Anda di halaman 1dari 13

IESfi nli-5&A*]i,SqFb-*-*

.ffiilJ#tr|wjlt[tflH
PROSIDIIYC
Seminar Insentif nisct SII{as
(rNsrNAs 2l}r3)

Jakar&, ? - E November 2[113

* MEMBANGTJN SINBRGI RISET NASIONAL


UNTI]KKEffiTEKNOLOGI'
&nyusrn:
k BambengPriwaato
Drs. Dadi Alamsyab, M.Si
Drs. Abdul Waid
Drs. Ermaliu, M.k
Dr. Hendro \ffieakssno, M.S*
Ir. Mrhairdra l#atuyo, MT
Drs. Fr*y Lestarininpib, ;\ttM
k Hari Jusro*" M-Sc
Ir. Fa*cara Suteto
Ir. Sjaeful lnraU Mll
Dr. Syafarudiu
Dr. rs. nat. AhadSar-di, M"Sc
Mubanmad AIhr lmail, M-f,
Ratna Farianiagsdr" S-E.
Eatil Laelf,sari, S.Sos.
Aris lrarvan ST
Za€ffiIArifrn M.Si
Sasti Oris& ST
Roosida Taufad S"8., MM.
Engkas Sukaesih. MA
l*ni Pursafiingsih, STP

knYurting:
Prof- Dr. tr. Djoko W*hyu Kemdadji
Ir, Alruad tladiag Gunadi,.!1A
lr.Hry Soebagro, MT
Rahmat fazd S.g

Femrtit
Asdep R.elevaasi Progrartr Riprek
Deputi Eidmg Relevansi dan Produktiviras lpel.
KEMENISRTAN RISET DAN TEKNOL,OCI
Gedung ll - BPPT, ktrrai 21, JI. MH. Tharein S, Jakarr&
Ttp. 021 3169840, Sax. 310?358
e'Mail : insiaa@riste*-go.i4 http/l*.ww.risreLgo.id
re)
RISTEK
H$ilI$ mI3
$Hmun ilffitotfiL lltwffir nsm xnffi

II[IIB[ilfitn $mm$ fiffff ttil$0ffil


uff$[ milililDmllil mffil}l0fiI
IIDTffi IEIIO16EIPTffiIT

ffi
ffi tffitfir Drrn nExytx$ pntffilt ffiI IHII
DETIIEIBITT ffi$N$ MT PIOHNTTil$IHXT

[mrHffimffi mffi Ilffi TffiItor0fiI


ffirmL I"E rioYErm ffis
Ml fil8{U{Efrm{.{
DAFTAB ISI
Halama:r
KATAPENGANTAH i

DAFTAR I5I ii

Sambutan Menteri Riset dan Teknologi iii

PENERAPAf{ TEKNOLOGI PROEUKSI PAKAN T€RNAT COMPLETE FEEE 1


KAPAS}TAs 5 TON/HARI BERBASIS S{JMEERDAYA LOKAL
Yana Surydna, Ujang Suryodi, tswohyano
BERAS CEREAS MENGUBAH BUDAYA PANGAF,INAS'OI{AL s
Achmad Subogia, Margomondalo, dan Salahuddin
AOAPTASI DAN KOMIRSIALISASI BOX DRYER MENGGUNAKAN TUNGKU t0
SEKAM IftTI DENGAN DOWNDRAFT SYSTEMDI I.AHAru PASAilG SUftUT
SUMATERA SEI.ATAN
Sudi Rahorja, Hercyamsi, Yanter Hutspea, Kgs A. Kodir
PENGEMBANGAN TEI(NotsGl olvERslFtKAst MtNcro FlsH SEBAGAT zo
PRODUK OLJAHAN l-iASlt PEfiIKANAN Dt KABUPATt|\! RAJA AMpAT
Mayo Soraya, M.)usuf Djafar, Aton yuliantq lda Raysnti, Fathiah Lt$ah
PENERAPAN TEKN0LOGI PEoDUKst coKEtAT coMpouND sKAtr UKM
3:
DI KORTDOR EKONOMI SULAWESI
Lamhot P. Manalu, 6igih Atmaji, Triyaga Wibawe, Ahrnad yani
DlFUsl rEKNoLoGl PENGEI0|-AAN GEitETtK il{ouK DAN pRoouxst 40
BENIH IKAN NILA U!'IGGUL sxAtA uNrr PEMBENTHAN RAtffAT {tjpn} Dt
KASUPATEN KAMPAR, PROPINSI RIAU
frdtu siti Aliah, Kiki Mariya Dewi, sutanti, Suhendar I sochaemar dan
M. Husni Amarullah
PERBAIKAN PERTUMBUHAN DAN pfioDuKTtvtrAs rAf-{AMAN KAKAO
4s
0ENGAN TEKNOLOGI TATERAL ROOTS MANtpULATtCN {LnM}
Dudi lskandar, Yodi Setiodi Honno Artuti El<amawanti
PENERAPAN TEKNOL0GI PEoouxsl rEPUitG SORGUM TERMoDIFtKAst
sl
UNTUK SUBSTITUSI TEPUFTG TERIGU SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI
PAFIGAN OIAHAN KAPASITAS 1 TOH/HARI
Yanuar Sigit P., Sabirin, Budi Kuscrpoka, gambcng Triwiyana, Andy
Marjono P.
FENINGKATAN l(APAslrAs rEKNoLoGt pRoouKsr BEN|H KTNTANG
5i
BERMUTU MEIALUI slSTEM AEROPOfiIIK MENUJU KEMANDIRIAH
SENTRA PRODUKSI I(ENTANG NASIONAL
Saparso dan Khovid Faozi
APtlKAsl FUPUK BIOORGANIK UNTUK MENGURANGI FENGGUNAAhI
Es
PUPUI( ANORGANIK PADA TANAMAN PADI
€di Wahjano, Hardaning Pranomudo, Sih pormiyatni, Ahmcd Fauti dan
M" Syarif, Parlaungan Lubis, Alllarrridi d*n Johsn
PENERAPAN TEKNOLOGI PRODUKSI TEPUNG SORGUM
TERMODIFIKASI UNTUK SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU SEBAGAI
BAHAN BAKU INDUSTRI PANGAN OLAHAN
KAPASITAS 1 TON/HARI
Yanuar Sigit P.1), Sabirin1), Budi Kusarpoko1), Bambang Triwiyono1), Andy Marjono P. 1)
1
Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Gedung II – BPPT, Lt.16
Jl. MH. Thamrin 8, Jakarta Pusat 10340
Telepon (021) 3169895
e-Mail : yanuar.sigit@bppt.go.id

Jakarta, 7 - 8 November 2013

ABSTRAK

Saat ini tanaman sorgum mulai dikembangkan di Indonesia sebagai pakan ternak dan alternatif solusi
terhadap ancaman krisis pangan dan energi. Riset dan teknologi berbasis sorgum telah dikembangkan di
bidang on farm dan off-farm, akan tetapi hanya pemuliaan tanaman dan budidaya untuk pakan ternak
yang sudah diterapkan pada skala industri, sedangkan pemanfaatan biji untuk pangan dan nira untuk
pembuatan bioetanol & jaggery masih terbatas pada skala kecil. Pada skala industri, biji sorgum belum
termanfaatkan secara optimal, padahal mempunyai nilai gizi yang memadai sebagai bahan pangan.
Pengolahan dan pemanfaatan biji sorgum masih belum berkembang karena mengandung tanin yang
menyebabkan rasa sepat dan kurang disukai dalam produk pangan hasil olahannya. Di samping itu,
teknologi pengolahan pasca panen (alat penyosoh biji sorgum) belum tersedia di pasaran dan belum ada
industri yang menampung/mengolah biji sorgum yang dihasilkan oleh petani. Hal ini menyebabkan nilai
tambah tanaman sorgum masih sangat kecil karena hanya batang/daunnya saja yang termanfaatkan
secara optimal. Di sisi lain, ketergantungan bahan baku industri pangan terhadap gandum impor yang
pada tahun 2012 telah mencapai 7 juta ton (senilai 35 triliun) harus dikurangi, sebagai upaya
pencapaian ketahanan pangan jangka panjang dan menciptakan kemandirian bangsa. Salah satunya
adalah dengan mengolah biji sorgum menjadi tepung sorgum termodifikasi untuk substitusi terigu.
Teknologi modifikasi tepung sorgum dilakukan dengan proses penyosohan biji sorgum, penepungan,
modifikasi dengan teknik ekstrusi, pengeringan dan penepungan kembali, serta pengayakan, pada
kapasitas 1 ton/hari. Proses modifikasi dilakukan terhadap tepung sorgum agar memiliki sifat fisiko-
kimia (pasting properties, swelling power, dan solubility) mendekati terigu. Tepung sorgum termodifikasi
dapat digunakan untuk pembuatan noodle (substitusi 50% terhadap terigu), cake (dari sorgum
termodifikasi hingga 100%), dan cookies (dari sorgum termodifikasi hingga 100%). Difusi teknologi
dilakukan dengan memberikan rekomendasi dan alih teknologi kepada PT. Sinar Fajar Timur dan PTPN
XII tentang penerapan teknologi produksi tepung sorgum termodifikasi dalam sistem produksi kapasitas
1 ton/hari. Industri pangan olahan yang selama ini hanya bertumpu pada tepung terigu dapat
memanfaatkan tepung sorgum termodifikasi ini.

Kata kunci : biji sorgum, sorgum termodifikasi, substitusi, terigu, difusi teknologi

52
I. PENDAHULUAN Tabel 2. Kandungan Asam Amino Esensial
Sorgum (Sorghum bicolor) merupakan jenis Sorgum dan Bahan Pangan Lain
tanaman serealia yang cukup potensial untuk
dikembangkan di Indonesia karena mempunyai
daya adaptasi lingkungan yang cukup luas,
khususnya pada lahan marginal. Tanaman sorgum
toleran terhadap kekeringan dan genangan air,
serta relatif tahan terhadap gangguan
hama/penyakit (Sirappa, 2003). Potensi sorgum di
Indonesia sangat besar hal ini diindikasikan oleh
besarnya potensi lahan marginal di seluruh
Indonesia yang berkisar 853 ribu hektar
(Departemen Pertanian). Apabila lahan marginal
tersebut dikelola untuk budidaya sorgum akan
menghasilkan sekitar 6-10 juta ton biji/tahun, 75-
100 juta ton batang/tahun yang mengandung 40-60
juta kL nira/tahun. Pemanfaatan tanaman sorgum
di Indonesia saat ini sebagian besar digunakan Meskipun mempunyai kandungan nutrisi
untuk pakan ternak (silase) dengan memanfaatkan dan asam amino esensial yang cukup tinggi
batang/daunnya. Pemanfaatan biji sorgum untuk dibandingkan bahan pangan lainnya, pemanfaatan
pangan dan nira untuk pembuatan bioetanol & sorgum sebagai bahan pangan di Indonesia saat ini
jaggery (gula merah) masih terbatas pada skala masih terbatas. Sebenarnya sorgum mempunyai
kecil, dan cenderung terabaikan oleh masyarakat. potensi cukup besar sebagai bahan pangan, namun
Minimnya pemanfaatan biji sorgum di Indonesia pemanfaatannya belum berkembang antara lain
sangat disayangkan, padahal sorgum mempunyai karena penyosohan biji sorgum cukup sulit
nilai gizi yang memadai sebagai bahan pangan. dilakukan. Di Indonesia, biji sorgum digunakan
Perbandingan kandungan gizi sorgum terhadap sebagai bahan makanan substitusi beras, namun
bahan pangan lain tersaji pada tabel berikut: karena kandungan taninnya cukup tinggi
(0,40−3,60%), hasil olahannya kurang enak.
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Sorgum dalam 100 gr Pemanfaatan biji sorgum saat ini pada umumnya
Bahan Dibanding Bahan Pangan Lain hanya digunakan sebagai pakan burung, karena
Kandungan/100 g masyarakat belum menguasai teknologi
Unsur
Nutrisi Beras Sorgum Terigu
Ubi
Jagung Kedele Kentang
Ubi pengolahan dan pemanfaatan bijinya yang
kayu jalar
Kalori (cal)
mengandung tanin. Di samping itu, teknologi
360 332 365 146 361 286 83 123
Protein (g) 7.0 11.0 8.9 1.2 8.7 30.2 2 1.8
pengolahan pasca panen (alat penyosoh biji
Lemak (g) 0.7 3.3 1.3 0.3 4.5 15.6 0.1 0.7
sorgum) juga belum tersedia di pasaran. Hal lain
Karbohidrat yang menyebabkan belum berkembangnya
79 73.0 77 34.7 72.4 30.1 19 28
(g) pemanfaatan biji sorgum adalah belum adanya
Air (%) 9.8 11.2 12 63 13.5 - - - industri yang menampung dan mengolah biji
Serat (%) 1 2.3 - - 2.70 - - - sorgum yang dihasilkan oleh petani menjadi
Kalsium
6.0 28.0 16 33.0 9.0 196 11 30 produk pangan olahan, sehingga nilai tambah
(mg)
sorgum masih sangat kecil karena hanya
Besi (mg) 0.8 4.4 1.2 0.7 4.6 6.9 0.7 0.7
Posfor (mg) 140
batang/daunnya saja yang termanfaatkan secara
287 106 40 380 506 56 49
Vit. B1
optimal. Hal tersebut menyebabkan produksi
(mg)
0.12 0.38 0.12 0.06 0.27 0.93 sorgum nasional di tingkat petani saat ini masih
lesu, karena belum ada industri penggunanya. Pada
Sumber: DEPKES RI., Direktorat Gizi (1992) & umumnya petani hanya menanam saat ada pesanan
Beti et al.(1990) dari pengguna. Kapasitas produksi sorgum akan
meningkat apabila sorgum dapat diangkat menjadi
salah satu komoditas strategis dalam
pengembangan sistem agribisnis dan agroindustri,
antara lain pengembangan pemanfaatan biji
sorgum sebagai bahan baku industri pangan.
53
Melihat potensi sorgum yang sangat lebih banyak air dibandingkan dengan gandum.
prospektif, pengembangan sorgum harus terus Hal tersebut dapat diatasi dengan proses
ditingkatkan untuk meningkatkan ketahanan pragelatinasi pati menggunakan teknik ekstrusi,
pangan, sesuai dengan Peraturan Presiden no. 22 sehingga sifat swelling power, pasting properties,
tahun 2009 tentang kebijakan percepatan dan solubility dapat ditingkatkan.
penganekaragaman konsumsi pangan berbasis Selain itu, protein sereal juga merupakan
sumberdaya lokal. Biji sorgum dapat diolah komponen penting sebagai struktur pembangun
menjadi tepung sorgum termodifikasi untuk dalam makanan. Protein utama yang terdapat pada
substitusi tepung terigu (50-100%) sebagai bahan sorgum adalah kafirin yang terbungkus dalam
baku pangan olahan seperti noodle, bolu dan protein body. Sorgum mempunyai protein body
cookies. Pada tahun 2012 impor gandum Indonesia yang kaku (rigid) karena sifat polimerik ikatan
mencapai 7 juta ton (senilai 35 triliun Rupiah) atau disulfida dari protein gamma & beta-prolamin
setara dengan konsumsi terigu 5,7 juta ton, dan yang ditemukan pada tepi luar badan sorgum
diperkirakan konsumsi gandum nasional naik 6% (Chanapamokkhot, H. dan M. Thongngam, 2007).
per tahun. Industri pengguna terigu nasional terdiri Agar kafirin dapat digunakan dalam pengolahan
dari 60% UKM, 32% industri modern, dan 8% makanan, protein body (kafirin) harus dimodifikasi
rumah tangga, dengan konsumsi terbesar untuk struktur proteinnya. Struktur protein body dapat
pembuatan mie (noodle) dan cookies. dimodifikasi dengan perlakuan tegangan geser atau
Ketergantungan bahan baku industri pangan tekanan & suhu yang tinggi (proses ekstrusi)
terhadap gandum (impor) harus dikurangi, sebagai sehingga akan meningkatkan penggunaan kafirin
upaya pencapaian ketahanan pangan jangka sebagai komponen fungsional dalam produk
panjang dan menciptakan kemandirian bangsa. pangan olahan (Hamaker dan Bugusu, 2003).
Salah satunya dengan memanfaatkan tepung Penggunaan teknik ekstrusi dapat memodifikasi
sorgum termodifikasi untuk substitusi terigu. struktur protein dan sifat fungsional tepung
Proses modifikasi tepung sorgum dilakukan sorgum, sehingga tepung sorgum dapat lebih
dengan teknologi penyosohan biji sorgum, mudah/cocok digunakan untuk substitusi tepung
penepungan, modifikasi dengan teknik ekstrusi, gandum sebagai bahan pangan olahan, terutama
pengeringan dan penepungan kembali, serta industri noodle, cookies, cake, dan biskuit.
pengayakan, pada skala 1 ton/hari. Proses
modifikasi dilakukan terhadap tepung sorgum agar II. METODE
memiliki sifat fisiko-kimia (pasting properties,
swelling power, dan solubility) mendekati tepung Penyiapan paket teknologi produksi tepung
terigu, sehingga dapat digunakan untuk substitusi sorgum termodifikasi untuk substitusi tepung
terigu sebagai bahan baku pangan olahan. Paket terigu, baik hardware maupun software, dilakukan
teknologi tersebut perlu didifusikan kepada melalui pengujian proses modifikasi tepung
masyarakat industri, khususnya industri pangan sorgum dengan perlakuan panas dan tekanan
berbasis pati dan PPBT (Perusahaan Pemula (teknik ekstrusi) hingga diperoleh karakteristik
Berbasis Teknologi) agar dapat diterapkan dalam fisiko-kimia produk sorgum termodifikasi yang
skala industri dan dapat menstimulus tumbuhnya mendekati terigu. Proses modifikasi dilakukan
start-up company yang memproduksi tepung dengan rancangan percobaan (experimental design)
sorgum termodifikasi. yang disusun dengan metode central composite
Sorgum merupakan salah satu bahan design pada beberapa variabel bebas. Tiap variabel
makanan serealia penting yang menyediakan terdiri dari 3 level (level atas, level tengah, dan
energi, protein, vitamin dan anti-oksidan. level bawah). Metode optimasi berdasarkan
Komponen utama sorgum yang mempengaruhi metode permukaan respon (RSM) melibatkan 3
kualitas makanan adalah pati (starch) dan protein langkah utama yaitu: rancangan percobaan yang
(Taylor et al., 2006). Pati merupakan komponen menggunakan pendekatan statistik, estimasi
utama yang memainkan peranan penting dalam koefisien model matematik dan prediksi respon
produk makanan dan biasanya digunakan sebagai dan terakhir pencocokan model. Respon yang
pengental (thickener) dan gelling agent. Sorgum diamati adalah RVA pasting properties, swelling
mempunyai suhu gelatinasi yang lebih tinggi power, dan solubility. Pengukuran RVA Pasting
dibandingkan gandum, sehingga sorgum menyerap Properties dilakukan dengan Brabender

54
Viscograph E (USB) version 4.0.5 pada Pati. Biji sorgum varietas Numbu sebelum dan
konsentrasi 6%, swelling power diukur dengan sesudah disosoh disajikan pada Gambar 1.
metode Leach, dan solubility diukur dengan
metode Kainuma. Analisa komponen intrinsik juga
dilakukan terhadap produk sorgum termodifikasi
dengan parameter kadar air, protein, karbohidrat
total, lemak, serat, abu, natrium, kalsium, dan anti-
oksidan.
Metode yang digunakan dalam melakukan
kajian tekno ekonomi produksi tepung sorgum
termodifikasi adalah metoda observasi dan survey,
(a) (b)
dengan mengumpulkan data primer dan data
sekunder. Perhitungan dan analisa kelayakan usaha Gambar 1. Biji Sorgum Varietas Numbu yang
menggunakan parameter NPV (net present value), (a) Belum disosoh ; dan (b) Sudah Disosoh
B/C ratio (benefit cost ratio), PBP (payback
period), dan IRR (internal rate of return). - Konsep Proses:
Sosialisasi dilakukan kepada stake holder Modifikasi tepung sorgum dilakukan dengan cara
melalui berbagai metode, antara lain melalui memodifikasi struktur pati dan protein kafirin
presentasi dan diskusi terhadap stake holder, yang terbungkus dalam protein body, sehingga
pengujian aplikasi pembuatan pangan olahan di mempunyai sifat fisiko-kimia (swelling power,
berbagai industri pangan dan UKM, pameran solubility, dan pasting properties) mendekati
pangan, focus Group Discussion (FGD), dan tepung terigu. Modifikasi dilakukan dengan
penerapan teknologi serta pemasaran produk perlakuan panas dan tekanan pada berbagai
tepung sorgum termodifikasi oleh mitra (PT. Sinar variabel proses, antara lain:
Fajar Timur) di tingkat grosir. 1. Diameter die (lubang pencetak bahan)
Difusi teknologi dilakukan dengan 2. Kecepatan putaran motor screw ekstruder
memberikan rekomendasi dan alih teknologi 3. Kecepatan putaran motor screw feeder
kepada mitra tentang teknologi produksi tepung 4. Kecepatan putaran motor cutter
sorgum termodifikasi, yang disertai dengan 5. Kadar air umpan (feed)
penerapan teknologi produksi tepung sorgum 6. Temperatur ekstrusi
termodifikasi untuk substitusi tepung terigu dalam
sistem produksi kapasitas 1 ton/hari.
-Tahapan Proses Produksi
III. Hasil dan Pembahasan Diagram alir proses produk sorgum termodifikasi
disajikan pada Gambar 2.
Dari hasil pengujian proses modifikasi tepung Pengaturan kadar air +
Mixing

sorgum diperoleh informasi teknis yang memuat


teknologi proses produksi tepung sorgum E-14
termodifikasi, yaitu: Biji Sorgum
E-16

Mesin Penyosoh
Mixer
E-1

Hammer Mill Ekstruder


Biji Sorgum

- Spesifikasi bahan baku:


Bahan baku yang digunakan adalah biji sorgum
varietas Numbu dengan kadar air maksimal 12% Dust Collector Disk Mill/
yang diperoleh dari hasil budidaya kebun Cyclone
Hammer Mill

percobaan Balai Besar Teknologi Pati, Lampung. Pengepakan


Produk
Pengepakan
Produk
Blower
Dryer

Biji sorgum harus disosoh terlebih dahulu untuk


menghilangkan kandungan tanin pada bagian Gambar 2. Diagram Alir Peralatan Proses
kulit luar (perikarp) yang akan menyebabkan rasa Modifikasi Tepung Sorgum Dengan Teknik
sepat pada produk pangan. Penyosohan dilakukan Ekstrusi
dengan menggunakan mesin penyosoh biji
sorgum hasil rekayasa Balai Besar Teknologi Biji sorgum yang sudah disosoh perlu
ditepungkan terlebih dahulu dan diatur kadar

55
airnya sebelum dimodifikasi. Setelah itu, tepung Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai beginning
sorgum alami tersebut dimodifikasi dengan gelatinization tepung sorgum alami (23 BU pada
perlakuan panas dan tekanan (teknik ekstrusi) pada temperatur 88,7oC) dan tepung sorgum
kondisi operasi tertentu. Pada tahap ekstrusi,
termodifikasi (21 BU pada temperatur 83.3oC)
proses modifikasi pati/protein akan terjadi, dimana
pada suatu kondisi operasi tertentu maka struktur mendekati nilai beginning gelatinization tepung
fisik pati akan mengalami swelling/ pembengkakan terigu (19 BU pada temperatur 86,8oC). Di sisi lain
sehingga functional properties-nya akan berubah nilai maximum viscosity, breakdown, swelling
sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Setelah power, dan solubility tepung sorgum alami yang
melewati proses ekstrusi, produk dikeringkan, telah dimodifikasi mendekati nilai tepung terigu.
ditepungkan kembali (size reduction), dan diayak Karakteristik komponen intrinsik kadar air,
pada ukuran partikel 80-100 mesh, lalu dikemas
protein, karbohidrat total, dan kadar serat tepung
dengan karung.
sorgum termodifikasi relatif tidak mengalami
- Spesifikasi Produk: perubahan dibanding tepung sorgum alami.
Produk tepung sorgum termodifikasi yang Sedangkan kadar lemak dan kadar abu mengalami
dihasilkan mempunyai sifat-fisiko kimia yang penurunan.
mendekati terigu komersial. Karakteristik produk Produk pangan olahan yang menggunakan
tepung sorgum termodifikasi tersaji pada Tabel 3. bahan baku tepung sorgum termodifikasi telah
diuji sensori untuk mengetahui tingkat kesukaan
Tabel 3. Perbandingan Karakteristik Tepung dan penerimaan panelis. Uji sensori dilakukan
Sorgum Termodifikasi (Modified Sorghum Flour) terhadap atribut warna, tekstur, aroma, dan rasa
Terhadap Terigu dan Tepung Sorgum Alami keseluruhan pada cookies dan cake sorgum. Dari
hasil uji sensori tersebut, diperoleh kesimpulan
bahwa tingkat penerimaan cookies dan cake
Terigu sorgum sangat baik dengan nilai LoA (Level of
Sorgum Segitiga Modified Acceptance) > 3,5 yaitu 3,61 hingga 3,75 dalam
Karakteristik Alami Biru Sorghum
skala 1-5. Hal tersebut menunjukkan bahwa
(Native) (Bench Flour
Mark) tepung sorgum termodifikasi cocok untuk
Pasting Properties digunakan dalam pembuatan cookies dan cake
karena disukai oleh masyarakat. Selanjutnya,
Beginning 23 BU : 19 BU : 21 BU : produk sorgum termodifikasi diaplikasikan dalam
Gelatinization 88.7oC 86.8oC 83.3oC pembuatan berbagai pangan olahan (Gambar 3)
Max. Viscosity 139 BU: 34 BU : 33 BU : sebagai berikut:
93.6oC 91.5oC 89oC  pembuatan cookies dari 100% tepung sorgum
Breakdown 13 BU 3 BU 4 BU termodifikasi
Swelling Power 3.45 6.15 7  pembuatan cake dari 100% tepung sorgum
Solubility (% b/v) 0.24 1 1 termodifikasi
Kadar Air (%) 10.4 11.1 10-11  pembuatan noodle dan bakpia dengan
Lemak (%) 3.98 0.7 1.43 substitusi 50% tepung sorgum termodifikasi
Protein (%) 7.22 10.79 7.24 terhadap terigu.
Karbohidrat 76.7 76.1 79.2  pembuatan bubur sorgum dari 100% tepung
Total (%) sorgum termodifikasi
Serat (%) 2.91 0.88 2.27
Kadar Abu (%) 1.33 0.51 0.47
Natrium (mg/100gr) 15 8.56
Kalsium (mg/100gr) 16 12.97
Anti oksidan (µg/gr BHA) - 570.7

56
Tabel 5. Biaya Proses Tepung Sorgum
Termodifikasi Per Kg Produk
Ratio Harga
input satuan Biaya
No Items
per kg
( Rp ) (Rp)
produk
I Bahan baku, Kg
Biji Sorgum 1,17 2.800 3.276
Bahan lain 0,39 1.700 663
II Utilitas
Listrik, Kwh 70 70
Air, Kg 10 10
III Packaging 50 50
IV Plant Overhead
Depresiasi 100 100
Biaya bunga 157 157
Gaji 1.410 1.410
Maintenance 100 100
Gambar 3. Produk Pangan Olahan yang Terbuat V Biaya umum 50 50
dari Tepung Sorgum Termodifikasi
Total Biaya 5.886
Evaluasi Tekno Ekonomi Produksi Tepung
Tabel 6. Biaya Investasi (Fixed Capital
Sorgum Termodifikasi kapasitas 1 Ton/hari
Investment)
Peralatan, biaya proses, dan biaya investasi
yang diperlukan untuk mendirikan sistem produksi No Fixed Capital Investment Biaya (Rp)
tepung sorgum termodifikasi kapasitas 1 ton/hari 1 Biaya Enjiniring 35.000.000
ditunjukkan pada Tabel 4, 5, dan 6. 2 Biaya pra konstruksi 15.000.000
3 Pekerjaan sipil 350.000.000
Tabel 4. Daftar Peralatan Utama Sistem Produksi
Tepung Sorgum Termodifikasi Kapasitas 1 4 Pekerjaan mekanikal/elektrikal 35.000.000
Ton/Hari 5 Peralatan 800.000.000
EQUIPMENT OTY CAPACITY HARGA 6 Biaya perpipaan /piping works 2.000.000
(Unit) (Rp) 7 Biaya pengecatan dan insulasi 2.000.000
Mesin 8 Precom dan commissioning 15.000.000
penyosoh 2 100 kg/jam 30.000.000
9 Tanah Areal Pabrik 600.000.000
Hammer mill 1 150 kg/jam 75.000.000
Total 1.854.000.000
Roller mill 1 150 kg/jam 75.000.000
Mixer 1 150 kg/jam 25.000.000 Parameter analisa kelayakan usaha atau investasi
Ekstruder 1 100 kg/jam 250.000.000 adalah sebagai berikut :
 Payback Period = 3,9 Tahun
Para-para 1 1,5 ton/hari 70.000.000 Payback Period merupakan penilaian terhadap
jangka waktu atau periode pengembalian
Cyclone+bag
investasi suatu proyek atau usaha.
filter 1 100kg/jam 225.000.000
Vibrating  Net Present Value = Rp.222.832.000,-
screen 2 50 kg/jam 50.000.000 NPV merupakan selisih antara pengeluaran
dan pemasukan yang telah didiskon dengan
TOTAL BIAYA 800.000.000
menggunakan social opportunity cost of
capital sebagai diskon faktor, atau dengan
57
kata lain merupakan arus kas yang Presentasi disampaikan kepada mitra (PT. Sinar
diperkirakan pada masa yang akan datang Fajar Timur), BUMN (PTPN XII), PT.
yang didiskonkan pada saat ini. Bogasari, serta RPN (Riset Perkebunan
Nilai NPV tersebut menunjukkan bahwa Nusantara) diikuti diskusi terkait pemanfaatan
investasi yang dilakukan dapat memberikan teknologi produksi modified sorghum flour
manfaat bagi perusahaan maka proyek atau untuk substitusi terigu dan peluang kerjasama.
industri dinyatakan layak atau bisa dijalankan. 2) Pengujian aplikasi pembuatan pangan olahan di
 Profitability Index atau Benefit and Cost Ratio berbagai industri pangan dan UKM. Telah
(B/C Ratio) = 1,3 dilakukan koordinasi dengan mitra PT. Sinar
Profitability Index (PI) atau Benefit and Cost Fajar Timur untuk memberikan sampel produk
Ratio (B/C Ratio) merupakan rasio aktifitas sorgum termodifikasi kepada berbagai industri
dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih pangan dan UKM. Selanjutnya, sampel tersebut
dengan nilai sekarang pengeluaran investasi diuji/diaplikasikan pada industri dan diperoleh
selama umur investasi. Nilai B/C Ratio > 1, hasil pengujian yang baik dan dapat diterima
maka investasi dinyatakan layak atau oleh pengguna. Saat ini telah dilakukan
diterima. negosiasi harga untuk kerjasama pemanfaatan
 Internal Rate of Return (IRR) = 36,2% produk sorgum termodifikasi pada skala
IRR digunakan dalam menentukan apakah komersial. Beberapa industri yang telah
investasi dilaksanakan atau tidak, untuk itu melakukan uji aplikasi antara lain:
biasanya digunakan acuan bahwa investasi  PT. Garuda Food, sedang melakukan uji
yang dilakukan harus lebih tinggi dari aplikasi untuk produk pangan olahannya
minimum acceptable rate of return. Minimum pada skala industri
acceptable rate of return adalah laju  Swendish Bakery, Yunatan bakery, dan
pengembalian minimum dari suatu investasi Yusi Akmal Bakery telah melakukan
yang berani dilakukan oleh seorang investor. pengujian untuk pembuatan cookies
IRR merupakan tingkat pengembalian dari  PT. Sinar Fajar Timur bersama industri
modal proyek yang dianalisis. Berupa tingkat noodle dan biskuit
bunga pada saat NPV=0, tingkat suku bunga 3) Pameran.
pada saat itu disebut IRR (Satuan % Beberapa pameran telah diikuti sebagai media
pertahun). Dari tabel perhitungan diatas untuk sosialisasi produk maupun teknologi
didapat nilai IRR sebesar 36,2% pertahun. produksi modified sorghum flour kepada para
Nilai IRR > (i = 15%), maka investasi petani, pelaku bisnis (industri pangan), UKM
dinyatakan layak atau diterima. yang bergerak dibidang pangan olahan (noodle,
bakso, cake, cookies, dan restoran), serta
Sosialisasi Program dan Hasil Kajian Teknologi pemerintah daerah. Pameran yang telah diikuti
Berbasis Sorgum Kepada Industri Pangan, antara lain:
UKM, dan Petani.  Pameran Pangan Nusantara 2013 di Jogja
Bersama dengan mitra, sosialisasi tentang Expo Center, Yogyakarta
produk tepung sorgum termodifikasi (modified  Pameran HUT BPPT ke-35 di Jakarta
sorghum flour) maupun teknologi proses  Pameran HARTEKNAS Propinsi Lampung
produksinya telah dilakukan kepada stake holder di Bandar Lampung
(industri pangan berbasis pati, UKM, BUMN, 4) Focus Group Discussion (FGD).
pemerintah daerah, lembaga riset, dan perguruan FGD merupakan salah satu media yang dapat
tinggi). Dalam sosialisasi tersebut disampaikan digunakan untuk mensosialisasikan teknologi
informasi teknis dan ekonomis tentang prospek produksi modified sorghum flour kepada stake
pengembangan pemanfaatan sorgum, khususnya holder sekaligus saling bertukar informasi dan
pemanfaatan biji sebagai bahan pangan olahan untuk memperkuat jaringan kerjasama. FGD
untuk substitusi terigu. yang telah diikuti antara lain:
Sosialisasi dilakukan kepada stake holder melalui  FGD dengan tema “Membangun
berbagai metode, antara lain: Kemandirian Pangan Melalui
1) Presentasi dan diskusi. Pengembangan Gandum Tropis & Substitusi
Terigu dengan Sagu dan Sorgum” di Jakarta

58
 FGD tentang Potensi dan Prospek Sorgum olahan telah dilakukan kepada mitra (PT. Sinar
untuk Pangan, Pakan, dan Bioenergi di Fajar Timur) dan PTPN XII.
Yogyakarta  Bersama dengan PT. Sinar Fajar Timur
5) Pemasaran produk modified sorghum flour oleh sedang mengembangkan dan memasarkan
mitra (PT. Sinar Fajar Timur) di tingkat grosir. produk tepung sorgum termodifikasi ke
berbagai industri pangan olahan.
Kemasan prototipe produk sorgum  Penerapan teknologi produksi tepung tepung
termodifikasi beserta informasi nilai gizinya yang sorgum termodifikasi untuk substitusi terigu
telah dipasarkan oleh mitra dapat dilihat pada telah dilakukan bersama mitra (PT. Sinar
Gambar 4 dan Gambar 5 berikut: Fajar Timur) pada kapasitas sistem produksi 1
ton/hari
 PTPN XII telah mempelajari proses produksi
tepung sorgum termodifikasi di B2TP-BPPT
Lampung
 PTPN XII bekerjasama dengan B2TP-BPPT
untuk mengolah biji sorgum milik PTPN XII
menjadi tepung sorgum termodifikasi dengan
teknologi B2TP-BPPT.
 Apabila penetrasi pasar yang sedang
dilakukan oleh mitra (PT. Sinar Fajar Timur),
Gambar 4. Kemasan Prototipe Produk Tepung apabila pasar telah siap menerima, PTPN XII
Sorgum Termodifikasi bersedia membangun pabrik tepung sorgum
termodifikasi.
 B2TP telah menyusun draft PKS tentang
pengolahan biji sorgum milik PTPN XII oleh
B2TP Lampung. Draft PKS akan ditelaah oleh
kedua belah pihak, selanjutnya ditandatangani
oleh Ka. B2TP dan Dirut PTPN XII, waktu
dan tempat akan ditetapkan kemudian

IV. KESIMPULAN

1. Biji sorgum dapat diolah menjadi tepung


sorgum termodifikasi yang mempunyai
karakteristik mendekati tepung terigu
dengan teknologi ekstrusi.
2. Modifikasi tepung sorgum dilakukan
dengan cara memodifikasi struktur pati dan
protein kafirin yang terbungkus dalam
protein body, sehingga mempunyai sifat
fisiko-kimia (swelling power, solubility,
Gambar 5. InformasiNilai Gizi Modified Sorghum dan pasting properties) mendekati tepung
Flour pada Kemasan 1 kg terigu.
3. Produk sorgum termodifikasi dapat
diaplikasikan dalam pembuatan berbagai
Difusi Teknologi Produksi Tepung Sorgum pangan olahan antara lain cookies, cake,
Termodifikasi pada Sistem Produksi Kapasitas dan noodle.
1 Ton/Hari 4. Difusi teknologi produksi tepung sorgum
termodifikasi kapasitas 1 ton/hari
Difusi teknologi produksi tepung sorgum telahdilakukan dengan memberikan
termodifikasi sebagai bahan baku industri pangan rekomendasi dan alih teknologi kepada PT.
Sinar Fajar Timur dan PTPN XII.

59
5. Analisa tekno-ekonomi teknologi produksi
tepung sorgum termodifikasi kapasitas 1
ton/harga menunjukkan bahwa:
 nilai Benefit and Cost Ratio (B/C
Ratio) sebesar 1,3
 nilai Internal Rate of Return (IRR)
sebesar 36.2%.

V. DAFTAR PUSTAKA

[1] Beti, Y.A., A. Ispandi, dan Sudaryono. 1990.


Sorgum. Monografi No. 5. Balai Penelitian
Tanaman Pangan, Malang.
[2] Chanapamokkhot, H. and M. Thongngam.
2007. The Chemical and Physico-Chemical
Properties of Sorghum Starch and Flour.
Kasetsart J. (Nat. Sci.) 41 : 343 – 349.
[3] DEPKES RI., Direktorat Gizi. (1992). Daftar
Komposisi Bahan Makanan. Penerbit
Bhratara-Jakarta. 57p.

[4] Hamaker, B.R. and B.A. Bugusu. 2003.


Overview: Sorghum Proteins and Food
Quality. Department of Food Science. Purdue
University and the INTSORMIL CRSP West
Lafayette, Indiana, USA. Availible Source:
http://www.afripro.org.uk/papers/Paper08
Hamaker.pdf, May 20, 2003.
[5] Rooney, L.W. and R.D. Sullines. 1977. The
Structure of Sorghum and Its Relation to
Processing and Nutritional Value. Cereal
Quality Laboratory, Texas University, USA.
p. 91−109.
[6] Sirappa,M.P. 2003. Prospek Pengembangan
Sorgum di Indonesia Sebagai Komoditas
Alternatif untuk Pangan, Pakan, dan Industri.
Jurnal Litbang, 22 (4), BPTP Sulawesi
selatan, Makasar.
[7] Taylor J.R.N., T.J. Schober and S.R. Bean.
2006. Novel Food and non-Food Uses for
Sorghum and Millets. J. Cereal Sci..
[8] Tester, R.F. and W.R. Morrison. 1990a.
Swelling and Gelatinization of Cereal
Starches,I. Effect of Amylopectin, Amylose
and Lipids. Cereal Chem. 67: 551-557.

60

Anda mungkin juga menyukai