Anda di halaman 1dari 5

Prosiding Seminar Nasional Jurusan BK UNESA

Surabaya, 28 Mei 2016


Peran Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan karakter Menyosong Generasi Emas Indonesia

Media Permainan “Roda Pelangi”


sebagai Alternatif Pilihan Media Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Nora Yuniar Setyaputri, M.Pd


Email: setyaputrinora@gmail.com
BK Universitas Nusantara PGRI Kediri

Abstrak: Media Bimbingan dan Konseling sangat penting untuk digunakan agar tujuan pelaksanaan
layanan BK dapat tercapai secara optimal. Dalam penggunaan dan pemanfaatan media BK tersebut,
diperlukan kreativitas dari Guru BK sebagai praktisi di sekolah. Penggunaan media secara kreatif akan
memperbesar kemungkinan bagi siswa untuk tertarik mengikuti layanan BK, memperhatikan dan
mengingat apa yang dipelajari, serta dapat mengimplementasikan apa yang telah dipelajari tersebut
dalam kehidupan sehari-hari. Media yang dipakai dalam pemberian layanan BK tidak harus sebuah
media yang mahal. Hal yang paling penting adalah keefektifan media tersebut sehingga mampu
mencapai tujuan yang diinginkan. Guru BK yang kreatif adalah Guru BK yang mampu memanfaatkan
peralatan-peralatan di lingkungan sekitar dengan baik untuk dijadikan media BK. Salah satu contohnya
adalah denganmedia permainan. Media permainan memiliki peranan penting dalam pelaksanaan
layanan BK, antara lain sebagai wadah untuk menyalurkan pesan BK yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemauan siswa untuk memahami diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan,
dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan baru kepada diri siswa, serta memecahkan masalah
yang dihadapi. Macam dari media permainan ini sangatlah beragam, salah satu contohnya adalah Roda
Pelangi. Media permainan “Roda Pelangi” ini merupakan salah satu temuan baru yang
keberterimaannya telah teruji oleh para ahli media pembelajaran dan ahli Bimbingan dan Konseling
serta telah diujikan kepada pengguna. Media ini telah terbukti dapat meniingkatkan efikasi diri siswa
SMP dalam menghadapi ujian. Namun seiring perkembangan kondisi lapangang, media ini dapat
difungsikan untuk jenis permasalahan lain yang dialami oleh siswa.

Kata Kunci: Media permainan “Roda Pelangi”, media BK

Pendahuluan
Guru BK perlu menciptakan lingkungan yang kondusif dala proses pemberian layanan BK.
Untuk menciptakan lingkungan yang kondusif tersebut, Guru BK perlu memiliki kreativitas untuk
menunjang proses pelaksanaan layanan BK tersebut, misalnya dengan memanfaatkan media sebagai
wadah pesan Bimbingan Dan Konseling yang disampaikan kepada siswa. Apapun bentuk alat yang
dipakai untuk membantu proses komunikasi adalah media (Sadiman, 2012). Proses layanan Bimbingan
Dan Konseling sangat erat hubungannya dengan komunikasi, yaitu proses penyaluran pesan Bimbingan
Dan Konseling dari guru BK kepada siswa. Pesan tersebut dapat tersampaikan dengan baik atau tidak
bergantung pada media yang terdapat pada proses tersebut. Selain itu media merupakan salah satu
komponen penting dari sistem bimbingan dan konseling. Komponen- komponen tersebut meliputi:
masalah, tujuan, teknik, media dan evaluasi (Nursalim, 2013). Masing-masing komponen tersebut
saling berhubungan dan berkaitan erat serta menjadi suatu kesatuan yang utuh.
Menurut Nursalim (2013) media BK adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan bimbingan dan konseling yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemauan siswa/konseli untuk memahami diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan serta
memecahkan masalah yang dihadapi. Senada dengan Setyaputri dkk (2015) yang menyatakan bahwa
media BK merupakan suatu wadah dari pesan/informasi Bimbingan Dan Konseling yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan konseli untuk memahami diri, mengarahkan diri,
mengambil keputusan serta memecahkan masalah yang dihadapi guna tercapainya perkembangan
individu secara optimal.
Adapun fungsi media BK yang diutarakan oleh Elfarini & Christiana (2013) adalah dengan
menggunakan media BK siswa akan banyak melibatkan indera (penglihatan, pendengaran, peraba,
perasa, penciuman) yang pada akhirnya dapat mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan bimbingan

146
Prosiding Seminar Nasional Jurusan BK UNESA
Surabaya, 28 Mei 2016
Peran Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan karakter Menyosong Generasi Emas Indonesia

secara maksimal. Sedangkan menurut Nursalim (2013) penggunaan media secara kreatif akan
memperbesar kemungkinan bagi siswa tertarik pada layanan bimbingan dan konseling serta untuk
belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik dan meningkatkan penampilan
dalam melakukan keterampilan sesuai dengan yang menjadi tujuan bimbingan dan konseling. Media
bimbingan dan konseling merupakan salah satu sarana yang dapat memperlancar proses pelaksanan
layanan bimbingan dan konseling dan dapat membantu guru BK/Konselor dalam penyampaian materi
bimbingan (Leksana dkk, 2013). Jadi, dengan adanya media BK akan mempermudah dan membantu
Guru BK ketika berkomunikasi dengan siswa dan sebagai perantara agar siswa lebih memahami
maksud verbal atau pesan bimbingan yang disampaikan Guru BK.
Nursalim (2013) mengemukakan enam kriteria umum pemilihan media BK, antara lain: 1)
kesesuaian dengan tujuan; 2) kesesuaian media dengan materi BK; 3) kesesuaian dengan karakteristik
siswa; 4) kesesuaian dengan teori; 5) kesesuaian dengan gaya belajar siswa; 6) kesesuaian dengan
kondisi lingkungan, fasilitas pendukung dan waktu yang tersedia. Sedangkan kriteria khusus pemilihan
media BK antara lain: 1) kemudahan akses; 2) keefektifan biaya; 3) ketersediaan teknologi; 4)
interaktivitas; 5) dukungan organisasi; dan 6) unsur kebaruan dari media tersebut. Berdasarkan kriteria
di atas maka difokuskan untuk memilih salah satu kelompok media untuk digunakan sebagai media BK,
yaitu kelompok media interaktif.
Karakteristik terpenting kelompok media ini adalah bahwa siswa tidak hanya memperhatikan
media atau objeknya saja, melainkan juga dituntut untuk berinteraksi selama mengikuti layanan BK,
salah satu contohnya adalah berbagai permainan yang digunakan pada bimbingan kelompok, bimbingan
klasikal dan konseling kelompok (Nursalim, 2013). Di dalam permainan pada umumnya terdapat
bantuan alat atau objektertentu yang dipakai untuk menunjang proses interaksi yang ada dalam
kelompok bermain tersebut. Objek atau alat biasanya berbentuk tiga dimensi yang dalam
penyusunannya perlu untuk memperhatikan bagaimana ukuran bentuknya, beratnya, susunannya,
warnanya, fungsinya dan sebagainya (Arsyad, 2011; Nursalim, 2013).
Secara teoretis permainan dapat didefinisikan sebagai kegiatan/aktivitas yang bersifat
luwes/fleksibel dan bervariasi yang merupakan imbangan dari kerja dengan istirahat dan suatu bentuk
penyesuaian diri seseorang yang sangat berguna untuk menguasai kecemasan dan konflik serta
memberikan pengalaman dan pengetahuan baru pada diri siswa yang di dalamnya terdapat interaksi
antara para pemain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
(Mutiah, 2010; Sadiman dkk, 2012; Gleave & Cole-Hamilton, 2012; Akhmadi, 2013; Putro dkk, 2013).
Adapun fungsi dari bermain yaitu dengan bermain siswa dapat memperoleh pengalaman baru,
menanggapi situasi baru, memberikan kesempatan untuk belajar membangun kepercayaan dan
ketahanan diri, penghargaan diri dan efikasi diri, dapat mempelajari strategi pemecahan masalah, dapat
merangsang perkembangan kognitif, membangun struktur kognitif serta membangun kemampuan
kognitif (Gleave & Cole-Hamilton, 2012; Singer, 2009; Akhmadi, 2013). Sedangkan menurut
Setyaputri dkk (2015) melalui media permainan, siswa akan memperoleh informasi lebih banyak
sehingga pengetahuan dan pemahamannya bertambah. Tentunya hal ini akan mempengaruhi proses
berpikir siswa yang nantinya akan berpengaruh pula pada tingkat efikasi diri siswa.
Berdasarkan uraian di atas mengenai keterkaitan media dengan sistem BK, pentingnya
penggunaan media BK di sekolah, kriteria pemilihan media BK dan berbagai keunggulan media
permainan, maka contoh media permainan yang akan dibahas adalah media permainan “Roda Pelangi”.
Berdasarkan bentuk fisiknya media permainan Roda Pelangi berbentuk lingkaran tiga dimensi yang
didesain seperti roda, di dalam lingkaran tersebut terdapat enam warna pelangi (merah, jingga, kuning,
hijau, biru, ungu) dengan panjang 50 cm, lebar 5 cm dan tinggi 50 cm. Pusat dari Roda Pelangi berwarna
hitam dengan diameter lingkaran sebesar 14 cm. Roda Pelangi terbuatdari Styrofoam dan berfungsi
sebagai papan tembak. Dilengkapi dengan alat pembidik yang berfungsi untuk membidik warna yang
terdapat pada Roda Pelangi, amplop warna yang terbuat dari kertas asturo yang warnanya disesuaikan
dengan warna-warna yang terdapat pada Roda Pelangi, amplop warna ini berisi ilustrasi kasus atau
cerita yang nantinya digunakan sebagai bahan diskusi siswa dan panduan permainan Roda Pelangi
untuk Guru BK.
Media ini pada hakikatnya telah teruji keberterimaannya baik secara teoretis dan praktis untuk
membantu siswa SMP meningkatkan efikasi dirinya dalam menghadapi ujian (Setyaputri dkk, 2015).
Namun untuk keberlanjutan penggunaan media ini, Roda Pelangi dapat digunakan sebagai alternatif

147
Prosiding Seminar Nasional Jurusan BK UNESA
Surabaya, 28 Mei 2016
Peran Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan karakter Menyosong Generasi Emas Indonesia

pilihan media BK untuk membantu permasalahan siswa yang lain tidak hanya pada rendahnya efikasi
diri akademik siswa saja.

A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipilih adalah metode penelitian dan pengembangan. Berdasarkan
pemaparan Setyaputri dkk (2015) pengembangan media permainan “Roda Pelangi” ini merujuk pada
rancangan penelitian dan pengembangan yang dikembangkan oleh Sukmadinata (2012) dimana
rancangan ini secara keseluruhan mengacu pada rancangan penelitian dan pengembangan Borg & Gall
(1983). Adapun tahap yang perlu dilalui, yaitu: 1) studi pendahuluan; 2) pengembangan model/media;
dan 3) uji model/media. Studi pendahuluan terdiri atas tiga lagkah yaitu: survei lapangan, studi
kepustakaan dan penyusunan produk awal. Pengembangan media terdiri atas dua langkah, yaitu
penentuan materi dan penyusunan panduan untuk pelaksanaan permainan Roda Pelangi. Pada tahap uji
media, langkah yang dilakukan adalah uji ahli, uji pengguna dan uji kelompok terbatas.
Uji ahli dilakukan oleh 4 orang ahli, yaitu 2 orang ahli BK dan 2 orang ahli pengembangan media
pendidikan untuk menguji keberterimaan isi/materi dan visualisasi dalam media permainan “Roda
Pelangi”. Untuk uji pengguna dilakukan kepada 2 orang guru BK di SMPN 1 Pogalan yang mengajar
kelas VIII. Dalam uji coba lapangan terbatas dilakukan bimbingan kelompok menggunakan media
permainan “Roda Pelangi” pada subjek penelitian untuk mengetahui perbedaan efikasi diri siswa
sebelum dan sesudah melakukan permainan Roda Pelangi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII di
SMPN 1 Pogalan dengan jumlah 8 siswa, penetapan jumlah ini merujuk pada pendapat DeLucia-Waack
(2006). Penentuan jumlah subjek menggunakan simple random sampling. Untuk mengetahui
keampuhan media permainan Roda Pelangi dilakukan eksperimen dengan jenis One-group pretest-
posttest design.

B. Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan tahapan penelitian dan pengembangan yang telah dilalui tersebut, maka
dihasilkanlah media permainan “Roda Pelangi” yang kelengkapan alatnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
No. Perlengkapan Nama Keterangan
1 Roda Pelangi Roda Pelangi ini berfungsi sebagai papan
tembak atau papan sasaran dari alat
pembidik untuk membidik warna. Warna-
warna yang terdapat dalam Roda Pelangi
inilah yang nantinya berhubungan dengan
cerita atau ilustrasi kasus yang terdapat
dalam amplop warna.
2 Amplop Warna Amplop warna ini terbuat dari kertas
asturo yang di dalamnya terdapat ilustrasi
kasus atau cerita yang nantinya digunakan
sebagai bahan diskusi siswa yang
tergabung dalam kelompok bermain.
Cerita-cerita ini disusun berdasarkan
tujuan dilaksanakannya permainan Roda
Pelangi.
3 Panduan Permainan Panduan permainan Roda Pelangi disusun
Roda Pelangi sebagai acuan Guru BK agar dapat
menggunakan media permainan Roda
Pelangi.
4 Alat Pembidik Alat pembidik digunakan untuk membidik
warna-warna yang tersebar dalam Roda
Pelangi.

148
Prosiding Seminar Nasional Jurusan BK UNESA
Surabaya, 28 Mei 2016
Peran Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan karakter Menyosong Generasi Emas Indonesia

Aturan main dari permainan “Roda Pelangi dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Siswa diminta untuk membidik warna-warna yang tersebar dalam Roda Pelangi. Roda Pelangi
berfungsi sebagai papan tembak.
2. Jarak antara siswa dengan Roda Pelangi kurang lebih 2 meter.
3. Pandangan siswa tidak terpusat pada pusat Roda Pelangi, melainkan menyebar pada seluruh warna
yang terdapat pada Roda Pelangi.
4. Siswa dilarang untuk membidik pusat Roda Pelangi yang berwarna hitam dan melakukan
pembidikan ulang jika mengenai pusat Roda Pelangi.
5. Setelah alat pembidik mengenai salah satu warna dalam Roda Pelangi, siswa diminta untuk
mengambil amplop yang sesuai dengan warna bidikan tersebut.
6. Siswa mendiskusikan cerita yang ada dalam amplop, kemudian bertukar pendapat dengan guru BK
mengenai pemikiran apa yang mereka dapat dari proses diskusi ini.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu media permainan “Roda Pelangi” dapat digunakan
sebagai media layanan dasar, bidang bimbingan belajar dengan menggunakan strategi pelayanan berupa
bimbingan kelompok. Meskipun pengembangan media permainan “Roda Pelangi” untuk meningkatkan
efikasi diri siswa dalam menghadapi ujian telah memenuhi kriteria keberterimaan sehingga dapat
dikatakan layak digunakan sebagai media BK, perlu adanya upaya pemeliharaan agar efikasi diri siswa
dalam menghadapi ujian dapat dipertahankan. Selain itu, media permainan Roda Pelangi ini dianggap
sebagai bagian kecil dari proses belajar yang merupakan langkah awal untuk meningkatkan efikasi diri
siswa015). Untuk penyusunan media ini tidak diperlukan biaya yang mahal.
Sebagai data tambahan estimasi rincian dana yang perlu dikeluarkan sebagai berikut.
1. Pembelian Styrofoam untuk pembuatan Roda Pelangi kurang lebih memerlukan biaya sebesar Rp
10.000,00.
2. Pembelian kertas asturo untuk pembuatan Amplop Warna kurang lebih memerlukan biaya sebesar
Rp 6.000,00 (@6 x Rp 1000,00).
3. Pencetakan panduan Panduan Permainan Roda Pelangi kurang lebih memerlukan biaya Rp
57.000,00 (ukuran kertas A5, 57 halaman, hardcover).
4. Pembelian anak panah untuk Alat Pembidik kurang lebh mengeluarkan biaya sebesar Rp 60.000,00
(anak panah yang digunakan untuk sementara masih memanfaatkan anak panah dari permainan Dart
Board, namun tidak menutup kemungkinan bagi peneliti selanjutnya untuk menemukan alat
pembidik buatan tangan sendiri).
Berdasarkan rincian dana tersebut jelas adanya bahwa untuk menghasilkan media permainan “Roda
Pelangi” hanya dibutuhkan biaya kurang lebih sebesar Rp 133.000,00. Oleh karena itu, untuk
menghasilkan sebuah media BK yang efektif dan efisien tidak harus memerlukan biaya yang mahal.
Hal yang paling utama adalah keberfungsian dari media tersebut untuk menyampaikan pesan BK
kepada siswa.

C. Kesimpulan dan Saran


Media permainan “Roda Pelangi” dapat membantu Guru BK dalam penyampaian informasi atau
materi bimbingan khususnya berkenaan dengan pentingnya efikasi diri siswa dalam menghadapi ujian.
Penyampaian materi bimbingan akan lebih tampak menarik dan tidak monoton. Selain itu melalui media
permainan “Roda Pelangi”, Guru BK dapat memanfaatkan proses interaksi yang ada dalam kelompok
bermain tersebut untuk mengubah pola pikir atau persepsi yang kurang tepat pada siswa mengenai ujian.
Dengan memanfaatkan interaksi ini, siswa dapat saling bertukar pikiran atau pendapat mereka
mengenai apa yang mereka pikirkan ketika mengahadapi ujian, khususnya ujian matematika.
Saran yang ingin disampaikan penulis melalui artikel ini antara lain:
1. Guru BK atau peneliti selanjutnya dapat menggunakan media permainan “Roda Pelangi” untuk
meningkatkan efikasi diri siswa SMP dalam menghadapi ujian dengan subjek penelitian yang lebih
luas;
2. Untuk memperkaya hasil-hasil penelitian, bagi peneliti selanjutnya dapat memodifikasi media
permaianan “Roda Pelangi” untuk problem yang berbeda sesuai dengan kondisi yang dialami

149
Prosiding Seminar Nasional Jurusan BK UNESA
Surabaya, 28 Mei 2016
Peran Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan karakter Menyosong Generasi Emas Indonesia

konseli misalnya untuk meningkatkan self esteem siswa, sebagai sarana peningkatan pemahaman
karier siswa, mereduksi prokrastinasi akademik siswa dan lain-lain;
3. Isi dari media ini juga dapat dimodifikasi untuk subjek selain siswa SMP asalkan karakteristik yang
dijumpai pada jenjang tersebut sesuai dengan media ini.

Daftar Rujukan

Akhmadi, A. 2013. Gamedalam Layanan Bimbingan dan Konseling, hlm 1-14, (Online),
(http://bdksurabaya.kemenag.go.id), diakses 18 Maret 2013.
Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Borg, W.R. & Gall, M.D. 1983. Educational Research. An Introduction. White Plain, New York:
Longman, Inc.
DeLucia-Waack, J.L. 2006. Leading Psychoeducational Groups. California: Sage Publications, Inc.
Gleave, J. & Cole-Hamilton, I. 2012. A World Without Play: A Literature Review, hlm 1-34, (Online),
(http://www.playengland.org.uk), diakses 24 Januari 2014.
Leksana, D.M., Wibowo, M.E., & Tadjri, I. 2013. Pengembangan Modul Bimbingan Karir Berbasis
Mulitimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa. Jurnal Bimbingan
Konseling, Vol 2 (1): 1-9.
Mutiah, D. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Predana Media Group.
Nursalim, M. 2013. Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Indeks.
Putro, E.A., Sugiharto, DYP., & Sugiyo. Keefekyifan BK Kelompok dengan Permainan Untuk
Mengurangi Communication Apprehension Siswa SMA Kelas X. Jurnal Bimbingan Konseling,
Vol 2 (1): 25-33.
Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A. & Rahardjito. 2012. Media Pendidikan. Jakarta: Pustekkom
Dikbud dan PT RajaGrafindo Persada.
Setyaputri, N.Y., Ramli, M., & Mappiare-AT, A. 2015. Pengembangan Media Permainan Roda Pelangi
untuk Meningkatkan Efikasi Diri Siswa SMP dalam Menghadapi Ujian.
JurnalBimbingandanKonseling, Vol.28 (1): 38-46.
Singer, D.G., Singer, J.L., D’Agostino, H. & Delong, R. 2009. Children Pastime and Play in Sixteen
Nations. American Journal of Play, hlm 283-312.
Sukmadinata, N.S. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

150

Anda mungkin juga menyukai