Anda di halaman 1dari 82

EULAV ,YTIRGETNI ,MODSIW - MRIF WAL SETAICOSSA & AKITRAK

PERBANDINGAN BAB IV UU CIPTA


KERJA (UU NO. 11 TAHUN 2020)
TERHADAP UU KETENAGAKERJAAN
(UU NO. 13 TAHUN 2003)

EightyEight @Kasablanka Tower A 10 E Floor


Jl. Raya Casablanca Kav. 88, Jakarta, 12870
T: 021-21481994; 021-29631601
E: legalservices@kartikalawfirm.com
www.kartikalawfirm.com
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
1

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pelatihan kerja diselenggarakan oleh (1) Pelatihan kerja diselenggarakan oleh:
lembaga pelatihan kerja pemerintah a. Lembaga pelatihan kerja pemerintah;
dan/atau lembaga pelatihan kerja swasta. b. Lembaga pelatihan kerja swasta; atau
(2) Pelatihan kerja dapat diselenggarakan di c. Lembaga pelatihan kerja perusahaan.
tempat pelatihan atau tempat kerja. (2) Pelatihan kerja dapat diselenggarakan di
(3) Lembaga pelatihan kerja pemerintah tempat pelatihan atau tempat kerja.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam (3) Lembaga pelatihan kerja pemerintah
menyelenggarakan pelatihan kerja dapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
bekerja sama dengan swasta. dalam menyelenggarakan pelatihan kerja dapat
bekerja sama dengan swasta.
(4) Lembaga pelatihan kerja pemerintah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan
lembaga pelatihan kerja perusahaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
mendaftarkan kegiatannya kepada instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di
kabupaten/kota.

KETERANGAN:
Pada pasal ini, terdapat penambahan yaitu ayat (1) huruf c, mengenai pelatihan kerja dapat
31 LASAP

diselenggarakan oleh lembaga pelatihan kerja perusahaan.


Selain itu, terdapat penambahan pada ayat (4) mengenai tempat pendaftaran kegiatan yang
diselenggarakan oleh lembaga pelatihan kerja pemerintah dan lembaga pelatihan kerja perusahaan.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
2

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Lembaga pelatihan kerja swasta dapat (1) Lembaga pelatihan kerja swasta sebagaimana
berbentuk badan hukum Indonesia atau dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b wajib
perorangan. memenuhi Perizinan Berusaha yang diterbitkan
(2) Lembaga pelatihan kerja swasta oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib (2) Bagi lembaga pelatihan kerja swasta yang
memperoleh izin atau mendaftar ke instansi terdapat penyertaan modal asing, Perizinan
yang bertanggung jawab di bidang Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ketenagakerjaan di kabupaten/kota. diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.
(3) Lembaga pelatihan kerja yang (3) Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud
diselenggarakan oleh instansi pemerintah pada ayat (1) dan ayat (2) harus memenuhi norma,
mendaftarkan kegiatannya kepada instansi standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan
yang bertanggung jawab di bidang oleh Pemerintah Pusat.
ketenagakerjaan di kabupaten/kota.
(4) Ketentuan mengenai tata cara perizinan
dan pendaftaran lembaga pelatihan kerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan
ayat (3) diatur dengan Keputusan Menteri.

KETERANGAN:
41 LASAP

Pada pasal ini, UU Cipta Kerja mengatur lebih spesifik mengenai perizinan yang dimaksud, yaitu
Perizinan Berusaha, dan lebih rinci mengenai tempat penerbitan Perizinan Berusaha bagi lembaga
pelatihan kerja swasta, dan yang terdapat penyertaan modal asing.
Terkait pasal ini dalam UU Cipta Kerja menjadi lebih singkat (karena ayat (4) dalam UU 13/2003 dihapus)
dan susunannya lebih sistematis.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
3

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pelaksana penempatan tenaga kerja (1) Pelaksana penempatan tenaga kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1)
(1) terdiri dari: terdiri atas:
a. Instansi pemerintah yang bertanggung a. Instansi pemerintah yang bertanggung jawab
jawab di bidang ketenagakerjaan; dan di bidang ketenagakerjaan; dan
b. Lembaga swasta berbadan hukum. b. Lembaga penempatan tenaga kerja swasta.
(2) Lembaga penempatan tenaga kerja (2) Lembaga penempatan tenaga kerja swasta
swasta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
huruf b dalam melaksanakan pelayanan dalam melaksanakan pelayanan penempatan
penempatan tenaga kerja wajib memiliki izin tenaga kerja wajib memenuhi Perizinan Berusaha
tertulis dari Menteri atau pejabat yang yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.
ditunjuk. (3) Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) harus memenuhi norma, standar,
prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat.

KETERANGAN:
Pada pasal 37 ayat (1) huruf b terdapat pengubahan kata menjadi “Lembaga penempatan tenaga kerja
swasta”.
Perihal Perizinan dalam Pasal 37 ayat (2) diatur lebih spesifik mengenai perizinan yang dimaksud dalam
73 LASAP

penempatan tenaga kerja.


Otoritas penerbitan perizinan juga diubah menjadi wewenang Pemerintah Pusat, sedangkan UU 13/2003
ialah Menteri atau Pejabat yang ditunjuk.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
4

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan (1) Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan
tenaga kerja asing wajib memiliki izin tertulis tenaga kerja asing wajib memiliki rencana
dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk. penggunaan tenaga kerja asing yang disahkan
(2) Pemberi kerja orang perseorangan oleh Pemerintah Pusat.
dilarang mempekerjakan tenaga kerja asing. (2) Pemberi kerja orang perseorangan dilarang
(3) Kewajiban memiliki izin sebagaimana mempekerjakan tenaga kerja asing.
dimaksud dalam ayat (1), tidak berlaku bagi (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
perwakilan negara asing yang (1) tidak berlaku bagi:
mempergunakan tenaga kerja asing sebagai a. Direksi atau komisaris dengan kepemilikan
pegawai diplomatik dan konsuler. saham tertentu atau pemegang saham sesuai
(4) Tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di dengan ketentuan peraturan perundang-
Indonesia hanya dalam hubungan kerja undangan;
untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu. b. Pegawai diplomatik dan konsuler pada
(5) Ketentuan mengenai jabatan tertentu dan kantor perwakilan negara asing; atau
waktu tertentu sebagaimana dimaksud c. Tenaga kerja asing yang dibutuhkan oleh
dalam ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan Pemberi Kerja pada jenis kegiatan produksi yang
Menteri. terhenti karena keadaan darurat, vokasi,
(6) Tenaga kerja asing sebagaimana perusahaan rintisan (start-up), kunjungan bisnis,
dimaksud dalam ayat (4) yang masa kerjanya dan penelitian untuk jangka waktu tertentu.
habis dan tidak dapat di perpanjang dapat (4) Tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di
digantikan oleh tenaga kerja asing lainnya. Indonesia hanya dalam hubungan kerja untuk
24 LASAP

jabatan tertentu dan waktu tertentu serta


memiliki kompetensi sesuai dengan jabatan yang
akan diduduki.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
5

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(5) Tenaga kerja asing dilarang menduduki


jabatan yang mengurusi personalia.
(6) Ketentuan mengenai jabatan tertentu dan
waktu tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

KETERANGAN:
Pada UU 13/2003 sebelumnya, Pasal 42 mengenai syarat dalam mempekerjakan tenaga kerja asing hanya
berupa izin tertulis. Sedangkan, pada UU Cipta Kerja diatur lebih spesifik, yaitu “wajib memiliki rencana
penggunaan tenaga kerja asing yang disahkan oleh Pemerintah Pusat”.
Pengecualian mengenai syarat mempekerjakan tenaga asing diatur lebih rinci dalam UU Cipta Kerja Pasal
42 ayat (3).
Pada Pasal 42 ayat (4) UU Cipta Kerja, ditambah bahwa “Tenaga kerja asing dapat dipekerjakan untuk
kompetensi sesuai dengan jabatan yang akan diduduki.”
Pada ayat (5) juga diubah, bahwa “Tenaga kerja asing dilarang menduduki jabatan yang mengurusi
personalia”
Pada ayat (6) diatur bahwa jabatan tertentu yang dimaksud diatur dengan Peraturan Pemerintah.
24 LASAP
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
6

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pemberi kerja yang menggunakan tenaga Pasal dihapus


kerja asing harus memiliki rencana
penggunaan tenaga kerja asing yang
disahkan oleh Menteri atau pejabat yang
ditunjuk.
(2) Rencana penggunaan tenaga kerja asing
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
sekurang-kurangnya memuat keterangan:
a. Alasan penggunaan tenaga kerja asing;
dan
b. Jabatan dan/atau kedudukan tenaga
kerja asing dalam struktur organisasi
perusahaan yang bersangkutan;
c. Penunjukan tenaga kerja warga negara
Indonesia sebagai pendamping tenaga kerja
asing yang dipekerjakan.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) tidak berlaku bagi instansi
pemerintah, badan-badan internasional dan
perwakilan negara asing.
(4) Ketentuan mengenai tata cara
34 LASAP

pengesahan rencana penggunaan tenaga KETERANGAN:


kerja asing diatur dengan Keputusan Menteri. Ketentuan Pasal 43 dihapus.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
7
PASAL 44

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pemberi kerja tenaga kerja asing wajib Pasal dihapus


menaati ketentuan mengenai jabatan dan
standar kompetensi yang berlaku.
(2) Ketentuan mengenai jabatan dan standar KETERANGAN:
kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Ketentuan Pasal 44 dihapus.
ayat (1) diatur dengan Keputusan Menteri.

PASAL 45

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pemberi kerja tenaga kerja asing wajib: (1) Pemberi kerja tenaga kerja asing wajib:
a. Menunjuk tenaga kerja warga negara a. Menunjuk tenaga kerja warga negara
Indonesia sebagai tenaga pendamping Indonesia sebagai tenaga pendamping tenaga
tenaga kerja asing yang dipekerjakan untuk kerja asing yang dipekerjakan untuk alih teknologi
alih teknologi dan alih keahlian dari tenaga dan alih keahlian dari tenaga kerja asing;
KETERANGAN:
kerja asing; dan b. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan
Ketentuan Pasal 44 dihapus.
b. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga kerja Indonesia sebagaimana
kerja bagi tenaga kerja Indonesia dimaksud pada huruf a yang sesuai dengan
sebagaimana dimaksud pada huruf a yang kualifikasi jabatan yang diduduki oleh tenaga
sesuai dengan kualifikasi jabatan yang kerja asing; dan
diduduki oleh tenaga kerja asing. c. Memulangkan tenaga kerja asing ke negara
asalnya setelah hubungan kerjanya berakhir.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
8

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga kerja asing (1) huruf a dan huruf b tidak berlaku bagi tenaga
yang menduduki jabatan direksi dan/atau kerja asing yang menduduki jabatan tertentu.
komisaris.

KETERANGAN:
Pada Pasal 45 dalam UU Cipta Kerja ditambah ketentuan ayat (1) huruf c bahwa wajib memulangkan
tenaga kerja asing ke negara asalnya setelah hubungan kerja berakhir.
Pada ketentuan Pasal 45 ayat (2), mengatur mengenai pengecualian ayat (1) huruf a dan b terhadap
tenaga kerja asing yang menduduki jabatan tertentu. Sedangkan pada UU 13/2003, jabatan yang
dimaksud hanya berupa direksi dan/atau komisaris.

PASAL 46
KETERANGAN:
UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)
Ketentuan Pasal 44 dihapus.
(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Tenaga kerja asing dilarang menduduki Pasal dihapus


jabatan yang mengurusi personalia dan/atau
jabatan-jabatan tertentu. :
(2) Jabatan-jabatan tertentu sebagaimana KETERANGAN:
Ketentuan Pasal 44 dihapus.
dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Ketentuan Pasal 46 dihapus.
Keputusan Menteri.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
9

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pemberi kerja wajib membayar (1) Pemberi kerja wajib membayar kompensasi
kompensasi atas setiap tenaga kerja asing atas setiap tenaga kerja asing yang
yang dipekerjakannya. dipekerjakannya.
(2) Kewajiban membayar kompensasi (2) Kewajiban membayar kompensasi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
berlaku bagi instansi pemerintah, perwakilan berlaku bagi instansi pemerintah, perwakilan
negara asing, badan-badan internasional, negara asing, badan internasional, lembaga sosial,
lembaga sosial, lembaga keagamaan, dan lembaga keagamaan, dan jabatan tertentu di
jabatan-jabatan tertentu di lembaga lembaga pendidikan.
pendidikan. (3) Ketentuan mengenai besaran dan penggunaan
(3) Ketentuan mengenai jabatan-jabatan kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tertentu di lembaga pendidikan sebagaimana diatur sesuai ketentuan peraturan perundang-
dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan undangan.
Keputusan Menteri.
(4) Ketentuan mengenai besarnya
kompensasi dan penggunaannya diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

KETERANGAN:
Pasal 47 ayat (3) dalam UU 13/2003 dihapus.
74 LASAP

Pasal 47 ayat (4) dalam UU 13/2003 tentang pengaturan besaran kompensasi oleh Peraturan Pemerintah,
diubah menjadi “diatur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan."
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
10
PASAL 48

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

Pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga Pasal dihapus


kerja asing wajib memulangkan tenaga kerja
asing ke negara asalnya setelah hubungan
kerjanya berakhir.

KETERANGAN:
Ketentuan Pasal 48 UU 13/2003 dihapus.
Dalam UU Cipta Kerja, ketentuan tersebut mengenai kewajiban pemulangan tenaga kerja asing ke
negara asalnya diatur dalam Pasal 45 ayat (1) huruf c.

PASAL 49
KETERANGAN:
UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)
Ketentuan Pasal 44 dihapus.
(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

Ketentuan mengenai penggunaan tenaga Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan


kerja asing serta pelaksanaan pendidikan dan tenaga kerja asing diatur dalam Peraturan
pelatihan tenaga kerja pendamping diatur Pemerintah.
:
dengan Keputusan Presiden.
Ketentuan Pasal 44 dihapus.

KETERANGAN:
Ketentuan penggunaan tenaga kerja asing diatur dengan “Keputusan Presiden” diubah menjadi
“Peraturan Pemerintah”.
Kata-kata mengenai “Ketentuan mengenai pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
pendamping” dihapus.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
11

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Perjanjian kerja dibuat untuk waktu (1) Perjanjian kerja dibuat untuk waktu tertentu
tertentu atau untuk waktu tidak tertentu. atau untuk waktu tidak tertentu.
(2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu (2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan
didasarkan atas: atas:
a. jangka waktu; atau a. jangka waktu; atau
b. selesainya suatu pekerjaan tertentu. b. selesainya suatu pekerjaan tertentu.
(3) Jangka waktu atau selesainya suatu pekerjaan
tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditentukan berdasarkan perjanjian kerja.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai perjanjian
kerja waktu tertentu berdasarkan jangka waktu
atau selesainya suatu pekerjaan tertentu diatur
dalam Peraturan Pemerintah.

KETERANGAN:
Pada Pasal 56 terdapat penambahan yaitu ayat (3) dan ayat (4), mengatur bahwa Jangka waktu yang
65 LASAP

dimaksud dalam ayat (2) ditentukan berdasarkan perjanjian kerja dan perjanjian kerja akan diatur dalam
Peraturan Pemerintah.
Penambahan ayat (3) dan (4) membuat ketentuan Pasal 56 menjadi lebih rinci dan jelas.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
12

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu (1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dibuat
dibuat secara tertulis serta harus secara tertulis serta harus menggunakan bahasa
menggunakan bahasa Indonesia dan huruf Indonesia dan huruf latin.
latin. (2) Dalam hal perjanjian kerja waktu tertentu
(2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing,
dibuat tidak tertulis bertentangan dengan apabila kemudian terdapat perbedaan penafsiran
ketentuan sebagai mana dimaksud dalam antara keduanya, yang berlaku perjanjian kerja
ayat (1) dinyatakan sebagai perjanjian kerja waktu tertentu yang dibuat dalam bahasa
untuk waktu tidak tertentu. Indonesia.
(3) Dalam hal perjanjian kerja dibuat dalam
bahasa Indonesia dan bahasa asing, apabila
kemudian terdapat perbedaan penafsiran
antara keduanya, maka yang berlaku
perjanjian kerja yang dibuat dalam bahasa
Indonesia.

KETERANGAN:
Pasal 57 ayat (2) UU 13/2003, mengenai “PKWT yang dibuat tidak tertulis akan dinyatakan sebagai PKWTT”
dihapus.
75 LASAP

Pasal 57 ayat (3) UU 13/2003 diubah menjadi ayat (2).


11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
13

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak (1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak
dapat mensyaratkan adanya masa percobaan dapat mensyaratkan adanya masa percobaan
kerja. kerja.
(2) Dalam hal disyaratkan masa percobaan (2) Dalam hal disyaratkan masa percobaan kerja
kerja dalam perjanjian kerja sebagaimana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masa
dimaksud dalam ayat (1), masa percobaan percobaan kerja yang disyaratkan tersebut batal
kerja yang disyaratkan batal demi hukum. demi hukum dan masa kerja tetap dihitung.

KETERANGAN:
Terdapat penambahan pada Pasal 58 ayat (2) bahwa percobaan kerja yang disyaratkan pada PKWT akan
batal demi hukum dan masa kerja tetap dihitung.
85 LASAP
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
14

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu (1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya
hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang
yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan menurut jenis dan sifat atau kegiatan
pekerjaannya akan selesai dalam waktu pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu,
tertentu, yaitu : yaitu sebagai berikut:
a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang a. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang
sementara sifatnya; sementara sifatnya;
b. pekerjaan yang diperkirakan b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaian
penyelesaiannya dalam waktu yang tidak nya dalam waktu yang tidak terlalu lama;
terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun; c. Pekerjaan yang bersifat musiman;
c. pekerjaan yang bersifat musiman; atau d. Pekerjaan yang berhubungan dengan
d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk
produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau
tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan; atau
penjajakan. e. Pekerjaan yang jenis dan sifat atau kegiatan
(2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu nya bersifat tidak tetap.
tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang (2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak
bersifat tetap. dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat
(3) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tetap.
dapat diperpanjang atau diperbaharui. (3) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang
(4) Perjanjian kerja waktu tertentu yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
95 LASAP

didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) demi hukum
diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu.
dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan sifat
untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) atau kegiatan pekerjaan, jangka waktu, dan batas
tahun. waktu perpanjangan perjanjian kerja waktu
tertentu diatur dalam Peraturan Pemerintah.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
15

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(5) Pengusaha yang bermaksud


memperpanjang perjanjian kerja waktu
tertentu tersebut, paling lama 7 (tujuh) hari
sebelum perjanjian kerja waktu tertentu
berakhir telah memberitahukan maksudnya
secara tertulis kepada pekerja/buruh yang
bersangkutan.
(6) Pembaruan perjanjian kerja waktu
tertentu hanya dapat diadakan setelah
melebihi masa tenggang waktu 30 (tiga KETERANGAN:
puluh) hari berakhirnya perjanjian kerja Terdapat penambahan pada Pasal 59 ayat
waktu tertentu yang lama, pembaruan (1) huruf e, bahwa Pekerjaan yang jenis
perjanjian kerja waktu tertentu ini hanya dan sifatnya atau kegiatannya bersifat
boleh dilakukan 1 (satu) kali dan paling lama tidak tetap adalah termasuk kategori
2 (dua) tahun. pekerjaan waktu tertentu.
(7) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang Ketentuan Pasal 59 ayat (3), (4), (5) dan (6)
tidak memenuhi ketentuan sebagaimana UU 13/2003 dihapus.
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (4), ayat Ketentuan lebih lanjut mengenai
(5), dan ayat (6) maka demi hukum menjadi perjanjian kerja waktu tertentu akan
perjanjian kerja waktu tidak tertentu. diatur dengan Peraturan Pemerintah,
(8) Hal-hal lain yang belum diatur dalam sedangkan yang sebelumnya diatur
95 LASAP

Pasal ini akan diatur lebih lanjut dengan dengan Keputusan Menteri.
Keputusan Menteri.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
16

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Perjanjian kerja berakhir apabila: (1) Perjanjian kerja berakhir apabila:
a. pekerja meninggal dunia; a. Pekerja/buruh meninggal dunia;
b. berakhirnya jangka waktu perjanjian b. Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja;
kerja; c. Selesainya suatu pekerjaan tertentu;
c. adanya putusan pengadilan dan/atau d. Adanya putusan pengadilan dan/atau putus-
putusan atau penetapan lembaga an lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan
industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau
hukum tetap; atau e. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang
d. adanya keadaan atau kejadian tertentu dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan
yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.
bersama yang dapat menyebabkan (2) Perjanjian kerja tidak berakhir karena
berakhirnya hubungan kerja. meninggalnya pengusaha atau beralihnya hak
(2) Perjanjian kerja tidak berakhir karena atas perusahaan yang disebabkan penjualan,
meninggalnya pengusaha atau beralihnya pewarisan, atau hibah.
hak atas perusahaan yang disebabkan (3) Dalam hal terjadi pengalihan perusahaan maka
penjualan, pewarisan, atau hibah. hak-hak pekerja/buruh menjadi tanggung jawab
(3) Dalam hal terjadi pengalihan perusahaan pengusaha baru, kecuali ditentukan lain dalam
maka hak-hak pekerja/buruh menjadi perjanjian pengalihan yang tidak mengurangi
tanggung jawab pengusaha baru, kecuali hak-hak pekerja/buruh.
16 LASAP

ditentukan lain dalam perjanjian pengalihan


yang tidak mengurangi hak-hak
pekerja/buruh.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
17

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(4) Dalam hal pengusaha, orang (4) Dalam hal pengusaha orang perseorangan
perseorangan, meninggal dunia, ahli waris meninggal dunia, ahli waris pengusaha dapat
pengusaha dapat mengakhiri perjanjian kerja mengakhiri perjanjian kerja setelah
setelah merundingkan dengan merundingkan dengan pekerja/buruh.
pekerja/buruh. (5) Dalam hal pekerja/buruh meninggal dunia, ahli
(5) Dalam hal pekerja/buruh meninggal waris pekerja/buruh berhak mendapatkan hak-
dunia, ahli waris pekerja/buruh berhak haknya sesuai dengan peraturan perundang-
mendapatkan hak haknya sesuai dengan undangan atau hak-hak yang telah diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
berlaku atau hak hak yang telah diatur dalam perjanjian kerja bersama.
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama.

PASAL 61A

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Dalam hal perjanjian kerja waktu tertentu


berakhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61
16 LASAP

ayat (1) huruf b dan huruf c, pengusaha wajib


memberikan uang kompensasi kepada
pekerja/buruh.
(2) Uang kompensasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberikan kepada pekerja/buruh
sesuai dengan masa kerja pekerja/buruh di
perusahaan yang bersangkutan.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
18

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai uang


kompensasi diatur dalam Peraturan Pemerintah.

KETERANGAN:
Terdapat penambahan pada Pasal 61 ayat (1) huruf c, yaitu “selesainya suatu pekerjaan tertentu.”
Terdapat pasal tambahan yaitu Pasal 61A, yang mengatur mengenai kewajiban kompensasi kepada
pekerja/buruh apabila perjanjian kerja waktu tertentu berakhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat
(1) huruf b dan huruf c.
Ketentuan lebih lanjut mengenai ketentuan kompensasi diatur dalam Peraturan Pemerintah.

PASAL 64

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

Perusahaan dapat menyerahkan sebagian Pasal dihapus


pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan
lainnya melalui perjanjian pemborongan
pekerjaan atau penyediaan jasa
pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis. :
KETERANGAN:
Ketentuan Pasal 44 dihapus.
Ketentuan Pasal 64 dihapus.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
19

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Penyerahan sebagian pelaksanaan Pasal dihapus


pekerjaan kepada perusahaan lain
dilaksanakan melalui perjanjian
pemborongan pekerjaan yang dibuat secara
tertulis.
(2) Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada
perusahaan lain sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a. dilakukan secara terpisah dari kegiatan
utama;
b. dilakukan dengan perintah langsung
atau tidak langsung dari pemberi pekerjaan;
c. merupakan kegiatan penunjang
perusahaan secara keseluruhan; dan
d. tidak menghambat proses produksi
secara langsung.
(3) Perusahaan lain sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) harus berbentuk badan
hukum.
(4) Perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja
56 LASAP

bagi pekerja/buruh pada perusahaan lain


sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
sekurang-kurangnya sama dengan
perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja
pada perusahaan pemberi pekerjaan atau
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
20

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(5) Perubahan dan/atau penambahan syarat- Pasal dihapus


syarat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
diatur lebih lanjut dengan Keputusan
Menteri.
(6) Hubungan kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diatur dalam perjanjian kerja secara
tertulis antara perusahaan lain dan
pekerja/buruh yang dipekerjakannya.
(7) Hubungan kerja sebagaimana dimaksud
dalam ayat (6) dapat didasarkan atas
perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau
perjanjian kerja waktu tertentu apabila
memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59.
(8) Dalam hal ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) tidak
terpenuhi, maka demi hukum status
hubungan kerja pekerja/buruh dengan
perusahaan penerima pemborongan beralih
menjadi hubungan kerja pekerja/buruh
56 LASAP

dengan perusahaan pemberi pekerjaan.


(9) Dalam hal hubungan kerja beralih ke
perusahaan pemberi pekerjaan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (8), maka hubungan
kerja pekerja/buruh dengan pemberi KETERANGAN:
pekerjaan sesuai dengan hubungan kerja Ketentuan Pasal 65 dihapus.
sebagaimana dimaksud dalam ayat (7).
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
21

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pekerja/buruh dari perusahaan penyedia (1) Hubungan kerja antara perusahaan alih daya
jasa pekerja/buruh tidak boleh digunakan dengan pekerja/buruh yang dipekerjakannya
oleh pemberi kerja untuk melaksanakan didasarkan pada perjanjian kerja yang dibuat
kegiatan pokok atau kegiatan yang secara tertulis baik perjanjian kerja waktu tertentu
berhubungan langsung dengan proses atau perjanjian kerja waktu tidak tertentu.
produksi, kecuali untuk kegiatan jasa (2) Perlindungan pekerja/buruh, upah dan
penunjang atau kegiatan yang tidak kesejahteraan, syarat-syarat kerja serta
berhubungan langsung dengan proses perselisihan yang timbul dilaksanakan sekurang-
produksi. kurangnya sesuai dengan ketentuan peraturan
(2) Penyedia jasa pekerja/buruh untuk perundang-undangan dan menjadi tanggung
kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang jawab perusahaan alih daya.
tidak berhubungan langsung dengan proses (3) Dalam hal perusahaan alih daya
produksi harus memenuhi syarat sebagai mempekerjakan pekerja/buruh berdasarkan
berikut : perjanjian kerja waktu tertentu sebagaimana
a. Adanya hubungan kerja antara dimaksud pada ayat (1), perjanjian kerja tersebut
pekerja/buruh dan perusahaan penyedia jasa harus mensyaratkan pengalihan perlindungan
pekerja/buruh; hak-hak bagi pekerja/buruh apabila terjadi
b. Perjanjian kerja yang berlaku dalam pergantian perusahaan alih daya dan sepanjang
hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada objek pekerjaannya tetap ada.
huruf a adalah perjanjian kerja untuk waktu (4) Perusahaan alih daya sebagaimana dimaksud
tertentu yang memenuhi persyaratan pada ayat (2) berbentuk badan hukum dan wajib
66 LASAP

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 memenuhi Perizinan Berusaha yang diterbitkan


dan/atau perjanjian kerja waktu tidak oleh Pemerintah Pusat.
tertentu yang dibuat secara tertulis dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak;
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
22

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

c. Perlindungan upah dan kesejahteraan, (5) Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud


syarat-syarat kerja, serta perselisihan yang pada ayat (4) harus memenuhi norma, standar,
timbul menjadi tanggung jawab perusahaan prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh
penyedia jasa pekerja/buruh; dan Pemerintah Pusat.
d. Perjanjian antara perusahaan pengguna (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai perlindungan
jasa pekerja/buruh dan perusahaan lain yang pekerja/buruh sebagaimana dimaksud pada ayat
bertindak sebagai perusahaan penyedia jasa (2) dan Perizinan Berusaha sebagaimana
pekerja/buruh dibuat secara tertulis dan dimaksud pada ayat (4) diatur dalam Peraturan
wajib memuat pasal-pasal sebagaimana Pemerintah.
dimaksud dalam undang-undang ini.
(3) Penyedia jasa pekerja/buruh merupakan
bentuk usaha yang berbadan hukum dan
memiliki izin dari instansi yang bertanggung
jawab di bidang ketenagakerjaan. KETERANGAN:
(4) Dalam hal ketentuan sebagaimana Ketentuan Pasal 66 diubah setelah
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) huruf a, amandemen, mengatur mengenai
huruf b, dan huruf d serta ayat (3) tidak hubungan kerja antara perusahaan alih
terpenuhi, maka demi hukum status daya dengan pekerja/buruh. Sedangkan
hubungan kerja antara pekerja/buruh dan pada UU 13/2003, ketentuan Pasal 66
perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh adalah mengatur tentang hubungan
beralih menjadi hubungan kerja antara pekerja/buruh dengan perusahaan
66 LASAP

pekerja/buruh dan perusahaan pemberi penyedia jasa.


pekerjaan.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
23

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Setiap pengusaha wajib melaksanakan (1) Setiap Pengusaha wajib melaksanakan
ketentuan waktu kerja. ketentuan waktu kerja.
(2) Waktu kerja sebagaimana dimaksud (2) Waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
dalam ayat (1) meliputi: (1) meliputi:
a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat
puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari
hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau kerja dalam 1 (satu) minggu; atau
b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat
(empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari
(lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu. kerja dalam 1 (satu) minggu.
(3) Ketentuan waktu kerja sebagaimana (3) Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud
dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku bagi pada ayat (2) tidak berlaku bagi sektor usaha atau
sektor usaha atau pekerjaan tertentu. pekerjaan tertentu.
(4) Ketentuan mengenai waktu kerja pada (4) Pelaksanaan jam kerja bagi pekerja/buruh di
sektor usaha atau pekerjaan tertentu perusahaan diatur dalam perjanjian kerja,
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
dengan Keputusan Menteri. bersama.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai waktu kerja
pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur
dalam Peraturan Pemerintah.
77 LASAP

KETERANGAN:
Terdapat penambahan pada Pasal 77 ayat (4) bahwa pelaksanaan jam kerja diatur dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
Ketentuan lebih lanjut mengenai waktu kerja akan diatur dengan Peraturan Pemerintah, sedangkan yang
sebelumnya diatur dengan Keputusan Menteri.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
24

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pengusaha yang mempekerjakan (1) Pengusaha yang mempekerjakan


pekerja/buruh melebihi waktu kerja pekerja/buruh melebihi waktu kerja sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2) harus
(2) harus memenuhi syarat: memenuhi syarat:
a. ada persetujuan pekerja/buruh yang a. ada persetujuan pekerja/buruh yang
bersangkutan; dan bersangkutan; dan
b. waktu kerja lembur hanya dapat b. waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan
dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 paling lama 4 (empat) jam dalam 1 (satu) hari dan
(satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 18 (delapan belas) jam dalam 1 (satu) minggu.
(satu) minggu. (2) Pengusaha yang mempekerjakan
(2) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja sebagaimana
pekerja/buruh melebihi waktu kerja dimaksud pada ayat (1) wajib membayar upah
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib kerja lembur.
membayar upah kerja lembur. (3) Ketentuan waktu kerja lembur sebagaimana
(3) Ketentuan waktu kerja lembur dimaksud pada ayat (1) huruf b tidak berlaku bagi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf sektor usaha atau pekerjaan tertentu.
b tidak berlaku bagi sektor usaha atau (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai waktu kerja
pekerjaan tertentu. lembur dan upah kerja lembur diatur dalam
(4) Ketentuan mengenai waktu kerja lembur Peraturan Pemerintah.
dan upah kerja lembur sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) diatur
87 LASAP

dengan Keputusan Menteri.

KETERANGAN:
Terdapat perubahan ketentuan mengenai waktu kerja lembur pada Pasal 78 ayat (1) huruf b, yaitu penambahan
waktu lembur dari maksimal 3 jam dalam 1 hari dan 14 jam dalam 1 minggu menjadi 4 jam dalam 1 hari dan 18
jam dalam 1 minggu.
Ketentuan lebih lanjut mengenai waktu kerja lembur dan upah lembur diatur dengan Keputusan Menteri
menjadi Peraturan Pemerintah.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
25

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pengusaha wajib memberi waktu istirahat (1) Pengusaha wajib memberi:
dan cuti kepada pekerja/buruh. a. waktu istirahat; dan
(2) Waktu istirahat dan cuti sebagaimana b. cuti.
dimaksud dalam ayat (1), meliputi: (2) Waktu istirahat sebagaimana dimaksud pada
a. istirahat antara jam kerja, sekurang ayat (1) huruf a wajib diberikan kepada
kurangnya setengah jam setelah bekerja pekerja/buruh paling sedikit meliputi:
selama 4 (empat) jam terus menerus dan a. istirahat antara jam kerja, paling sedikit
waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat)
kerja; jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut
b. istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk tidak termasuk jam kerja; dan
6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu b. istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6
atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
dalam 1 (satu) minggu;
c. cuti tahunan, sekurang kurangnya 12
(dua belas) hari kerja setelah pekerja/buruh
yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua
belas) bulan secara terus menerus; dan
d. istirahat panjang sekurang-kurangnya
2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada tahun
ketujuh dan kedelapan masing-masing 1
(satu) bulan bagi pekerja/buruh yang telah
97 LASAP

bekerja selama 6 (enam) tahun secara terus-


menerus pada perusahaan yang sama
dengan ketentuan pekerja/buruh tersebut
tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya
dalam 2 (dua) tahun berjalan dan selanjutnya
berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6
(enam) tahun.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
26

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(3) Pelaksanaan waktu istirahat tahunan (3) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b yang wajib diberikan kepada pekerja/buruh,
c diatur dalam perjanjian kerja, peraturan yaitu cuti tahunan, paling sedikit 12 (dua belas)
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. hari kerja setelah pekerja/buruh yang
(4) Hak istirahat panjang sebagaimana bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan
dimaksud dalam ayat (2) huruf d hanya secara terus menerus.
berlaku bagi pekerja/buruh yang bekerja (4) Pelaksanaan cuti tahunan sebagaimana
pada perusahaan tertentu. dimaksud pada ayat (3) diatur dalam perjanjian
(5) Perusahaan tertentu sebagaimana kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
dimaksud dalam ayat (4) diatur dengan bersama.
Keputusan Menteri. (5) Selain waktu istirahat dan cuti sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3),
perusahaan tertentu dapat memberikan istirahat
panjang yang diatur dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai perusahaan
tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
97 LASAP

KETERANGAN:
Pasal 79 ayat (2) huruf d mengenai “jangka waktu pelaksanaan cuti tahunan” dan ayat (4) mengenai “hak
cuti yang hanya berlaku bagi pekerja pada perusahaan” dihapus.
Pada UU Cipta Kerja, mengatur bahwa pelaksanaan cuti tahunan akan diatur sesuai kebijakan perjanjian
kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
Ketentuan lebih lanjut mengenai perusahaan tertentu diatur dengan Peraturan Pemerintah.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
27

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh (1) Setiap pekerja/buruh berhak atas penghidupan
penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
yang layak bagi kemanusiaan. (2) Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan
(2) Untuk mewujudkan penghasilan yang pengupahan sebagai salah satu upaya
memenuhi penghidupan yang layak bagi mewujudkan hak pekerja/buruh atas
kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
ayat (1), pemerintah menetapkan kebijakan (3) Kebijakan pengupahan sebagaimana
pengupahan yang melindungi pekerja/buruh. dimaksud pada ayat (2) meliputi:
(3) Kebijakan pengupahan yang melindungi a. upah minimum;
pekerja/buruh sebagaimana dimaksud dalam b. struktur dan skala upah;
ayat (2) meliputi: c. upah kerja lembur;
a. upah minimum; d. upah tidak masuk kerja dan/atau tidak
b. upah kerja lembur; melakukan pekerjaan karena alasan tertentu;
c. upah tidak masuk kerja karena e. bentuk dan cara pembayaran upah;
berhalangan; f. hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan
d. upah tidak masuk kerja karena melaku- upah; dan
kan kegiatan lain di luar pekerjaannya; g. upah sebagai dasar perhitungan atau
e. upah karena menjalankan hak waktu pembayaran hak dan kewajiban lainnya.
istirahat kerjanya;
f. bentuk dan cara pembayaran upah;
g. denda dan potongan upah;
88 LASAP

h. hal-hal yang dapat diperhitungkan


dengan upah;
i. struktur dan skala pengupahan yang
proporsional;
j. upah untuk pembayaran pesangon; dan
k. upah untuk perhitungan pajak
penghasilan.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
28

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(4) Pemerintah menetapkan upah minimum (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kebijakan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf pengupahan diatur dalam Peraturan Pemerintah.
a berdasarkan kebutuhan hidup layak dan
dengan memperhatikan produktivitas dan
pertumbuhan ekonomi.

PASAL 88A

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Hak pekerja/buruh atas upah timbul pada saat


terjadi hubungan kerja antara pekerja/buruh
dengan pengusaha dan berakhir pada saat
putusnya hubungan kerja.
(2) Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh
upah yang sama untuk pekerjaan yang sama
nilainya.
(3) Pengusaha wajib membayar upah kepada
pekerja/buruh sesuai dengan kesepakatan.
88 LASAP

(4) Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas


kesepakatan antara pengusaha dan pekerja/buruh
atau serikat pekerja/serikat buruh tidak boleh
lebih rendah dari ketentuan pengupahan yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
29

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(5) Dalam hal kesepakatan sebagaimana


dimaksud pada ayat (4) lebih rendah atau
bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan, kesepakatan tersebut batal demi
hukum dan pengaturan pengupahan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(6) Pengusaha yang karena kesengajaan atau
kelalaiannya mengakibatkan keterlambatan
pembayaran upah, dikenakan denda sesuai
dengan persentase tertentu dari upah
pekerja/buruh.
(7) Pekerja/buruh yang melakukan pelanggaran
karena kesengajaan atau kelalaiannya dapat
dikenakan denda.
(8) Pemerintah mengatur pengenaan denda
kepada pengusaha dan/atau pekerja/buruh dalam
pembayaran upah.

PASAL 88B
88 LASAP

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Upah ditetapkan berdasarkan:


a. satuan waktu; dan/atau
b. satuan hasil.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
30

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai upah


berdasarkan satuan waktu dan/atau satuan hasil
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

PASAL 88C

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Gubernur wajib menetapkan upah minimum


provinsi.
(2) Gubernur dapat menetapkan upah minimum
kabupaten/kota dengan syarat tertentu.
(3) Upah minimum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan berdasarkan
kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan.
(4) Syarat tertentu sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) meliputi pertumbuhan ekonomi daerah
88 LASAP

atau inflasi pada kabupaten/kota yang


bersangkutan.
(5) Upah minimum kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) harus lebih tinggi dari
upah minimum provinsi.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
31

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(6) Kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan


sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
menggunakan data yang bersumber dari lembaga
yang berwenang di bidang statistik.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
penetapan upah minimum sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan syarat tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur
dalam Peraturan Pemerintah.

PASAL 88D

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 88C ayat (1) dan ayat (2) dihitung dengan
menggunakan formula perhitungan upah
minimum.
88 LASAP

(2) Formula perhitungan upah minimum


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
variabel pertumbuhan ekonomi atau inflasi.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai formula
perhitungan upah minimum diatur dalam
Peraturan Pemerintah.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
32

PASAL 88E

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 88C ayat (1) dan ayat (2) berlaku bagi
pekerja/buruh dengan masa kerja kurang dari 1
(satu) tahun pada perusahaan yang bersangkutan.
(2) Pengusaha dilarang membayar upah lebih
rendah dari upah minimum.

KETERANGAN:
Terdapat perubahan ketentuan mengenai kebijakan pengupahan pada Pasal 88 ayat (3), yaitu dihapusnya
ketentuan upah untuk pembayaran pesangon dan upah untuk perhitungan pajak penghasilan.
Terdapat penambahan pasal yaitu Pasal 88A, Pasal 88B, Pasal 88C, Pasal 88D dan Pasal 88E.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengupahan akan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
88 LASAP
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
33

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Upah minimum sebagaimana dimaksud Pasal dihapus


dalam Pasal 88 ayat (3) huruf a dapat terdiri
atas:
a. upah minimum berdasarkan wilayah
provinsi atau kabupaten/kota;
b. upah minimum berdasarkan sektor pada
wilayah provinsi atau kabupaten/kota.
(2) Upah minimum sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diarahkan kepada pencapaian
kebutuhan hidup layak.
(3) Upah minimum sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur
dengan memperhatikan rekomendasi dari
Dewan Pengupahan Provinsi dan/atau
Bupati/Walikota.
(4) Komponen serta pelaksanaan tahapan
pencapaian kebutuhan hidup layak
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur
dengan Keputusan Menteri.
98 LASAP

KETERANGAN:
Ketentuan Pasal 89 UU 13/2003 mengenai Upah minimum provinsi dihapus, karena ketentuannya sudah
diatur pada Pasal 88C UU Cipta Kerja.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
34

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pengusaha dilarang membayar upah lebih Pasal dihapus


rendah dari upah minimum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 89.
(2) Bagi pengusaha yang tidak mampu
membayar upah minimum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 89 dapat dilakukan
penangguhan.
(3) Tata cara penangguhan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan
Keputusan Menteri.

PASAL 90A

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

Upah di atas upah minimum ditetapkan


berdasarkan kesepakatan antara pengusaha dan
09 LASAP

pekerja/buruh di perusahaan.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
35

PASAL 90B

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Ketentuan upah minimum sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 88C ayat (1) dan ayat (2)
dikecualikan bagi Usaha Mikro dan Kecil.
(2) Upah pada Usaha Mikro dan Kecil ditetapkan
berdasarkan kesepakatan antara pengusaha dan
pekerja/buruh di perusahaan.
(3) Kesepakatan upah sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) sekurang-kurangnya sebesar
persentase tertentu dari rata rata konsumsi
masyarakat berdasarkan data yang bersumber
dari lembaga yang berwenang di bidang statistik.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai upah bagi
Usaha Mikro dan Kecil diatur dalam Peraturan
Pemerintah.

KETERANGAN:
Ketentuan Pasal 90 dihapus.
09 LASAP

Tetapi terdapat penambahan pasal yang disisipkan yaitu Pasal 90A dan Pasal 90B, yang mengatur
mengenai upah minimum.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
36

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pengaturan pengupahan yang ditetapkan Pasal dihapus


atas kesepakatan antara pengusaha dan
pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat
buruh tidak boleh lebih rendah dari
ketentuan pengupahan yang ditetapkan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(2) Dalam hal kesepakatan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) lebih rendah atau
bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan, kesepakatan tersebut batal demi
hukum, dan pengusaha wajib membayar
upah pekerja/buruh menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

KETERANGAN:
Ketentuan Pasal 91 dihapus, karena ketentuan Pasal 91 UU 13/2003 tentang “pengaturan pengupahan tidak
19 LASAP

boleh lebih rendah dari ketentuan peraturan perundang-undangan” telah diatur pada Pasal 88A ayat (4)
dan (5) UU Cipta Kerja.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
37

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pengusaha menyusun struktur dan skala (1) Pengusaha wajib menyusun struktur dan skala
upah dengan memperhatikan golongan, upah di perusahaan dengan memperhatikan
jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kemampuan perusahaan dan produktivitas.
kompetensi. (2) Struktur dan skala upah digunakan sebagai
(2) Pengusaha melakukan peninjauan upah pedoman pengusaha dalam menetapkan upah.
secara berkala dengan memperhatikan (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai struktur dan
kemampuan perusahaan dan produktivitas. skala upah diatur dalam Peraturan Pemerintah.
(3) Ketentuan mengenai struktur dan skala
upah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diatur dengan Keputusan Menteri.

PASAL 92A

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

Pengusaha melakukan peninjauan upah secara


berkala dengan memperhatikan kemampuan
perusahaan dan produktivitas.
29 LASAP

KETERANGAN:
Terdapat perubahan pada Pasal 92 ayat (1) bahwa “Pengusaha menyusun struktur dan skala upah dengan
memperhatikan golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan dan kompetensi” menjadi “dengan
memperhatikan kemampuan perusahaan dan produktivitas.
Terdapat penambahan pasal yang disisipkan yaitu, Pasal 92A yang mengatur mengenai peninjauan upah
oleh pengusaha dengan memperhatikan kemampuan perusahaan dan produktivitas, sedangkan
sebelumnya ketentuan tersebut diatur dalam Pasal 92 ayat (2).
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
38
PASAL 94

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

Dalam hal komponen upah terdiri dari upah Dalam hal komponen upah terdiri atas upah
pokok dan tunjangan tetap maka besarnya pokok dan tunjangan tetap, besarnya upah pokok
upah pokok sedikit-dikitnya 75% (tujuh puluh paling sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) dari
lima perseratus) dari jumlah upah pokok dan jumlah upah pokok dan tunjangan tetap.
tunjangan tetap.

KETERANGAN:
Terdapat perubahan bunyi pasal dari “sedikit-dikitnya 75%” menjadi “paling sedikit 75%”.

PASAL 95
KETERANGAN:
UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)
Ketentuan Pasal 44 dihapus.
(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pelanggaran yang dilakukan oleh (1) Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau
pekerja/buruh karena kesengajaan atau dilikuidasi berdasarkan ketentuan peraturan
kelalaiannya dapat dikenakan denda. perundang-undangan, upah dan hak lainnya yang
:
(2) Pengusaha yang karena kesengajaan atau belum diterima oleh pekerja/buruh merupakan
Ketentuan Pasal 44 dihapus.
kelalaiannya mengakibatkan keterlambatan utang yang didahulukan pembayarannya.
pembayaran upah, dikenakan denda sesuai (2) Upah pekerja/buruh sebagaimana dimaksud
dengan persentase tertentu dari upah pada ayat (1) didahulukan pembayarannya
pekerja/buruh. sebelum pembayaran kepada semua kreditur.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
39

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(3) Pemerintah mengatur pengenaan denda (3) Hak lainnya dari pekerja/buruh sebagaimana
kepada pengusaha dan/atau pekerja/buruh, dimaksud pada ayat (1) didahulukan
dalam pembayaran upah. pembayarannya atas semua kreditur kecuali para
(4) Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit kreditur pemegang hak jaminan kebendaan.
atau dilikuidasi berdasarkan peraturan
perundang undangan yang berlaku, maka
upah dan hak-hak lainnya dari pekerja/buruh
merupakan utang yang didahulukan
pembayarannya.

KETERANGAN:
Ketentuan Pasal 95 ayat (1) mengenai “pengenaan denda terhadap pelanggaran pekerja/buruh”, Pasal
95 ayat (2) mengenai “pengenaan denda pada pengusaha yang sengaja atau lalai mengakibatkan
keterlambatan pembayaran upah” dan Pasal 95 ayat (3) mengenai “pengaturan pengenaan denda
kepada pengusaha dan/atau pekerja oleh pemerintah” dalam UU 13/2003 dinyatakan dihapus.
Pasal 95 UU Cipta Kerja lebih jelas menegaskan bahwa pembayaran upah dan hak pekerja harus
didahulukan dari semua kreditur dalam hal perusahaan pailit atau likuidasi.
59 LASAP
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
40
PASAL 96

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

Tuntutan pembayaran upah pekerja/buruh Pasal dihapus


dan segala pembayaran yang timbul dari
hubungan kerja menjadi kadaluwarsa setelah
melampaui jangka waktu 2 (dua) tahun sejak
timbulnya hak.
KETERANGAN:
Ketentuan Pasal 96 dihapus.

PASAL 97

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

Ketentuan mengenai penghasilan yang layak, Pasal dihapus


kebijakan pengupahan, kebutuhan hidup
layak, dan perlindungan pengupahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88,
penetapan upah minimum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 89, dan pengenaan
denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal KETERANGAN:
95 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Ketentuan Pasal 97 dihapus.
Peraturan Pemerintah.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
41

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Untuk memberikan saran, pertimbangan, (1) Untuk memberikan saran dan pertimbangan
dan merumuskan kebijakan pengupahan kepada Pemerintah Pusat atau Pemerintah
yang akan ditetapkan oleh pemerintah, serta Daerah dalam perumusan kebijakan pengupahan
untuk pengembangan sistem pengupahan serta pengembangan sistem pengupahan
nasional dibentuk Dewan Pengupahan dibentuk dewan pengupahan.
Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota. (2) Dewan pengupahan terdiri atas unsur
(2) Keanggotaan Dewan Pengupahan Pemerintah, organisasi pengusaha, serikat
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri pekerja/serikat buruh, pakar dan akademisi.
dari unsur pemerintah, organisasi pengusaha, (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
serikat pekerja/serikat buruh, perguruan pembentukan, komposisi keanggotaan, tata cara
tinggi, dan pakar. pengangkatan dan pemberhentian keanggotaan,
(3) Keanggotaan Dewan Pengupahan tingkat serta tugas dan tata kerja dewan pengupahan
Nasional diangkat dan diberhentikan oleh diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Presiden, sedangkan keanggotaan Dewan
Pengupahan Provinsi, Kabupaten/Kota
diangkat dan diberhentikan oleh KETERANGAN:
Gubernur/Bupati/Walikota. Terdapat perubahan ketentuan, bahwa
(4) Ketentuan mengenai tata cara Pasal 98 ayat (1) “dibentuknya Dewan
pembentukan, komposisi keanggotaan, tata Pengupahan Nasional, Provinsi, dan
cara pengangkatan dan pemberhentian Kabupaten/Kota” menjadi “Dewan
keanggotaan, serta tugas dan tata kerja Pengupahan”.
89 LASAP

Dewan Pengupahan sebagaimana dimaksud Ketentuan lanjutan mengenai Dewan


dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur dengan Pengupahan akan diatur dalam
Keputusan Presiden. Peraturan Pemerintah, sedangkan yang
sebelumnya diatur dengan Keputusan
Presiden.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
42

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pengusaha, pekerja/buruh, serikat (1) Pengusaha, pekerja/buruh, serikat


pekerja/serikat buruh, dan pemerintah, pekerja/serikat buruh, dan Pemerintah harus
dengan segala upaya harus mengusahakan mengupayakan agar tidak terjadi pemutusan
agar jangan terjadi pemutusan hubungan hubungan kerja.
kerja. (2) Dalam hal pemutusan hubungan kerja tidak
(2) Dalam hal segala upaya telah dilakukan, dapat dihindari, maksud dan alasan pemutusan
tetapi pemutusan hubungan kerja tidak hubungan kerja diberitahukan oleh pengusaha
dapat dihindari, maka maksud pemutusan kepada pekerja/buruh dan/atau serikat
hubungan kerja wajib dirundingkan oleh pekerja/serikat buruh.
pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh (3) Dalam hal pekerja/buruh telah diberitahu dan
atau dengan pekerja/buruh apabila menolak pemutusan hubungan kerja,
pekerja/buruh yang bersangkutan tidak penyelesaian pemutusan hubungan kerja wajib
menjadi anggota serikat pekerja/serikat dilakukan melalui perundingan bipartit antara
buruh. pengusaha dengan pekerja/buruh dan/atau
(3) Dalam hal perundingan sebagaimana serikat pekerja/serikat buruh.
dimaksud dalam ayat (2) benar-benar tidak (4) Dalam hal perundingan bipartit sebagaimana
menghasilkan persetujuan, pengusaha hanya dimaksud pada ayat (3) tidak mendapatkan
dapat memutuskan hubungan kerja dengan kesepakatan, pemutusan hubungan kerja
pekerja/buruh setelah memperoleh dilakukan melalui tahap berikutnya sesuai dengan
penetapan dari lembaga penyelesaian mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan
151 LASAP

perselisihan hubungan industrial. industrial.


11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
43

PASAL 151A

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 151 ayat (2) tidak perlu dilakukan oleh
Pengusaha dalam hal:
a. pekerja/buruh mengundurkan diri atas
kemauan sendiri;
b. pekerja/buruh dan pengusaha berakhir
hubungan kerjanya sesuai dengan perjanjian kerja
waktu tertentu;
c. pekerja/buruh mencapai usia pensiun sesuai
dengan perjanjian kerja, peraturan perusahaan,
atau perjanjian kerja bersama; atau
d. pekerja/buruh meninggal dunia.

KETERANGAN:
Pada Pasal 151 UU Cipta Kerja bersifat lebih sistematis sesuai prosedur yang ada, bahwa “apabila terjadi
151 LASAP

pemutusan hubungan kerja akan diberitahukan terlebih dahulu maksud dan alasannya kepada pekerja. Jika
menolak maka akan diselesaikan melalui perundingan, namun apabila gagal mencapai kesepakatan maka
akan diselesaikan melalui mekanisme PPHI.”
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
44

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Permohonan penetapan pemutusan Pasal dihapus


hubungan kerja diajukan secara tertulis
kepada lembaga penyelesaian perselisihan
hubungan industrial disertai alasan yang
menjadi dasarnya.
(2) Permohonan penetapan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dapat diterima oleh
lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
industrial apabila telah dirundangkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 ayat
(2).
(3) Penetapan atas permohonan pemutusan
hubungan kerja hanya dapat diberikan oleh
lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
industrial jika ternyata maksud untuk
memutuskan hubungan kerja telah KETERANGAN:
dirundingkan, tetapi perundingan tersebut Ketentuan Pasal 152 dihapus.
tidak menghasilkan kesepakatan.
251 LASAP
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
45

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pengusaha dilarang melakukan pemutusan (1) Pengusaha dilarang melakukan pemutusan
hubungan kerja dengan alasan: hubungan kerja kepada pekerja/buruh dengan
a. pekerja/buruh berhalangan masuk alasan:
kerja karena sakit menurut keterangan dokter a. berhalangan masuk kerja karena sakit me-
selama waktu tidak melampaui 12 (dua belas) nurut keterangan dokter selama waktu tidak
bulan secara terus-menerus; melampaui 12 (dua belas) bulan secara terus
b. pekerja/buruh berhalangan menjalan- menerus;
kan pekerjaannya karena memenuhi kewajiban b. berhalangan menjalankan pekerjaannya
terhadap negara sesuai dengan ketentuan karena memenuhi kewajiban terhadap negara
peraturan perundang-undangan yang berlaku; sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
c. pekerja/buruh menjalankan ibadah undangan;
yang diperintahkan agamanya; c. menjalankan ibadah yang diperintahkan
d. pekerja/buruh menikah; agamanya;
e. pekerja/buruh perempuan hamil, me- d. menikah;
lahirkan, gugur kandungan, atau menyusui e. hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau
bayinya; menyusui bayinya;
f. pekerja/buruh mempunyai pertalian f. mempunyai pertalian darah dan/atau ikatan
darah dan/atau ikatan perkawinan dengan perkawinan dengan pekerja/buruh lainnya di dalam
pekerja/buruh lainnya di dalam satu satu perusahaan;
perusahaan, kecuali telah diatur dalam g. mendirikan, menjadi anggota dan/atau
perjanjian kerja, peraturan perusahan, atau pengurus serikat pekerja/serikat buruh,
perjanjian kerja bersama; pekerja/buruh melakukan kegiatan serikat
351 LASAP

g. pekerja/buruh mendirikan, menjadi pekerja/serikat buruh di luar jam kerja, atau di


anggota dan/atau pengurus serikat dalam jam kerja atas kesepakatan pengusaha, atau
pekerja/serikat buruh, pekerja/buruh berdasarkan ketentuan yang diatur dalam perjanjian
melakukan kegiatan serikat pekerja/serikat kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
buruh di luar jam kerja, atau di dalam jam kerja bersama;
atas kesepakatan pengusaha,
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
46

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam h. mengadukan pengusaha kepada pihak
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau yang berwajib mengenai perbuatan pengusaha
perjanjian kerja bersama; yang melakukan tindak pidana kejahatan;
h. pekerja/buruh yang mengadukan pe- i. berbeda paham, agama, aliran politik, suku,
ngusaha kepada yang berwajib mengenai warna kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi fisik,
perbuatan pengusaha yang melakukan tindak atau status perkawinan; dan
pidana kejahatan; j. dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat
i. karena perbedaan paham, agama, ali- kecelakaan kerja, atau sakit karena hubungan kerja
ran politik, suku, warna kulit, golongan, jenis yang menurut surat keterangan dokter yang jangka
kelamin, kondisi fisik, atau status perkawinan; waktu penyembuhannya belum dapat dipastikan.
j. pekerja/buruh dalam keadaan cacat (2) Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan
tetap, sakit akibat kecelakaan kerja, atau sakit dengan alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
karena hubungan kerja yang menurut surat batal demi hukum dan pengusaha wajib
keterangan dokter yang jangka waktu mempekerjakan kembali pekerja/buruh yang
penyembuhannya belum dapat dipastikan. bersangkutan.
(2) Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan
dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) batal demi hukum dan pengusaha wajib
mempekerjakan kembali pekerja/buruh yang
bersangkutan.
351 LASAP

KETERANGAN:
Terdapat perubahan bunyi ketentuan pada Pasal 153 ayat (1) huruf f, bahwa “Dilarang melakukan PHK
kepada pekerja yang mempunyai pertalian darah dan/atau ikatan perkawinan dengan pekerja lainnya
dalam satu perusahaan.” Sedangkan yang sebelumnya, masih diperbolehkan adanya pengecualian
terhadap ketentuan tersebut apabila telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
47

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

Penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal dihapus


Pasal 151 ayat (3) tidak diperlukan dalam hal:
a. pekerja/buruh masih dalam masa
percobaan kerja, bilamana telah
dipersyaratkan secara tertulis sebelumnya;
b. pekerja/buruh mengajukan perminta-
an pengunduran diri, secara tertulis atas
kemauan sendiri tanpa ada indikasi adanya
tekanan/intimidasi dari pengusaha,
berakhirnya hubungan kerja sesuai dengan
perjanjian kerja waktu tertentu untuk
pertama kali;
c. pekerja/buruh mencapai usia pensiun
sesuai dengan ketetapan dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja
bersama, atau peraturan perundang
undangan; atau
d. pekerja/buruh meninggal dunia.
451 LASAP
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
48

PASAL 154A

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pemutusan hubungan kerja dapat terjadi


karena alasan:
a. perusahaan melakukan penggabungan,
peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan
perusahaan dan pekerja/buruh tidak bersedia
melanjutkan hubungan kerja atau pengusaha
tidak bersedia menerima pekerja/buruh;
b. perusahaan melakukan efisiensi diikuti de-
ngan penutupan perusahaan atau tidak diikuti
dengan penutupan perusahaan yang disebabkan
perusahaan mengalami kerugian;
c. perusahaan tutup yang disebabkan karena
perusahaan mengalami kerugian secara terus-
menerus selama 2 (dua) tahun;
d. perusahaan tutup yang disebabkan keadaan
memaksa (force majeur).
e. perusahaan dalam keadaan penundaan
kewajiban pembayaran utang;
f. perusahaan pailit;
451 LASAP

g. adanya permohonan pemutusan hubungan


kerja yang diajukan oleh pekerja/buruh dengan
alasan pengusaha melakukan perbuatan sebagai
berikut:
1. menganiaya, menghina secara kasar atau
mengancam pekerja/ buruh;
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
49

PASAL 154A

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

2. membujuk dan/atau menyuruh pekerja/buruh


untuk melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan;
3. tidak membayar upah tepat pada waktu yang
telah ditentukan selama 3 (tiga) bulan berturut-
turut atau lebih, meskipun pengusaha membayar
upah secara tepat waktu sesudah itu;
4. tidak melakukan kewajiban yang telah
dijanjikan kepada pekerja/ buruh;
5. memerintahkan pekerja/buruh untuk
melaksanakan pekerjaan di luar yang
diperjanjikan; atau
6. memberikan pekerjaan yang membahayakan
jiwa, keselamatan, kesehatan, dan kesusilaan
pekerja/buruh sedangkan pekerjaan tersebut
tidak dicantumkan pada perjanjian kerja;
h. adanya putusan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial yang
menyatakan pengusaha tidak melakukan
451 LASAP

perbuatan sebagaimana dimaksud pada huruf g


terhadap permohonan yang diajukan oleh
pekerja/buruh dan pengusaha memutuskan
untuk melakukan pemutusan hubungan kerja;
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
50

PASAL 154A

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

i. pekerja/buruh mengundurkan diri atas


kemauan sendiri dan harus memenuhi syarat:
1. mengajukan permohonan pengunduran diri
secara tertulis selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal mulai pengunduran diri;
2. tidak terikat dalam ikatan dinas; dan
3. tetap melaksanakan kewajibannya sampai
tanggal mulai pengunduran diri;
j. pekerja/buruh mangkir selama 5 (lima) hari
kerja atau lebih berturut-turut tanpa keterangan
secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang
sah dan telah dipanggil oleh pengusaha 2 (dua)
kali secara patut dan tertulis;
k. pekerja/buruh melakukan pelanggaran
ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama dan sebelumnya telah diberikan surat
peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara
berturut-turut masing-masing berlaku untuk
451 LASAP

paling lama 6 (enam) bulan kecuali ditetapkan


lain dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan,
atau perjanjian kerja bersama;
l. pekerja/buruh tidak dapat melakukan
pekerjaan selama 6 (enam) bulan akibat ditahan
pihak yang berwajib karena diduga melakukan
tindak pidana;
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
51

PASAL 154A

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

m. pekerja/buruh mengalami sakit berkepan-


jangan atau cacat akibat kecelakaan kerja dan
tidak dapat melakukan pekerjaannya setelah
melampaui batas 12 (dua belas) bulan;
n. pekerja/buruh memasuki usia pensiun;
atau
o. pekerja/buruh meninggal dunia.
(2) Selain alasan pemutusan hubungan kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
ditetapkan alasan pemutusan hubungan kerja
lainnya dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan atau perjanjian kerja bersama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1).
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pemutusan hubungan kerja diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

KETERANGAN:
451 LASAP

Ketentuan Pasal 154 mengenai “pengecualian penetapan dalam PHK” dihapus.


Terjadi penambahan pasal yang disisipkan yaitu Pasal 154A.
Pada pasal baru yang disisipkan bersifat lebih spesifik, mengatur mengenai “alasan PHK yang dapat
terjadi.”
Tata cara pemutusan hubungan kerja lebih lanjut diatur dalam Peraturan Pemerintah.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
52

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pemutusan hubungan kerja tanpa Pasal dihapus


penetapan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 151 ayat (3) batal demi hukum.
(2) Selama putusan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial belum
ditetapkan, baik pengusaha maupun
pekerja/buruh harus tetap melaksanakan
segala kewajibannya.
(3) Pengusaha dapat melakukan
penyimpangan terhadap ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
berupa tindakan skorsing kepada
pekerja/buruh yang sedang dalam proses
pemutusan hubungan kerja dengan tetap
wajib membayar upah beserta hak-hak
lainnya yang biasa diterima pekerja/buruh.

KETERANGAN:
Ketentuan Pasal 155 dihapus.
551 LASAP
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
53

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Dalam hal terjadi pemutusan hubungan (1) Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja,
kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pengusaha wajib membayar uang pesangon
pesangon dan/atau uang penghargaan masa dan/atau uang penghargaan masa kerja dan uang
kerja dan uang penggantian hak yang penggantian hak yang seharusnya diterima.
seharusnya diterima. (2) Uang pesangon sebagaimana dimaksud pada
(2) Perhitungan uang pesangon sebagaimana ayat (1) diberikan dengan ketentuan sebagai
dimaksud dalam ayat (1) paling sedikit berikut:
sebagai berikut: a. masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1
a. masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) bulan upah;
(satu) bulan upah; b. masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi
b. masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan upah;
tetapi kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan c. masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi
upah; kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) bulan upah;
c. masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih d. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi
tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) bulan kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat) bulan
upah; upah;
d. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih e. masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih
tetapi kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat) tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan
bulan upah; upah;
e. masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih f. masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi
651 LASAP

tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan upah;
bulan upah; g. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih
f. masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan
tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) upah;
bulan upah;
g. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih
tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh)
bulan upah.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
54

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

h. masa kerja 7 (tujuh) tahun atau le- h. masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi
bih tetapi kurang dari 8 (delapan) tahun, 8 kurang dari 8 (delapan) tahun, 8 (delapan) bulan
(delapan) bulan upah; upah;
i. masa kerja 8 (delapan) tahun atau le- i. masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9
bih, 9 (sembilan) bulan upah. (sembilan) bulan upah.
(3) Perhitungan uang penghargaan masa (3) Uang penghargaan masa kerja sebagaimana
kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan
ditetapkan sebagai berikut: ketentuan sebagai berikut:
a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi
tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulan upah;
bulan upah; b. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih
b. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga)
tetapi kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan upah;
bulan upah; c. masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih
c. masa kerja 9 (sembilan) tahun atau le- tetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4 (empat)
bih tetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4 bulan upah;
(empat) bulan upah; d. masa kerja 12 (duabelas) tahun atau lebih
d. masa kerja 12 (dua belas) tahun atau tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun, 5 (lima)
lebih tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun, bulan upah;
5 (lima) bulan upah; e. masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih
651 LASAP

e. masa kerja 15 (lima belas) tahun atau tetapi kurang dari 18 (delapan belas) tahun, 6
lebih tetapi kurang dari 18 (delapan belas) (enam) bulan upah;
tahun, 6 (enam) bulan upah; f. masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau le-
f. masa kerja 18 (delapan belas) tahun bih tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun, 7
atau lebih tetapi kurang dari 21 (dua puluh (tujuh) bulan upah;
satu) tahun, 7 (tujuh) bulan upah;
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
55

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

g. masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun g. masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau
atau lebih tetapi kurang dari 24 (dua puluh lebih tetapi kurang dari 24 (dua puluh empat)
empat) tahun, 8 (delapan) bulan upah; tahun, 8 (delapan) bulan upah;
h. masa kerja 24 (dua puluh empat) h. masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun
tahun atau lebih, 10 (sepuluh) bulan upah. atau lebih, 10 (sepuluh) bulan upah.
(4) Uang penggantian hak yang seharusnya (4) Uang penggantian hak yang seharusnya
diterima sebagaimana dimaksud dalam ayat diterima sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(1) meliputi: meliputi:
a. cuti tahunan yang belum diambil dan a. cuti tahunan yang belum diambil dan be-
belum gugur; lum gugur;
b. biaya atau ongkos pulang untuk b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/
pekerja/buruh dan keluarganya ketempat buruh dan keluarganya ke tempat pekerja/buruh
dimana pekerja/buruh diterima bekerja; diterima bekerja;
c. penggantian perumahan serta pengo- c. hal-hal lain yang ditetapkan dalam per-
batan dan perawatan ditetapkan 15% (lima janjian kerja, peraturan perusahaan, atau
belas perseratus) dari uang pesangon perjanjian kerja bersama.
dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi
yang memenuhi syarat;
d. hal-hal lain yang ditetapkan dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau
651 LASAP

perjanjian kerja bersama.


11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
56

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(5) Perubahan perhitungan uang pesangon, (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian
perhitungan uang penghargaan masa kerja, uang pesangon, uang penghargaan masa kerja,
dan uang penggantian hak sebagaimana dan uang penggantian hak sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) dimaksud pada ayat (2), ayat (3), dan ayat (4)
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. diatur dalam Peraturan Pemerintah.

KETERANGAN:
Pasal 156 ayat (4) huruf c mengenai “uang penggantian hak berupa penggantian perumahan serta
pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% (lima belas perseratus) dari uang pesangon dan/atau uang
penghargaan masa kerja” dihapus.
651 LASAP
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
57

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Komponen upah yang digunakan sebagai (1) Komponen upah yang digunakan sebagai dasar
dasar perhitungan uang pesangon, uang perhitungan uang pesangon dan uang
penghargaan masa kerja, dan uang penghargaan masa kerja, terdiri atas:
pengganti hak yang seharusnya diterima a. upah pokok;
yang tertunda, terdiri atas: b. tunjangan tetap yang diberikan kepada
a. upah pokok; pekerja/buruh dan keluarganya.
b. segala macam bentuk tunjangan yang (2) Dalam hal penghasilan pekerja/buruh
bersifat tetap yang diberikan kepada dibayarkan atas dasar perhitungan harian, upah
pekerja/buruh dan keluarganya, termasuk sebulan sama dengan 30 (tiga puluh) dikalikan
harga pembelian dari catu yang diberikan upah sehari.
kepada pekerja/buruh secara cuma-cuma, (3) Dalam hal upah pekerja/buruh dibayarkan atas
yang apabila catu harus dibayar dasar perhitungan satuan hasil, upah sebulan
pekerja/buruh dengan subsidi, maka sebagai sama dengan penghasilan rata-rata dalam 12 (dua
upah dianggap selisih antara harga belas) bulan terakhir.
pembelian dengan harga yang harus dibayar (4) Dalam hal upah sebulan sebagaimana
oleh pekerja/buruh. dimaksud pada ayat (3) lebih rendah dari upah
(2) Dalam hal penghasilan pekerja/buruh minimum, upah yang menjadi dasar perhitungan
dibayarkan atas dasar perhitungan harian, pesangon adalah upah minimum yang berlaku di
maka penghasilan sebulan adalah sama wilayah domisili perusahaan.
dengan 30 kali penghasilan sehari.
(3) Dalam hal upah pekerja/buruh dibayarkan
751 LASAP

atas dasar perhitungan satuan hasil,


potongan/borongan atau komisi, maka
penghasilan sehari adalah sama dengan
pendapatan rata-rata per hari selama 12 (dua
belas) bulan terakhir, dengan ketentuan tidak
boleh kurang dari ketentuan upah minimum
Provinsi atau Kabupaten/Kota.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
58

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(4) Dalam hal pekerjaan tergantung pada


keadaan cuaca dan upahnya didasarkan pada
upah borongan, maka perhitungan upah
sebulan dihitung dari upah rata-rata 12 (dua
belas) bulan terakhir.

PASAL 157A

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Selama proses penyelesaian perselisihan


hubungan industrial, pengusaha dan
pekerja/buruh harus tetap melaksanakan
kewajibannya.
(2) Pengusaha dapat melakukan tindakan
skorsing kepada pekerja/buruh yang sedang
dalam proses pemutusan hubungan kerja dengan
tetap membayar upah beserta hak lainnya yang
KETERANGAN: biasa diterima pekerja/buruh.
751 LASAP

Telah disisipkan Pasal 157A mengenai pelaksanaan (3) Pelaksanaan kewajiban sebagaimana
kewajiban dan tetap mendapatkan hak meskipun dimaksud pada ayat (1) dilakukan sampai dengan
dalam proses pemutusan hubungan kerja. selesainya proses penyelesaian perselisihan
Dalam Pasal 157 UU Cipta Kerja baru juga diatur hubungan industrial sesuai tingkatannya.
bahwa dalam hal pesangon yang lebih rendah dari
upah minimum, maka upah yang menjadi dasar
perhitungan pesangon adalah upah minimum yang
berlaku di domisili perusahaan.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
59

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pengusaha dapat memutuskan hubungan Pasal dihapus


kerja terhadap pekerja/buruh dengan alasan
pekerja/buruh telah melakukan kesalahan
berat sebagai berikut:
a. melakukan penipuan, pencurian,
atau penggelapan barang dan/atau uang
milik perusahaan;
b. memberikan keterangan palsu atau
yang dipalsukan sehingga merugikan
perusahaan;
c. mabuk, meminum minuman keras
yang memabukkan, memakai dan/atau
mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya di lingkungan kerja;
d. melakukan perbuatan asusila atau
perjudian di lingkungan kerja;
e. menyerang, menganiaya, mengan-
cam, atau mengintimidasi teman sekerja atau
pengusaha di lingkungan kerja;
f. membujuk teman sekerja atau peng-
851 LASAP

usaha untuk melakukan perbuatan yang


bertentangan dengan peraturan perundang
undangan;
g. dengan ceroboh atau sengaja me-
rusak atau membiarkan dalam keadaan
bahaya barang milik perusahaan yang
menimbulkan kerugian bagi perusahaan;
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
60

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

h. dengan ceroboh atau sengaja mem-


biarkan teman sekerja atau pengusaha dalam
keadaan bahaya di tempat kerja;
i. membongkar atau membocorkan
rahasia perusahaan yang seharusnya
dirahasiakan kecuali untuk kepentingan
negara; atau
j. melakukan perbuatan lainnya di
lingkungan perusahaan yang diancam pidana
penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
(2) Kesalahan berat sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) harus didukung dengan bukti
sebagai berikut:
a. pekerja/buruh tertangkap tangan;
b. ada pengakuan dari pekerja/buruh
yang bersangkutan; atau
c. bukti lain berupa laporan kejadian
yang dibuat oleh pihak yang berwenang di
perusahaan yang bersangkutan dan
didukung oleh sekurang-kurangnya 2 (dua)
851 LASAP

orang saksi.
(3) Pekerja/buruh yang diputus hubungan
kerjanya berdasarkan alasan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), dapat memperoleh
uang penggantian hak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 156 ayat (4).
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
61

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(4) Bagi pekerja/buruh sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) yang tugas dan
fungsinya tidak mewakili kepentingan
pengusaha secara langsung, selain uang
penggantian hak sesuai dengan ketentuan
Pasal 156 ayat (4) diberikan uang pisah yang
besarnya dan pelaksanaannya diatur dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama.

KETERANGAN:
Ketentuan Pasal 158 dihapus.

PASAL 159
KETERANGAN:
UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)
Ketentuan Pasal 44 dihapus.
(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

Apabila pekerja/buruh tidak menerima Pasal dihapus


pemutusan hubungan kerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 158 ayat (1),
:
pekerja/buruh yang bersangkutan dapat
Ketentuan Pasal 44 dihapus.
mengajukan gugatan ke lembaga KETERANGAN:
penyelesaian perselisihan hubungan Ketentuan Pasal 159 dihapus.
industrial.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
62

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Dalam hal pekerja/buruh ditahan pihak (1) Dalam hal pekerja/buruh ditahan pihak yang
yang berwajib karena diduga melakukan berwajib karena diduga melakukan tindak pidana,
tindak pidana bukan atas pengaduan pengusaha tidak wajib membayar upah, tetapi
pengusaha, maka pengusaha tidak wajib wajib memberikan bantuan kepada keluarga
membayar upah tetapi wajib memberikan pekerja/buruh yang menjadi tanggungannya
bantuan kepada keluarga pekerja/buruh yang dengan ketentuan sebagai berikut:
menjadi tanggungannya dengan ketentuan a. untuk 1 (satu) orang tanggungan, 25% (dua
sebagai berikut: puluh lima persen) dari upah;
a. untuk 1 (satu) orang tanggungan: 25% b. untuk 2 (dua) orang tanggungan, 35% (tiga
(dua puluh lima perseratus) dari upah; puluh lima persen) dari upah;
b. untuk 2 (dua) orang tanggungan: 35% c. untuk 3 (tiga) orang tanggungan, 45%
(tiga puluh lima perseratus) dari upah; (empat puluh lima persen) dari upah;
c. untuk 3 (tiga) orang tanggungan: 45% d. untuk 4 (empat) orang tanggungan atau
(empat puluh lima perseratus) dari upah; lebih, 50% (lima puluh persen) dari upah.
d. untuk 4 (empat) orang tanggungan (2) Bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
atau lebih: 50% (lima puluh perseratus) dari diberikan untuk paling lama 6 (enam) bulan
upah. terhitung sejak hari pertama pekerja/buruh
(2) Bantuan sebagaimana dimaksud dalam ditahan oleh pihak yang berwajib.
ayat (1) diberikan untuk paling lama 6 (enam) (3) Pengusaha dapat melakukan pemutusan
bulan takwin terhitung sejak hari pertama hubungan kerja terhadap pekerja/buruh yang
pekerja/buruh ditahan oleh pihak yang setelah 6 (enam) bulan tidak dapat melakukan
061 LASAP

berwajib. pekerjaan sebagaimana mestinya karena dalam


(3) Pengusaha dapat melakukan pemutusan proses perkara pidana sebagaimana dimaksud
hubungan kerja terhadap pekerja/buruh yang pada ayat (1).
setelah 6 (enam) bulan tidak dapat
melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya
karena dalam proses perkara pidana
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
63

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(4) Dalam hal pengadilan memutuskan (4) Dalam hal pengadilan memutuskan perkara
perkara pidana sebelum masa 6 (enam) bulan pidana sebelum masa 6 (enam) bulan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berakhir
berakhir dan pekerja/buruh dinyatakan tidak dan pekerja/buruh dinyatakan tidak bersalah,
bersalah, maka pengusaha wajib pengusaha wajib mempekerjakan pekerja/buruh
mempekerjakan pekerja/buruh kembali. kembali.
(5) Dalam hal pengadilan memutuskan (5) Dalam hal pengadilan memutuskan perkara
perkara pidana sebelum masa 6 (enam) bulan pidana sebelum masa 6 (enam) bulan berakhir
berakhir dan pekerja/buruh dinyatakan dan pekerja/buruh dinyatakan bersalah,
bersalah, maka pengusaha dapat melakukan pengusaha dapat melakukan pemutusan
pemutusan hubungan kerja kepada hubungan kerja kepada pekerja/buruh yang
pekerja/buruh yang bersangkutan. bersangkutan.
(6) Pemutusan hubungan kerja sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (5)
dilakukan tanpa penetapan lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan
industrial.
(7) Pengusaha wajib membayar kepada
pekerja/buruh yang mengalami pemutusan
hubungan kerja sebagaimana dimaksud KETERANGAN:
dalam ayat (3) dan ayat (5), uang Ketentuan Pasal 160 ayat (6) dan (7) dihapus.
061 LASAP

penghargaan masa kerja 1 (satu) kali


ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang
penggantian hak sesuai ketentuan dalam
Pasal 156 ayat (4).
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
64

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Dalam hal pekerja/buruh melakukan Pasal dihapus


pelanggaran ketentuan yang diatur dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama, pengusaha dapat
melakukan pemutusan hubungan kerja,
setelah kepada pekerja/buruh yang
bersangkutan diberikan surat peringatan
pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-
turut.
(2) Surat peringatan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) masing-masing berlaku untuk
paling lama 6 (enam) bulan, kecuali
ditetapkan lain dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama.
(3) Pekerja/buruh yang mengalami KETERANGAN:
pemutusan hubungan kerja dengan alasan Ketentuan Pasal 161 dihapus.
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
memperoleh uang pesangon sebesar 1 (satu)
kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang
161 LASAP

penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali


ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang
penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156
ayat (4).
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
65

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pekerja/buruh yang mengundurkan diri Pasal dihapus


atas kemauan sendiri, memperoleh uang
penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156
ayat (4).
(2) Bagi pekerja/buruh yang mengundurkan
diri atas kemauan sendiri, yang tugas dan
fungsinya tidak mewakili kepentingan
pengusaha secara langsung, selain menerima
uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal
156 ayat (4) diberikan uang pisah yang
besarnya dan pelaksanaannya diatur dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama.
(3) Pekerja/buruh yang mengundurkan diri
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus
memenuhi syarat:
a. mengajukan permohonan pengunduran
diri secara tertulis selambat-lambatnya 30
(tiga puluh) hari sebelum tanggal mulai
pengunduran diri; KETERANGAN:
b. tidak terikat dalam ikatan dinas; dan Ketentuan Pasal 162 dihapus.
261 LASAP

c. tetap melaksanakan kewajibannya


sampai tanggal mulai pengunduran diri.
(4) Pemutusan hubungan kerja dengan
alasan pengunduran diri atas kemauan
sendiri dilakukan tanpa penetapan lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan
industrial.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
66

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pengusaha dapat melakukan pemutusan Pasal dihapus


hubungan kerja terhadap pekerja/buruh
dalam hal terjadi perubahan status,
penggabungan, peleburan, atau perubahan
kepemilikan perusahaan dan pekerja/buruh
tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja,
maka pekerja/buruh berhak atas uang
pesangon sebesar 1 (satu) kali sesuai
ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang perhargaan
masa kerja 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156
ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai
ketentuan dalam Pasal 156 ayat (4).
(2) Pengusaha dapat melakukan pemutusan
hubungan kerja terhadap pekerja/buruh
karena perubahan status, pengga-bungan,
atau peleburan perusahaan, dan pengusaha KETERANGAN:
tidak bersedia menerima pekerja/buruh di Ketentuan Pasal 163 dihapus.
perusahaannya, maka pekerja/buruh berhak
atas uang pesangon sebesar 2 (dua) kali
ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang
361 LASAP

penghargaan masa kerja 1 (satu) kali


ketentuan dalam Pasal 156 ayat (3), dan uang
penggantian hak sesuai ketentuan dalam
Pasal 156 ayat (4).
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
67

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pengusaha dapat melakukan pemutusan Pasal dihapus


hubungan kerja terhadap pekerja/buruh
karena perusahaan tutup yang disebabkan
perusahaan mengalami kerugian secara terus
menerus selama 2 (dua) tahun, atau keadaan
memaksa (force majeur), dengan ketentuan
pekerja/buruh berhak atas uang pesangon
sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2)
uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu)
kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang
penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156
ayat (4).
(2) Kerugian perusahaan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) harus dibuktikan
dengan laporan keuangan 2 (dua) tahun
terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik.
(3) Pengusaha dapat melakukan pemutusan
hubungan kerja terhadap pekerja/buruh
karena perusahaan tutup bukan karena
mengalami kerugian 2 (dua) tahun berturut-
turut atau bukan karena keadaan memaksa KETERANGAN:
(force majeur) tetapi perusahaan melakukan Ketentuan Pasal 164 dihapus.
461 LASAP

efisiensi, dengan ketentuan pekerja/buruh


berhak atas uang pesangon sebesar 2 (dua) kali
ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan
masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal
156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai
ketentuan Pasal 156 ayat (4).
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
68
PASAL 165

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

Pengusaha dapat melakukan pemutusan Pasal dihapus


hubungan kerja terhadap pekerja/ buruh
karena perusahaan pailit, dengan ketentuan
pekerja/buruh berhak atas uang pesangon
sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat
(2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1
(satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan KETERANGAN:
uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal Ketentuan Pasal 165 dihapus.
156 ayat (4).

PASAL 166
KETERANGAN:
UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)
Ketentuan Pasal 44 dihapus.
(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

Dalam hal hubungan kerja berakhir karena Pasal dihapus


pekerja/buruh meninggal dunia, kepada ahli
warisnya diberikan sejumlah uang yang besar
:
perhitungannya sama dengan perhitungan 2
Ketentuan Pasal 44 dihapus.
(dua) kali uang pesangon sesuai ketentuan
Pasal 156 ayat (2), 1 (satu) kali uang
penghargaan masa kerja sesuai ketentuan KETERANGAN:
Pasal 156 ayat (3), dan uang penggantian hak Ketentuan Pasal 166 dihapus.
sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
69

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pengusaha dapat melakukan pemutusan Pasal dihapus


hubungan kerja terhadap pekerja/buruh
karena memasuki usia pensiun dan apabila
pengusaha telah mengikutkan pekerja/buruh
pada program pensiun yang iurannya dibayar
penuh oleh pengusaha, maka pekerja/buruh
tidak berhak mendapatkan uang pesangon
sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang
penghargaan masa kerja sesuai ketentuan
Pasal 156 ayat (3), tetapi tetap berhak atas
uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal
156 ayat (4).
(2) Dalam hal besarnya jaminan atau manfaat
pensiun yang diterima sekaligus dalam
program pensiun sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) ternyata lebih kecil daripada
jumlah uang pesangon 2 (dua) kali ketentuan
Pasal 156 ayat (2) dan uang penghargaan
masa kerja 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156
ayat (3), dan uang penggantian hak sesuai
ketentuan Pasal 156 ayat (4), maka selisihnya
761 LASAP

dibayar oleh pengusaha.


(3) Dalam hal pengusaha telah
mengikutsertakan pekerja/buruh dalam
program pensiun yang iurannya/preminya
dibayar oleh pengusaha dan pekerja/buruh,
maka yang diperhitungkan dengan uang
pesangon yaitu uang pensiun yang
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
70

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

premi/iurannya dibayar oleh pengusaha.


(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dapat diatur lain
dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan,
atau perjanjian kerja bersama.
(5) Dalam hal pengusaha tidak
mengikutsertakan pekerja/buruh yang
mengalami pemutusan hubungan kerja
karena usia pensiun pada program pensiun
maka pengusaha wajib memberikan kepada
pekerja/buruh uang pesangon sebesar 2 (dua)
kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang
penghargaan masa kerja 1 (satu) kali
ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang
penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156
ayat (4).
(6) Hak atas manfaat pensiun sebagaimana
yang dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat
(3), dan ayat (4) tidak menghilangkan hak
pekerja/buruh atas jaminan hari tua yang KETERANGAN:
bersifat wajib sesuai dengan peraturan Ketentuan Pasal 167 dihapus.
761 LASAP

perundang undangan yang berlaku.


11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
71

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pekerja/buruh yang mangkir selama 5 Pasal dihapus


(lima) hari kerja atau lebih berturut-turut
tanpa keterangan secara tertulis yang
dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah
dipanggil oleh pengusaha 2 (dua) kali secara
patut dan tertulis dapat diputus hubungan
kerjanya karena dikualifikasikan
mengundurkan diri.
(2) Keterangan tertulis dengan bukti yang sah
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus
diserahkan paling lambat pada hari pertama
pekerja/buruh masuk bekerja.
(3) Pemutusan hubungan kerja sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) pekerja/buruh yang
bersangkutan berhak menerima uang
penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 KETERANGAN:
ayat (4) dan diberikan uang pisah yang Ketentuan Pasal 168 dihapus.
besarnya dan pelaksanaannya diatur dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama.
861 LASAP
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
72

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Pekerja/buruh dapat mengajukan Pasal dihapus


permohonan pemutusan hubungan kerja
kepada lembaga penyelesaian perselisihan
hubungan industrial dalam hal pengusaha
melakukan perbuatan sebagai berikut:
a. menganiaya, menghina secara kasar
atau mengancam pekerja/buruh;
b. membujuk dan/atau menyuruh
pekerja/buruh untuk melakukan perbuatan
yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan;
c. tidak membayar upah tepat pada
waktu yang telah ditentukan selama 3 (tiga)
bulan berturut turut atau lebih;
d. tidak melakukan kewajiban yang
telah dijanjikan kepada pekerja/ buruh;
e. memerintahkan pekerja/buruh
untuk melaksanakan pekerjaan di luar yang
diperjanjikan; atau
f. memberikan pekerjaan yang
membahayakan jiwa, keselamatan,
961 LASAP

kesehatan, dan kesusilaan pekerja/buruh


sedangkan pekerjaan tersebut tidak
dicantumkan pada perjanjian kerja.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
73

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(2) Pemutusan hubungan kerja dengan alasan


sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
pekerja/buruh berhak mendapat uang
pesangon 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156
ayat (2), uang penghargaan masa kerja 1 (satu)
kali ketentuan Pasal 156 ayat (3), dan uang
penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156
ayat (4).
(3) Dalam hal pengusaha dinyatakan tidak
melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) oleh lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan
industrial maka pengusaha dapat melakukan
pemutusan hubungan kerja tanpa penetapan
lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
industrial dan pekerja/buruh yang
bersangkutan tidak berhak atas uang
pesangon sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (2),
dan uang penghargaan masa kerja sesuai KETERANGAN:
ketentuan Pasal 156 ayat (3). Ketentuan Pasal 169 dihapus.
961 LASAP
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
74
PASAL 170

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan Pasal dihapus


tidak memenuhi ketentuan Pasal 151 ayat (3)
dan Pasal 168, kecuali Pasal 158 ayat (1), Pasal
160 ayat (3), Pasal 162, dan Pasal 169 batal
demi hukum dan pengusaha wajib
mempekerjakan pekerja/buruh yang KETERANGAN:
bersangkutan serta membayar seluruh upah Ketentuan Pasal 170 dihapus.
dan hak yang seharusnya diterima.

PASAL 171
KETERANGAN:
UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)
Ketentuan Pasal 44 dihapus.
(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

Pekerja/buruh yang mengalami pemutusan Pasal dihapus


hubungan kerja tanpa penetapan lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan
:
industrial yang berwenang sebagaimana
Ketentuan Pasal 44 dihapus.
dimaksud dalam Pasal 158 ayat (1), Pasal 160
ayat (3), dan Pasal 162, dan pekerja/buruh
yang bersangkutan tidak dapat menerima KETERANGAN:
pemutusan hubungan kerja tersebut, maka Ketentuan Pasal 171 dihapus.
pekerja/buruh dapat mengajukan gugatan ke
lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
industrial dalam waktu paling lama 1 (satu)
tahun sejak tanggal dilakukan pemutusan
hubungan kerjanya.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
75
PASAL 172

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

Pekerja/buruh yang mengalami sakit Pasal dihapus


berkepanjangan, mengalami cacat akibat
kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan
pekerjaannya setelah melampaui batas 12 (dua
belas) bulan dapat mengajukan pemutusan
hubungan kerja dan diberikan uang pesangon KETERANGAN:
2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang Ketentuan Pasal 172 dihapus.
penghargaan masa kerja 2 (dua) kali ketentuan
Pasal 156 ayat (3), dan uang pengganti hak 1
(satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (4).

PASAL 184

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Barang siapa melanggar ketentuan Pasal dihapus


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 167 ayat
(5), dikenakan sanksi pidana penjara paling
singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling sedikit Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan
paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud KETERANGAN:
dalam ayat (1) merupakan tindak pidana Ketentuan Pasal 184 dihapus.
kejahatan.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
76

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Barang siapa melanggar ketentuan (1) Barang siapa melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2),
(1) dan ayat (2), Pasal 68, Pasal 69 ayat (2), Pasal 68, Pasal 69 ayat (2), Pasal 80, Pasal 82, Pasal
Pasal 80, Pasal 82, Pasal 90 ayat (1), Pasal 143, 88A ayat (3), Pasal 88E ayat (2), Pasal 143, Pasal 156
dan Pasal 160 ayat (4) dan ayat (7), dikenakan ayat (1), atau Pasal 160 ayat (4) dikenakan sanksi
sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu) pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan
tahun dan paling lama 4 (empat) tahun paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda
dan/atau denda paling sedikit Rp paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta
100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan rupiah) dan paling banyak Rp400.000.000,00
paling banyak Rp 400.000.000,00 (empat (empat ratus juta rupiah).
ratus juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan tindak pidana kejahatan.
dalam ayat (1) merupakan tindak pidana
kejahatan.

KETERANGAN:
Terdapat perubahan terhadap pelanggaran ketentuan yang dikenakan sanksi, yaitu: Dihapusnya Pasal
42 ayat (1), Pasal 90 ayat (1) dan Pasal 160 ayat (7), dan penambahan Pasal 88A ayat (3), Pasal 88E ayat
581 LASAP

(2).
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
77

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Barang siapa melanggar ketentuan (1) Barang siapa melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2)
(2) dan ayat (3), Pasal 93 ayat (2), Pasal 137, dan atau ayat (3), atau Pasal 93 ayat (2), dikenakan
Pasal 138 ayat (1), dikenakan sanksi pidana sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan
penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan dan paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda
paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp10.000.000,00 (sepuluh juta
paling sedikit Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp400.000.000,00
rupiah) dan paling banyak Rp (empat ratus juta rupiah).
400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan tindak pidana pelanggaran.
dalam ayat (1) merupakan tindak pidana
pelanggaran.

KETERANGAN:
Terdapat perubahan terhadap pelanggaran ketentuan yang dikenakan sanksi, yaitu: Dari sebelumnya
tentang pelanggaran ketentuan Pasal 35 ayat (2) “dan” ayat (3) menjadi Pasal 35 ayat (2) “atau” ayat (3).
681 LASAP

Pengenaan sanksi terhadap pelanggaran Pasal 137 dan Pasal 138 ayat (1) dihapus.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
78

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Barang siapa melanggar ketentuan (1) Barang siapa melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1),
(2), Pasal 44 ayat (1), Pasal 45 ayat (1), Pasal 67 Pasal 67 ayat (1), Pasal 71 ayat (2), Pasal 76, Pasal 78
ayat (1), Pasal 71 ayat (2), Pasal 76, Pasal 78 ayat (2), Pasal 79 ayat (1), ayat (2), atau ayat (3),
ayat (2), Pasal 79 ayat (1), dan ayat (2), Pasal 85 Pasal 85 ayat (3), atau Pasal 144 dikenakan sanksi
ayat (3), dan Pasal 144, dikenakan sanksi pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan
pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan paling lama 12 (dua belas) bulan dan/atau denda
dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan/atau paling sedikit Rp10.000.000,00 (sepuluh juta
denda paling sedikit Rp 10.000.000,00 rupiah) dan paling banyak Rp100.000.000,00
(sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp (seratus juta rupiah).
100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan tindak pidana pelanggaran.
dalam ayat (1) merupakan tindak pidana
pelanggaran.

KETERANGAN:
Terdapat perubahan terhadap pelanggaran ketentuan yang dikenakan sanksi, yaitu: Dihapusnya Pasal
781 LASAP

37 ayat (2), Pasal 44 ayat (1) dan penambahan Pasal 79 ayat (3).
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
79

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Barang siapa melanggar ketentuan (1) Barang siapa melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2),
(2), Pasal 38 ayat (2), Pasal 63 ayat (1), Pasal 78 Pasal 63 ayat (1), Pasal 78 ayat (1), Pasal 108 ayat (1),
ayat (1), Pasal 108 ayat (1), Pasal 111 ayat (3), Pasal 111 ayat (3), Pasal 114, atau Pasal 148
Pasal 114, dan Pasal 148, dikenakan sanksi dikenakan sanksi pidana denda paling sedikit
pidana denda paling sedikit Rp 5.000.000,00 Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) dan paling
(lima juta rupiah) dan paling banyak Rp banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan tindak pidana pelanggaran.
dalam ayat (1) merupakan tindak pidana
pelanggaran.

KETERANGAN:
Terdapat perubahan terhadap pelanggaran ketentuan yang dikenakan sanksi, yaitu: Dihapusnya Pasal 14
ayat (2).
881 LASAP
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
80

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

(1) Menteri atau pejabat yang ditunjuk (1) Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
mengenakan sanksi administratif atas sesuai kewenangannya mengenakan sanksi
pelanggaran ketentuan-ketentuan administratif atas pelanggaran ketentuan-
sebagaimana diatur dalam Pasal 5, Pasal 6, ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 5,
Pasal 15, Pasal 25, Pasal 38 ayat (2), Pasal 45 Pasal 6, Pasal 14 ayat (1), Pasal 15, Pasal 25, Pasal 37
ayat (1), Pasal 47 ayat (1), Pasal 48, Pasal 87, ayat (2), Pasal 38 ayat (2), Pasal 42 ayat (1), Pasal 47
Pasal 106, Pasal 126 ayat (3), dan Pasal 160 ayat ayat (1), Pasal 61A, Pasal 66 ayat (4), Pasal 87, Pasal
(1) dan ayat (2) undang-undang ini serta 92, Pasal 106, Pasal 126 ayat (3), atau Pasal 160 ayat
peraturan pelaksanaannya. (1) atau ayat (2) undang-undang ini serta
(2) Sanksi administratif sebagaimana peraturan pelaksanaannya.
dimaksud dalam ayat (1) berupa: (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi
a. teguran; administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
b. peringatan tertulis; diatur dalam Peraturan Pemerintah.
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
KETERANGAN:
e. pembatalan persetujuan;
Terdapat penambahan ketentuan yang
f. pembatalan pendaftaran;
akan dikenakan sanksi, yaitu
g. penghentian sementara sebagian
ditambahnya Pasal 14 ayat (1), Pasal 37
atau seluruh alat produksi;
ayat (2), Pasal 42 ayat (1), Pasal 61A, Pasal
h. pencabutan ijin.
66 ayat (4), Pasal 92.
091 LASAP

(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif


Dihapusnya Pasal 48 dalam lingkup
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
pengenaan sanksi sebagaimana
ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Menteri.
dimaksud Pasal 190.
Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi
administratif diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
11 .oN UU( ajreK atpiC UU VI baB nagnidnabreP
UU( naajrekaganeteK UU padahret )0202 nuhaT
)3002 nuhaT 31 .oN
81

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

Semua peraturan pelaksanaan yang


mengatur ketenagakerjaan tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dan/atau
belum diganti dengan peraturan yang baru
berdasarkan undang-undang ini.

PASAL 191A

UU KETENAGAKERJAAN (UU 13/2003) UU CIPTA KERJA (UU 11/2020)


(SEBELUM AMANDEMEN) (SETELAH AMANDEMEN)

Pada saat berlakunya Undang-Undang ini:


a. Untuk pertama kali upah minimum yang
berlaku, yaitu upah minimum yang telah
ditetapkan berdasarkan peraturan pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan yang mengatur mengenai
pengupahan.
b. Bagi perusahaan yang telah memberikan
upah lebih tinggi dari upah minimum yang
191 LASAP

ditetapkan sebelum Undang-Undang ini,


pengusaha dilarang mengurangi atau
menurunkan upah.

KETERANGAN:
Terdapat penambahan pasal yang disisipkan yaitu
Pasal 191A.

Anda mungkin juga menyukai