Laporan Praktikum Larutan Elektrolit Dan
Laporan Praktikum Larutan Elektrolit Dan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan mengenai larutan sangat penting, karena sebagian besar reaksi kimia dan
biologis terjadi dalam bentuk cairan, terutama dalam bentuk larutan dengan pelarut air.
Larutan dapat didefinisikan sebagai suatu system homogen yang terdiri dari dua komponen
atau lebih. Terdapat banyak tipe larutan yang berlainan. Salah satunya dapat dibedakan
berdasarkan kemampuannya menghantarkan arus litrik. Larutan yang dapat menghantarkan
arus listrik disebut larutan elektrolit. sedangkan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik disebut larutan non elektrolit.
Apa yang kita lakukan untuk membedakan larutan elektrolit dengan larutan non
elektrolit? Pernahkah kita menguji daya hantar listrik suatu larutan? Daya hantar listrik
tersebut dapat dilihat dari menyala atau tidaknya lampu yang digunakan pada alat uji. Jika
pada pengujian tersebut ternyata lampunya menyala, hal itu menunjukkan larutan tersebut
bersifat elektrolit.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari larutan dan hal yang berkaitan dengan larutan ?
2. Bagaimana sejarah dari larutan elektrolit ?
3. Apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit dan terbagi atas apakah larutan elektrolit ?
4. Apa yang dimaksud dengan larutan non elektrolit dan apa saja yang termasuk
didalamnya?
5. Bagaimana cara larutan elektrolit menghantarkan arus listrik ?
6. Bagaimana sifat daya hantar listrik dalam larutan ?
7. Apakah manfaat dari larutan elektrolit dan larutan non elektrolit ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetyahui pengertian dari larutan dan hal yang berkaitan dengan larutan
2. Untuk mengetahui sejarah dari larutan elektrolit
3. Mengetahui maksud dari larutan elektrolit dan pembagian pada larutan elektrolit
4. Mengetahui maksud dari larutan non elektrolit dan yang termasuk didalamnya
5. Untuk mengetahui cara larutan elektrolit menghantarkan arus listrik
6. Untuk megetahui sifat daya hantar listrik dalam larutan
7. Mengetahui manfaat dari larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Larutan
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat
yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat
yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.
Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan,
sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan
disebut pelarutan atau solvasi.
Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan,
seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan,
misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam
cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat,
misalnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.
1. Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan
pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah
zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal,
dan bagian per juta (part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi
larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah)
atau pekat (berkonsentrasi tinggi).
2. Pelarutan
3
terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik padatan
tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat terlarut dalam
larutan tersebut adalah maksimal, dan larutannya disebut sebagai larutan jenuh. Titik
tercapainya keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan,
seperti suhu, tekanan, dan kontaminasi. Secara umum, kelarutan suatu zat (yaitu jumlah
suatu zat yang dapat terlarut dalam pelarut tertentu) sebanding terhadap suhu. Hal ini
terutama berlaku pada zat padat, walaupun ada perkecualian. Kelarutan zat cair dalam
zat cair lainnya secara umum kurang peka terhadap suhu daripada kelarutan padatan atau
gas dalam zat cair. Kelarutan gas dalam air umumnya berbanding terbalik terhadap suhu.
3. Larutan Ideal
Bila interaksi antarmolekul komponen-komponen larutan sama besar dengan
interaksi antarmolekul komponen-komponen tersebut pada keadaan murni, terbentuklah
suatu idealisasi yang disebut larutan ideal. Larutan ideal mematuhihukum Raoult, yaitu
bahwa tekanan uap pelarut (cair) berbanding tepat lurus dengan fraksi mol pelarut dalam
larutan.Larutan yang benar-benar ideal tidak terdapat di alam, namun beberapa larutan
memenuhi hukum Raoult sampai batas-batas tertentu. Contoh larutan yang dapat
dianggap ideal adalah campuranbenzena dan toluena.
Ciri lain larutan ideal adalah bahwa volumenya merupakan penjumlahan tepat
volume komponen komponen penyusunnya. Pada larutan non-ideal, penjumlahan
volume zat terlarut murni dan pelarut murni tidaklah sama dengan volume larutan.
5. Jenis-Jenis Larutan
Larutan dapat diklasifikasikan misalnya berdasarkan fase zat terlarut dan
pelarutnya. Tabel berikut menunjukkan contoh-contoh larutan berdasarkan fase
komponen-komponennya.
Contoh Zat terlarut
larutan Gas Cairan Padatan
Gas Udara (oksigen dan Uap air di udara Bau suatu zat padat yang
P gas-gas lain dalam (kelembapan) timbul dari larutnya
E nitrogen) molekul padatan tersebut
L di udara
A Cairan Air terkarbonasi Etanol dalam air; Sukrosa (gula) dalam
R (karbon dioksida campuran air; natrium klorida
U dalam air) berbagai hidrokarb (garam dapur) dalam
T on (minyak bumi) air; amalgam emas
dalam raksa
3
Padatan Hidrogen larut Air dalam karbon Aloi logam seperti baja
dalam logam, aktif; uap air
misalnya platina dalam kayu
C. Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan
memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelmbung gas
dalam larutan. Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong
ke dalam larutan elektrolit.
3
Setelah semua alat (kabel, larutan elektrolit, elektroda, lampu holder dan bola lampu)
disusun, dan kemudian dihubungkan ke sumber listrik, terlihat lampu menyala. Ini
membuktikan bahwa pada gambar listrik mengalir melalui larutan elektrolit. Beberapa
macam larutan elektrolit yaitu berupa asam, basa kuat dan garam.
Dalam keadaan murni, asam merupakan senyawa kovalen tetapi jika dilarutkan didalam
air akan terurai menjadi ion-ion.
HCl(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + Cl-(aq)
Umumnya, basa merupakan senyawa ionic, kecuali NH 3 adalah basa yang dalam keadaan
murni berupa senyawa kovalen dan didalam air terurai menjadi ion-ionnya.
NH3(g) + H2O(l) → NH4+(aq) + OH-(aq)
Semua garam merupakan merupakan senyawa ionic. Jika garam dilarutkan didalam air,
ion-ion garam akan melepaskan diri dari kisi-kisi Kristal yang selanjutnya terhidrasi di dalam
pelarut air.
NaCl-(s) + H2O(l) → Na+(aq) + Cl-(aq)
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan elektrolit dapat dibedakan menjadi larutan
elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Elektrolit kuat dengan daya hantar yang besar.
Contohnya larutan asam kuat, basa kuat dan garam. Dan elektrolit lemah, yaitu larutan
dengan daya hantar yang lemah.
Elektolit Kuat Elektrolit lemah
HCl CH2COOH
H2SO4 HF
HNO3 HNO2
HClO4 NH3
3
~ Penghantar listrik yang baik
~ Gelembung gas banyak
~ α = 1 atau terionisasi dengan sempurna
Contoh : NaCl → Na+ + Cl-
3
Senyawa kovalen polar apabila dilarutkan dalam air, maka akan terurai menjadi
ion-ion. Hal tersebut disebabkan oleh ikatan kovalen pada senyawa tersebut mudah
putus dalam pelarut air dan menghasilkan ion-ion. Contohnya asam klorida
(HCl),Amonia (NH3).
Setelah semua alat (kabel, larutan elektrolit,elektroda, lampu holder dan bola lampu)
disusun, dan kemudian dihubungkan ke sumber listrik, terlihat lampu tidak menyala. Ini
membuktikan bahwa pada gambar tidak mengalir melalui larutan non elektrolit.
Larutan non elektrolit merupakan larutan yang dibentuk dari zat non elektrolit.
Sedangkan zat non elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di dalam air tidak terurai
dalam bentuk ion-ionnya, tetapi terurai dalam bentuk molekuler.
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
~ Larutan urea
~ Larutan sukrosa
~ Larutan glukosa
~ Larutan alkohol dan lain-lain
3
E. Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus listrik
Pada Tahun 1887, seorang ilmuwan Swedia yang bernama Svante August Arrhenius
mengemukakan sebuah teori yang menjelaskan mengapa larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik. Menurutnya, larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik,
karena dalam larutan elektrolit tersebut terdapat ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion
inilah yang dapat menghantarkan arus listrik. Untuk lebih memahami teori Arhennius ini,
coba perhatikan gambar di atas!
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa arus listrik mengalir melalui larutan elektrolit
(CuCl2) yang ditandai dengan bergeraknya jarum amperemeter. Hal ini dikarenakan larutan
tersebut terion menjadi ion Ca2+ yang bergerak menuju katoda dan ion Cl- yang bergerak
menuju anoda.
Berdasarkan gambar pertama terlihat bahwa larutan elektrolit kuat (NaCl) terion
sempurna menjadi ion Na+ dan Cl- sehingga dapat menghidupkan lampu dengan terang
karena jumlah ion yang banyak. Sedangkan pada gambar ke dua terlihat larutan elektrolit
lemah(CH3COOH) terion sebagian menjadi ion CH3COO- dan ion H+ dan sebagian dalam
bentuk CH3COOH Karena jumlah ion yang sedikit maka lampu menyala dengan redup.
Daya hantar listrik pada larutan elektrolit kuat, lemah dan non elektrolit merupakan
kekuatan elektrolit yang dinyatakan dengan derajat ionisasi (α). Secara matematis dinyatakan
dengan persamaan berikut
α = mol zat yang terionisasi mol zat mula-mula.
3
Jika α = 0, maka zat tidak terionisasi dan merupakan larutan non elektrolit
3
Glukosa, sumber energi yang bersifat manis dan bisa larut dalam makanan dan
minuman. Biasanya terdapat pada gula, nasi, gandum, jagung dan sebagainya.
Urea, senyawa ini biasanya digunakan sebagai pupuk di bidang pertanian.
Alkohol, termasuk dalam larutan non-elektrolit yang digunakan sebagai disinfektan
dan obat luka.
3
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
5. Gunting
2. Kabel
6. Gelas plastik
3. Baterai
3
7. Air mineral 11. Kopi
8. Garam
12. Kecap
9. Gula
13. Cuka
3
C. Cara Kerja
Untuk melakukannya dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Rangkailah alat penguji elektrolit
2. Periksalah terlebih dahulu alat penguji tersebut dengan menggunakan baterai untuk
memastikan lampu menyala dengan sempurna
3
4. Masukkan karbon ke dalam masing-masing larutan
5. Amati dan lihat reaksi yang terjadi pada lampu, apakah lampu menyala atau padam dan
memiliki gelembung atau tidak
6. Apabila ingin mengganti larutan, karbon hendaknya dibersihkan terlebih dahulu, agar
larutan sebelumnya tidak memengaruhi larutan lain
3
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
A. Hasil
No Pengamatan
Larutan Jenis Elektrolit
Lampu Gelembung
1 Air mineral Tidak menyala Tidak ada gelembung Non elektrolit
2 Air garam Menyala terang Banyak gelembung Elektrolit kuat
3 Air gula Tidak menyala Tidak ada gelembung Non elektrolit
4 Larutan teh Tidak menyala Tidak ada gelembung Non elektrolit
5 Larutan kopi Tidak menyala Tidak ada gelembung Non elektrolit
6 Larutan kecap Tidak menyala Tidak ada gelembung Non elektrolit
7 Cuka Menyala redup Terdapat gelembung Elektrolit lemah
3
8 Air deterjen/sabun Menyala redup Terdapat gelembung Elektrolit lemah
B. Pembahasan
Pada percobaan ini cara untuk mengetahui apakah suatu larutan itu merupakan larutan
elektrolit kuat, elektrolit lemah atau non elektrolit adalah dengan memperhatikan elektroda
tembaga yang dimasukkan ke dalam larutan. Elektroda tembaga yang dimasukkan ke dalam
larutan, akan melakukan proses pelepasan dan penerimaan ion yang dapat diketahui melalui
terang-redupnya sinar lampu dan ada-tidaknya gelembung gas di ujung-ujung elektroda.
Berdasarkan hasil pengamatan larutan yang merupakan larutan elektrolit kuat adalah :
~ Larutan Garam
A. Kesimpulan
Larutan elektrolit kuat dapat menghantarkan listrik dengan baik/ sempurna karena
terbentuknya muatan-muatan sempurna yang dibentuk oleh banyaknya ion-ion secara
berlawanan.
Larutan elektrolit lemah kurang dapat mennghantarkan listrik dengan baik/ sempurna
karena muatan-muatan kurang sempurna yang dibentuk oleh sedikitnya ion-ion secara
berlawanan.
Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik karena larutan-larutan tersebut
tidak terurai menjadi ion-ion, sehingga zat-zat tersebut tetap berwujud molekul-molekul
netral yang tidak bermuatan listrik.
Denngan mengetahui daya hantar larutan beserta gejala-gejala hantaran listrik dalam
larutan, kita dapat mengelompokkan larutan menjadi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
B. Saran
3
~ Periksa alat uji elektrolit secara teliti, karena alat uji yang tidak benar akan
mempengaruhi hasil percobaan
~ Bersihkan alat uji terlebih dahulu sebelum digunakan agar kotoran yang menempel bisa
bisa hilang
~ Bersihkan alat uji elektrolit supaya larutan yang telah diujikan tidak lagi menempel pada
elektrode.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Larutan
https://sites.google.com/site/divaaznaputri18/materi-kimia-sma/kelas-x/bab-5-larutan-kimia/b-
teori-dasar
https://pasihahtetrasianoferat.wordpress.com/kelas-x/larutan-elektrolit-dan-nonelektrolit/
https://id.wikipedia.org/wiki/Elektrolit
https://blog.ruangguru.com/memahami-larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit
http://www.gurupendidikan.co.id/larutan-elektrolit-pengertian-ciri-dan-jenis-beserta-contohnya-
secara-lengkap/
https://sites.google.com/site/trayda1afrianti/materi/kelas-x/ikatan-kimia
https://www.jejaringkimia.web.id/2011/01/larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit.html
3
LAMPIRAN
3
1 Air mineral
2 Air garam
3
3 Air gula
4 Larutan teh
3
5 Larutan kopi
6 Larutan kecap
3
7 Cuka
8 Air deterjen/sabun