Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN TERAPI KOMPRES HANGAT MENGGUNAKAN WARM

WATER ZACK (WWZ) TERHADAP PERUBAHAN SUHU TUBUH


PADA PASIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
HIPERTERMI DI PAVILIUN X
RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN
TANGERANG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Program

DIII Keperawatan

Disusun Oleh :

CECEP CIPTA WIWAHA


NIM : P27901119062

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN
TANGERANG
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertermi merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko

mengalami kenaikan suhu tubuh lebih dari 37,8°C (100°F) per rektal yang sifatnya

menetap karena faktor eksternal (Ilmiah 2016). Hipertermi atau demam merupakan

suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur

suhu di hipotalamus (Wardiyah, Setiawati, & Romyati, 2016). Pengukuran suhu

tubuh di berbagai tubuh memiliki batasan nilai atau derajat demam yaitu aksila/ketiak

>37,2°C, suhu oral/mulut >37,8°C, suhu rektal/anus >38°C. Sedangkan demam tinggi

bila suhu tubuh >39,5°C dan hiperpireksia bila suhu >41,1°C. Pengukuran suhu pada

oral dan rektal lebih menunjukan suhu tubuh sebenarnya, namun hal ini tidak

direkomendasikan kecuali benar-benar dapat dipastikan keamanannya khusunya pada

anak-anak (Fatkularini, Asih, & Solechan 2014).

World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam

diseluruh dunia mencapai 16-33 juta dengan 500-600 ribu kematian tiap tahunnya

(Wardiyah et al., 2016). Prevalensi demam di Indonesia diperkirakan 350-810 kasus

per 1000 penduduk pertahun atau kurang lebih sekitar 600.000-1,5 juta kasus

(Masruroh et al,2017). Menurut profil kesehatan indonesia tahun 2019, demam atau

hipertermi merupakan salah satu penyebab kematian pada anak balita usia 12-59

bulan dengan presentase 7,3%. Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit

Umum Kabupaten Tangerang, jumlah pasien demam yang dirawat di ruang Seruni

pada tahun 2017 yakni sebanyak 209 orang, dengan presentase sekitar 14,1 % dari

total keseluruhan pasien yang dirawat di ruang Seruni (Unarudin, 2017).

Selama mengalami demam, metabolisme meningkat 10-12 % untuk menaikan

derajat suhu dan kebutuhan oksigen bertambah. Peningkatan penggunaan energi saat

metabolisme ini akan memproduksi panas tambahan sehingga jika tidak ditangani

akan menyebabkan tubuh lemah karena menghabiskan cadangan energi tubuh, selain

itu peningkatan suhu tubuh juga dapat meningkatkan risiko kekurangan volume

cairan akibat peningkatan Insesible Water Lose (IWL) melalui pernafasan dan
pengeluaran keringat (diaphoresis). Kebutuhan cairan yang tidak terpenuhi dapat

menimbulkan kerusakan jaringan karena penurunan proses perfusi pada jaringan.

Demam tinggi dapat membahayakan karena berpotensi menimbulkan kejang dan

apabila tidak ditangani akan menyebabkan hipoksia jaringan otak dan akhirnya terjadi

kerusakan pada otak.

Otak manusia menjadi lebih sensitif dan mudah mengalami kematian sel

ketika suhu badan tinggi. Sehingga, suhu dalam tubuh perlu dijaga

keseimbangannnya yakni antara jumlah panas yang hilang dengan jumlah panas yang

diproduksi (Masruroh et al,2017). Suhu tubuh yang optimum sangat penting untuk

kehidupan sel agar dapat berfungsi secara efektif (Masruroh et al,2017). Oleh karena

itu, perawat harus berusaha untuk dapat memelihara suhu tubuh pasien agar tetap

dalam batas normal, baik itu dengan menggunakan penanganan farmakologi yang

berkolaborasi dengan dokter yaitu salah satunya dengan memberikan antipiretik

seperti obat paracetamol ataupun ibuprofen maupun penanganan non farmakologi

yang merupkan tindakan pelengkap farmakologi dalam upaya menurunkan suhu

tubuh salah satunya yakni penerapan kompres hangat menggunakan Warm Water

Zack (WWZ).

Kompres hangat adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan

menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan kehangatan pada bagian

tubuh yang diperlukan guna memperlancar sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit,

memberi rasa nyaman dan tenang pada pasien (Masruroh et.al,2017). Yang mana

pada penerapan tindakan kali ini, penulis akan menggunakan Warm Water Zack

(WWZ) yaitu kantong karet yang diisi dengan air panas dengan suhu tertentu sebagai

media untuk penerapan terapi kompres hangat pada pasien.

Penerapan kompres hangat ini dilakukan pada daerah pembuluh darah besar

yang merupakan upaya untuk memberikan rangsangan pada area preoptik

hipotalamus agar menurunkan suhu tubuh (Sorena et.al,2019). Sinyal hangat yang

dibawa oleh darah ini akan menuju hipotalamus dan merangsang area preoptik

sehingga mengakibatkan pengeluaran sinyal oleh sistem efektor (Sorena et.al,2019).

Sinyal ini akan menyebabkan tubuh mengeluarkan panas dengan mekanisme dilatasi
pembuluh darah perifer dan berkeringat. Dengan kompres hangat, suhu diluar tubuh

akan lebih tinggi dari pada suhu dalam tubuh sehingga tubuh pun akan

menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas, akhirnya tubuh akan

menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan suhu pengatur

tubuh (Sorena et.al,2019). Dengan suhu diluar tubuh yang lebih tinggi dari suhu di

dalam tubuh, membuat pembuluh darah tepi dikulit melebar dan mengalami

vasodilatasi sehingga pori-pori kulit akan membuka dan mempermudah pengeluaran

panas yang mengakibatkan terjadinya perubahan suhu tubuh (Sorena et.al,2019).

Pemberian kompres hangat pada aksila (ketiak) dinilai lebih efektif karena

pada daerah tersebut banyak terdapat pembuluh darah besar dan banyak terdapat

kelenjar keringat apokrin yang mempunyai banyak vaskuler sehingga akan

memperluas daerah yang mengalami vasodilatasi yang akan memungkinkan

percepatan perpindahan panas dari dalam tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat

lebih banyak (Nofitasari&Wahyuningsih,2019).

Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari&Agustin

(2020) yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pasien Demam Tifoid dalam Pemenuhan

Kebutuhan Termoregulasi”, setelah diberikan tindakan kompres hangat pada kedua

aksila kanan dan kiri dalam 1 periode selama 20 menit dan setiap 5 menit diganti,

didapatkan hasil terjadi perubahan suhu tubuh dari 38,5°C menjadi 37,4°C. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan suhu tubuh setelah diberikan kompres

hangat.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

studi kasus dengan judul “Penerapan Terapi Kompres Hangat Menggunakan Warm

Water Zack (WWZ) terhadap Perubahan Suhu Tubuh pada Pasienalat ini? dengan

Masalah Keperawatan Hipertermi di...

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah

“Bagaimana pengaruh penerapan terapi kompres hangat menggunakan Warm Water

Zack (WWZ) terhadap perubahan suhu tubuh pada pasien dengan masalah

keperawatan hipertermi?”
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penulis mengetahui penerapan tindakan kompres hangat menggunakan

Warm Water Zack (WWZ) terhadap perubahan suhu tubuh pada pasien

dengan masalah keperawatan hipertermi di ...

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini bahwa penulis:

a. Mampu mengidentifikasi data fokus pada pasien dengan masalah

keperawatan hipertermi.

b. Mampu mengidentifikasi masalah keperawatan berdasarkan hasil

pengkajian.

c. Mampu mengidentifikasi tindakan berdasarkan masalah keperawatan.

d. Mampu melakukan penerapan terapi kompres hangat menggunakan

Warm Water Zack (WWZ).

e. Mengetahui respon pasien setelah dilakukan tindakan terapi kompres

hangat menggunakan Warm Water Zack (WWZ) terhadap perubahan

suhu tubuh.

f. Mengetahui evaluasi pasien setelah dilakukan tindakan terapi kompres

hangat menggunakan Warm Water Zack (WWZ) terhadap perubahan

suhu tubuh.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Penulis

Memperoleh wawasan dan pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset

keperawatan, khususnya menggambarkan tentang penerapan terapi

kompres hangat menggunakan Warm Water Zack (WWZ) terhadap


perubahan suhu tubuh pada pasien dengan masalah keperawatan

hipertermi.

2. Bagi Pendidikan

Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan untuk

mahasiswa D III keperawatan khususnya yang berkaitan dengan

penerapan terapi kompres hangat menggunakan Warm Water Zack

(WWZ) terhadap perubahan suhu tubuh pada pasien dengan masalah

keperawatan hipertermi.

Anda mungkin juga menyukai