DISUSUN OLEH:
Unit Operasi
Divisi LRT JABODEBEK
2021
LEMBARAN PENGESAHAN
Disusun sebagai tugas akhir Program Kerja (POK) Calon Pekerja LRT Jabodebek
Batch 1 di Pusdiklat Ir. H. Djuanda PT Kereta Api Indonesia (Persero), terhitung
mulai tanggal 7 Juni 2021 s.d tanggal 18 Agustus 2021.
Oleh :
Pengesahan, Koordinator
Pembimbing/Pendamping Pendamping
i
KATA PENGANTAR
Okka Saputra
Nipp. 73992
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEBARAN PENGESAHAN...................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Listrik Aliran Atas (LAA) pada Kereta Rel Listrik................................ 3
2.1.1 Defenisi Sistem Listrik Aliran Atas.............................................................. 3
2.1.2 Bagian - bagian Sistem Listrik Aliran Atas.................................................. 3
2.2 Sistem Listrik Aliran Bawah........................................................................... 11
2.2.1 Defenisi Sistem Listrik Aliran Bawah.......................................................... 11
2.2.2 Komponen – komponen pada Third Rail................................................... 12
2.3 Tabel Perbedaan LAA dengan Third Rail LRT Jabodebek.............................. 14
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Third Rail........................................................... 14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 15
3.2 Saran.............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 16
LAMPIRAN........................................................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini juga dalam proses pembangunan LRT Jabodebek, ini
merupakan inovasi baru dari sistem perkeretaapian di indonesia. LRT Jabodebek
di-design menggunakan tingkat otomatis Grade of Automation (GOA) level 3.
Secara keseluruhan, LRT Jabodebek menggunakan sistem driverless atau tanpa
pengemudi. Pada LRT Jabodebek menggunakan sistem listrik aliran bawah (LAB)
yang disebut Rel Ketiga (Third Rel). Ini menggunakan Conductor Rail yang
bertegangan 750 VDC untuk menghantarkan daya listrik ke trainsit dengan
menggunakan Current Colector Shoe. Sedangkan pada Kereta Rel Listrik (KRL),
daya listrik yang dibutuhkan, disuplai dari sebuah gardu traksi menggunakan
kawat konduktor yang membentang di bagian atas sepanjang rute KRL tersebut
yang disebut dengan system catenary atau LAA (Listrik Aliran Atas).
1
4. Apa kekurangan dan kelebihan dari sistem Listrik Aliran Atas dan
Sistem Listrik Aliran Bawah.
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu tugas akhir Program Orientasi Kerja (POK) Calon
Pekerja Train Attendant LRT Jabodebek tahun 2021.
2. Untuk mengetahui prinsip kerja dari sistem Listrik Aliran Atas pada
Kereta Api Listrik.
3. Untuk mengetahui prinsip kerja dari Sistem Listrik Aliran Bawah (LAB)
pada LRT Jabodebek.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sistem Listrik Aliran
Atas dan Sistem Listrik Aliran Bawah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Listrik Aliran Atas (LAA) pada Kereta Rel Listrik.
2.1.1 Defenisi sistem Listrik Aliran Atas
Listrik Aliran Atas (LAA) atau Jaringan Catenary adalah instalasi listrik
perkeretaapian yang menggunakan jaringan listrik aliran atas, berupa saluran
kawat atas (overhead catenary) dengan tegangan 1500 VDC di sepanjang jalur
yang digunakan untuk operasi Kereta Rel Listrik (KRL).
Berdasarkan Peraturan Dinas 13C Jilid 1 pada pasal 2 menjelaskan
mengenai sistem Listrik Aliran Atas sebagai berikut :
1. Instalasi listrik aliran atas (LAA)terdiri atas:
a. Gardu Traksi.
b. Jaringan Catenary.
2. Tegangan operasi LAA ditentukan sebesar:
a. tegangan nominal 1500 V DC.
b. tegangan minimal 1100 V DC.
c. tegangan maksimal 1800 V DC.
3
3. Peralatan DC kubikel (HSCB)
Berfungsi untuk mendistribusikan dan memutus tegangan DC yang diterima
dari peralatan penyearah untuk dialirkan ke Jaringan Katenari. Peralatan DC
kubikel terdiri atas:
a. kubikel utama.
b. kubikel keluaran dan kubikel cadangan.
c. kubikel negatif.
4. Peralatan Tegangan Rendah AC-DC
Berfungsi sebagai sumber daya listrik untuk peralatan kontrol, proteksi,
indikator, space heater, baterai dan lain lain yang berkaitan dengan Gardu Traksi
serta penerangan bangunan. Peralatan tegangan rendah AC yang berupa trafo
harus memiliki 2 sumber listrik berbeda, yaitu sumber utama dari Gardu Traksi
setempat dan sumber cadangan dari sumber lain. Perpindahan sumber utama ke
sumber cadangan atau sebaliknya bekerja secara otomatis dengan catu daya
darurat (baterai).
5. Pencatu / Penyulang (Out Going)
berfungsi untuk menyalurkan daya dari kubikel keluaran melalui kabel penyulang
positif dan saklar pemisah ke kawat penyulang serta menerima kembali arus
balik melalui kabel penyulang negatif ke kubikel negatif.
6. Peralatan Distribusi Daya
Berfungsi menerima dan mendistribusikan daya untuk penggerak peralatan
listrik bagi sistem persinyalan, telekomunikasi dan fasilitas penunjang yang lain.
Peralatan distribusi daya terdiri atas:
a. sistem distribusi daya menggunakan tegangan menengah3 phasa 6
kVatau 20 kVAC.
b. sistem distribusi daya tegangan rendah 3 phasa 380/220VAC atau 1
phasa 220VAC.
c. sistem distribusi daya signal hut (SDSH)yang berfungsi untuk
mensuplai peralatan persinyalan dan telekomunikasi.
7. Sistem Pengendali Jarak Jauh (SPJJ)/ Remote Control
Berfungsi untuk memantau dan mengendalikan peralatan listrik di Gardu
Traksi dan peralatan distribusi daya. SPJJ dioperasikan secara terpusat dari suatu
ruang kendali yang berdekatan atau menyatu dengan ruang pusat pengendalian
operasi kereta api. Petugas pengendali distribusi listrik aliran atas (PDLA) di
ruang kendali SPJJ harus dapat memantau dan mengendalikan Gardu Traksi atau
peralatan distribusi daya di wilayah pengendaliannya.
4
B. Jaringan Catenary
Sebagai saluran penghubung daya listrik sebesar 1500 Volt DC, kemudian
ditansmisikan oleh gardu listrik sepanjang rel dengan perantara kawat kontak
(trolley) yang terhubung ke pantograf KRL.
Bagian – bagian Sistem Catenary adalah sebagai berikut :
1. Feeder system ( Sistem Penyulang )
Sistem penyulang yang berfungsi sebagai penyalur daya listrik dari
substation ke jaringan catenary, terdiri dari :
Feeder Wire
Berfungsi sebagai jalur utama penyalur tegangan 1500 VDC yang keluar
dari gardu listrik dan untuk menyalurkan daya listrik ke cabang penyulang
(feeding branch).
5
Return Cable
Berfungsi untuk menyalurkan arus balik dari KRL/lokomotif listrik kembali
ke Sub Station melalui rel dan peralatan negati Sub Station.
Gambar 8. Messenger
Hanger Wire
Adalah kawat untuk menggantungkan kawat kontak ke messenger wire.
Agar ketinggian kawat kontak tetap konstan maka ketegangan dan
kemulurannya harus dijaga. Interval tiap hanger adalah 5 meter dengan panjang
minimal 150 mm. Hanger menggunakan bahan alumunium bar untuk transmisi
tenaga listrik di lintas dan fiber untuk area stasiun serta menggunakan protector
pada hanger-hanger tertentu.
6
Gambar 9. Hanger Wire
Pull – Off
Tensioning Device
Berfungsi untuk mempertahankan ketegangan kawat kontak yang berubah
– ubah akibat pengaruh suhu udara maupun panas yang ditimbulkan oleh aliran
listrik. Jika kawat kontak memuai dan mengendur, maka akan berakibat pada
tidak sempurnanya kontak antara kawat kontak dan pantograph.
7
beton. Tiang ini memiliki panjang 12 m dengan 1/3 bagiannya ditanam
kedalam tanah.
Pole Ban (Pengikat)
merupakan salah satu perangkat dalam sistem jaringan LAA yang berfungsi
untuk mengikat instalasi transmisi tenaga listrik pada beton yang bulat.
Cantilever
Penyangga untuk instalasi transmisi tenaga listrik pada tiang yang
biasanya melayani satu jalur.
Supporting Beam / Truss
penyangga peralatan transmisi tenaga listrik, di area stasiun lokasi pada
transmisi tenaga listrik yang mempunyai banyak peralatan (jalur).
8
Overhead Ground Wire
Adalah kawat yang berada pada bagian teratas dari jaringan LAA sebagai
pelindung peralatan transmisi tenaga listrik dibawahnya dari sambaran langsung
dari petir.
GROUND
E
ING
9
5. Jaringan distribusi daya
Berfungsi menyalurkan daya listrik untuk keperluan peralatan persinyalan,
telekomunikasi dan pintu perlintasan. Jaringan distribusi daya dapat berupa:
a. OE Wire
b. kabel (Twisted Cable dengan messenger atau jenis kabel distribusi daya
lainnya).
10
2.2.2 Komponen – komponen pada Third Rail
1. Conductor Rail
Conductor Rail terbuat dari aluminium ekstrusi dengan permukaan atau
tutup kontak baja tahan karat, yang berfungsi sebagai penghantar listrik.
2. Splice Joint
Splice joint adalah sepasang sambungan yang terbuat dari aluminium yang
diekstrusi dan berbentuk seperti plat yang dipasang untuk menyambungkan rel
konduktor dengan sambungan baut.
3. Ramp
Ramp adalah posisi rel konduktor yang agak condong/miring, yang
berfungsi untuk transisi keluar dan masuknya sepatu kontak.
Cover adalah penutup third rail, yang berfungsi untuk meminimalisir dan
melindungi para tenaga perawatan agar terhindar dan tidak terjadi kontak
langsung dengan third rail.
6. Expansion Joint
Dirancang untuk mengakomodasi pemuaian dan kontraksi termal dari rel
konduktor. karena variasi suhu lingkungan dan kenaikan panas.
8. Terminal Kabel
Sebagai terminal untuk kabel-kabel menghantarkan listrik ke rel konduktor
yang berasal dari gardu.
2.3 Tabel Perbedaan Listrik Aliran Atas KRL dengan Third Rail LRT Jabodebek
Perbedaan sistem listrik aliran atas dengan Third Rail adalah sebagai berikut
ini :
LAA Third Rail
1. Adalah listrik aliran atas. 1. Merupakan sistem listrik aliran
2. Menggunakan tiang – tiang bawah.
penyangga untuk pengaliran 2. Menggunakan Conductor Rail
listrik. untuk menghubungkan listrik.
3. Menggunakan Pantograf untuk 3. Menggunakan Current Collector
menghubungkan listrik. Shoe untuk menghubungkan
4. Membutuhkan tegangan 1500 aliran listrik dari Conductor Rail.
VDC. 4. Membutuhkan tegangan 750
VDC.
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Third Rail dibandingkan Sistem Listrik Aliran
Atas.
Kelebihan dan kekurangan Third Rail adalah sebagai berikut ini :
Kelebihan Kekurangan
1. Meminimalisir polusi Visual 1. Hanya bisa di aplikasikan pada
2. Sistem ini lebih murah karena lintas layang.
tidak memerlukan penyangga
kabel seperti LAA.
3. Dari perawatannya tidak rumit
dari Sistem LAA.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang penulis susun, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. PT Kereta Api Indonesia (Persero) sudah menggunakan sistem Listrik
Aliran Atas yaitu di Daop 1 jakarta dan Daop 6 Yogyakarta serta sudah
menggunakan Sistem Listrik Aliran Bawah pada LRT palembang dan akan
di operasikan juga pada LRT Jabodebek.
2. Dengan menggunakan sistem Listrik Aliran Atas masih dapat terjadi
kecelakaan KA di perlintasan sebidang seperti : KRL menemper
kendaraan, menemper orang, kendaraan berat tersangkut jaringan LAA.
Sedangkan dengan menggunakan LAB masalah tersebut tidak terjadi
sama sekali.
3. Dengan menggunakan Sistem Listrik Aliran Bawah maka dapat menekan
biaya pembangunannya karena tidak memerlukan penyangga kawat
listrik, serta lebih efisien dan mudah dalam perawatannya.
4. Kekurangan Sistem Listrik Aliran Bawah yaitu sistem ini hanya bisa
digunakan di lintas layang, jika dibangun di pemukiman pendudukan akan
menimbulkan bahaya tersengat listrik.
3.2 Saran
1. Penulis mengusulkan, jika dikemudian hari ada pembangunan sistem
elektrifikasi sebaiknya dibangun menggunakan sistem Listrik Aliran Bawah
karena dari segi biaya dan perawatannya lebih murah dan efisien, yang
dibangun dengan Jalur Layang.
2. Sebaiknya menghilangkan perlintasan sebidang dengan cara membuat
pembangunan Fly Over (Jalan Layang) atau pembangunan Under Pass
(Jalan Bawah) untuk menghindari terjadinya Kecelakaan Kereta Api.
DAFTAR PUSTAKA
1. Paparan Materi mengenai Pengetahuan Listrik Aliran Atas dari Bapak Jeffry
Edward Werinussa.
2. Peraturan Dinas 13C Jilid 1 Ketentuan Umum Instalasi Listrik Aliran Atas Arus
Searah dengan Tegangen 1500V.
3. Paparan Materi Mengenai Third Rail LRT Jabodebek.
4. https://keretapedia.com/2020/05/05/sekilas-elektrifikasi-listrik-aliran-ataslaa-
krl-di-jabodetabek/
5. https://www.widodogroho.com/2020/02/mengenal-rel-ketiga-rel
konduktorpada.html
LAMPIRAN
1. Single Line Diagram Gardu Listrik 1500 VDC ke KRL