pupuh-pupuh ini me- akhir masing-masing bait. Dengan sendiri-
rupakan bait-bait puisi yang disusun sesuai nya, tembang atau lagunya juga berbeda.
ketentuan pola atau struktur tembangnya Pupuh-pupuh Ginada juga merupakan bait-
masing-masing dan biasanya digunakan bait puisi yang biasa digunakan untuk
untuk membangun sebuah karya sastra membangun sebuah karya sastra puisi
puisi naratif yang disebut geguritan. Berikut naratif yang disebut geguritan. Berikut di-
disajikan satu bait Pupuh Ginanti yang sarat sajikan satu bait Pupuh Ginada yang banyak
dengan nilai pendidikan karakter untuk dikenal masyarakat Bali dan sarat dengan
para pelajar. pendidikan karakter.
Eda ngadén awak bisa,
Saking tuhu manah guru,
depang anaké ngadanin,
mituturin cening jani,
geginané buka nyampat,
kawruhane luir senjata,
anak sai tumbuh luhu,
ne dadi prabotang sai,
ilang luhu buké katah,
kaanggen ngaruruh merta,
yadin ririh,
saenun ceninge urip.
liu enu paplajahan.
Terjemahannya:
Terjemahan:
Dengan serius pikiran seorang guru,
Janganlah menganggap diri pintar,
menasihati nanda sekarang,
biarkanlah orang lain yang
pengetahuan itu bagaikan senjata,
menamai,kehidupan ini bagaikan orang
yang bisa dipat diperalat sehari-hari,
menyapu, akan sering tumbuh
dipakai mencari nafkah,
kotoran,habis sampah masih banyak
selagi ayat dikandung badan.
debu, walaupun pintar, masih banyak
yang perlu dipelajari.
Teks Pupuh Ginanti ini mengajarkan
kepada anak-anak bahwa pengetahuan itu Satu bait Pupuh Ginada ini memberi-
maha penting, bagaikan senjata dalam kan pendidikan karakter tentang tata kra-
hidup, yang dapat dipakai mencari nafkah. ma merendahkan diri, tidak boleh som-
Jika diandaikan, dia sebagai pancing, se- bong, tidak boleh merasa diri super dan
tiap hari pancing itu dapat dipakai mengail atau pintar, biarkanlah orang lain yang
atau menangkap ikan. Oleh karena itu, memberi merek. Artinya, penilaian orang
lagu ini mengajarkan semuanya rajin bela- lain akan lebih objektif daripada penilaian
jar agar nanti memiliki pengetahuan yang diri sendiri. Dalam hidup ini, kita tidak
cukup untuk bekal kehidupan. Orang yang boleh takabur karena hidup ini bagaikan
tidak memiliki ilmu pengetahuan tidak orang menyapu, setiap hari akan ada
ubahnya dengan orang buta. Dengan de- sampah yang patut disapu hingga bersih.
mikian, kebodohan adalah musuh manusia Jika sampah itu habis, tentu masih banyak
yang paling utama dan harus diperangi. debu yang juga patut dibersihkan. Artinya,
Tidak jauh berbeda dengan Pupuh sepintar apa pun seseorang, masih banyak
Ginanti, Pupuh Ginada juga salah satu dari yang patut dipelajari.
sepuluh pupuh dalam kesusastraan tem- Selanjutnya, Pupuh Sinom merupakan
bang Bali tradisional. Yang berbeda hanya jenis pupuh yang paling panjang, terdiri

Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Bali


74

atas 10 bait. Pupuh Sinom yang hampir ter- boleh meremehkan orang-orang yang tidak
dapat di berbagai geguritan di Bali memiliki mampu, walaupun pintar tidak boleh ter-
watak romantis yang dapat dipakai mem- lalu membanggakan diri dan juga tidak
berikan nasihat, dipakai berdialog dan se- sombong walaupun sudah tergolong orang-
bagainya. Hampir satiap geguritan yang orang terdidik.
menggunakan multipupuh memakai Pupuh Saat ini, salah satu lagu pop Bali yang
Sinom. Pupuh Sinom banyak digemari oleh terkenal yaitu ”Bungan Sandat”. Berikut ini
para pecinta tembang Bali karena memiliki disajikan kutipan lagu pop Bali tersebut.
banyak jenis irama (tembang). Pupuh Si-
nom juga banyak dipakai dalam pembe- Bunga Sandat
lajaran tembang Bali di sekolah-sekolah. Yen gumanti bajang, tan bina ya pucuk
nedeng kembang,
Berikut ini dikutip satu bait Pupuh Sinom
Di suba ya layu, tan ada ngarunguang
yang diambil dari Geguritan Tamtam yang
ngemasin makutang,
kebetulan mengandung nilai pendidikan Becik malaksana, eda gumanti dadi kembang
karakter. bintang,
Dabdabang déwa dabdabang, Mentik di rurunge, makejang mangempok
mungpung déwa kari alit, raris kaentungang,
malajah ningkahang awak, To i bungan sandat, salayu-layu layune miik,
dharma patuté gugonin, to ya nyandang tulad saurupe malaksana
eda pati iri ati, becik
duleg kapin anak lacur, Para truna-truni mangda saling asah asih
eda bonggan tekening awak, asuh,
laguté kaucap ririh, Manyama beraya pakukuhin rahayu
eda ndén sumbung, kapanggih.
mangunggulang awak bisa. Terjemahannya:
Kalau menjadi orang bujang, tak
Terjemahan:
obahnya bunga pucuk sedang mekar,
Hati-hatilah nak, hati-hatilah!
Kalau dia sudah layu, tak ada yang
berhubung nanda masih kecil,
memperhatikan dan terbuang.
belajarlah bertingkah laku,
Berbuatlah yang baik, janganlah menjadi
dharma kebenaran itulah yang
bunga kembang bintang,
dikukuhkan,
tumbuh di jalanan, semuanya memetik
jangan sering irihati,
lalu dibuang.
meremehkan orang miskin,
Itulah si bunga sandat, sampai layu dia
jangan terlalu membanggakan diri,
tetap harum,
walaupun disebut pintar,
itulah yang patut ditiru, semasa
janganlah sombong,
hidupnya berbuat baik
mengunggulkan diri pintar.
Para muda-mudi supaya saling asah,
asih, dan asuh,
Arti dan makna satu bait Pupuh
Kehidupan manyama beraya dikukuhkan,
Sinom ini ada kemiripan dengan Pupuh akan menemui keselamatan.
Ginada tadi. Di sini ditegaskan kembali
bahwa seorang anak harus memiliki etika Pesan karakter bangsa yang penting
pergaulan yang santun. Setiap saat hen- di dalam teks lagu pop Bali Bungan Sandat
daknya berhati-hati dalam berbicara dan ini adalah tata cara hidup menjadi remaja
bertindak, serta selalu mengkuhkan ajaran atau pemuda. Sedapat mungkin diserukan
dharma. Kita tidak boleh iri hati, tidak untuk meniru si bunga Sandat, bukan si

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 1, Februari 2012


75

bunga Kembang Bintang. Bunga Sandat itu Satua Men Siap Selem
selalu diminati banyak orang untuk ke- Ada koné katuturan satua Mén Siap Selem.
Ngelah koné ia panak pepitu. Ané paling cerika enu
butuhan menghiasi sesajen dan walaupun
koné ulagan. tusing ngelah bulu. Kacritayang jani,
sudah layu, baunya masih tetap harum.
Mén Siap Selem sedeng ngalih amahan di tengah
Sementara si kembang bintang adalah jenis alasé. Sagét ada angin nglinus tur ujan bales.
bunga yang tumbuh di pinggir jalan, tidak Sawiréh tusing nyidang mulih, Mén Siap Selem
pernah dipakai bahan sesajen, paling di- nginep di umahné Méng Kuuk.
petik oleh sembarang orang, lalu dibuang. Ditu Méng Kuuk ngéka daya apang sida
Di samping itu, ada petunjuk kepada ngamah panak-panakné Mén Siap Selem. Sasubané
para generasi muda untuk hidup saling nyaluk peteng, Mén Siap Selem ajaka panakné
nenem, suba makeber sakaukud. Enu I Ulagan
asah (saling berbagi pengetahuan dan
medem di sampingan batuné. Teka Méng Kuuk, jeg
pengalaman untuk kebaikan), saling asih
sépanan nyaplok batuné kadéna ento panak siap.
(saling menyayangi), dan saling asuh (me- Méng Kuuk ngeling sengi-sengi sawiréh giginé
numbuhkan sikap saling membantu atau pungak nyagrep batu.
tolong-menolong). Ditambahkan pula bah-
wa kalau ingin hidup selamat dan lebih se- Satua Men Siap Selem ini mengisah-
jahtera, hendaknya mengukuhkan kehi- kan dua tokoh yang berbeda karakter. Men
dupan manyama beraya (menjaga hubungan Siap Selem dikisahkan sebagai sosok indi-
baik dengan sanak saudara, keluarga besar, vidu yang berkarakter baik, sedangkan
dan masyarakat sekitarnya). Meng Kuuk sebagai tokoh jahat. Pada
akhirnya, Meng Kuuk yang berniat jahat
Nilai-nilai Pendi dikan Karakter dalam ingin memangsa semua anak Men Siap
Satua (Dongeng) Bali Selem mendapatkan malapetaka, giginya
Mungkin sama dengan daerah lain di rontok akibat menyergap batu yang dikira
Indonesia, di Bali cukup banyak terdapat anak-anak ayam. Jadi, satua ini bertema
cerita rakyat yang diajarkan secara turun- ajaran Karma Phala. Barang siapa berbuat
temurun tanpa diketahui siapa pengarang- baik akan memetik pahala yang baik, se-
nya. Cerita-cerita tersebut di Bali disebut mentara yang menanam kejahatan akan
dengan istilah satua. Satua pada dasarnya memetik buah karma yang tidak baik.
merupakan alat untuk mendidik perilaku Guru dapat memakai satua ini untuk men-
santun bagi anak-anak pada masa lampau. didikan anak-anak agar selalu berbuat ke-
Banyak kalangan yang mempercayai bah- bajikan dan tidak punya keinginan untuk
wa ketika dunia hiburan untuk anak-anak menyengsarakan orang lain.
tidak marak seperti sekarang, satua-satua
itu cukup ampuh untuk mentransfer nilai- Satua I Belog
nilai kehidupan. Ada katuturan anak cerik muani madan I
Di Bali cukup banyak satua yang Belog. Ia orahina ka peken meli bébék ané baat-baat
ban méménné. Dimulihné, ulung koné bébéké di
sampai saat ini masih digunakan sebagai
tlabahé. Tengkejut ia ningalin bébéké kambang. Ditu
salah satu materi pembelajaran bahasa
ia marasa uluk-uluka ban dagangé. Tigtiga bébéké
daerah Bali. Berikut ini disajikan contoh kanti makejang mati, laut ia mulih.
kandungan nilai karakter dalam satua Bali. Teked jumahné, méméné ané tengkejut
Perhatikan contoh berikut! sawiréh ia tusing ngaba bébék. I Belog nuturang
bébékné suba makejang mati katigtig, sawiréh ia suba
nagih bébék baat-baat, nanging baanga bénbék
puyung, kambang di tlabahé.

Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Bali


76

Méménné ngopak tur makaengan ngelah nilai pendidikan dan sekaligus pendidikan
pianak belog buka adané. Ento awanan cerik-ceriké karakter bangsa. Kata kunci tema cerita ini
tusing dadi males, jemetang malajah apang tusing
adalah kesetiaan atau kesanggupan murid
belog. Manut ajahan agama, belogé ento tuah musuhé
untuk mentaati sagala ajaran dan petuah
ané utama.
serta petunjuk dari para guru. Murid yang
taat akan perintah dan ajaran guru pasti
Satua I Belog ini dapat dicermati me-
akan menjadi murid yang sukses meng-
ngandung nilai-nilai pendidikan karakter
gapai cita-cita. Sang Arunika, Sang Abi-
bangsa yang pada hakikatnya memberikan
maniu dan Sang Weda adalah contoh sisia
petunjuk bahwa anak-anak harus menjadi
atau murid dari Bhagawan Domya yang
orang-orang pintar, tidak menjadi anak-
taat pada perintah gurunya, ketiganya mem-
anak yang bodoh seperti I Belog. Untuk
peroleh anugrah yang bermanfaat bagi ke-
menjadi orang yang pintar, tentunya harus
langsungan hidupnya.
selalu rajin belajar dan rajin bekerja mem-
bantu orang tua. Pendidikan karakter bang-
Karakter Bangsa dalam Paribasa Bali
sa menyasar perilaku yang selalu kreatif
Paribasa Bali merupakan jenis-jenis
dan inovatif, cerdas dalam menghadapi
ungkapan berbahasa Bali yang sengaja se-
problematika kehidupan. Sangat tidak baik
ring digunakan oleh penutur bahasa Bali
jika pada era ini kita menjadi orang-orang
dengan tujuan untuk menambah greget atau
yang bodoh atau menjadi orang yang buta
menambah manisnya penampilan sese-
aksara dan sama sekali tidak mengerti
orang dalam pembicaraannya. Jadi, dapat
persoalan kehidupan yang baik. Kuncinya
dikatakan materi pelajaran ini sering di-
adalah dengan berupaya selalu mengisi
pakai membumbui pembicaraan yang se-
diri dengan slogan tiada hari tanpa belajar.
dikit terselubung maknanya, tetapi cukup
Wiracarita Bhagawan Domya mudah dipahami. Jenis-jenis ungkapan ini
Kacarita wénten Sang Pandita, sané maparab cukup banyak tergolong wacana kearifan
Bhagawan Domya, sané madué sisia tigang diri: lokal yang dirasakan mengandung nilai-
Sang Utamanyu, Sang Arunika, miwah Sang Wéda. nilai sindiran, cemoohan, pujian, dan se-
Makatiga sisané punika kauji, napi ké sayuakti jenisnya sehingga dapat dirasakan mengan-
bhakti ring guru? Tata caran idané nguji utawi dung nuansa pendidikan karakter bangsa
mintonin.
yang patut diketahui oleh para guru. Jika
Sang Arunika kandikayang makarya nandur
pantun ring cariké. Sang Utamaniu kandikain
guru memahami dengan baik makna ung-
ngangonang lembu, Sang Weda makarya ring kapan-ungkapan tersebut, maka setiap saat
parantenan. Makatetiga sisiane punika sampun dapat dipakai untuk menyampaikan ajaran
kapaica kaweruhan mawinan ri kala ngamargiang etika dan moral demi kebaikan. Dari 16
swagina soang-soang nenten pisan dados ngidih jenis ungkapan paribasa Bali yang ada, di-
pitulung anake tiosan. contohkan 2 jenis untuk melihat nilai ka-
Kaceritayang makatetiga sisianidane prasida
rakter.
ngamargiang titah sang maraga guru antuk becik
Sasonggan adalah salah satu jenis
pisan, mawinan sami kaicenin panugrahan mangda
setata mangguhang kasukan sekala sidhi mantra, ungkapan tradisional Bali yang dipakai
sandi ngucap”. mengungkap keadaan atau tingkah laku
manusia dengan perbandingan binatang
Kisah kehidupan berguru pada ce- atau barang. Hal ini mirip dengan pepatah
rita Bhagawan Domya ini juga mengandung

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 1, Februari 2012


77

dalam bahasa Indonesia. Misalnya seperti lah yang menyebabkan dia tidak mem-
berikut. perhatikan atau tidak hormat terhadap
1) Payuk prungpung misi berem mertuanya. Perilaku tersebut tentu tidak
Tegesnyane, kabaosang ring anake sane sesuai dengan norma atau nilai luhur
rupanipun kaon, nanging daging manah budaya.
ipune utama pisan. 2) Buka naar krupuke gedenan kroakan
Jika seseorang memiliki wajah yang ’Bagaikan orang yang makan krupuk,
tidak cantik atau tidak tampan, maka hanya suaranya yang besar’. Dalam
dia akan menjadi orang yang terhormat bahasa Indonesia juga ada ’Air beriak
atau disegani bilamana perilakunya, isi tanda tak dalam’.
hatinya, dan pemikirannya selalu baik- Makna ungkapan ini mengandung pen-
baik. didikan karakter yang mengajarkan ti-
2) Sapuntul-puntulan besine, yen suba sangih dak baik jadi orang yang banyak ber-
pedas dadi mangan. bicara namun tidak terbukti dia memi-
Tegesipun, lamunapi ja belog/tambet anake, liki kemampuan atau kelebihan. Lebih
yening sampun jemet malajah, janten pacang baik sedikit bicara banyak bekerja dari-
dados anak dueg/wikan. pada banyak bicara namun tidak ber-
Makna atau kandungan pendidikan ka- buat apa-apa.
rakter sasonggan ini adalah mengajak
para siswa untuk selalu rajin belajar, ka- Selanjutnya, paribasa Bali yang ter-
rena jika rajin belajar, yang bodoh pun golong jenis sloka juga tidak jauh berbeda
akan menjadi pintar. Dan yang sudah dengan dua paribasa sebelumnya. Bedanya
pintar tentu bertambah pintar lagi. hanya dimukanya dibubuhi ucapan buka
slokane, kadi slokan jagate, atau buka slokan
Sesenggakan adalah salah satu jenis gumine, Perhatikan contoh berikut.
ungkapan tradisional Bali yang dipakai 1) Buka slokane, Suarga tumut papa mangsul
mengungkap keadaan manusia dengan Disebutkan dalam sloka ’Bahagia diam,
perbandingan binatang atau barang. Beda- menderita kembali’
nya dengan sasonggan terletak pada bentuk Sloka ini mengandung makna bahwa
(struktur) luarnya. Sesenggakan mengguna- ada orang yang ketika dia menggapai
kan atau diawali dengan kata buka, kadi, kebahagiaan, dia tidak hirau siapa-siapa
luir yang berarti bagaikan. Misalnya seperti (diam saja), tetapi ketika dia menemui
berikut. kesengsaraan, baru kemudian ribut
minta belas kasihan.
1) Buka sandate di teba, bungane alap, punyane 2) Buka slokane, Tusing ada lemete elung.
kiladin. Disebutkan dalam sloka ’Tidak ada
‘Bagaikan pohon sandat di teba (bela- yang lemas itu patah’
kang rumah), bunganya dipetik dan Di dalam sloka ini dapat dipetik petuah
pohonnya diolesi kotoran’ karakter bangsa yang dalam bahasa In-
Ada kalanya seorang laki-laki atau pe- donesia dikenal ”Mengalah demi me-
rempuan yang tidak bisa menghormati nang”. Jadi, seseorang yang santun, le-
mertua. Ketika dia sudah berhasil meng- mah lembut, tidak suka bersitegang,
ambil anak orang dijadikan istri/suami, mau mengakui kekurangan diri, pada
dia merasa bahwa pasangannya itu akhirnya akan mencapai keselamatan.
sudah mutlak menjadi miliknya. Hal itu- Jarang yang demikian menemui akibat

Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Bali


78

yang patal. Tidak jarang orang yang ’Ida Bagus Aji tidak akan jadi berbicara
bersikap kasar atau kaku, kurang mene- hari ini’.
rima atau mengakui kelebihan orang Bandingkan dengan
lain akan menemui jalan buntu. 2) Bapak Made tusing payu lakar ngraos
dinane jani. (Andap)
Pendidikan Karakter dalam Anggah-ung- ’Bapak Made tidakakan jadi berbicara
guhing Basa Bali hari ini’.
Berbicara bahasa Bali tidak sama Kalimat (1) tergolong jenis kalimat
dengan berbahasa Indonesia dan bahasa Asi (Alus Singgih). Kalimat tersebut diguna-
asing karena bahasa Bali memiliki sistem kan untuk menceritakan keadaan seorang
anggah-ungguhing basa Bali (tingkat-ting- Triwangsa (Ida Bagus Aji) yang dari segi
katan bicara bahasa Bali). Dalam berbicara, lapisan masyarakat tradisional disebut sang
orang Bali akan menempatkan diri sebagai singgih (golongan atas). Sementara kalimat
orang yang patut menghormati orang lain. (2) adalah kalimat Andap yang nilai rasanya
Siapa pun sedang berbiacara bahasa Bali biasa atau lepas hormat karena dipakai
wajib hukumnya untuk merendahkan diri membicarakan Bapak Made yang terlahir
dengan bahasa alus sor dan menghormati sebagai masyarakat golongan bawah (wang-
orang lain dengan bahasa alus singgih. sa Jaba).
Nilai-nilai pendidikan karakter bang- Walaupun demikian, perlu diingat
sa dengan jelas dapat disimak dalam pem- bahwa tidak selamanya Bapak Made men-
bicaraan bahasa Bali Alus. Bahasa Bali Alus dapat perlakuan seperti itu. Bagaimana
adalah tingkatan bicara bahasa Bali yang halnya jika Bapak Made berstatus seorang
menggunakan pilihan kata-kata basa alus pejabat fungsional dosen senior dan patut
dengan maksud untuk menghormati lawan dihormati? Seorang mahasiswa yang akan
bicara dan orang yang dibicarakan. Orang- datang ke rumah Pak Made dan meng-
orang yang dikenai kata-kata tingkatan alus gunakan bahasa Bali akan menggunakan
adalah orang yang berstatus sosial lebih kalimat-kalimat Alus Singgih. Walaupun
tinggi dari si pembicara. Lewat bahasa alus misalnya mahasiswa tersebut berasal dari
ini sesungguhnya masyarakat Bali sudah keturunan bangsawan (triwangsa). Misal-
terdidik perilakunya untuk menghormati nya seperti berikut.
orang yang patut dihormati. Jika dilihat 3) Ampura Pak Made, bapak wenten ring jero
nilai karakter bangsa di sini, sistem bicara mangkin, titiang jadi parek nunas tanda
bahasa Bali ini sekaligus berfungsi untuk tangan.
menuntun perilaku santun orang Bali. Kalimat (3) ini menandai bahwa sta-
Jika ada seorang keturunan orang ke- tus sosial Pak Made dari wangsa Jaba yang
banyakan (wangsa Jaba) membicarakan orang kemudian menjadi pejabat fungsional do-
lain yang keturunan Brahmana. Misalnya, sen menyebabkan mahasiswanya meng-
orang tersebut akan memilih kata-kata ba- ubah bahasa dari basa andap ke basa alus.
hasa Bali alus singgih untuk menyebut ke- Mahasiswa menyebut rumah Pak Made
adaan, milik, atau perilaku brahmana yang menjadi jero (Asi). Demikian seterusnya,
dibicarakan. Misalnya seperti berikut. nilai-nilai sosial dalam berbasa Bali ini
1) Ida Bagus Aji nenten jagi durus mabebao- dapat diangkat untuk memperkaya pen-
san rahinane mangkin. (Asi) didikan karakter.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 1, Februari 2012


79

PENUTUP aspek kebahasaan untuk penyempurnaan


Berdasarkan paparan di atas, dapat artikel ini.
disimpulkan bahwa pendidikan karakter
bangsa telah menjadi wacana nasional yang DAFTAR PUSTAKA
patut direvitalisasi bersama-sama untuk Dinas Pendidikan Provinsi Bali. 2006. Kuri-
dapat disosialisasikan pada setiap kesem- kulum Muatan Lokal Bahasa Daerah Bali
patan guna menjaga stabilitas bangsa, se- untuk SMA/SMK. Denpasar.
kaligus mencapai tujuan pembangunan
nasional. Hamad, Ibnu. 2011. ”Pendidikan Karak-
Aplikasi pendidikan karakter bangsa ter dan Kearifan Lokal” Majalah Dik-
tidak perlu melalui bidang studi khusus, nas. Kementerian Pendidikan Nasio-
melainkan dapat dilakukan oleh berbagai nal RI Jakarta.
elemen bangsa, baik melalui jalur pen-
Indriyanto, Bambang. 2011. ”Pembangun-
didikan formal maupun nonformal. Dalam
an Karakter Tugas Besar Sekolah dan
pendidikan formal semua guru hendaknya
Masyarakat”. Majalah Diknas. Kemen-
memiliki pengertian bahwa materi pembe-
terian Pendidikan Nasional RI Jakar-
lajarannya memang mengandung dan atau
ta.
memiliki peluang untuk disisipi pendidik-
an karakter bangsa. Kementerian Pendidikan Nasional RI. 2011.
Materi pembelajaran bahasa Bali yang Revitalisasi Pendidikan Karakter. Maja-
sangat kental dengan nilai-nilai budaya lah Diknas. Kementerian Pendidikan
Bali dan agama Hindu sangat banyak me- Nasional RI Jakarta.
ngandung nilai-nilai karakter bangsa. De-
ngan demikian, peran guru bahasa Bali Maryani, Yeyen. 2011. ”Bangkitkan Karak-
menjadi sangat strategis dalam penanaman ter Berbahasa Indonesia” Majalah Dik-
nilai-nilai pendidikan karakter. nas. Kementerian Pendidikan Nasio-
Memahami banyaknya peluang guru nal RI Jakarta.
bahasa Bali untuk menyampaikan pesan-
pesan pendidikan karakter melalui materi Naryana, Ida Bagus. Udara. 1983. Anggah-
pelajarannya, maka mau tidak mau para ungguhing Basa Bali dan Peranannya
guru harus sanggup meenggali dan mem- Sebagai Alat Komunikasi Bagi Masya-
bumbui materi pembelajarannya untuk di- rakat Suku Bali. Denpasar: Fak Sastra
jadikan media dalam pendidikan karekter. Universitas Udayana.
Penyusunan buku-buku pelajaran pun hen-
Nuh, Mohammad. 2011. ”Karakter Unggul
daknya selalu mempertimbangkan hal itu.
untuk Menggapai Kebangkitan Bang-
sa” Majalah Diknas. Kementerian Pen-
UCAPAN TERIMA KASIH
didikan Nasional RI Jakarta.
Terima kasih disampaikan kepada
dewan redaksi yang telah memberi ke- Simpen AB, 1980. Basita Parihasa. Denpasar.
sempatan untuk menuangkan gagasan me-
ngenai Pendidikan Karakter di jurnal ini. Sukemi. 2011. ”Mencanangkan Gerakan
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Pendidikan Karakter”. Majalah Dik-
redaktur ahli yang telah memberikan ma- nas. Kementerian Pendidikan Nasio-
sukan, catatan penting, dan pembenahan nal RI Jakarta.

Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Bali


80

Suyanto. 2011. ”Pendidikan Karakter di Yudhoyono, Soesilo Bambang. 2011. ”Mari


Sekolah Perlu Direvitalisasi”. Majalah Kita Kerja Keras Melalui jalur Pen-
Diknas. Kementerian Pendidikan Na- didikan” Majalah Diknas. Kementeri-
sional RI Jakarta. an Pendidikan Nasional RI Jakarta.

Yudhimulyanto, Taufik. 2011. ”Kembang-


kan Pendidikan Karakter yang Apli-
katif” Majalah Diknas. Kementerian
Pendidikan Nasional RI Jakarta.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 1, Februari 2012

Anda mungkin juga menyukai