Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ULTRASOUND THERAPY

Disusun Oleh :
KELOMPOK II
NAMA ANGGOTA ;

1. ADI MAHENDRA
2. FATHAHILLAH
3. FIRDAUS
4. IRSAN JALO
5. KATSIR ADDIMASIQI.

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III TEKNIK ELEKTROMEDIK


STIKes MUHAMMADIYAH
BANDA ACEH
2018
BAB I

LATAR BELAKANG

Terapi ultrasound adalah metode pengobatan yang menggunakan teknologi


ultrasound atau gelombang suara untuk merangsang jaringan tubuh yang mengalami
kerusakan. Walaupun telah lama digunakan di bidang kedokteran untuk berbagai
tujuan, teknologi ultrasound lebih dikenal sebagai alat pemeriksaan daripada sebagai
alat terapi. Salah satu keuntungan terapeutik Terapi ultrasound adalah metode
pengobatan yang menggunakan teknologi ultrasound atau geldari ultrasound yang
belum terlalu dikenal adalah pengobatan cedera otot. Oleh karena itu, terapi
ultrasound sering digunakan dalam pengobatan muskuloskeletal dan cedera akibat
olahraga .
Keberhasilan penggunaan teknologi ultrasound sebagai alat terapi bergantung
pada kemampuannya untuk merangsang jaringan yang ada di bawah kulit dengan
menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi, mulai dari 800.000 Hz – 2.000.000
Hz. Efek penyembuhan dari ultrasound pertama ditemukan pada sekitar tahun 1940.
Awalnya, terapi ini hanya digunakan oleh terapis fisik dan okupasi. Namun, saat ini
penggunaan terapi ultrasound telah menyebar ke cabang ilmu kedokteran lainnya
BAB II

ULTRASOUND THERAPY

A. DASAR TEORI

1. Fungsi Ultrasound Therapy

Terapi ultrasound adalah modalitas pengobatan yang digunakan oleh terapis fisik

atau okupasi terapis untuk mengobati kondisi sakit, dan untuk mempromosikan

penyembuhan jaringan. Sementara terapi ultrasound tidak efektif untuk semua kondisi

sakit kronis, mungkin membantu mengurangi rasa sakit jika Anda memiliki salah satu

dari berikut:

 osteoarthritis

 sakit myofascial

 radang kandung lendir

 Carpal tunnel syndrome

 Rasa sakit yang disebabkan oleh jaringan parut

 Nyeri tungkai hantu

 Terkilir dan strain


Terapi ultrasound sebagai modalitas pengobatan yang telah digunakan oleh terapis

selama 50 tahun terakhir untuk mengobati luka-luka jaringan lunak. Ultrasound

Therapy umumnya digunakan dalam pengobatan yang paling keluhan jaringan lunak,

khususnya lesi tendon, ligamen dan bursa.

2. Prinsip Kerja Ultrasound Therapy.

Cara kerja alat ini adalah menggunakan gelombang suara f rekuensi tinggi untuk

meningkatkan produksi panas jaringan dalam sehinga dapat mengurangi rasa

nyeri. Alat ultrasound terapi ini menggunakan rangkaian pembangkit frekuensi yang

menghasilkan arus berfrekwensi tinggi yang mencapai 0,75 s.d 3 MHz.

Arus ini berjalan menembus kabel koaksial pada transducer elektroda yang kemudia

n di konversikan menjadi vibrasi oleh adanya efek piezoelektrik. Gelombang ultrasonik (gelombang

suara frekuensi tinggi) yang diproduksi dengan cara getaran mekanis dari transduser dari mesinUS.

Transduser ini kemudian bergerak di atas permukaan kulit di daerah yang cedera. Ketika gelombang

suara ini kontak dengan udara, menyebabkan pemborosan gelombang, sehingga gel khusus US

diletakkan pada kulit untuk mamaksimalkan kontak antara transduser dengan permukaan kulit.

Ultrasound Therapy diterapkan menggunakan transducer atau aplikator yang bersentuhan langsung

dengan kulit pasien. Gel yang digunakan pada semua permukaan kepala untuk mengurangi gesekan

dan membantu transmisi gelombang ultrasonik. Terapi ultrasound dalam terapi fisik bolak kompresi

dan penghalusan dari gelombang suara dengan frekuensi> 20.000 siklus / detik. Frekuensi

ultrasound terapi yang digunakan adalah 0,7-3,3 MHz. Penyerapan energi maksimum pada jaringan

lunak terjadi dari 2 sampai 5 cm. Intensitas menurun sebagai gelombang menembus lebih dalam.
3. BLOK DIAGRAM ULTRASOUND THERAPY.

 Blok Diagram

TIMER SEVEN
SEGMEN

P
POWER PEMBANGKIT AMPLIFER R
SUPPLY TEGANGAN O
B
E

CONTROL
CIRCUIT
Blok diagram ini berawal dari power suplly yang mendapat teganga ac 220 dari pln, dari
blok power supply akan memberi tegangan ke pembangkit tegangan tinggi yang nantinya akan
membangkitkan amplifier yang menghasilkan ultrasound. Di pembangkit tegangan tinggi
terdapat dua blok yaitu timer dan seven segmen kita akan mengatur lamanya waktu penyinaran
di blok timer yang akan di tampilkan oleh seven segmen dalam satuan menit. Di blok amplifer
terdapat juga blok control circuit yang nantinya akan mengatur berapa MHz yang akan di pilih
untuk proses penyinaran.
Setelah semua sudah di atur keluaran alat ini ada di blok probe yang akan di tempelkan di
pasien.

4. KEFISIKAAN ULTRASOUND THERAPY

Fisika Dasar Ultrasound

a. Efektif Radiating Area (ERA)

Permukaan tranduser tidak semuanya memancarkan gelombang ultrasound melainkan

hanya permukaan tertentu yang disebut efektif radiating area. Oleh sebab itu ERA

merupakan tolak ukur yang tentu dalam penentuan dosis. Sifat bekas gelombang

Ultrasound

Sifat berkas gelombang ultrasound dibedakan atas dua bagian

yaitu : Area Convergensi, ciri-cirinya adalah :

1) Terjadi gejala interferensi pada daerah yang tidak homogen pada berkas tersebut sehingga

timbul variasi intensitas yang besar yang disebut dengan intensity peaks sedangkan gejala

interferensi yang tidak homogen disebut Beams Non Uniformity Ratio (BNR). BNR tidak

bisa dihilangkan sama sekali. Nilai normalnya adalah 4 sampai 6 kali intensity peaks

2) Bentuk berkasnya convergensi dimana panjang area convergensi ditentukan oleh diameter

tranduser
3) Penyebaran berkasnya lebih terpusat, hal ini juga tergantung pada frekuensi dan diameter

tranduser, dimana bila frekuensi tinggi maka panjang area convergensi akan panjang

demikian pula jika tranduser besar maka area konvergensi semakin panjang

Area Divergensi, ciri-cirinya adalah :

 Tidak terjadi gejala interferensi yang menyebabkan berkas gelombang sama

 Berkas gelombang yang menyebar

b. Fenomena fisik yang terjadi pada ultrasound

1) Bentuk Gelombang

Bentuk gelombang ultrasound adalah longitudinal yang memerlukan medium yang elastis

sebagai media perlambatan. Setiap medium elastis kecuali yang hampa udara. Gelombang

elastis longitudinal menyebabkan kompresi dan ekspansi medium pada jarak separuh

gelombang yang menyebabkan variasi tekanan pada medium

2) Refleksi atau pemantulan

Refleksi atau pemantulan terjadi bila gelombang ultrasound melalui dua media yang berbeda.

Banyaknya energi yang dipantulkan tergantung independence acuistik spesifik dari berbagai

media. Karena faktor pemantulan gelombang pada permukaan media, maka energi paling

besar pada jaringan interface.

1) Penyebaran Gelombang ultrasound

Penyebaran gelombang ultrasound atau divergensi dalam tubuh timbul karena adanya

divergen dan adanya refleksi. Di dalam jaringan bundel ultrasound dapat menyebar oleh

karena adanya refleksi sehingga timbul efek-efek di luar daerah pancaran bundel ultrasound

2) Penyerapan dan Penetrasi Ultrasound


Jika gelombang ultrasound masuk ke dalam jaringan maka efek yang diharapkan adalah efek

biologis. Oleh karena adanya penyerapan tersebut maka semakin dalam gelombang

ultrasound masuk dan intensitasnya semakin berkurang. Gelombang ultrasound diserap oleh

jaringan dalam berbagai ukuran tergantung pada frekuensi, frekuensi rendah penyerapannya

lebih sedikit dibandingkan dengan frekuensi tinggi. Jadi ada ketergantungan antara frekuensi,

penyerapan dan kedalaman efek dari gelombang ultrasound. Disamping itu refleksi, koefisien

penyebaran menentukan penyebarluasan ultrasound di dalam jaringan tubuh.


Tabel 1. Koefisien Penyerapan pada Frekuensi 1 MHz dan 3 MHz

Medium Frek. 1 MHz Frek. 3 MHz


Darah 0,028 0,084

Pembuluh darah 0,4 1,2

Tulang 3,22 -

Kulit 0,62 1,86

Tulang rawan 1,16 3,48

Udara 2,27 8,28

Tendon 1,12 3,38

Otot 0,76 2,28

Lemak 0,28 0,84

Air (20°C) 0,14 0,42

Serabut saraf 0,0006 0,0018

0,2 0,6

Dari tabel di atas, nampak ada dua nilai absorbsi di dalam jaringan otot. Adanya

perbedaan yang penting disini adalah karena arah dari bundel ultrasound terhadap jaringan

otot. Pertama, jika bundel ultrasound jatuh secara tegak lurus terhadap jaringan otot.

Kedua, jika bundel ultrasound berjalan sejajar dengan jaringan otot. Pada keadaan yang

kedua nilai absorbsinya hampir tiga kali lebih kecil. Sebuah satuan yang lebih praktis

dalam hal penyebaran adalah Half Value Depth atau jarak nilai setengah (HVD). Yang

dimaksud jarak nilai setengah adalah jarak dimana intensitas dari ultrasound dalam suatu

media tertentu tinggal separuh. Jarak nilai setengah ini ditentukan koefisien penyerapan
Tabel 2. Jarak Nilai Setengah Pada Beberapa Medium

Medium Frek. 1 MHz Frek. 3 MHz


Tulang 2,1 mm -

Kulit 11,1 mm 4 mm

Tulang rawan 6m 2 mm

Udara 2,5 mm 0,8 mm

Tendon 2,5 mm 0,8 mm

Otot 9 mm 3 mm

Lemak 24,6 mm 16,5 mm

Air (200C) 50 mm 16,5 mm

11500 mm 3833,3 mm

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa banyaknya energi ultrasound diserap dalam

jaringan tendon dan jaringan tulang rawan. Penetrasi terdalam, dimana efek terapeutik

masih bisa kita harapkan dinyatakan dalam istilah “Penetration Depth” adalah merupakan

suatu titik dimana intensitas ultrasound yang diberikan masih tersisa 10%

3) Pembiasan

Pembiasan gelombang ultrasound ditentukan oleh nilai indeks tiap-tiap media pada

jaringan, dimana indeks bias ditentukan oleh kecepatan gelombang ultrasound pada tiap-

tiap medium. Nilai indeks bias (n) = 1 berarti tiap pembiasan sedangkan nilai indeks bias

lebih dari 1 berarti pembiasan mendekati garis normal dan jika indeks bias kurang dari 1

berarti pembiasan menjauhi garis normal. Besarnya pembiasan ditentukan oleh sudut

datang dan kecepatan gelombang suara pada media yang dilaluinya.

4) Coupling Media
Untuk dapat meneruskan gelombang ultrasound ke dalam jaringan tubuh maka dibutuhkan

suatu medium yang berada antar tranduser dan permukaan tubuh yang akan di ultrasound.

Adapun ciri- ciri coupling media yang baik pada penggunaan ultrasound secara umum adalah

a. Bersih dan steril

b. Tidak terlalu cair kecuali metode under water

c. Tidak terlalu cepat diserap oleh kulit

d. Transparansi

e. Mudah dibersihkan

5. Bagian Alat :

1) seven segmen untuk display waktu yang di pilih

2) pemilihan interval jarak pulsa 1:5 ,1:10, 1:20


3) tombol untuk pemilihan frekuensi yang di pakai 1MHz dan 3MHz

4)  Intensitas berfungsi untuk menentukan intensitas energi yang akan di pergunakan ke pasien
5) probe/electrode yang di dalamnya terdapat piezoelektrik sebagai output dari alat ini yang akan di
tempelkan di tubuh pasien yang akan terasa hangat
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN.
1. Terapi ultrasound adalah modalitas pengobatan yang digunakan oleh terapis fisik

atau okupasi terapis untuk mengobati kondisi sakit, dan untuk mempromosikan

penyembuhan jaringan.

2. Cara kerja alat ini adalah menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk

meningkatkan produksi panas jaringan dalam sehinga dapat mengurangi

rasa nyeri. Alat ultrasound terapi ini menggunakan rangkaian pembangkit

frekuensi yang menghasilkan arus berfrekwensi tinggi yang mencapai 0,75 s.d 3 MHz.

DAFTAR PUSTAKA

https://docplayer.info/52081327-Prinsip-kerja-ultrasound-therapy.html

Anda mungkin juga menyukai