Laporan Pendahuluan Asfiksia
Laporan Pendahuluan Asfiksia
C. Etiologi Asfiksia
Menurut Ridha (2017: 174), faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum
adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor dari pihak janin
a. Gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tekanan tali pusat
21
D. Patofisiologi
Pernafasan spontan bayi baru lahir tergantung pada kondisi janin pada masa
hamil dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkan asfiksia ringan
yang bersifat sementara. Proses ini dianggap sangat perlu untuk merangsang
kemoreseptor pusat pernafasan akan terjadi usaha bernafas pertama (primary
gasping) yang kemudian akan berlanjut pernafasan teratur. Sifat asfiksia yang
ringan ini tidak berpengaruh bukur karena reaksi adaptasi bayi dapat
mengatasinya.
Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau transportasi O2 selama kelahiran
atau persalinan, maka terjadilah asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan
mempengaruhi fungsi sel tubuh, kerusakan dan gangguan ini dapat membaik
atau tidak, tergantung pada berat dan dalamnya asfiksia. Asfiksia yang terjadi
dimulai dengan suatu periode apnea (berhenti bernafas), disertai dengan
penurunan frekuensi jantung. Selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha
bernafas yang kemudian diikuti oleh pernafasan teratur. Pada penderita asfiksia
berat usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi selanjutnya ada dalam periode
apnea.
Pada tingkat ini disamping perlahannya frekuensi jantung ditemukan pula
penurunan tekanan darah. Disamping itu ada perubahan klinis yang akan terjadi
berupa gangguan metabolisme dan perubahan pertukaran gas oksigen (O2)
22
Pathway Asfiksia
Persalinan lama, lilitan tali Paralisis pusat pernafasan Faktor lain : anestesi, obat-
pusat, presentasi bayi obatan
abnormal
ASFIKSIA
F. Jenis-jenis Asfiksia
Menurut Dwienda (2014 : 16-17), jenis-jenis adfiksia yaitu :
1. Asfiksia Berat
a. Nilai apgar 0-3
b. Frekuensi jantung kecil (<40x/menit)
c. Tidak ada usaha nafas
d. Tonus otot lemah, bahkan hampir tidak ada
e. Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan
f. Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu
g. Terjadi kekurangan O2 yang berlanjut sebelum atau sesudah persalinan
Penatalaksaan : resusitasi aktif dan segera.
2. Asfiksia Sedang
a. Nilai apgar 4-6
b. Frekuensi jantung menurun (60-80x/menit)
c. Usaha nafas lambat
d. Tonus otot biasanya dalam keadaan baik
e. Bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan yang diberikan
f. Bayi tampak sianosis
g. Tidak terjadi kekurangan O2 yang bermakna selama proses persalinan
Penatalaksanaan : resusitasi
3. Asfiksia ringan
a. Nilai apgar 7-10
b. Takipnea dengan nafas >60x/menit
25
G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nursalam (2008), pemeriksaan penunjang pada pasien asfiksia yaitu
pemeriksaan laboratorium (pemeriksaan darah yang berguna untuk mengetahui
kadar Hb, (leukosit dan trombosit), penilaian APGAR Score meliputi (Warna kulit,
frekuensi jantung, usaha nafas, tonus otot dan reflek), pemeriksaan EEG dan CT-
Scan jika sudah timbul komplikasi.
H. Penatalaksanaan
Menurut Dewi (2012: 104), tindakan yang dapat dilakukan pada bayi asfiksia
neonatorum adalah sebagai berikut:
1. Bersihkan jalan nafas dengan pengisap lendir dan kasa steril.
2. Potong tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik.
3. Segera keringkan tubuh bayi dengan handuk/kain kering yang bersih dan
hangat.
4. Nilai status pernafasan. Lakukan hal-hal berikut bila ditemukan tanda-tanda
asfiksia.
a. Segera baringkan dengan kepala bayi sedikit ekstensi dan penolong berdiri
di sisi kepala bayi dari sisa air ketuban.
b. Miringkan kepala bayi.
c. Bersihkan mulut dengan kasa yang dibalut pada jari telunjuk.
d. Isap cairan dari mulut dan hidung.
5. Lanjutkan menilai status pernafasan.
Nilai status pernafasan apabila masih ada tanda asfiksia, caranya dengan
menggosok punggung bayi (melakukan rangsangan taktil). Bila tidak ada
perubahan segera berikan nafas buatan.
26
I. Komplikasi
Meliputi berbagai organ yaitu :
1. Otak : hipoksik iskemik ensefalopati, edema serebri, palsi serebralis
2. Jantung dan paru : hipertensi pulmonal persiste pada neonatus,
perdarahan paru, edema paru
3. Gastrointestinal : enterokolitis nekotikos
4. Ginjal : tubular nekrosis akut, SIADH
5. Hematologi DIC (Nursalam, 2008).
27
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2012. Asuhan Neonatus Bayu dan Anak Balita. Salemba
Medika, Jakarta.
Dwienda R, Octa, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita dan Anak
Prasekolah Untuk Para Bidan.Deepusblish, Yogyakarta.
Ridha, H. Nabiel. 2017. Buku Ajar Keperawatan Anak. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.