Anda di halaman 1dari 14

GRAND DESIGN TEACHING FACTORY

SMK NEGERI 1 CIPAKU

TAHUN 2022

KOMPETENSI KEAHLIAN:
Agribisnis Ternak Unggas (ATU)

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan taufik serta karuniaNya
Kami dapat menyusun Grand Design Teaching Factory Agribisnis Peternakan Unggas (ATU)
SMK Negeri 1 Cipaku ini tepat pada waktunya. Sholawat dan salam mudah – mudahan
senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya
serta para pengikutnya yang senantiasa memelihara risalahnya sampai dengan hari akhir.
Patut kiranya team pengembang program pelaksanaan teaching factory di SMK Negeri 1
Cipaku menyampaikan banyak terimakasih kepada yang terhormat:
1. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XIII
2. Bapak Pengawas SMK
3. Semua pihak yang telah mendukung kami
Grand Design pelaksanaan teaching factory yang kami susun merupakaninformasi awal,
gambaran pelaksanaan program teaching factory di SMK Negeri 1 Cipaku sehingga dengan
harapan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mendapat persetujuan dari pihak yang terkait.
Atas semua dukungannya semoga Allah SWT dapat memberikan kebaikan kepada kita. Aamiin.

Ciamis, 10 Januari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................... 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN................................................................................... 2
C. RENCANA PELAKSANAAN............................................................................ 3
D. TEAM PELAKSANA.......................................................................................... 3

BAB II PELAKSANAAN PROGRAM........................................................................... 4


A. MEKANISME/STRATEGI PELAKSANAAN................................................... 4
B. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN.......................................................... 8

BAB III EVALUASI PELAKSANAAN.......................................................................... 9

BAB IV RENCANA ANGGARAN BIAYA PRODUKSI.............................................. 10

BAB V PENUTUP............................................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat ini pendidikan kejuruan sedang dihadapkan dengan permasalahan yang serius
yaitu tidak terserapnya lulusan SMK oleh industri. Dalam UU No. 20 tahun 2003, bab 2, pasal 3
sudah dirumuskan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Merujuk pada fungsi pendidikan di atas, maka peningkatan keahlian sumber daya
manusia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman yang
semakin global. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam peningkatan kualitas sumber daya
manusia, maka pihak-pihak yang terlibat dalam proses pendidikan harus berperan aktif dalam
meningkatkan kualitas dan kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus terprogram dan
melalui jalur yang tepat agar yang dihasilkan benar-benar bermutu dan kompeten serta bisa
bersaing dalam dunia global.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahan SMK adalah lembaga pendidikan yang
berfungsi sebagai lembaga pencetak tenaga terampil dan kompeten di bidangnya harus bisa
selaras dengan kebutuhan dunia industri untuk bisa bersaing. Oleh karena itu peningkatan
sumber daya manusia (skill/keahlian) harus menjadi prioritas utama dalam rangka meningkatkan
kualitas lulusannya.
Rendahnya kualitas lulusan SMK dapat berakibat produktivitas tenaga kerja menengah
yang terampil di dunia industri semakin terpuruk. Kepercayaan dunia industri semakin berkurang
sehingga lulusan yang terserap juga sedikit. Banyak faktor yang menjadi penyebab baik internal
maupun eksternal, diantaranya adalah kurangnya sarana dan prasarana pendidikan, kurangnya
biaya pendidikan, kurangnya kinerja guru, dan rendahnya kualitas guru.
Kondisi tersebut secara tidak langsung dapat berakibat SMK tidak siap dalam
menghasilkan lulusan yang berkualitas, seharusnya SMK dalam pelaksanaan pendidikannya
mengutamakan pendidikan skill para siswanya. Untuk mencapai hal tersebut SMK harus
memprioritaskan pengembangan system pendidikan yang berorientasi pada peningkatan lulusan
yang benar-benar profesional, memiliki etos kerja, disiplin, dan berkarakter. Untuk mewujudkan
tujuan tersebut, maka pendidikan yang paling sesuai adalah pendidikan yang berorientasi pada
dunia industri. Oleh karena itu SMK harus bisa mencari satu model pembelajaran yang tepat, dan
sesuai dengan harapan dunia industri. Salah satu model pembelajaran yang cocok adalah dengan
menerapkan teaching factory dalam proses belajar di SMK.
Program teaching factory (TEFA) merupakan perpaduan pembelajaran yang sudah ada
yaitu, competensi based training (CBT), dan production basedtraining (PBT), dalam
pengertiannya bahwa suatu proses keahlian atau keterampilan (life skill) dirancang dan
dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya. Untuk menghasilkan
produk yang sesuai dengan tuntutan dunia industri (pasar/konsumen). Teaching factory
merupakan model pembelajaran yang berorientasi kepada bisnis dan produksi. Aplikasi program
teaching factory adalah dengan cara memadukan konsep bisnis dan pendidikan kejuruan sesuai
dengan kompetensi keahlian yang relevan.
Sebagai perwujudan nyata/implementasi dari program teaching factory SMK Negeri 1
Cipaaku menerapkan konsep teaching factory dalam kegiatan pemebelajaran sekolah. Untuk
mendukung program ini SMK Negeri 1 Cipaku bermitra dengan:

1. PT. Ciomas Adisatwa Tasikmalaya


2. Pasini Naratas Farm

B. Maksud dan Tujuan


Implementasi program teaching factory di SMK Negeri 1 Cipaku merupakan kegiatan
pembelajaran dimana para siswa secara langsung melakukan kegiatan produksi baik berupa
barang maupun jasa di dalam lingkungan sekolah. Barang atau jasa yang dihasilkan memiliki
kualitas sehingga memiliki nilai jual dan diterima oleh masyarakat atau konsumen.
Adapun yang menjadi tujuan program teaching factory di SMK Negeri 1 Cipaku adalah
sebagai berikut:
1.Meningkatkan kompetensi lulusan
2.Meningkatkan jiwa interpreneurship lulusan
3.Menghasilkan lulusan yang siap memasuki dunia kerja
4.Meningkatkan sumber pendapatan sekolah
5.Meningkatkan kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri ( DUDI ) atau dunia
bisnis yang relevan

C. Rencana Pelaksanaan
Pelaksanaan program teaching factory di SMK Negeri 1 Cipaku mengaplikasikan
kegiatan pembelajaran dan kegiatan produksi secara seimbang sehingga siswa memiliki bekal
pengetahuan dan skill yang memadai untuk menghadapi dunia kerja yang semakin ketat
persaingannya. Bidang kegiatan teaching factory di SMK Negeri 1 Cipaku adalah penjualan
produk-produk hasil peternakan yakni berupa ayam pedaging.

D. Team Pelaksana
1. Susunan team pengembang program teaching factory SMK Negeri 1 Cipaku adalah sebagai
berikut:
a. Pelindung/penasihat : H. Ramlan, M.Si., M.Pd
(Kepala Sekolah)
b. Penaggung jawab : Hj. Dewi Nurdiyanti, S.E., M.M
(Kepala Sekolah)
c. Ketua : Nurlela, S.ST
(Kepala Program ATU)
d. Sekretaris : Iis Nita Faauziyyah, S.Pd
(Guru)
e. Bendahara : Eti Sumiati
(TU)
f. Ternak Unggas : Adang, S.ST
(Guru Produktif)
Sjachril, S.ST
(Guru Produktif)
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM

A. Mekanisme/Strategi pelaksanaan
1.Manajemen
Sebagai tahap awal untuk pelaksanaan program teaching factory diSMK Negeri 1 Cipaku
membentuk team pengembang program teaching factory dengan susunan sebagai berikut:
a. Pelindung/penasihat : H. Ramlan, M.Si., M.Pd
(Kepala Sekolah)
b. Penaggung jawab : Hj. Dewi Nurdiyanti, S.E., M.M
(Kepala Sekolah)
c. Ketua : Nurlela, S.ST
(Kepala Program ATU)
d. Sekretaris : Iis Nita Faauziyyah, S.Pd
(Guru)
e. Bendahara : Eti Sumiati
(TU)
f. Ternak Unggas : Adang, S.ST
(Guru Produktif)
Sjachril, S.ST
(Guru Produktif)

2. Mitra dunia usaha dan dunia industri


Team ini bekerja dari mulai mencari informasi tentang pelaksanaan program teaching
factory melalui kegiatan study literature dan observasi ke beberapa sekolah yang telah
melaksanakan program tersebut. Setelah mendapatkan beberapa informasi dan penjelasan team
menyusun proposal permohonan untuk mendapatkan program teaching factory.
Selanjutnya sebagai langkah persiapan pelaksanaan program teaching factory team
bekerja mengadakan sosialisasi kepada jajaran dewan guru, para siswa dan orangtua/wali siswa.
Melalui tahapan sosialisasi diharapkan semua steak holder mendapatkan pemahaman tentang
pengertian teaching factory, manfaat teaching factory dan bagaimana sistem pengelolaannya.
Diharapkan dengan tahap sosialisasi ini mereka memiliki motivasi bahwa teaching factory sangat
bermanfaat untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK Negeri 1 Cipaku, dengan demikian semua
steak holder secara bersama-sama termotivasi untuk dapat melaksanakan program teaching
factory.
Tahapan selanjutnya setelah team melaksanakan kegiatan sosialisasi langkah berikutnya
team menyusun perencanaan-perencanaan pelaksanaan program teaching factory yang
menyentuh untuk kepentingan guru dan kepentingan siswa. Hal itu perlu dilaksanakan karena
teaching factory merupakan model pembelajaran yang pada prinsipnya perpaduan antara
competensi based training (CBT) dan production based training(PBT). Dengan demikian untuk
semua guru mata pelajaran diharapkan mengintegrasikan teaching factory pada perencanaan
pembelajaran danpelaksanaan pembelajaran sehingga seluruh mata pelajaran dapat saling
mendukung dan menunjang bahwa teaching factory merupakan pendekatan pembelajaran yang
efektif untuk meningkatkan kualitas kompetensi siswa khususnya pada kompetensi skill. Bagi
guru-guru produktif penekanan pembelajarannya siswa harus lebih banyak mendapatkan alokasi
waktu untuk kegiatan praktik, karena esensi program teaching factory berada pada intensitas dan
kapasitas siswa melakukan praktek baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan industri.
Dengan demikian siswa betul-betul dibentuk dan dilatih segi kompetensi skillnya, etos
kerjanya, disiplin kerja, budaya kerja. Secara intensif kegiatan itu dilakukan dan berulang
sehingga kualitas lulusan sesuai dengan harapan dunia industri sehingga lulusannya akan mudah
diserap oleh dunia kerja. Selama pelaksanaan program teaching factory agar tidak menyimpang
dari indikator-indikator tujuan kegiatan teaching factory perlu ada pengawasan. Pengawasan
dilakukan oleh kepala sekolah dan oleh ketua team pengembang untuk mengukur sudah seberapa
banyak pelaksanaan program teaching factory telah dicapai, dan berapa banyak pula program
teaching factory yang belum dilaksanakan.
Evaluasi ini dengan tujuan berapa persen tingkat ketercapaian tujuan program teaching
factory yang telah dilaksanakan, selanjutnya untuk mengetahui kendala-kendala yang muncul
selama kegiatan berlangsung. Sebagai tindak lanjutkegiatan evaluasi perlu ada kajian prediksi
serta solusi terhadap kendala-kendala yang menghambat terlaksananya program teaching factory
sehingga pada beberapa waktu yang akan datang program teaching factory di SMK Negeri 1
Cipaku dapat dilaksanakan secara utuh sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Kegiatan pelaksanaan program teaching factory di SMK Negeri 1 Cipaku selanjutnya
team pengembang membuat laporan, sebagai bentuk pertanggung jawaban karena program ini
adalah program yang diamanatkan oleh direktorat PSMK kepada SMK PP negeri Kutacane.

2. Tempat praktik siswa


Sebagai pendukung pelaksanaan program teaching factory di SMK Negeri 1 Cipaku,
telah diadakan MOU (Memorandum of Understanding) dengan beberapa mitra dunia industri
sebagai berikut:
a. PT. Ciomas Adisatwa Tasikmalaya
b. Pasini Naratas Farm
3. Pola pembelajaran
Teaching factory merupakan salah satu model pembelajaran sehingga seluruh guru dan
siswa dalam kegiatan pembelajarannya harus merujuk dan mengaju kepada indikator-indikator
teaching factory sebagai model pembelajaran. Intinya bahwa model pembelajaran teaching
factory guru bersama siswa harus bisa memadukan model pembelajaran secara serasi antara
competensi based training (CBT) dan production based training (PBT). Para siswa setelah
mendapat pembekalan dari guru-gurunya tentang pengetahuan teknis dan lain-lain berikutnya
para siswa diharapkan mampu mempraktekan ilmu yang didapat di ruang kelas melalui kegiatan
praktik di tempat-tempat praktik mitra dunia industri.
Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung di sekolah struktur kurikulum dunia
industri dipadukan struktur kurikulum sekolah sehingga tujuan-tujuan pembelajaran akan lebih
luas, instruktur dari dunia industri berkolaborasi dengan para guru untuk menyampaikan dalam
pembelajaran tentang struktur kurikulum industri sehingga para siswa mendapat bekal yang
cukup karena mereka setelah mendapat bimbingan pelatihan dari instruktur dunia industri, yang
pada akhirnya pada saat siswa melaksankan praktik di lapangan mereka tidak lagi merasa asing
dengan dunia industri. Sistem pelaksanaan praktiknya dengan menerapkan hasil-hasil yang jelas
dan konkret artinya setiap siswa secara individu harus bisa menghasilkan baik berupa barang
produksi maupun jasa. Itulah yang menjadi tolok ukur bahwa teaching factory berhasil ataukah
tidak dicapai oleh setiap siswa.
4. Pemasaran
Sebagai tindak lanjut kegiatan teaching factory, karena siswa menghasilkan produk
barang atau jasa dan produknya itu sudah diupayakan sedemikian rupa untuk mencapai standar
mutu dunia industri yang sesuai dengan harapan konsumen. Hasil karya siswa berupa barang
produk dan kompetensi skill siswa yang telah mereka miliki perlu dipasarkan agar bisa sampai
ke tangan konsumen atau pelanggan dengan cara sebagai berikut:
a. Produk langsung di distribusikan oleh PT. Ciomas Adisatwa ke masyarakat
b. Kompetensi skill siswa ditawarkan ke perusahaan yang sesuai dengan kompetensi
keahlian

5. Produk dan jasa


Program teaching factory pada prinsipnya menghasilkan lulusan yang berkompetensi
skill, sehingga para siswa dituntut oleh program itu untuk mampu membuat salah satu produk
atau mampu memberikan jasa pelayanan kepada para pelanggan sesuai dengan program
keahliannya masing-masing. Program teaching factory di SMK Negeri 1 Cipaku lebih diarahkan
kepada usaha bidang produksi ayam pedaging untuk konsumsi masyarakat.

6. Sumber daya manusia


Program teaching factory di SMK Negeri 1 Cipaku dilaksanakan secara terpadu antara
team pengembang program teaching factory, guru-guru, staf TU dan instruktur dari dunia
industri untuk lebih jelasnya dibawah ini sumber daya manusia yang mendukung terlaksananya
kegiatan teaching factory:
No Nama Guru Bidang Studi
1 Nurlela, S.ST Produktip ATU
2 Nurul Hanifah Rachim, S.Pt Produktif ATU

7. Hubungan industri
Program teaching factory di SMK Negeri 1 Cipaku dalam pelaksanaannya mutalk harus
ada hubungan kerja sama dengan industri-industri. Karena melalui kurikulum industri yang
diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah agar tujuan yang diharapkan oleh program teaching
factory dapat tercapai yaitu lulusan memiliki kompetensi dan skill secara profesional. Hubungan
dengan industri dalam konteks teaching factory sifatnya mutlak sehingga SMK Negeri 1 Cipaku
menjalin kemitraan dengan dunia industri sebagai sarana dan media pembelajar.

B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Dalam pelaksanaan teaching factory di sekolah, sebagian besar peserta didik yang terlibat
adalah kelas X mengingat ilmu pengetahuan dan ketrampilan dasar yang diperoleh sudah
mencukupi sebagai bekal untuk bekerja langsung di industri.
Adapun prosedur pelaksanaannya disesuaikan dengan waktu belajar praktik sehari-hari di
sekolah dan dibagi menjadi 5 kelompok kecil ( Kelompok ATU ) :
Senin :   Kelas X kelompok 1, pelaksanaan teaching factory dibimbing satu orang
guru dan pengelola kandang
Selasa : Kelas X kelompok 2, pelaksanaan teaching factory dibimbing satu orang
guru dan pengelola
Rabu :   Kelas X kelompok 3, pelaksanaan teaching factory dibimbing satu orang
guru dan pengelola kandang
Kamis : Kelas X kelompok 4, pelaksanaan teaching factory dibimbing satu orang
guru dan pengelola
Jumat :   Kelas X kelompok 5, pelaksanaan teaching factory dibimbing satu orang
guru dan pengelola kandang
BAB III
EVALUASI PELAKSANAAN

A. Indikator Keberhasilan
Pelaksanaan program teaching factory di SMK Negeri 1 Cipaku kegiatannya dimulai
dari observasi, penyusunan proposal, sosialisasi, pelaksanaan program, evaluasi pelaksanaan.
Pada kegiatan evaluasi pelaksanaan diperlukan alat ukur yang relevan sebagai barometer tingkat
ketercapaian program. Pada saat melaksanakan evaluasi diperlukan beberapa indikator yang
terdiri dari:
1. Pada saat orientasi dan observasi program sebagai indikatornya berapa banyak informasi
yang didapat tentang pelaksanaan program teaching factory
2. Pada saat penyusunan proposal harus merujuk kepada juknis pembuatan proposal
program teaching factory
3. Pada saat pelaksanaan program teaching factory, kegiatan awal yang dilakukan
penyusunan perencanaan sebagai indikatornya lengkap tidaknya substansi program
pelaksanaan
4. Pada saat implementasi yang berkaitan dengan pembelajaran sebagai
indikatornyadiantaranya rencana pelaksanaan pelajaran yang dibuat guru, lembar
observasikunjungan kelas. Sehingga kesimpulannya apakah guru telah membuat rencana
dan pelaksanaannya sudah ataukah belum mengintegrasikan program teaching factory
5. Yang berkaitan dengan siswa indikator tingkat keberhasilannya diukur dengan
kompetensi yang mereka capai. Yang berkaitan dengan hasil produk apakah secara
kuantitas mencapai target atautidak. Secara kualitas apakah produknya memenuhi standar
kebutuhan konsumen atau tidak
6. Yang berkaitan dengan produk jasa sebagai indikatornya banyak sedikitnya
7. konsumen yang menggunakan jasa para siswa sesuai dengan program keahliannya
masing-masing
BAB IV

RENCANA ANGGARAN BIAYA PRODUKSI (RABP)

1. Biaya Produksi Ayam Pedaging

No Bahan Harga Satuan (Rp) Banyak Harga (Rp)


1 Ayam DOC 5000 Ekor
2 Batu bara 500 kg
3 Gas 60 kg
Rp. 2.500.000,-
4 Pakan Rp. 2.500.000,- (paket) 12 ton
(paket)
5 Skam 150 karung
6 Vitamin 8 bungkus
7 Obat vaksin 10 botol
JUMLAH TOTAL (Rp) 2.500.000,-

RENCANA ANGGARAN BIAYA INVESTASI


PRODUKSI AYAM PEDAGING

No Nama Alat Jumlah Harga Satuan Harga Total


1 Kandang 1 200.000.000,- 200.000.000,-
2 Blower 4 3.000.000 12.000.000,-
Pemanas +
3 6
semawar 800000 4.800.000,-
4 Tabung gas 5 150.000 750.000
5 Nipel 800 6000 4.800.000
6 Wadah pakan 160 20.000 3.200.000
7 Genset 1 8.000.000 8.000.000
8 Water turn 2000 lt 1 2.000.000 2.000.000
9 Water turn 1000 lt 1 1.500.000 1.500.000
10 Hand sprayer 1 2.000.000 2.000.000
11 Terpal 6.000.000
12 Thermometer 2 200.000 400.000
13 Timbangan 1 725.000 725.000
JUMLAH TOTAL (Rp) Rp 246.175..000,-
BAB V
PENUTUP

Program teaching factory di SMK Negeri 1 Cipaku yang dimulai dari kegiatan orientasi
dan observasi pembuatan proposal, penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
sesungguhnya ada beberapa harapan yang ingin dicapai diantaranya:
1. Guru dan siswa memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep teaching factory
2. Dengan adanya program teaching factory diharapkan sarana dan prasarana pendidikan akan
lebih lengkap
3. Melalui kegiatan program teaching factory diharapkan kompetensi guru lebih profesional
lagi, kompetensi dan skill para siswa lebih meningkat
4. Diharapkan meningkatnya kualitas para siswa untuk memproduksi barang atau jasa
5. Sehingga lulusan dari SMK Negeri 1 Cipaku setelah melaksanakan program teaching factory
dapat diserap semaksimal mungkin di dunia kerja
6. Dengan program teaching factory di SMK Negeri 1 Cipaku kemitraan dengan pihak dunia
industri lebih meningkat kembali
7. Harapan berikutnya lapangan pekerjaan dan pasar kerja bagi lulusan SMK Negeri 1 Cipaku
peluangnya lebih luas
8. Pada akhirnya tujuan yang final para siswa mampu bersaing di era global

Anda mungkin juga menyukai