Anda di halaman 1dari 3

TUGAS APRESIASI SENI RUPA DI MUSEUM AFFANDI YOGYAKARTA

Nama Penulis              : Willy Arya Putra Pratama


Kelas                   :
            
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata seni memiliki beberapa arti. Arti tersebut
adalah pertama, keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya,
keindahannya, dsb). Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media
yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini dibuat dengan  mengolah
konsep garis,  bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni murni, kriya, dan
desain. Pada artikel kali ini yang akan kita bahas lebih lanjut adalah seni rupa kategori seni
murni.
            Di Yogyakarta banyak sekali seniman-seniman yang terkenal yang memiliki banyak
karya seni rupa. Salah satu seniman yang terkenal adalah Affandi, beliau
adalah seorang pelukis yang dikenal sebagai Maestro Seni Lukis Indonesia, mungkin pelukis
Indonesia yang paling terkenal di dunia internasional, berkat gaya ekspresionisme dan
romantisme yang khas. Affandi lahir di Cirebon pada tahun 1907. Affandi putra dari R.
Koesoema, seorang mantri ukur di pabrik gula di Cileduk, Cirebon.
Pendidikan terakhir Affandi kelas 2 SMA AMS, keluar karena sudah tidak mampu dan
jenuh. Beliau mempunyai bakat melukis yang ia tekuni. Jadi Affandi belajar melukis otodidak.
Keiinginan kakaknya yang insinyur dan dokter yaitu supaya adiknya (Affandi) mempunyai gelar
seperti kakaknya. Namun, bakat seni lukisnya yang sangat kental mengalahkan disiplin ilmu lain
dalam kehidupannya, dan memang telah menjadikan namanya tenar sama dengan tokoh atau
pemuka bidang lainnya.
Disamping melukis Affandi juga pandai membuat patung. Affandi hanya menekuni
melukis dan membuat patung. Namun patung tidak diperjual belikan. Pada umur 26 tahun, pada
tahun 1933. Lukisan pertama Affandi pada tahun 1936. Affandi belajar sendiri tentang seni, tidak
ada yang mengenalkan seni dari keluarganya. Bermula dari hobby Affandi mengenal seni.
Karena banyak belajar di Eropa Afandi memperjuangkan bangsa Indonesia melalui karya-
karyanya. Sebagai contoh poster “Boeng Ajo Boeng” makna dari poster itu supaya para pemuda
di Indonesia memberontak untuk melawan penjajah. Sejak saat itu Affandi dipanggil oleh
Presiden Indonesia pertama yaitu Bung Karno. Kemudian Affandi diberi beasiswa untuk belajar
di Santiniketan, India, yaitu suatu akademi yang didirikan oleh Rabindranath Tag selama 3
tahun.
Setelah di India, Affandi dengan biaya pas-pasan beliau pergi ke Eropa. Di Eropa banyak
belajar serta membuahkan banyak lukisan. Pada tahun 1952 Affandi melaksanakan pameran
tunggal yang pertama di Eropa. Pameran tunggal Affandi tersebut dibukukan oleh seseorang dari
bangsa Inggris yang membuat Affandi menjadi terkenal di masyarakat Eropa. Sejak saat itu
maka lukisan Affandi laku terjual. Setelah Affandi menggelar pameran tersebut Affandi
mendapat beasiswa dana tiap bulannya dari pemerintah Italia. Dari situ Affandi berubah
kehidupannya karena mendapat tunjangan dari Pemerintah Italia. Di Italia Affandi mendapat
penghargaan Grand Maestro guru besar di Roma Italia, Doctor Honoris Causa dari University of
Singapore pada tahun 1974, kemudian kembali ke Indonesia barulah di Indonesia mendapat
penghargaan bintang jasa utama dari Bapak Soeharto.
Dari muda sampai tua Affandi selalu belajar. Dari aliran naturalism kemudian pada tahun
1952 melalui lukisan berjudul “Gadis Eropa” aliran berubah menjadi ekspresionisme. Affandi
banyak melihat atau belajar dari pelukis-pelukis Eropa. Sampai Affandi dapat menemukan style
atau ciri khas tersendiri. Affandi bisa melukis dengan cepat selama 1 jam karena memang
dasarnya sudah kuat. Membuat sketsanya dan  naturalisnya sangat bagus. Karena bilamana
langsung ke aliran ekspresionisme tanpa mempunyai dasar naturalism yang baik tidak akan bisa,
karena anatominya berkurang. Sampai istrinya berkorban untuk menjadi model untuk belajar
anatomi. Selain dari istri juga dari anaknya dan teman-teman Affandi.
Kata-kata motivasi Affandi yang selalu menjadi cambuk untuk selalu berkarya yaitu
“Banyak bekerja, panjang umur”. Karena menurut Affandi jika otak tidak terbiasa dilatih untuk
selalu berpikir dan bekerja maka otak akan lambat laun menurun aktivitasnya yang menyebabkan
penurunan fungsi-fungsi organ yang lain.
Karya Affandi yang terakhir pada tahun 1989 yang berjudul “Embrio”. Setelah Affandi
melukis “Embrio”, Affandi jatuh sakit, beliau mengalami stroke. Tanggal 23 Mei 1990 Affandi
meninggal dunia pada umur 83 tahun. Setelah  1 tahun kepergian Affandi kemudian pada tanggal
25 Mei 1991 istri Affandi meninggal dunia. Affandi dan istrinya dimakamkan tidak jauh dari
museum Affandi. Lukisan-lukisan Affandi terjual dari harga 2,5 Milyar-14 Milyar, angka yang
begitu besar untuk sebuah lukisan.

Salah satu karya Affandi yang berjudul “Family Sudarso”

            Semasa hidupnya, Affandi telah menghasilkan lebih dari 2.000 karya lukis. Karya-
karyanya yang dipamerkan ke berbagai negara di dunia, baik di Asia, Eropa, Amerika maupun
Australia selalu memukau pecinta seni lukis dunia. Di museum Affandi terdapat lukisan-lukisan
beliau yang dipajang di galeri I adalah karya restropektif yang punya nilai kesejarahan mulai dari
awal kariernya hingga selesai, sehingga tidak dijual. Salah satu karya yang menarik bagi saya
yaitu karya yang berjudul “Family of Sudarso”.
Lukisan ini dibuat pada tahun 1948. Ukuran dari lukisan ini 61,5 x 191 cm. Bahan yang
digunakan kanvas dan karung yang dijahit. Karena pada saat itu Affandi sedang kesusahan
financial, yang menjadikan tidak dapat membeli kanvas. Kemudian menggunakan bahan
seadanya. Maknanya keprihatinan Affandi pada saat itu. Cat pun sisa sisa. Ini merupakan masa-
masa prihatin beliau. Affandi melukis ini langsung di rumah Sudarso, Affandi ketika akan
melukis sesuatu benda beliau mendatangi langsung objeknya pembuatannya (on the spot). Aliran
lukisan ini adalah naturalisme, karena naturalisme yang menjadikan proses pembuatannya lama
yaitu sekitar 4 jam.
Sudarso ini seorang pelukis, namun belum terkenal. Setiap pagi beliau mengantarkan
susu ke Affandi. Karena Sudarso sering bertemu dengan Affandi maka menjadikan keduanya
akrab. Suatu saat ingin Affandi mengunjungi rumah Sudarso. Ketika Affandi berkunjung ke
rumah Sudarso, Affandi melukis keluarga Sudarso. Sudarso yang pada saat itu merupakan
seorang pelukis yang belum terkenal ingin belajar seperti Affandi, Affandi pun menawarkan
dengan senang hati untuk belajar bersama. Pada akhirnya berkat Affandi. Sudarso menjadi
pelukis terkenal. Jadi terciptalah karya seni lukisan yang berjudul “Family of Sudarso”
Maka dapat disimpulkan bahwa setiap karya seni rupa memiliki nilai atau makna filosofi
masing-masing dari pembuatnya. Seni rupa adalah ungkapan perasaan seseorang yang
dituangkan lewat lukisan. Setiap coretan, garis mempunyai kesan tersendiri bagi pembuatnya.
Setiap gambar yang dituangkan akan membentuk watak dan ciri khas tertentu. Seni rupa murni
bertujuan untuk pemenuhan rasa keindahan dan estetika dari sang pembuat.

Sumber :
Informasi yang didapat dari narasumber (Tulisan Guide museum Affandi)
Felix, John. (2012). Pengertian Seni sebagai Pengantar Kuliah Sejarah Seni Rupa. Jurnal
Humaniora, 3(2), 614-621. Retrived from : http://e-journal.uajy.ac.id/1658/3/2TA12582.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/247460-penerapan-media-dalam-bentuk-pop-up-
book-e380582b.pdf diakses pada 7 Maret 2019 pukul 15.32
https://id.wikipedia.org/wiki/Affandi

Anda mungkin juga menyukai