Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ALAT PELINDUNG DIRI

PENGENDALIAN INFEKSI SILANG II

DOSEN PEMBIMBING :
Aryani Widayati, S.SiT., MPH

DISUSUN OLEH :
Yola Melanie Azzahra
P07125219003

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
2020/2021

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah dengan topik
“Alat Pelindung Diri” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu Aryani Widayati, S.SiT., MPH., pada mata kuliah Pengendalian Infeksi
Silang II. Dalam makalah ini mengulas tentang kaidah mencuci tangan, tujuan
mencuci tangan, jenis APD, urutan penggunaan APD, dan urutan pelepasan
APD.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu. Aryani Widayati, S.SiT.,


MPH., selaku dosen mata kuliah Pengendalian Infeksi Silang II yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya menyadari, tugas makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun saya nantikan
demi kesempurnaan tugas ini.

Yogyakarta, 07 Maret 2021

Penulis

2
Daftar Isi

Kata Pengantar.....................................................................................................2
Daftar Isi............................................................................................................... 3
Bab I..................................................................................................................... 4
Pendahuluan........................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................4
Bab II.................................................................................................................... 6
Pembahasan........................................................................................................ 6
2.1 Kaidah Mencuci Tangan.........................................................................6
2.2 Tujuan Mencuci Tangan.........................................................................7
2.3 Pengertian APD......................................................................................7
2.4 Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri...............................................................8
2.5 Urutan Penggunaan APD.....................................................................13
2.6 Urutan Pelepasan APD.........................................................................14
Bab III................................................................................................................. 15
Penutup.............................................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan...........................................................................................15
3.2 Saran....................................................................................................15
Daftar Pustaka....................................................................................................16

3
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia kecelakaan kerja merupakan salah satu masalah bagi
sebuah perusahaan. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian
materi namun timbulnya korban jiwa pekerja. Kehilangan sumber daya
manusia ini merupakan kerugian bagi perusahaan karena diperlukan waktu
untuk mencari atau mendidik sumber daya manusia yang sesuai
perusahaan. Kerugian yang langsung yang tampak dari timbulnya
kecelakaan kerja adalah biaya pengobatan dan kompensasi kecelakaan.
Sedangkan biaya tak langsung yang tidak tampak ialah kerusakan alat-alat
produksi, penataan manajemen keselamatan yang lebih baik, penghentian
alat produksi, dan hilangnya waktu kerja.
Oleh karena itulah diperlukan alat pelindung diri (APD) untuk mengurangi
risiko kecelakaan dalam pekerjaan terutama di industri. Alat pelindung diri
(APD) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk
melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya
potensi bahaya atau kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir
dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering)
dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik.
Ketersediaan APD yang diakui semakin berkurang, perlu diimbangi
dengan pemenuhan kebutuhan APD yang harus disesuaikan dengan standar
yang ada. Langkah-langkah strategis yang diambil secara gotong-royong
dibutuhkan agar kebutuhan APD dapat didistribusikan merata dan tercukupi.
Pembuatan Standar APD ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi
kepada tenaga kesehatan dan masyarakat umum dalam memenuhi
kebutuhan APD.
Tujuan dari penyusunan standar ini untuk menyamakan kualitas APD
sesuai standar internasional bagi masyarakat umum, tenaga kesehatan,
serta para produsen dan distributor. Standar ini dibuat berdasarkan hasil
identifikasi dan masukan oleh para tim pakar medis, serta disesuaikan
dengan Petunjuk Teknis Penggunaan APD dalam Menghadapi Wabah
COVID-19 dari Kementerian Kesehatan. Standar ini dapat diperbaharui
sesuai dengan perkembangan situasi terkini.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana kaidah mencuci tangan yang baik dan benar?
1.2.2 Apa tujuan dari mencuci tangan?
1.2.3 Apa pengertian Alat Pelindung Diri (APD) ?
1.2.4 Apa saja jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD)?
1.2.5 Bagaimana urutan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ?
1.2.6 Bagaimana urutan pelepasan Alat Pelindung Diri (APD) ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengendalian Infeksi Silang

4
1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami tentang kaidah mencuci tangan
yang baik dan benar
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami tentang tujuan mencuci tangan
1.3.4 Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian Alat Pelindung
Diri (APD)
1.3.5 Untuk mengetahui dan memahami tentang jenis-jenis Alat Pelindung
Diri (APD)
1.3.6 Untuk mengetahui dan memahami tentang urutan penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD)
1.3.7 Untuk mengetahui dan memahami tentang pelepasan Alat Pelindung
Diri (APD)

5
Bab II

Pembahasan

2.1 Kaidah Mencuci Tangan


Kebersihan Tangan adalah proses pembersihan kotoran dan
mikroorganisme pada tangan yang di dapat melalui kontak dengan pasien,
petugas kesehatan lain dan permukaan lingkungan (flora transien) dengan
menggunakan sabun atau antiseptik dibawah air mengalir atau
menggunakan hand rub berbasis alkohol. Berikut macam-macam
pembersihan tangan:
a) Pembersihan Tangan dengan Cairan Antiseptik (Handrub) adalah
Mencuci tangan dengan menggunakan cairan antiseptik yg berbahan
dasar alkohol gel di seluruh permukaan tangan untuk meminimalkan
pertumbuhan mikroorganisme tanpa menggunakan air dan handuk
(pada tangan yang bersih). Langkah-langkah Pembersihan Tangan
dengan sabun dan air ( Handwash ) sebagai berikut :
1. Buka perhiasan yang digunakan, basahi tangan dengan air
mengalir
2. Tuangkan sabun ke telapak tangan 3 – 5 cc
3. Ratakan dengan kedua telapak tangan
4. Gosok punggung dan sela-sela jari jari tangan kiri dengan tangan
kanan dan sebaliknya
5. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
6. Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci dan saling
digosokkan
7. Gosok ibu jari kiri dengan gerakan berputar dalam genggaman
tangan kanan dan lakukan sebaliknya
8. Gosok telapak tangan kiri dengan memutar ujung jari-jari kanan dan
sebaliknya
9. Bilas kedua tangan dengan air mengalir
10. Keringkan kedua tangan dengan tissue sekali pakai
11. Gunakan bekas tissue tersebut untuk menutup kran air
12. Sekarang tangan sudah aman ( Prosedur dilakukan 40 – 60 detik )

b) Pembersihan Tangan dengan Sabun Antiseptik/Cairan/Larutan dan Air


Mengalir (Handwash) adalah Mencuci tangan dengan air mengalir
dengan menggunakan sabun/cairan antiseptik yang bertujuan
membersihkan tangan dari transien mikroorganisme di tangan (pada
tangan yang kotor). Langkah–langkah Pembersihan Tangan dengan
Cairan Antiseptik ( Handrub ) sebagai berikut:
1. Tuangkan larutan antiseptik bebasis alkohol ke telapak tangan
sebanyak 3-5 cc
2. Gosok kedua telapak tangan hingga merata
3. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan
dan sebaliknya
4. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari

6
5. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci dan saling
digosokkan
6. Gosok ibu jari kiri dengan gerakan berputar dalam genggaman
tangan kanan dan lakukan sebaliknya
7. Gosok telapak tangan kiri dengan memutar ujung jari-jari kanan dan
sebaliknya
8. Sekarang tangan sudah aman ( Prosedur dilakukan 20 – 30 detik )

c) Pembersihan Tangan Bedah (Surgical Handwash) pada tindakan


operasi adalah :
 Proses menghilangkan atau menghancurkan mikroorganisme
transien dan mikroorganisme yang tinggal di lapisan kulit yang lebih
dalam serta di dalam folikel rambut yang tidak dapat di hilangkan
seluruhnya (flora residen).
 Membersihkan tangan dengan menggunakan sikat dan sabun di
bawah air mengalir dengan prosedur tertentu agar tangan dan
lengan bagian bawah bebas dari mikroorganisme. Langkah –
langkah

Cara Pembersihan Tangan Bedah ( Surgical Handwash ) sebagai


berikut:

1. Buka semua perhiasan yang digunakan, termasuk cincin, gelang


dan jam tangan
2. Basahi tangan dengan air mengalir.
3. Gunakan cairan antiseptic
4. Cuci tangan dan lengan bawah secara menyeluruh dan bilas
dengan air mengalir.
5. Gunakan sekali lagi cairan antiseptik, sebarkan ke seluruh
permukaan tangan dan lengan bawah
6. Mulai dengan tangan, gunakan pembersih kuku untuk
membersihkan daerah bawah kuku kedua tangan
7. Bersihkan kuku secara menyeluruh, kemudian jari- jari, sela-sela
jari, telapak tangan dan punggung tangan
8. Cuci tiap jari seakan – akan mempunyai empat sisi
9. Berikutnya scrub daerah pergelangan tangan pada tiap tangan
10. Setelah seluruh pergelangan tangan telah di scrub, bagian lengan
bawah juga di scrub, pastikan gerakan dari bawah lengan menuju
siku
11. Ulangi pada lengan satunya, dari lengan bawah menuju siku
12. Bilas tangan dan lengan bawah secara menyeluruh, pastikan
tangan di tahan lebih tinggi dari siku
13. Biarkan sisa air menetes melalui siku
14. Keringkan dengan handuk steril
15. Sekarang tangan sudah aman ( Prosedur dilakukan 2 – 5 menit )

2.2 Tujuan Mencuci Tangan


Tujuan mencuci tangan diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Meminimalkan atau menghilangkan mikroorganisme.
b) Mencegah tansmisi mikroorganisme dari petugas ke pasien dari pasien
ke petugas, dari pasien ke pasien serta lingkungan sekitar pasien.
c) Tindakan utama untuk pencegahan dan pengendalian infeksi.

7
2.3 Pengertian APD
Alat pelindung diri adalah alat-alat yang mampu memberikan
perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Suma’mur, 1991). Atau
bisa juga disebut alat kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya. APD dipakai sebagai upaya terakhir
dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa
(engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun
pemakaian APD bukanlah pengganti dari usaha tersebut, namun sebagai
usaha akhir.
Alat pelindung diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya-
bahaya kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih
secara hati-hati agar dapat memenuhi beberapa ketentuan yang
diperlukan. Menurut ketentuan Balai Himpunan Pekerja Kesehatan, syarat-
syarat alat pelindung diri adalah:
 APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya
yang spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
 Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak
menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.
 Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
 Bentuknya harus cukup menarik.
 Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama.
 Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya
yang dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena
salah dalam menggunakannya.
 Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
 Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris
pemakainya.
 Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah
pemeliharaannya.

2.4 Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri


Rancangan APD dibuat khusus untuk membatasi gerak partikel ataupun
virus ke tubuh orang lain. Sebagai penghalang, alat ini memang harus
sangat baik. Dan jenisnya cukup banyak. Diantaranya adalah sebagai
berikut :
a. Penutup Kepala
Salah satu dari jenis jenis APD yang penting dikenakan ialah
penutup kepala. Alat ini sifatnya hanya sekali pakai. Jadinya, peralatan
ini harus diperbarui setiap harinya.
Fungsi dari peralatan ini tidak lain untuk menghalangi area kepala
dari kontak dengan percikan air yang terkontaminasi dengan virus.
Kualitasnya harus bagus, setidaknya mampu menahan cairan serta
tidak mudah robek.
Semua petugas kesehatan harus mengenakan penutup kepala yang
menutupi kepala dan leher, dimana penutup kepala disarankan agar
terpisah dari gaun, sehingga dapat dilepas secara terpisah.sambil
memberikan perawatan klinis bagi pasien dengan penyakit COVID19
untuk mencegah paparan virus.
Tujuan dari penutup kepala adalah untuk melindungi kulit kepala
dan leher serta rambut dari kontaminasi virus dan kemungkinan

8
penularan tidak dikenal berikutnya ke mukosa mata, hidung atau mulut.
Rambut dan ekstensi rambut harus pas di dalam penutup kepala.
Spesifikasi dari penutup kepala:
 Sekali pakai (single use)
 Tahan cairan (fluid resistant)
 Dapat disesuaikan dan tidak mudah bergerak setelah disesuaikan
(adjustable and immovable once adjusted)
 Terdapat bagian terbuka (bagian wajah) yang tidak elastis. Selain
menutupi wajah, panjang bagian ini adalah mencapai bagian atas
gaun (facial opening constructed without elastic, reaching the upper
part of the gown or coverall).
Terdapat 2 jenis head cap yaitu
a) Skull Cap

b) Bouffant Cap.

Meskipun terdapat 2 jenis head cap, tidak ada perbedaan signifikan


dalam pencegahan resiko infeksi (SSI) pada lokasi pembedahan
setelah prosedur selesai.

b. Masker
Penggunaan masker yang ditujukan oleh masyarakat maupun
tenaga medis memiliki jenis dan standar yang berbeda-beda. Masker
yang digunakan perlu disesuaikan dengan tingkat intensitas kegiatan
tertentu. Berikut merupakan tipe dan klasifikasi masker yang perlu
diketahui perbedaannya:
Tipe-tipe Masker
1) Masker Kain
Masker kain dapat digunakan untuk mencegah penularan dan
mengantisipasi kelangkaan masker yang terjadi. Efektivitas
penyaringan pada masker kain meningkat seiring dengan jumlah
lapisan dan kerapatan tenun kain yang dipakai. Masker kain perlu
dicuci dan dapat dipakai berkali-kali. Bahan yang digunakan untuk
masker kain berupa bahan kain katun, scarf, dan sebagainya.
Penggunaan masker kain dapat digunakan untuk:
a) Bagi masyarakat sehat Digunakan ketika berada di tempat
umum dan fasilitas lainnya dengan tetap menjaga jarak 1-2
meter. Namun, jika masyarakat memiliki kegiatan yang
tergolong berbahaya (misalnya, penanganan jenazah COVID-

9
19, dan sebagainya) maka tidak disarankan menggunakan
masker kain.
b) Bagi tenaga medis Masker kain tidak direkomendasikan
sebagai APD (Alat Pelindung Diri) untuk tingkat keparahan
tinggi karena sekitar 40-90% partikel dapat menembus masker
kain bagi tenaga medis. Masker kain digunakan sebagai opsi
terakhir jika masker bedah atau masker N95 tidak tersedia.
Sehingga, masker kain idealnya perlu dikombinasikan dengan
pelindung wajah yang menutupi seluruh bagian depan dan sisi
wajah.
2) Masker Bedah 3 Ply (Surgical Mask 3 Ply)
Masker Bedah memiliki 3 lapisan (layers) yaitu lapisan luar kain
tanpa anyaman kedap air, lapisan dalam yang merupakan lapisan
filter densitas tinggi dan lapisan dalam yang menempel langsung
dengan kulit yang berfungsi sebagai penyerap cairan berukuran
besar yang keluar dari pemakai ketika batuk maupun bersin.

Karena memiliki lapisan filter ini, masker bedah efektif untuk


menyaring droplet yang keluar dari pemakai ketika batuk atau
bersin, namun bukan merupakan barier proteksi pernapasan
karena tidak bisa melindungi pemakai dari terhirupnya partikel
airborne yang lebih kecil. Dengan begitu, masker ini
direkomendasikan untuk masyarakat yang menunjukan gejala-
gejala flu atau influenza (batuk, bersinbersin, hidung berair,
demam, nyeri tenggorokan) dan untuk tenaga medis di fasilitas
layanan kesehatan.
3) Masker N95 (atau ekuivalen)
Masker N95 adalah masker yang lazim dibicarakan dan
merupakan kelompok masker Filtering Facepiece Respirator (FFR)
sekali pakai (disposable). Kelompok jenis masker ini memiliki
kelebihan tidak hanya melindungi pemakai dari paparan cairan
dengan ukuran droplet, tapi juga hingga cairan berukuran aerosol.
Masker jenis ini pun memiliki face seal fit yang ketat sehingga
mendukung pemakai terhindar dari paparan aerosol asalkan seal fit
dipastikan terpasang dengan benar.
Masker Filtering Facepiece Respirator (FFR) yang ekuivalen
dengan N95 yaitu FFP2 (EN 149- 2001, Eropa), KN95 (GB2626-
2006, Cina), P2 (AS/NZA 1716:2012, Australia/New Zealand),
KF94 (KMOEL-2017-64, Korea), DS (JMHLW-Notification
214,2018, Jepang). Kelompok masker ini direkomendasikan
terutama untuk tenaga kesehatan yang harus kontak erat secara
langsung menangani kasus dengan tingkat infeksius yang tinggi.
Idealnya masker N95 tidak untuk digunakan kembali, namun
dengan stok N95 yang sedikit, dapat dipakai ulang dengan catatan

10
semakin sering dipakai ulang, kemampuan filtrasi akan menurun.
Jika akan menggunakanmetode pemakaian kembali, masker N95
perlu dilapisi masker bedah pada bagian luarnya.
Masker kemudian dapat dilepaskan tanpa menyentuh bagian
dalam (sisi yang menempel pada kulit) dan disimpan selama 3-4
hari dalam kantung kertas sebelum dapat dipakai kembali. Masker
setingkat N95 yang sesuai dengan standar WHO dan dilapisi oleh
masker bedah dapat digunakan selama 8 jam dan dapat dibuka
dan ditutup sebanyak 5 kali. Masker tidak dapat digunakan kembali
jika pengguna masker N95 sudah melakukan tindakan yang
menimbulkan aerosol.
4) Reusable Facepiece Respirator
Tipe masker ini memiliki keefektifan filter lebih tinggi dibanding
N95 meskipun tergantung filter yang digunakan. Karena memiliki
kemampuan filter lebih tinggi dibanding N95, tipe masker ini dapat
juga menyaring hingga bentuk gas. Tipe masker ini
direkomendasikan dan lazim digunakan untuk pekerjaan
yangmemiliki resiko tinggi terpapar gas-gas berbahaya. Tipe
masker ini dapat digunakan berkalikali selama face seal tidak rusak
dan harus dibersihkan dengan disinfektan secara benar sebelum
digunakan kembali.

c. Pelindung Mata dan Wajah


Pelindung mata (eye protector) adalah salah satu jenis alat
perlindungan diri (APD) yang diperlukan untuk melindungi mata dari
paparan bahan kimia berbahaya, percikan darah dan cairan tubuh, uap
panas, sinar UV maupun pecahan kaca.
Terdapat beberapa jenis pelindung mata yaitu Goggle, Face
shield, kacamata pelindung (safety glass), dan respirator seluruh muka
(Full-face respirators). Secara umum, pelindung mata berupa goggle
yang baik idealnya harus memiliki fitur berupa ventilasi indirek, bahan
yang jernih, tahan gores, seal yang baik, anti kabut dan tali yang dapat
disesuaikan, sedangkan face shield (pelindung wajah) yang baik
idealnya harus memiliki fitur berupa bahan yang jernih, anti kabut,
menutupi seluruh bagian dan sisi wajah dan tali yang dapat
disesuaikan.

d. Gown (Gaun Medis)


Sama halnya dengan pelindung wajah dan mata, perlindungan
keseluruhan tubuh juga sangat diperlukan. Penggunannya ditujukan
untuk menutupi area lengan dan tubuh ketika melakukan penanganan
terhadap pasien.
Mengenai gaunnya sendiri ini dibuat sebaik mungkin. Salah satunya
dilapisi dengan semacam apron yang tahan terhadap disinfektan. Selain
itu, gaun ini tidak mudah robek.

11
Mengacu pada Petunjuk Teknis Penggunaan APD Kementerian
Kesehatan, maka penggunaan coverall diutamakan sebagai perluasan
area perlindungan petugas dalam masa wabah COVID-19. Bahan gaun
yang digunakan kembali (reusable) terbuat dari polyester atau kain
katunpolyester. Gaun yang terbuat dari kain ini dapat dicuci dengan
aman sesuai prosedur rutin dan digunakan kembali. Prosedur
pencucian yang direkomendasikan adalah pencucian dilakukan
menggunakan desinfektan klorin konsentrasi 1:99 pada suhu 57,2°C –
71°C selama minimal 25 menit. Perawatan harus diambil untuk
memastikan bahwa tenaga medis tidak menyentuh permukaan luar
gaun selama perawatan.

e. Sarung Tangan
Dalam penanganannya, petugas medis pastinya akan sering
menggunakan tangannya. Seringnya menggunakan tangan
memungkinkan tangan akan bersinggungan dengan air liur yang
bercampur dengan virus.
Sebagai langkah antisipasi untuk menghindari penyebarannya ke
dalam tubuh, petugas medis akan mengenakan sarung tangan. Bahan
terbaik untuk sarung tangan ini terbuat dari lateks ataupun karet.

f. Sepatu Pelindung
Jenis jenis APD yang terakhir ialah sepatu pelindung. Sepatu yang
terbaik harus bisa melindungi seluruh area kaki. Mulai dari ujung kaki
sampai betis. Bahannya juga harus tahan terhadap cairan. Biasanya,
bahan untuk sepatu medis ini terbuat dari karet. Atau jika memang
dibuat dari kain, bahan ini tetap bisa mencegah cairan masuk ke area
kaki petugas.
Seluruh petugas kesehatan harus mengenakan sepatu bot (boots)
tahan air berbahan karet (rubber atau gum boots).

Penggunaan sepatu bot karet:


 Memberikan perlindungan optimal ketika lantai basah
 Melindungi dari cedera benda tajam di ruang perawatan atau
operasi
 Mudah dibersikan dan disinfektan

Spesifikasi teknis:
 Nonslip, memiliki sol PVC yang sepenuhnya tersegel
 Berukuran lebih tinggi dari tepi bawah gaun
 Warna terang dapat mendeteksi kemungkinan kontaminasi
 Terdapat berbagai ukuran untuk meningkatkan kenyamanan dan
menghindari trauma pada kaki

Catatan:
 Jika sepatu bot karet tidak tersedia, petugas kesehatan harus
mengenakan sepatu tertutup (slip-on tanpa tali sepatu dan
sepenuhnya menutupi dorsum kaki dan pergelangan kaki).

12
 Penutup sepatu, nonslip dan lebih disukai kedap air, idealnya harus
digunakan di atas sepatu tertutup untuk memfasilitasi
dekontaminasi.
 Sepatu bot dapat digunakan sampai akhir kerja atau shift

13
2.5 Urutan Penggunaan APD
Berikut langkah-langkah memakai alat pelindung diri yang benar :

a) Pakai terlebih dahulu baju dan sepatu kerja khusus


b) Cuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer
c) Pakai topi bedah sekali pakai
d) Pakai masker pelindung medis (N95)
e) Pakai sarung tangan dalam
f) Pakai kacamata pelindung
g) Pakai sarung tangan karet sekali pakai
h) Pemakaian selesai

2.6 Urutan Pelepasan APD


Berikut langkah-langkah memakai alat pelindung diri yang benar :
a) Ganti sarung tangan
b) Lepaskan pakaian pelindung
c) Lepaskan kacamara pelindung
d) Lepaskan masker
e) Lepaskan topi
f) Lepaskan sarung tangan
g) Pelepasan selesai

Catatan: cuci tangan setiap melepas perlengkapan demi perlengkapan

14
Bab III

Penutup

3.1 Kesimpulan
Kebersihan Tangan adalah proses pembersihan kotoran dan
mikroorganisme pada tangan yang di dapat melalui kontak dengan pasien,
petugas kesehatan lain dan permukaan lingkungan (flora transien) dengan
menggunakan sabun atau antiseptik dibawah air mengalir atau
menggunakan hand rub berbasis alkohol.
Alat pelindung diri adalah alat-alat yang mampu memberikan
perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan atau bisa juga disebut
alat kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
sekelilingnya. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi
tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak
dapat dilakukan dengan baik. Namun pemakaian APD bukanlah pengganti
dari usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.
Rancangan APD dibuat khusus untuk membatasi gerak partikel ataupun
virus ke tubuh orang lain. Sebagai penghalang, alat ini memang harus
sangat baik. Dan jenisnya cukup banyak, diantaranya adalah pelindung
kepala, masker, pelindung mata dan wajah, gown (gaun medis), sarung
tangan, dan pelindung kaki.

3.2 Saran
Setelah memakai alat pelindung diri (APD) sebaiknya APD langsung
dipisahkan dengan pakaian lainnya, kemudian operator langsung ganti
pakaian yang bersih. Hal ini dikarenakan untuk mengurangi resiko
terjadinya penularan penyakit.

15
Daftar Pustaka

https://www.ilmulengkap.xyz/2020/04/makalah-alat-pelindung-diri-apd.html

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Standar%20APD%20Rev.%203%20Satgas
%20Covid%2019.pdf

https://www.academia.edu/10223430/SPO_CUCI_TANGAN

https://covid19.go.id/storage/app/media/Protokol/standar-apd-untuk-penanganan-
covid-19-di-indonesia-revisi-2.pdf

https://badanmutu.or.id/2020/05/15/standar-apd-untuk-penanganan-covid-19-di-
indonesia-revisi-ke-2/

https://www.karyaone.co.id/blog/jenis-jenis-apd/

http://www.inaheart.org/news_and_events/news/2020/3/26/
apd_level_1_2_dan_3

https://www.bola.com/ragam/read/4214435/langkah-tepat-memakai-dan-
melepas-alat-pelindung-diri-apd

16

Anda mungkin juga menyukai