Pemanfaatan Arang Aktif Tempurung Kelapa
Pemanfaatan Arang Aktif Tempurung Kelapa
FERRY SUKARTA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Ferry Sukarta
NIM G44090090
FERRY SUKARTA. Pemanfaatan Arang Aktif Tempurung Kelapa Sawit dan
Tongkol Jagung sebagai Adsorben Logam Berat pada Limbah Batik. Dibimbing
oleh ARMI WULANAWATI dan GUSTAN PARI.
Kata kunci: Arang aktif, tongkol jagung, logam berat, tempurung kelapa sawit
ABSTRACT
FERRY SUKARTA. Application of Activated Carbon from Palm Oil Shell and
Corncob as Heavy Metal Adsorbent in Batik Industry Wastewater. Supervised by
ARMI WULANAWATI and GUSTAN PARI.
Keywords: activated carbon, corn cob, heavy metal, palm oil shell
PEMANFAATAN ARANG AKTIF TEMPURUNG KELAPA
SAWIT DAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN
LOGAM BERAT PADA LIMBAH BATIK
FERRY SUKARTA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Kimia
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi :Pemanfaatan Arang Aktif Tempurung Kelapa Sawit dan Tongkol
Jagung sebagai Adsorben Logam Berat pada Limbah Batik
Nama :Ferry Sukarta
NIM :G44090090
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2013 ini ialah adsorben,
dengan judul Pemanfaatan Arang Aktif Tempurung Kelapa Sawit dan Tongkol
Jagung Adsorben Logam Berat pada Limbah Batik.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Armi Wulanawati MSi dan Bapak
Prof (R) Dr Gustan Pari MSi selaku pembimbing yang telah memberikan motivasi
dan masukan kepada penulis selama penelitian dan penulisan karya ilmiah ini..
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Keluarga Besar Laboratorium
Kimia Fisik dan Balai Kehutanan dan seluruh dosen staf di lingkungan
Departemen Kimia IPB atas bantuannya selama penelitian berlangsung.
Ucapan terima kasih yang terdalam disampaikan kepada keluargaku tercinta
atas segala doa, nasihat, semangat, dan masukan kepada penulis. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada rekan-rekan Kimia 46 atas bantuan dan
kebersamaan selama ini dan tidak lupa juga kepada sahabat-sahabat saya yang
selalu memberi dukungan dan motivasi dalam proses penulisan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
Ferry Sukarta
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
METODE 2
Bahan dan Alat 2
Prosedur Kerja 2
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
SIMPULAN DAN SARAN 13
Simpulan 13
Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 13
LAMPIRAN 18
RIWAYAT HIDUP 23
DAFTAR GAMBAR
1 Rendemen arang aktif tongkol jagung dan tempurung kelapa sawit 5
2 Kadar air tongkol jagung dan tempurung kelapa sawit 6
3 Kadar zat terbang tongkol jagung dan tempurung kelapa sawit 6
4 Kadar zat abu tongkol jagung dan tempurung kelapa sawit 7
5 Kadar karbon terikat tongkol jagung dan tempurung kelapa sawit 8
6 Daya jerap iodin tongkol jagung dan tempurung kelapa sawit 9
7 Daya jerap biru metilena tongkol jagung dan tempurung kelapa Sawit 9
8 Daya jerap benzena tongkol jagung dan tempurung kelapa sawit 9
9 Gambar analisis SEM arang aktif 10
10 Kapasitas adsorpsi arang aktif 11
DAFTAR LAMPIRAN
1 Bagan alir penelitian 15
2 Rendemen arang aktif tongkol jagung dan tempurung kelapa sawit 16
3 Analisis kadar air, kadar zat terbang, dan kadar abu 16
4 Analisis kadar karbon Terikat 17
5 Analisis daya jerap iodin 18
6 Analisis daya jerap biru metilena 18
7 Analisis daya jerap benzena 19
8 Analisis kapasitas adsorpsi lama pengadukan 20
9 Analisis kapasitas adsorpsi variasi bobot arang aktif 21
10 Karakteristik limbah Batik 22
1
PENDAHULUAN
Industri batik merupakan salah satu penghasil limbah cair yang cukup besar.
Dalam proses produksinya, limbah cair yang dihasilkan jumlahnya mencapai 80%
dari jumlah air yang digunakan dalam proses pembatikan (Watini 2009).
Kandungan limbah cair industri batik dapat berupa zat organik, zat padat
tersuspensi, fenol, logam berat, minyak, lemak, dan zat warna. Logam berat yang
terkandung dalam limbah cair batik antara lain timbel, besi, zink, kromium,
tembaga, dan kadmium (Agustina 2011). Keberadaan logam berat yang tinggi di
suatu perairan dapat menurunkan mutu air serta membahayakan lingkungan dan
organisme perairan (Susanti 2008).
Salah satu cara penanganan logam berat pada pengolahan limbah cair batik
ialah metode adsorpsi dengan arang aktif. Arang aktif telah banyak dimanfaatkan
sebagai adsorben logam berat, di antaranya oleh Apriani (2013) yang
memanfaatkan arang aktif dari kulit durian dengan aktivator KOH 25% sebagai
adsorben logam Fe pada air gambut dengan kapasitas adsorpsi mencapai 85.38%.
Arang aktif sebagai adsorben memiliki beberapa kelebihan, antara lain daya
adsorpsinya yang besar dan dapat digunakan kembali (Roy 1995). Marshall dan
Mitchell (1996) juga menyatakan bahwa beberapa produk samping pertanian yang
mengandung selulosa seperti sekam padi, biji kapas, jerami, tongkol jagung, dan
tempurung kelapa sawit memiliki potensi sebagai adsorben.
Tongkol jagung merupakan limbah yang dihasilkan dari tanaman jagung
dengan jumlah sebesar 30%, memiliki kandungan selulosa dan hemiselulosa
berturut-turut sebesar 41% dan 36% (Lorenz dan Kulp 1991) Selain tongkol
jagung, hasil samping pertanian lainnya yang berpotensi sebagai adsorben adalah
tempurung kelapa sawit yang memiliki kandungan selulosa 29.7% dan
hemiselulosa 21.9% dengan jumlah mencapai 30%. Arang aktif tongkol jagung
sebelumnya telah dimanfaatkan antara lain sebagai adsorben logam berat Cu
dengan kapasitas adsorpsi mencapai 52.99% menggunakan aktivator KOH 10%
(Prabowo 2009), sementara arang aktif tempurung kelapa sawit yang
dimanfaatkan sebagai penjernih air sumur (Suhartana 2006) dan dalam pemurnian
biodiesel (Gustama 2012). Penelitian lainnya menyatakan bahwa pengaktifan
arang aktif tempurung kelapa sawit dengan aktivator KOH 30% dapat
menghasilkan pori permukaan arang aktif yang besar sehingga dapat memudahkan
proses adsorpsi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan memanfaatkan potensi
hasil samping pertanian tongkol jagung dan tempurung kelapa sawit sebagai
adsorben logam berat pada limbah batik cair guna meningkatkan nilai tambah
hasil samping pertanian dan mutu air buangan limbah tersebut.
2
METODE
Bahan-bahan yang digunakan adalah tongkol jagung (TJ) yang berasal dari
daerah Ciampea, tempurung kelapa sawit (TKS) dari daerah Banten, larutan KOH
30%, iodin, natrium tiosulfat, benzena, biru metilena, larutan HNO3 65%,
akuades, dan limbah industri batik .
Alat-alat yang digunakan adalah spektrofotometer serapan atom (SSA) tipe
700 (Shimadzu, Jepang), pengaduk listrik, peralatan gelas, neraca analitik,
pemanas listrik, oven, tanur, desikator, saringan 100 mesh, spektrofotometer
ultraviolet-tampak (UV-Vis) dan mikroskop pemayaran elektron evo 10 (Zeiss,
Jerman).
Prosedur Kerja
Aktivasi Arang
Rendemen
Bobot arang aktif yang terbentuk ditimbang lalu dibandingkan dengan
bobot arang awal. Rendemen dihitung melalui persamaan dibawah ini.
Rendemen = × 100%
Kadar Air
Sebanyak ±1.00 g arang aktif ditimbang dalam cawan porselen yang telah
diketahui bobot keringnya, kemudian dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105
o
C selama 3 jam. Setelah didinginkan dalam desikator, cawan berisi arang aktif
ditimbang. Kadar air dihitung melalui persamaan berikut.
3
( )
Kadar air = ( )
× 100%
Kadar Abu
Sebanyak ±1.00 g arang aktif ditimbang dalam cawan porselen yang telah
diketahui bobot keringnya. Cawan yang arang aktif kemudian ditempatkan dalam
tanur listrik pada suhu 700 oC selama 6 jam. Setelah itu, didinginkan dalam
desikator dan ditimbang. Kadar abu dihitung melalui persamaan di bawah ini.
( )
Kadar abu = ( )
×100%
Pencirian Limbah
Waktu Optimum
Sebanyak 0.2 g adsorben dimasukkan ke dalam 150 mL sampel limbah
dengan ragam waktu adsorpsi 30, 60, dan 90 menit. Setelah itu sampel disaring
dan dilakukan uji kadar logam dengan AAS. Waktu optimum dengan menghitung
waktu kapasitas adsorpsi maksimum untuk masing-masing adsorben.
Bobot Optimum
Penentuan bobot optimum dengan menvariasikan bobot arang aktif sebagai
adsorben yang digunakan antara lain 0,2; 0,5; dan 1 gram. Masing-masing
adsorben dimasukkan ke dalam 150 mL sampel limbah dan dikocok selama waktu
optimum. Sampel kemudian disaring lalu dilakukan uji kadar logam.
Kapasitas adsorpsi dapat dihitung dengan persamaan:
−
(%) =
Dengan:
Q = kapasitas adsorpsi
5
Co = konsentrasi awal larutan (ppm)
Ca = konsentrasi akhir larutan (ppm)
Rendemen arang aktif tongkol jagung dan tempurung kelapa sawit tanpa
dan dengan aktivasi KOH diperoleh berturut-turut sebesar 80%/74.80% dan
78.40%/73% (Gambar 1). Hal ini menunjukkan bahwa proses aktivasi dengan
KOH dapat menurunkan rendemen sebesar 6.5%˗6.88% yang disebabkan oleh
kemampuan KOH menghilangkan zat-zat pengotor pada permukaan arang aktif
(Apriani et al 2013). Kandungan selulosa tongkol jagung yang 25% lebih besar
dibandingkan tempurung kelapa sawit (Lorenz dan Kulp 1991) seharusnya
menyebabkan rendemen arang aktif dari tongkol jagung lebih besar daripada
tempurung kelapa sawit. Namun, struktur tempurung kelapa sawit yang relatif
lebih padat membuat proses karbonisasi berjalan lebih lambat sehingga rendemen
yang dihasilkan tidak berbeda secara signifikan.
90
75
Rendemen (%)
60
45
30
15
0
TJ TKS
Perlakuan
Kadar Air
Penentuan kadar air bertujuan mengetahui sifat higroskopis arang aktif
karena kadar air pada arang aktif akan memengaruhi kemampuannya sebagai
adsorben. Menurut Cahyani (2012), semakin tinggi kadar air, kemampuannya
sebagai adsorben menjadi berkurang akibat terisinya pori arang aktif oleh air.
Kadar air arang aktif yang dihasilkan berkisar 2.47-10.72% (Gambar 2) dan nilai
ini masih memenuhi syarat BSN (1995) yaitu tidak lebih dari 15%. Kadar air
arang aktif dengan aktivasi KOH lebih tinggi daripada tanpa aktivasi. Hal ini
disebabkan proses aktivasi memperbanyak pori-pori yang dihasilkan sehingga
6
sifat higroskopis dari arang aktif juga meningkat (Pambayun et al. 2013).
Kandungan hemiselulosa yang berbeda juga dapat memengaruhi kadar air arang
aktif, karena sifatnya yang hidrofilik sehingga mampu mengikat air. Kandungan
hemiselulosa pada tongkol jagung yang lebih tinggi dibandingkan dengan
tempurung kelapa sawit (Lorenz dan Kulp 1991). Hal ini menyebabkan kadar air
arang aktif tanpa aktivasi tongkol jagung sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan
tempurung kelapa sawit.
SNI maks
15
12
Kadar Air (%)
0
TJ TKS
Perlakuan
Gambar 2 Kadar air arang aktif tanpa aktivasi dan dengan aktivasi
KOH 30% .TJ = Tongkol Jagung, TKS = Tempurung Kelapa
Sawit.
15
10
0
TJ TKS
Perlakuan
Gambar 3 Kadar zat terbang arang aktif tanpa aktivasi dan dengan
aktivasi KOH 30% . TJ = Tongkol Jagung, TKS =
Tempurung Kelapa Sawit.
16
14
12
10
8 SNI
6
4 maks
2
0
TJ TKS
Perlakuan
Gambar 4 Kadar abu arang aktif tanpa aktivasi dan dengan aktivasi
KOH 30% . TJ = Tongkol Jagung, TKS = Tempurung
Kelapa Sawit.
.
8
78 SNI min
65
52
39
26
13
0
TJ TKS
Perlakuan
Gambar 5 Kadar karbon terikat arang aktif tanpa aktivasi dan dengan
aktivasi KOH 30% . TJ = Tongkol Jagung, TKS =
Tempurung Kelapa Sawit.
750
SNI min
Daya Jerap Iodin (mg/g)
600
450
300
150
0
TJ TKS
Perlakuan
Gambar 6 Daya jerap iodin arang aktif tanpa aktivasi dan dengan
aktivasi KOH 30% .TJ = Tongkol Jagung, TKS =
Tempurung Kelapa Sawit.
135
SNI min
120
Daya Jerap BM (mg/g)
105
90
75
60
45
30
15
0
TJ TKS
Perlakuan
Gambar 7 Daya jerap biru metilena arang aktif tanpa aktivasi dan dengan
aktivasi KOH 30% . TJ = Tongkol Jagung, TKS = Tempurung
Kelapa Sawit.
10
Analisis SEM
Analisis permukaan arang aktif dilakukan pada arang aktif tempurung
kelapa sawit dengan atau tanpa aktivasi KOH 30%. Gambar 9a menunjukkan
jumlah pori arang aktif tempurung kelapa sawit tanpa aktivasi yang terbentuk
lebih sedikit dibandingkan arang aktif tempurung kelapa sawit dengan aktivasi
KOH (Gambar 9b). Semakin banyak struktur pori pada permukaan arang aktif
maka kemampuan dalam menyerap cairan dan gas akan semakin tinggi.
(a) (b)
80,00
Kapasitas Adsorpsi (%)
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
30 60 90
Waktu Pengadukan (Menit)
(a)
12
100,00
Kapasitas Adsorpsi (%)
80,00
60,00 (b)
40,00
20,00
0,00
30 60 90
(b)
100
Kapasitas Adsorpsi (%)
80
60
40
20
0
0,2 0,5 1
Bobot Arang Aktif (gram)
(c)
100
Kapasitas Adsorpsi (%)
80
60
40
20
0
0,2 0,5 1
Bobot Arang Aktif (gram)
13
Simpulan
Kondisi optimum penjerapan logam berat pada limbah batik terjadi pada
waktu pengadukan 90 menit dan penambahan bobot arang aktif 1 gram. Kapasitas
adsorpsi terhadap logam Fe dan Cu tertinggi ditunjukkan pada arang aktif tongkol
jagung dengan aktivasi KOH 30% secara berturut-turut yaitu 63.32% dan 79.15%
Saran
Perlu dilakukan variasi aktivasi kimia dan fisika lebih lanjut dalam
pembuatan arang aktif. Variasi kondisi pengaplikasian arang aktif pada limbah
batik perlu diperlukan lebih lanjut agar lebih kapasitas adsorpsi lebihefektif dan
efisien. Serta, pengaturan pH pada kondisi adsorpsi juga perlu dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Karbonisasi(24 jam)
Arang
Analisis: Analisis:
1. Rendemen 1. Rendemen
2. Kadar air, abu, zat 2. Kadar air, abu, zat
terbang, karbon terikat terbang, karbon terikat
3. Daya jerap iodin, 3. Daya jerap iodin,
benzena, biru metilena benzena, biru metilena
Karakteristik:
1. Logam Berat
Arang Aktif
Analisis: Analisis:
1. Logam Berat 1. Logam Berat
2. COD 2. COD
3. pH 3. pH
16
Lampiran 2 Penentuan rendemen arang aktif
Bobot (g)
Perlakuan Rendemen (%)
awal Akhir
TKS 500 392 78.40
TKS 30 300 219 73.00
TJ 200 169 80.00
TJ 30 200 140 74.80
Lampiran 3 Penentuan kadar air, kadar abu kadar karbon zat terbang arangaktif
Bobot (g)
Parameter Perlakuan Ulangan Kadar (%) Rerata(%)
awal Akhir
TKS 1 0.935 0.912 2.45
2.47
2 0.965 0.941 2.48
TKS 30 1 1.000 0.903 9.70
10.06
2 1.026 0.919 10.42
Kadar Air TJ 1 0.672 0.653 2.82
3.50
2 0.872 0.837 4.18
TJ 30 1 1.005 0.895 10.94
10.72
2 0.943 0.844 10.50
TKS 1 0.940 0.879 6.50
6.91
2 0.913 0.846 7.33
TKS 30 1 0.895 0.783 12.51
11.94
2 0.844 0.748 11.37
Kadar Zat
TJ 1 0.836 0.743 11.12
Terbang 11.08
2 0.651 0.579 11.05
TJ 30 1 0.903 0.729 19.27
14.64
2 0.919 0.827 10.01
TKS 1 0.879 0.035 3.98
4.06
2 0.846 0.035 4.13
TKS 30 1 0.783 0.161 20.56
20.18
2 0.748 0.148 19.78
Kadar Abu TJ 1 0.743 0.043 5.78
5.24
2 0.597 0.028 4.69
TJ 30 1 0.827 0.142 17.17 18.19
2 0.729 0.140 19.20
17
Lanjutan Lampiran 3
( )
Kadar air = ( )
x 100%
( . . )
= .
x 100%
Kadar air = 2.45%
( )
Kadar zat terbang = ( )
x 100%
( . . )
= .
x 100%
Kadar zat terbang = 6.50%
( )
Kadar abu = ( )
x 100%
.
= .
x 100%
Kadar abu = 3.98%
Kadar (%)
Perlakuan
Karbon
Zat Terbang Abu
Terikat
TKS 6.91 5.26 89.03
TKS 30 11.94 20.18 67.88
TJ 11.08 4.06 83.68
TJ 30 14.64 18.19 67.17
( )
Daya jerap biru metilena=
. ( . . )
= .
Daya jerap biru metilena = 115.83 mg/g
20
Lampiran 8 Kapasitas adsorpsi logam dengan variasi waktu pengadukan
Lama Konsentrasi
Pengadukan Kapasitas Adsorpsi
Logam Perlakuan Akhir
(%)
(menit) (ppm)
30 0.5086 58.27
TKS 60 0.7556 38.01
90 0.4983 59.11
30 0.7599 37.65
TKS 30 60 0.6600 45.85
90 0.4967 59.25
Fe
30 0.7352 39.68
TJ 60 0.6812 44.11
90 0.4476 60.77
30 0.5302 56.50
TJ 30 60 0.5570 54.30
90 0.4710 61.35
30 0.2664 54.30
TKS 60 0.2353 59.63
90 0.2171 62.76
30 0.2359 59.52
TKS 30 60 0.2317 60.24
90 0.2288 60.75
Cu
30 0.2608 55.26
TJ 60 0.1674 71.28
90 0.1402 75.94
30 0.1234 78.81
TJ 30 60 0.1221 79.04
90 0.1192 79.54
Bobot
Arang Aktif Konsentrasi
Logam Perlakuan Kapasitas Adsorpsi (%)
Akhir (ppm)
(gram)
0.2 0.7383 39.42
TKS 0.5 0.6756 44.57
1 0.4989 59.06
0.2 0.7599 37.65
TKS 30 0.5 0.6600 45.85
1 0.4567 62.53
Fe
0.2 0.7352 39.68
TJ 0.5 0.6812 44.11
1 0.4638 61.94
0.2 0.5302 56.50
TJ 30 0.5 0.5570 54.30
1 0.4470 63.32
0.2 0.2634 54.80
TKS 0.5 0.1521 73.89
1 0.1351 76.82
0.2 0.2858 50.97
TKS 30 0.5 0.2439 58.15
1 0.1293 77.81
Cu
0.2 0.2211 62.06
TJ 0.5 0.1790 69.28
1 0.1272 78.18
0.2 0.1620 72.20
TJ 30 0.5 0.1676 71.23
1 0.1215 79.15
Parameter Nilai
Logam Berat (ppm)
a. Cr < 0.005
b. Ag < 0.005
c. Pb 0.0607
d. Cu 0.5830
e. Fe 1.2190
f. Zn < 0.005
23
RIWAYAT HIDUP