net/publication/354640787
CITATIONS READS
0 110
3 authors, including:
Musnaini Musnaini
Universitas Jambi
36 PUBLICATIONS 62 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Musnaini Musnaini on 16 September 2021.
Dr. Musnaini, S.E., M.M., Haudi, S.Pd., M.M., D.B.A., dan Dini Haryati, S.E., M.Ak.
Editor:
Dr. Musnaini, S.E., M.M., dan Dini Haryati, S.E., M.Ak.
Desainer:
Mifta Ardila
Sumber:
www.insancendekiamanidiri.co.id
Penata Letak:
Reski Aminah
Proofreader:
Tim ICM
Ukuran:
viii, 104 hlm., 15.5 x 23 cm
ISBN:
978-623-348-085-7
Cetakan Pertama:
Mei 2021
Hak Cipta 2021,
pada Dr. Musnaini, S.E., M.M., Haudi, S.Pd., M.M., D.B.A., dan Dini Haryati, S.E., M.Ak.
Perumahan Gardena Maisa 2, Blok F03, Nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung,
Kabupaten Solok, Provinsi Sumatra Barat – Indonesia 27361
HP/WA: 0813-7272-5118
Website: www.insancendekiamandiri.co.id
www.insancendekiamandiri.com
E-mail: penerbitbic@gmail.com
Daftar Isi
Prakata_vii
BAB VII ANALISIS VARIASI SIKLUS DAN ANALISIS GERAK TAK BERATURAN_93
A. Analisis Variasi Siklus (Cyclical Variation) _93
B. Analisis Gerak Tak Beraturan_95
v
TENTANG PENULIS_101
vii
Persembahan penulisan buku ini sebagai hadiah ulang
tahun yang tercinta M. Omer Kaiser Bafadol dan M. Syeed
Vicram Khan.
Tim Penulis
1
nilai variablenya. Biasanya distribusi frekuensi digambarkan
dalam bentuk tabulasi yang disebut table distribusi
frekuensi, yang di dalam dapat memuat: frekuensi,
persentase, proporsi, dan rasio individu yang terdapat dalam
variable penelitian. Pada umumnya ada dua jenis tabel
distribusi frekuensi yaitu distribusi frekuensi tunggal dan
distribusi kelompok distribusi tunggal cirinya tidak adanya
pengelompokan nilai-nilai variable sedangkan distribusi
kelompok cirinya adanya penggunaan interval-interval kelas
untuk penggambaran variabel-variabelnya.
CONTOH:
Distribusi Frekuensi Kumulatif Kurang Dari Untuk Nilai
Ujian Akhir Mata Kuliah Statistika
CONTOH:
Distribusi Frekuensi Kumulatif Lebih Dari Untuk Nilai
Ujian Akhir Mata Kuliah Statistika
23 60 79 32 57 74 52 70 82 36
80 77 81 95 41 65 92 85 55 76
52 10 64 75 78 25 80 98 81 67
41 71 83 54 64 72 88 62 74 43
60 78 89 76 84 48 84 90 15 79
34 67 17 82 69 74 63 80 85 61
10 32 43 55 62 67 72 76 79 81 84 89
b. Jangkauan (R) = 98 – 10 = 88
c. Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log 60 = 6,8 ≈ 7
d. Lebar interval kelas (i) = 88 / 7 = 12,5 ≈ 13
e. Batas kelas pertama, misalnya diambil 9
f. Menuliskan frekuensi secara melidi / turus
4. Kurva
Kurva distribusi frekuensi disingkat kurva frekuensi
yang telah dihaluskan mempunyai berbagai bentuk
dengan ciri-ciri tertentu. Bentuk-bentuk kurva distribusi
frekuensi adalah sebagai berikut:
Jawab:
Langkah membuat tabel distribusi frekuensi adalah:
1. Menentukan Jangkauan (J)
J = Data max – Data min
= 92 - 42
= 50
Histogram
Ogive
21
1. Mean
Rata-rata hitung (mean) merupakan nilai yang
diperoleh dengan menjumlahkan semua nilai data dan
membagikan dengan jumlah data. Rata-rata hitung
merupakan nilai yang menunjukkan pusat dari nilai dan
merupakan nilai yang dapat mewakili dari keterpusatan
data.
a. Rataan populasi
Rataan hitung populasi merupakan nilai rata-rat
dari data populasi. Populasi adalah semua anggota dari
suatu ekosistem atau keseluruhan anggota dari suatu
kelompok. Rata-rata hitung populasi dihitung dengan
cara:
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
Rata-rata hitung populasi yang biasa disebut
dengan parameter juga disajikan dalam bentuk simbol:
∑ 𝑋
𝜇=
𝑁
Di mana:
𝜇 = rata-rata hitung populasi
∑ 𝑋 =jumlah dari nilai rata yang berada dalam
populasi
𝑁 =jumlah total dalam populasi
∑ 𝑓𝑋
𝑋=
𝑛
Di mana:
𝑋 = rata-rata hitung data berkelompok
∑ 𝑓𝑋 =jumlah dari seluruh hasil perkalian antara
frekuensi dan nilai tengah masing-masing kelas
𝑛 =jumlah total data
Penyelesaian:
∑ 𝑓𝑋
𝑋=
𝑛
2(231,5) + 5(375,5) + 9(519,5) + 3(663,5) + 1(807)
=
20
9.813,5
= 20
= 490,7
2. Modus
Modus adalah suatu nilai pengamatan yang sering
muncul. Modus diberi lambang Mo. Jika nilai yang muncul
itu hanya ada satu macam saja, maka modus tersebut
dinamakan unimodus. Dan jika nilai yang muncul ada dua
= 67,5
Nilai f
60 – 62 4
63- 65 10
66 - 68 17
69 - 71 9
72 - 74 5
Total 45
65+66
𝐿0 = = 65,5 ; C = 3; (∑ 𝑓1 )0 = 14 ; 𝑓𝑚 = 17
2
𝑛
− (∑ 𝑓1 )0
𝑀𝑒𝑑 = 𝐿0 + 𝐶 {2 }
𝑓𝑚
45
− 14
𝑀𝑒𝑑 = 65,5 + 3 { 2 }
17
= 67
B. Ukuran Letak
Ukuran letak adalah ukuran yang menunjukkan pada bagian
mana data tersebut terletak pada suatu data yang telah
diurutkan.
1. Kuartil
Kuartil adalah ukuran letak yang membagi data yang
telah diurutkan atau data yang berkelompok menjadi 4
bagian sama besar, atau setiap bagian dari kuartil sebesar
25%.
Contoh:
Berikut adalah keuntungan bersih 8 perusahaan (dalam
miliar rupiah) pada tahun 2003. Carilah K1, K2, dan K3.
1 PT Alfa Retailindo 25
2 PT Astra Graphia 65
3 PT Aneka Tambang 123
4 PT Astra Agro Lestari 180
5 PT Bimantara Citra 392
6 PT Ind. Satelit Corp 436
7 PT HM Sampurna 1480
8 PT Telkom 7568
Penyelesaian:
Letak kuartil adalah:
K1 = [1 (n+1)] / 4 = [1 (8+1)] / 4 = (1 . 9)/4 = 9/4 = 2,25
K2 = [2 (n+1)] / 4 = [2 (8+1)] / 4 = (2 . 9)/4 = 18/4 = 4,50
Di mana:
NKi : nilai kuartil ke-i di mana i = 1, 2, 3
L : tepi kelas di mana letak kuartil berada
n : jumlah data/frekuensi total
Cf : frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil
Fk : frekuensi pada kelas kuartil
Ci : interval kelas kuartil
2. Desil
Desil adalah ukuran letak yang membagi data yang
telah diurutkan atau data berkelompok menjadi 10 bagian
sama besar, atau setiap bagian dari desil sebesar 10 %.
Untuk jumlah data genap, maka letak desil berupa
pecahan, atau tidak ada nilai yang pas pada letak tersebut,
maka untuk menghitung nilai desil menggunakan rumus
sebagai berikut:
Contoh:
Hitunglah desil ke-2, ke-5, dan ke-8 dari data berikut:
a. Letak desil
Letak D2= [2(n+1)]/10 = [2(8+1)]/10 = 18/10 = 1,8
Letak D3= [5(n+1)]/10 = [5(8+1)]/10 = 45/10 = 4,5
Letak D3= [8(n+1)]/10 = [8(8+1)]/10 = 72/10 = 7,2
Di mana:
NDi : nilai desil ke-i di mana i = 1, 2, 3, ... 9
L : tepi kelas di mana letak desil berada
N : jumlah data/frekuensi total
Cf : frekuensi kumulatif sebelum kelas desil
3. Persentil
Persentil juga merupakan bagian dari ukuran letak.
Persentil adalah ukuran letak yang membagi data yang
telah diurutkan atau data yang berkelompok menjadi 100
bagian yang sama besar, atau setiap bagian dari persentil
sebesar 1%.
Rumus mencari letak persentil untuk data tidak
berkelompok dan berkelompok adalah sebagai berikut:
Contoh:
Persaingan antara Kereta Api Eksekutif dengan
Penerbangan untuk jurusan Jakarta-Surabaya dan Jakarta-
Yogyakarta semakin terasa. Oleh sebab itu, PT KAI
merencanakan akan mendiskon 25% jenis tiket dengan
harga tertinggi dan akan meningkatkan 35% jenis tiket
dengan harga terendah. Cobalah hitung mulai harga
berapa yang harus di diskon dan sampai harga berapa
harus dinaikkan?
Penyelesaian:
a. Pengertian 75% dari harga tertinggi adalah P75 yang
diperoleh dari 100% - 25%. Sedang untuk harga
terendah 35% adalah P35
b. Letak persentil
Letak P75 = [75(n+1)]/100 = [75(8+1)]/100 = 675/100
= 6,75
Letak P35 = [35(n+1)]/100 = [35(8+1)]/100 = 315/100
= 3,15
Karena letak persentil berupa pecahan, maka nilai
persentil dicari dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
NP = NPB + [ (LP-LPB) / (LPA-LPB)] x (NPA-NPB)
𝑖𝑛
( )−𝐶𝑓
10
NP i = L + . Ci
𝐹𝑘
Di mana:
NPi : nilai persentil ke-i di mana i = 1, 2, 3, ... 99
L : tepi kelas di mana letak persentil berada
N : jumlah data/frekuensi total
Cf : frekuensi kumulatif sebelum kelas persentil
Fk : frekuensi pada kelas persentil
41
1. Cara Mencari Range
TABEL
Perhitungan range nilai hasil tes untuk lima macam
bidang study yang diikuti oleh tiga orang calon yang
mengikuti tes seleksi penerimaan calon mahasiswa baru
pada sebuah perguruan tinggi agama islam
R= Jmlh Mea
Nilai yang dicapai H L
H-L nilai n
No Nama bhs bhs bhs
pnj
pkn Ind Ara Ing
s
o b g
1. Ega 85 65 76 45 65 85 45 40 325 65
2. Nunu 58 65 72 60 70 72 58 14 325 65
3. Yuni 65 65 65 65 65 65 65 0 325 65
Keterangan:
Kolom 3-7 menunjukkan distribusi nilai hasil yang dicapai
oleh tiga orang calon.
ü Kolom 8 memuat nilai tertinggi (higbest score) masing-
masing calon.
ü Kolom 9 memuat nilai terendah (lowest score) masing-
masing calon.
ü Kolom 10 menunjukkan jumlah seluruh nilai.
ü Kolom 11 adalah mean (nilai rata-rata) yang dicapai oleh
masing-masing calon.
2. Penggunaan Range
Range kita gunakan sebagai ukuran, apabila di dalam
waktu sangat singkat kita ingin memperoleh gambaran
tentang penyebaran data yang sedang kita selidiki dengan
mengabaikan faktor ketelitian atau kecermatan.
M = ∑ X = 490 = 70
N 7
∑fx
AD = ―
N
AD = Average Deviation = Deviasi Rata-rata
∑f = Jumlah hasil perkalian antara deviasi tiap-tiap skor
dengan frekuensi masing-masing skor tersebut .
N = Number of cases
Tabel 1.2.
Usia F fX x fx
(X)
Interval F X Fx x x
70-74 3 72 216 + 25, 1875 + 75, 5625
65-69 5 67 335 + 20, 1875 100, 9375
60-64 6 62 372 + 15, 1875 + 91, 1250
55-59 7 57 399 + 10, 1875 + 71, 3125
50-54 7 52 364 +5, 1875 + 36, 3125
45-49 17 47 799 + 0, 1875 + 3, 1875
756, 8750 =
Total 80 = N - 3745 = ∑fx - ∑fx
53
Penghitungan
Dasar penghitungan varian dan standar deviasi adalah
keinginan untuk mengetahui keragaman suatu kelompok
data. Salah satu cara untuk mengetahui keragaman dari suatu
kelompok data adalah dengan mengurangi setiap nilai data
dengan rata-rata kelompok data tersebut, selanjutnya semua
hasilnya dijumlahkan.
1Andi. Statistika “Data Kajian Deskriftif, Inferensi, dan Non Parametrik”. (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group. 2007) h. 102
Keterangan:
s2 = varian
s = standar deviasi (simpangan baku)
xi = nilai x ke-i
= rata-rata
n = ukuran sampel
Contoh Penghitungan
Misalkan dalam suatu kelas, tinggi badan beberapa
orang siswa yang dijadikan sampel adalah sebagai berikut.
172, 167, 180, 170, 169, 160, 175, 165, 173, 170
Dari data tersebut diketahui bahwa jumlah data (n) =
10, dan (n - 1) = 9. Selanjutnya dapat dihitung komponen
untuk rumus varian.
Contoh:
Selama 10 kali ulangan semester ini sobat mendapat nilai 91,
79, 86, 80, 75, 100, 87, 93, 90, dan 88. Berapa simpangan baku
dari nilai ulangan sobat?
Jawab
Soal di atas menanyakan simpangan baku dari data populasi
jadi menggunakan rumus simpangan baku untuk populasi.
rata-rata = (91+79+86+80+75+100+87+93+90+88)/10 =
869/10 = 85,9
Contoh:
ANGKA INDEKS
A. Pengertian Angka Indeks
Angka index adalah ukuran statistika yang menunjukkan
perbandingan suatu kuantitas dengan yang lain,
perbandingan itu dinyatakan dalam persentase dan biasanya
tanda persennya tidak disebutkan. Menurut DR. Winardi,
angka index merupakan sebuah alat angka matematik yang
digunakan untuk menyatakan tingkat harga, volume
perniagaan dan sebagainya dalam periode tertentu,
dibandingkan dengan tingkat harga, volume perniagaan
suatu periode dasar, yang nilainya dinyatakan dengan 100.
Sedangkan menurut Samsubar Saleh, angka index
merupakan suatu analisis data statistik yang terutama
ditunjukkan untuk mengukur berapa besarnya fluktuasi
perkembangan harga dari berbagai macam komoditas
selama satu periode waktu tertentu. Dalam suatu analisis
perekonomian, angka index mempunyai peranan yang sangat
63
besar, karena dapat digunakan untuk mengetahui besarnya
laju inflasi dan deflasi yang terjadi di negara tertentu.
Angka index dapat sebagai indikator yang penting
untuk menentukan kebijakan apa yang harus diambil oleh
pemerintah guna mengatasi permasalahan dalam
perekonomian. Misalnya, dengan mengetahui perkembangan
produksi suatu produk pada tahun sekarang dibandingkan
dengan produksi yang tahun lalu atau perkembangan
penduduk tahun sekarang dibandingkan tahun yang lalu,
maka pemerintah akan dapat mengambil kebijakan untuk
mengembangkan produksi produk tersebut dan mengatasi
pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat.
Dalam menghitung angka index, waktu atau tahun yang
lalu disebut tahun dasar (base periods atau base year), yaitu
waktu atau tahun yang dijadikan dasar untuk menentukan
perkembangan suatu harga atau berfungsi sebagai waktu
atau tahun pembanding. Penentuan tahun dasar untuk
menghitung angka index perlu memperhatikan tiga faktor,
yaitu
1. Tahun dasar hendaknya dipilih pada saat kondisi
perekonomian relatif stabil
2. Jarak antara tahun dasar dengan tahun sekarang tidak
terlalu jauh
3. Penentuan tahun dasar hendaknya memperhatikan
kejadian-kejadian penting.
Rumus:
IH = Ht/Ho x 100
Keterangan:
IH: Indeks Harga
Ht: Harga pada tahun t
Ho: Harga pada tahun dasar
Contoh soal:
Contoh:
Ket:
IA = indeks harga tidak tertimbang
Qn = kuantitas yang dihitung angka indeksnya
Q0 = kuantitas pada tahun dasar
Ket:
Vn = nilai yang dihitung angka indeksnya
V0 = nilai pada tahun dasar
4. Indeks Drobisch:
dipergunakan bila nilai
indeks berbeda terlalu 𝐼𝐿+𝐼𝑃
ID=
2
jauh. Indeks Drobisch
merupakan nilai rata-
rata dari Indeks
laspeyres dan indeks
paasche
73
nampak pada pergerakan harga akan bergantung pada
timeframe yang digunakan.
Walaupun tak ada jangka waktu tertentu mengenai
berapa lama harga bergerak untuk suatu arah dianggap
sebagai trend, tetapi pada umumnya disepakati bahwa makin
lama suatu arah pergerakan harga dipertahankan, maka
makin mencolok trend tersebut.
Dalam analisis trend, biasanya trader melakukan
langkah-langkah berikut:
1. Menentukan jangka waktu.
2. Mengumpulkan data, meliputi pergerakan harga di masa
lalu dalam bentuk grafik maupun petunjuk dari tools
analisa forex lainnya.
2. Mendefinisikan posisi harga saat ini.
3. Memprediksi arah pergerakan harga ke depan.
Contoh soal:
Penggunaan metode Least Square dalam Analisis Trend.
PT. Karina memproduksi dan menjual produk A memiliki
data-data sebagai berikut:
a. Data-data beberapa tahun yang lalu
Tahun Penjualan Harga Jual Per
(unit) Unit (Rp)
2016 258.000 25
2017 258.000 27
Pembahasan:
a. Menentukan besarnya forecast penjualan tahun 2021
dengan menggunakan metode least least square
Rumus:
Y = a+Bx
a= Total Y: n
a= 1.464.000:5 = 292.800
b= Total XY:X^2
b= 196.000: 10= 19.600
Contoh soal:
Data produksi padi 2001 – 2006
Tahun Triwulan Produksi total
I II III
2001 25 20 18 63
2002 32 25 20 77
2003 23 32 20 75
2004 28 30 24 82
2005 31 33 25 89
2006 32 35 23 90
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 79,3
= = 26, 44444444
𝑡𝑟𝑖𝑤𝑢𝑙𝑎𝑛 3
21,7 𝑥 100
III. 26,44444444 = 81, 93277311
f. Koefisien b
𝑋𝑌
b =∑ 𝑋²
contoh soal:
Data penjualan susu PT Nestle 2018
Bulan Penjualan
(jutaan sachet)
Januari 2
Februari 2
Maret 3
April 2
Mei 4
Juni 3
Juli 4
Agustus 3
September 4
Oktober 3
November 3
Desember 4
𝑌
a. Mencari nilai a = ∑
𝑛
Langkah 1:
Buka data yang ada Microsoft excel.
Langkah 5:
Akan muncul
kotak seperti
di samping ini.
93
1. Fakta-fakta:
a. Kegiatan ekonomi maupun perusahaan dapat
berkembang atau menurun secara periodik dalam
jangka lebih dari 1 tahun.
b. Tendensi timbulnya Gerak Siklis lebih banyak
diakibatkan oleh kegiatan perusahaan, misalnya
penjualan mobil, pembangunan gedung, perkembangan
tingkat harga, dsb.
c. Menurut Gottfried Haberler dalam bukunya Prosperity
and Depression periode Business Cycles dapat
dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu
1) Masa kemakmuran (Prosperity phase)
2) Masa Krisis (Downturn, crisis phase)
3) Masa Kehancuran (Depression phase)
4) Masa Pembangunan Kembali (Upturn, Revival Phase).
BAB VII Analisis Variasi Siklus dan Analisis Gerak Tak Beraturan 95
b. Gerakan ini timbul sebagai akibat adanya peperangan,
bencana alam, kelaparan, kekeringan, inflasi dan
deflasi.
3. Contoh Kasus
contoh kasus: berikut merupakan data produksi padi
dari 4 tahun terakhir bagaimanakah perhitungan data dan
forecastingnya?
Penyelesaian
Telah diketahui Y (data asli), T (tren), dan S (indeks
musim) dengan mencarinya terlebih dahulu sesuai dengan
yang telah dipelajari seperti yang di jelaskan kelompok
sebelumnya, sehingga dapat dicari data normal (TCI= Y/S)
dan faktor siklus (CI =TCI/T). Untuk mencari C data dicari
dengan menggunakan metode rata-rata bergerak. Langkah-
langkahnya yaitu
1. Data asli dinyatakan dengan Y
BAB VII Analisis Variasi Siklus dan Analisis Gerak Tak Beraturan 97
2. Membuat tren (t), tren dibuat dengan metode kuadrat
terkecil = Y’= a +bX;
3. Membuat (S), variasi musim yang dinyatakan dengan
indeks musim IM = (data asli/data rata-rata bergerak) x
100.
4. Setelah mendapatkan Y, T, dan S. Maka dapat dibuat data
normal (TCI)= Y/S. Nilai TCI pada tabel diatas dinyatakan
dalam persentase sehingga TCI =(Y/S) X 100
5. Setelah mendapatkan dat normal, maka data dicari faktor
siklus (CI) dengan menghilangkan faktor tren. CI = (TCI/T)
X 100.
6. Siklus dalam bentuk indeks dapat dicari dengan metode
rata-rata bergerak. Indeks siklus 91,99 didapat dari
(85,50+93,23+97,23)/3.
7. Kolom ke-8 menunjukkan indeks yang menyatakan
adanya pengaruh siklus dalam data produksi padi
Indonesia
BAB VII Analisis Variasi Siklus dan Analisis Gerak Tak Beraturan 99
100 Pengantar Statistik Ekonomi
TENTANG PENULIS
Musnaini is a lecturter in
Management Departement
of Faculty of Economics and
Business, and Master of
Management of Universitas
Jambi, Indonesia. Mrs.
Musnaini holds a Bachelor of
Economic Science degree in
Financial Management from
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Malangkucecwara Malang,
Masters in Marketing Strategic from Brawijaya University,
Malang, Indonesia and Doctoral in Marketing of Economic
Science from Airlangga University Surabaya, Indonesia.
Musnaini is the managing member of The Small Business
Strategy Group, Indonesia Marketing Associate Member, and
member of Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia. She has been
recognized as a professional management consultant with
over 3 years of experience in working with closely-Palm
Plantation Industry. she has taught courses in
entrepreneurship, management and corporate
entrepreneurship and innovation for small business enterprise.
Mrs. Musnaini served as member of the Expertise Team in
101
Economic and Finance Comittee of DPRD Jambi Province,
Indonesia. Musnaini’s publications appeared in Int. J. Business
and Globalisation; Scientific Journal of Ppi-UKM; Journal of
Social Sciences and Humanities; Jurnal Manajemen Teori dan
Terapan | Tahun 4, No. 2, Agustus 2011. Email:
musnaini@unja.ac.id;
Mobile Phone+6281366526750; Adress Kampus Pinang
Masak, Fakultas Ekonomi dan bisnis Jl. Jambi - Muara Bulian
No.Km. 15, Mendalo Darat, Kec. Jambi Luar Kota, Kabupaten
Muaro Jambi, Jambi 36122, Indonesia; Id Scopus
https://orcid.org/0000-0002-6481-1502.