Nim : 180103030
Fasakh
Definisi Fasakh
sifat yang dibenarkan oleh syara’ misalnya perkawinan yang difasakhkan oleh
Hakim
disebabkan oleh suami tidak mampu memberi nafkah kepada istrinya. Fasakh
tidak
َح َّد َثنَا َعلِ ٌّي بن َزيْ ٍد َع ْن َس ِع ْي ِد بن: اع ْيل بن اِ ْب َر ِاه ْيم
ِ ح َّد َثنا اِسم: ح َّد َثنا َأحم ْد ب ِن منِيع
َْ َ َ ْْ َ َْ َ َ
اع َما َح َّر َم
ِ ض َّ (اِ َّن اللّهَ َح َّر َم ِم َن: رس ْو ُل اللّه
َ الر ُ ال
َ َ ق: ال ِ ِ َع ْن َعلِي (بن اَبِي طَال, ال ُْم َسيَّب
َ َب) ق ْ
ِ َّس
)ب َ من الن
َ
“Ahmad bin Malik menyampaikan kepada kami, dari Isma’il bin Ibrahim, dari
Ali bin Zaid, dari Sa’id bin Al-musayyib, dari Ali bin Abi Thalib bahwa Rasulullah
SAW bersabda: sesungguhnya Allah mengharamkan (menjadikan mahram) dari jalur
penyusuan sebagaimana mengharamkan dari jalur nasab”.
Diriwayatkan oleh: As Syaukhan dan At Tirmidzi dari Aisyah r.a At Turmudzi
meriwayatkan juga dari Ali r.a, dan hadis di atas diriwayatkan Turmudzi dan menurut
At Turmudzi hadis ini merupakan hadis hasan Shahih.
Dan adapun asbabul wurud hadis di atas yaitu, Imam At-Turmudzi dari Ali
Amirul Mukminin meriwayatkan bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW:
“YA Rasulullah, inginkah Engkau mengawini putri pamanmu Hamzah, karena
bukankah dia itu gadis Quraisy yang tercantik?” Rasulullah menjawab: “Ketahuilah,
sesunggunhnya putri Hamzah itu adalah saudaraku karena sepersusuan (radha’ah),
kemudiaan beliau menyebutkan hadis di atas.
Di dalam Almuwatha’ diriwayatkan dari Umar bahwa dia berkata : “ketika ada
seorang wanita yang telah membuat seorang laki-laki yang tertipu dengannya berupa :
si wanita tersebut memiliki penyakit gila atau judzam (lepra) atau barash (belang
putih pada kulit karena penyakit), maka si wanita berhak mendapat mahar atas apa
yang telah didapatkan oleh si suami darinya (menggauli, mengumpuli), dan orang
yang telah menipu laki-laki tersebut menanggung denda mahar.
Dalam kitab Sunan ibnu Majjah diterangkan pula oleh Muhammad Fuad Abdul
al-Baqiy bahwa ibnu ‘Abbas ingin menikahkan anaknya dengan Hamzah bin Abdil
Muthalib namun Rasulullah melarangnya karena mereka adalah saudara sepersusuan.
Dan sesungguhnya yang diharamkan dari jalur sepersusuan adalah apa yang
dilarangkan dari jalur nasab.
Khulu’
Definisi Khulu’