Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS MODUL 6

(MALOKLUSI)

EVALUASI PERAWATAN PIRANTI ORTHODONTI LEPASAN

(Pasien I)

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam melengkapi

Kepaniteraan Klinik pada Modul 6

Oleh:
MUHAMMAD TAWAKAL
1510070736080128

Dosen Pembimbing : drg. Edrizal, Sp.Ort

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2019
LAPORAN EVALUASI

PIRANTI LEPASAN

Nama Pasien : Ahmad Alhadi

Tanggal Lahir : Padang, 25-9-2008

Umur : 10 tahun

Alamat : Gurun laweh Padang

Jenis Kelamin : Laki Laki

Pekerjaan : Pelajar

Maloklusi : Klas I Tipe 1

No Rekam Medis : 038286

Hari/Tanggal Kasus Tindakan yang dilakukan Operator

Klas I Tipe 1 Evaluasi perawatan Muhammad


orthodonti lepasan Tawakal
(151007073608040
94)

Padang, Februari 2020

Pembimbing,

(drg. Edrizal, Sp.Ort)


MODUL 6

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PADANG

HALAMAN PENGESAHAN

Telah didiskusikan dan dipresentasikan Laporan Kasus Evaluasi Perawatan


Orthodonti Lepasan guna melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik pada
Modul 6 (Maloklusi)

Padang, Februari 2020

DisetujuiOleh
DosenPembimbing

(drg. Edrizal, Sp. Ort.)


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Evaluasi Pasien I ini sebagai salah
satu syarat dalam melengkapi Kepaniteraan Klinik pada Modul 6.

Perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas serta


penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Bapak drg. Edrizal, Sp.Ort selaku
pembimbing yang telah membantu dalam menyusun perawatan hingga
terselesaikannya Laporan Evaluasi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Evaluasi ini dapat bermanfaat
dan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang
memerlukan.

Padang, Februari 2020

Penulis
LAPORAN EVALUASI PASIEN I
MODUL 6

I. Anamnesa

Pasien datang bersama ibunya, dimana ibu pasien tersebut mengeluhkan gigi
bagian depan pada rahang atas dan rahang bawah anaknya tidak rapi dan berantakan.
Pasien memiliki kebiasaan malas sikat gigi, mengigit bibir dan kuku sejak umur 5
tahun. Riwayat keluarga tidak memiliki riwayat gigi yang sama. Keadaan umum anak
baik, tidak ada memiliki riwayat penyakit sistemik dan penyakit kelainan tulang.
Orang tua pasien ingin merapikan gigi anaknya karena mengganggu penampilannya.

II. Diagnosa

Pasien laki laki usia 10 tahun dengan maloklusi klas I Angle disertai crowded
anterior dengan gigitan dalam.

III. Keadaan Gigi Geligi

 Overjet dan Overbite

Sebelum Perawatan Setelah Perawatan

Overjet: Overjet:

11 21 11 21
= 8,0mm = 7,0 mm = 6,3 mm =5,4 mm
= 0,26
41 31 41 31

Overbite: Overbite:

11 21 11 21
= 6,3mm = 7,3mm = 3,0 mm =3,5 mm
= 0,26
41 31 41 31

 Posisi Gigi
Sebelum Perawatan Setelah Perawatan
11 = Labioversi 11 = Labioversi
21 = Mesiolabioversi 21 = Terkoreksi
32 = Distolabioversi 32 = Distolabioversi
41 = Mesiolinguoversi 41 = Terkoreksi
42 = Mesiolinguoversi 42 = Sedikit terkoreksi

 Analisa Ruang

SEBELUM PERAWATAN
Rahang Atas:
Regio Anterior
12+11+21+22 = 8+9,8+9,5+8 = 35,3 mm
Tempat tersedia = 18+16 = 34 ,0mm
Selisih = -1,3 mm

Regio Posterior
13+14+15 = 11,3+8,9+7,4 = 27,6 mm ; 23,5mm
Tempat tersedia = +24,6 mm ; 24,6 mm
Selisih = -3,0 mm ; +1,1 mm

23+24+25 = 11,8+8,8+7,1 = 27,7 mm ; 23,5mm


Tempat tersedia = 24 mm ; 24 mm
Selisih = -3,7 mm ; +0,5 mm
= -8,0 mm ; +0,3 mm
Total Tempat Tersedia = -8,0+0,3/2= 3,8mm
(kekurangan ruangan)

Rahang Bawah:
Regio Anterior
42+41+31+32 = 6,6 + 6,6 + 6,6 + 6,6 = 26,4 mm
Tempat tersedia = 10,7+10,6 = 21,3 mm
Selisih = +5,1 mm

Regio Posterior
43+44+45 =7,2+8,4+8,8 = 24,4 mm ; 23,2 mm
Tempat tersedia = 25,6 mm ; 25,6 mm
Selisih = +1,2 mm ; +2,4 mm

33+34+35 = 7,2+9+9,1 = 25,3 mm ; 23,2 mm


Tempat tersedia = 26,0 mm ; 26,0 mm
Selisih = +0,7 mm ; +3,2 mm
Total Tempat Tersedia = -3,2 mm ;+0,5mm
-3,2 + 0,5/ 2= -1,3mm
( kekurangan ruangan )

SETELAH PERAWATAN
Rahang atas :
Regio Anterior
12+11+21+22 = 8 + 9,8 + 9,5 + 8 = 35,3 mm
Tempat tersedia = 18,2+16,6 = 34,8 mm
Selisih = -0,5 mm

Regio Posterior
13+14+15= 11,3+8,9+7,4= 27,6 mm ; 23,5 mm

= 24,6 mm ; 24,6 mm

= -3,0 mm ; +1,1 mm

23+24+25= 11,8+8,8+7,1= 27,7 mm ; 23,5 mm

=24,5 mm ; 24,5 mm

Selisih = -3,2 mm ; +1,0 mm

Total tempat tersedia = -6,7 mm ; +1,6 mm

= -6,7 mm + 1,6 mm/ 2 = -2,5 mm

Kesimpulan: ruangan yang didapatkan sebanyak -3,8 – (-2,5 ) = +1,3 mm

Rahang bawah :

Regio anterior

42+41+31+32= 6,6+6,6+6,6+6,6= 26,4 mm

12,0 + 12,0 = 24,0 mm

Selisih = -2,4 mm

Regio posterior

43+44+45 = 7,2+8,4+8,8 = 24,4 mm ; 23,2 mm

= 25,2 mm ; 25,2 mm

Selisih = +0,8 mm ; +2,0 mm


33+34+35= 7,2+9+9,1= 25,3 mm ; 23,2 mm

= 25,3 mm ; 25,3 mm

Selisih = 0 mm ; +2,1 mm

Total tempat tersedia -1,6 mm ; +1,7 mm

-1,6+1,7/2 = +0,05mm

Kesimpulan ruangan yang didapatkan sebanyak -1,3 mm- (+0,05 ) = +1,35 mm

 Analisa Sefalometri

Metode Downs

Laki laki
No Skeletal Awal Prog. Keterangan
Rerata Rentang
1 <Fasial 870 82 – 950 730 730 Normal (Mandibulan
Mesognatik)
2 <Kecembungan muka 00 -8,5 – 100 40 40 Normal (Lurus)
3 Bidang AB-NP 4-60 9 – 100 10 10 Normal (Maksila
Mesognatik)
4 <maksila-mandibula 21,90 17 – 280 160 170 Normal (Mandibula
Mesognatik)
5 <sumbu Y-AX 59,40 52 – 660 730 730 >Normal (Pola
pertumbuhan
mandibula lebih
banyak ke vertikal)
Dental
1 < Bid. Oklusal-FH 9,30 1,5 – 140 200 170 >Normal
2 < Interinsisal 135,50 130–1500 1180 1200 <Normal (I atas dan
bawah proklinasi)
3 <I bid. Oklusal 14,50 15 – 200 650 650 >Normal (Inklinasi I
bawah ke labial)
4 < I bid – Mandibula 81,40 82,9-90,40 900 900 Normal (Inklinasi I
bawah tidak ke labial
terhadap mandibula)
5 Jarak I- APog 2,7 mm -1-5 mm 6 mm 5 mm >Normal (I atas
protusif)

Metode Steiner
Laki laki
No Skeletal Awal Prog. Keterangan
Rerata Rentang
1 <SNA 830 81-850 750 750 Normal (relasi
maksila terhadap basis
kranii ortognatik)
2 <SNB 810 79-830 730 730 Normal (relasi
mandibula terhadap
basis kranii
ortognatik)
3 <ANB 20 0-40 20 20 Normal (kelas I)
4 <Bid.Oklusal-garis SN 140 15-300 280 250 Normal
5 <Bid. Mand- garis SN 320 20-400 400 400 Normal
Dental
1 <I- Garis NA 220 15-320 280 250 Normal (ortoklinasi)
2 I- garis NA (mm) 4 mm 2-6 mm 6 mm 5 mm Normal (ortoklinasi)
3 <I-garis NB 250 15-320 340 310 Normal (ortoklinasi)
4 I-garis NB (mm) 4 mm 2-6 mm 5 mm 4 mm Normal (ortoklinasi)
JaringanLunak
1 Bibir atas 0 mm -2-2 mm 2 mm 2 mm Normal
2 Bibir bawah 2 mm 0-4 mm 4 mm 4 mm Normal

Metode Tweed
Standar
No Pengukuran Awal Prog. Keterangan
Rerata Rentang
1 FMA 25 16-35 290 270 Normal
2 FMIA 65 60-75 500 500 Normal
3 IMPA 90 85-95 950 950 Normal
KESIMPULAN

a. Relasi : Hubungan antara RA dan RB dilihat dari analisa Sefalometri.


- Sebelum perawatan : ANB 20 relasi rahang klas I
- Setelah perawatan : ANB 20 relasi rahang klas I

b. Oklusi : Hubungan gigi geligi RA dan RB dalam keadaan berkontak


maksimal.
- Sebelum perawatan : Klas I Tipe I Angle
- Setelah perawatan : Klas I Tipe I Angle

c. Inklinasi : Sudut antara bidang yang menjadi acuan dengan bidang yang
diukur.
- Sebelum perawatan : Inklinasi I atas terhadap I bawah adalah 1130
(orthoklinasi)
- Setelah perawatan : Inklinasi I atas terhadap I bawah adalah 120 0
(orthoklinasi)

d. Interdigitasi : Hubungan kunci oklusi RA dan RB dilihat dari posisi


tonjol gigi M.
- Sebelum perawatan : Tonjol M1 atas terletak pada bukal groove M1 bawah.
- Setelah perawatan : Tonjol M1 atas terletak pada bukal groove M1 bawah.

e. Harmonisasi : Dilihat dari penampilan wajah pasien.


- Sebelum perawatan : Bentuk wajah dari depan simetris dan bentuk wajah
dari samping lurus. Bibir tidak simetris.
- Setelah perawatan : Bentuk wajah dari depan simetris dan bentuk wajah
dari samping lurus. Bibir simetris.

f. Kunci oklusi menurut Andrew’s :


1. Hubungan molar : cups mesiodistal dari M 1 permanen rahang atas berada
di groove bukal M1 permanen rahang bawah
2. Angulasi mahkota gigi : semua mahkota gigi terangulasi ke arah mesial
3. Inklinasi mahkota :
a. Gigi incisivus memiliki inklinasi ke arah labial
b. Gigi caninus dan posterior rahang atas memiliki inklinasi ke arah
bukal. Inklinasi akan lebih besar pada gigi molar rahang atas
c. Gigi caninus dan posterior rahang bawah memiliki inklinasi ke arah
lingual.

KENDALA SELAMA PERAWATAN

- Untuk rahang atas masih dibutuhkan ruangan sebanyak 2,5 mm dengan


melakukan tambahan kontrol sebanyak 6 kali lagi .
- Untuk rahang bawah dimana gigi anterior rahang bawah masih crowded.

SOLUSI

- Dilakukan pencarian ruangan menggunakan skrup ekspansi selama 6 kali


kontrol, setelah mendapatkan ruangan digunakan komponen aktif labial
arch untuk mengkoreksi gigi anterior.
- Dibuatkan labial arc untuk mengkoreksi crowded anterior rahang bawah.

SARAN
- Pada perawatan lanjutan sebaiknya melakukan koreksi overbite hingga
normal sebelum melakukan koreksi overjet.
LAMPIRAN

Gambar 1. Analisis sefalometri (superimposed), garis hitam adalah analisa sebelum


perawatan dan garis merah adalah analisa setelah perawatan
Gambar 2. Model studi sebelum perawatan dan model studi setelah perawatan tampak
atas

Gambar 3. Model studi sebelum perawatan dan model studi setelah perawatan tampak
depan
(A)

(B)

Gambar 4. (A) Foto pasien sebelum perawatan dan (B) Foto pasien
setelah perawatan

Anda mungkin juga menyukai