Anda di halaman 1dari 21

Nama : Putri Karima Bestari

NIM : 10720043

STUDI KASUS
FA 2131 Farmasetika Dasar
Semester I – 2021/2022

TUGAS 1

Dokter Azizah
Jalan Setrasari No. 5 Bandung
SIP: 501/Kanwil/2020

25/11/21
Rx
Acetaminophen 75 mg/5 mL
Aquades ad 60 ml

M.ft. syrup
Sig: 2 cth. q 8 h

Pro: Florencia
Umur: 2 tahun
BB: 10 kg

Data Acetaminophen:
Kelarutan: Larut dalam air mendidih, mudah larut dalam etanol

Dosis Lazim (1-5 tahun): 50-100 mg (sekali), 200-400 mg (sehari)

Tuliskan preformulasi bahan aktif dan eksipien serta prosedur pembuatan resep di atas!
Analisis rasionalitas dari resep di atas!
Jawaban Tugas 1:
Preformulasi
Bahan Pemerian Kelarutan Kegunaan dalam Rx
Serbuk hablur; putih; Larut dalam air mendidih;
Acetaminophen tidak berbau; rasa sedikit mudah larut dalam etanol Antireptik (Analgesik)
pahit
(FI, Edisi VI, tahun 2020, (Martindale, 36 edition,
th

halaman 1359) tahun 2009, halaman 108)


Serbuk atau granul putih Mudah terdispersi dalam
CMC Na sampai krem; higroskopik air membentuk larutan Suspending agent
kolodial; tidak larut dalam
(FI, Edisi VI, tahun 2020, etanol (HOPE, sixth edition,
halaman 832) tahun 2009, halaman 134)
Sukrosa Hablur putih atau tidak Sangat mudah larut dalam bahan dasar pembuatan
(FI, Edisi VI, tahun 2020, berwarna; massa hablur air; lebih mudah sirupus simplex
halaman 1507) atau berbentuk kubus, larut dalam air mendidih;
atau serbuk hablur putih; sukar larut dalam etanol;
tidak berbau; rasa manis,
stabil di udara.
Larutannya netral
terhadap lakmus.
Serbuk;granul atau Sangat mudah larut
Sorbitol lempengan; higroskopik; dalam air Anticaplocking
putih; manis
(FI, Edisi V, Tahun 2014, (HOPE, sixth edition,
halaman 1210) tahun 2009, halaman 679)
Cairan jenuh seperti sirup, Dapat bercampur dengan
Gliserin tidak berwarna; rasa air dan dengan etanol. Humektan (wetting
manis; hanya boleh agent)
(FI, Edisi VI, tahun 2020, berbau khas lemah (tajam
halaman 680-681) atau tidak enak). (HOPE, sixth edition,
Higroskopik; larutan tahun 2009, halaman 283)
netral terhadap lakmus.
Granul atau serbuk Mudah larut dalam air,
Na Benzoat hablur, putih; tidak agak sukar larut dalam Pengawet antimikroba
berbau atau praktis tidak etanol dan lebih mudah
(FI, Edisi VI, tahun 2020, berbau; stabil di udara. larut dalam etanol 90% (HOPE, sixth edition,
halaman 1215) tahun 2009, halaman 627)
Dalam bentuk cair Memiliki kelarutan 1:83
Strawberry flavor memiliki rasa dan bau dalam air Perisa
(maltol) seperti strawberry
(HOPE sixth edition,
(HOPE, sixth edition, tahun 2009, halaman 421)
tahun 2009, halaman 421)
Serbuk halus berwarna Larut dalam air
Pewarna merah merah Pewarna
(eritrosin)
(Martindale, 36 edition,
th

(Martindale, 28 edition,
th
tahun 2009, halaman
tahun 1982, halaman 427) 1471)
Cairan jernih, tidak -
Aquades berwarna, tidak berbau Pelarut
(FI, Edisi VI, tahun 2020, (HOPE, sixth edition,
halaman 69-70) tahun 2009, halaman 766)

Penimbangan
Nama Zat Jumlah dalam Rx/Formula Jumlah yang dibutuhkan

Acetaminophen
75mg/5mL (75mg/5mL) x 60mL = 450mg

CMC Na
1% 1% x 60mL = 0,6g=600mg

Sirupus simpleks 20% 20% x 60mL=12mL


67%x15mL=10,05g
dilakukan pelebihan karena
Sukrosa 67%
pembuatan sirupus simpleks
melalui pemanasan air.
Sorbitol 15% 15% x 60mL = 9g
Gliserin 5% 5% x 60mL = 3g
Na Benzoat 0,1% 0,1%x 60mL = 0,06g=60mg

Strawberry flavor
qs 2 tetes
(maltol)

Pewarna merah (eritrosin)


qs 2 tetes

Aquades Ad 60mL Ad 60mL

Cara Pembuatan:
1. Dipersiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Dipastikan botol tidak bocor, dilakukan kalibrasi botol dengan menuangkan air keran
sejumlah 60mL ke botol, botol ditandai batas kalibrasi dengan spidol bukan permanen, buang air
yang dipakai untuk kalibrasi di wastafel, bilas wadah dengan aquades sebanyak 2 kali di
wastafel.
3. Timbangan disetarakan, dipastikan jarum tepat di posisi tengah, jika belum ditengah dapat
diatur dengan memutar sekrup, ditaruh kertas perkamen yang telah dilipat ke piring timbangan
kanan dan kiri.
4. CMC Na ditimbang 600 mg dengan timbangan miligram, panaskan air 10mL tuangkan pada
mortar, dilakukan pengembangan dengan CMC Na ditaburkan di permukaan air secara merata,
tunggu sampai CMC Na terbasahi.
5. Sambil menunggu CMC Na terbasahi, ayak acetaminophen, lalu ditimbang acetaminophen
450mg, masukkan ke mortar lain, gerus perlahan dengan arah masuk ke dalam tubuh.
6. Gliserin ditimbang 3g dengan timbangan miligram, encerkan gliserin dengan 5mL aquades,
setelah encer tuangkan ke mortar berisi acetaminophen, tambahkan akuades 5mL ke mortar,
aduk campuran di mortar hingga tidak ada gruntul (butiran serbuk).
7. Pada mortar berisi CMC Na yang sudah dikembangkan, gerus agak kuat hingga terbentuk
musilago jernih, musilago dituangkan ke mortar berisi zat aktif, lalu gerus, tambahkan aquades 3
mL, lalu aduk dan gerus hingga homogen.
8. Tuangkan campuran ke botol yang sudah dikalibrasi, pemindahan dilakukan dengan
memasukkan batang pengaduk kemudian dialirkan melalui batang pengaduk lurus hingga sampai
ke botol, mortar dibilas dengan akuades 2 kali, masing-masing pembilasan 1mL, air bilasan
dimasukkan ke botol.
9. Panaskan 15 mL air dalam beaker glass diatas penangas air untuk pembuatan sirupus
simpleks.
10. Timbang 10,05 gram sukrosa menggunakan timbangan gram dan masukkan kedalam air
mendidih. Aduk terus sampai terbentuk cairan kental jernih kekuningan.
11. Biarkan sirupus simpleks dingin. Ukur sebanyak 12 mL dalam gelas ukur kemudian
masukkan kedalam botol. Bilas gelas ukur sebanyak 3 kali dengan 1 mL air. Air bilasan
dimasukkan kedalam botol.
12. Sorbitol ditimbang 9 g dengan timbangan miligram, larutkan sorbitol dalam 9 mL air di
beaker glass, masukkan kedalam botol, bilas gelas 2 kali dengan 1 mL air. Air bilasan masukkan
kedalam botol.
13. Na Benzoat ditimbang 0,06g dengan timbangan miligram dan dilarutkan dalam 3 mL air
dalam gelas beaker, masukkan dalam botol, gelas ukur dibilas dengan akuades 2 kali, masing-
masing 1mL, air bilasan dimasukkan ke botol
14. Strawberry flavor (Maltol) ditambahkan sebanyak 2 tetes ke botol
15. Pewarna merah (Eritrosin) ditambahkan sebanyak 2 tetes ke botol
16. Ditambahi aquades sampai batas kalibrasi
17. Botol ditutup kemudian dihomogenkan dengan dikocok, periksa apakah ada kebocoran
dengan dimiring-miringkan, tanda kalibrasi dihapus
18. Botol dipasang etiket.
Analisis Rasionalitas

· Aspek farmakologi

- Dosis yang tercantum pada resep:


2 sendok teh (cth), setiap 8 jam

Satu hari minum 3 kali, sekali minum 2 sendok teh, sehingga:

1 hari : 3/ℎ𝑎𝑟𝑖 × 2𝑐𝑡ℎ = 6 𝑐𝑡ℎ/ℎ𝑎𝑟𝑖

1 hari : 6𝑐𝑡ℎ/ℎ𝑎𝑟𝑖 × 5𝑚𝐿⁄𝑐𝑡ℎ = 30𝑚𝐿/ℎ𝑎𝑟𝑖

- Jumlah Dosis (75𝑚𝑔/𝑚𝐿) × 30𝑚𝐿/ℎ𝑎𝑟𝑖 = 450𝑚𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖

Pasien dari resep ini berumur 2 tahun sehingga dosis lazim perharinya sejumlah 200-400 mg per
hari. Dosis pada resep sejumlah 450 mg per hari yang berarti telah melewati batas dosis lazim per
hari. Maka dari itu, secara farmakologi resep ini tidak rasional.

· Aspek farmasetika
Resep ini ditujukan untuk anak berusia 2 tahun sehingga sediaan obat lebih baik tidak dibuat
dalam bentuk tablet karena pasien umur 2 tahun masih mengalami kesulitan untuk menelan tablet,
oleh karena itu sediaan obat dibuat dalam bentuk cairan. Namun dikarenakan acetaminophen
larutnya dalam air mendidih dan ketika airnya sudah menjadi dingin atau disimpan dalam kondisi
tidak mendidih, zat aktifnya tidak lagi larut dan bisa mengkristal. Solusi atas permasalahan ini
yaitu sediaan obat dapat dibuat dalam bentuk suspensi yang diperlukan penambahan suspending
agent atau dibuat dalam bentuk eliksir dengan penambahan etanol maksimal 10%. Dalam resep
ini, sediaan obat dibuat dalam bentuk suspensi.
TUGAS 2

Dokter Eskarani
Jalan Kenangan No. 1001 Bandung
SIP: 1945/kanwil/2020

Rx

Tetrahidrozolin HCl 0,05%


Benzalkonium Chloride 0,01%
Air ad 100%

mf gtt. opth. 10 mL isot at pH 5


d.s. 1-3 dd gtt II od

Pro : Nur Fitria

Data Tetrahidrozolin HCl:


Kelarutan: Mudah larut dalam air dan dalam etanol.

Tuliskan preformulasi bahan aktif dan eksipien serta prosedur pembuatan resep di atas!
Analisis rasionalitas dari resep di atas!
Jawaban Tugas 2:

Preformulasi

Bahan Pemerian Kelarutan Kegunaan dalam


Rx

Tetrahidrozolin Padatan putih; tidak berbau. Mudah larut dekongestan


HCl Melebur pada suhu lebih dalam air dan konjungtiva
kurang 256°, disertai dalam etanol
(FI, Edisi VI, penguraian (Martindale,
tahun 2020, 36th edition,
halaman 1698) tahun 2009,
halaman 1574)

Benzalkonium Gel kental atau potongan Sangat mudah Pengawet


Chloride seperti gelatin, putih atau larut dalam air antimikroba
kekuningan. Biasanya berbau dan dalam etanol
(FI, Edisi VI, aromatik lemah. Larutan dalam (HOPE, 6th,
tahun 2020, air berasa pahit, jika dikocok tahun 2009,
halaman 270) sangat berbusa dan biasanya halaman 56)
sedikit alkali.

Boric acid Tidak berbau, tidak berwarna, Larut dalam air Dapar
sisik berkilau seperti mutiara, dan alkohol; mudah
( Martindle : 2268 ) atau kristal, atau bubuk putih, larut dalam air (HOPE 6th : 68)
sedikit tidak halus saat mendidih
disentuh.

Sodium Borat Putih, kristal keras, butiran, 1:1 dalam air Dapar
atau bubuk kristal; Tidak mendidih, 1:16
(HOPE 6th : 633) berbau dan berpendar. dalam air, praktis (HOPE 6th : 633)
tidak larut dalam
etanol (95%) dan
etanol (99,5%)

Sodium Hablur putih atau hablur putih Mudah larut dalam Antioksidan
metabisulfite kekuningan, berbau belerang air, sukar larut
dioksida. dalam etanol (HOPE 6th : 654)
(FI VI : 1233)

NaCl Hablur berbentuk kubus, Mudah larut dalam Pengatur tonisitas


tidak berwarna atau serbuk air; sukar larut
(FI VI: 1225) hablur putih; rasa asin dalam etanol (HOPE 6th : 637)

Polyvinyl alcohol Tidak berbau, berwarna putih Larut dalam air; Peningkat
hingga krem, bubuk granular sedikit larut dalam viskositas
(HOPE 6th : 564) etanol (95%)
(HOPE 6th : 564)

Aqua pro injection Cairan jernih, tidak berwarna, - Pelarut


tidak berbau (pembawa)
(FI VI : hal. 71)
(HOPE 6th : 766)

Penimbangan

Nama Zat Jumlah dalam Jumlah yang dibutuhkan


Rx/Formula
(0.05g/100mL) x 10 mL = 0.005g
Tetrahidrozolin HCl 0.05%

Benzalkonium 0.01% 0.01% x 10 mL = 0.001 gram


Chloride

Boric acid 0.15% 0.15% x 10 mL = 0.015 gram

Sodium Borat 0.05% (0.05g/100mL) x 10 mL = 0.005g

Sodium metabisulfite 0,1% (0.1g/100mL) x 10 mL = 0.01g


NaCl qs 89.64mg (perhitungan di bawah)

Polyvinyl alcohol 0.25% (0.25g/100mL) x 10 mL = 0.025 gram

Aqua pro injection Ad 100% 10mL + 2mL (volume filtrat pertama yang
dibuang) = 12mL

Perhitungan jumlah NaCl


Data nilai E

• Tetrahidrozolin HCl → 0.28


• Benzalkonium Chloride → 0.16
• Boric acid → 0.5
• Sodium Borat → 0.42
• Sodium metabisulfite → 0.67
• Polyvinyl alcohol → 0.02

Total ekivalensi NaCl

= (W1 x E1 + W2 x E2 + W3 x E3 + W4 x E4 + W5 x E5 + W6 x E6)
= (0.005x0.28 + 0.001x0.16 + 0.015x0.5 + 0.005x0.42 + 0.01x0.67 + 0.025x0.02) = 0.01836

NaCl yang dibutuhkan agar isotonis = 0.9% x 12mL = 0.108g NaCl

Selisih NaCl yang belum terpenuhi = 0.108g - 0.01836 = 0.08964g NaCl = 89.64mg NaCl

Perhitungan tirturasi Tetrahidrozolin HCl


1 g → 3.5 mL
1000mg → 3.5mL
50mg → 3,5/1000 x 50 = 0.175mL
5mg → 0.175/50 x 5 = 0.0175mL

Perhitungan tirturasi Benzalkonium Chloride


1 g → 0.90 mL
1000mg → 0.90mL
50mg → 0.90/1000 x 50 = 0.045mL
1mg → 0.045/50 x 1 = 0.0009mL

Perhitungan tirturasi Boric Acid


1 g → 10 mL
1000 mg → 10 mL
50 mg → 10 ml/1000 mg x 50 mg = 0.5 mL
15 mg → 0.5 mL/50 mg x 15 mg = 0.15 mL
Perhitungan tirturasi Sodium Borat
1 g → 16 mL
1000 mg → 16 mL
50 mg → 16 ml/1000 mg x 50 mg = 0.8 mL
5 mg → 0.8 mL/50 mg x 5 mg = 0.08 mL

Perhitungan tirturasi Sodium metabisulfite


1 g → 1.9 mL
1000 mg → 1.9 mL
50 mg → 1.9 mL/1000 mg x 50 mg = 0.095 mL
10 mg → 0.095 mL/50 mg x 10 mg = 0.019 mL → dibulatkan menjadi 0.02 mL

Perhitungan tirturasi polyvinyl alcohol


1 g → 30 mL
1000 mg → 30 mL
50 mg → 30 mL/1000 mg x 50 mg = 1.5 mL
25 mg → 1.5 mL/50 mg x 25 mg = 0.75 mL

Cara Pembuatan:
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Timbangan disetarakan, pastikan jarum tepat di posisi tengah, jika belum di tengah dapat
diatur dengan memutar sekrup, ditaruh kertas perkamen yang telah dilipat ke piring
tambahan kanan dan kiri
3. Wadah obat diperiksa lalu dikalibrasi dengan air keran sebanyak 10 mL dan diberi tanda
dengan spidol
4. Air keran dibuang ke wastafel lalu wadah dibilas dengan akuades sebanyak 2 kali masing-
masing 0.5 mL
5. Dikembangkan polyvinyl alcohol 50mg dalam air 1.5 mL, lalu panaskan hingga suhu 90
derajat celcius, aduk dengan batang pengaduk, tunggu hingga dingin, lalu ukur 0.75 mL
dan masukkan ke botol, gelas ukur dibilas dengan air 2 kali, masing-masing pembilasan
0.5 mL, air bilasan dimasukkan ke botol.
6. Ditimbang Tetrahidrozolin HCl 50mg dan larutkan dalam 0.175 mL air pada gelas ukur,
lalu ukur sebanyak 0.0175 mL, dituang ke botol, gelas ukur dibilas dengan air 2 kali,
masing-masing pembilasan 0.5 mL, air bilasan dimasukkan ke botol.
7. Ditimbang Benzalkonium Chloride 50mg dan larutkan dalam 0.0495 mL air pada gelas
ukur, lalu ukur sebanyak 0.0009 mL, dituang ke botol, gelas ukur dibilas dengan air 2 kali,
masing-masing pembilasan 0.5 mL, air bilasan dimasukkan ke botol.
8. Ditimbang Boric acid 15mg dan larutkan dalam 0.15 mL air pada gelas ukur, lalu dituang
ke botol, gelas ukur dibilas dengan air 2 kali, masing-masing pembilasan 0.5 mL, air
bilasan dimasukkan ke botol.
9. Ditimbang Sodium Borat 50mg dan larutkan dalam 0.8 mL air pada gelas ukur, lalu ukur
sebanyak 0.08 mL, dituang ke botol, gelas ukur dibilas dengan air 2 kali, masing-masing
pembilasan 0.5 mL, air bilasan dimasukkan ke botol.
10. Ditimbang Sodium metabisulfite 50mg dan larutkan dalam 0.095 mL air pada gelas ukur,
lalu ukur sebanyak 0.02 mL, dituang ke botol, gelas ukur dibilas dengan air 2 kali, masing-
masing pembilasan 0.5 mL, air bilasan dimasukkan ke botol.
11. Ditimbang NaCl 89.64mg dan larutkan dalam 0.9 mL air pada gelas ukur, lalu dituang ke
botol, gelas ukur dibilas dengan air 2 kali, masing-masing pembilasan 0.5 mL, air bilasan
dimasukkan ke botol.
12. Ditimbang Polyvinyl alcohol 50mg dan larutkan dalam 1.5 mL air pada gelas ukur, lalu
ukur sebanyak 0.75 mL, dituang ke botol, gelas ukur dibilas dengan air 2 kali, masing-
masing pembilasan 0.5 mL, air bilasan dimasukkan ke botol.
13. Campuran difiltrasi secara bertahap menggunakan membran filter 0.45 mikrometer ke
dalam botol
14. Filtrat pertama dibuang
15. Kemudian, campuran tersebut difiltrasi lagi menggunakan membran filter 0.22 mikrometer
ke dalam botol
16. Tanda kalibrasi dihapus
17. Botol diberi etiket

Analisis Rasionalitas

• Aspek farmakologi

pH obat tetes mata tetrahidrozolin HCl : 5.8 - 6.5 (USP29–NF24, hal. 2106)
pH Benzalkonium chloride dalam air : 5 - 8 (HOPE 6th, 2009, hal 56)
pH aktivitas antimikroba Benzalkonium chloride : 4 -10 (HOPE 6th, 2009, hal 56-57)

Rentang pH sediaan dapat diubah menjadi pH 7 untuk menyesuaikan dengan pH mata


sehingga ketika sediaan diteteskan ke dalam mata, mata tidak terasa perih. Namun pada
resep ini pHnya tetap dibiarkan pada rentang pH 5 dikarenakan tetrahidrozolin HCl dan
benzalkonium chloride cenderung stabil pada rentang pH tersebut. Untuk mengantisipasi
rasa nyeri ketika sediaan diteteskan ke mata, maka digunakan dapar dengan kapasitas
yang kecil agar ketika diteteskan ke dalam mata, mata dapat dengan mudah
menyesuaikan pH sediaan sehingga rasa perih tidak bertahan lama. Pada resep ini
digunakan dapar borat (Borat acid & Sodium borat). Dapar borat dapat digunakan pada
rentang pH ± 5 (sumber dari PPT dosen). Sediaan mata harus isotonis, tonisitas
0,9%NaCl, karena berhubungan langsung dengan sel-sel mata yang sensitif. Mata dapat
mentoleransi sediaan dengan tonisitas 0,6%-2,0% NaCl. Pada resep ini sediaan yang
terbentuk isotonis (0,9% NaCl). Ditinjau secara farmakologi resep ini rasional untuk
dibuat.

• Aspek farmasetika

Bentuk sediaan yang dipilih untuk mata sudah tepat, yaitu berupa larutan jernih isotonis
dengan dapar berkapasitas kecil di pH 5. Dalam resep ini ditambahkan juga Polyvinyl
alcohol supaya sediaan memiliki viskositas sehingga sediaan mampu mempertahankan
durasi kontak dengan mata lebih lama. Durasi kontak sediaan dengan mata yang lama
berarti zat aktif dalam sediaan bisa memberikan efek farmakologi yang diinginkan
sebelum terbasuh oleh air mata.
Analisis Rasionalitas

• Aspek farmakologi

pH obat tetes mata tetrahidrozolin HCl : 5.8 - 6.5 (USP29–NF24, hal. 2106)

pH Benzalkonium chloride dalam air : 5 - 8 (HOPE 6th, 2009, hal 56)

pH aktivitas antimikroba Benzalkonium chloride : 4 -10 (HOPE 6th, 2009, hal 56-57)

Rentang pH sediaan dapat diubah menjadi pH 7 untuk menyesuaikan dengan pH mata


sehingga ketika sediaan diteteskan ke dalam mata, mata tidak terasa perih. Namun pada
resep ini pHnya tetap dibiarkan pada rentang pH 5 dikarenakan tetrahidrozolin HCl dan
benzalkonium chloride cenderung stabil pada rentang pH tersebut. Untuk mengantisipasi
rasa nyeri ketika sediaan diteteskan ke mata, maka digunakan dapar dengan kapasitas
yang kecil agar ketika diteteskan ke dalam mata, mata dapat dengan mudah
menyesuaikan pH sediaan sehingga rasa perih tidak bertahan lama. Pada resep ini
digunakan dapar borat (Borat acid & Sodium borat). Dapar borat dapat digunakan pada
rentang pH ± 5 (sumber dari PPT dosen). Ditinjau secara farmakologi resep ini rasional
untuk dibuat.

• Aspek farmasetika

Bentuk sediaan yang dipilih untuk mata sudah tepat, yaitu berupa larutan jernih isotonis
dengan dapar berkapasitas kecil di pH 5. Sediaan mata harus isotonis karena
berhubungan langsung dengan sel-sel mata yang sensitif. Mata dapat mentoleransi
sediaan dengan tonisitas 0,6%-2,0% NaCl. Pada formulasi didapat sediaan dengan
tonisitas,,,,%
TUGAS 3
Saudara memperoleh resep sebagai berikut:
Rx
Amoxicillin tab 500 mg 4
Paracetamol tab 500 mg 3
CTM tab 8 mg 3
mf. pulv. no. X da in caps
S t.d.d. caps I

Nama pasien : Ibrahim


Umur/BB : 8 thn/29 kg

Data cangkang kapsul yang tersedia:


No. Kapsul Massa Serbuk (g)
00 0,6
0 0,5
1 0,35
2 0,25
*asumsi: densitas serbuk sama
Data bobot tablet: amoxicillin dan paracetamol 600 mg, CTM 150 mg.

Dosis (oral):
Amoksisilin (infeksi ringan hingga sedang)
Pasien > 3 bulan dan < 40 kg: 25 mg/kg/hari diberikan setiap 12 jam ; 20 mg/kg/hari diberikan
setiap 8 jam

Parasetamol (nyeri atau demam)


Pasien 5-10 tahun: 100-200 mg (sekali); 400-800 mg (sehari)

CTM (alergi)
Pasien 6-12 tahun: 2 mg diberikan setiap 4-6 jam, tidak lebih dari 12 mg per hari

Analisis resep di atas terkait rasionalitas, dosis, formula, dan no. kapsul! Berikan saran anda
Jawaban Tugas 3:

Rasionalitas :

Aspek farmakologi

1. Perhitungan Dosis

Kapsul Amoxicillin

(500mg/tab4tab)/10kapsul =200mg/kapsul

Sehari minum 3 kali → 200mg/kapsul3 kapsul/hari = 600mg/hari

Rasionalitas : 20 mg/kg/hari diberikan setiap 8 jam →

20mg/kg/hari29kg=580mg/hari → batas

Kesimpulan: Tidak rasional karena melebihi 20 mg/hari


→ Tidak dapat dibuat, harus bertanya terlebih dahulu kepada dokter.

Kapsul Parasetamol + CTM

Parasetamol → (500 x 3)/10 = 150 (sekali) → 150 x 3 = 450 mg/hari → rasional (karena masih
masuk ke dalam rentang rasional 400-800 mg/hari)

CTM → (8 x 3)/10 = 2.4 mg/kapsul (sekali) → 2.4 x 3 = 7.2 mg/hari → rasional (karena tidak
melebihi 12 mg/hari)

Parasetamol + CTM = 457.2 mg/hari

Kesimpulan: Total dosis per kapsul rasional

Aspek Farmasetika :

Anak berumur 8 tahun, sekitar kelas 3 SD, kebanyakan belum bisa menelan kapsul dengan baik.
Karena ada kemungkinan anak tersebut tersedak maka sebaiknya sediaan dibuat menjadi sirup
dengan perisa dan pewarna yang menarik sehingga pemberian obat kepada anak lebih mudah. Oleh
karena itu, resep dianggap tidak rasional berdasarkan aspek farmasetiknya.

2. Formulasi

Amoxicillin merupakan antibiotik yang pemakaiannya harus dihabiskan, sedangkan parasetamol


dan CTM dikonsumsi saat gejala masih terasa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa resep harus
dipisah yaitu resep berisi Amoxicillin serta resep berisi Parasetamol dan CTM.

Formulasi Resep 1
Bahan Pemerian Kelarutan Kegunaan dalam Rx

Amoxicillin Serbuk hablur; Sukar larut Antibiotik


putih; praktis tidak dalam air
(FI, VI, 2020, hal berbau. (Martindale, 36th edition,
127-129) tahun 2009, halaman 202-
204)

Penimbangan

Bahan Jumlah dalam Jumlah yang dibutuhkan


Rx

Amoxicillin 4 tablet Dilebihkan 1 tablet untuk meminimalisir serbuk yang hilang


dalam proses
4+1=5 tablet

5 tablet x 600mg = 3000 mg

Formulasi Resep 2

Bahan Pemerian Kelarutan Kegunaan dalam Rx

Parasetamol Serbuk hablur; putih; Larut dalam air Analgesik


praktis tidak berbau. mendidih; mudah larut antiinflamasi dan
(FI, VI, 2020, dalam etanol antireptik
hal 1359- (Martindale, 36th

1361) edition, tahun 2009,


hal 108)

CTM Serbuk hablur putih, Mudah larut dalam air; Antihistamin,


tidak berbau. larut dalam etanol
(FI, VI, 2020, (Martindale, 36th
hal 920-921) edition, tahun
2009, halaman
571-573)
Karmin Serbuk atau massa Mudah/pelan-pelan larut Pewarna
hablur keras,merah, tidak dalam air, mudah larut
(FI, IV, 1995, berbau dan sedikit dalam air mendidih, (Martindale, 36th
manis, stabil di udara, sangat sukar larut
hal 488) dalam etanol edition, tahun
tetapi tidak menyerap 2009, halaman
bau 1470)

Penimbangan

Bahan Jumlah dalam Jumlah yang dibutuhkan


Rx

Parasetamol 3 tablet Dilebihkan 1 tablet untuk meminimalisir serbuk yang hilang


dalam proses
3+1=4 tablet

4 tab x 600 = 2400mg

CTM 3 tablet Dilebihkan 1 tablet untuk meminimalisir serbuk yang hilang


dalam proses
3+1=4 tablet

4 tab x 150 = 600mg

Karmin qs 1 sendok spatula

3. Nomor Kapsul

Amoxicillin

Bobot per kapsul: 600 x 4 = 2400/10 = 240 mg → Kapsul no. 2

90% Kapsul no 2 = 90% x 250mg = 225 mg → Bobot per kapsul memenuhi karena bobot (240
mg) melebihi 90% sehingga tidak perlu ditambahkan laktosa.
Parasetamol + CTM

Bobot per kapsul Parasetamol : 600 x 3 = 1800/10 = 180 mg

Bobot per kapsul CTM : 150 x 3 = 450/10 = 45 mg

Bobot per kapsul Parasetamol + CTM = 225 mg → Kapsul no. 2

90% Kapsul 2 = 90% x 250mg = 225 mg → Bobot per kapsul memenuhi karena bobot (225 mg)
memenuhi 90% sehingga tidak perlu ditambahkan laktosa.
TUGAS 4

Dokter Santi

Jalan Bintang No. 17 Bandung

SIP: 1945/kanwil/2020

Rx

Neomicyn 1%

Hidrokortison asetat 1%

Vaselin album ad 50mg

m.f. la unguentum 15 g

sue

Pro: Danar

Umur : 30 thn

Tuliskan preformulasi bahan aktif dan eksipien serta prosedur pembuatan resep di atas!
Analisis rasionalitas dari resep di atas!
Jawaban Tugas 4:

Preformulasi

Kegunaan dalam
Bahan Pemerian Kelarutan
Rx
Serbuk, putih sampai agak
kuning atau padatan kering
Mudah larut dalam Antiinfeksi
Neomisin Sulfat mirip es; tidak berbau atau
praktis tidak berbau; air; sangat sukar mikroba
(FI, VI, 2020, hal.
higroskopik; larutannya (Martindale ed.36,
1240) larut dalam etanol.
memutar bidang polarisasi hal. 305)
ke kanan.

Serbuk hablur; putih hingga


Hidrokortison
praktis putih; Tidak larut dalam air; anti-inflamasi
asetat tidak berbau. Melebur pada sukar larut dalam (Martindale, 38,
(FI, VI, 2020, hal. suhu lebih kurang 200° etanol 2014, 1640)
708) disertai penguraian.

Tidak larut dalam


air; sukar larut dalam
Putih atau kekuningan
etanol dingin atau
Vaseline album pucat, massa berminyak
panas dan dalam
(FI, VI, 2020, hal. transparan dalam lapisan Pembawa
1771)
etanol mutlak dingin;
tipis setelah didinginkan
larut dalam sebagian
pada suhu 0º
besar minyak lemak
dan minyak atsiri.

Penimbangan

*Dilebihkan 10% maka 110% x 15 g = 16,5 g (massa sediaan yang sudah dilebihkan)

Nama Zat Jumlah dalam Jumlah yang dibutuhkan


Rx/Formula
Dibutuhkan : 1% x 15 g = 150 mg
Neomycin 1% Dilebihkan : 1% x 16,5 g = 165 mg

Dibutuhkan : 1% x 15 g = 150 mg
Hidrokortison 1% Dilebihkan : 1% x 16,5 g = 165 mg
asetat
Vaseline album Ad 50 mg Dibutuhkan: 15000 mg - (150 mg + 150 mg ) =
14700 mg = 14,7 g

Dilebihkan: 16500 mg - ( 165 mg + 165 mg) =


16170 mg = 16,17 g

Cara Pembuatan:

1. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan serta lingkungan kerja yang bersih.
2. Dilakukan penaraan timbangan. Dipastikan timbangan dalam keadaan istirahat dengan
jarum penunjuk skala ada pada posisi di tengah dan peluru dalam keadaan sejajar.
Tombol istirahat diputar berlawanan jarum jam untuk mengaturnya. Digunakan anak
timbangan yang sesuai dan patikan timbangan telah setara serta dalam keadaan istirahat
saat menimbang.
3. Ditimbang 165 mg neomycin, 165 mg hidrokortison asetat, dan 16,17 g vaseline album
4. Dimasukkan 165 mg neomycin ke dalam mortar lalu gerus halus
5. Hasil gerusan neomycin diayak dengan menggunakan pengayak No.120 agar didapat
serbuk yang lebih halus.
6. Dimasukkan 165 mg hidrokortison asetat pada mortar berbeda lalu gerus hingga halus.
7. Hasil gerusan neomycin diayak dengan menggunakan pengayak No.120 agar didapat
serbuk yang lebih halus.
8. Diambil sedikit bagian vaseline yang tertimbang lalu lapisi mortar lain hingga pori-pori
tertutup dengan cara digerus atau diratakan.
9. Dimasukkan neomycin dan hidrokortison asetat yang sudah diayak ke dalam mortar
tersebut lalu dicampur secara geometris.
10. Vaseline yang tersisa dari 16,17 g yang sudah dikurangi pelapis mortar, dimasukkan ke
dalam mortar lalu digerus dan dicampur hingga homogen.
11. Ditimbang 15 g campuran yang telah homogen
12. Dalam wadah sediaan dilapisi dengan sedikit campuran tersebut, permukaannya diratakan
dengan spatula logam dan bagian wadah yang tidak mengandung sediaan dibersihkan
dnegan tissue.
13. Wadah diketuk-ketuk hingga memadat lalu ditutup
14. Dibersikan bagian luar wadah lalu dicek kembali kelayakannya
15. Wadah sediaan ditempelkan etiket .

Rasionalitas :

Aspek Farmakologi

Neomisin : Menurut BNF 2020 hal 1296 mengenai salep topikal yang mengandung neomisin,
tidak dijelaskan batas minimal persen (%) kandungan neomisin dalam salep. Namun melihat
beberapa produk topikal Neomisin lain seperti Neo-Cortef, Nebacetin, Kalcinol L, dan lain-lain
kebanyakan memiliki persen kandungan 0,5%-1%. Sehingga kandungan Neomisin dalam resep
sebesar 1% dianggap rasional.
Hidrokortison asetat : Menurut BNF 2020 hal 1313 mengenai sediaan topikal yang
mengandung Hidrokortison asetat, batas untuk salep ringan adalah 0,5%-2,5%.
Kandungan Hidrokortison asetat dalam resep adalah sebesar 1%. Maka resep dianggap rasional.

Aspek Farmasetika

Neomisin dan hidrokortison memiliki efek farmakologi dalam bentuk sediaan topikal. Dosis
yang diberikan pun dapat memberikan efek yang diinginkan. Dan bentuk salep dengan basis
vaselin atau basis hidrokarbon yang memiliki sifat oleaginous atau menutupi kulit dan sulit
dibilas dengan air sehingga waktu kontak zat aktif akan lebih lama. Maka resep dianggap
rasional

Anda mungkin juga menyukai