Anda di halaman 1dari 32

Instructional Guide

www.bpkp.go.id

Pencegahan dan Pendeteksian


Indikasi Korupsi Melalui
Implementasi Probity Audit
Pengadaan Barang/Jasa
 85% Kasus Korupsi Yang Melibatkan
minimal 176 Gubernur/Bupati/
Walikota adalah Kasus Pengadaan
KORUPSI Barang/Jasa
Pengadaan
Barang/Jasa  Penelitian KPK : >70% Kasus
Korupsi Berasal dari PBJ

 90 % Kasus Penyimpangan PBJ


Terjadi pada Tahap
Perencanaan

3
Corruption Perception Index pada 32 negara tertinggi
tahun 2015

Peringkat Negara Skor Peringkat Negara Skor


1 Denmark 91 16 United States 76
2 Finland 90 18 Hong Kong 75
3 Sweden 89 18 Ireland 75
4 New Zealand 88 18 Japan 75
5 Netherlands 87 21 Uruguay 74
5 Norway 87 22 Qatar 71
23 Chile 70
7 Switzerland 86
23 Estonia 70
8 Singapore 85
23 France 70
9 Canada 83
10 Germany 81
23 United Arab Emirates 70
10 Luxembourg 81 27 Bhutan 65
10 United Kingdom 81 28 Bostwana 63
13 Australia 79 28 Portugal 63
13 Iceland 79 30 Poland 62
15 Belgium 77 30 Taiwan 62
16 Austria 76 32 Cyprus 61
4
Posisi Indonesia didasarkan
pada Corruption Perception Index 2014 dan 2015

Skor Peringkat Skor Peringkat

Negara 2014 2015 Negara 2014 2015


2014 2015 2014 2015 (174 (167
(174 (167
negara) negara) negara) negara)
Brazil 43 38 69 76 Morocco 39 36 80 88
Burkina Faso 38 38 85 76 Peru 38 36 85 88
India 38 38 85 76 Suriname 36 36 36 88
Thailand 38 38 85 76 Armenia 37 35 94 95
Tunisia 40 38 79 76 Mali 32 35 32 95
Zambia 38 38 85 76 Mexico 35 35 103 95

Benin 39 37 80 83 Philippines 38 35 85 95

China 36 37 100 83 Bolivia 35 34 103 99


Djibouti 34 34 107 99
Colombia 37 37 94 83
Gabon 37 34 94 99
Liberia 37 37 94 83
Niger 35 34 103 99
Sri Lanka 38 37 85 83
Dominican
Albania 33 36 110 88 Republic 32 33 115 103
Algeria 36 36 100 88 Ethiopia 33 33 110 103
Egypt 37 36 94 88 Kosovo 33 33 110 103
INDONESIA 34 36 107 88 Moldova 35 33 103 103 5
Survei Persepsi Korupsi pada 11 Kota di Indonesia tahun
2015 oleh Tranparansi Internasional Indonesia (TII)

6
Mengapa 32 Negara Tersebut Dapat
Bersih Korupsi? Apa yang Dilakukan?

 Menerapkan SPIP
 Pengawasan Intern yang Efektif
 Pengawasan PBJ Sejak
Perencanaan sampai dengan
Pemanfaatan
 Mendirikan KPK

7
BAGAIMANA CARANYA?
Pada 32 Negara yang Dianggap Bersih
Korupsi (IPK > 6,00) melakukan:
 PROBITY AUDIT
(Australia dan Negara2 Persemakmuran)
 PRE-AWARD AUDIT & CONTRACT AUDIT
(Amerika Serikat dan Negara2 yang
Dipengaruhinya)
 Audit dilakukan oleh Internal Auditor (APIP)

8
Probity Audit
Probity Audit is an assurance engagement, in
which:
 a probity auditor provides an independent
scrutiny of a procurement process
 expresses an objective opinion as to whether the
prescribed probity requirements have been
adhered to.
 The conclusion expressed should be based on
evidence gathered against prescribed criteria.

9
Probity Audit PBJ
 Probity Audit PBJ merupakan Audit Tujuan Tertentu
(vide penjelasan Pasal 4 (4) UU No.15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara)
 Audit dengan Tujuan Tertentu untuk Menilai
Ketaatan terhadap Ketentuan PBJ
Audit dilaksanakan dengan pendekatan probity untuk
memastikan bahwa seluruh ketentuan telah diikuti dengan
Benar, Jujur dan Berintegritas, sehingga dapat mencegah
terjadinya penyimpangan dalam proses PBJ
 Probity Audit Dilaksanakan selama Proses
Pengadaan Barang/Jasa Berlangsung (Real Time)
Audit dilakukan saat proses PBJ sedang berlangsung
dan/atau segera setelah proses PBJ selesai
10
Audit secara Real Time pada Seluruh Tahapan PBJ
tupimpinan27april2012@hw

Probity Audit/Advice
Pemanf Meyakinkan:
aatan
Barang/
Jasa
Penata- Perenca- Efisien dan Efektif
usahaan naan
Pengadaan
(Best Value for Money)
B/J

Pengadaan
Transparan, Terbuka, Adil/Tidak
Diskriminatif, Bersaing
Barang/Jasa
PENGADAAN yang
Penyera
han BARANG/JASA Kredibel dan
Persiapan Akuntabel
Barang/ Pemilihan Terhindar
Jasa
(Accountability)
dari Korupsi
Pemilihan
Pelaksa Penyedia Bebas Benturan Kepentingan
naan Barang/J (Conflict of Interest)
Kontrak asa

Integrity, Uprightness, Honesty

Peran APIP (Auditing and Advising)


11
RISIKO YG DIHADAPI – AUDIT FINDINGS

Risiko Perencanaan Tidak Matang dan/atau


Pengawasan Tidak Optimal

Kualitas Kemahalan Adanya Pekerjaan Hasil


Pekerjaan Nilai Pekerjaan Fiktif Pekerjaan
Kontrak
Tidak Pekerjaan
Kurang Tidak
Baik Dimanfaatkan
(Mark Up)

Tidak Memenuhi Prinsip Pengadaan B/J


(Efisien; Efektif; Transparan; Terbuka; Bersaing; Adil/Tidak
Diskriminatif; Akuntabel) 12
Key Risks In Procurement Phases
 Memecah Nilai Pengadaan Menghindari Lelang
 Nilai Penawaran Sangat Rendah, Harapan Adanya Perencanaan Pengadaan Barang /Jasa
Amandemen/Eskalasi Tidak Dibuat Secara Rasional (Tidak
 Metode Pengadaan Tidak Layak Sesuai Kebutuhan, Merupakan
 Kriteria Penilaian Dirancang Menguntungkan Pemborosan , Barang Tdk Bermanfaat
Rekanan Tertentu Atau Tidak Dimanfaatkan)
 Panitia Gagal Mendeteksi Dokumen Penawaran
yang Salah/Tidak Benar

Pemilihan Perencanaan
Penyedia B/J Penganggaran
Penggelembungan Harga
(Tidak Cermat Menyusun
HPS, Tidak Dilakukan
Modus Survey Harga, Penunjukkan
Penyimpangan Langsung Tanpa Ada
 Pelaksanaan Pekerjaan/
Negosiasi Harga Yang
Pengadaan Tidak Sesuai
Wajar)- Untuk Mengcover
Kontrak Pelaksanaan “Kick Back.”
 Fisik Pekerjaan Kurang
Pengadaan B/J
 Terlambat Diserahkan Tetapi
Tidak Dikenakan Denda
 Mensubkontrakkan Pekerjaan
 Dibuat BA Penyelesaian Fisik
 Kontrak Berbeda dengan Syarat, Spesifikasi, Jumlah, Jadwal
Yang Tidak Benar (Dibuat
yang Ditetapkan
100% Tetapi Fisik Belum
 Kurangnya Pengawasan Pelaksanaan Kontrak
Selesai) sedangkan
 Manipulasi dan Rekayasa Dokumen
Pembayaran 100 %.
 Amandemen Kontrak yang Tidak Logis Dasarnya
13
Internal Auditors Today – Optimizing Function
Internal Audit Function
Accountability
Improvement

Assurance
Improving Quality of
Public Services
Risk
Internal Governance
Process
Manage-
Control
ment
Minimizing Corruption
(Preemptive, Preventive,
Repressive)
Consultancy

Improving Quality of
Government Management
Process

12
Perbedaan
Audit Kinerja vs Probity Audit
Audit Kinerja Probity Audit

Dilaksanakan pada Saat


Dilaksanakan pada Saat
Proses Pekerjaan Sedang
Pekerjaan Telah Selesai
Berlangsung
Melakukan Memberikan
Penilaian Jaminan

3 E + Ketaatan +
3E + Ketaatan Pemenuhan Prinsip Kejujuran,
Kebenaran, dan Integritas
15
TUJUAN PROBITY AUDIT
 Menyakinkan Proses PBJ Telah Sesuai Ketentuan
yang Mengaturnya
 Memastikan Proses PBJ Mampu Melindungi
Pihak-Pihak Berkepentingan
 Memastikan Penawaran yang Masuk Dinilai
Berdasarkan Kriteria yang Sama
 Memelihara Tingkat Kepercayaan Publik dan
Peserta Tender
 Meyakinkan Keputusan yang Dibuat Terhindar
dari Tuntutan Hukum
 Menciptakan Akuntabilitas dalam Proses PBJ
16
MANFAAT PROBITY AUDIT

 Tujuan dan pandangan Independen terhadap


prinsip uprightness/honesty/Integrity dalam Proses
PBJ telah terpenuhi
 Menghindari Terjadinya Konflik Kepentingan
 Menghindari Terjadinya Praktik Korupsi
 Meningkatkan Integritas Sektor Publik melalui
Perubahan Pengorganisasi dan Perilaku
 Meyakinkan Publik dan Pelaku Usaha Sektor Publik
bahwa Proses dan Hasil PBJ Dapat Dipercaya
 Meminimalkan Kemungkinan Terjadinya Proses
Pengadilan yang Timbul karena Proses PBJ
17
SYARAT PROBITY AUDITOR
Independen, Obyektif, Berintegritas Tinggi
Bebas dari conflict of interesrt, yaitu tidak memiliki bisnis
keuangan/kepentingan individu/tidak sebagai pegawai
instansi yang diaudit/kontraktor/konsultan yang dapat
menimbulkan konflik dalam penugasannya.
Salah satu tools yaitu “Conflict of Interest Declaration”

Menjaga Kerahasiaan
Semua informasi yang diperoleh harus dijaga
Probity kerahasiannnya. (tools : check list dalam melakukan
penilaian aktivitas yang dilakukan, dokumentasi, kebijakan
Auditor yang mendasari, dll)
Memahami Ketentuan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa
(sebagaimana disyaratkan bagi PPK dan Pokja ULP)

Memahami Proses Pengadaan B/J


Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa konsultansi/
jasa lainnya/swakelola
18
Jenis PBJ yang Dilakukan Probity Audit
Pelayanan Dasar
Masyarakat

Melibatkan
Kepentingan Terkait Isu Politis
Masyarakat
Probity
Audit

Memiliki Sejarah/Latar
Melekat Risiko Tinggi/Bersifat
Belakang Kontroversial/
Kompleks/Bernilai Relatif
Berhubungan dengan
Besar
Permasalahan Hukum
19
19
Strategi Penerapan Probity Audit
Pengadaan Barang/Jasa pada
K/L/D/I
Latar Belakang/Ketentuan yang Mendasari (1)

1. K/ L/D/I Wajib Melakukan Pengawasan Terhadap


PPK, ULP/Pejabat Pengadaan Dilingkungan Masing-
masing , dan Menugaskan Aparat Pengawasan
Intern Yang Bersangkutan Untuk Melakukan Audit
Sesuai Dengan Ketentuan (pasal 116 Perpres Nomor
54 Tahun 2010)
2. APIP adalah Aparat Yang Melakukan Pengawasan
Melalui Audit, Reviu, Evaluasi, Pemantauan dan
Kegiatan Pengawasan Lain Terhadap
Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Organisasi
(K/L/D/I) (pasal 1 angka 11 Perpres Nomor 54 Tahun
2010 )

21
Latar Belakang/Ketentuan yang Mendasari (2)

3. APIP Melakukan Pengawasan Intern Atas


Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Instansi
Pemerintah Termasuk Akuntabilitas Keuangan
Negara (pasal 47-48 PP No 60 Tahun 2008)
4. BPKP Ditugaskan Melakukan Pembinaan
Penyelenggaranan SPIP melalui “Peningkatan
Kompetensi Auditor APIP” (Pasal 59 PP No 60 Tahun
2008)
5. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-362/K/D4/2012
tanggal 9 April 2012 Tentang Pedoman Probity Audit
Pengadaan Barang dan Jasa Bagi APIP”

22
Kebijakan K/L/D/I
sebagai Dasar Pelaksanaan Probity Audit

 Menteri/Pimpinan Lembaga/Institusi/Kepala
Daerah Menyusun Kebijakan Pelaksanaan
Probity Audit atas Pengadaan Barang/Jasa
 Kebijakan tersebut Dituangkan dalam suatu
Dokumen “Kebijakan Probity Audit Dalam
Proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah”
yang Ditetapkan dalam Peraturan Menteri/
Pimpinan Lembaga/Institusi/Kepala Daerah.

23
Substansi Kebijakan K/L/D/I
tentang Probity Audit

 Unit yang Bertanggung Jawab Melakukan


Probity Audit
 Kriteria Paket Pekerjaan yang Dilakukan
Probity Audit
 Rencana Probity (Probity Plan)
 Biaya Probity Audit
 Kriteria dan Kualifikasi Probity Auditor
 Kebijakan Pelaporan Hasil Probity Audit dan
Tindak Lanjutnya
24
Strategi Penerapan Probity Audit PBJ
pada PEMDA (1)

1. Melakukan Sosialisasi Pedoman Probity Audit


kepada Kepala Daerah dan Pimpinan SKPD serta
Pelaksana Pengadaan (PA/KPA,PPK, ULP, PPHP),
difasilitasi Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota
2. Melakukan Asistensi (Pendampingan, Workshop,
Bimtek, Couching, Sinergi Audit) kepada Auditor
Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota
3. Mendorong Pemda cq.Inspektorat agar Segera
Memasukkan Kegiatan Probity Audit PBJ dalam
PKPT Tahun 2013 dan/atau Revisi PKPT Tahun 2012

25
Strategi Penerapan Probity Audit PBJ
pada PEMDA (2)
4. KF1 Perwakilan BPKP : “Asistensi Peningkatan
Kapabilitas APIP (Probity APBJ) Pada Pemda....
5. Berkoordinasi dengan Itjen Kemendagri agar segera
Diterbitkan SE Mendagri tentang Implementasi Probity
Audit PBJ pada Pemda
6. Mendampingi Pemda dalam Menyusun Kebijakan
Probity Audit dan Probity Audit Plan
7. Mengintegrasikan dengan “Fraud Control Plan”
8. Mengusulkan Probity Audit PBJ sebagai materi Diklat
Substantif
9. Praktek Lapangan setelah Bimbingan Teknis
10. Workshop hasil praktek lapangan
26
IMPLEMENTASI PROBITY AUDIT
PADA TAHAPAN PENGADAAN BARANG/JASA

A.Tahap Perencanaan dan Persiapan


B. Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
C.Tahap Pelaksanaan Kontrak
D.Tahap Pemanfaatan

27
Implementasi Probity Audit pada Tahap Perencanaan dan
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa
PROSES PBJ PROSES AUDIT TUJUAN AUDIT

Identifikasi Kebutuhan
Audit Dilaksanakan Sejak Meyakinkan Rencana
Pengadaan B/J Telah
Penyusunan Rencana Identifikasi Kebutuhan Didahului dengan
Penganggaran
Penetapan Kebijakan dalam Penyusunan RUP Identifikasi Kebutuhan Riil
Barang/Jasa
Umum Pemaketan
Pekerjaan, Cara
Pengadaan dan Audit Dilakukan Saat Proses
Organisasi Pengadaan
dan Penyusunan KAK Perencanaan PBJ Sedang
Berlangsung dan/atau Segera Meyakinkan Anggaran
Setelah Proses Tersebut PBJ Wajar dan
Diumumkan kepada
Jadwal Pengadaan Selesai Publik

Audit juga Dilakukan Saat


Meyakinkan HPS Disusun
Pengumuman RUP Pembahasan Anggaran Sesuai Ketentuan dan
oleh TAPD dan DPR/DPRD Nilainya Wajar

28
28
Implementasi Probity Audit pada Tahap Pemilihan
Penyedia Barang/Jasa
PROSES PBJ PROSES AUDIT TUJUAN AUDIT

Pengumuman Memastikan
Pendaftaran dan
Penetapan
Pengambilan Penyedia B/J Telah
Dokumen Didasarkan pada
Taracara dan
Aanwijzing Audit Dilakukan Secara Kriteria yang
Real Time Mulai dari Ditetapkan
Pemasukan Dokumen
Penawaran
Pengumuman Lelang
sampai dengan
Pembukaan Penunjukan Penyedia Memastikan Proses
Dokumen, Evaluasi,
dan Pembuktian Barang/Jasa Pemilihan Penyedia
Barang/Jasa
Dilaksanakan
Penetapan
Pemenang,
Secara Transparan,
Pengumuman dan Adil dan Akuntabel
Sanggah
29
29
Implementasi Probity Audit pada Tahap Pelaksanaan
Kontrak
PROSES PBJ PROSES AUDIT TUJUAN AUDIT

Penyusunan Memastikan
Rancangan Kontrak, Penetapan Penyedia
Penandatanganan B/J Telah Sesuai
Kontrak dan Dengan Peraturan
Penyerahan Yang Berlaku.
Jaminan Audit Dilakukan Secara
Pelaksanaan
Real Time terhadap
Memastikan Isi
Surat Perintah Mulai Pelaksanaan Kontrak Kontrak Telah Sesuai
Kerja, Program Mutu, Mulai dari Dengan Draft Kontrak
Mobilisasi,
Pemeriksaan Penandatanganan Dalam Dokumen PBJ
Lapangan, Kontrak sampai dengan
Penyelesaian Pekerjaan
Pembayaran, Memastikan Isi
Peubahan Lingkup Kontrak Telah Sesuai
Pekerjaan, Dengan Draft Kontrak
Penyelesaian Dalam Dokumen PBJ
Pekerjaan
30
30
Implementasi Probity Audit pada Tahap Pemanfaatan
Barang/Jasa
PROSES PBJ PROSES AUDIT TUJUAN AUDIT

Meyakinkan
Pelaksanaan Kontrak
Penyerahan Telah Selesai dengan
Barang/Jasa Kuantitas dan Kualitas
B/J yang Diterima
Audit Dilakukan Sesuai Dengan
terhadap Penyelesaian Kontrak
Pencatatan
Barang/Jasa dalam Pekerjaan, Serah Terima
Daftar Inventaris Pekerjaan dan
Pemanfaatan
Meyakinkan B/J Telah
Barang/Jasa Dimanfaatkan Oleh
Pemanfaatan Pengguna/User
Barang/Jasa

31
31
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai