DOI: 10.17977/um031v6i22020p081
JINOTEP (Jurnal Inovasi Teknologi Pembelajaran)
Kajian dan Riset Dalam Teknologi Pembelajaran
http://journal2.um.ac.id/index.php/jinotep/index
Received: 12-05-2019 Tujuan dikembangkannya kurikulum ini adalah menghasilkan produk kurikulum muatan
lokal Reog Kendang yang tervalidasi sehingga layak dugunakan dalam pembelajaran
Accepted:20-06-2019 muatan lokal di SDN 2 Pucangan. Validasi produk kurikulum muatan lokal ini dilakukan
oleh ahli kurikulum, ahli materi dan guru muatan lokal. Penelitian ini menggunakan model
Published:30-04-2020 %HXFKDPS¶V GHQJDQ SHngumpulan data menggunakan metode kuantitatif (instrumen ahli
kurikulumk, ahli materi) dan kualitatif (observasi dan wawancara), subjek penelitian
pengembangan kurikulum muatan lokal ini yaitu SDN 2 Pucangan. Berdasarkan hasil
Keywords yang diperoleh dari validasi yang dilakukan oleh ahli kurikulum dan ahli materi dapat
disimpulkan bahwa silabus kurikulum muatan lokal tari Reog Kendang dapat
Pengembangan, dikatagorikan valid. Selain itu juga dari hasil validasi yang diperoleh dari guru muatan
lokal bahwa RPP kurikulum muatan lokal tari Reog Kendang tergolong dalam katagori
Kurikulum Muatan valid. Jadi dapat disimpulkan bahwa kurikulum muatan lokal tari Reog Kendang ini layak
Lokal,Tari Reog digunakan di SDN 2 Pucangan.
Kendang
Abstract
The purpose of developing this curriculum is to produce a validated curriculum product
for local Reog Kendang content so that it is suitable to be used in learning local content
at SDN 2 Pucangan. Validation of local content curriculum products is carried out by
curriculum experts, material experts and local content teachers. This study uses the
Beuchamp's model with data collection using quantitative methods (curriculum expert
instruments, material experts) and qualitative (observation and interviews), the subject of
this local curriculum development research is SDN 2 Pucangan. Based on the results
obtained from the validation carried out by curriculum experts and material experts, it can
be concluded that the curriculum syllabus of local content of Reog Kendang dance can be
categorized as valid. In addition, from the results of validation obtained from the local
content teacher that the lesson plan curriculum of local content drum reog dance is
classified as a valid category. So it can be concluded that the curriculum of the local
content of the Reog Kendang dance is worthy of being used at Pucangan 2 Elementary
School.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License 81
82 JINOTEP (Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran) Kajian dan Riset dalam Teknologi
Pembelajaran Vol. 6, No. 2, April 2020, Hal. 81-88
PENDAHULUAN sejarahnya Seni Tari Reog Kendang asli daerah
Tulungagung ini terbentuk dari terinspirasi oleh
Lembaga pendidikan memegang peranan
permainan kendang prajurit Bugis dalam
penting dalam pendidikan yang ada di
kesatuan Laskar Trunojoyo. Pada zaman dahulu
masyarakat, kurikulum merupakan pedoman
diceritakan para prajurit menggunakan tam-tam
dalam pelaksanaan dan menjadi sebuah
atau kendang kecil yang digendong, oleh karena
komponen penting dalam suatu rancangan pada
itu tari Reog Kendang ini menggunakan alat
sistem pendidikan nasional. Sedangkan Menurut
musik sejenis tifa atau jimbe yang di padukan
B. Othel Smisth, W.O. Stanley dan J. Harlan
dengan kesenian jaranan.
Shores (Zaenal Arifin 2014) memandang
kurikulum sebgai a sequences of potensial Dalam pertunjukannya, Reog Kendang
experiences set up in the school for the purpose Tulungagung ini ditampilkan secara
of the dispiciplining children and youth in group berkelompok oleh enam orang penari yang
ways of thingking and acting. Pengertian masing-masing dari mereka membawa kendang
tersebut menunjukkan kurikulum bukan hanya atau masyarakat tulungagung memanggilnya
mata pelajaran, tetapi juga pengalaman yang dengan sebutan gempluk/dhogdhog. Manurut
dapat di berikan kepada peserta didik Rokhim Gerak tari Reyog kendang didominasi
Kurikulum yang ada di sekolah bisa digunakan oleh gerak kaki, kadang gerak yang dilakukan
oleh pemerintah untuk melestarikan potensi menyerupai orang pincang terdapat pada gerak
lokal daerah dengan cara masukkannya ke dalam andul, dan seperti orang deyog terdapat pada
sebuah mata pelajaran yang terdapat dalam gerak menthokan (Rokhim 2013) gerakan
kurikulum muatan lokal sekolah. Hal ini di tersebut mempunyai istilah sederhana namun
karenakan lembaga pendidikan mempunyai didalamnya memiliki arti yang sangat dalam.
wewenang untuk mengelola dan
Selain itu ada beberapa versi gerakan
mengembangkan kurikulum sesuai dengan
tambahan yaitu gerakan badan, pundak, leher
potensi daerah masing-masing. kurikulum
dan kepala yang disertai dengan mimik muka
muatan lokal adalah materi pelajaran dan
yang ekspresif. Sambil menari, penari
pengenalan berbagai kearifan lokal daerah
memainkan kendang mereka selaras dengan
setempat. Menurut (Toenlioe 2017) kurikulum
pengiring musiknya. Gerakan dalam Reog
muatan lokal dapat di terapkan mulai dari tingkat
Kendang ini di bedakan menjadi berbagai jenis,
SD yang isinya disesuaikan dengan tingkat
diantaranya seperti gerak baris, gerak andul,
akademik siswa, sehingga bersifat holistik,
gerak menthokan, gerak gedjoh bumi dan masi
mulai dari hulu hingga hilir. Pada penerapannya
banyak lainnya, Sehingga dapat dikatakan
karena pendidikan untuk siswa dan bukan dari
bahwa seni tari Reog Kendang ini memiliki
siswa untuk pendidikan, maka penerapan
keindahan dan keunikan gerak di dalamnya. Dan
kurikulum muatan lokal ini harus disesuikan
sangat disayangkan apabila salah satu kesian ini
dengan kondisi psikologis akademik siswa itu
tidak dikembangkan dan tidak diajarkan kepada
sendiri.
generasi muda.
Jawa Timur memiliki berbagai kebudayaan
Melihat dari pentingnya melestarikan
lokal daerah yang masih hidup dan
budaya kearifan lokal daerah, maka di perlukan
dipertahankan oleh masyarakat setempat. Salah
sebuah langkah untuk mengatasi permasalahan
satunya yaitu Tari Reog Kendang. Kebudayaan
tersebut. Utari menjelaskan kearifan lokal
tari Reog Kendang merupakan kesenian tari
merupakan kecendikiaan terhadap kekayaan
tradisional yang berasal dari daerah kabupaten
setempat/suatu daerah berupa pengetahuan,
Tulungagung. Tari Reog Kendang ini sangatlah
kepercayaan, norma, adat istiadat, kebudayaan,
berbeda dengan tari yang ada di daerah lainnya.
wawasan dan sebagainya yang merupakan
Tari Reog Kendang memiliki ciri khas dan
warisan dan dipertahankan sebagai sebuah
keunikan tersendiri dari setiap keindahan
identitas dan pedoman dalam mengajarkan kita
gerakan penarinya (Widwi 2017). Dalam
untuk bertindak secara tepat dalam kehidupan
Febriansyah ± Pengembangan Kurikulum Muatan. 83
(Utari, Degeng, and Akbar 2016). Banyak cara untuk memfasilitasi berbagai potensi yang
dapat digunakannya salah satunya yaitu melalui dimiliki oleh siswa bukan untuk menjadikan
lembaga pendidikan. Menurut pusat data dan siswa sebagai ahli seni tari sesuai dengan prinsip
statistik Kemendikbud tahun 2017/2018 khusus yaitu prinsip yang berkenaan tentang
Indonesia memiliki jumlah lembaga pendidikan tujuan pendidikan (Rosala 2017). Sekolah dasar
yaitu 307.655, dari jumlah lembaga pendidikan itu sendiri merupakan jenjang pendidikan yang
yang di miliki dan tersebar di seluruh daerah sangat menentukan bagi perkembangan anak dan
yang ada di Indonesia tentunya pelestarian bagi anak, seni merupakan bagian mendasar dari
kebudayaan melalui lembaga pendidikan dirasa pendidikan dasar.
sangat begitu efektif dan tepat. Karena sesuai
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di
dengan salah satu peranan dari kurikulum yang
SDN 2 Kauman di peroleh dari kepala sekolah
ada disekolah itu sendiri yaitu menurut (Zaenal
menyebutkan bahwa seni tari Reog Kendang di
Arifin 2014) peranan kurikulum untuk
SDN 2 kauman sudah diterapkan sejak 2012
mewariskan, mentransmisikan, dan menafsirkan
namun dalam proses pelaksanaannya terdapat
nilai-nilai sosial budaya masa lampau yang ada
beberapa kendala yaitu salah satunya belum
dikalangan masyarakat. Sehingga sekolah
tersedianya kurikulum dalam proses belajar
sebagai pranata sosial harus dapat
mengajar yang di sebabkan oleh kurangnya
mempengaruhi dan membimbing peserta
pemahaman guru muatan lokal dalam menyusun
didiknya.
kurikulum seni tari Reog Kendang, dan
Sekolah merupakan lembaga pendidikan khususnya belum tersedianya silabus
yang dicanangkan kementrian pendidikan pembelajaran yang merupakan sebuah dokumen
nasional untuk di terapkannya sebuah penting dalam proses pembelajaran. Silabus
pendidikan karakter pada semua jenjangnya, merupakan sebuah rencana pembelajaran pada
namun porsinya akan lebih besar di berikan pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
Sekolah Dasar. Menurut (Ahmadi, Amri, and tertentu yang mencakup SK, KD, materi
Elisah 2012) pada jenjang Sekolah Dasar pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pendidikan karakter memiliki porsi mencapai 60 pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi
persen di bandingkan dengan pendidikan waktu, dan sumber belajar (Zubaidi 2015). Di
lainnya. Pendidikan karakter yang termudah SD Negeri 2 Pucangan sendiri telah dilengkapi
dilakukan adalah ketika anak-anak masi duduk fasilitas serta tenaga pengajar yang terampil di
di Sekolah Dasar yang terdapat pendidikan bidangnya. Sedangkan dalam bidang ini guru
kesenian di dalamnya, seperti halnya SDN 2 seni tari Reog Kendang di SDN 2 Pucangan
Pucangan. Pendidikan kesenian di sekolah berpendapat bahwa seni tari Reog Kendang
tersebut sudah lama dilaksanakan dibuktikan diajarkan kepada siswa mulai dari kelas I sampai
dengan beberapa prestasi salah satunya ikut serta dengan kelas V dengan mengambil siswa yang
dalam pemecahan rekor muri 2400 penari Reog berminat mengikuti ekstrakurikuler Tari Reog
Kendang Tulungagung pada tahun 2015. Namun Kendang. Kegiatan ini telah ditunjang oleh
prestasi ini kurang begitu di dukung karena fasilitas yang memadai sehingga menambah
belum ada kurikulum terkait pelajaran kesenian minat siswa dalam belajar seni Tari Reog
tari Reog Kendang di sekolah tersebut Kendang.
Masalah pengembangan kurikulum muatan Melihat dari pentingnya kurikulum muatan
lokal yang ada di sekolah dasar kurang begitu di lokal di sekolah yang sangat bermanfaat bagi
perhatikan melihat dari rendahnya kualitas guru pelestarian kebudayaan daerah yang
dalam bidang kesenian dan juga kurang dikarenakan keberadaan mata pelajaran muatan
diminatinya pelajaran kesenian dan kebudayaan lokal yang merupakan bentuk penyelenggaraan
yang ada di sekolah. Sebenarnya pada pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya
dasarnya pendidikan seni di sekolah memiliki agar penyelenggaraan pendidikan di masing-
tujuan yang baik bagi siswa rosalla menjelaskan masing daerah lebih meningkat relevansinya
pendidikan seni tari di sekolah memiliki tujuan terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang
84 JINOTEP (Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran) Kajian dan Riset dalam Teknologi
Pembelajaran Vol. 6, No. 2, April 2020, Hal. 81-88
bersangkutan (Purwanti 2013) dan jika ditinjau kurikulum secara sistematis, 5) Prosedur
lagi dari ruang lingkup pelaksanaan kurikulum evaluasi kurikulum.
muatan lokal mewajibkan muatan lokal sebagai
Dalam pengembangan kurikulum yang
mata pelajaran inti dan disetarakan dengan mata
dikembangkan oleh G.A Beuchamp, peneliti
pelajaran lainnya seperti pendidikan agama,
mengacu dari langkah-langkah tahapan tersebut
pendidikan kewarga-negaraan, bahasa,
dalam melakukan pengembangan. Pada
matematika, IPA, IPS, seni budaya, pendidikan
penelitian ini model tidak dilakukan uji coba di
jasmani dan ketrampilan/kejuruan (Kairupan
lapangan dikarenakan membutuhkan waktu dan
2015). Sedangkan apabila melihat dari kondisi
perencanaan yang cukup lama, namun penelitian
lingkungan SDN 2 Pucangan yang sebagaian
ini hanya sampai pembuatan pada wujud
penduduknya ahli dalam bidang kebudayaan
kurikulum dalam bentuk dokumen tertulis yang
seperti halnya turut andil dalam membangun
berdasar pada keputusan dan kebijakan beberapa
seni tari Reog Kendang di wilayah Tulungagung
ahli, yaitu ahli kurikulum dan ahli materi (seni
yang menjadikan pengembangan kurikulum
tari Reog Kendang). Adapun langkah-langkah
lebih efektif dan variatif di sekolah tersebut yang
pengembangan kurikulum yaitu:
notabennya sekolah dasar, serta di dukung
permendikbud nomor 79 tahun 2014 pasal 2 ayat
1.
1 yang menjelaskan bahwa kurikulum muatan Identifikasi dan analisis kebutuhan
lokal yang diajarkan dengan tujuan membekali (Need Assesment)