Anda di halaman 1dari 4

Nama : Livia Vanessa Candra

NIM : 2440010800
Kelas : LB65

Mata kuliah : Empirical Legal Sciences


Dosen : Pak. Stijn Cornelis Van Huis, MA., Ph.D.
Tanggal : 19 October 2020

Topik : Sociology of law and sociolegal studies & Legal anthropology


Metode : Video Conference Kelas Besar ZOOM

Deskripsi :
Sosiologi hukum
 Sosiologi hukum merupakan cabang dari ilmu sosiologi.
 Sosiologi hukum mempelajari hukum dengan pendekatan empiris :
- hukum sebagaimana ia berlaku di masyarakat, bukan hukum sebagaimana tercantum
dalam teks-teks normatif.
 Sosiologi hukum berangkat dari “kecurigaan intelektual” untuk tidak percaya
sepenuhnya atas semua pernyataan normatif hukum.
 Tiga karakteristik utama sosiologi hukum :
1. Menjelaskan tentang penerapan hukum dalam praktik di masyarakat (sebab,
perkembangan dan efek dari pola-pola perilaku sosial)
2. Menguji validitas empiris suatu peraturan, kebijakkan, dan/atau putusan pengadilan
3. Tidak membedakan penilaian perilaku sosial antara yang menyimpang dan menaati
hukum (bukan pendekatan normatif)

 Masyarakat kenal aneka bentuk kontrol sosial yang timbul melalui proses evolusi,
stabilisasi, fungsi, dan justifikasi. Salah satu darinya adalah hukum. Hukum itu berfungsi
untuk mengontrol masyarakat. Bentuk-bentuk kontrol sosial itu tidak selalu ditentukan
oleh hukum buatan penguasa. Masyarakat ikut menentukan bentuk-bentuk kontrol sosial.
Efektivitas kontrol sosial dari hukum sangat ditentukan oleh penerimaan masyarakat.
 Sosiologi hukum mempertimbangkan argumentasi Karl Marx, bahwa hukum adalah
bangunan atas yang cenderung membela kelas-kelas yang memiliki kekuatan politik dan
ekonomi (mempertahankan hegemoni).
 Hukum tidak berjalan persis seperti bunyi teks. Keabsahan hukum (legitimasi) dan
keberlakuan hukum (efek) adalah hal-hal yang tidak terpisahkan dalam analisis hukum.
Bentuk-bentuk kontrol sosial sebagai salah satu fungsi hukum juga bisa disimpulkan
melalui analisis terhadap perilaku para aparatnya.
Definisi dan wilayah sociolegal studies
Sociolegal studies adalah disiplin hukum yang memanfaatkan kombinasi pendekatan
doktrinal dan sosial terhadap hukum. Ilmu ini merupakan bagian dari ilmu sosial dan
memiliki posisi yang sama dengan doktrin. Sociolegal studies tidak dapat diletakkan secara
terpisah dari pendekatan doktrinal untuk memperoleh gambaran hukum yang holistik.

Tujuan sociolegal studies


Untuk memahami hubungan antara hukum dan masyarakat (sering tetapi tidak harus selalu
memperbaiki hukum)

Aktivitas sociolegal studies


Mempelajari bagaimana hukum dibuat, bagaimana hukum diimplementasikan, bagaimana
hukum mempengaruhi kehidupan masyarakat, bagaimana orang menggunakan (atau tidak
menggunakan) hukum.

Metode sociolegal studies


- Kerja lapangan empiris (wawancara, observasi, dll)
- Studi sejarah
- Analisis hukum
- Analisis statistik data
- Kombinasi beberapa atau semua metode diatas

Segitiga Sociolegal
Pendekatan sosiolegal : empiris dan doktrinal
 Studi sosiolegal adalah studi multidisiplin tentang hukum yang merupakan bagian dari
studi hukum dogmatik. Pendekatan ini memperlakukan setiap disiplin secara merata,
ridak ada pendekatan utama dan saling melengkapi.
 Pendekatan doktrinal dan sosial terhadap hukum tidak dapat diletakkan secara terpisah
karena hukum secara alami mengandung dua aspek yang tidak terpisahkan, yaitu
normatif dan empiris.
 Sosiolegal dapat membantu penelitian ajaran untuk merumuskan hukum yang memiliki
signifikansi sosial.

Pengertian Antropologi Hukum


 Antropologi berasal dari bahasa Yunani, antropos yang artinya manusia dan logos yang
artinya ilmu.
 Antropologi adalah studi ilmu yang mempelajari tentang manusia yang bermasyarakat
dari aspek budaya, perilaku, nilai, keanekaragaman, dan lainnya.
 Antropologi hukum adalah suatu cabang spesialisasi dari antropologi budaya yang secara
khusus menyoroti segi kebudayaan manusia yang berkaitan dengan hukum sebagai alat
pengendali sosial.
Hukum dalam antropologi
 Hukum yang hidup
 Bukan hanya hukum tertulis tetapi juga “hukum-hukum” tidak tertulis yang hidup dalam
masyarakat, yaitu nilai-nilai, norma, pranata, aturan yang berkaitan dengan agama, adat,
dan kebiasaan, dan kesepakatan-kesepakatan.
 Kajian antropologi hukum menggali sistem normatif dan nilai-nilai yang hidup di dalam
masyarakat.
Kajian hukum dari perspektif antropologi budaya
a. Cultural context - hukum dipandang sebagai bagian dari kebudayaan (unsur “organisasi
sosial”)
b. Mempelajari bagaimana hukum bekerja, beroperasi dalam masyarakat (living law,
people’s law, law in action)
c. Peran hukum dalam masyarakat dipandang secara holistik – mempelajari hukum dengan
mempelajari juga aspek ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
d. Subjek kajian – subjek yang dipelajari adalah kelompok masyarakat yang terpinggirkan
dalam hal politik dan ekonomi.
e. Metode pendekatan – kualitatif, yang bersifat :
- Memahami kompleksitas, kedalaman, dan proses
- Penelitian lapangan
- Orientasi pada kasus unik (studi kasus)
- Posisi peneliti menjadi instrumen kunci
f. Teknik penelitian yang khas – pengamatan partisipasi (participation observation),
dibantu wawancara (semi-structured interviewing)
Perbedaan pendekatan antropologi hukum dan ilmu hukum
Antropologi hukum Ilmu hukum
- Law in action (pendekatan sociolegal) - Law in the books (pendekatan yuridis-
normatif
- Hukum dalam konteks socio-budaya - Hukum dianggap mengatasi segala
konteks
- Field research - Library research

Konsep dalam antropologi hukum


1. Pluralisme hukum (John Griffith, K and F. von Benda-Beckmann)
- Gagasan bahwa berapa sistem normatif (perintah hukum) hidup berdampingan dalam
masyarakat dan berinteraksi
- Misalnya hukum negara/adat/agama
2. Forum shopping-shopping forum (K. von Benda-Beckmann)
- Gagasan bahwa pencari keadilan akan mencari forum penyelesaian sengketa yang
memberikan hasil yang paling menguntungkan bagi mereka.
- Pada gilirannya forum mencoba (sedang berbelanja) untuk mengikat klien pada mereka
juga.
3. Bayangan hukum (shadow of the law) (Mnooking & Kornhauser)
- Temuan bahwa hasil yang diharapkan dari putusan pengadilan menetapkan persyaratan
untuk penyelesaian sengketa diluar pengadilan dan mediasi.
4. Bidang sosial semi otonom (semi autonomous social field) (Sally Falk-Moore)
- Gagasan bahwa “struktur sosial” di masyarakat terdiri dari banyak “bidang sosial semi
otonom”, bidang sosial yang dapat menghasilkan aturan dan paksaan atau mendorong
kepatuhan kepada mereka.
5. Street level bureaucracy (Michael Lipsky)
- Birokrasi tingkat jalanan (street level bureaucracy) adalah pejabat yang memiliki
kontak langsung dengan warga negara dan memiliki beberapa tingkat kebijaksanaan
tentang bagaimana mereka menegakkan aturan, hukum, dan kebijakan sebagai bagian
dari tugas yang ditugaskan kepada mereka.
- Penelitian antropologis hukum dalam cara kerja pejabat dan bagaimana mereka
membuat keputusan penting sebagai “implementasi kebijakan pada akhirnya bermuara
pada orang-orang yang benar-benar menerapkannya”.

Refleksi :
Setelah mempelajari materi ini, saya menjadi lebih paham mengenai hukum sosial dan
sosiologi umum dengan lebih baik dan lebih paham tentang antropologi hukum serta kosep-
konsep dalam antropologi hukum.
Referensi :
- Powerpoint “sociology of law and socio legal studies”
- Powerpoint “Legal Anthropology”
- Kelas besar Pak. Stijn

Anda mungkin juga menyukai