MATERI KELAS X
4. Konsep ruang
Konsep ruang lebih mengutamakan aspek lokasi, tempat dan lingkungan terjadinya sebuah
peristiwa bersejarah. Manfaat konsep ruang dalam sejarah adalah dapat membantu untuk
membandingkan beberapa peristiwa di lokasi yang berbeda dan menyimpulkan apakah ada
keterkaitan antara kedua peristiwa tersebut. Konsep ruang erat kaitannya dengan sejarah
lokal yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia.
Contoh : peristiwa Pertempuran Ambarawa yang merupakan sejarah lokal yang kemudian
diangkat menjadi sejarah Nasional karena memiliki pengaruh besar terhadap daerah lain
dengan tujuan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
5. Konsep waktu
Konsep waktu adalah pengelompokan sebuah peristiwa sejarah berdasarkan waktu
(periodisasi atau pembabakan). Pentingnya konsep waktu karena untuk menghindari
anakronis atau bisa diartikan sebagai tumpang tinding peristiwa sejarah yang berlangsung.
PENDAPAT PARA TOKOH TENTANG ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA
INDONESIA
1. Pendapat Drs. Moh.Ali
Drs. Moh. Ali beranggapan bahwa asal usul nenek moyang bangsa Indonesia bersumber dari
daerah Yunan, Cina. Anggapan ini dipengaruhi oleh pendapat Mens yang menyebut jika
bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak oleh bangsa-bangsa yang lebih
kuat kala itu. Mereka kemudian pindah ke selatan, ke pulau-pulau di Austronesia termasuk
Indonesia. Ali berpendapat jika nenek moyang orang Indonesia berasal dari hulu sungai besar
yang berada di daratan Asia, mereka berdatangan ke Indonesia dengan cara bergelombang.
Gelombang pertama berlangsung sejak 3.000 sampai 1.500 SM (Proto Melayu) sedangkan
gelombang kedua terjadi pada 1.500 sampai 500 SM (Deutro Melayu). Ciri-ciri kelompok
yang datang pada gelombang pertama adalah mereka masih berkebudayaan Neolitikum
dengan tipe perahu bercadik-satu sebagai alat transportasi menyeberangi lautan, sedangkan
orang-orang gelombang kedua memakai perahu bercadik-dua.
2. Teori Ksatria
Teori Ksatria menyatakan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke
Indonesia dibawa orang-orang India dari kasta Ksatria. Teori yang dikemukakan Prof. Dr.
J.L. Moens ini berargumen bahwa sekitar abad 4-6 M kerap terjadi peperangan sehingga
kasta Ksatria, yang terdiri dari kaum bangsawan dan prajurit mengalami kekalahan.
Kekalahan sebagian kasta Ksatria dalam peperangan, menurut teori Ksatria, mendorong
orang Ksatria melarikan diri dan mencari daerah baru hingga ke nusantara.
3. Teori Waisya
Teori Waisya menyatakan bahwa golongan Waisya yang punya peran besar dalam
menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha. Orientalis Prof. Dr. N.J. Krom,
pengusung teori Waisya berpendapat, golongan yang terdiri dari pedagang, petani, dan
pemilik tanah tersebut sudah mengenal agama Hindu-Buddha.
Kedatangan golongan Waisya ke Indonesia, kata Krom, juga memperkenalkan agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha pada rakyat Indonesia di samping berdagang. Golongan ini
diyakini menetap sementara waktu dan tidak jarang juga menetap permanen di nusantara,
lalu menikah dengan penduduk setempat.
4. Teori Arus Balik
Teori Arus Balik dikemukakan oleh peneliti iF.D.K. Bosch. Teori ini menyatakan bahwa
golongan Brahmana semula menyebar ke penjuru dunia melalui jalur yang digunakan
pedagang. Di beberapa tempat, golongan Brahmana berupaya menjalin hubungan dengan
warga lokal dan memperkenalkan ajaran agamanya. Pada perkembangan selanjutnya, orang-
orang dari nusantara sendiri yang datang ke India untuk mempelajari Hindu-Buddha. Orang-
orang nusantara ini lalu kembali ke tanah air untuk menyebarkan ajaran agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha.
b. Bidang Politk
Dalam bidang politik masuknya budaya islam, kerajaan yang bercorak Hindhu Budha mulai
runtuh dan perananya mulai digantikan oleh kerajaan kerajaan yang bercorak islam. Dalam
sistem ini pemerintahan rajanya bergelar Sultan atau Sunan. Nama raja juga disesuaikan
dengan nama islam. Dalam ajaran islam memyebutkan bahwa manusia merupakan wakil
tuhan didunia.
c. Bidang Sosial
Dalam ajaran islam tidak menerapkan sistem kasta seperti agama Hindhu. Hal ini yang
menyebabkan pengaruh islam berkembang pesat dan mayoritas masyarakat Indonesia
memeluk agama islam. Begitu pula dengan sistem penanggalan pada awalnya masyarakat
Indonesia mengenal kalender saka yang merupakan kalender Hindhu. Dalam kalender saka
terdapat nama hari pasaran seperti Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Legi.
Seiring perkembangan islam, sultan Agung dari kerajaan Mataram menciptakan kalender
Jawa. Kalender tersebut menggunakan perhitungan seperti Hijriah (islam). Sultan Agung
mengganti nama seperti Muharram menjadi Syuro, Ramadan menjadi Pasa.
d. Bidang Pendidikan
Pada awal awal masuk Islam di Indonesia, mulanya pendidikan agama dilaksanakan di
Masjid,langgar,atau Surau. Pelajaran yang diberikan adalah membaca Al Quran, tata cara
beribadah,akhlak dan keimanan. Seiring berjalannya waktu, kemudian muncul pesantren
yang merupakan pengadopsian dari agama Hindhu. Pesantren dalam bahasa Jawa memiliki
makna seseorang yang mengikuti aktivitas gurunya.
e. Bidang Kebudayaan
Adat istiadat dan kebiasaan yang banyak berkembang dari budaya islam dapat berupa ucapan
salam, acara tahlilan, syukuran, yasinan, dan lain lain. Dalam hal kesenian, banyak dijumpai
seni musik seperti kasidah, rebana, marawis, barzanji dan shalawat.
KEGUNAAN SEJARAH
Kegunaan edukatif
Sejarah digunakan sebagai edukasi atau pelajaran. Artinya lewat sejarah, manusia bisa
mempelajari banyak hal, seperti pengalaman, cara penyelesaian masalah, dan lain sebagainya.
Kegunaan inspiratif
Sejarah dapat digunakan sebagai sumber inspirasi seseorang. Artinya dengan mempelajari
sejarah, seseorang bisa mendapat inspirasi tentang apa yang harus dilakukannya sekarang.
Kegunaan rekreatif
Sejarah juga bisa digunakan sebagai sarana rekreatif atau hiburan bagi pembacanya. Contohnya
ketika membaca ringkasan sejarah, seseorang merasa nyaman dan terhibur.
Kegunaan instruktif
Sejarah digunakan untuk menyampaikan pengetahuan serta keterampilan. Lebih tepatnya,
sejarah berperan sebagai penyampaian informasi terkait perkembangan ilmu pengetahuan dan
keterampilan dari masa ke masa.
MATERI KELAS XI
PERISTIWA RENGASDENGKLOK
Peristiwa Rengasdengklok merupakan peristiwa sejarah dimana golongan muda melakukan aksi
penculikan terhadap Soekarno dan juga Hatta.Golongan muda tersebut adalah Soekarni, Aidit,
Wikana dan juga Chaerul Saleh.
Pada tanggal 16 Agustus 1945 tepatnya pukul 03.00 WIB, Golongan Muda menculik dan
membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, sebuah kecamatan yang terletak di kabupaten
Karawang. Mengapa Rengasdengklok? Karena lokasi ini dianggap aman dari segi perhitungan
militer karena jauh dari jalan Jakarta-Cirebon. Selain itu, pengawasan bagi tentara jadi lebih
mudah dilakukan jika mereka datang dari arah Jakarta ataupun bandung.
Adapun tujuan penculikan ini adalah untuk mendesak golongan tua agar proklamasi
kemerdekaan bangsa Indonesia segera dilaksanakan dengan kekuatan bangsa sendiri, tanpa
bantuan Jepang.
Setelah beradu pendapat, pada akhirnya golongan tua dan golongan muda bersepakat bahwa
proklamasi akan dilakukan besok yakni tanggal 17 Agustus 1945 tetapi harus dilaksanakan di
Jakarta.
REAKSI golongan pemuda terhadap PPKI setelah mengetahui Jepang menyerah pada sekutu
Golongan muda mendesak para golongan tua ( Ir.Soekarno, Drs. Moh. Hatta ) untuk
memproklamasikan kemerdekaan karena Indonesia pada saat itu tidak diduduki negara apapun
- Radio
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Syahrudin berhasil memasuki ruang siaran Radio
Hoso Kanri Kyoku (sekarang; Radio Republik Indonesia). Tepat pukul 19.00
WIB. Teks proklamasi kemerdekaan berhasil disiarkan, M.Yusuf Ronodipuro,
Bachtiar Lubis, dan Suprapto adalah tokoh-tokoh yang berperan besar dalam
menyiarkan berita proklamasi tersebut.
- Surat kabar
Soeara Asia yang terbit di Surabaya dan Tjahaja yang terbit di Bandung adalah
surat kabar pertama yang menyiarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Soeara Asia menerbitkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 18
Agustus 1945.
Pada 17 Agustus 1945 sekitar pukul 18.30 WIB, wartawan kantor berita
Yoshima/Domei (sekarang Kantor Berita Antara). Syahrudin berhasil
menyampaikan salinan teks proklamasi kepada Waidan B.Palenewen. Kemudian
oleh Waidan B.Palenewen, teks proklamasi tersebut diberikan kepada F. Wuz
seorang markonis (petugas telekomunikasi) di kantor berita tersebut, untuk segera
diudarakan.
- Sarana lain
Penyebaran proklamasi kemerdekaan tidak hanya lewat media seperti surat kabar
dan radio, tapi juga melalui pemasangan pamflet poster, dan spanduk. Media
tersebut dipasang dan ditempel di berbagai penjuru kota. Seperti ditempel pada
tembok- tembok dan gerbong-gerbong kereta api.
Selain itu juga dilakukan dengan cara melakukan pengutusan anggota Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di berbagai daerah, seperti, Teuku
Mohammad Hassan ke daerah Aceh. Kemudian Sam Ratulangi ke daerah
Sulawesi, Ketut Pudja ke daerah Sunda Kecil atau Bali, serta A.A. Hamidan ke
daerah Kalimantan.
Pada masa Orde Baru, ABRI mengendalikan berbagai yayasan dan perusahaan.
Penghasilan dari yayasan dan perusahaan ini disalurkan untuk memperbaiki kondisi
kesejahteraan prajurit ABRI. Pada masa Orde Baru, gaji pegawai pemerintah, termasuk
gaji anggota ABRI sangat rendah,sehingga mereka harus mencari pendapatan tambahan.
Para prajurit dimobilisasi dalam kegiatan seperti ABRI Masuk Desa, untuk melakukan
kegiatan pembangunan seperti perbaikan jalan hingga mendirikan sarana kesehatan.
Pada masa Orde Baru, akibat dominasi ABRI, sangat banyak jabatan penting di
Indonesia, seperti walikota, bupati dan gubernur diisi oleh para prajurit maupun
purnawirawan ABRI. Akibatnya, peluang dan aspirasi politik masyarakat sipil menjadi
terhambat.
Dengan Dwi Fungsi ABRI, di MPR dan DPR terdapat anggota dewan dan majlis yang
ditunjuk oleh ABRI. Bersama dengan para kepala daerah yang berasal dari ABRI, mereka
dianggap sebagai kepanjangan tangan dari Presiden Soeharto. Akibatnya, setelah
pemerintahan Soeharto tumbang, keberadaan Fraksi ABRI dan anggota MPR/DPR dari
ABRI dihapuskan
Dengan diwakili oleh Menteri Luar Negeri Adam Malik, visi Indonesia adalah membentuk
ASEAN yang mampu membuat kawasan Asia Tenggara berdiri di atas kaki sendiri dan
mempertahankan diri dari pengaruh negatif di luar kawasan.
Melansir situs resmi ASEAN, pada 23-24 Februari 1976, Indonesia telah menjadi tuan rumah
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama yang berlangsung di Bali.
3. Penggagas Pembentukan Komunitas Keamanan ASEAN
Indonesia juga turut meluncurkan gagasan untuk membentuk komunitas keamanan ASEAN.
Komunitas yang juga disebut ASC (Asean Security Community) ini akhirnya ditandatangani di
Senggigi, Lombok pada 12 September 2003.
4. Penengah Konflik
Kala itu, Indonesia mengundang empat fraksi Kamboja yang bertikai untuk melakukan
pertemuan di Jakarta. Mereka membahas perdamaian dan pemulihan hubungan. Setelah itu,
pertemuan berlanjut ke Konferensi Paris untuk Kamboja yang diikuti oleh 19 negara.
Selain menjadi penengah konflik di negara kawasan ASEAN, Indonesia juga turut berperan
dalam perdamaian dunia yakni melalui hubungan internasional seperti mendukung gerakan zona
bebas nuklir di kawasan negara-negara anggota Association of Southeast Asian Nations
(ASEAN) serta mendukung terselenggaranya ASEAN Free Trade Area (AFTA) di kawasan
negara anggota ASEAN.
Sebagai negara dengan mayoritas muslim terbanyak di kawasan ASEAN, Indonesia turut
membangun kerja sama dengan Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam dalam penanganan
dan produksi makanan daging halal.
Sementara itu, peran Indonesia dalam ASEAN di bidang sosial dan budaya ialah mengusulkan
adanya pementasan kesenian atau budaya negara-negara ASEAN. Tujuannya, agar semakin
banyak karya-karya orang Indonesia yang memperkaya budaya di kawasan Asia Tenggara.
Kisah gejolak ekonomi diawali pemerintah orde lama tak bisa mengatasi krisis ekonomi yang
terjadi di penghujung 1950-an. Imbasnya inflasi meroket inflasi (hiperinflasi) mencapai 635% di
1966.
Pemerintah orde baru mampu meredam hiperinflasi itu. Franciscus Xaverius Seda (Menteri
Keuangan 1966-1968) menjadi aktor utama dibalik upaya menekan inflasi menjadi 112%.
Frans mengatasi permasalahan ekonomi saat itu dengan cara menerapkan model anggaran
penerimaan dan belanja yang berimbang. Hal itu untuk meredam imbas dari kebijakan
pemerintahan sebelumnya yang rajin mencetak uang.
Upaya yang dilakukan pemerintah Orde Baru terbilang berhasil saat itu, dan ekonomi Indonesia
mulai stabil. Selanjutnya, menurut data Bank Indonesia, tingginya harga minyak di pasar
internasional 1973 mendatangkan pendapatan besar bagi pemerintah. Besarnya pemasukan
negara dari sektor minyak, membuat pemerintah orde baru memiliki amunisi untuk melakukan
pembangunan. Pembangunan yang dilakukan saat mengarah pada tujuan sosial.
Pengucuran deras kredit perbankan tersebut mengakibatkan uang beredar meningkat dalam
jumlah yang cukup besar. Akibatnya, tingkat inflasi 1973/1974 melonjak tajam menembus angka
47%.
Pemerintah Orde Baru kembali berbenah dengan melakukan program stabilisasi. Pada 1974/1975
inflasi pun turun menjadi 21%.
Kondisi itu memberi peluang Pemerintah untuk menurunkan suku bunga deposito dan kredit
jangka pendek terutama ekspor dan perdagangan dalam negeri pada Desember 1974 guna
mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi pelonggaran itu justru menimbulkan tekanan inflatoir
sehingga mengakibatkan lemahnya daya saing produk Indonesia di luar negeri karena nilai
rupiah menjadi overvalued.
Pada tanggal 10-13 November 1998, MPR mengadakan Sidang Istimewa untuk menentapkan
langkah pemerintah dalam melaksanakan reformasi di segala bidang. Dalam Sidang Istimewa
MPR 1998 terjadi perombakan besar-besaran terhadap sistem hukum dan perundang-
undangan. Sidang Istimea MPR 1998 menghasilkan 12 ketetapan MPR yang memperlihatkan
adanya upaya mengakomodasi tuntutan reformasi.Ketetapan MPR No.VIII Tahun 1998, yang
memungkinkan UUD 1945 diamandemen.
2. Otonomi Daerah
Pada masa reformasi otonomi daerah dilaksanakan dengan lebih demokratis dari masa
sebelumnya. Pembagian hasil eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam antara pemerintah
pusat dan daerah juga disesuaikan dengan kebutuhan daerah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di daerah. Penerapan otonomi daerah ini juga diiringi dengan
perubahan sistem pemilu. Pemilu langsung diselenggarakan untuk mengangkat kepala daerah
mulai dari gubernur hingga bupati dan walikota.
Kebebasan berpolitik pada masa reformasi dilakukan dengan cara pencabutan pembatasan
partai politik. Melalui kebebasan untuk mendirikan partai politik, pada pertengahan bulan
Oktober 1998 sudah tercatat sebanyak 80 partai politik yang dibentuk.
Pada masa reformasi, Dwi Fungsi ABRI dihapuskan secara bertahap sehingga ABRI
berkonsentrasi pada fungsi pertahanan dan keamanan. Kedudukan ABRI dalam MPR
jumlahnya sudah dikurangi dari 75 orang menjadi 38 orang. Mulai tanggal 5 Mei 1999 uga
Polri memisahkan diri dari ABRI menjadi Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Selanjutnya ABRI berubah menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Pemilu pada masa reformasi diikuti oleh banyak partai politik. Meskipun diikuti oleh banyak
partai politik, pemilu pada masa reformasi berlangsung aman dan tertib. Pemilu tahun 2004
adalah pemilu pertama yang memungkinkan rakyat untuk memilih presiden secara langsung.
Pemilu ini dilaksanakan minimal dua tahap dan maksimal tiga tahap.
Bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang mempunyai corak tersendiri.
Bahwa sejak dahulu kala kepulauan nusantara ini sudah merupakan satu kesatuan. Ketentuan
ordonansi 1939 tentang Ordonansi, dapat memecah belah keutuhan wilayah Indonesia dari
deklarasi tersebut mengandung suatu tujuan:
- Untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat.
- Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai dengan asas negara Kepulauan.
- Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamanan dan
keselamatan NKRI.
ISI SUPERSEMAR
1. Mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya keamanan dan
ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya Revolusi, serta menjamin
keselamatan pribadi dan kewibawaan Pimpinan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin
Besar Revolusi/Mandataris MPRS, demi untuk keutuhan Bangsa dan Negara Republik
Indonesia, dan melaksanakan dengan pasti segala ajaran Pemimpin Besar Revolusi.
2. Mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah dengan Panglima-Panglima Angkatan Lain
dengan sebaik-baiknya.
3. Supaya melaporkan segala sesuatu yang bersangkut paut dalam tugas dan tanggung jawabnya
seperti tersebut di atas.
Pada awalnya, Irian Barat merupakan wilayah jajahan Belanda dan bagian dari kesatuan dari
pulau-pulau lain di Indonesia dalam Hindia Belanda. Namun, ketika penyerahan kemerdekaan
kepada RI, Irian Barat belum disertakan di dalamnya. Hal ini menyebabkan kepemilikan wilayah
itu menjadi permasalahan antara RI dan Belanda, sehingga munculah upaya pembebasan Irian
Barat dari tahu 1945-1963.
Dalam sidang BPUPKI ditegaskan bahwa wilayah Republik Indonesia mencakup seluruh
wilayah bekas Hindia Belanda, yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu,
ketika Indonesia merdeka maka Irian Barat sudah seharusnya ikut merdeka.
Namun, Belanda tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia, tetapi justru melakukan agresi ke
NKRI, sehingga berkobarlah perang kemerdekaan (1945-1949). Akibat perjuangan Indonesia
dan dukungan forum internasional, Belanda akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia melalui
Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949.
Peran aktif Indonesia di OKI yang menonjol adalah saat tahun 1993. Indonesia menerima mandat
sebagai ketua Committee of Six. Indonesia bertugas memfasilitasi perundingan damai antara
Moro National Liberation Front (MNLF) dengan Pemerintahan Filipina.
Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTM-OKI) ke-24 di Jakarta pada
tahun 1996. KTM ini dilaksanakan tanggal 9 -13 Desember 1996. Pada KTM tersebut fokus
pembicaraan menyangkut citra Islam dunia internasional.
Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi OKI 2014, yakni di Jakarta.
Indonesia menjadi tuan rumah dari Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa OKI, tepatnya di
Jakarta. Konferensi ini diadakan tanggal 6 – 7 Maret 2016. Keberhasilan ini merupakan
keberhasilan dari proses komunitas internasional, termasuk Indonesia.
Indonesia banyak menjadi penengah dari pertentangan antara kelompok progresif revolusioner
dengan kelompok konservatif. Hal tersebut dikarenakan Indonesia menganut politik luar negeri
bebas aktif, sehingga tidak memihak kepada siapapun termasuk Bangsa Arab.
Beberapa kebijakan politik pada masa orde baru yang ditetapkan oleh pemerintah orba
dan Presiden Soeharto yaitu:
1. Dibubarkannya Partai Komunis Indonesia dan semua organisasi – organisasi
pendukungnya yang berbasis di masyarakat dan di dalam kabinet pemerintahan yang
diperkuat melalui surat Keputusan Presiden/Pangti ABRI/Mandataris MPRS no.
1/3/1966 tertanggal 12 Maret 1966 sebagai realisasi dari Tiga Tuntutan Rakyat atau
Tritura.
2. Memperbaharui kabinet Dwikora dengan mengamankan 15 orang menteri yang
dinilai terkait dengan gerakan 30 September 1965 melalui Keputusan Presiden no.5
tanggal 18 Maret 1966. Juga membersihkan lembaga legislatif termasuk MPRS dan
DPRGR dari para tersangka G30S PKI.
3. Mengembalikan peran dan kedudukan MPRS yaitu diatas Presiden agar sesuai
dengan UUD 1945. Soeharto juga melakukan kebijakan orde baru dengan
memisahkan jabatan pimpinan DPRGR dengan jabatan eksekutif sehingga pimpinan
DPRGR tidak diberi kedudukan sebagai menteri lagi.
4. Pelaksanaan pemilihan umum yang lebih sederhana pertama kali pada masa orde
baru di tahun 1971 dengan penyederhanaan partai politik dari sejumlah 10 partai
menjadi tiga partai saja berdasarkan kesamaan program partai. Partai politik pada
masa orde baru yaitu Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
terdiri dari partai – partai nasionalis dan Kristen, lalu Partai Persatuan Pembangunan
(PPP) yang terdiri dari partai – partai Islam. Ketiga partai ini sangat dibatasi aktivitas
politiknya termasuk pada masa kampanye singkat di masa pemilu.
5. Militer diberikan hak secara resmi untuk ikut berperan dalam pemerintahan dengan
istilah Dwifungsi ABRI.
6. Diwajibkannya pendidikan dan penataran P4 atau Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila untuk seluruh lapisan masyarakat dan memberlakukan Asas
Tunggal Pancasila untuk partai – partai politik dan organisasi kemasyarakatan.
7. Irian Barat dan Timor Timur bergabung dalam wilayah kesatuan Republik Indonesia
walaupun tidak dengan usaha yang mulus.
8. Indonesia menjadi pelopor dalam pendirian ASEAN dan juga melakukan beberapa
kebijakan politik luar negeri seperti mengakui negara Singapura, memperbaiki
hubungan dengan Malaysia, kembali menjadi anggota PBB pada tahun 1967.
Pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan pada orde baru yang menjadi ciri pokok
orde baru untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat pada waktu itu yang berada
dalam keadaan terpuruk seperti Gerakan Orang Tua Asuh, Program Keluarga Berencana
dengan slogan “Dua Anak Cukup”, transmigrasi, dan gerakan wajib belajar 9 tahun.
1. Repelita
Repelita atau Rencana Pembangunan Lima Tahun adalah kebijakan orde baru dalam
bidang ekonomi yang dimulai pada tahun 1969 sampai tahun 1994. Upaya
pemerintah orde baru untuk meningkatkan ekonomi secara nasional berhasil dengan
menggunakan Repelita, diantaranya terwujudnya swasembada pangan nasional pada
tahun 1984
2. Trilogi Pembangunan
Selain itu juga adanya wacana pembangunan nasional dalam istilah Trilogi
Pembangunan yang dijadikan landasan penentuan kebijakan politik, ekonomi dan
sosial dalam pelaksanaan pembangunan negara. Ada tiga aspek dalam trilogi
pembangunan yaitu:
Tujuan dasar dari kebijakan orde baru adalah pembangunan ekonomi negara dengan
bergabung kembali ke dalam jajaran ekonomi dunia yaitu menjadi anggota IMF
(International Monetary Fund), menjadi anggota PBB kembali dan anggota Bank
Dunia pada kurun waktu akhir tahun 1960an
Kebijakan orde baru tetap menjaga pertumbuhan ekonomi tahunan yang cepat di atas
angka 5%. Indonesia saat itu juga mendapat keuntungan secara signifikan dari
perdagangan minyak di tahun 1970an sehingga sektor publik mampu berperan besar
dalam perekonomian dengan berinvestasi dalam pembangunan daerah, sosial,
infrastruktur dan mendirikan industri dalam skala besar. Namun sebagai akibat dari
rakyat yang merasa diabaikan dari keuntungan ini terjadi sejarah peristiwa Malari
pada tahun 1974, yang berawal dari protes terhadap banyaknya pemodal asing di
Indonesia. Sejak itu aturan mengenai investasi asing diperketat dan diganti dengan
kebijakan memberi perlakuan khusus terhadap pribumi.
Hutang luar negeri bertambah dengan jatuhnya harga minyak sejak awal 1980an dan
reposisi mata uang pada tahun 1985 sehingga pemerintah harus melakukan berbagai
kebijakan orde baru untuk memulihkan kondisi makroekonomi. Berbagai tindakan
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi didorong oleh ekspor, seperti pembebasan
bea cukai termasuk impor dan pengulangan devaluasi rupiah. Selain itu pemerintah
juga mengizinkan berbagai pendirian bank swasta baru, kebebasan bank asing
beroperasi di luar Jakarta, yang kemudian justru menjadi masalah yang menambah
krisis di Indonesia pada akhir 1990 an, selain dari berbagai penyimpangan pada masa
orde baru yang juga menjadi faktor penyebab runtuhnya orde baru dan akhir masa
pemerintahan Orde Baru.
Peranan pemuda dalam pergerakan nasional Indonesia pada thun 1908-1928 merupakan suatu
usaha atau tindakan yang dilakukan oleh pemuda dalam organisasi-organisasi gerakan pemuda
pada masa pergerakan nasional dengan tujuan untuk memperbaiki dan mensejahterakan
kehidupan bangsa Indonesia. Aktivitas yang dilakukan adalah mendidik dan memimpin untuk
menciptakan serta membangkitkan kesadaran nasionalisme Indonesia. Generasi muda termasuk
mahasiswa dituntut untuk
Indonesia pada masa pemerintahan Soekarno telah aktif menjadi anggota PBB, tepatnya
pada 28 September 1950. Sering perkembangan Soekarno memutuskan Indonesia untuk
keluar dari organisasi dunia tersebut pada 1 Januari 1965. Faktor utama keluarnya
Indonesia dari PBB ialah diterimanya Malaysia sebagai anggota tidak tetap PBB.
Seiring peralihan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto pada tahun 1966, Indonesia
kembali memutuskan untuk kembali ke PBB pada 28 September. Hal tersebut didasarkan
atas politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif. Keaktifan Indonesia dalam PBB
secara nyata tampak dengan terpilihnya Mentri Luar Negeri Indonesia, Adam Malik
menjadi ketua Majelis Umum PBB untuk masa sidang tahun 1974.
Pemerkasa ASEAN
Keaktifan Indonesia dalah hubungan luar negeri juga dibuktikan dengan terbentuknya
ASEAN. Association of Southeast Asia Nations atau ASEAN ialah perhimpunan bangsa-
bangsa Asia Tenggara yang didasari oleh rasa setia kawan, persahabatan dan kerja sama.
Organisasi ini dibentuk pada 8 Austus 1967 di Bangkok, Thailand. Indonesia yang
diwakili oleh Adam Malik termasuk menjadi pelopor dalam terbentuknya ASEAN
dengan menandatangani Deklarasi Bangkok tersebut.
Tuntutan I dan II sebelumnya sudah pernah diserukan oleh KAP-Gestapu (Kesatuan Aksi
Pengganyangan Gerakan 30 September). Sedangkan tuntutan III baru diserukan saat itu.
Tuntutan III sangat menyentuh kepentingan orang banyak.