Anda di halaman 1dari 8

JINOTEP Vol 6 (2) (2020): 81-88

DOI: 10.17977/um031v6i22020p081
JINOTEP (Jurnal Inovasi Teknologi Pembelajaran)
Kajian dan Riset Dalam Teknologi Pembelajaran
http://journal2.um.ac.id/index.php/jinotep/index

PENGEMBANGAN KURIKULUM MUATAN LOKAL


INSTRUKSIONAL TARI REOG KENDANG DI SEKOLAH DASAR
NEGERI 2 PUCANGAN
Andhika Ramadhani Febriansyah, Agus Wedi, Arafah Husna
Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang

Article History Abstrak

Received: 12-05-2019 Tujuan dikembangkannya kurikulum ini adalah menghasilkan produk kurikulum muatan
lokal Reog Kendang yang tervalidasi sehingga layak dugunakan dalam pembelajaran
Accepted:20-06-2019 muatan lokal di SDN 2 Pucangan. Validasi produk kurikulum muatan lokal ini dilakukan
oleh ahli kurikulum, ahli materi dan guru muatan lokal. Penelitian ini menggunakan model
Published:30-04-2020 %HXFKDPS¶V GHQJDQ SHngumpulan data menggunakan metode kuantitatif (instrumen ahli
kurikulumk, ahli materi) dan kualitatif (observasi dan wawancara), subjek penelitian
pengembangan kurikulum muatan lokal ini yaitu SDN 2 Pucangan. Berdasarkan hasil
Keywords yang diperoleh dari validasi yang dilakukan oleh ahli kurikulum dan ahli materi dapat
disimpulkan bahwa silabus kurikulum muatan lokal tari Reog Kendang dapat
Pengembangan, dikatagorikan valid. Selain itu juga dari hasil validasi yang diperoleh dari guru muatan
lokal bahwa RPP kurikulum muatan lokal tari Reog Kendang tergolong dalam katagori
Kurikulum Muatan valid. Jadi dapat disimpulkan bahwa kurikulum muatan lokal tari Reog Kendang ini layak
Lokal,Tari Reog digunakan di SDN 2 Pucangan.
Kendang
Abstract
The purpose of developing this curriculum is to produce a validated curriculum product
for local Reog Kendang content so that it is suitable to be used in learning local content
at SDN 2 Pucangan. Validation of local content curriculum products is carried out by
curriculum experts, material experts and local content teachers. This study uses the
Beuchamp's model with data collection using quantitative methods (curriculum expert
instruments, material experts) and qualitative (observation and interviews), the subject of
this local curriculum development research is SDN 2 Pucangan. Based on the results
obtained from the validation carried out by curriculum experts and material experts, it can
be concluded that the curriculum syllabus of local content of Reog Kendang dance can be
categorized as valid. In addition, from the results of validation obtained from the local
content teacher that the lesson plan curriculum of local content drum reog dance is
classified as a valid category. So it can be concluded that the curriculum of the local
content of the Reog Kendang dance is worthy of being used at Pucangan 2 Elementary
School.

Corresponding author : © 2020 Universitas Negeri Malang


Andhika Ramadhani Febriansyah p-ISSN 2406-8780
Universitas Negeri Malang e-ISSN 2654-7953
Jalan Semarang 5 Malang
E-mail: Andhikaf394@gmail.com

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License 81
82 JINOTEP (Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran) Kajian dan Riset dalam Teknologi
Pembelajaran Vol. 6, No. 2, April 2020, Hal. 81-88
PENDAHULUAN sejarahnya Seni Tari Reog Kendang asli daerah
Tulungagung ini terbentuk dari terinspirasi oleh
Lembaga pendidikan memegang peranan
permainan kendang prajurit Bugis dalam
penting dalam pendidikan yang ada di
kesatuan Laskar Trunojoyo. Pada zaman dahulu
masyarakat, kurikulum merupakan pedoman
diceritakan para prajurit menggunakan tam-tam
dalam pelaksanaan dan menjadi sebuah
atau kendang kecil yang digendong, oleh karena
komponen penting dalam suatu rancangan pada
itu tari Reog Kendang ini menggunakan alat
sistem pendidikan nasional. Sedangkan Menurut
musik sejenis tifa atau jimbe yang di padukan
B. Othel Smisth, W.O. Stanley dan J. Harlan
dengan kesenian jaranan.
Shores (Zaenal Arifin 2014) memandang
kurikulum sebgai a sequences of potensial Dalam pertunjukannya, Reog Kendang
experiences set up in the school for the purpose Tulungagung ini ditampilkan secara
of the dispiciplining children and youth in group berkelompok oleh enam orang penari yang
ways of thingking and acting. Pengertian masing-masing dari mereka membawa kendang
tersebut menunjukkan kurikulum bukan hanya atau masyarakat tulungagung memanggilnya
mata pelajaran, tetapi juga pengalaman yang dengan sebutan gempluk/dhogdhog. Manurut
dapat di berikan kepada peserta didik Rokhim Gerak tari Reyog kendang didominasi
Kurikulum yang ada di sekolah bisa digunakan oleh gerak kaki, kadang gerak yang dilakukan
oleh pemerintah untuk melestarikan potensi menyerupai orang pincang terdapat pada gerak
lokal daerah dengan cara masukkannya ke dalam andul, dan seperti orang deyog terdapat pada
sebuah mata pelajaran yang terdapat dalam gerak menthokan (Rokhim 2013) gerakan
kurikulum muatan lokal sekolah. Hal ini di tersebut mempunyai istilah sederhana namun
karenakan lembaga pendidikan mempunyai didalamnya memiliki arti yang sangat dalam.
wewenang untuk mengelola dan
Selain itu ada beberapa versi gerakan
mengembangkan kurikulum sesuai dengan
tambahan yaitu gerakan badan, pundak, leher
potensi daerah masing-masing. kurikulum
dan kepala yang disertai dengan mimik muka
muatan lokal adalah materi pelajaran dan
yang ekspresif. Sambil menari, penari
pengenalan berbagai kearifan lokal daerah
memainkan kendang mereka selaras dengan
setempat. Menurut (Toenlioe 2017) kurikulum
pengiring musiknya. Gerakan dalam Reog
muatan lokal dapat di terapkan mulai dari tingkat
Kendang ini di bedakan menjadi berbagai jenis,
SD yang isinya disesuaikan dengan tingkat
diantaranya seperti gerak baris, gerak andul,
akademik siswa, sehingga bersifat holistik,
gerak menthokan, gerak gedjoh bumi dan masi
mulai dari hulu hingga hilir. Pada penerapannya
banyak lainnya, Sehingga dapat dikatakan
karena pendidikan untuk siswa dan bukan dari
bahwa seni tari Reog Kendang ini memiliki
siswa untuk pendidikan, maka penerapan
keindahan dan keunikan gerak di dalamnya. Dan
kurikulum muatan lokal ini harus disesuikan
sangat disayangkan apabila salah satu kesian ini
dengan kondisi psikologis akademik siswa itu
tidak dikembangkan dan tidak diajarkan kepada
sendiri.
generasi muda.
Jawa Timur memiliki berbagai kebudayaan
Melihat dari pentingnya melestarikan
lokal daerah yang masih hidup dan
budaya kearifan lokal daerah, maka di perlukan
dipertahankan oleh masyarakat setempat. Salah
sebuah langkah untuk mengatasi permasalahan
satunya yaitu Tari Reog Kendang. Kebudayaan
tersebut. Utari menjelaskan kearifan lokal
tari Reog Kendang merupakan kesenian tari
merupakan kecendikiaan terhadap kekayaan
tradisional yang berasal dari daerah kabupaten
setempat/suatu daerah berupa pengetahuan,
Tulungagung. Tari Reog Kendang ini sangatlah
kepercayaan, norma, adat istiadat, kebudayaan,
berbeda dengan tari yang ada di daerah lainnya.
wawasan dan sebagainya yang merupakan
Tari Reog Kendang memiliki ciri khas dan
warisan dan dipertahankan sebagai sebuah
keunikan tersendiri dari setiap keindahan
identitas dan pedoman dalam mengajarkan kita
gerakan penarinya (Widwi 2017). Dalam
untuk bertindak secara tepat dalam kehidupan
Febriansyah ± Pengembangan Kurikulum Muatan. 83
(Utari, Degeng, and Akbar 2016). Banyak cara untuk memfasilitasi berbagai potensi yang
dapat digunakannya salah satunya yaitu melalui dimiliki oleh siswa bukan untuk menjadikan
lembaga pendidikan. Menurut pusat data dan siswa sebagai ahli seni tari sesuai dengan prinsip
statistik Kemendikbud tahun 2017/2018 khusus yaitu prinsip yang berkenaan tentang
Indonesia memiliki jumlah lembaga pendidikan tujuan pendidikan (Rosala 2017). Sekolah dasar
yaitu 307.655, dari jumlah lembaga pendidikan itu sendiri merupakan jenjang pendidikan yang
yang di miliki dan tersebar di seluruh daerah sangat menentukan bagi perkembangan anak dan
yang ada di Indonesia tentunya pelestarian bagi anak, seni merupakan bagian mendasar dari
kebudayaan melalui lembaga pendidikan dirasa pendidikan dasar.
sangat begitu efektif dan tepat. Karena sesuai
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di
dengan salah satu peranan dari kurikulum yang
SDN 2 Kauman di peroleh dari kepala sekolah
ada disekolah itu sendiri yaitu menurut (Zaenal
menyebutkan bahwa seni tari Reog Kendang di
Arifin 2014) peranan kurikulum untuk
SDN 2 kauman sudah diterapkan sejak 2012
mewariskan, mentransmisikan, dan menafsirkan
namun dalam proses pelaksanaannya terdapat
nilai-nilai sosial budaya masa lampau yang ada
beberapa kendala yaitu salah satunya belum
dikalangan masyarakat. Sehingga sekolah
tersedianya kurikulum dalam proses belajar
sebagai pranata sosial harus dapat
mengajar yang di sebabkan oleh kurangnya
mempengaruhi dan membimbing peserta
pemahaman guru muatan lokal dalam menyusun
didiknya.
kurikulum seni tari Reog Kendang, dan
Sekolah merupakan lembaga pendidikan khususnya belum tersedianya silabus
yang dicanangkan kementrian pendidikan pembelajaran yang merupakan sebuah dokumen
nasional untuk di terapkannya sebuah penting dalam proses pembelajaran. Silabus
pendidikan karakter pada semua jenjangnya, merupakan sebuah rencana pembelajaran pada
namun porsinya akan lebih besar di berikan pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
Sekolah Dasar. Menurut (Ahmadi, Amri, and tertentu yang mencakup SK, KD, materi
Elisah 2012) pada jenjang Sekolah Dasar pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pendidikan karakter memiliki porsi mencapai 60 pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi
persen di bandingkan dengan pendidikan waktu, dan sumber belajar (Zubaidi 2015). Di
lainnya. Pendidikan karakter yang termudah SD Negeri 2 Pucangan sendiri telah dilengkapi
dilakukan adalah ketika anak-anak masi duduk fasilitas serta tenaga pengajar yang terampil di
di Sekolah Dasar yang terdapat pendidikan bidangnya. Sedangkan dalam bidang ini guru
kesenian di dalamnya, seperti halnya SDN 2 seni tari Reog Kendang di SDN 2 Pucangan
Pucangan. Pendidikan kesenian di sekolah berpendapat bahwa seni tari Reog Kendang
tersebut sudah lama dilaksanakan dibuktikan diajarkan kepada siswa mulai dari kelas I sampai
dengan beberapa prestasi salah satunya ikut serta dengan kelas V dengan mengambil siswa yang
dalam pemecahan rekor muri 2400 penari Reog berminat mengikuti ekstrakurikuler Tari Reog
Kendang Tulungagung pada tahun 2015. Namun Kendang. Kegiatan ini telah ditunjang oleh
prestasi ini kurang begitu di dukung karena fasilitas yang memadai sehingga menambah
belum ada kurikulum terkait pelajaran kesenian minat siswa dalam belajar seni Tari Reog
tari Reog Kendang di sekolah tersebut Kendang.
Masalah pengembangan kurikulum muatan Melihat dari pentingnya kurikulum muatan
lokal yang ada di sekolah dasar kurang begitu di lokal di sekolah yang sangat bermanfaat bagi
perhatikan melihat dari rendahnya kualitas guru pelestarian kebudayaan daerah yang
dalam bidang kesenian dan juga kurang dikarenakan keberadaan mata pelajaran muatan
diminatinya pelajaran kesenian dan kebudayaan lokal yang merupakan bentuk penyelenggaraan
yang ada di sekolah. Sebenarnya pada pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya
dasarnya pendidikan seni di sekolah memiliki agar penyelenggaraan pendidikan di masing-
tujuan yang baik bagi siswa rosalla menjelaskan masing daerah lebih meningkat relevansinya
pendidikan seni tari di sekolah memiliki tujuan terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang
84 JINOTEP (Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran) Kajian dan Riset dalam Teknologi
Pembelajaran Vol. 6, No. 2, April 2020, Hal. 81-88
bersangkutan (Purwanti 2013) dan jika ditinjau kurikulum secara sistematis, 5) Prosedur
lagi dari ruang lingkup pelaksanaan kurikulum evaluasi kurikulum.
muatan lokal mewajibkan muatan lokal sebagai
Dalam pengembangan kurikulum yang
mata pelajaran inti dan disetarakan dengan mata
dikembangkan oleh G.A Beuchamp, peneliti
pelajaran lainnya seperti pendidikan agama,
mengacu dari langkah-langkah tahapan tersebut
pendidikan kewarga-negaraan, bahasa,
dalam melakukan pengembangan. Pada
matematika, IPA, IPS, seni budaya, pendidikan
penelitian ini model tidak dilakukan uji coba di
jasmani dan ketrampilan/kejuruan (Kairupan
lapangan dikarenakan membutuhkan waktu dan
2015). Sedangkan apabila melihat dari kondisi
perencanaan yang cukup lama, namun penelitian
lingkungan SDN 2 Pucangan yang sebagaian
ini hanya sampai pembuatan pada wujud
penduduknya ahli dalam bidang kebudayaan
kurikulum dalam bentuk dokumen tertulis yang
seperti halnya turut andil dalam membangun
berdasar pada keputusan dan kebijakan beberapa
seni tari Reog Kendang di wilayah Tulungagung
ahli, yaitu ahli kurikulum dan ahli materi (seni
yang menjadikan pengembangan kurikulum
tari Reog Kendang). Adapun langkah-langkah
lebih efektif dan variatif di sekolah tersebut yang
pengembangan kurikulum yaitu:
notabennya sekolah dasar, serta di dukung
permendikbud nomor 79 tahun 2014 pasal 2 ayat
1.
1 yang menjelaskan bahwa kurikulum muatan Identifikasi dan analisis kebutuhan
lokal yang diajarkan dengan tujuan membekali (Need Assesment)

perserta didik dengan sikap, pengetahuan, dan


Penyusunan Epitome/kerangka isi
keterampilan yang diperlukan untuk mengenal
dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya,
Penyusunan SK-KD-IN
dan spiritual di daerah
Validasi dan revisi desain
kurikulumkurikulum
Dengan adanya kurikulum muatan loka tari Draf desain kurikulum
a. Ahli kurikulum
Reog Kendang yang sangat dibutukan di SDN 2 b. Ahli materi
Implementasi kurikulum
Pucangan dan untuk memecahkan masalah
berkaitan dengan kurikulum muatan lokal yang Produk siap
Evaluasi dan penyempurnaan kurikulum digunakan
ada di Sekolah tersebut, maka penulis tertarik
untuk mengkaji masalah ini dengan mengambil Gambar 1. Langkah-langkah penelitian
MXGXO ³3HQJHPEDQJDQ .XULNXOXP 0XDWDQ /RNDO
Instruksional Tari Reog Kendang Di Sekolah
'DVDU 1HJHUL 3XFDQJDQ´ Jenis data dalam pengembangan kurikulum
METODE muatan ini menggunakan metode kualitatif dan
kuantitatif dengan Teknik perolehan data yang
Pada penelitian pengembangan kurikulum berbeda. Dalam data kualitatif ini diperoleh dari
muatan lokal seni tari Reog Kendang ini hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala
menggunakan salah satu dari model sekolah, seniman tari Reog Kendang, dan guru
pengembangan kurikulum yaitu %HXFKDPS¶V muatan lokal SDN 2 Pucangan, sedangkan untuk
System Model. Model pengembangan kurikulum data kuantitatif diperoleh dari hasil penilaian
ini di kembangkan oleh G.A. Beucamp, 1975 angket yang dilakukan oleh ahli kurikulum dan
dalam (Zaenal Arifin 2014), mengemukakan ahli materi untuk mengetahui tentang kesesuaian
terdapat lima langkah dalam pengembangan materi pengembangan kurikulum muatan lokal.
kurikulum, yaitu: 1) Penentuan arena atau
cakupan wilayah pengembangan kurikulum, 2) Analisis Data angket
Memilih dan mengikut sertakan personalia yang Untuk teknik analisis data dalam
terlibat ke dalam pengembang kurikulum, 3) pengembangan kurikulum muatan lokal tari
Pengorganisasian dan penentuan prosedur Reog Kendang ini dilakukan sebagai berikut:
pelaksanaan kurikulum, 4) Pelaksanakan
Febriansyah ± Pengembangan Kurikulum Muatan. 85
Pengembangan kurikulum muatan lokal yang
dikembangkan ini dikatakan berhasil dan bisa
a. Teknik Analisi Data
diterapkan di sekolah apabila memenuhi kriteria
Pada tahap ini untuk menganalisis hasil data minimal cukup layak dengan presentase 51%-
angket yang diperoleh dari ahli kurikulum dan 75%.
ahli materi dengan menggunakan teknik
HASIL
presentase dan rumus sebagai berikut:
Pada Kurikulum muatan lokal tari Reog
1) Rumus dalam mengolah data per item Kendang akan divalidasikan kepada beberapa
ahli yang berkompeten didalamnya. Validasi ini
meliputi silabus dan lima jenis RPP yang
nantinya akan menjadi dasar dalam pelaksanaan
kurikulum muatan lokal tari Reog
Keterangan:
Kendang.Untuk silabus di validasi oleh ahli
P = Presentasi kurikulum dari Dosen Teknologi Pendidikan
Xi = Jumlah jawaban keseluruhan satu item Universitas Negeri Malang dan ahli materi dari
guru muatan lokal Sekolah Dasar Negeri 2
x = Jumlah jawaban responden Pucangan sedangkan untuk RPP divalidasikan
100% = Konstanta dalam seluruh item oleh guru muatan lokal SDN 2 Pucangan. Tujuan
dari validasi silabus dan RPP ini untuk
2) Rumus dalam mengolah data
mengukur tingkat validitas dan kelayakan
keseluruhan
produk ini untuk di terapkan di sekolah.
Berdasarkan validasi silabus oleh ahli
materi dan ahli kurikulum diperoleh hasil seperti
tabel di bawah ini:
Keterangan:
Tabel 1. Hasil validasi ahli kurikulum dan ahli
P = Presentasi materi
100% = Konstanta dalam seluruh item No Validitor Presentase Katagori
1 Ahli 83,6% Valid
™[L = Jumlah keseluruhan nilia ideal dalam Kurikulum
satu item 2 Ahli Materi 91,66% Valid
™[ =Jumlah keseluruhan jawaban
Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan
responden
bahwa produk yang dikembangkan dinilai valid
b. Interpretasi Data untuk diimplementasikan.
Setelah data diolah dengan menggunakan Berdasarkan validasi RPP oleh guru muatan
rumus diatas, maka hasil data yang diperoleh lokal diperoleh hasil seperti dibawah ini:
akan dicocokkan dengan kriteria kelayakan
Tabel 2. Hasil validasi RPP oleh guru
seperti berikut:
No RPP Presentase Katagori
Kriteria Tingkat Kelayakan (Arikunto,
1 RPP 1 93,33% Valid
2006:274) 2 RPP 2 90% Valid
Skor Tingkat 3 RPP 3 90% Valid
Kategori Ekuivalen
Persentase Valid 4 RPP 4 90% Valid
A (4) 76% - 100 % Valid Layak 5 RPP 5 88,33% Valid
Cukup 6 RPP 6 90% Valid
B (3) 51% - 75% Cukup Valid
Layak Berdasarkan data pada tabel 2 dapat disimpulkan
Kurang
C (2) 26% - 50% Kurang Valid bahwa rata-rata validasi RPP oleh guru
Layak
D (1) 0% - 25% Tidak Valid Tidak Layak dinyatakan valid dengan persentase di atas 90%.
PEMBAHASAN
86 JINOTEP (Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran) Kajian dan Riset dalam Teknologi
Pembelajaran Vol. 6, No. 2, April 2020, Hal. 81-88
Kurikulum muatan lokal merupakan suatu muatan lokal tari Reog Kendang ini terdiri dari
program pendidikan yang isi dan media silabus dan enam RPP. Dari hasil validasi silabus
penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan yang dilakukan oleh ahli kurikulum diperoleh
alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya presentase sebesar 83,6% yang berarti dalam
serta kebutuhan daerah. Amalia menambahkan penyusunan standar kompetensi, kompetensi
bahwa pengembangan kurikulum muatan dasar dan indikator sudah dalam katagori valid
lokal merupakan pengembangan konsep sedangkan dari ahli materi sebesar mendapatkan
pendidikan yang juga sesuai dengan konsep presentase sebesar 91,66% yang dapat dikatakan
dari Ki Hajar Dewantara yaitu Trikon yang dalam penyusunan materi yang ada pada
kurikulum muatan lokal tari reog kedang sudah
berarti kebudayaan dapat ditempuh dengan
dalam katagori valid sehingga dari data tersebut
melalui sikap yang diajarkan salah satunya
dapat disimpulkan bahwa silabus kurikulum
dalam bidang pendidikan (Amaliah 2016). muatan lokal tari Reog Kendang dapat dikatakan
Pengembangan kurikulum muatan lokal tari valid dan layak untuk digunakan.
Reog Kendang ini sangat layak untuk Hasil validasi RPP yang dilakukan oleh
dikembangkan karena dapat melestarikan dan guru muatan lokal diperoleh hasil presentase
mengembangkan kebudayaan asli daerah. Hal RPP ke 1 sebesar 93,33%, RPP ke 2 sebesar
tersebut sesuai dengan dua penelitian 90%, RPP ke 3 sebesar 90%, RPP ke 4 sebesar
sebelumnya, pertama yang dilakukan oleh 90%, RPP ke 5 sebesar 88,33% dan RPP ke 6
(Pratama, Toenlioe, and Ulfa 2018) sebesar 90% dan dapat disimpulkan bahwa RPP
menyebutkan bahwa Negara Indonesia memiliki kurikulum muatan lokal tari Reog Kendang
keanekaragaman di dalamnya dan perlu sudah layak dan dapat digunakan. Ada beberapa
ditumbuhkan dengan baik, dilestarikan kepada hal yang menjadi masukan dari guru muatan
anak-anak bangsa masa kini maupun masa depan lokal berkaitan dengan RPP kurikulum muatan
dengan tujuan bangsa Indonesia tidak lokal tari Reog Kendang yaitu perlunya
kehilangan ciri khasnya. Penelitian kedua penambahan beberapa bahan ajar dan sumber
dilakukan oleh (Zainul Arifin, Ulfa, and belajar yang digunakan dalam pelaksanaan
Praherdhiono 2018) menjelaskan bahwa pembelajaran.
Indonesia merupakan negara Nusantara yang di
dalamnya terdapat banyak sekali kebudayaan, Pengembangan kurikulum muatan lokal
akan tetapi hal tersebut mulai menghilang di memutuhkan tingkat ketajaman analisis para
kalangan masyarakat. Uuntuk mempertahankan guru. Guru harus cermat melihat potensi lokal
dan melestarikan kebudayaan Indonesia salah yang belum diangkat sebagai sebuah inovasi
satunya bisa melalui pendidikan. yang dapat diajarkan sebagai muatan lokal.
Beberapa negara menggunakan kurikulum
Kurikulum muatan lokal tari Reog Kendang muatan lokal dalam implementasi kurikulum
dikembangkan dengan memperhatikan berbagai berbasis sekolah (Yuen, Boulton, and Byrom
aspek dalam pengembangan kurikulum muatan 2018; Mulemwa 2002; Tan et al. 2017; Diem et
lokal yang telah disesuai dengan karakteristik al. 2016).
pesertadidik.Widyastono menjelaskan bahwa
pengembangan kurikulum harus menyesuaikan Untuk mewujudkan hal tersebut perlu
dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan dukungan dari berbagai pihak, baik internal
kepentingan siswa serta tuntutan lingkungan sekolah maupun dukungan dari masyarakat dan
(Widyastono 2012). Jadi hal tersebut dinas pendidikan (Priestley and Drew 2017). Di
mengartikan bahwa pengembangan kurikulum Indonesia implementasi kurikulum muatan lokal
harus terpusat pada siswa. Kurikulum muatan mulai berkembang sejak dibelakukan kurikulum
lokal tari Reog Kendang ini berisikan tentang tingkat satuan pendidikan tahun 2006 (Samsudi,
pengetahuan/pemahaman dan praktek-praktek n.d.; Yustisia 2008; Efendi 2009; Trianto 2010).
dalam kesenian Tari Reog Kendang. Kurikulum
Febriansyah ± Pengembangan Kurikulum Muatan. 87
SIMPULAN (2): 167±75.
Produk dalam penelitian pengembangan ini (IHQGL 0RKDPPDG ³.XULNXOXP 'DQ
Pembelajaran: Pengantar Ke Arah Pemahaman
adalah berupa kurikulum muatan lokal tari Reog
.%. .763 'DQ 6%, ´ Malang: Universitas
Kendang yang terdiri dari Silabus dan RPP yang Negeri Malang.
valid dan layak untuk digunakan. Adanya .DLUXSDQ 6LVND % ³3HQJHPEDQJDQ %DKDQ
pengembangaan kurikulum muatan lokal tari Pembelajaran Pariwisata Sebagai Mulok Pada
Reog Kendang dapat menjadi solusi sebagai Siswa SLTP Di Kabupaten Minahasa Sulawesi
8WDUD ´ Jurnal Inovasi Dan Teknologi
sarana dan manfaat bagi sekolah dalam Pembelajaran 1: 155±64.
melestarikan dan mengembangkan budaya 0XOHPZD -DQH 1 ³6FKRRO-Based Curriculum
keariafan lokal daerah khususnya di Kabuaten Development: A Proposal for Improving
Tulungagung. Kurikulum muatan lokal ini *LUOV¶ 3HUIRUPDQFH LQ 607 ´
mempunyai beberapa keunggulan dimana materi Pratama, Indra Kurniawan, Anselmus J E Toenlioe,
and Saida Ulfa. 2018. ³3HQJHPEDQJDQ
pembelajaran telah disusun secara berurutan dan Kurikulum Muatan Lokal Tari Boran Sebagai
kemudahan bagi guru dalam memahami rencana Langkah Pelestarian Kebudayaan Lamongan
pelaksanaan pembelajaran sebagai pedoman 3DGD -HQMDQJ 6HNRODK 0HQHQJDK 3HUWDPD ´
dalam melaksanakan pembelajaran muatan Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan 1 (2):
103±8.
lokal.
3ULHVWOH\ 0DUN DQG 9DOHULH 'UHZ ³7HDFKHU
Dalam proses pengembangan kurikulum Sense-Making in School-Based Curriculum
muatan lokal diperlukan identifikasi secara Development through Critical Collaborative
3URIHVVLRQDO (QTXLU\ ´ ,Q A Companion to
menyeluruh tentang kebutuhan muatan lokal dan Research in Teacher Education, 769±83.
materi yang digunkan dalam pengembangan Springer.
kurikulum muatan lokal tersebut, karena hal itu 3XUZDQWL (OO\ ³3HQLQJNDWDQ .HPDPSXDQ
sangat penting dilakukan untuk memudahkan Guru Sekolah Dasar Muhammadiyah Dalam
dalam proses pengembangan lebih lanjut. Selain Pengembangan KurikulXP 0XDWDQ /RNDO ´
Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan
itu juga untuk pengembangan kurikulum muatan Sekolah Dasar (JP2SD) 1 (1): 15±21.
lokal harus melihat dari segi kondisi dan 5RNKLP 1XU ³0DNQD 6LPEROLN 7DUL 5H\RJ
karakteristik tempat yang digunkan dalam *HPEOXN 7XOXQJDJXQJ ´ Gelar: Jurnal Seni
pengembangan kurikulum. Budaya 11 (2).
5RVDOD 'HGL ³3HPEHODMDUDQ 6HQL %XGD\D
Berbasis Kearifan Lokal Dalam Upaya
DAFTAR RUJUKAN Membangun Pendidikan Karakter Siswa Di
Ahmadi, Iif Khoiru, Sofan Amri, and Tatik Elisah. 6HNRODK 'DVDU ´ Ritme 2 (1): 16±25.
³0HQJHPEDQJNDQ 3HQGLGLNDQ %HUEDVLV 6DPVXGL 6 Q G ³0RGHO 3HQJHPEDQJDQ 'DQ
.HXQJJXODQ /RNDO 'DODP .763 ´ Jakarta: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Prestasi Pustaka. Pendidikan (KTSP) Berbasis Dukungan
$PDOLDK 'LQL ³3HQJHPEDQJDQ 0XDWDQ /RNDO Stakeholders Pada Jenjang Pendidikan Dasar
Sebagai Salah Satu Strategi Menghadapi 'DQ « ´ Jurnal Pendidikan Dan
0DV\DUDNDW (NRQRPL $VHDQ 0HD ´ Jurnal 3HPEHODMDUDQ 8QLYHUVLWDV «.
Pendidikan Ekonomi Indonesia 1: 419±613. https://www.neliti.com/publications/119808/m
Arifin, Zaenal. 2014. Konsep Dan Pengembangan odel-pengembangan-dan-implementasi-
Model Kurikulum. Jakarta: PT Remaja kurikulum-tingkat-satuan-pendidikan-ktsp-ber.
Rosdakarya. Tan, Liang See, Elizabeth Koh, Shu Shing Lee,
Arifin, Zainul, Saida Ulfa, and Henry Praherdhiono. Letchmi Devi Ponnusamy, and Keith Chiu
2018. ³3HQJHPEDQJDQ .XULNXOXP 0XDWDQ .LDQ 7DQ ³7KH &RPSOH[LWLHV LQ
Lokal Karawitan Sebagai Upaya Fostering Critical Thinking through School-
Mengkonstruksi Pengetahuan Dan Pelestarian Based Curriculum Innovation: Research
%XGD\D -DZD 'L -HQMDQJ 60$ ´ Jurnal Kajian (YLGHQFH IURP 6LQJDSRUH ´ Asia Pacific
Teknologi Pendidikan 1 (2): 123±32. Journal of Education 37 (4): 517±34.
Diem, Chuzaimah D, Yusfardiyah Yusfardiyah, 7RHQOLRH $QVHOPXV - ( ³3HQJHPEDQJDQ
Binti Koniaturrohmah, and Lismalayani .XULNXOXP ´ Cetakan Ke-1. Bandung: PT
/LVPDOD\DQL ³,PSOHPHQWDWLRQ RI Refika Aditama.
School-Based Curriculum as Perceived by 7ULDQWR 0 3G ³0RGHO 3HPEHODMDUDQ 7HUSDGX
6HFRQGDU\ 6FKRRO 7HDFKHUV RI (QJOLVK ´ Konsep, Strategi, Dan Implementasinya
Indonesian Journal of Applied Linguistics 5 Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
88 JINOTEP (Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran) Kajian dan Riset dalam Teknologi
Pembelajaran Vol. 6, No. 2, April 2020, Hal. 81-88
.763 ´ Kuala Lumpur: Kemetrian Kebudayaan 18 (4): 467±76.
Pengajaran Malaysia. <XHQ 6 + %RXOWRQ DQG 7 %\URP ³6FKRRO-
Utari, Unga, I Nyoman Sudana DHJHQJ DQG 6D¶GXQ Based Curriculum Development as Reflective
$NEDU ³3HPEHODMDUDQ 7HPDWLN %HUEDVLV 3UDFWLFH $ &DVH 6WXG\ LQ +RQJ .RQJ ´
Kearifan Lokal Di Sekolah Dasar Dalam Curriculum Perspectives 38 (1): 15±25.
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean <XVWLVLD ³3DQGXDQ /HQJNDS .763
0($ ´ Jurnal Teori Dan Praksis .XULNXOXP 7LQJNDW 6DWXDQ 3HQGLGLNDQ ´
Pembelajaran IPS 1 (1): 39±44. Yogya arta: Pusta a Yustisia.
https://doi.org/10.17977/um022v1i12016p039. ZXEDLGL $KPDG ³0RGHO-Model
Widwi, Astuti. 2017. Reog Kendang Tulungagung. Pengembangan Kurikulum Dan Silabus
Kediri: FAM Publising. 3HPEHODMDUDQ %DKDVD $UDE ´ Cendekia: Jurnal
:LG\DVWRQR +HUU\ ³0XDWDQ 3HQGLGLNDQ Kependidikan Dan Kemasyarakatan 13 (1):
Holistik Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar 107±22.
'DQ 0HQHQJDK ´ Jurnal Pendidikan Dan

Anda mungkin juga menyukai