Anda di halaman 1dari 16

Physics Education Research Journal Vol. 2 No.

1 (2020), 19-34
P-ISSN: 2685-6190
e-ISSN: 2714-7746

Asesmen Multi Representasi Berbasis Keterampilan


Abad Ke-21 pada Materi Gerak Lurus

Ellianawati, S. Mufiatunnikmah*, N. E. Setyaningsih, B. Subali

Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia


* email: siti_mufiatunnikmah@yahoo.co.id

Received: October 1th, 2019. Accepted: December 12nd, 2019. Published: Februari 29th, 2020

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan angka kualitas
asesmen multi representasi berbasis abad ke-21 pada
materi Gerak Lurus. Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan (R&D). Data dianalisis menggunakan uji
validitas asesmen oleh ahli dan uji kualitas asesmen secara
empiris untuk memperoleh angka kualitas berupa
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya beda butir
soal. Hasil analisis uji coba produk menunjukkan 58,33%
butir soal dinyatakan valid dan 41,67% butir soal
dinyatakan tidak valid. Soal dinyatakan mempunyai
reliabilitas yang sangat tinggi dengan nilai 0,877. Proporsi
taraf kesukaran soal yang diperoleh belum ideal yaitu
sebesar 58,33% soal berkategori sukar dan 41,67% soal
berkategori sedang/cukup. Daya beda soal berada pada
presentase 8,34% soal berdaya beda baik, 22,22% cukup,
58,33% jelek, dan 11,11% sangat jelek. Hasil uji coba
pemakaian diperoleh 69,44% butir soal dinyatakan valid
dan 30,56% butir soal dinyatakan tidak valid. Soal
dinyatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi dengan
nilai 0,879. Proporsi taraf kesukaran soal yang diperoleh
pada uji coba pemakaian juga belum ideal yaitu sebesar
56% soal berkategori sukar dan 44% soal berkategori
sedang/cukup. Daya beda soal terdiri atas 32% soal
berdaya beda baik, 40% cukup, dan 28% jelek.

doi: 10.21580/perj.2020.2.1.5038
https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 19
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 1 (2020), 19-34

Abstract
This study aims to determine the quality figures of 21st
century-based multi-representation assessments on linear
motion material. Type of this research is Research &
Development (R&D). Data were analyzed using an
assessment validity test by an expert and empirical
assessment quality test to obtain quality figures in the form
of validity, reliability, level of difficulty, and
discrimination power. The results of the preliminary field
testing analysis showed 58.33% items were declared valid
and 41.67% items were declared invalid. Test items have
very high reliability with a value of 0.877. The proportion
of the level of difficulty is not ideal, that is equal to 58.33%
of questions categorized as difficult and 41.67% of
questions categorized as sufficient. The discrimination
power of the questions is 8.34% of the questions in a good
category, 22.22% are sufficient, 58.33% are bad, and 11.11%
are very bad. The result of main field testing, 69.44% items
were declared valid and 30.56% items were declared
invalid. Test items have high reliability with a value of
0.879. The proportion of the level of difficulty obtained in
the main field testing is also not ideal, which is 56% of the
difficult category and 44% of the sufficient category. The
discrimination power consist of 32% good, 40% were
sufficient, and 28% were poor. ©2020PERJ

Keywords: Assessment; 21st century skills; multi representation.

PENDAHULUAN Pendidikan Karakter (PPK), literasi,


keterampilan abad 21, serta HOTS
Perkembangan ilmu (Higher Order Thinking Skill).
pengetahuan dan teknologi pada Terdapat tiga mekanisme
abad ke-21 memberikan tantangan signifikan yang diperlukan untuk
baru di dunia pendidikan. menanamkan keterampilan abad
Indonesia telah mengalami sepuluh ke-21 seiring diberlakukannya
pergantian kurikulum pendidikan kurikulum 2013. Pertama,
yang salah satu tujuannya adalah masyarakat luas harus menyadari
untuk menjawab tantangan zaman. pentingnya keterampilan abad ke-
Kurikulum pendidikan yang kini 21 sebagai pendidikan masa kini. Ke
dikembangkan di Indonesia adalah dua, sekolah seharusnya memiliki
Kurikulum 2013 yang lebih desain baru untuk pembelajaran
mengintegrasikan Penguatan tentang bagaimana orang

20 https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 1 (2020), 19-34

mempelajari pemrosesan informasi, kompetensi, salah satunya adalah


penggunaan teknologi yang efektif, mengembangkan instrumen
dan keterampilan abad ke-21 dalam asesmen dan evalusi proses dan
konteks akademis. Ke tiga, pembuat hasil belajar.
kebijakan seharusnya berkontribusi Asesmen untuk mengembangan
dalam merumuskan kaidah pola pikir siswa merupakan
penilaian yang dapat mengukur tuntutan yang harus dipenuhi pada
prestasi akademik dan era global. Hal ini sejalan dengan
keterampilan abad ke-21 (Osman et Partnership of 21st Century Skills yang
al., 2010). Sejalan dengan hal mengidentifikasi bahwa siswa pada
tersebut, Susianna (2014) telah abad ke-21 harus mampu
melakukan penelitian tentang mengembangkan keterampilan
implementasi keterampilan abad 21 kompetitif yang berfokus pada
dalam Kurikulum 2013 kepada 350 pengembangan keterampilan
guru dan dosen di berbagai daerah berpikir tingkat tinggi (Higher Order
di Indonesia. Hasil analisis data Thinking Skills) (Hariyanto, 2014).
menunjukkan bahwa hanya 35% Salah satu yang termasuk dalam
sampel yang dapat menjelaskan keterampilan berpikir tingkat tinggi
keterampilan abad 21; dan 17% menurut Brookhart (2010) adalah
yang dapat merancang, berpikir kreatif (creative thinking).
mengakses, mengimplementasikan Keterampilan berpikir kreatif
pembelajaran yang menekankan sangat penting dimiliki siswa,
keterampilan abad 21 dengan benar. karena aspek kreatif merupakan
Hasil penelitian tersebut salah satu tujuan dari pendidikan
menunjukkan bahwa sistem nasional.
pembelajaran dan kegiatan Keterampilan berpikir kreatif
penilaian yang sesuai dengan atau berpikir divergen merupakan
keterampilan abad 21 perlu keterampilan dalam memberikan
diperbaiki untuk mewujudkan berbagai kemungkinan jawaban
pelaksanaan kegiatan pembelajaran berdasarkan informasi yang
yang berkualitas. diberikan (Munandar, 2012). Siswa
Asesmen merupakan komponen harus memahami konsep secara
penting dalam dunia pendidikan. mendalam untuk dapat
Peningkatan mutu pendidikan di memberikan berbagai
Indonesia dapat dilakukan dengan kemungkinan jawaban. Oleh
meningkatkan kualitas sistem karena itu, penggunaan
pembelajaran dan penilaian. representasi yang kurang tepat
Permendiknas Nomor 16 Tahun akan menjadi halangan dalam
2007 tentang Standar Kualifikasi memahami fisika (Gunel, 2006).
Akademik dan Kompetensi Guru Hasil penelitian Sinaga (2014)
juga menyatakan bahwa guru mata menunjukkan pemahaman konsep
pelajaran harus memiliki fisika mahasiswa meningkat secara

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 21
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 1 (2020), 19-34

signifikan ketika mereka mampu mempresentasikan format diagram


menerjemahkan hubungan antara ke dalam format matematis yaitu
beberapa model representasi. 37% (Leksana, 2017).
Sunyono (2015) menyatakan bahwa Materi Gerak Lurus merupakan
belajar dengan multi representasi salah satu materi fisika SMA kelas
cocok untuk pembelajaran di kelas X. Gerak Lurus termasuk dalam
karena siswa dengan tingkat bagian materi kinematika dalam
kemampuan rendah dapat bersaing satu dimensi. Siswa tidak cukup
dengan siswa berkemampuan memahami materi kinematika pada
menengah dan tinggi. salah satu bentuk representasi saja
Rusilowati (2006) menyatakan untuk penguasaan konsep
penggunaan model representasi kinematika, tetapi siswa harus
sebagai asesmen dapat menjadi mampu menguasai bermacam-
solusi untuk mencari penyebab macam representasi (Purwanti,
kesulitan belajar fisika. Akan tetapi, 2017). Namun, kemampuan
hasil observasi yang dilakukan di representasi siswa di kota Batu
SMA Kota Semarang menunjukkan dalam mengambil informasi dari
bahwa instrumen asesmen yang berbagai representasi pada materi
digunakan masih didominasi oleh Gerak Lurus sangat rendah
satu representasi saja, yaitu (Purwanti, 2016). Hal ini tidak
matematis. Meskipun demikian, menutup kemungkinan bahwa
hasil penelitian Misel and E. siswa di kota lain juga mengalami
Suwangsih (2016) menunjukkan masalah yang sama dan belum
bahwa kemampuan representasi teridentifikasi. Oleh karena itu,
matematis siswa masih berada perlu dilakukan pengembangan
dalam tingkatan rendah dengan asesmen multi representasi berbasis
persentase sebesar 23,7%. keterampilan abad ke-21 pada
Instrumen yang didominasi oleh materi Gerak Lurus. Hasil
salah satu representasi saja dirasa penelitian ini dapat digunakan
kurang dapat mengukur untuk mengidentifikasi
kemampuan riil siswa mengingat kemampuan representasi dan
kecerdasaan yang dimiliki tiap kesulitan belajar siswa pada materi
individu sangat beragam. Gerak Lurus sehingga guru dapat
Hasil penelitian lain tentang menentukan langkah tepat untuk
kemampuan representasi siswa melakukan perbaikan.
menunjukkan kemampuan
mempresentasikan format verbal ke METODE
dalam format verbal dan gambar
memperoleh persentase tertinggi Subjek penelitian ini yaitu siswa
yaitu sebesar 85%, sedangkan SMA yang telah mempelajari materi
persentase terendah ditemukan Gerak Lurus di SMA Negeri
pada kemampuan terakreditasi A. Desain penelitian

22 https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 1 (2020), 19-34

ini adalah Research & Development dalam skala kecil dengan beberapa
yang mengacu desain penelitian revisi dan saran perbaikan dari ahli.
(Sugiyono, 2017). Tahap-tahap Uji coba produk dilakukan
dalam penelitian ini antara lain: (1) dengan uji coba skala kecil di dua
potensi dan masalah, (2) sekolah basis dengan jumlah 30
pengumpulan data, (3) desain siswa. Uji coba produk bertujuan
produk, (4) validasi desain, (5) untuk mengetahui validitas,
revisi desain, (6) uji coba produk, (7) reliabilitas, taraf kesukaran, dan
revisi produk, (8) uji coba daya beda butir instrumen asesmen
pemakaian, (9) revisi produk. multi representasi berbasis
Teknik analisis data berupa keterampilan abad ke-21 yang
validitas instrumen asesmen oleh disusun. Tindak lanjut terhadap
ahli dan kualitas butir soal yang hasil analisis validitas butir soal
meliputi validitas, reliabilitas, adalah menggunakan kembali butir
tingkat kesukaran dan daya beda. soal yang dinyatakan valid pada uji
coba pemakaian dan butir soal yang
HASIL DAN PEMBAHASAN tidak valid diperbaiki untuk
selanjutnya digunakan kembali
Produk yang dihasilkan dalam pada uji coba pemakaian. Pada uji
penelitian berupa instrumen coba pemakaian dilakukan dengan
asesmen multi representasi berbasis uji coba skala besar di tiga SMA
keterampilan abad ke-21 pada Negeri terakreditasi A dengan
materi gerak lurus yang terdiri atas: jumlah 60 siswa. Hasil analisis
1) kisi-kisi soal, 2) naskah soal, 3) validitas pada uji coba produk dan
kunci jawaban, dan 4) pedoman pemakaian disajikan pada Tabel 1.
penskoran. Berdasarkan persentase hasil
analisis validitas butir soal yang
Validitas dilakukan, terdapat peningkatan
angka kualitas berupa validitas soal
Data validasi instrumen asesmen dari tahap uji coba produk ke tahap
multi representasi berbasis uji coba pemakaian. Hal ini
keterampilan abad ke-21 yang disebabkan jumlah sampel uji coba
disusun diperoleh berdasarkan produk lebih kecil dari uji coba
hasil penilaian instrumen oleh ahli, pemakaian. Semakin besar ukuran
yaitu ahli dalam bidang keilmuan sampel, maka semakin besar
fisika dan instrumen asesmen. kemungkinan dapat mencerminkan
Berdasarkan validasi instrumen populasi dan memberikan hasil
oleh ahli disimpulkan bahwa yang semakin baik (Alwi, 2015).
instrumen asesmen yang disusun Hasil analisis validitas dari uji
dinyatakan sangat layak dan dapat coba produk dan uji coba
diujikan pada uji coba produk pemakaian memiliki perbedaan.
Berdasarkan hasil wawancara yang

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 23
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 1 (2020), 19-34

dilakukan, dapat disimpulkan bergerak terhadap titik acuan


beberapa hal, yaitu terdapat tertentu; (2) kurang memahami
kategori soal yang tidak valid konsep grafik; (3) terpaku pada
menjadi valid, perbaikan yang rumus atau terbiasa menghafalkan
dilakukan sudah cukup baik rumus sehingga mereka tidak dapat
terbukti dengan respon siswa yang memecahkan soal dengan berbagai
merespon bahwa soal tersebut cara. Pada soal kategori valid
cukup mudah dipahami, dan cukup menjadi tidak valid, siswa
mudah dikerjakan. Pada soal mengungkapkan bahwa untuk soal
dengan kategori tidak valid dan tipe matematis, mereka terpaku
tetap tidak valid, siswa banyak pada rumus instan yang sudah ada,
menemui kendala saat mengerjakan sehingga mereka hanya
soal tersebut, di antaranya: (1) memberikan jawaban hanya
kurang memahami konsep Gerak menggunakan satu cara sesuai
Lurus, terutama pada benda dengan rumus yang mereka
dikatakan bergerak atau tidak ketahui.

Tabel 1. Hasil Uji Validitas pada Uji Coba Produk

Tahap Kriteria Nomor Butir Soal Jumlah Persentase


(%)
Valid 1, 5, 7, 11, 13, 14, 15, 18, 21 58,33
20, 21, 22, 24, 25, 26, 28,
Uji Coba
30, 31, 33, 34, 35, 36
Produk
Tidak Valid 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 12, 16, 15 41,67
17, 19, 23, 27, 29, 32
Valid 1, 2, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 25 69,44
14, 15, 16, 18, 20, 21, 22,
Uji Coba 25, 27, 29, 30, 31, 32, 33,
Pemakaian 34, 35, 36
Tidak Valid 3, 4, 8, 9, 10, 17, 19, 23, 11 30,56
24, 26, 28

Banyak siswa yang tidak suatu soal disebabkan oleh


memberikan jawaban maupun beberapa faktor, salah satunya
memberikan jawaban yang kurang adalah banyak soal yang dianggap
tepat. Selain itu, respons siswa sukar oleh siswa dan pembatasan
terhadap instrumen yang disusun waktu dalam mengerjakan soal.
menunjukkan bahwa waktu Butir soal yang dinyatakan valid
pengerjaan soal yang diberikan selanjutnya didokumentasikan
tidak cukup. Hal ini sesuai dengan dalam bank soal dan dapat
pendapat Fitriatun (2016) yang digunakan lagi pada tes yang akan
menyatakan bahwa valid tidaknya datang.

24 https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 1 (2020), 19-34

Reliabilitas coba pemakaian dapat dilihat pada


Tabel 2. Berdasarkan hasil analisis
Berdasarkan perhitungan
reliabilitas soal, diperoleh hasil butir soal, proporsi taraf kesukaran
0,877 pada uji coba produk dan soal belum ideal. Proporsi tingkat
kesukaran soal yang baik menurut
0,879 pada uji coba pemakaian.
Arifin (2009) yaitu soal sukar 25%,
Hasil analisis reliabilitas masuk
soal sedang 50%, dan soal mudah
pada kategori sangat tinggi.
25% (1 : 2 : 1). Hasil angket respons
Instrumen asesmen yang disusun
siswa menunjukkan beberapa
merupakan instrumen asesmen
faktor yang mempengaruhi hasil
yang berkualitas sangat baik dari
analisis taraf kesukaran butir soal,
segi reliabilitasnya.
di antaranya: (1) siswa tidak dapat
menangkap maksud soal, (2) siswa
Tingkat Kesukaran lupa rumus, (3) siswa tidak terbiasa
Analisis tingkat kesukaran butir dengan soal berpikir kreatif, dan (4)
soal pada uji coba produk dan uji siswa tidak terbiasa dengan soal
multi representasi.

Tabel 2. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran

Tahap Kriteria Nomor Butir Soal Jumlah Persentase


(%)
Terlalu Sukar - - -
Sukar 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 21 58,33
11, 12, 14, 15, 16, 17,
18, 23, 25, 27, 29, 32
Uji Coba Cukup/Sedang 7, 13, 19, 20, 21, 22, 24, 15 41,67
Produk 26, 28, 30, 31, 33, 34,
35, 36
Mudah - - -
Terlalu Mudah - - -
Terlalu Sukar - - -
Sukar 11, 12, 14, 15, 16, 20, 14 56
25, 27, 29, 31, 32, 34,
Uji Coba 35, 36
Pemakaian Sedang/Cukup 1, 2, 5, 6, 7, 13, 18, 21, 11 44
22, 30, 33
Mudah - - -
Terlalu Mudah - - -

pemakaian dapat dilihat pada Tabel


Daya Beda
3. Soal dapat memiliki daya beda
Analisis daya beda butir soal yang jelek atau sangat jelek, karena
pada uji coba produk dan uji coba soal tersebut merupakan soal yang

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 25
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 1 (2020), 19-34

sukar sehingga siswa hanya Tindak lanjut terhadap hasil


melakukan guessing dalam analisis taraf kesukaran dan daya
menjawab (Fitriatun & Sukanti, beda menurut Sudijono (2015)
2016). Analisis data yang dilakukan adalah mendokumentasikan soal
menunjukkan soal yang memiliki yang sudah baik ke dalam bank
daya beda pada kategori jelek atau soal, dan membuang soal yang
sangat jelek memiliki taraf tidak baik atau direvisi.
kesukaran pada kategori sukar.

Tabel 3. Hasil Analisis Daya Beda

Tahap Kriteria Nomor Butir Soal Jumlah Persentase


(%)
Sangat Baik - - -
Baik 20, 21, 33 3 8,34
Cukup 5, 7, 13, 14, 18, 24, 31, 8 22,22
35
Uji Coba
Jelek 1, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 21 58,33
Produk
12, 15, 17, 22, 23, 25,
26, 27, 28, 30, 32, 34, 36
Sangat Jelek 2, 16, 19, 29 4 11,11
Sangat Baik - - -
Baik 1, 2, 6, 21, 22, 29, 33, 35 8 32
Uji Coba Cukup 7, 11, 13, 14, 15, 18, 20, 10 40
Pemakaian 27, 31, 34
Jelek 5, 12, 16, 25, 30, 32, 36 7 28
Sangat Jelek - - -

Contoh soal representasi verbal Pada Gambar 1b, siswa


ditunjukkan pada Gambar 1a menjawab secara detail semua jenis
tentang gerak sebuah pesawat dari gerak yang diinformasikan dalam
mulai lepas landas sampai berhenti. teks; sedangkan pada Gambar 1c
Keterampilan abad ke-21 yang siswa cenderung tidak mengerti
dipakai adalah berpikir kreatif yang maksud dari soal. Siswa menjawab
menuntut siswa untuk dapat soal dengan kebiasaan yang
memberikan detail-detail informasi diajarkan oleh guru, yaitu menulis
pada teks (berpikir elaborasi). apa yang diketahui.
Contoh jawaban siswa dapat dilihat
pada Gambar 1b dan Gambar 1c.

26 https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 1 (2020), 19-34

(a)

(b)

(c)

Gambar 1. (a) Soal Representasi Verbal, (b) dan (c) Contoh Jawaban Siswa untuk
Soal Representasi Verbal

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 27
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 1 (2020), 19-34

(a)

(b)

(c)

Gambar 2. (a) Soal Representasi Gambar, (b) dan (c) Contoh Jawaban Siswa untuk
Soal Representasi Gambar

Soal representasi gambar dengan percepatan 𝑎. Kemampuan


ditunjukkan pada Gambar 2a berpikir kreatif yang diukur yaitu
tentang gerak sebuah mobil dari siswa dituntut untuk dapat
keadaan berhenti sampai bergerak memberikan jawaban yang tidak

28 https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 1 (2020), 19-34

seperti biasanya (berpikir original). Soal representasi matematis


Contoh jawaban siswa dapat dilihat ditunjukkan pada Gambar 3a
pada Gambar 2b dan Gambar 2c. tentang gerak vertikal ke atas.
Pada Gambar 2b, siswa Kemampuan berpikir kreatif yang
menggambar lanjutan gerak mobil diukur yaitu siswa dituntut untuk
dengan 𝑡 = 3 s . Jawaban yang dapat memberikan jawaban dengan
lazim dijawab adalah menggambar banyak cara (berpikir luwes).
lanjutan gerak dengan 𝑡 = 2 s atau Contoh jawaban siswa dapat dilihat
secara berututan; sedangkan pada pada Gambar 3b dan Gambar 3c.
Gambar 2c siswa cenderung tidak Pada Gambar 3b siswa menjawab
mengerti maksud dari soal. Siswa dengan dua cara berbeda dan
menjawab soal dengan hanya benar; sedangkan pada Gambar 3c
menggambar tanpa diberi rincian siswa menjawab soal hanya dengan
gambar terkait waktu dan satu cara dan salah.
kecepatannya.

(a)

(a)

(b)

(c)

Gambar 3. (a) Soal Representasi Matematis, (b) dan (c) Contoh Jawaban Siswa untuk
Soal Representasi Matematis

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 29
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 1 (2020), 19-34

Soal representasi grafik satuan yang sesuai, besar dan arah


ditunjukkan Gambar 4a tentang percepatan yang ditambahkan
gerak jatuh bebas. Kemampuan pada gambar sesuai dengan besar
berpikir kreatif yang diukur yaitu dan arah percepatan gravitasi, dan
siswa dituntut untuk dapat grafik yang digambar benar;
memberikan jawaban yang tidak sedangkan pada Gambar 4c siswa
seperti biasanya (berpikir original). cenderung hanya menggambar
Contoh jawaban siswa dapat dilihat tanpa diberi rincian gambar seperti
pada Gambar 4b dan Gambar 4c. satuan besaran waktu dan besar
Pada Gambar 4b siswa percepatan yang tidak ada pada
menggambar grafik secara lengkap grafik. Grafik yang digambar juga
dari mulai besaran pada setiap salah.
sumbunya yang dilengkapi dengan

(a)

(b)

30 https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 1 (2020), 19-34

(c)

Gambar 4. (a) Soal Representasi Grafik, (b) dan (c) Contoh Jawaban Siswa untuk
Soal Representasi Grafik

KESIMPULAN Pengetahuan Alam Universitas


Negeri Semarang,
Produk yang dihasilkan pada 3. Dr. Suharto Linuwih, M.Si.,
penelitian ini berupa instrument Ketua Jurusan Fisika Fakultas
asesmen multi representasi pada Matematika dan Ilmu
materi Gerak Lurus. Hasil analisis Pengetahuan Alam Universitas
menunjukkan instrumen yang Negeri Semarang,
dikembangkan valid dan reliabel. 4. Kepala SMA Negeri 7 Semarang,
Butir soal valid berjumlah 69,44% SMA Negeri 9 Semarang, SMA
dari seluruh soal yang diujikan; Negeri 1 Banyumas, SMA
dengan 56% soal sukar dan 44% Negeri 1 Gombong, SMA Negeri
soal sedang. Daya beda soal terdiri 1 Sumpiuh, dan MA Negeri 3
atas 32% baik, 40% cukup, dan 28% Banyumas yang telah
jelek. memberikan izin penelitian,
5. Guru fisika SMA Negeri 7
UCAPAN TERIMA KASIH Semarang, SMA Negeri 9
Semarang, SMA Negeri 1
Keberhasilan penyusunan paper Banyumas, SMA Negeri 1
ini tidak terlepas dari peran, Gombong, SMA Negeri 1
dukungan, dan bantuan dari Sumpiuh, dan MA Negeri 3
berbagai pihak. Oleh karena itu, Banyumas yang telah
penulis mengucapkan terima kasih memberikan bimbingan selama
kepada: melakukan penelitian,
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, 6. Siswa kelas X SMA Negeri 7
M.Hum., Rektor Universitas Semarang, SMA Negeri 9
Negeri Semarang, Semarang, SMA Negeri 1
2. Prof. Dr. Sudarmin, M.Si., Dekan Banyumas, SMA Negeri 1
Fakultas Matematika dan Ilmu Gombong, SMA Negeri 1

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 31
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 1 (2020), 19-34

Sumpiuh, dan MA Negeri 3 Leksana, K. G. 2017. Pengembangan


Banyumas yang telah Instrumen Tes Multi
berpartisipasi dengan sangat Rrepresentasi pada Konsep Alat-
baik pada proses penelitian, alat Optik untuk
7. Semua pihak yang telah Mengidentifikasi Kemampuan
membantu dalam penyelesaian Representasi Siswa. Univ. Islam
paper ini yang tidak dapat saya Negeri Syarif Hidayatullah,
sebutkan satu persatu. Jakarta.
Misel and E. Suwangsih. 2016.
DAFTAR PUSTAKA Penerapan Pendekatan
Matematika Realistik untuk
Alwi. 2015. Kriteria Empirik dalam Meningkatkan Kemampuan
Menentukan Ukuran Sampel Representasi Matematis Siswa.
pada Pengujian Hipotesis J. Metodi DIdaktik, 10(2), 27–36.
Statistika dan Analisis Butir. J. Munandar, U. 2012. Pengembangan
Formatif, 2(2), 140–148. Kreativitas Anak Berbakat.
Arifin, Z. 2009. Evaluasi Jakarta: Rineka Cipta.
Pembelajaran. Bandung: Osman, K. et al. 2010. Development
Remaja Rosdakarya. and Validation of The
Brookhart, S. M. 2010. How to assess Malaysian 21st Century Skills
higher-order thinking skills in Instrument (M-21CSI) for
your classroom. Alexandria, Science Students. Proc. Social
Virginia USA: ASCD. and Behavioral Sciences, 9, 599–
Fitriatun, A. and S. 2016. Analisis 603.
Validitas, Reliabilitas, dan Purwanti, A. et al. 2017.
Butir Soal Latihan Ujian Penguasaan Konsep Materi
Nasional Ekonomi Akuntansi Kinematika pada Siswa SMA
di MAN Maguwoharjo. J. Kelas X dengan Menggunakan
Kajian Pendidikan Akuntansi Pembelajaran
Indonesia, 5(8), 1–11. Multirepresentasi. J.
Gunel, M. et al. 2006. Comparing Pendidikan: Teori, Penelitian,
Student Understanding of Dan Pengembangan, 2(4), 75–
Quantum Physics When 578.
Embedding Multimodal Purwanti, A. et al. 2016.
Representations into Two Penguasaan Konsep dan
Different Writing Formats: Kemampuan Representasi
Presentation Formaat Versus Materi Gerak Lurus Siswa
Summary Report Format. J. SMA Kelas XII,. Proc. Seminar
Science Educ., 90(6), 1092–1112. Nasional Pendidikan IPA, 1.
Hariyanto, I. B. . 2014. Asesmen Rusilowati, A. 2006. Profil
Pembelajaran. Bandung: PT. Kesulitan Belajar Fisika Pokok
Remaja Rosdakarya. Bahasan Kelistrikan Siswa

32 https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 1 (2020), 19-34

SMA di Kota Semarang. J. Bandung: INA: Alfabeta.


Pendidikan Fisika Indonesia, Sunyono. 2015. Supporting
4(2), 100–106. Students in Learning with
Sinaga. 2014. The Effectiveness Of Multiple Representation to
Learning To Represent Physics Improve Student Mental
Concept Appoarch: Preparing Models on Atomic Structures
Pre-Service Physics Teachers Concepts. Electronic Journal of
To Be Good Teachers. Science Education International,
International Journal of Research 2.
in Applied, Natural and Social Susianna, N. 2014. Implementasi
Sciences, 2. Keterampilan Abad 21 dalam
Sudijono, A. 2015. Pengantar Kurikulum 2013. Proc. Seminar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Nasional Pendidikan Matematika
Raja Grafindo Persada. Sains, Dan Tik.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 33
Phy. Educ. Res. J. Vol. 2 No. 1 (2020), 19-34

34 https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index

Anda mungkin juga menyukai