Anda di halaman 1dari 10

Jurnal

Jurnal Administrasi Publik, volume IV no. 1 (2008) 45 - 62


Administrasi Publik
PKP2A II LAN MAKASSAR

KONDISI BIROKRASI DI INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA


DENGAN PELAYANAN PUBLIK

Badu Ahmad
Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Fisip

Abstrak
Hambatan utama penyelenggaraan pelayanan prima di Indonesia adalah patologi birokrasi yang sampai saat
ini masih dirasakan oleh masyarakat atas perlakuan yang diterima dari aparat pemerintah. Untuk mengatasi
patologi birokrasi tersebut diperlukan kebijakan yang harus dilaksanakan secara konsisten oleh setiap aparatur
dan masyarakat secara bersama-sama. Tujuannya adalah perwujudan prinsip-prinsip Good Governance dan Clean
Government dalam pelayanan publik. Solusi yang sebaiknya dilakukan oleh pemerintah adalah: (a) dalam
hubungannya dengan berpola patron-klien, tidak memiliki stándar pelayanan yang jelas/pasti, tidak kreatif, perlu
membentuk UU pelayanan publik yang memihak pada rakyat; (b) dalam hubungannya dengan struktur yang
gemuk, kinerja yang berbelit-belit, perlu dilakukan restrukturisasi birokrasi pelayanan publik; (c) untuk mengatasi
kolusi, korupsi dan nepotisme, selain kedua hal di atas maka diharapkan pemerintah menetapkan perundangan di
bidang Information Teknologi (IT), sebagai bagian Pengembangan dan Pemanfaatan E-Government agar
penyelenggaraan pelayanan publik terdapat transparansi dan saling kontrol; (d) setiap daerah provinsi dan
kabupaten dituntut membuat Perda, yang jelas mengatur secara seimbang hak dan kewajiban dari penyelenggara
dan pengguna pelayanan publik; (e) setiap daerah dibutuhkan lembaga ombudsman, lembaga ini bisa berperan
sebagai ombudsman di daerah menjadi satu kenicayaan apabila kita ingin memberdayakan kedudukan warga di
mata rezim pelayanan. Ombusdman harus diberikan kewenangan yang memadai untuk melakukan investigasi dan
mencari penyelesaian yang adil terhadap perselisihan antara pengguna jasa dan penyelenggara dalam proses
pelayanan publik; (f) peran kualitas sumber daya aparatur sangat pengaruhi kualitas pelayanan.

I. PENDAHULUAN birokrasi publik memberikan andil yang


Birokrasi merupakan instrumen penting relatif besar. Semua yang terdapat dalam
dalam masyarakat yang kehadirannya tak cakupan penyelenggaraan negara tidak
mungkin terelakkan. Birokrasi adalah terlepas dari konteks public services dan
sebuah konsekuensi logis dari diterimanya public affairs. Barang dan jasa publik
hipotesis bahwa negara mempunyai misi hendaknya dapat dikelola secara efisien dan
suci yaitu untuk mensejahterakan efektif. Sedangkan konsekuensi
rakyatnya. Untuk itu negara harus terlibat pengelolaan tersebut menjadi tanggung
langsung dalam memproduksi barang dan jawab birokrasi.
jasa publik yang diperlukan oleh rakyatnya. Peranan pemerintah yang strategis,
Negara secara aktif terlibat dalam akan banyak ditopang oleh bagaimana
kehidupan sosial rakyatnya. Untuk itu birokrasi publik mampu melaksanakan
negara membangun sistem administrasi tugas dan fungsinya. Salah satu tantangan
yang bertujuan untuk melayani kepentingan besar yang dihadapi birokrasi adalah
rakyatnya yang disebut dengan istilah bagaimana mereka mampu melaksanakan
birokrasi. kegiatan secara efektif dan efisien, karena
Berkenaan dengan upaya pelayanan selama ini birokrasi diidentikkan dengan
dan mewujudkan kesejahteraan rakyat, kinerja yang berbelit-belit, berpola patron-
46 Badu Ahmad / Jurnal Administrasi Publik, volume IV no. 1 (2008) 37 - 44 Badu Ahmad / Jurnal Administrasi Publik, volume IV no. 1 (2008) 37 - 44 47

klien, tidak memiliki stándar pelayanan yang kemacetan administrasi atau tidak adanya untuk memenuhi tugas itu diberikan oleh birokrasi adalah terletak pada penjelasan
jelas/pasti, tidak kreatif, struktur yang efisiensi. Padahal pengertian birokrasi yang orang lain, bukan oleh pemegang peranan ketika ia mendiskusikan tipe rasional yang
tambun (gemuk), penuh dengan kolusi, sebenarnya bukan itu. itu. Pejabat memiliki ciri yang murni.
korupsi dan nepotisme. Sejumlah patologi Birokrasi dimaksudkan untuk membedakannya dengan pekerja yaitu ia Sesuai dengan teorinya bahwa
tersebut menjadi hambatan luar biasa untuk mengorganisir secara teratur suatu memiliki otoritas. Weber menolak untuk keyakinan dalam legitimasi adalah dasar
dapat mewujudkan sebuah pelayanan yang pekerjaan yang harus dilakukan oleh banyak menyebut birokrasi bagi pejabat yang dipilih bagi hampir semua sistem otoritas, ia
memuaskan masyarakat. Birokrasi orang. Birokrasi adalah tipe dari suatu atau seseorang yang diseleksi oleh memulai dengan mengemukakan lima
Indonesia masih jauh dari apa yang disebut organisasi yang dimaksudkan untuk sekumpulan orang. Ciri pokok pejabat keyakinan berkaitan adanya otoritas yang
good governance. mencapai tugas-tugas administratif yang birokratis, bahwa ia adalah orang yang sah bergantung. Bentuk ringkasnya adalah
Agus Dwiyanto (2003:1), dan A.T. besar dengan cara mengkoordinir secara diangkat. Dengan menyatakan ini, Weber sebagai berikut:
Sulistiyani (2004:10) Birokrasi menurut sistematis (teratur) pekerjaan dari banyak telah hampir sampai pada definisi umumnya a. Bahwa dengan ditegakkannya peraturan
model Weber ini sangat ideal bahkan orang. Dalam suatu rumusan lain yang dikenakan terhadap birokrasi. Ia (code) yang sah maka suatu organisasi
sempurna. Karena itu cenderung tidak dikemukakan bahwa birokrasi adalah “Tipe menulis “tidak ada pelaksanaan otoritas dapat menuntut kepatuhan dari para
sesuai dengan praktek di sebagian besar organisasi yang dipergunakan yang benar-benar birokratis, semata-mata anggotanya.
birokrasi di dunia, terlebih di Indonesia. pemerintahan modern untuk pelaksanaan melalui pejabat yang dibayar dan diangkat
Pengalaman dan praktek Birokrasi di berbagai tugas-tugasnya yang bersifat secara kontrak. b. Bahwa hukum merupakan suatu sistem
Indonesia, seperti perilaku birokrasi di masa spesiali-sasi, dilaksanakan dalam sistem aturan-aturan abstrak yang diterapkan
Menurut Blau (1987:126) dan Albrow, pada kasus-kasus tertentu, sedangkan
Orde Baru sebagaimana masih segar dalam administrasi dan khususnya oleh aparatur 1989:31), barangkali baik karena latar
ingatan bangsa Indonesia, jelas-jelas pemerintah”. administrasi, mengurus kepentingan-
belakang teknis maupun generalitasnya, kepentingan organisasi yang ada dalam
memihak kepentingan kelompok politik yaitu Menurut Blau dan Meyer ( 1987:4), konsep birokrasi Weber dapat dirangkum ke
Golongan Karya, birokrasi dijadikan batas-batas hukum.
birokrasi justru untuk melaksanakan prinsip- dalam jenis definisi ini: dengan birokrasi
instrumen paling ampuh dalam hal prinsip organsasi yang ditujukan untuk yang dimaksudkan ialah suatu badan c. Bahwa manusia yang menjalankan
memobilisasi massa dalam pemilihan meningkatkan efisiensi administratif, administratif tentang pejabat yang diangkat. otoritas juga memasuki tatanan
umum. Tidak ada yang bisa menandingi biarpun kadangkala dalam pelaksanaannya Patut diperhatikan betapa dekat rumusan impersonal tersebut.
struktur dan kuatnya posisi birokrasi di birokratisasi akibatnya seringkali malahan dengan konsep-konsep Michels dan Mosca. d. Bahwa hanya anggota yang taat yang
masyarakat mulai dari pusat sampai di desa- kurang adanya efisiensi. Malahan birokrasi Seperti halnya mereka, Weber juga benar-benar mematuhi hukum.
desa. Maka tidaklah mengherankan dengan ini terdapat pada semua organisasi besar, memandang birokrasi sebagai hubungan e. Bahwa kepatuhan itu seharusnya tidak
posisi keberpihakan birokrasi atau aparatur tidak saja pada bidang militer atau kolektif bagi golongan pejabat, suatu kepada person yang memegang otoritas
pemerintahan pada partai politik pemerintah sipil, tetapi juga pada swasta kelompok tertentu dan berbeda, yang melainkan kepada tatanan impersonal
menimbulkan pelayanan kepada rakyat dan lain-lain. pekerjaan dan pengaruhnya dapat dilihat yang menjaminnya untuk menduduki
menjadi terkesampingkan, padahal tugas Weber banyak sekali menulis tentang dalam semua jenis organisasi. Tetapi adalah jabatan itu.
utama dari birokrasi adalah public servent kedudukan pejabat dalam masyarakat juga benar, Weber menekankan pada ciri- Berdasarkan konsepsi legitimitasi ini
(pelayan masyarakat). modern. Sebagai organisasi Modern yang ciri organisasional tertentu, khususnya Weber (Albrow, 1989:32-33) dapat
konsep dasarnya dikembangkan oleh Max menurut prosedur pengangkatannya, yang merumuskan delapan proposisi tentang
Weber (1864-1920) dalam Peter M. Blau & berarti bahwa dalam konsep umum penyusunan sistem otoritas legal sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA birokrasinya bukan hanya gagasan tentang
Marshall W. Meyer (1987:25), Ambar berikut:
1. Konsep Birokrasi Sulistiyani (2004:3), Martin Albrow kelompok, tetapi juga gagasan bentuk- a. Tugas-tugas pejabat diorganisir berda-
(1989:41) birokrasi adalah bentuk bentuk tindakan yang berbeda. Hal ini sarkan aturan yang berkesinambungan.
a. Pengertian Birokrasi menjadikan konsep Weber lebih penting dan
organisasi kekuasaan yang sepenuhnya b. Tugas-tugas tersebut dibagi atas bidang-
Para penulis di atas memberi diserahkan kepada para pejabat resmi atau tipe birokrasi yang paling rasional.
penjelasan terhadap adanya bidang yang dibedakan menurut fungsi,
aparat pemerintah yang memiliki syarat Weber memandang birokrasi rasional masing-masing dilengkapi dengan
kesalahpahaman umum bahwa pengertian technical skill yaitu berkemampuan secara sebagai unsur pokok dalam rasionalisasi
birokrasi diberikan kepada hal-hal seperti syarat otoritas dan sanksi-sanksi.
teknis melaksanakan tugas yang dunia modern, yang baginya jauh lebih
jika seseorang ingin mendapatkan informasi dipercayakan kepadanya di dalam sistem penting dari seluruh proses sosial. c. Jabatan-jabatan tersusun secara
tertentu dikirim dari pejabat yang satu administrasi pemerintahan. Diantaranya, proses ini mencakup hirarkis, hak-hak kontrol dan komplain
kepada pejabat yang lain, tanpa ketetapan dan kejelasan yang diantara mereka terperinci.
Baginya ia merupakan sebuah tipe
mendapatkan informasi yang diinginkan. peranan sosial yang amat penting. Ciri-ciri dikembangkan dalam prinsip-prinsip d. Aturan-aturan yang sesuai dengan
Demikian pula keharusan pengisian yang berbeda dari peranan ini ialah: memimpin organisasi sosial. Dengan pekerjaan diarahkan baik secara teknis
formulir-formulir dalam 6 (enam) lembar Pertama; bahwa seseorang memiliki tugas- sendirinya hal ini memudahkan dan maupun secara legal. Dalam kedua
atau lebih. Sehingga birokrasi malahan tugas khusus untuk dilakukan; kedua, mendorong konseptualisasi ilmu sosial, dan kasus tersebut manusia terlatih
dihubungkan dengan kemacetan- bahwa fasilitas dan sumber yang diperlukan bantuan konseptual teori Weber tentang diperlukan.
48 Badu Ahmad / Jurnal Administrasi Publik, volume IV no. 1 (2008) 37 - 44 Badu Ahmad / Jurnal Administrasi Publik, volume IV no. 1 (2008) 37 - 44 47

e. Sumber-sumber daya organisasi sangat juga hak-hak pensiun. Gaji berjenjang dalam cara yang tertentu sebagai tugas- Pelaksanaan kegiatan yang
berbeda dengan yang berasal dari para menurut kedudukan dalam hirarki. tugas jabatan. Pembagian kerja yang jelas ini mendasarkan diri kepada peraturan atau
anggota sebagai individu pribadi. Pejabat dapat selalu menempati posnya, memungkinkan untuk megerjakan tenaga- standar-standar tersebut dipakai untuk
f. Pemegang jabatan tidak sesuai dengan dan dalam keadaan-keadaan tertentu ia jabatan-jabatan di tingkat bawah yang
tenaga spesialisasi dalam setiap jabatan, dan
jabatannya. juga dapat diberhentikan. bersifat rutin, tetapi juga untuk jabatan-
membuat mereka bertang-gung jawab
g. Administrasi didasarkan pada dokumen- g. Pos jabatan adalah lapangan kerjanya jabatan tinggi ada standar untuk menjadi
untuk pelaksanaan efektif dari tugasnya
dokumen tertulis dan hal ini cenderung sendiri atau lapangan kerja pokoknya. dasar pelaksanaan kegiatannya.
tersebut. Tingkat spesialisasi yang tinggi
menjadikan kantor (Biro) sebagai pusat h. Terdapat suatu struktur karir, dan
menjadi bagian dari pada kehidupan sosial- 4. Prinsip Impersonalitas Hubungan
organisasi modern. promosi dimungkinkan berdasarkan Pejabat yang ideal dalam suatu birokrasi
ekonomi banyak negara-negara dewasa ini
h. Sistem-sistem otoritas legal dapat senioritas maupun keahlian (merit) dan melaksanakan kewajiban di dalam
menurut pertimbangan keunggulan (terutama di negara maju).
mengambil banyak bentuk, tetapi dilihat semangat formalistic impersonality.
pada bentuk artinya ialah didalam (superior). 2. Hirarki Jabatan Artinya tanpa perasaan simpati atau
sebuah staf administrasi birokratik. i. Pejabat mungkin tidak sesuai baik Pengorganisasi jabatan-jabatan tidak simpati. Supaya standar-standar
Proposisi terakhir tersebut adalah dengan posnya maupun dengan mengikuti prinsip hirarki, yaitu jabatan rasional dapat berjalan dalam
sangat penting untuk memahami pemikiran sumber-sumber yang tersedia di pos yang lebih rendah berada di bawah pelaksanaan kegiatan tanpa gangguan
Weber tentang birokrasi. Lima konsepsi tersebut. pengawasan atau pimpinan daripada pertimbangan yang bersifat pribadi,
legitimasi dan delapan prinsip otoritas telah j. Ia tunduk pada sistem disiplin dan kontrol jabatan yang lebih atas. Setiap pejabat di maka suatu pendekatan yang non
ditujukan dalam organisasi staf administrasi yang seragam. dalam hirarki administratif ini dapat pribadi (detached) harus berlaku di
birokrasi tetapi di dalam konsepsi tersebut Salah satu contoh penerapan diminta pertanggungjawabannya oleh dalam suatu organisasi dan terutama
menghindari pembicaraan tentang birokrasi. pelayanan kepada masyarakat yang tidak atasannya mengenai keputusan atau kepada nasabah. Dengan
Jenis-jenis administrasi yang lain, yakni membeda-bedakan atau pilih kasih artinya kegiatan pejabat yang di bawah menghilangkan pertim-bangan yang
yang kolegial atau honorer, juga dapat siapa saja yang cepat datang itulah yang pimpinan-nya itu. Supaya ia dapat bersifat pribadi di dalam urusan jabatan
didasarkan pada proposisi ini dan Weber lebih dahulu dilayani tanpa harus melihat memimpin bawah-annya, seseorang berarti suatu pra kondisi untuk sikap tidak
mendiskusikannya secara panjang lebar. status sosial ekonomi mereka. Contoh lain mempunyai kewenangan atas bawahan memihak dan juga untuk efisiensi.
Weber juga menambahkan bahwa mungkin yang dirasakan oleh masyarakat atau tersebut, yaitu mempunyai hak untuk Sebetulnya hal ini adalah untuk
saja memiliki suatu staf administrasi anggota dalam organisasi itu sendiri yaitu mengeluarkan petunjuk/ instruksi yang keuntungan mereka yang dilayani.
birokratis manakala kepemimpinan tidak terdapatnya sistim kekeluargaan, sahabat, relevan dengan tugas dan fungsi Dengan sikap pelayanan yang sama
mendasarkan dirinya sendiri pada prinsip- uang pelicin, dan sebagainya yang lebih jabatan. Penggunaan dari preogratif berarti juga membina demokrasi dalam
prinsip rasional legal. ampuh untuk mempermulus berbagai status untuk memperluas kekuasaan administrasi.
kepentingan misalnya penerimaan pegawai, terhadap bawahan tidak dibenarkan 5. Kemampuan Teknis (Technical Skill)
promosi jabatan dan penempatan pegawai. karena tidak sesuai dengan pelaksanaan
b. Ciri-ciri Birokrasi kewena-ngan birokrasi yang sah Pada prinsipnya, jabatan-jabatan
Birokrasi dalam bentuknya yang paling Kasus seperti inilah yang bertentangan birokrasi harus diisi oleh orang-orang
dengan prinsip-prinsip birokrasi yang (legitimate).
rasional, terlebih dahulu mempersyaratkan yang memiliki kemampuan teknis yang
dikemukakan oleh para ahli misalnya Max 3. Pengaturan Sistem yang Konsisten diperlukan untuk melaksanakan tugas-
proposisi-proposisi menurut legitimasi dan
otoritas serta memiliki ciri-ciri tertentu Weber. Operasi-operasi atau pelaksanaan tugas dalam jabatan itu. Biasanya,
sebagai berikut: Kesepuluh ciri tipe birokrasi yang ideal, kegiatan, dikendalikan oleh suatu sistem kualifikasi atas para calon di-lakukan
murni dan paling rasional yang peraturan yang konsisten dan dengan ujian berdasarkan sertifikat yang
a. Para anggota staf secara pribadi bebas,
diperkenalkan oleh Max Weber (Albrow, pelaksanaan daripada peraturan- menunjukkan kemampuan mereka.
hanya menjalankan tugas-tugas
1989:33-34) ini merupakan suatu jenis staf peraturan ini terhadap kejadian atau 6. Penempatan berdasarkan karier
impersonal jabatan mereka.
administrasi yang seringkali diacukan pada kasus-kasus tertentu. Sistem dari
b. Adanya hirarki jabatan yang jelas. standar ataupun peraturan-peraturan ini Penetapan kerja di dalam organisasi
tout court (sebutan pasangannya) sebagai
c. Fungsi-fungsi jabatan ditentukan secara dimaksudkan untuk menjamin adanya birokrasi di daerah pada kwalifikasi
“birokrasi”
tegas. keseragaman pelaksanaan setiap tugas teknis dan dilindungi terhadap
Selanjutnya Anda dapat memahami pemberhentian wewenang-wewenang di
d. Para pejabat diangkat berdasarkan secara praktis dalam uraian tentang ciri-ciri dan kegiatan, tanpa melihat jumlah
orang yang terlibat di dalamnya, serta dalam suatu organisasi birokrasi,
suatu kontrak. utama dari struktur birokrasi di dalam “tipe
untuk koordinasi berbagai tugas. penempatan kerja seorang pegawai
e. Mereka dipilih berdasarkan kualitas idealnya” menurut Weber di bawah ini: didasarkan atas karier. Ada sistem
profe-sional, idealnya didasarkan suatu Peraturan atau tata cara tersebut juga
1. Pembagian Kerja yang Jelas promosi, entah atas dasar senioritas
diploma (ijazah) yang diperoleh melalui memberikan pembatasan wilayah
Kegiatan reguler yang diperlukan untuk tanggung jawab setiap anggota atau prestasi, atau kedua-duanya.
ujian. Kebijaksanaan kepegawaian demikian
mencapai tujuan-tujuan organisasi dibagi organisasi dan hubungan antar mereka.
f. Mereka memiliki gaji dan biasanya ada dimaksudkan untuk meningkat-kan
50 Badu Ahmad / Jurnal Administrasi Publik, volume IV no. 1 (2008) 37 - 44 Badu Ahmad / Jurnal Administrasi Publik, volume IV no. 1 (2008) 37 - 44 47

loyalitas kepada organisasi dan Pandangan Weber adalah penglihatan mungkin sedikit menyimpang, tetapi dan pemerintah bersaing dan terpaksa
tumbuhnya jiwa korps (esprit de corps) birokrasi dalam bentuk “organisasi formal”. memberikan pemecahan masalah. bekerja secara lebih profesional dan
diantara para anggotanya. Identifikasi Birokrasi demikian, seperti dikemukakan Melaksanakan kegiatan berdasarkan efisien.
anggota organisasi dengan terdahulu perlu bagi pengorganisasian standard maupun aturan menjadi tujuan, d. “Be driven by missions rather than rules”
organisasinya merangsang mereka tugas kegiatan yang besar dan untuk dan bukan alat untuk mencapai suatu tujuan pemerintah harus melakukan aktivitas
mengusahakan tujan dan kepentingan meningkatkan efisiensi. Sesuatu yang tidak administratif. Seringkali hal ini terkait erat yang menekan kepada pencapaian apa
organisasi secara lebih baik. sesuai dengan konsep ini dianggap tidak dengan disiplin pelaksanaan kerja sesuai yang merupakan “misinya” daripada
relevan untuk pengetahuan organisasi. dengan wilayah kewenangan masing- menekankan pada peraturan-peraturan.
Sedangkan studi-studi empiris akhir-akhir ini masing. Karena para anggota birokrasi Setiap organisasi diberi kelonggaran
1. Konsep Efisiensi ternyata menunjukkan bahwa hubungan kemudian hanya merupakan bagian dari untuk menghasilkan sesuatu sesuai
Pengalaman menunjukkan bahwa tipe formal dan praktek-praktek yang kurang mesin yang ketat, seringkali juga misinya.
birokrasi yang murni dari suatu organisasi resmi berkembang antara anggota-anggota mengumpulkan inisiatif dan gagasan- e. “Result oriented by funding outcomes
administrasi dilihat dari penglihatan akan birokrasi dan seringkali berbentuk suatu gagasan baru. Keadaan seperti itu akan rather than outputs”. Pemerintah
dapat memenuhi efisiensi tingkat tertinggi. organisasi sendiri tanpa mendapat sanksi tidak sesuai dengan kebutuhan proses hendaknya berorientasi kepada kinerja
Mekanis-me birokrasi yang berkembang resmi. Malahan mengemukakan pola-pola perubahan sosial yang cepat, atau tidak yang baik. Instansi yang demikian harus
sepenuhnya akan lebih efisien daripada informal ini berkembang menjadi penting memberikan dorongan bagi usaha diberi kesempatan yang lebih besar
organisasi yang seperti itu atau yang tidak untuk diperhatikan dalam analisis perubahan dimana standard-standard serta dibanding instansi yang kinerjanya
jelas birokrasinya. organisasi. Jika struktur formal yang aturan-aturan rutinnya itu sendi-ri perlu kurang.
dikemukakan Weber dianggap satu-satunya secara terus menerus disempurnakan.
Birokrasi memecahkan masalah f. “Meet the needs of the costumer rather
organisasi yang utama yaitu yang “mendukung efisiensi”, maka Kritik oleh para pakar, semua ciri ideal those of the bureaucracy”. Pemerintah
memaksimalkan efisiensi organisasi dan kenyataannya adalah bahwa hubungan tersebut tidak responsive: kemanusiaan dan harus mengutamakan pemenuhan
bukan dari masing-masing anggota informal dan praktek-praktek kurang resmi perubahan linkungan. Atas kritik tersebut, kebutuhan masyarakat, bukan
organisasi tersebut. Untuk inilah maka seringkali memberikan sumbangan yang maka lahirlah Paradigma Baru Administrasi kebutuhan birokrat.
diperkembangkan spesialisasi dan besar terhadap pelaksanaan kegiatan yang Publik dikenal dengan Post Bureaucracy
efisien. Tentang organisasi informal, Nigro yang dipelopori oleh David Osborne dan Ted g. “Concentrate or earning money rather
pengadaan, serta penempatan kerja than just spending it”. Pemerintah harus
pegawai atas dasar kualifikasi teknis. juga lebih menganjurkan dan memberikan Gaebler (1996) tentang Reinventing
pembahasan yang lebih terperinci mengenai Government, dengan 10 prinsip: memiliki aparat yang tahu cara yang
Berdasarkan uraian di atas maka dapat tepat dengan menghasilkan uang untuk
diilustrasikan sebagai berikut: setelah Anda peranannya. Biarpun demikian memang a. “Steering rather than rowing” pemerintah
perlu ditekankan di sini bahwa organisasinya, disamping pandai
memahami ciri-ciri birokrasi; apa yang Anda berperan sebagai katalisator, yang tidak menghemat biaya. Dengan demikian
lakukan agar ciri-ciri tersebut dapat pengembangan organisasi informal tersebut melaksanakan sendiri pembangunan
apabila memperkuat fungsinya organisasi para pegawai akan terbiasa hidup
diwujudkan dalam kehidupan organisasi ? tapi cukup mengandalikan sumber- hemat.
Tentu Anda menjawab bahwa Anda formal. sumber yang ada di masyarakat. Dengan
melaksanakan tugas atas dasar legitimasi Dalam hubungannya dengan peranan demikian peme-rintah mengoptimalkan h. “Invest in preventing problems rather than
atau aturan yang ada dan Anda merasakan birokrasi pada suatu masyarakat yang penggunaan dana dan daya sesuai curing crises” Pemerintah yang antisipatif.
bahwa pekerjaan yang diberikan benar- mengadakan perubahan-perubahan ke arah dengan kepentingan publik. Lebih baik mencegah daripada menang-
benar dapat dikerjakan dengan baik. Jika pembaharuan. Birokratisasi dapat menjadi b. “Empower Communities to solve their gulangi. Lebih baik mencegah kebakaran
Anda dipromosikan untuk jabatan tertentu kekuatan yang baik untuk pertumbuhan own problems, rather than merely deliver daripada memadamkan kebakaran. Lebih
maka jabatan yang Anda duduki sesuai sebagai hasil pelaksanaan kegiatan yang services” pemerintah harus member- baik mencegah epidemic daripada
dengan kemampuan karier yang selama ini efisien, tetapi juga dapat menjadi alat yang dayakan masyarakat dalam pemberian mengobati penyakit, dengan demikian akan
Anda kembangkan. menghambat perubahan-perubahan, dalam pelayanannya. Organisasi-organisasi terjadi “mental switch” dalam aparatur
Apa yang dikemukakan Weber tentang hal ini birokrasi dapat berkembang. kemasyarakatan seperti: koperasi, LSM, pemeritah.
birokrasi adalah apa yang disebut suatu tipe Birokrasi dapat menghambat dan sebagainya perlu diajak untuk
i. “Decentralize authority rather than build
ideal. Konsep metodologi ini tidak mewakili perubahan sosial, jika yang lebih menonjol memecahkan permasalahan sendiri,
hierarchy”. Diperlukan desentralisasi
secara rata-rata dari birokrasi yang ada, adalah apa yang oleh Blau dan Mayer seperti masalah: keamanan, kebersihan,
pemerintahan, dari berorientasi hirarki
tetapi suatu tipe murni yang diambil dengan (1987:136) disebut sebagai sikap “ritualis” kebutuhan sekolah, pemukiman murah,
menjadi partisipatif dengan
cara abstraksi dari segi dan ciri birokrasi yang berarti sikap birokrasi yang dan lain-lain.
pengembangan kerjasama tim. Dengan
yang paling menonjol dari organisasi- memperkembangkan standard dan c. “Promote and encourage competition, demikian organisasi bawahan akan
organisasi yang diketahui. Karena prosedur tata kerja dan memperinci rather that monopolies”, pemerintah leluasa untuk berkreasi dari mengambil
birokratisasi yang sempurna tidak pernah kewenangan secara detail, kemudian harus menciptakan persaingan dalam inisiatif yang diperlukan.
direalisir, maka tidak ada suatu organisasi dijadikan sesuatu yang rutin dan setiap pelayanan. Dengan adanya
yang secara empiris sesuai benar dengan dilaksanakan secara ketat. Tidak ada tempat j. “Solve problem by influencing market
persaingan maka sektor usaha swasta
konsekuensi ilmiah tadi. bagi suatu kebijaksanaan administratif yang forces rather than by treating public
52 Badu Ahmad / Jurnal Administrasi Publik, volume IV no. 1 (2008) 37 - 44 Badu Ahmad / Jurnal Administrasi Publik, volume IV no. 1 (2008) 37 - 44 47

programs”. Pemerintah harus c. T h e o p e r a t i n g c o r e dinas otonom dalam penyelenggaraan dapat dan bisa diterima serta direalisasikan
memperhatikan kekuatan pasar. (bawahan/pelaksana) para pekerja, pemerintah di daerah meskipun bobot oleh para pelaksana teristimewa yang
Pasokan didasarkan kepada kebutuhan pegawai yang melaksanakan dekosentrasinya masih kuat. Konfigurasi berada di lokasi-lokasi yang jauh dari pusat
atau permintaan pasar dan bukan pekerjaan pokok yang berkaitan dengan technostructure juga bisa ditemukan, pemerintahan. Yang dikeluhkan selama ini
sebaliknya. Untuk itu kebijakan harus pelayanan dan produk organisasi. terutama pada departemen-departemen umumnya terkait dengan komunikasi antara
berdasarkan pada kebutuhan pasar. d. The technostructure (kelompok ahli) teknis, lembaga-lembaga non departemen tingkat penentu kebijakan dan pelaksana
Kesepuluh prinsip tersebut didongkrat misalnya para analisis, yang seperti: LIPI, BPS, BATAM, BAPEDAL dan kebijakan di lapangan.
untuk banishing birokrasi oleh Osborne bertanggung jawab bagi efektifnya umumnya BUMN, tetapi penentu kebijakan Birokrasi seperti yang digambarkan oleh
Plastrik (2004:77) dengan 5 (lima) strategi: bentuk-bentuk tertentu standarisasi tetap terpusat. Konfigurasi model adhocracy Max Weber (Sulistiyani, 2004:9) itu memiliki
1) core strategy, 2) consequensy strategy, 3) dalam organisasi. atau kerjasama tim bisa dilihat buktinya banyak kelebihan:
customer strategy, 4) control strategy, 5) e. The support staff (staf pendukung) dalam menangani tugas yang bersifat
khusus, yang biasanya terdiri atas tenaga- a) Pembagian kerja akan menghasilkan
culture strategy. sejumlah tenaga yang ada pada unit
tenaga fungsional, seperti: Dewan efisiensi
Perubahan-perubahan tersebut akan staf, membantu menyediakan layanan
Pertimbangan Kawasan Timur Indonesia, b) Hirarki wewenang memungkinkan
dibahas berikut ini, dalam konteks Sistem tidak langsung bagi organisasi.
kelompok-kelompok pendamping dalam pengendalian atas berbagai ragam
Administrasi Negara Kesatuan Republik Minzberg, 1983 (A.T. Sulistiyani, program IDT, tim Search and Resque (SAR), jabatan dan memudahkan kordinasi yang
Indonesia. 2004:3-4), mengemukakan: Jika strategic Tim peneliti sebab-sebab kecelakaan efektif.
apex yang dominan, maka kontrol pesawat.
2. Implikasi Teori Birokrasi di Indonesia c) Aturan main menjamin kesinambungan
tersentralisasi dan struktur menjadi
Menurut Ambar Sulistiyani (2004:3) Semua model konfigurasi struktural dalam pelaksanaan tugas-tugas
sederhana. Apabila middle line yang
aparatur pemerintah dalam birokrasi publik di yang dikonsepsikan tersebut di atas bisa pemerintah.
dominan, maka kontrol dilakukan oleh
Indonesia bekerja atas dasar wewenang yang unit/satuan yang pada dasarnya otonom dan ditemukan penerapannya dalam birokrasi di d) Impersonalitas hubungan menjamin
struktur berbentuk devisi-devisi/bagian- Indonesia tetapi di dalam praktek perlakuan yang adil bagi semua anggota
sudah ditentukan. Untuk itu ada tiga elemen
bagian. Kalau operating core pelaksanaan bersumber pada satu masyarakat dan mendorong timbulnya
pokok yang mendasari pengaturan wewenang
(bawahan/pelaksana) memegang kendali, kebijakan (one door policy system) untuk pemerintahan yang demokratik.
tersebut antara lain: menjamin kesatuan arah dan langkah dalam
maka keputusan-keputusan menjadi e) Kemampuan Teknis menjamin bahwa
1. Kegiatan-kegiatan yang bersifat rutin mencapai sasaran yang sudah digariskan hanya orang-orang yang ahli yang akan
tersentralisasikan. Jika technostructure
tiap-tiap satuan organisasi ditetapkan secara nasional. Dihadapan kebijakan yang menduduki jabatan pemerintahan.
(kelompok ahli) yang dominan, kontrol yang
sebagai tugas-tugas resmi. terpusat tersebut, tiap satuan kerja birokrasi
dilakukan lewat standarisasi (pembakuan), f) Karir menjamin keberlangsungan
2. Tugas-tugas ini relatif stabil, artinya tidak dan struktur yang terbentuk ialah birokrasi di Indonesia hanya melakukan modifikasi
jabatan membuat para pejabat itu tidak
mengalami perubahan-perubahan yang mesin. Akhirnya jika support staff (staf pada pelaksanaan sesuai tuntutan keadaan,
mudah dijatuhkan oleh tekanan-tekanan
berarti dan wewenang untuk melaksana- pendukung) yang berperan mengatur, tetapi tidak dimungkinkan melakukan
dari luar.
kan tugas itu sepenuhnya terikat pada kontrol yang dilakukan melalui penyesuaian modifikasi terhadap hal-hal yang bersifat
aturan yang berlaku. prinsipil karena bisa dinilai sebagai tindak Karakteristik seperti itu birokrasi akan
bersama dan struktur memperlihatkan bisa berfungsi sebagai sarana yang mampu
3. Ada keteraturan baik dalam mekanisme bentuk adhocracy (kerja tim/teamwork). penyimpangan.
melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan
maupun prosedur, cara-cara yang sudah Sulistiyani (2004:7), semua konfigurasi Agus Dwiyano, (2003:6) Mustofadidjaja,
secara efektif dan efisien.
baku untuk menjamin kelangsungan struktural tersebut di atas diimpelemtasikan (2003: 137), dan Sulistiyani (2004:8)
pelaksanaan tugas-tugas oleh pegawai- kebijakan yang terpusat memang diperlukan A.T. Sulistiyani (2004:11) Birokrasi tidak
pada birokrasi Indonesia meski seindah seperti apa yang digambarkan
pegawai yang memenuhi kualifikasi me- mengandung kekuatan dan kelemahannya dalam organisasi dengan syarat
nurut ketentuan-ketentuan yang berlaku. penyelenggaraannya menganut prinsip- Weber, tetapi birokrasi jelas sangat
masing-masing. Pemusatan kontrol yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat
Kemudian Minzberg, 1983 (A.T. Sulistiyani, hanya tepat untuk struktur sederhana, prinsip kepastian hukum, demokrasi,
partisipasi, transparansi, rasional modern. Dalam implementasinya di
2004:3) bentuk atau model organisasi modern, diberlakukan pada struktur yang Indonesaia, birokrasi cenderung
sebenarnya kompleks demi pengamanan (profesional), dan pertanggungjawaban
birokrasi pada dasarnya memiliki lima macam mendatangkan banyak masalah bagi
kebijaksanaan nasional. Konfigurasi struktur (akuntabilitas), efisien dan efektif,
elemen-elemen dasar yang sama dengan responsivitas, dan orientasi pada masyarakat. Pada dasarnya masalah itu
organisasi pada umumnya, antara lain: berdasarkan bagian-bagian bisa dilihat pada berasal dari kecenderungan setiap
semua badan publik: departemen, lembaga, konsensus. Kebijakan tersebut dianggap
a. The strategic apex (pucuk pimpinan) dapat menjamin keberhasilan mewujudkan organisasi untuk mengembangkan pamrih
instansi, kantor yang mencerminkan adanya atau kepentingan pribadi, bergeser dari
yang bertanggung jawab penuh atas satuan atau bagian yang bersifat otonom misi utama (strategis) suatu organisasi.
jalannya organisasi. Syarat lainnya komunikasi antara core dan maksud awal pemben-tukannya. Sekali
meski di dalamnya praktek masih orang ditempatkan dalam suatu jabatan
b. The middle line (pimpinan pelaksana) yang sentralisasi dalam penentuan keputusan. peripheral dilakukan secara efisien
terutama dengan kemajuan teknologi organisasi, ia cenderung untuk berpkir
menjembatani puncuk pimpinan dengan Konfigurasi struktural berdasarkan bahwa menduduki jabatan itu sendiri adalah
bawahan/pelaksana. desentralisasi pun ada, misalnya dinas- komunikasi saat ini. Supaya keputusan-
keputusan yang diambil oleh core cepat tujuan akhir yang harus dikejar, bukannya
54 Badu Ahmad / Jurnal Administrasi Publik, volume IV no. 1 (2008) 37 - 44 Badu Ahmad / Jurnal Administrasi Publik, volume IV no. 1 (2008) 37 - 44 47

sebagai sarana untuk mencapai tujuan kualitas pelayanan publik sepenuhnya ada kebutuhan masyarakat. GDS, 2002 melihat umumnya mereka takut hal tersebut
organisasi. Demikian pula halnya, pejabat di tangan pemerintah dan DPRD. Oleh responsivitas pelayanan publik dari menjadi bumerang bagi pemberi pelayanan
yang duduk dalam jabatan di birokrasi sebab itu, seberapa jauh penyelenggaraan banyaknya keluhan tersebut, dan apabila gagal memberikan pelayanan
pemerintahan, apalagi jabatan itu ”empuk pelayanan publik memenuhi prinsip-prinsip kepedulian pemerintah terhadap masalah sesuai waktu yang dijanjikan. Kondisi seperti
dan basah” maka si birokrat akan bersikukuh tata pemerintahan yang baik sepenuhnya kesehatan, pendidikan, dan usaha kecil ini sering membuat penyelenggara
bertahan pada posisinya itu. Banyak kasus tergantung dari kepedulian pemerintah dan menengah. Ketiga jenis bidang pelayanan pelayanan publik bertindak seenaknya
para pejabat di jajaran birokrasi berusaha DPRD terhadap tata pemerintahan yang publik tersebut dijadikan indikasi ketika melayani masyarakat. Akibatnya,
mempertahankan status quo, kendati baik. Semakin tinggi kepedulian pemerintah responsivitas karena ketiga jenis pelayanan ketidakpastian waktu pelayanan cenderung
sudah tiba saatnya harus mundur. terhadap tata pemerintahan yang baik, tersebut amat diperlukan oleh masyarakat amat tinggi dalam hampir semua jenis
Bahkan tidak sedikit kasus yang kinerja pelayanan publik akan menjadi banyak dan menjadi kebutuhan strategis pelayanan publik.
memperlihatkan kecenderungan para semakin baik. dari masyarakat luas. d. Suap dan Rente Birokrasi
birokrat mengalami post power syndroma Untuk menilai kinerja pelayanan publik, GDS, 2002 menunjukkan bahwa Fenomena suap dalam pelayanan
saat kehilangan jabatannya, harus pensiun ada beberapa indikator yang dapat keluhan yang disampaikan oleh masyarakat publik masih banyak dijumpai dalam
atau dimutasikan. Kondisi demikian dipergunakan (GDS, 2002, dalam Agus kepada DPRD cukup besar. Dari berbagai berbagai jenis pelayanan di banyak
sebenarnya tidak perlu terjadi apabila Dwiyanto, 2003:81) antara lain: pelayanan tersebut, hanya pelayanan KTP kabupaten dan kota. Ada banyak faktor yang
pejabat memandang sebuah kedudukan a) Equity (keadilan) dan PBB yang besar keluhan adalah di menyebabkan suap dan rente birokrasi
hanyalah merupakan unsur atau komponen bawah 30 persen. Pelayanan pemerintah masih menjadi fenomena yang lazim di
Dalam penyelenggaraan pelayanan yang memiliki frekuensi keluhan tertinggi
kelenngkapan sarana untuk mengantarkan dalam praktek pelayanan publik di
publik, pemenuhan prinsip keadilan dilihat (70%) adalah pelayanan sertifikat tanah dan
pada pencapaian tujuan, misi, maupun visi Indonesia. Disamping karena penghasilan
dari kemampuan pemerintah untuk yang direspon hanya sekitar 48,5%. Temuan
organisasi. aparat birokrasi yang rendah, suap dan
memberikan perlakuan yang sama dan adil ini menarik karena jenis konflik yang paling
kepada warganya dalam penyelenggaraan rente birokrasi terjadi karena struktur
3. Kinerja Birokrat Pelayanan Publik Era tinggi insidennya adalah konflik yang terkait
pelayanan publik (Thompson, 1989). birokrasi yang masih sangat dominan dalam
Otonomi Daerah dengan pertanahan, baik konflik tanah praktek penyelenggaraan pelayanan publik.
Kinerja pelayanan publik menjadi salah Ta t a p e m e r i n t a h a n y a n g b a i k , antarwarga maupun antara warga dengan Struktur birokrasi memungkinkan birokrasi
satu dimensi yang sangat strategis dalam mengharuskan pemerintah kabupaten dan pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa menempat-kan dirinya lebih sebagai
menilai keberhasilan otonomi daerah yang kota menjamin warganya untuk memperoleh pelayanan pertanahan sebenarnya menjadi penguasa daripada pelayan masyarakat.
memberikan kewenangan yang besar akses yang sama bukan hanya pada pelayanan yang amat strategis karena Pelayanan publik di Indonesia tidak pernah
kepada kabupaten dan kota untuk pelayanan publik, tetapi juga pada kualitas menjadi sumber konflik yang utama di ditempatkan sebagai salah satu bentuk
menyelenggarakan kegiatan pemerintahan pelayanan yang sama. Dalam Indonesia. Konflik pertanahan sering kewajiban pemerintah yang harus dipenuhi
dan pelayanan publik membuat daerah penyelenggaraan pelayanan publik, seperti memicu munculnya konflik sosial lainnya kepada warganya, tetapi sebagai kebaikan
memiliki peluang untuk menyeleng-garakan pelayanan kesehatan dan pendidikan, yang implikasinya sangat besar. atau kemurahan yang diberikan pemerintah
kegiatan pemerintahan dan pelayanan yang kendati semua warga relatif memiliki akses c. Efisiensi Pelayanan yang harus diperebutkan oleh warga yang
sesuai dengan kebutuhan dan dinamika terhadap pelayanan itu, mereka sering menginginkannya. Akibatnya, dalam praktek
memiliki akses yang berbeda terhadap Untuk menilai efisiensi pelayanan,
lokal. Pemerintah kabupaten dan kota GDS, 2002 menggunakan dimensi waktu penyelenggaraan pelayanan publik posisi
memiliki kewenangan untuk merumuskan pelayanan yang berkualitas. Mereka yang warga begitu lemah ketika berhadapan
memiliki status sosial ekonomi yang lebih dan biaya yang diperlukan untuk
kebijakan dan program yang sesuai dengan menyelesaikan berbagai jenis pelayanan dengan rezim pelayanan.
aspirasi dan kebutuhan masyarakat di baik sering memiliki akses terhadap kualitas
pelayanan yang baik, sedangkan mereka publik, seperti surat kelahiran (akte Dalam struktur hubungan antara
daerah. Oleh karena itu, salah satu indikator kelahiran), kartu keluarga, KTP, sertifikasi pemerintah dengan warganya yang seperti
penting dari keberhasilan otonomi daerah yang memiliki status sosial ekonomi yang
rendah sering hanya memiliki akses tanah, sedangkan pelayanan dalam bidang ini, pemerintah begitu leluasa ketika
adalah implikasinya terhadap perbaikan kesehatan diwakili oleh pelayanan di merancang praktek penyelenggaraan
kinerja pelayanan publik. Otonomi daerah terhadap kualitas pelayanan yang buruk.
puskesmas. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang lebih banyak
memberikan peluang kepada pemerintah b. Responsivitas pelayanan publik, waktu yang diperlukan berpihak kepada kepentingannya dan para
kabupaten dan kota untuk mempercepat Responsivitas ini menjelaskan untuk menyelesaikan sebuah pelayanan pejabatnya daripada kepentingan warga
terwujudnya tata pemerintahan yang baik. kemampuan pemerintah untuk mengenali seringkali tidak diatur dengan jelas. Jarang dan pengguna jasa. Prosedur pelayanan
Pemerintah kabupaten dan kota memiliki kebutuhan, menyusun agenda dan prioritas, sekali pemerintah kabupaten dan kota publik tidak dirancang untuk mempermudah
kewenangan besar untuk mendorong dan mengembangkan program-program menentukan secara jelas mengenai akses warga dan melindungi kepentingan
proses kebijakan menjadi lebih partisipatif, yang sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan lamanya waktu yang diperlukan untuk mereka, tetapi sebaliknya lebih dilakukan
responsif, dan akuntabel karena kendali dari masyarakat (Hormon, 1995 dalam Agus menyelesaikan sebuah pelayanan. untuk mengontrol perilaku warga. Oleh
proses kebijakan dan alokasi anggaran Dwiyanto, (2003). Oleh karena itu Keengganan menentukan secara jelas karena itu, prosedur pelayanan publik lebih
sepenuhnya ada di tangan mereka. Dalam responsivitas menunjuk pada keselarasan waktu yang diperlukan untuk memperoleh mengatur kewajiban warga yang harus
penyelenggaraan pelayanan publik, antara program dan kegiatan dengan sebuah pelayanan dapat dipahami karena dipenuhi daripada mengatur hak-hak warga
kebijakan mengenai skala, cakupan, dan
56 Badu Ahmad / Jurnal Administrasi Publik, volume IV no. 1 (2008) 37 - 44 Badu Ahmad / Jurnal Administrasi Publik, volume IV no. 1 (2008) 37 - 44 47

yang dijamin oleh pemerintah atau rezim intelegensi serta pengalaman dan c. Attitude (Sikap): Para sosiolog dan model normative/edukatif; model ini disebut
pelayanan. Dalam kondisi seperti itu, warga berpengaruh terhadap kinerja individu dan psikolog memandang sikap sebagai salah behaviour modelling.
selalu menghadapi ketidakpastian ketika kelompok. Kemampuan karyawan, terutama satu kajian menarik seperti yang
berhadapan dengan birokrasi pelayanan pemimpin akan memberi kontribusi kepada dikemukakan oleh Herbert Spencer (George
publik. Kedudukan mereka sangat lemah kinerja individu dan kelompok, bila Ritzer, 2003:51), individu dan masyarakat III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
dan tidak dapat menuntut karena hak-hak pemimpin tersebut bertindak instruktif dan berkembang menuju ke keadaan moral yang
ideal. Masyarakat dan individu yang mampu 1. Penyakit-penyakit (Patologi) Birokrasi di
warga dalam penyelenggaraan pelayanan para bawahan membutuhkan bimbingan
publik tidak pernah diatur dan dilindungi untuk melakukan tugasnya secara efektif. menyesuaikan diri dengan lingkungannya Indonesia
oleh peraturan dan prosedur pelayanan. Karyawan, terutama pemimpin yang cerdas yang tetap eksis. Spencer (George Ritzer, Salah satu tantangan besar yang
Sebaliknya, kedudukan aparat birokrasi membuat rencana-rencana lebih baik serta 2003:51) mengatakan di dalam organisasi dihadapi birokrasi di Indonesia adalah
sangat kuat dan dapat memanfaatkan strategi-strategi tindakan (action strategies) modern dibutuhkan sikap bersahabat, jujur, bagaimana mereka mampu melaksanakan
situasi ketidakpastian yang dihadapi oleh untuk melakukan pekerjaan tersebut secara bertanggung jawab, disiplin, adil, tidak kegiatan secara efektif dan efisien, karena
warga untuk kepentingannya, termasuk profesional. egois, elaborasi, spesialisasi, penghargaan selama ini birokrasi diidentikkan dengan:
dalam memperbaiki penghasilan dan b. Skill: Menurut Robert L. Katz (James terhadap prestasi. Sikap sebagai suatu ? kinerja yang berbelit-belit,
kesejahtera-annya yang memang sejauh ini Stoner, 1993:21), seorang pendidik, bentuk evaluasi atau reaksi perasaan ? berpola patron-klien, tidak memiliki
masih rendah. manajer/pimpinan, dan staff telah terhadap suatu obyek, sikap suatu pola stándar pelayanan yang jelas/pasti, tidak
Dalam konteks pelayanan publik yang menentukan tiga jenis dasar keterampilan perilaku, kesiapan antisipatif untuk kreatif,
seperti ini, tidak mengherankan praktek (skill), yaitu: menyesuaikan diri dalam situasi sosial dan
sikap sebagai respon terhadap stimuli sosial ? struktur yang tambun (gemuk),
suap-menyuap dan rente birokrasi bukan 1. Technical Skill (keterampilan teknis) ? penuh dengan kolusi, korupsi dan
hanya fenomena yang lazim, tetapi sering yang terkondisikan, dan sikap sebagai
kemampuan untuk menggunakan alat- nepotisme. (Kompas, 2004)
dianggap sebagai peruntungan. Hal itu sebuah cara individu yang khas dalam
alat termasuk teknologi, prosedur, dan Penyelewengan, ternyata bukan hanya
diakui bukan hanya oleh aparat birokrasi, menanggapi sebuah obyek atau situasi. Tri
teknik khusus. Manajer/pimpinan juga disebabkan oleh struktur yang tambun
tetapi oleh warga juga. Para pejabat potensi jiwa, sebagai area yang saling
membutuhkan keterampilan teknis yang (gemuk), tetapi juga terjadi dalam
birokrasi menganggap suap atau “uang berhubungan secara interaktif. Hal ini berarti
cukup ”untuk melaksanakan suatu “penggemukan pembiayaan”. Bentuknya
rokok” sebagai sesuatu yang wajar karena apa yang kita pikirkan dipengaruhi dan
pekerjaan tertentu” yang menjadi beraneka ragam: dari pembuatan surat
itu adalah salah satu ungkapan terima kasih mempengaruhi apa yang kita rasakan dan
tanggung jawabnya. perintah jalan dinas fiktif, surat perintah
atas jasanya memperlancar proses lakukan. Sehingga sikap menunjukkan
2. Human Skill (keterampilan hubungan kesiapan pada seseorang untuk bertindak perjalanan dinas yang lebih lama dari
pelayanan yang diinginkan oleh warga. manusia) yaitu kemampuan untuk
Sementara itu, warga sekalipun harus secara tertentu terhadap hal-hal tertentu perjalanan sesungguhnya, pencantuman
bekerjasama dengan orang lain, pula. Selanjutnya Stephen Robbin (2003:99) jumlah lebih besar pada kuitansi serta
membayar biaya ekstra juga merasa memahami orang lain baik secara
diuntungkan karena mereka memperoleh menyebutkan bahwa sikap memiliki pembengkakan jumlah dari yang
internal maupun eksternal beberapa karakteristik, antara lain: 1) sikap sesungguhnya dalam transaksi.
kepastian pelayanan dan kemudahan dalam (Pelanggan/publik), dan mendorong
memperoleh pelayanan yang diinginkan. selalu ada, 2) sikap diperkuat oleh Salah satu penyebab dari buruknya
orang lain untuk bekerja lebih baik, baik keyakinan, kepercayaan, perasaan, dan kinerja pelayanan publik adalah
Karena praktek suap dianggap secara perorangan maupun sebagai
menguntungkan oleh pejabat birokrasi dan bereaksi, 3) sikap terdiri dari kesukaan dan kompleksnya (gemuknya) struktur birokrasi
kelompok. Manajer/pimpinan perlu ketidaksukaan yang digeneralisasi dan pelayanan publik. Selama ini suatu birokrasi
juga oleh warga yang sebenarnya menjadi cukup memiliki keterampilan hubungan
korban, praktek suap dan rente birokrasi disederhanakan terhadap suatu obyek, 4) pelayanan publik sering tidak memiliki
manusia ini agar dapat bekerja sama sikap nampaknya logis bagi individu tertentu, kewenangan yang memadai untuk secara
sering kali menjadi sulit untuk diberantas dengan anggota organisasi.
dalam praktek penyelenggaraan pelayanan 5) sikap diperoleh melalui pengalaman, 6) sendirian menyelesaikan proses pelayanan
publik. 3. Conceptual Skill (Keterampilan Konsep- sikap dapat rasional atau tidak rasional, 7) publik di lembaganya. Penyelesaian proses
tual), yaitu kemampuan mental untuk sikap rasional bagi individu tertentu, 8) sikap pelayanan publik sering harus melibatkan
4. Dimensi Kualitas Sumber Daya Aparatur mengkoordinasikan dan memadukan dapat didasarkan opini dan fakta, 9) sikap lembaga lainnya. Ini terjadi karena
Dalam mewujudkan pelayanan yang semua kepentingan dan kegiatan seringkali didasarkan informasi, fragmentansi birokrasi dan kekuasaan, baik
berkualitas, faktor Sumber Daya Aparatur organisasi. Kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang yang ada di pusat maupun di daerah,
sangat menentukan. Ada tiga faktor yang manajer/pimpinan melihat organisasi terbatas, 10) sikap dapat dipelajari. cenderung sangat tinggi. Akibatnya, sering
menentukan kualitas Sumber Daya Aparatur secara keseluruhan dan memahami Paradigma perubahan sikap menurut warga negara yang membutuhkan
antara lain: bahwa bagian-bagian organisasi saling Stephen Robbin (2003:100) merupakan pelayanan publik harus mendatangi banyak
tergantung sama lain, dan kemampuan pegangan yang bermanfaat untuk kotak birokrasi yang masing-masing
a. Cognitive: model situasional yang lebih
untuk memahami perubahan yang dapat mendesain pelatihan-pelatihan dengan isu memiliki kompleksitas yang berbeda atau
baru dikembangkan oleh Fiedler, 1986
mempengaruhi keseluruhan organisasi. perubahan sikap dengan menggunakan tiga biasa disebut birokrasi yang berbelit-belit.
dalam Gary Yulk (1998:259), bahwa kognitif
berhubungan dengan kemampuan/ kategori cara pendekatan: 1) model Kondisi seperti ini mendorong terjadi KKN
kekuasaan, 2) model empiris/rasional, 3) dalam penyelenggaraan pelayanan. Lebih
58 Badu Ahmad / Jurnal Administrasi Publik, volume IV no. 1 (2008) 37 - 44 Badu Ahmad / Jurnal Administrasi Publik, volume IV no. 1 (2008) 37 - 44 47

dari itu kondisi ini juga mempersulit serupa di masa mendatang, (2) masalah- Identifikasi, dan Terapinya” (1994) Hal ini bisa terjadi antara lain karena pejabat
pengembangan suatu sistem pelayanan masalah yang timbul dalam penyedia-an menyebut serangkaian contoh penyakit tersebut lupa bahwa kekuasaan yang ada
satu atap (sintap= one-door services) dan pelayanan, seperti: inefisiensi, penundaan, (patologi) birokrasi yang lazim dijumpai. padanya bukanlah sesuatu secara inheren
koordinasi yang efektif sebagai salah satu ketidaksopanan, dan kesalahan-kesalahan Penyakit-penyakit tersebut dapat dimilikinya, melainkan karena kepercayaan
cara agar masyarakat dapat memperoleh petugas pelayanan, dan sebagainya, (3) dikategorikan dalam lima macam: yang diperolehnya untuk menduduki suatu
kepastian biaya, dan waktu. Koordinasi akan masalah penyimpangan, seperti KKN atau a. Patologi yang timbul karena persepsi jabatan manajerial tertentu, yang
menjadi semakin sulit ketika melibatkan bertentangan dengan peraturan dan gaya manajerial para pejabat di sesungguhnya harus diabadikan kepada
semakin banyak satuan birokrasi dalam perundangan yang berlaku, dan (4) masalah lingkungan birokrasi. kepentingan seluruh masyarakat, contoh:
penyelenggaraan suatu pelayanan publik. diskriminasi atau ketidakadilan. b. Patologi yang timbul karena kurangnya Perilaku disfungsional tersebut adalah
Fragmentasi birokrasi yang berlebihan Timbulnya pengaduan adalah akibat atau rendahnya pengetahuan dan menerima sogok. Peluang ini terbuka antara
juga sangat tidak menguntungkan bagi kondisi dimana masyarakat sebagai ketrampilan para petugas pelaksana karena seorang pejabat/pimpinan memiliki
perbaikan iklim investasi dan konsumen mengetahui sedikit informasi berbagai kegiatan operasional. kekuasaan tertentu yang tidak dimiliki orang
pengembangan usaha di daerah. Semakin mengenai produk pelayanan dari pada lain. Bentuk paling nyata dari kekuasaan
c. Patologi yang timbul karena tindakan dimaksud adalah wewenang memberikan
banyak satuan birokrasi yang ada di penyedia pelayanan. Dalam kaitan itu, para anggota birokrasi melanggar
kabupaten/kota semakin banayak diperlukan suatu undang-undang untuk izin.
norma-norma hukum dan peraturan
stakeholders dari kegiatan bisnis dan memberikan perlindungan terhadap perundang-undangan yang berlaku. Berbagai cara mungkin ditempuh
semakin besar biaya birokrasi yang harus masyarakat sebagai konsumen. seorang pejabat untuk menjadikan
d. Patologi yang dimanifestasikan dalam pemohon izin terdorong untuk memberikan
dikeluarkan oleh dunia usaha. Lebih dari itu, Perlindungan ini antara lain dalam rangka:
perilaku para birokrasi yang bersifat uang sogok, antara lain:
masing-masing satuan birokrasi itu sering (1) menjamin kepastian hukum masyarakat
disfungsional atau negatif.
memiliki kebijakan yang berbeda-beda yang dalam poisisinya sebagai konsumen, (2) 1) Memperlambat proses penyelesaian
membingungkan dunia usaha. Ini tentu menciptakan keseim-bangan antara e. Patologi yang merupakan akibat situasi pemberian izin.
sangat tidak menguntung-kan bagi upaya kepentingan konsumen dan kepentingan internal dalam berbagai instansi dalam
lingkungan pemerintah. 2) Mencari berbagai dalih, seperti
untuk meningkatkan investasi dan produsen, (menjamin masyarakat untuk kekurang-lengkapan dokumen
pertumbuhan ekonomi di daerah. memperoleh barang layanan yang Berikut adalah sebagian penjelasan pendukungnya, keter-lambatan
Selama ini undang-undang dan berkualitas, dan (4) mendorong terciptanya dan contoh yang diajukan oleh Sondang P. pengajuan permohonan dan dalih yang
peraturan (UU No. 32/2004, Kep-Men.PAN perekonomian yang sehat. Perlindungan Siagian mengenai kelima kelompok sejenis.
No.63 Tahun 2003) dalam penyelenggaraan terhadap konsumen diperkuat dengan penyakit (patologi) di atas. Setelah Anda
mempelajari penyakit-penyakit birokrasi di 3) Sulit dihubungi.
pelayanan publik masih dijiwai oleh sanksi yang diberikan kepada
produsen/penyedia pelayanan yang atas maka untuk lebih jelasnya, dapat 4) Memperlambat dengan menggunakan
semangat dan nilai yang menempatkan
melanggar hak-hak konsumen. melihat contoh yang diungkapkan sebagai kata-kata “sedang diproses”.
penyelenggaraan pelayanan sebagai
penguasa dan bukan sebagai abdi Perlindungan dimaksud harus dilengkapi penyakit birokrasi antara lain adanya Perilaku-perilaku semacam itu, pada
masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, dengan instrumen-instrumen lain seperti sebagian birokrat dalam memenuhi gilirannya, menjadikan seorang pejabat
struktur lembaga dan budaya pelayanan mekanisme dan kelembagaan kebutuhan masyarakat, aparat tersebut pimpinan menggunakan gaya manajerial
yang berkembang selama ini lebih perlindungan. senantiasa menuntut balas jasa, upeti, uang tidak demokratik. Ia misalnya menjadi
mencerminkan culture of ruling daripada Selain itu, Laporan JETRO (Republika, pelicin, dan sebagainya. Jika seperti ini cenderung mempertahankan status quo,
culture of serving. 25/5/1995), hanya menyebut birokrasi sudah merupakan budaya dalam organisasi, tidak inovatif, tertutup pada perubahan,
sebagai salah satu ganjalan utama yang maka para birokrat tidak lagi menjalankan ataupun berusaha agar bawahannya
Para penyelenggara pelayanan publik
dirasakan para pengusaha Jepang ketika fungsinya sebagai pelayan yang jujur, tergantung pada pimpinan.
tidak pernah menempatkan dirinya sebagai
mereka beroperasi di sini. Tak ada kejelasan berwibawa dan adil, melainkan mereka ? Pengetahuan dan Keterampilan
pelayan, tetapi justru sebagai penguasa
lebih lanjut tentang penyakit yang bekerja hanya untuk mengumpulkan uang Rendahnya produktivitas dan mutu
yang harus dihormati oleh pengguna jasa.
disebarkan pada birokrasi, para responden untuk memperkaya dirinya sendiri. Jika pelayanan tidak semata-mata disebabkan
Akibatnya perlakuan terhadap warga
pun tak meminta orang untuk merincinya. ditinjau dari segi efektivitas pelayanan, tindakan disfungsional. Sangat mungkin itu
pengguna sering kurang menghargai
maka yang menerima layanan yang baik dan turut disebabkan karena tingkat
martabatnya sebagai waga negara yang Namun kebanyakan orang akan dengan
memuaskan hanyalah orang yang pengetahuan dan keterampilan pejabat
berdaulat. segera memperkirakan apa yang
mempunyai kedudukan atau jabatan serta birokrasi tersebut tidak sesuai dengan
Menurut Mustopadidjaja (2003:192), dimaksudkan dengan keluhan itu.
memiliki uang atau orang kaya sementara tuntutan tugas yang diemban.
dan Eko Prasojo (2006:3-4) Secara Rentangnya bisa sangat lebar, dari sekedar
masyarakat kecil atau yang berekonomi
eksternal, dalam kaitan dengan memenuhi pengurusan KTP yang berbelit-belit sampai Tingkat pengetahuan dan keterampilan
lemah diabaikan.
aspek akuntabilitas, maka laporan meliputi: izin penggunaan tenaga kerja yang memang ini berkaitan pula dengan aspek manajemen
rumit. ? Persepsi dan Gaya Manajerial SDM dalam birokrasi bersangkutan. Ini bisa
(1) sejumlah keluhan yang masuk dan
berhasil diselesaikan, disertai dengan Prof.Dr.Sondang P. Siagian, MPA., Penyakit birokrasi yang paling terjadi antara lain bila proses rekrutmen dan
strategi untuk mencegah terjadinya keluhan dalam bukunya “Patologi Birokrasi: Analisis, mendapat perhatian adalah seleksi tidak berjalan baik, atau bila
penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan.
60 Badu Ahmad / Jurnal Administrasi Publik, volume IV no. 1 (2008) 37 - 44 Badu Ahmad / Jurnal Administrasi Publik, volume IV no. 1 (2008) 37 - 44 47

penempatan tidak dilakukan atas dasar 2. Pemecahan Masalah tuntas di tubuh birokrasi dalam membangun berhubungan dengan pelayanan publik
pertimbangan-pertimbang-an yang obyektif Upaya mengatasi patologi (penyakit) pelayanan publik yang efisien, responsif, di Indonesia. Untuk itu Pendidikan dan
dan rasional. Masalah pengetahuan dan birokrasi tersebut, sesungguhnya dan akuntabel dan transparan perlu Pelatihan diharapkan menjadi program
keterampilan menjadi semakin rumit bila pemerintah telah merancang perbagai ditetapkan kebijakan yang menjadi berkelanjutan, agar sumber daya
dalam birokrasi tidak terdapat program formula; Misalnya: Pelayanan yang berbelit- pedoman perilaku aparat birokrasi aparatur di Indonesia, disamping
pendidikan dan latihan yang benar-benar belit telah diatasi dengan cara pemerintah sebagai berikut: memiliki ketiga dimensi tersebut, juga
dikaitkan dengan tuntutan tugas dan memperpendek mekanisme dan prosedur a. Dalam Hubungannya dengan berpola diperkuat oleh kecerdasan intelektual
tantangan yang dihadapi birokrasi pelayanan di beberapa jajaran birokrasi, patron-klien, tidak memiliki stándar (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan
bersangkutan. contohnya KTP yang semula sampai di pelayanan yang jelas/pasti, tidak kreatif, kecerdasan spiritual (SQ).
Bila serangkaian ciri yang kemudian tingkat kabupaten dan kota, telah Perlu membentuk UU pelayanan publik
terlihat melekat dikalangan pegawai tidak IV. PENUTUP
diperpendek hanya sampai pada tingkat yang memihak pada rakyat.
terampil ini: tidak mampu menjabarkan kecamatan, dengan demikian telah Tidaklah mudah merubah watak dan
b. Dalam Hubungannya dengan struktur
kebijaksanaan, tidak teliti, cepat puas, memangkas jalur dan waktu pelayanan yang perangai birokrasi di Indonesia, Patologi
yang gemuk, kinerja yang berbelit-belit,
bertindak tanpa berfikir, dangkal, kurang semula memakan waktu 5-7 hari menjadi (penyakit) birokrasi sudah sedemikian
perlu dilakukan Restrukurisasi Birokrasi
memiliki imajinasi, kurang berprakarsa, tidak dua hari saja. mendarah daging di dalam hati para
Pelayanan Publik.
produktif dan sebagainya. Untuk mengatasi struktur yang tambun aparatur pemerintahan. Aspek budaya,
c. Untuk mengatasi Kolusi, Korupsi dan sturktur, insentif, wewenang, pekejaan,
? Tindakan Melanggar Hukum (gemuk) telah dicanangkan oleh pemerintah Nepotisme, selain kedua hal di atas,
tentang kebijakan perampingan yang secara posisi dan jabatan adalah faktor-faktor dari
Bentuk disfungsi paling riil dalam diharapkan pemerintah menetapkan
tersurat telah ada pada PP No. 8 Tahun sekian faktor lainnya yang tidak dilepaskan
birokrasi adalah tindakan melanggar hukum. perundangan di bidang Information
2003. Kendati isi PP masih diliputi oleh dari birokrasi.
Salah satu bentuk penyalahgunaan dana Teknologi (IT), sebagai bagian Pengem-
yang lazim dikenal adalah “penggemukan banyak masalah, misalnya terjadinya over- Pengembangan Sumber Daya
bangan dan Pemanfaatan E-
pembiayaan”. Bentuknya beraneka ragam: lapping, kontradiksi antar kebutuhan daerah Aparatur, bukanlah satu-satunya cara untuk
Government agar penyelenggaraan
dari pembuatan surat perintah jalan dinas satu dengan lainnya yang tidak keluar dari kemelut birokrasi. Tetapi sebagai
pelayanan publik terdapat trasnparansi
fiktif, surat perintah perjalanan dinas yang terakomodasi dalam PP, ketidaksesuaian usaha tentulah ada hasilnya, keseluruhan
dan saling kontrol.
lebih lama dari perjalanan sesungguhnya, indikator yang dijadikan sebagai ukuran pembinaan kualitas birokrasi atau aparatur
e. Setiap Daerah Provinsi dan Kabupaten pemerintah di Indonsia tersebut sebenarnya
pencantuman jumlah lebih besar pada penentuan kelembagaan di tingkat daerah, dituntut membuat Perda, yang jelas
kuitansi serta pembengkakan jumlah dari akan tetapi yang perlu dihargai adalah telah menampakkan hasil yang cukup
mengatur secara seimbang hak dan menggembirakan dan memberikan
yang sesungguhnya dalam transaksi. minimal telah ada itikad baik pemerintah kewajiban dari penyelenggara dan
untuk merevisi struktur yang lebar tersebut. harapan, namun tetap perlu ditingkatkan
? Patologi Berkaitan Dengan Perilaku pengguna pelayanan publik.
Dengan munculnya krisis secara terus menerus agar dapat diciptakan
Disfungsi birokrasi yang satu ini f. Setiap Daerah dibutuhkan Lembaga sosok birokrasi atau aparatur yang
berkaitan dengan kecenderungan perilaku multidimensional, yang tidak urung ombudsman. Lembaga ini bisa berperan
membebani birokrasi yang makin tersarut- profesional dan berkarakter. Kami yakin
sebagian para birokrat yang justru tidak sebagai ombudsman di daerah menjadi dengan ditetapkan dan diterapkannya UU
produktif bagi kemajuan birokrasi. Perilaku sarut. Melihat gejala yang semakin tidak satu keniscayaan apabila kita ingin
sehat, birokrasi makin sarat beban Pelayanan Publik, restruk-turisasi
yang dimaksud berkisar dari kecenderungan memberdaya-kan kedudukan warga organisasi, lembaga ombudsmen, dan ICT
sewenang-wenang, tidak sopan, selanjutnya pemerintah memandang zero dimata rezim pelayanan. Ombusdman
growth untuk mengatur rekruitmen dan pelayanan publik, dikotomi birokrasi dapat
diskriminatif, terlalu egalistik, cenderung harus diberikan kewenangan yang teratasi, meskipun memerlukan rentang
mendramatisir keadaan, sangat berjarak, formasi pegawai tidak tepat lagi, kemudian memadai untuk melaku-kan investigasi
digantikan dengan kebijakan minus growth, waktu yang cukup panjang dan usaha yang
cenderung bekerja berbelit-belit sampai dan mencari penyelesaian yang adil tiada henti, untuk menuju Good
mengutamakan kepentingan sendiri. yang dilaksanakan serentak dengan upaya terhadap perselisihan antara pengguna
penataan kelembagaan dan sistem Governance.
? Patologi Berkaitan Dengan Situasi jasa dan penyelenggara dalam proses Meningkatkan profesionalisme birokrasi
informasi kepegawaian. Dari kebijakan ini pelayanan publik.
Internal melalui perubahan paradigma, perilaku dan
cukup mampu mengurangi pertumbuhan
Disini yang menjadi sumber disfungsi jumlah pegawai secara signifikan, meskipun g. Peran kualitas sumber daya aparatur orientasi pelayanan dari paradigma proyek
adalah adanya situasi tertentu di dalam menimbulkan implikasi permasalahan yaitu sangat pengaruhi kualitas pelayanan, menuju paradigma enterpreneur, perilaku
birokrasi sendiri yang menjadikan para terjadinya kesenjangan sistem kaderisasi untuk itu kemampuan kognitif yang kotak-kotak menuju perilaku team work, dari
pejabat di sana tidak berfungsi secara pegawai. Dengan demikian idealisme Weber bersumber dari intelegensi dan orientasi kepada atasan menuju customer
optimal. Ini misalnya menyangkut untuk mewujudkan sistem birokrasi yang pengalaman, skill atau keterampilan, focus dan customer satisfaction. Semua ini
penempatan tujuan dan sasaran yang tidak efisien dan efektif benar-benar dapat yang didukung oleh sikap (attitude) bisa terwujud jika didukung oleh Sumber
tepat, misalnya yang tidak memadai, beban ditopang oleh kemampuan aparat yang merupakan faktor yang dapat digunakan Daya Aparatur yang berkualitas dengan tiga
kerja terlalu berat, kelebihan pegawai, handal. untuk memecahkan masalah patologi karakteristik: cognitive, skill, attitude.
ketidakjelasan sasaran, sampai sarana dan atau penyakit-penyakit birokrasi yang
Untuk memecahkan masalah secara
prasarana yang tidak tepat.
52 Badu Ahmad / Jurnal Administrasi Publik, volume IV no. 1 (2008) 37 - 44 Badu Ahmad / Jurnal Administrasi Publik, volume IV no. 1 (2008) 37 - 44 47

DAFTAR PUSTAKA Ritzer, George & Goodman J. Douglas. (terjemahan)


Teori Sosiologi Modern, Prenada Media,
Albrow, Marthin. 1989. (ed.terjemahan) Birokrasi,
Jakarta.
Tiara Wacana Jogja. Yogyakarta.
Siaigan, S.P. 1994. Patologi Birokrasi: Analisis,
Blau, M. Peter & Meyer W. Marshall. 1987. (ed.
Identifikasi dan Terapinya, Ghalia Indonsia.
Terjemahan) Birokrasi Dalam Masyarakat
Jakarta.
Modern, UI-Press.Jakarta.
Sulistiyani, Ambar Teguh, 2004. Memahami Good
Dwiyanto, Agus. 2003. Reformasi Tata Pemerintahan
Governence: Dalam Perspektif Sumber Daya
dan Otonomi Daerah, PSKK-UGM. Yogyakarta.
Manusia, Gava Media, Yogyakarta.
Mustofadidjaja, A.R. 2003. Sistem Administrasi
Stoner, James, 1993. (Terjemahan) Manajemen,
Negara Kesatuan Republik Indonesia, LAN,
Erlangga. Jakarta.
Jakarta.
Robbins, Stephen.P. 2003 (terjemahan) Perilaku
Osborne, David & Peter Plastrik, 2004. Memangkas
Organisasi. Gramedia.Jakarta.
Birokrasi, Lima Strategi Menuju Pemerintahan
Wirausaha (terjemahan), PPM, Jakarta. Yulk, Gary, 1994. (Terjemahan) Kepemimpinan Dalam
Organisasi, Prenjallindo, Jakarta.
Osborne, David & Ted Gaebler, 1996. Reiventing
Governmet (Mewirausahakan Birokrasi,
Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
Prasojo, Eko. 2006. Kinerja Pelayanan Publik, Yappika.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai