Disusun Oleh :
Nama : MUHAMMAD HAFID RIFA’I
NIS : 191067
Kelas : XII TKR1
i
PENGESAHAN
IMAM TAQORUP,S.pd
Syamsudin, S.TP.,M.Si
NIP. 19620925 198603 1 006
ii
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari sepenuhnya pahwa laporan ini masih jauh dari sempurna ,
untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi sempurnanya laporan ini
sangat penulis harapkan. Mudah – mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ ii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapanga.............................................. 1
B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan......................................................... 2
C. Waktu Dan Tempat Praktek Kerja Lapangan .................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI
A.Fungsi..................................................................................................... 4
B.Nama Komponen Dan Fungsi................................................................ 4
C.Cara kerja……………………………………………………………… 24
BAB III PROSES PENGERJAAN
A.Alat Dan Bahan........................................................................................ 33
B.Keselamatan Kerja .................................................................................. 33
C.Langkah-Langkah Kerja........................................................................... 33
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................. 38
B.Saran......................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTKA
LAMPIRAN
1.Presensi........................................................................................................... 41
2.Lembar Bimbingan..........................................................................................
3.Fotocopy Sertifikat.........................................................................................
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Praktek Kerja Lapangani ini adalah wujud aplikasi antara
keterampilan,sikap dan kemampuan siswa yang diperoleh ketika dibangku
sekolah. PKL disebut dilaksanakan di berbagai instansi dan perusahaan yang
dapat digunakan untuk menambah pengalaman, pengetahuan dan keterampilan
siswa.Praktek kerja Lapangan juga dijadikan salah satu syarat nilai raport.Siswa
dapat lebih bertanggung jawab dan disiplin dengan apa yang ditugaskan kepada
mereka melalui kegiatan PKL ini.
Maka dari itu berbagai materi dan teori yang dipelajari sebelumnya
dapat dipraktekkan langsung dalam Dunia Pendidikan yang ada di negara
ini.Seperti yang kita ketahui bahwa materi dan teori yang diperoleh merupakan
salah satu pendukung terjadinya pelaksanaan kerja yang baik dan
benar.Sebagaimana yang telah diketahui sebelumnya bahwa praktek tersebut
berasal dari teori yang dipelajari sebelumnya.Oleh karena itu untuk
menyesuaikan program studinya,para siswa/siswi harus melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan (PKL). Kegiatan Prakerin ini dilakukan untuk menciptakan
sumber tenaga manusia yang berkualitas dan terampil melalui sarana dan
prasarana pendukung dan mutu pendidikan yang baik sehingga menghasilkan
lulusan yang handal dan berkualitas.
Pelaksanaan praktek kerja lapangan sebagai perwujutan dari
kebikjasanaan “Link and Match” yang prosesnya dilaksanakan di dua tempat
yaitu di sekolah dan dunia industry,upaya yang di lakukan dalam rangka
peningkatan mutu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),Untuk mencapai tujuan
relevansi pendidikan dengan tuntunan industri.Adapun harapan utama dalam
pelaksanaan praktek kerja lapangan di Dunia industri disamping itu untuk
meningkatkan keahlian professional siswa sesuai dengan kebutuhan dunia
industry,siswa juga dapat menjadi etos kerja yang meliputi; kemampuan bekerja,
motivasi kerja, disiplin, serta rajin dalam bekerja.
2
B. Tujuan Paktek Kerja Lapangan
Tujuan Praktik Kerja Lapangan meliputi :
1. Mengimplementasikan materi yang selama ini didapatkan disekolahan
2. Membentuk pola pikir yang membangun siswa/siswi untuk melakukan PKL
3. Melatih siswa/siswi untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara profesional
didalam lingkungan kerja
4. Membentuk kedisiplinan siswa/siswi saat melakukan PKL
5. Membentuk semangat kerja yang baik bagi siswa/siswi praktek kerja
lapangan
6. Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dasar yang dimiliki oleh
siswa/siswi PKL sesuai bidangnya masing-masing.
7. Menambah jenis keterampilan yang dimiliki oleh siswa agar dapat
dikembangkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
8. Menjalin kerja sama yang baik antara sekolah dengan dunia industri ataupun
dunia usaha.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Fungsi
1.SISTEM REM
.Memperlambat Laju Kendaraan
.Menghentikan Laju Supaya Aman Di kendarai
.Menghentikan Laju Kendaraan
2. SISTEM PENDINGIN
.Mendinginkan Mesin Ketika Panas
.Menjaga Temperatur Mesin Dalam Kodisi Ideal
4
Merupakan part atau komponen penting pada rem cakram, karena kaliper
rem sendiri nantinya bakal bergerak secara mekanis untuk menjepit kampas
rem pada piringan cakram. Kaliper rem ini juga sebagai tempat menopang
kampas rem dan piston brake. Komponen rem cakram mobil ini bekerja
dengan tekanan hidrolik hasil ubahan dari tekanan minyak rem yang masuk
melewati selang atau kabel rem, dan perlu diketahui, ada dua tipe kaliper rem
cakram mobil, diantaranya :
Floating Caliper
Memiliki pengertian, kaliper rem yang ada pada brake support kaliper, pada
tipe ini nantinya dapat bergeser dan bergerak ke kiri maupun ke kanan. Pada
tipe ini piston rem tersedia pada satu sisi, yang mana pada waktu piston
bergerak mendorong kampas rem, sisi lainnya bekerja menjepit bagian
kampas rem sebelahnya.
Fixed Caliper
Untuk tipe fixed caliper terpasang menyatu bersama brake support caliper,
sehingga caliper tetap diam, dan yang bekerja menekan kampas rem adalah
piston rem saja.
5
2. Kampas Rem (Brake Pads)
6
Piringan cakram atau disebut sebagai disc brake merupakan bagian yang
langsung terhubung dengan poros as roda, yang berputar mengikuti putaran
dari roda. Disamping itu, komponen rem cakram mobil ini adalah satu bagian
inti dari rem cakram mobil, karena berfungsi sebagai media yang ditekan
atau dijepit oleh kampas rem sehingga terjadilah sebuah pengereman.
Setidaknya ada dua tipe piringan cakram mobil yang berkembang sampai
dengan saat sekarang ini, diantaranya :
Solid Disc
Tipe yang pertama ini memiliki bentuk / desain yang solid, dengan tingkat
ketebalan yang tinggi dan tidak terdapat lubang – lubang pada sekitar bagian
piringan. Akan tetapi untuk daya pengereman tidak perlu diragukan, karena
terbukti mempunyai daya cengkram yang kuat.
Ventilated Disc
Lain halnya dengan solid disc, tipe ventilated disc didesain dengan adanya
lubang – lubang pada piringan cakram yang bertujuan agar bisa
7
mempercepat proses pendinginan serta cepat melepas panas ketika mobil
melakukan pengereman dan memiliki bentuk yang tipis.
Caliper bracket tidak bisa lepas dari bagian rem cakram mobil, pasalnya
caliper bracket ini berfungsi sebagai tempat guna memasang caliper, supaya
caliper tetap berada pada tempatnya atau tidak bergerak. Pemasangannya
sendiri dihubungkan dengan steering knuckle.
5. Piston Brake
8
Masih dalam lingkup caliper, piston brake berada didalam caliper yang
memiliki bentuk tabung dengan bagian unjung didesain groove (coakan)
sebagai tempat karet pelindun debu. Adapun fungsi dari piston brake untuk
menekan atau mendorong kampas rem ke piringan cakram agar putaran
roda dapat berkurang ataupun berhenti.
6. Seal Piston
9
Di bagian dalam piston terdapat beberapa part, salah satunya seal piston
yang terbuat dari bahan tahan panas dari minyak rem. Disamping itu, seal
piston terpasang bertujuan untuk mencegah terjadinya kebocoran minyak
rem yang mengalir karena proses hidrolik ketika tuas rem di injak, tidak
hanya itu saja seal piston juga berfungsi menarik piston agar kembali mundur
setelah terjadinya pengereman.
7. Master Silinder
10
Berfungsi atau tidaknya rem cakram mobil bergantung pada master silinder
rem, dimana disini master silinder rem akan mengubah gerakan mekanis
pada pedal rem menjadi tekanan hidrolik. Komponen rem cakram mobil yang
satu ini memiliki komponen piston yang terhubung pedal rem, dari piston ini
nantinya menekan fluida atau minyak rem berdasar hukum pascal. Perlu
diketahui ada dua tipe master silinder yang bisa disimak berikut ini.
Untuk tipe tandem disebutkan mempunyai dua outlet hose dan dua buah
piston yang akan memisahkan pngendaian roda belakang dan depan. Dalam
kerjanya jika salah satu piston tidak berfungsi, maka piston satunya lagi tetap
dapat melakukan proses pengereman, sehingga lebih aman ketika
digunakan.
Sesuai dengan nama yang dibawanya, master silinder tipe tunggal hanya
membawa satu outlet hose dan satu piston, dimana dengan satu bagian ini
berfungsi untuk mengendalikan ke empat roda, jadi secara keamanan
terbilang kurang, karena jika terjadi kerusakan, berarti pengereman bakal
terkendala.
11
8. Reservoir Tank
12
9. Brake Fluid (Minyak Rem)
Pada keadaan normal, volume minyak rem seharusnya tidak berkurang jika
tidak terjadi kebocoran, akan tetapi minyak rem tidak akan optimal kerjanya
ketika sudah begitu kotor. Dikarenakan minyak rem ini memiliki fungsi
sebagai media penghantar tenaga dorong dari pedal rem ke caliper,
sehingga kampas rem menjepit bagian piringan cakram.
13
10. Booster Rem
Booster rem terbuat dari membran yang terhubung dengan bagian intake
manifold. Jika terjadi kevakuman di intake manifold, membran yang
14
terhubung dengan master silinder bakal menarik pedal rem tapi tidak sampai
terjadi pengereman.
Selain itu, bosster rem memiliki fungsi sebagai assist yang dapat
meringankan tenaga penekanan pedal rem tanpa mengurangi daya
pengereman, dan komponen yang satu ini akan melipat gandakan energi
pengereman ketika pengemudi melakukan pengereman.
Alhasil pada saat pengemudi mobil menginjak pedal rem tidak membutuhkan
tenaga yang besar, atau dengan kata lain pengemudi akan merasa sangat
ringan ketika menginjak pedal rem pada waktu melakukan pengereman
berkat bantuan dari booster rem.
Selang hidrolik masuk ke komponen inti rem cakram mobil, karena dari
sinilah pendistribusian minyak rem ke setiap caliper rem dengan tekanan
hidrolik berlangsung. Tapi perlu diketahui, tekanan didalam selang hidrolik ini
cukup beragam dan berubah – ubah, untuk itu guna menahan tekanan yang
beragam tersebut, selang hidrolik dibut dari bahan yang kuat seperti bahan
baja, agar nantinya tidak terjadi kebocoran minyak rem.
15
12. Pedal Rem
16
img by autozone.com
1. Backing plate
Backing plate adalah piringan berbahan logam tipis yang berada teoat
dibelakang sistem rem tromol. Backing plate ini berfungsi sebagai rangka
sekaligus pelindung komponen rem tromol lainnya.
Jika anda lihat maka bentuk backing plate ini adalah lingkaran yang disertai
dengan banyak lubang dan tonjolan. Lubang dan tonjolan ini dibuat untuk
menyesuaikan semua part rem tromol agar bisa bekerja secara maksimal.
2. Silinder roda
17
Semua pasti sudah tahu kalau fungsi silinder roda adalah untuk mengubah
tekanan fluida menjadi gerakan mekanis. Pada sistem rem tromol, ada
beberapa tipe silinder roda yang digunakan.
Namun yang banyak digunakan saat ini adalah tipe wheel cylinder tipe dual
piston yang diaplikasikan pada tromol jenis leading dan trailing. Tipe ini
memiliki ciri silinder roda yang terikat oleh baut ke backing plate dengan dua
buah piston.
18
Wheel cylinder housing, merupakan rumah wheel cylinder yang
berbentuk silinder dan berbahan logam.
Cara kerja wheel cylinder adalah dengan menggunakan hukum pascal ketika
kita injak pedal rem, maka akan ada aliran fluida yang mengarah ke silinder
roda. Aliran yang berlangsung secara terus menerus ini akan meningkatkan
tekanan fluida dan hasilnya mendorong kedua piston yang sudah diletakan di
ujung wheel cylinder.
Piston yang terdorong oleh tekanan hidrolis akan menonjol keluar dan
menekan sepatu rem ke arah luar.
Brake shoe atau sepatu rem adalah tempat untuk meletakan kampas rem
pada sistem rem tromol. Pada rem cakram, ini disebut brake pad. Brake shoe
berbentuk setengah lingkaran berjumlah dua yang apabila digabungkan akan
membentuk sebuah lingkaran.
Dua sepatu rem berbentuk lingkaran tersebut nantinya akan berada di sisi
dalam tromol rem yang berbentuk lingkaran. Sehingga pengereman bisa
berlangsung.
19
Meski demikian, brake shoe tidak secara langsung bergesekan dengan
tromol rem. Tetapi ada part bernama kampas rem. Kampas rem ini sama
seperti kampas rem pada rem cakram yang menggunakan bahan keramik
organic.
Kampas rem ini diletakan dengan metode ditempel atau dilem pada
permukaan luar sepatu rem. Saat permukaan kampas mulai tipis, kita tidak
bisa mengganti hanya kampasnya, melainkan harus sekalian dengan sepatu
rem.
Berbeda dengan rem tromol bus dimana kampas rem dikeling menggunakan
paku keling. InI bisa diganti hanya kampasnya.
Fungsi utama return spring adalah untuk mengembalikan posisi sepatu rem
seusai proses pengereman berlangsung. Ketika kita menekan pedal rem,
sepatu rem bergerak ke arah luar dan menempel dengan tromol rem. Namun
ketika kita lepas pedal rem, maka sepatu rem harus bisa kembali mengincup.
Ada dua buah pegas biasanya dalam satu rem tromol yaitu ;
Upper spring, pegas ini berada dibagian atas tepatnya dibawah wheel
cylinder. Fungsi utama pegas ini adalah untuk mengembalikan posisi
sepatu rem agar menutup.
Lower spring, sementara pegas kedua yang terletak didekat adjuster
berfungsi menjaga agar dua buah sepatu rem bisa menekan adjuster.
Untuk rem tromol mobil, sepatu rem memang terletak menempel pada
backing plate. Namun yang perlu digaris bawahi adalah sepatu rem ini
bersifat dinamis (bergerak-gerak). Sehingga mekanisme holder yang dipakai
20
harus bisa menunjang hal ini.
Brake shoe holder terdiri dari sebuah pin yang memiliki pengunci, per dan
plat penekan. Ketiga bagian ini saat dipasangkan akan menjaga sepatu rem
tetap menempel pada backing plate tapi masih bisa digerakan kekiri dan
kekanan.
Dibagian bawah rem tromol mobil akan kita temui mekanisme screw adjuster.
Fungsinya sebagai penyetel celah antara kampas rem tromol dengan
permukaan tromol saat pedal rem tidak ditekan.
Prinsip kerja penyetelan ini, menggunakan prinsip sekrup. Dimana ada dua
buah komponen utama yang terdiri dari baut dan mur. Saat kota putar baut
penyetel sesuai jarum jam maka baut akan masuk. Ini menyebabkan panjang
adjuster mengecil atau celah rem longgar.
Sebaliknya, ketika kita putar berlawanan jarum jam maka adjuster akan
semakin memanjang sehingga celah rem bisa lebih rapat,
Ini salah satu perbedaan rem tromol motor dan mobil, kalau motor tidak
dilengkapi dengan mekanisme parking brake tapi untuk mobil ada
mekanisme rem parking yang membuat konstruksinya lebih rumit.
Terbilang ada dua buah lever pada mekanisme rem parkir ini yaitu
21
Park brake lever, salah satu ujung lengan ini memiliki engsel yang
tersambung pada brake shoe bagian atas. Sementara ujung lainnya,
terhubung ke kabel rem.
Brake shoe link, lengan ini akan menghubungkan park brake lever
dengan brake shoe yang satunya,
Cara kerja rem parkir ini, ketika kita tarik tuas rem maka park brake lever
akan tertarik. Tarikan ini akan mendorong brake shoe link untuk bergerak
kearah luar, sehingga kampas rem sekunder langsung menempel dengan
permukaan tromol.
Kemudian, karena kampas rem sekunder sudah mentok maka akan terjadi
efek pengungkit dimana tarikan park brake lever juga mendorong kampas
rem primer ke permukaan tromol.
8. Drum/tromol rem
Hasilnya berupa panas yang juga akan menghentikan putaran tromol rem.
Kabel ini, memang tidak berbeda dengan kabel berbahan kawat baja lainya.
Fungsi utama kabel rem parkir adalah untuk menghubungkan gerakan tuas
rem parkir dengan parking brake lever yang ada pada rem.
2.SISTEM PENDINGIN
22
1. Cairan Radiator Atau Coolant
Sudah jelas sekali perangkat utama dari cooling system adalah coolant, atau cairan
pendingin. Umumnya cairan ini memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada air
biasa, sehingga mampu meredakan panas pada mesin. Tidak hanya itu, coolant juga
memiliki kandungan yang tidak membuat korosi.
2. Radiator
Untuk lebih detail, ada baiknya untuk memahami cara kerja radiator. Umumnya,
radiator terbuat dari 3 jenis material. Ada yang terbuat dari aluminium, tembaga, atau
kuningan.
3. Water Pump
23
Seperti namanya, water pump atau pompa air adalah komponen sistem pendingin
/alat pendingin mesin mobil yang bertugas untuk memompa coolant yang sudah
dingin. Pompa ini akan mengalirkan cairan ke blok mesin, silinder, dan kembali ke
radiator. Secara garis besar, pompa elektrik inilah yang akan mendistribusikan cairan
secara terus menerus.
Katup atau tutup radiator ini punya tugas yang sangat penting, yakni menyegel
lubang pada blok mesin dan kepala silinder. Namun, plug ini juga memiliki fungsi
ganda untuk mengalirkan air yang menguap ke tabung cadangan. Biasanya aliran ini
terjadi jika tekanan radiator melebihi angka 0,7 atau bahkan 0.9 satuan bar.
6. Thermostat
Sudah jelas sekali bahwa alat ini bertugas untuk menjaga suhu kerja pada mesin.
Namun termostat juga merangkap sebagai perangkat untuk menentukan apakah
Coolant bisa masuk ke dalam radiator atau tidak. Thermostat terpasang tepat di mulut
selang silinder, sehingga termostat bisa menutup katup saat suhu mesin belum
optimal.
7. Kipas Radiator
Kipas ini umumnya berada di dekat heater core yang berfungsi untuk mengalirkan
udara pendingin. Lokasi tersebut juga berkaitan dengan tujuan untuk memberi udara
dingin melalui kisi radiator. Umumnya, kipas ini aktif jika mobil dalam keadaan
berhenti dan tidak ada angin yang masuk.
8. Selang Radiator
Komponen sistem pendingin /alat pendingin mesin mobil terakhir adalah selang yang
menjadi penghubung dan sistem pendistribusian coolant. Selan ini akan
menghubungkan blok mesin dan radiator untuk mengalirkan air radiator panas
kembali ke radiator dan juga sebaliknya.
24
Rangkaian komponen cooling system pada kendaraan bekerja sama untuk
mengurangi panas pada mesin. Hal ini terutama berfungsi untuk mengurangi overheat
pada mesin dan silinder. Cairan coolant akan meluncur dari satu komponen ke
lainnya untuk merendahkan panas. Pastikan semua perangkat pendingin dalam
keadaan optimal agar bekerja sempurna
C.CARA KERJA
1. CARA KERJA SISTEM REM
A.CARA KERJA SISTEM REM CAKRAM
Secara umum, ada tiga buah model penggerak rem yakni ;
Pada kendaraan bermotor khususnya mobil penumpang dan sepeda motor, umumnya
menggunakan sistem kontrol hidrolis. Oleh sebab itu, pada materi ini kita hanya
menjelaskan bagimana cara rem cakram hidrolis bekerja.
25
Ketika kita menginjak pedal rem, maka akan timbul tekanan hidrolis dari master
silinder. Tekanan hidrolis tersebut akan disalurkan ke aktuator rem dalam hal ini
caliper rem. Pada caliper rem, tekanan hidrolis tersebut akan digunakan untuk
menggerakan piston didalam caliper. Gerakan piston didalam caliper ini akan
mendorong dua buah kampas rem untuk bergerak menjepit rotor yang sedang
26
berputar. Hasilnya rotor akan berhenti berputar karena putarannya terhambat oleh
kampas rem yang menjepit rotor tersebut.
27
28
Ketika kita melepas pedal rem, maka tekanan hidrolis yang sebelumnya ada didalam
sistem rem menjadi hilang. Ini akan menyebabkan kampas rem kehilangan daya
dorong karena daya dorong pada kampas rem ini sejatinya berasal dari kekuatan
injakan kaki kita pada pedal rem. Hasilnya, rotor bisa terbebas dan bisa kembali
berputar.
29
Mungkin sebagian orang masih belum mengetahui apa itu rem tromol? Rem yang
melekat pada kendaraan bermotor ini, merupakan sistem pengereman yang
memanfaatkan metode gesekan antara kampas dengan sebuah elemen menyerupai
mangkuk. Desain pada rem tromol ini diusung berkat adanya beberapa komponen
penting.
Komponen tersebut diantaranya sepatu rem atau brake shoe, dudukan rem tromol
atau backplate, pegas pengembali atau return springs, tromol atau drum, tuas
penggerak atau lever, dan cam atau nok penggerak.
Berbagai elemen penyusun rem tromol ini memiliki fungsi tersendiri demi
menciptakan adanya gesekan antara ban dengan permukaan jalan.
Dikala pengendara menginjak pedal untuk memulai cara kerja rem tromol, secara
otomatis akan menekan elemen pushrod serta piston master silinder dengan
bersamaan.
Sama halnya dengan rem hidrolik, rem tromol juga menerapkan hukum pascal.
Dimana tekanan zat cair yang ditimbulkan tersebut diteruskan ke berbagai arah
dengan besar tekanan yang sama.
Usai menjadi energi mekanis, piston yang terletak di silinder roda akan bergerak
keluar untuk menekan kanvas rem yang berakibat brake shoe mengembang dan
menimbulkan gaya penekanan antara brake shoe dengan drum brake.
Adanya penekanan pada cara kerja rem tromol tersebut menimbulkan gesekan serta
panas pada putaran tromol rem. Putaran drum brake pun akan secara perlahan
berkurang dan menekan kecepatan laju kendaraan untuk berhenti.
Tatkala penekanan pedal rem dilepaskan oleh pengendara, maka pegas yang berada
di sekeliling pedal rem akan menariknya kembali ke posisi awal. Begitupun dengan
piston dalam master silinder juga akan ikut tertarik ke posisi semula
30
2.CARA KERJA SISTEM PENDINGIN
Prinsip kerja pendingin radiator ini, adalaha perpindahan panas dari mesin
ke udara bebas. Tapi karena mesin mobil itu tertutup, dalam artian udara
bebas tidak bisa mengalir melewati mesin maka dibuatlah komponen
tambahan bernama radiator.
Jadi alurnya, panas mesin - air pendingin - radiator -- (suhu air turun) - air
kembali kemesin untuk menangkap panas.
Saat dipagi hari dimana suhu mesin masih dingin, cooling system tidak akan
bekerja walau mesin menyala.
Dalam tahap ini, alurnya mesin menyala - panas mesin terbentuk - air
pendingin menyerap panas - air bersirkulasi hanya didalam mesin karena
thermostat tertutup.
Jadi saat suhu mesin masih dingin tetap ada sirkulasi air pendingin namun
sirkulasinya hanya sebatas didalam water jacket mesin. Hal ini dikarenkan
thermostat masih tertutup. Tehrmostat adalah katup air pendingin yang
memisahkan saluran air pendingin didalam mesin dengan saluran ke
radiator.
Thermostat ini akan terbuka secara otomatis saat suhu mesin mencapai 80
derajat celcius.
31
Seperti yang dijelaskan diatas, sirkulasi air pendingin hanya berlangsung
didalam mesin karena thermostat tertutup. Tapi saat suhu air pendingin mulai
menyentuh 80 derajat celcius maka katup pada thermostat akan mulai
terbuka.
Hal ini menyebabkan sirkulasi air pendingin dari mesin semakin luas hingga
ke radiator.
Advertisement
tipe lilin, tipe ini bekerja secara konvensional. Dimana element seperti lilin ini
akan bereaksi seiring bertambahnya suhu air. Saat likin bereaksi thermostat
akan membuka.
tipe elektrik, untuk tipe kedua bekerja secara elektronik. Dimana pembukaan
thermostat diatur langsung oleh ECM dengan sensor ECT sebagai
indikatornya. (lebih lengkap ; Cara kerja thermostat)
ketika thermostat terbuka, air panas didalam mesin akan bersirkulasi keluar
melalui themostat. Sehingga sirkulasi air pendingin dari mesin mencapai
radiator.
Namun, kipas pendingin masih belum menyala. Hal ini dikarenakan suhu 80
derajat celcius merupakan suhu kerja mesin. Dengan kata lain, sistem
pendingin akan mempertahankan suhu mesin antara 80 hingga 90 derajat
celcius.
32
Tapi ketika suhu mesin terus meningkat bahkan melebihi suhu kerja (lebih
dari 90 derajat celcius) maka kipas akan beraksi untuk mengalirkan aliran
udara melewati sirip-sirip radiator.
Low, kipas berputar dengan kecepan rendah saat suhu mesin mencapai 90
derajat. Suhu ini masih dalam suhu kerja mesin, namun kipas akan menjaga
agar penambahan suhu berlangsung lebih lama.
medium, kipas akan berputar dengan kecepatan medium ketika terdeteksi
suhu diatas suhu kerja mesin. Putaran berangsur akan mendinginkan mesin.
high, kipas akan berputar demgan kecepatan penuh saat mesin bekerja dengan
RPM tinggi dan suhu kerja mesin telah terlampaui. Putaran ini akan
mendinginkan suhu mesin yang memiliki penambahan panas cepat karena
bekerja dengan RPM tinggi.
33
Pada tahap ini, bisa dikatakan sistem pendingin sepenuhnya aktif. Hasil dari
pendinginan ini, suhu air pada tanki bawah radiator lebib rendah. Sehingga
bisa digunakan kembali untuk menyerap panas pada mesin. (selengkapnya
bisa baca prinsip kerja radiator)
kipas akan berhenti berputar saat suhu mesin kembali normal (80 - 90 derajat
celcius). Artinya cooling fan dalam sistem pendingin radiator, berfungsi untuk
menjaga mesin tidak mengalami overheating
BAB III
PROSES PENGERJAAN
1 .GANTI KAMPAS REM DEPAN
A.Alat dan Bahan
34
3.Lepaskan roda
4.Buka mur caliper menggunakan kunco shock/kunci yang cocok
5.Copot caliper dan gantungkan caliper pada per skok dan ikat dengan tali
6.Copot kampas yang bekas
7.Pasang kampas yang baru
8.pasang kembali caliper yang di copot
9.pasang kembali rodanya
10.kencangkan kembali mur pada roda
11.turunkan dongkrak
12.cek kembali kekencangan roda
13.pastikan mobil dalam keadaan netral dan nyalakan mesinya,injek pedal
15-20kali untuk memastikan kampas rem nya
2.GANTI THERMOSTAT
A. Alat dan bahan
1.Kunci kunci yang di perlukan
2.Gunakan pipa jika perlu
3.kunci shock
4.kampas baru
B.Keselamatan Kerja
35
Cairan radiator tidak harus dikuras sepenuhnya, cukup pada level dibawah selang
yang terhubung ke Thermostat.
Selanjutnya temukan baut pengunci rumah termostat pada mesin lepaskan dua
atau tiga baut yang menahan rumah termostat ke mesin seperti gambar dibawah
ini.
36
Setelah baut terlepas semuanya, selanjutnya cobalah sedikit mengetuk-ngetuk
rumah Thermostat dengan ringan yang dapat membantu melonggarkan rekatan
rumah thermostat yang menempel pada mesin.
, kemudian lepas dan tarik perlahan rumah termostat tersebut.
3. Langkah selanjutnya yaitu lepas thermostat dengan cara congkel pakai obeng
dan tarik perlahan seperti gambar dibawah ini.
37
Selanjutnya kikis / bersihkan material bekas paking / gasket lama dari permukaan
flensa dan permukaan dinding lobang mesin. Kedua permukaan harus benar-
benar bersih, kering, dan rata sebelum memasang paking baru.
Beberapa termostat memiliki lubang kecil atau lubang ventilasi untuk mencegah
gelembung udara terperangkap di bawah termostat (yang dapat mencegahnya
membuka dan menyebabkan mesin terlalu panas). Lubang ventilasi udara juga
memudahkan pengisian ulang sistem pendingin.
5. Oleskan lapisan lem paking ke kedua sisi paking baru, kemudian posisikan
paking dengan tepat dan pasang kembali rumah thermostat.
Selang yang sudah berumur rentan tejadi keretakan karena efek dari panas cairan,
gantialah selang jika sudah tidak layak untuk mengurangi risiko kegagalan /
kebocoran selang.
Ganti juga klem pengikat selang jika kondisi nya sudah berkarat. Mereka
kehilangan ketegangan karena usia.
8. Jika semua komponen sudah terpasang kembali, selanjutnya bisa anda isi
kembali radiator dengan cairan pendingin sampai penuh / level up.
38
Periksa juga kipas pendingin radiator, kipas secara otomatis akan berputar saat
radiator mencapai suhu kerja.
Periksa juga bagian selang dan komponen lainya, pastikan tidak ada kebocoran
cairan pendingin .
Pertahan kan level cairan pendingin dengan memeriksa secara rutin dan berkala.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembelajaran di dunia kerja dan industri adalah suatu strategi yang
memberi peluang kepada peserta mengalami proses belajar melalui bekerja
langsung pada pekerjaan yang sesungguhnya. Dengan adanya prakerin penulis
dapat merasakan bagaimana pelaksanaan praktek langsung di lingkungan dunia
kerja yang langsung dibimbing oleh pihak kantor.
Bahkan kami dapat mengukur sejauh mana pengusahaan ilmu yang
didapatkan di sekolah . Dengan adanya kegiatan prakerin,hubungan yang saling
menguntungkan antara Dunia Usaha/Industri dan sekolah dapat terjamin. Dunia
Usaha sedikit terbantu dengan adanya siswa SMK yang melaksanakan
prakerin ,sedangkan pihak sekolah khususnya para siswa dapat memperoleh
ketrampilan tambahan yang tidak didapatkannya di sekolah . Dengan adanya hal
tersebut di atas,maka program linkandmatch dapat berjalan sebagaimana
mestinya . Dalam hal ini Dunia Usaha/Dunia Industri turut berperan serta dalam
39
mencetak tenaga tingkat menengah yang pada akhirnya dapat menekan angka
penganggura sekecil mungkin.
Dalam melaksanakan suatu hal pasti timbul kendala ,begitu juga dengan
penulis dalam melaksanakan Prakerin. Kendala yang timbul antara lain Adanya
perbedaan antara teori di sekolah dengan pelaksanaan praktik di industri.
B. SARAN
1. Penulis berharap agar program praktik kerja Lapagan (PKL) yang telah
berjalan selama ini dapat dipertahankan demi kelancaran PKL itu sendiri
saran penulis untuk program PKL yang selanjutnya adalah agar sekolah
(dalam hal ini pembimbing) lebih intensif dan aktif dalam melakukan
pengawasan terhadap siswa yang melaksanakan PKL, agar tingkat
ketidakhadiran siswa di tempat PKL dapat diminimalisir.
2. Menurut penulis, seharusnya pemadatan materi untuk siswa yang akan
melaksanakan PKL dilakukan sebelum siswa melaksanakan prakerin,agar
pada prakerinsiswa dapat tetap belajar dengan baik dan tidak tertinggal materi
pelajaran dan setelah prakerin usai ,untuk siswa dapat diadakan evaluasi dari
materi pelajaran yang telah diberikan sebelum siswa melaksanakan PKL.
40
DAFTAR PUSTAKA
41
LAMPIRAN
42
43
44