Anda di halaman 1dari 4

Menganalisis nilai artistik lukisan Affandi “Potret Diri”

DISUSUN OLEH :

FITRI FADILA FATIKA SARI ( 2113171021 )

DOSEN PENGAMPU :

 Dr. MIFTAHUL MUNIRM.Hum

PROGRAM STUDI SENI MURNI


JURUSAN SENI MURNI
FAKULTAS SENI RUPA
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2022
LATAR BELAKANG

Seni adalah suatu ekspresi perasaan manusia yang memiliki unsur keindahan
di dalamnya dan diungkapkan melalui suatu media yang sifatnya nyata. Dalam seni
memiliki nilai Artistik, nilai artistik itu sendiri adalah suatu unsur nilai keindahan
yang melekat pada sebuah karya seni hasil cipta kemahiran seseorang. Penciptaan
karya seni yang memiliki nilai artistik sangat tergantung kepada pengalaman artistik
penciptanya .
Nilai artistik juga terlekat pada seorang seniman di antaranya adalah Affandi.
Kelebihan dan keistimewaan dalam berkarya menyebabkan dirinya dinugerahi
berbagai sebutan atau julukan. Misalnya saja sebagai pelukis Ekspresionisme Baru
Indonesia. Ada pula yang menyebutnya Grand Maestro, kemudian sang empu seni
lukis Indonesia. Humanisme sebagai basis penciptaannya sangat konsisten sehingga ia
berjuang untuk melakukan eksperimen terus menerus. Seni berbasis Humanisme
memiliki tema yang bebas dan tidak dibatasi. Suatu karya seni rupa dapat menampung
imajinasi apasaja yang diluapkan senimannya, termasuk hubungannya dengan diri
sendiri.
Affandi merupakan salah satu sosok pelukis besar Indonesia yang namanya
sudah mendunia. Karya lukisnya patut diapresiasi karena berbagai kelebihan dan
keistimewaan yang digambarkan di setiap karyanya. Dengan menciptakan teknik
melukis langsung dari Tube catnya, yang mendapat apresiasi pada ajang Venice
Biennale.  Affandi mulai mengerjakan teknik melukis plotot, yakni menorehkan cat
langsung dari tube-nya. Teknik ini dikerjakan Affandi secara tidak sengaja, ketika dia
ingin melukis dan kehilangan kesabaran karena tidak dapat menemukan di mana
pensilnya.
Affandi termasuk seniman yang harus melukis dengan objek nyata
dihadapannya, oleh karena itu objeknya harus akrab dengannya. Kondisi sosial,
lingkungan alam, keluarga, sampai pada wajahnya sendiri merupakan situasi
lingkungan kesehariannya.
ANALISA KARYA

Salah satu lukisannya yang masterpiece yaitu Lukisan ini berjudul Self
Portrait I yang dibuat pada tahun 1981 di atas kanvas berukuran 113,5 x 97 cm
dengan cat minyak. Lukisan ini terbentuk dari gaya ekspresionis. Spontanitas goresan
dan plototan cat yang khas dari Affandi tertuang dalam lukisan ini, terlihat dari
pemilihan warna dimana Affandi hanya memilih warna primer yang digoreskan yaitu
merah, hijau, hitam, kuning dan putih. Lukisannya menggambarkan sang seniman
sendiri yaitu Affandi, dalam suasana hati yang sangat spiritual dan emosional. Karya
seni self Portrait Affandi memiliki arti tersendiri yaitu manusia merupakan mahkluk
paling sempurna di antara mahkluk lain.
Bentuk kepala Affandi digambar dengan plototan cat berwarna merah dan
hitam dengan beberapa goresan cat berwarna hijau, yang menggambarkan bahwa
Affandi pada saat itu sudah tidak memiliki rambut di bagian tengah kepalanya.
Bentuk rambut panjang, janggut dan kumis digambarkan dengan perpaduan
warna hijau, putih dan hitam. Begitu juga dengan bentuk wajah dengan raut yang
datar terdapat mata dengan warna hitam, hidung dengan warna kuning, mulut atau
bibir dengan warna merah, serta satu gigi berwarna kuning. Dengan gaya ekspresionis
dan teknik melukis yang dimilikinya serta objek yang digambarkan, lukisan ini
menunjukan bahwa Affandi adalah seorang pelukis yang jujur dan apa adanya sesuai
dengan keadaannya pada saat itu tidak dilebihkan dan tidak dikurangkan. Dalam
karya ini merupakan karya paling langka dan istimewa yang dimiliki Affandi yang
memiliki nilai falsalah hidup yang dalamdimana bahwa manusia yang lahir dan hidup
memiliki kehidupan yang sempurna di antara mahkluk lain.
Self Portrait itu sendiri atau Potret diri adalah salah satu tema yang paling
sering dibawakan oleh Affandi. Lukisan yang secara kharfiah diberi judul Potret Diri
ini didominasi oleh wajah seorang tokoh laki-laki. Lukisan ini berfokus pada wajah
sosok laki-laki yang merupakan dirinya sendiri. Potret Diri adalah salah satu lukisan
yang ternyata cukup menjadi trend di masa paska kemerdekaan. Ini erat pula
kaitannya dengan peran para seniman untuk menanggapi Indonesia yang kala itu
masih berusaha menentukan jati dirinya.
Pada lukisan potret diri Affandi pada masa awal, lukisannya terlihat seperti
lukisan potret wajah pada umumnya, mudah dikenali dan dipahami. Sedangkan pada
lukisan-lukisan pada periode selanjutnya, lebih susah untuk dipahami. Lukisannya
terlihat seperti corat-coret yang susah diamati bentuknya. Setelah diamati dari jarak
jauh, maka baru akan terlihat bahwa coretan-coretan tersebut membentuk suatu
gambar wajah.
Bagi Affandi melukis bukan berdasarkan pikiran melainkan pada naluri. Tidak
meniru dari apa yang tersaji oleh alam, tetapi menyaringnya secara intuitif sampai
hanya pada esensinya saja. Goresan sederhananya membentuk ketepatan yang
meyakinkan sehingga garis-garis itu seolah menunjukkan cermin kepribadiannya.
Lukisannya menjadi paduan emosi dan intuisi karena dimensi penciptaannya
dikendalikan oleh sikap, instingtif, dan rasa yang fluktuatif sehingga karyanya
menjadi temperamental. Ekspresi seni Affandi lebih didominasi oleh emosi dan garis-
garis liar. Ketika melampiaskan emosi pribadi, dia tidak lagi menoleh keluar untuk
menguasai keadaan visual objek.

Anda mungkin juga menyukai