Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH TUGAS KESENIAN

A. PROFIL DAN LATAR BERLAKANG LAHIRNYA KARYA SENIMAN 2 DIMENSI DAN 3


DIMENSI

1.AFFANDI (SENIMAN KARYA 2 DIMENSI)

Affandi Koesoema (lahir di Cirebon, Jawa Barat, 18 Mei 1907 – meninggal di Yogyakarta, 23
Mei 1990 pada umur 83 tahun adalah seorang pelukis yang dikenal sebagai Maestro Seni Lukis
Indonesia. Affandi merupakan pelukis Indonesia yang paling terkenal di dunia internasional,
berkat gaya ekspresionis dan romantismenya yang khas. Pada tahun 1950-an dia banyak
mengadakan pameran tunggal di India, Inggris, Eropa, dan Amerika Serikat. Affandi tergolong
sebagai pelukis yang produktif karena telah melukis lebih dari 2.000 lukisan.

Sebelum mulai melukis, Affandi pernah menjadi guru dan pernah juga bekerja sebagai tukang
sobek karcis dan pembuat gambar reklame bioskop di salah satu gedung bioskop di Bandung.
Pekerjaan ini tidak lama digeluti karena Affandi lebih tertarik pada bidang seni lukis.

Sekitar tahun 30-an, Affandi bergabung dalam kelompok Lima Bandung, yaitu kelompok lima
pelukis Bandung.[1] Mereka itu adalah Hendra Gunawan, Barli, Sudarso, dan Wahdi serta
Affandi yang dipercaya menjabat sebagai pimpinan kelompok. Kelompok ini memiliki andil yang
cukup besar dalam perkembangan seni rupa di Indonesia.[1] Kelompok ini berbeda dengan
Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi) pada tahun 1938, melainkan sebuah kelompok
belajar bersama dan kerja sama saling membantu sesama pelukis.

Pada tahun 1943, Affandi mengadakan pameran tunggal pertamanya di Gedung Poetera
Djakarta yang saat itu sedang berlangsung pendudukan tentara Jepang di Indonesia. Empat
Serangkai—yang terdiri dari Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai
Haji Mas Mansyur—memimpin Seksi Kebudayaan Poetera (Poesat Tenaga Rakyat) untuk ikut
ambil bagian. Dalam Seksi Kebudayaan Poetera ini Affandi bertindak sebagai tenaga pelaksana
dan S. Soedjojono sebagai penanggung jawab, yang langsung mengadakan hubungan dengan
Bung Karno
Ketika republik ini diproklamasikan 1945, banyak pelukis ambil bagian. Gerbong-gerbong kereta
dan tembok-tembok ditulisi antara lain "Merdeka atau mati!". Kata-kata itu diambil dari penutup
pidato Bung Karno, Lahirnya Pancasila, 1 Juni 1945. Saat itulah, Affandi mendapat tugas
membuat poster. Poster yang merupakan ide Soekarno itu menggambarkan seseorang yang
dirantai tetapi rantainya sudah putus. Yang dijadikan model adalah pelukis Dullah. Kata-kata
yang dituliskan di poster itu ("Bung, ayo bung") merupakan usulan dari penyair Chairil Anwar.
Sekelompok pelukis siang-malam memperbanyaknya dan dikirim ke daerah-daerah.[1]

Bakat melukis yang menonjol pada diri Affandi pernah menorehkan cerita menarik dalam
kehidupannya. Suatu saat, dia pernah mendapat beasiswa untuk kuliah melukis di Santiniketan,
India, suatu akademi yang didirikan oleh Rabindranath Tagore. Ketika telah tiba di India, dia
ditolak dengan alasan bahwa dia dipandang sudah tidak memerlukan pendidikan melukis lagi.
Akhirnya biaya beasiswa yang telah diterimanya digunakan untuk mengadakan pameran
keliling negeri India.

Sepulang dari India, Eropa, pada tahun lima puluhan, Affandi dicalonkan oleh PKI untuk
mewakili orang-orang tak berpartai dalam pemilihan Konstituante. Dan terpilihlah dia, seperti
Prof. Ir. Saloekoe Poerbodiningrat dsb, untuk mewakili orang-orang tak berpartai. Dalam sidang
konstituante, menurut Basuki Resobowo yang teman pelukis juga, biasanya katanya Affandi
cuma diam, kadang-kadang tidur. Tapi ketika sidang komisi, Affandi angkat bicara. Dia masuk
ke dalam Komisi Perikemanusiaan (mungkin sekarang HAM) yang dipimpin Wikana, teman
dekat Affandi sejak sebelum revolusi.

Topik yang diangkat Affandi adalah tentang perikebinatangan, bukan perikemanusiaan dan
dianggap sebagai lelucon pada waktu itu. Affandi merupakan seorang pelukis rendah hati yang
masih dekat dengan flora, fauna, dan lingkungan walau hidup di era teknologi. Ketika Affandi
mempersoalkan 'Perikebinatangan' tahun 1955, kesadaran masyarakat terhadap lingkungan
hidup masih sangat rendah.

Affandi juga termasuk pimpinan pusat Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat), organisasi
kebudayaan terbesar yang dibubarkan oleh rezim Suharto. Dia bagian seni rupa Lembaga Seni
Rupa) bersama Basuki Resobowo, Henk Ngantung, dan sebagainya.

Pada tahun enampuluhan, gerakan anti imperialis AS sedang mengagresi Vietnam cukup
gencar. Juga anti kebudayaan AS yang disebut sebagai 'kebudayaan imperialis'. Film-film
Amerika, diboikot di negeri ini. Waktu itu Affandi mendapat undangan untuk pameran di gedung
USIS Jakarta. Dan Affandi pun, pameran di sana.

Ketika sekelompok pelukis Lekra berkumpul, ada yang mempersoalkan. Mengapa Affandi yang
pimpinan Lekra kok pameran di tempat perwakilan agresor itu. Menanggapi persoalan ini, ada
yang nyeletuk: "Pak Affandi memang pimpinan Lekra, tetapi dia tak bisa membedakan antara
Lekra dengan Lepra!" kata teman itu dengan kalem. Keruan saja semua tertawa.

Meski sudah melanglangbuana ke berbagai negara, Affandi dikenal sebagai sosok yang
sederhana dan suka merendah. Pelukis yang kesukaannya makan nasi dengan tempe bakar ini
mempunyai idola yang terbilang tak lazim. Orang-orang lain bila memilih wayang untuk idola,
biasanya memilih yang bagus, ganteng, gagah, bijak, seperti; Arjuna, Gatutkaca, Bima, Krisna.

Namun, Affandi memilih Sokrasana yang wajahnya jelek namun sangat sakti. Tokoh wayang itu
menurutnya merupakan perwakilan dari dirinya yang jauh dari wajah yang tampan. Meskipun
begitu, Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi (Deparpostel) mengabadikan wajahnya
dengan menerbitkan prangko baru seri tokoh seni/artis Indonesia. Menurut Helfy Dirix (cucu
tertua Affandi) gambar yang digunakan untuk perangko itu adalah lukisan self-portrait Affandi
tahun 1974, saat Affandi masih begitu getol dan produktif melukis di museum sekaligus
kediamannya di tepi Kali Gajahwong Yogyakarta.
Berikut Karya Seniman 2 Dimensi Karya Affandi :

● Unsur-Unsur Fisik Karya Seni Rupa 2 Dimensi

Unsur-unsur tersebut terdiri dari unsur fisik yang dapat langsung dilihat hingga diraba.
Kemudian, unsur nonfisik atau kaidah-kaidah umum yang digunakan untuk
menempatkan unsur fisik dalam sebuah karya yang biasa disebut dengan prinsip seni.

1. Garis/Line
Garis adalah unsur fisik yang mendasar dan penting untuk menciptakan karya seni rupa.
Garis memiliki dimensi datar memanjang, arah dan sifat-sifat khusus seperti: pendek,
panjang, vertikal, horizontal, lurus,melengkung, berombak, dst.

2. Raut( Bidang atau Bentuk )


Raut merupakan tampak, potongan atau wujud dari suatu objek. Istilah ”bidang”
digunakan untuk menunjuk wujud benda yang datar, sedangkan bangun /bentuk
menunjukkan wujud benda yang tampak memiliki volume (mass), meskipun pada seni
rupa 2 dimensi, volume tersebut hanya ilusi.

3. Ruang
Ruang dalam karya seni rupa 2 dimensi berarti kesan dimensi dari objek atau
background yang terdapat pada karya seni. Ruang dihadirkan melalui perbedaan
intensitas gelap-terang, warna, hingga menggunakan teknik menggambar perspektif
untuk menciptakan ruang semu (khayal).

4. Tekstur
Unsur rupa yang menunjukan kualitas taktil dari suatu permukaan atau penggambaran
struktur permukaan suatu objek pada karya seni rupa. Terdapat tekstur semu (buatan)
dan tekstur asli. Tekstur asli adalah perbedaan ketinggian permukaan objek yang nyata
dan dapat diraba (seperti cat timbul). Sementara tekstur semu/buatan adalah kesan
semu permukaan objek yang direka melalui pengolahan unsur garis, gelap-terang, dsb.

5. Gelap Terang
Gerap terang adalah rekaan perbedaan intensitas cahaya yang jatuh pada permukaan
benda yang digambar/dilukis pada karya seni rupa 2dimensi. Bagian yang terkena
cahaya harus dibuat lebih terang dan bagian yang kurang terkena cahaya akan harus
tampak lebih gelap.

6. Warna
Warna adalah unsur rupa yang paling menarik perhatian. Menurut teori warna Brewster,
semua warna yang ada berasal dari tiga warna pokok (primer) yaitu merah, kuning, dan
biru. Dalam berkarya seni rupa terdapat beberapa teknik penggunaan warna, yaitu
secara harmonis, heraldis, murni, monokromatik dan polikromatik.

● Aliran Yang di Paki Seniman 2 Dimensi Affandi

Aliran yang di ikuti oleh Seniman Affandi adalah :


Aliran Ekspresionisme.Aliran Ekspresionisme adalah aliran yang mengusung ide bahwa
seni muncul dari dalam diri seniman, bukan dari penggambaran alam dunia disekitarnya.
Meskipun asalnya tetap dari alam disekitarnya, namun seniman memiliki ingatan dan
cara pandang tersendiri yang kemudian diekspresikan pada karyanya. Seniman
ekspresionis lebih fokus pada ekspresi tersebut dan menghiraukan berbagai teori dan
teknik penciptaan. Terdengar tidak mengherankan jika Affandi dilansir sebagai seniman
ekspresionis yang hebat, karena gaya berkeseniannya sendiri memang sudah seperti
itu.

Anda mungkin juga menyukai