Studi Kasus Farmasetika Dasar
Studi Kasus Farmasetika Dasar
NIM : 10720043
STUDI KASUS
FA 2131 Farmasetika Dasar
Semester I – 2021/2022
TUGAS 1
Dokter Azizah
Jalan Setrasari No. 5 Bandung
SIP: 501/Kanwil/2020
25/11/21
Rx
Acetaminophen 75 mg/5 mL
Aquades ad 60 ml
M.ft. syrup
Sig: 2 cth. q 8 h
Pro: Florencia
Umur: 2 tahun
BB: 10 kg
Data Acetaminophen:
Kelarutan: Larut dalam air mendidih, mudah larut dalam etanol
Tuliskan preformulasi bahan aktif dan eksipien serta prosedur pembuatan resep di atas!
Analisis rasionalitas dari resep di atas!
Jawaban Tugas 1:
Preformulasi
Bahan Pemerian Kelarutan Kegunaan dalam Rx
Serbuk hablur; putih; Larut dalam air mendidih;
Acetaminophen tidak berbau; rasa sedikit mudah larut dalam etanol Antireptik (Analgesik)
pahit
(FI, Edisi VI, tahun 2020, (Martindale, 36 edition,
th
(Martindale, 28 edition,
th
tahun 2009, halaman
tahun 1982, halaman 427) 1471)
Cairan jernih, tidak -
Aquades berwarna, tidak berbau Pelarut
(FI, Edisi VI, tahun 2020, (HOPE, sixth edition,
halaman 69-70) tahun 2009, halaman 766)
Penimbangan
Nama Zat Jumlah dalam Rx/Formula Jumlah yang dibutuhkan
Acetaminophen
75mg/5mL (75mg/5mL) x 60mL = 450mg
CMC Na
1% 1% x 60mL = 0,6g=600mg
Strawberry flavor
qs 2 tetes
(maltol)
Cara Pembuatan:
1. Dipersiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Dipastikan botol tidak bocor, dilakukan kalibrasi botol dengan menuangkan air keran
sejumlah 60mL ke botol, botol ditandai batas kalibrasi dengan spidol bukan permanen, buang air
yang dipakai untuk kalibrasi di wastafel, bilas wadah dengan aquades sebanyak 2 kali di
wastafel.
3. Timbangan disetarakan, dipastikan jarum tepat di posisi tengah, jika belum ditengah dapat
diatur dengan memutar sekrup, ditaruh kertas perkamen yang telah dilipat ke piring timbangan
kanan dan kiri.
4. CMC Na ditimbang 600 mg dengan timbangan miligram, panaskan air 10mL tuangkan pada
mortar, dilakukan pengembangan dengan CMC Na ditaburkan di permukaan air secara merata,
tunggu sampai CMC Na terbasahi.
5. Sambil menunggu CMC Na terbasahi, ayak acetaminophen, lalu ditimbang acetaminophen
450mg, masukkan ke mortar lain, gerus perlahan dengan arah masuk ke dalam tubuh.
6. Gliserin ditimbang 3g dengan timbangan miligram, encerkan gliserin dengan 5mL aquades,
setelah encer tuangkan ke mortar berisi acetaminophen, tambahkan akuades 5mL ke mortar,
aduk campuran di mortar hingga tidak ada gruntul (butiran serbuk).
7. Pada mortar berisi CMC Na yang sudah dikembangkan, gerus agak kuat hingga terbentuk
musilago jernih, musilago dituangkan ke mortar berisi zat aktif, lalu gerus, tambahkan aquades 3
mL, lalu aduk dan gerus hingga homogen.
8. Tuangkan campuran ke botol yang sudah dikalibrasi, pemindahan dilakukan dengan
memasukkan batang pengaduk kemudian dialirkan melalui batang pengaduk lurus hingga sampai
ke botol, mortar dibilas dengan akuades 2 kali, masing-masing pembilasan 1mL, air bilasan
dimasukkan ke botol.
9. Panaskan 15 mL air dalam beaker glass diatas penangas air untuk pembuatan sirupus
simpleks.
10. Timbang 10,05 gram sukrosa menggunakan timbangan gram dan masukkan kedalam air
mendidih. Aduk terus sampai terbentuk cairan kental jernih kekuningan.
11. Biarkan sirupus simpleks dingin. Ukur sebanyak 12 mL dalam gelas ukur kemudian
masukkan kedalam botol. Bilas gelas ukur sebanyak 3 kali dengan 1 mL air. Air bilasan
dimasukkan kedalam botol.
12. Sorbitol ditimbang 9 g dengan timbangan miligram, larutkan sorbitol dalam 9 mL air di
beaker glass, masukkan kedalam botol, bilas gelas 2 kali dengan 1 mL air. Air bilasan masukkan
kedalam botol.
13. Na Benzoat ditimbang 0,06g dengan timbangan miligram dan dilarutkan dalam 3 mL air
dalam gelas beaker, masukkan dalam botol, gelas ukur dibilas dengan akuades 2 kali, masing-
masing 1mL, air bilasan dimasukkan ke botol
14. Strawberry flavor (Maltol) ditambahkan sebanyak 2 tetes ke botol
15. Pewarna merah (Eritrosin) ditambahkan sebanyak 2 tetes ke botol
16. Ditambahi aquades sampai batas kalibrasi
17. Botol ditutup kemudian dihomogenkan dengan dikocok, periksa apakah ada kebocoran
dengan dimiring-miringkan, tanda kalibrasi dihapus
18. Botol dipasang etiket.
Analisis Rasionalitas
· Aspek farmakologi
Pasien dari resep ini berumur 2 tahun sehingga dosis lazim perharinya sejumlah 200-400 mg per
hari. Dosis pada resep sejumlah 450 mg per hari yang berarti telah melewati batas dosis lazim per
hari. Maka dari itu, secara farmakologi resep ini tidak rasional.
· Aspek farmasetika
Resep ini ditujukan untuk anak berusia 2 tahun sehingga sediaan obat lebih baik tidak dibuat
dalam bentuk tablet karena pasien umur 2 tahun masih mengalami kesulitan untuk menelan tablet,
oleh karena itu sediaan obat dibuat dalam bentuk cairan. Namun dikarenakan acetaminophen
larutnya dalam air mendidih dan ketika airnya sudah menjadi dingin atau disimpan dalam kondisi
tidak mendidih, zat aktifnya tidak lagi larut dan bisa mengkristal. Solusi atas permasalahan ini
yaitu sediaan obat dapat dibuat dalam bentuk suspensi yang diperlukan penambahan suspending
agent atau dibuat dalam bentuk eliksir dengan penambahan etanol maksimal 10%. Dalam resep
ini, sediaan obat dibuat dalam bentuk suspensi.
TUGAS 2
Dokter Eskarani
Jalan Kenangan No. 1001 Bandung
SIP: 1945/kanwil/2020
Rx
Tuliskan preformulasi bahan aktif dan eksipien serta prosedur pembuatan resep di atas!
Analisis rasionalitas dari resep di atas!
Jawaban Tugas 2:
Preformulasi
Boric acid Tidak berbau, tidak berwarna, Larut dalam air Dapar
sisik berkilau seperti mutiara, dan alkohol; mudah
( Martindle : 2268 ) atau kristal, atau bubuk putih, larut dalam air (HOPE 6th : 68)
sedikit tidak halus saat mendidih
disentuh.
Sodium Borat Putih, kristal keras, butiran, 1:1 dalam air Dapar
atau bubuk kristal; Tidak mendidih, 1:16
(HOPE 6th : 633) berbau dan berpendar. dalam air, praktis (HOPE 6th : 633)
tidak larut dalam
etanol (95%) dan
etanol (99,5%)
Sodium Hablur putih atau hablur putih Mudah larut dalam Antioksidan
metabisulfite kekuningan, berbau belerang air, sukar larut
dioksida. dalam etanol (HOPE 6th : 654)
(FI VI : 1233)
Polyvinyl alcohol Tidak berbau, berwarna putih Larut dalam air; Peningkat
hingga krem, bubuk granular sedikit larut dalam viskositas
(HOPE 6th : 564) etanol (95%)
(HOPE 6th : 564)
Penimbangan
Aqua pro injection Ad 100% 10mL + 2mL (volume filtrat pertama yang
dibuang) = 12mL
= (W1 x E1 + W2 x E2 + W3 x E3 + W4 x E4 + W5 x E5 + W6 x E6)
= (0.005x0.28 + 0.001x0.16 + 0.015x0.5 + 0.005x0.42 + 0.01x0.67 + 0.025x0.02) = 0.01836
Selisih NaCl yang belum terpenuhi = 0.108g - 0.01836 = 0.08964g NaCl = 89.64mg NaCl
Cara Pembuatan:
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Timbangan disetarakan, pastikan jarum tepat di posisi tengah, jika belum di tengah dapat
diatur dengan memutar sekrup, ditaruh kertas perkamen yang telah dilipat ke piring
tambahan kanan dan kiri
3. Wadah obat diperiksa lalu dikalibrasi dengan air keran sebanyak 10 mL dan diberi tanda
dengan spidol
4. Air keran dibuang ke wastafel lalu wadah dibilas dengan akuades sebanyak 2 kali masing-
masing 0.5 mL
5. Dikembangkan polyvinyl alcohol 50mg dalam air 1.5 mL, lalu panaskan hingga suhu 90
derajat celcius, aduk dengan batang pengaduk, tunggu hingga dingin, lalu ukur 0.75 mL
dan masukkan ke botol, gelas ukur dibilas dengan air 2 kali, masing-masing pembilasan
0.5 mL, air bilasan dimasukkan ke botol.
6. Ditimbang Tetrahidrozolin HCl 50mg dan larutkan dalam 0.175 mL air pada gelas ukur,
lalu ukur sebanyak 0.0175 mL, dituang ke botol, gelas ukur dibilas dengan air 2 kali,
masing-masing pembilasan 0.5 mL, air bilasan dimasukkan ke botol.
7. Ditimbang Benzalkonium Chloride 50mg dan larutkan dalam 0.0495 mL air pada gelas
ukur, lalu ukur sebanyak 0.0009 mL, dituang ke botol, gelas ukur dibilas dengan air 2 kali,
masing-masing pembilasan 0.5 mL, air bilasan dimasukkan ke botol.
8. Ditimbang Boric acid 15mg dan larutkan dalam 0.15 mL air pada gelas ukur, lalu dituang
ke botol, gelas ukur dibilas dengan air 2 kali, masing-masing pembilasan 0.5 mL, air
bilasan dimasukkan ke botol.
9. Ditimbang Sodium Borat 50mg dan larutkan dalam 0.8 mL air pada gelas ukur, lalu ukur
sebanyak 0.08 mL, dituang ke botol, gelas ukur dibilas dengan air 2 kali, masing-masing
pembilasan 0.5 mL, air bilasan dimasukkan ke botol.
10. Ditimbang Sodium metabisulfite 50mg dan larutkan dalam 0.095 mL air pada gelas ukur,
lalu ukur sebanyak 0.02 mL, dituang ke botol, gelas ukur dibilas dengan air 2 kali, masing-
masing pembilasan 0.5 mL, air bilasan dimasukkan ke botol.
11. Ditimbang NaCl 89.64mg dan larutkan dalam 0.9 mL air pada gelas ukur, lalu dituang ke
botol, gelas ukur dibilas dengan air 2 kali, masing-masing pembilasan 0.5 mL, air bilasan
dimasukkan ke botol.
12. Ditimbang Polyvinyl alcohol 50mg dan larutkan dalam 1.5 mL air pada gelas ukur, lalu
ukur sebanyak 0.75 mL, dituang ke botol, gelas ukur dibilas dengan air 2 kali, masing-
masing pembilasan 0.5 mL, air bilasan dimasukkan ke botol.
13. Campuran difiltrasi secara bertahap menggunakan membran filter 0.45 mikrometer ke
dalam botol
14. Filtrat pertama dibuang
15. Kemudian, campuran tersebut difiltrasi lagi menggunakan membran filter 0.22 mikrometer
ke dalam botol
16. Tanda kalibrasi dihapus
17. Botol diberi etiket
Analisis Rasionalitas
• Aspek farmakologi
pH obat tetes mata tetrahidrozolin HCl : 5.8 - 6.5 (USP29–NF24, hal. 2106)
pH Benzalkonium chloride dalam air : 5 - 8 (HOPE 6th, 2009, hal 56)
pH aktivitas antimikroba Benzalkonium chloride : 4 -10 (HOPE 6th, 2009, hal 56-57)
• Aspek farmasetika
Bentuk sediaan yang dipilih untuk mata sudah tepat, yaitu berupa larutan jernih isotonis
dengan dapar berkapasitas kecil di pH 5. Dalam resep ini ditambahkan juga Polyvinyl
alcohol supaya sediaan memiliki viskositas sehingga sediaan mampu mempertahankan
durasi kontak dengan mata lebih lama. Durasi kontak sediaan dengan mata yang lama
berarti zat aktif dalam sediaan bisa memberikan efek farmakologi yang diinginkan
sebelum terbasuh oleh air mata.
Analisis Rasionalitas
• Aspek farmakologi
pH obat tetes mata tetrahidrozolin HCl : 5.8 - 6.5 (USP29–NF24, hal. 2106)
pH aktivitas antimikroba Benzalkonium chloride : 4 -10 (HOPE 6th, 2009, hal 56-57)
• Aspek farmasetika
Bentuk sediaan yang dipilih untuk mata sudah tepat, yaitu berupa larutan jernih isotonis
dengan dapar berkapasitas kecil di pH 5. Sediaan mata harus isotonis karena
berhubungan langsung dengan sel-sel mata yang sensitif. Mata dapat mentoleransi
sediaan dengan tonisitas 0,6%-2,0% NaCl. Pada formulasi didapat sediaan dengan
tonisitas,,,,%
TUGAS 3
Saudara memperoleh resep sebagai berikut:
Rx
Amoxicillin tab 500 mg 4
Paracetamol tab 500 mg 3
CTM tab 8 mg 3
mf. pulv. no. X da in caps
S t.d.d. caps I
Dosis (oral):
Amoksisilin (infeksi ringan hingga sedang)
Pasien > 3 bulan dan < 40 kg: 25 mg/kg/hari diberikan setiap 12 jam ; 20 mg/kg/hari diberikan
setiap 8 jam
CTM (alergi)
Pasien 6-12 tahun: 2 mg diberikan setiap 4-6 jam, tidak lebih dari 12 mg per hari
Analisis resep di atas terkait rasionalitas, dosis, formula, dan no. kapsul! Berikan saran anda
Jawaban Tugas 3:
Rasionalitas :
Aspek farmakologi
1. Perhitungan Dosis
Kapsul Amoxicillin
(500mg/tab4tab)/10kapsul =200mg/kapsul
20mg/kg/hari29kg=580mg/hari → batas
Parasetamol → (500 x 3)/10 = 150 (sekali) → 150 x 3 = 450 mg/hari → rasional (karena masih
masuk ke dalam rentang rasional 400-800 mg/hari)
CTM → (8 x 3)/10 = 2.4 mg/kapsul (sekali) → 2.4 x 3 = 7.2 mg/hari → rasional (karena tidak
melebihi 12 mg/hari)
Aspek Farmasetika :
Anak berumur 8 tahun, sekitar kelas 3 SD, kebanyakan belum bisa menelan kapsul dengan baik.
Karena ada kemungkinan anak tersebut tersedak maka sebaiknya sediaan dibuat menjadi sirup
dengan perisa dan pewarna yang menarik sehingga pemberian obat kepada anak lebih mudah. Oleh
karena itu, resep dianggap tidak rasional berdasarkan aspek farmasetiknya.
2. Formulasi
Formulasi Resep 1
Bahan Pemerian Kelarutan Kegunaan dalam Rx
Penimbangan
Formulasi Resep 2
Penimbangan
3. Nomor Kapsul
Amoxicillin
90% Kapsul no 2 = 90% x 250mg = 225 mg → Bobot per kapsul memenuhi karena bobot (240
mg) melebihi 90% sehingga tidak perlu ditambahkan laktosa.
Parasetamol + CTM
90% Kapsul 2 = 90% x 250mg = 225 mg → Bobot per kapsul memenuhi karena bobot (225 mg)
memenuhi 90% sehingga tidak perlu ditambahkan laktosa.
TUGAS 4
Dokter Santi
SIP: 1945/kanwil/2020
Rx
Neomicyn 1%
Hidrokortison asetat 1%
m.f. la unguentum 15 g
sue
Pro: Danar
Umur : 30 thn
Tuliskan preformulasi bahan aktif dan eksipien serta prosedur pembuatan resep di atas!
Analisis rasionalitas dari resep di atas!
Jawaban Tugas 4:
Preformulasi
Kegunaan dalam
Bahan Pemerian Kelarutan
Rx
Serbuk, putih sampai agak
kuning atau padatan kering
Mudah larut dalam Antiinfeksi
Neomisin Sulfat mirip es; tidak berbau atau
praktis tidak berbau; air; sangat sukar mikroba
(FI, VI, 2020, hal.
higroskopik; larutannya (Martindale ed.36,
1240) larut dalam etanol.
memutar bidang polarisasi hal. 305)
ke kanan.
Penimbangan
*Dilebihkan 10% maka 110% x 15 g = 16,5 g (massa sediaan yang sudah dilebihkan)
Dibutuhkan : 1% x 15 g = 150 mg
Hidrokortison 1% Dilebihkan : 1% x 16,5 g = 165 mg
asetat
Vaseline album Ad 50 mg Dibutuhkan: 15000 mg - (150 mg + 150 mg ) =
14700 mg = 14,7 g
Cara Pembuatan:
1. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan serta lingkungan kerja yang bersih.
2. Dilakukan penaraan timbangan. Dipastikan timbangan dalam keadaan istirahat dengan
jarum penunjuk skala ada pada posisi di tengah dan peluru dalam keadaan sejajar.
Tombol istirahat diputar berlawanan jarum jam untuk mengaturnya. Digunakan anak
timbangan yang sesuai dan patikan timbangan telah setara serta dalam keadaan istirahat
saat menimbang.
3. Ditimbang 165 mg neomycin, 165 mg hidrokortison asetat, dan 16,17 g vaseline album
4. Dimasukkan 165 mg neomycin ke dalam mortar lalu gerus halus
5. Hasil gerusan neomycin diayak dengan menggunakan pengayak No.120 agar didapat
serbuk yang lebih halus.
6. Dimasukkan 165 mg hidrokortison asetat pada mortar berbeda lalu gerus hingga halus.
7. Hasil gerusan neomycin diayak dengan menggunakan pengayak No.120 agar didapat
serbuk yang lebih halus.
8. Diambil sedikit bagian vaseline yang tertimbang lalu lapisi mortar lain hingga pori-pori
tertutup dengan cara digerus atau diratakan.
9. Dimasukkan neomycin dan hidrokortison asetat yang sudah diayak ke dalam mortar
tersebut lalu dicampur secara geometris.
10. Vaseline yang tersisa dari 16,17 g yang sudah dikurangi pelapis mortar, dimasukkan ke
dalam mortar lalu digerus dan dicampur hingga homogen.
11. Ditimbang 15 g campuran yang telah homogen
12. Dalam wadah sediaan dilapisi dengan sedikit campuran tersebut, permukaannya diratakan
dengan spatula logam dan bagian wadah yang tidak mengandung sediaan dibersihkan
dnegan tissue.
13. Wadah diketuk-ketuk hingga memadat lalu ditutup
14. Dibersikan bagian luar wadah lalu dicek kembali kelayakannya
15. Wadah sediaan ditempelkan etiket .
Rasionalitas :
Aspek Farmakologi
Neomisin : Menurut BNF 2020 hal 1296 mengenai salep topikal yang mengandung neomisin,
tidak dijelaskan batas minimal persen (%) kandungan neomisin dalam salep. Namun melihat
beberapa produk topikal Neomisin lain seperti Neo-Cortef, Nebacetin, Kalcinol L, dan lain-lain
kebanyakan memiliki persen kandungan 0,5%-1%. Sehingga kandungan Neomisin dalam resep
sebesar 1% dianggap rasional.
Hidrokortison asetat : Menurut BNF 2020 hal 1313 mengenai sediaan topikal yang
mengandung Hidrokortison asetat, batas untuk salep ringan adalah 0,5%-2,5%.
Kandungan Hidrokortison asetat dalam resep adalah sebesar 1%. Maka resep dianggap rasional.
Aspek Farmasetika
Neomisin dan hidrokortison memiliki efek farmakologi dalam bentuk sediaan topikal. Dosis
yang diberikan pun dapat memberikan efek yang diinginkan. Dan bentuk salep dengan basis
vaselin atau basis hidrokarbon yang memiliki sifat oleaginous atau menutupi kulit dan sulit
dibilas dengan air sehingga waktu kontak zat aktif akan lebih lama. Maka resep dianggap
rasional