Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

ASUHAN KEBIDANAN PADA INDIVIDU (IBU DAN ANAK) DALAM KELUARGA


DAN MASYARAKAT ASUHAN POSTNATAL
Dosen Pengampu : Rahajeng Siti Nur Rahmawati, M.Keb

Disusun Oleh:
Astrid Risandra (P17321193046)
Rismina Solichah (P17321194063)
Filzati Hanna Nafi’ah (P17321194065)
Fernanda Elga A. (P17321194080)
Galuh Ajeng A.K (P17321194075)
Angelika V.W (P17321194077)
Nor Laily Wahyuni (P1732119081)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES MALANG JURUSAN KEBIDANAN

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti- nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing yang


telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga
mengucapakan terimakasih kepada teman-teman yang telah memberikan masukan
baik alngsung amupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Kami telah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
amsih banyak terdapat keselahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini. Penulsi mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Contents
MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS.......................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
A. Definisi Asuhan Postnatal (PNC)..................................................................................5
B. Definisi Standart Pelayanan Minimal...........................................................................5
C. Standart Pelayanan Minimal (SPM) Alat......................................................................6
D. Standar Tempat untuk Pelayanan Postnatal di Komunitas....................................6
E. Standar Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas..............................................7
F. Jadwal Kunjungan Di Rumah dan Di Pelayanan Kesehatan......................................9
G. Postpartum Grub.............................................................................................................11
H. Role Play Postpartum Grub..........................................................................................16
BAB 3.................................................................................................................................................23
PENUTUP..........................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................24

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan lahir dan dibesarkan di suatu komunitas yang memiliki suatu
sistemkepercayaan dan pola budaya tersendiri. Oleh karena itu bidan
berperan sebagai pemberi asuhan secara komprehensif dan profesional yang
berfokus pada keunikan perempuan untuk mencapai reproduksi sehat,
pencapaian peran ibu, dan kualitas pengasuhan anak.Seorang bidan
komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya
kesehatan perempuan di wilayah kerjanya sehingga masyarakat mampu
mengenali masalah dan kebutuhan serta mampu memecahkan masalahnya
secara mandiri. Salah satu bentuk tanggung jawab bidan adalah asuhan ibu
setelah persalinan.
Asuhan ibu postpartum adalah suatu bentuk manajemen kesehatan
yang dilakukan pada ibu nifas dimasyarakat. Asuhan kebidanan di komunitas
adalah pemberian asuhan secara menyeluruh tidak hanya kepada ibu nifas
akan tetapi juga melibatkan seluruh keluarga dan anggota masyarakat di
sekitar ibu nifas. Asuhan ini merupakan kelanjutan asuhan dari rumah sakit
atau  pelayanan kesehatan lainnya.Asuhan kebidanan di komunitas adalah
pemberian asuhan secara menyeluruh tidak hanya kepada ibu nifas akan
tetapi  pemberian asuhan yang melibatkan seluruh keluarga dan anggota
masyarakat di sekitar ibu nifas. Asuhan ini merupakan kelanjutan
asuhandarirumahsakit atau pelayanan kesehatan lainnya.
Pelayanan nifas merupakan pelayanan kesehatan yang sesuai standar
pada ibu mulai 6 jam sampai dengan 40 hari pasca persalinan oleh tenaga
kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana standart pelayanan minimal (SPM) alat?
2. Bagaimana standart tempat?
3. Bagaimana standart pelayanan postnatal di komunitas?
4. Bagaimana jadwal kunjangan rumah ?
5. Bagaimana postpartum group?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui standart pelayanan minimal (SPM) alat
2. Untuk mengetahui standart tempat
3. Untuk mengetahui standart pelayanan postnatal di komunitas
4. Untuk mengetahui jadwal kunjangan rumah
5. Untuk mengetahui postpartum group

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Asuhan Postnatal (PNC)


Asuhan kebidanan di komunitas adalah pemberian asuhan secara
menyeluruh tidak hanya kepada ibu nifas akan tetapi pemberian asuhan yang
melibatkan seluruh keluarga dan anggota masyarakat di sekitar ibu nifas.
Asuhan ini merupakan kelanjutan asuhan dari rumah sakit atau pelayanan
Kesehatan lainnya.
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah
kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran
reproduksi Kembali ke keadaan tidak hamil yang normal.
Pelayanan nifas merupakan pelayanan Kesehatan yang sesuai standar
pada ibu mulai 6 jam sampai dengan 42 hari pascapersalinan oleh tenaga
Kesehatan. Asuhan masa nifas penting diberikan pada ibu dan bayi, karena
merupakan masa krisis baik ibu dan bayi. Enam puluh persen (60%) kematian
ibu terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian pada masa nifas terjadi 24
jam pertama.

B. Definisi Standart Pelayanan Minimal


Standart pelayanan minimal (SPM) sebagai amanat UU NO. 23 Tahun
2014 Pasal 1 menyatakan bahwa standart pelayanan minimal adalah
ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan
pemerintah wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal
Pengertian standart pelayanan minimal menurut pasal 1 PP No. 2
Tahun 2018 adalah ketentuan mengenai jenis dan pelayanan dasar yang
urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara
secara minimal
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan adalah
merupakan ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasarminimal
bidang kesehatan yang merupakan urusan pemerintahanwajib yang berhak
diperoleh setiap warga negara.Standar Teknis SPM bidang kesehatan adalah
ketentuan standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa, personal/sumber
dayamanusia kesehatan dan petunjuk teknis atau tata cara

3
pemenuhanstandar dari masing-masing jenis dan mutu pelayanan dasar SPM
Bidang Kesehatan.

C. Standart Pelayanan Minimal (SPM) Alat


Peralatan yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan sebagai berikut :
Alat steril
1) Air Bersih
2) Sabun
3) Handuk atau kain hangat yang bersih (satu untuk mengeringkan bayi, yag
lain untuk menyelimuti bayi)
4) Gunting steril / DTT untuk memotong tali pusat
5) 2 klem steril / DTT
6) Benang steril / DTT (atau klem) untuk mengikat tali pusat
7) Sarung tangan bersih / DTT
Alat tidak steril
1) Termometer bersit / DTT
2) Bola karet penghisap atau penghisap DeLee yang di DTT
3) Timbangan bayi dan pita pengukur yang bersih
4) Obat salep mata : tetrasiklin 1% atau eritromisin 0,5%
5) Kartu Ibu, Kartu Bayi dan Buku KIA

4
5
D. Standar Tempat untuk Pelayanan Postnatal di Komunitas
Asuhan Postnatal di Komunitas dapat dilakukan pada :
1. Bersalin di tempat praktik Bidan dengan ruangan :
a. Mempunyai ruang periksa luas minimal 2x3 meter
b. Mempunyai ruang tunggu
c. Mempunyai kamar mandi/WC
d. Mempunyai ventilasi dan penerangan
2. Bersalin di rumah pasien :
Sesuai dengan keadaan rumah pasien bersih dan nyaman. Jadwal
kunjungan dirumah dan dipelayanan kesehatan. Prinsisp pemberian
asuhan lanjutan pada masa nifas meliputi :
a. Asuhan postpartum di rumah berfokus pada pengkajian, penyuluhan
dan konseling

6
b. Pemberian asuhan kebidanan di rumah, bidan dan keluarga dilakukan
dalam suasana rileks dan kekeluargaan.
c. Membuat perencaan kunjungan rumah dengan :
1) Merencanakan kunjungan rumah dalam waktu tidak lebih dari 24-48
jam setelah kepulangan pasien kerumah
2) Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan
rumah dan waktu kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan
bersama anggota keluarga.
3) Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan
d. Memperhatikan tingkat keamanan bidan pada saat melakukan
kunjungan rumah.
3. Perencanaan kunjungan rumah dengan pertimbangan-pertimbangan :
a. Kunjungan dilakukan paling sedikit 4 kali selama ibu dalam masa nifas
b. Kegiatan yang dilakukan selama kunjungan melipti pencegahan,
pendeteksian, dan penanganan masalah yang terjadi pada masa
nifas.
c. Tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk :
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik,
2) Melaksanakan skrinning yang komprehensif,
3) Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu maupun bayinya.
4) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, keluarrga berencana, menyusui, pemberian imunisasi
kepada bayinya.

E. Standar Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas


1. Pernyataan Standar
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan
rumah pada hari ketiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah
persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui
penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan atau
rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada nifas, serta memberikan
penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan,

7
makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan
KB.
2. Tujuan
Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah
persalinan dan memberikan penyuluhan ASI ekskusif.
3. Prasyarat
 Bidan sudah terlatih dan terampil untuk mendampingi persalinan dan
memberikan perawatan bayi baru lahir dengan segera.
 Bidan sudah terlatih dan terampil untuk memeriksa dan menilai bayi
baru lahir dengan menggunakan skor Apgar. Menolong bayi untuk
memulai terjadinya pernapasan dan melakukan resusitasi bayi baru
lahir, mengeenal tanda-tanda hipotermi dan dapat melakukan tindakan
yang untuk mencegah dan menangani hipotermi, pencegahan infeksi
pada bayi baru lahir, mengenali tanda-tanda hipoglikemia dan
melakukan penatalaksanaan yang tepat jika hipoglikemia terjadi.
 Kartu ibu, kartu bayi dan buku KIA
 System rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan bayi baru lahir
yang efektif.
4. Proses
Bidan harus :
 Pada kunjungan rumah, sapalah ibu atau suami atau keluarganya
dengan rumah.
 Tanyakan pada ibu dan suami atau keluarganya jika ada masalah atau
kekhawatiran tentang ibu atau bayinya
 Cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa ibu dan bayi
 Periksa tanda-tanda vitasl ibu (suhu, nadi, dan tekanan darah)
 Periksa payudara ibu, amati apabila putting retak dan tanda-tanda
saluran ASI tersumbat atau infeksi payudara.
 Periksa involusi uterus (pengecilan uterus sekitar 2 cm per hari selama
8 hari pertama).
 Periksa lochea pada hari ketiga seharusnya mulai berkurang dan
berwarna coklat, pada hari ke delapan dan kesepuluh menjadi sedikit
dan berwarna merah muda. Jika di curigai sepsis puerperalis gunakan

8
standar 23, untuk penanganan perdarahan pasca persalinan gunakan
standar 22.
 Tanyakan kepada ibu apakah ibu meminum tablet sesuai ketentuan
(sampai 42 hari setelah postpartum).
 Bila ibu menderita anemia masa hamil ataua mengalami perdarahan
berat selama proses persalinan periksa Hb pada hari ketiga,
menasehati ibu supaya makan-makanan bergizi dan berikan tablet Fe.
 Berikan penyuluhan kepada ibu tentang kebersihan diri, memakai
pembalut yang bersih, makan-makanan yang bergizi, istirahat cukup,
dan merawat bayi.
 Bicarakan pemberian ASI dan bila mungkin apakah bayi menyusu
dengan baik.
 Nasehati ibu mengenai pentingnya pemebrian ASI eksklusif selama 6
bulan
 Bicarakan tentang KB dan kapan senggama dapat dimulai, sebaiknya
hal ini didiskusikan dengan suami.
 Catat dengan tepat semua yang di temukan, jika ada hal-hal yang tidak
normal segera rujuk ibu dan bayi ke rumah sakit.

F. Jadwal Kunjungan Di Rumah dan Di Pelayanan Kesehatan


Kunjungan pada masa nifas dilakukan minimal 4x. adapun tujuan kunjunngan
rumah untuk menialai keadaan ibu dan bayi baru lahir serta mencegah,
mendeteksi dan menangani komplikasi pada masa nifas. Kunjungan rumah
memiliki keuntungan sebagai berikut : bidan dapat melihat dan berinteraksi
dengan keluarga dalam lingkungan yang alami dan aman serta bidan mampu
mengkaji kecukupan sumber yang ada, keamanan dan lingkungan di rumah.
Sedangkan keterbatasan dari kunjungan rumah adalah memerlukan biaya
yang banyak, jumlah bidan terbatas dan kekhawatiran tentang keamanan
untuk mendatangi pasien di daerah tertentu. (Saleha, Siti. 2009).

Jadwal kunjungan rumah pada masa nifas dengan program pemerintah


meliputi :

1. Kunjungan I (6-8 jam postpartum)


a. Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.

9
b. Deteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan sertanlakukan
rujukan bila perdarahan berlanjut.
c. Pemberian ASI awal.
d. Konsling ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan
karena atonia uteri.
e. Mengajarkan cara mempererat hubungan ibu dan bayi baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
2. Kunjungan II (6 hari postpartum)
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi
baik, tinggi fundus uteri dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan
abnormal.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
c. Memastikan ibu cukup istirahat, makanan dan cairan.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada
tanda-tanda kesulitan menyusui.
e. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
3. Kunjungan III (2 minggu postpartum)
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi
baik, tinggi fundus uteri dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan
abnormal.
b. Menilai adnya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
c. Memastikan ibu cukup istirahat, makanan dan cairan.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan beenar serta tidak ada
tanda-tanda kesulitan menyusui.
e. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
4. Kunjungan IV (6 minggu postpartum)
1) Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.
a. Endometritis
b. Peritonitis
c. Bendungan ASI
d. Mastitis
e. Asbes payudara
f. Tromboflebitis
g. Depresi postpartum
10
2) Memberikan konseling KB secara dini.

Perencanaan kunjungan rumah meliputi :

1) Kunjungan rumh tidak lebih 24-48 jam setelah pulang.


2) Memastikan keluarga sudah mengetahui rencana kunjungan rumah
daan waktu kunjungnan bidan telah direncanakan bersama.
3) Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.
4) Merencanakan tujuan yang ingin dicapai dan menyusun alat serta
perlengkapan yang digunakan.
5) Memikirkan cara untuk menciptakan dan mengembangkan
hubungan baik dengan keluarga.
6) Melakukan tindakaan yang sesuai standar pelayanan kebidanan
dalam pemberian asuhan.
7) Memlakukan pendokumentasian hasil kunjungan.
8) Menyediakan sarana telepon untuk tindak lanjut asuhan.

Kunjungan postnatal rutin meliputi :

1) Kunjungan rumah dilakukan minimal 2x setiap hari pada pagi dan


sore selama beberapa hari postpartum.
2) Mengajarkan ibu dan keluarga tentang perawatan bayi baru lahir.
3) Mengajarkam ibu untuk merawat diri.
4) Memberikan saran dan nasehat sesuai kebutuhan dan realistis.
5) Bidan harus sabra dan telateen menghadapi ibu dan bayi.
6) Melibatkan keluarga saat kunjungan rumah seperti memberikan
perhatian penuh baik verbal maupun nonverbal, memberikan
dukungan terhadap adaptasi lingkungan yang baru.

G. Postpartum Grub
Postpartum grub adalah kumpulan individu yang sedang menjalani masa
nifas yang berusaha memenuhi kebutuhan pribadi, berinteraksi dengan tujuan
bersama dan mengalami kenikmatan hubungan yang mandiri. Ibu yang
mengalami masa nifas membutuhkan pengalaman yang nyata, salah satunya
diberikan dukungan dari kelompok pendukung seperti dukungan psikologis
dan juga dukungan fisik yang juga harus dipenuhi. Mereka membutuhkan
kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka dari situasi

11
yang menakutkan. Mungkin juga mereka membutuhkan pengobatan atau
istirahat, atau sering kali dengan senang hati mendapat bantuan dan
dukungan praktis dari kelompok pendukung pascapersalinan. Dengan
bantuan dan dukungan dari teman atau keluarga, mereka mungkin perlu
mengatur ulang atau mengatur ulang rutinitas harian mereka, atau mereka
mungkin menghilangkan beberapa aktivitas sesuai dengan konsep mereka
tentang keibuan dan perawatan bayi. Jika perlu, dorongan dan bantuan dari
para ahli, misalnya dari psikolog atau konselor yang berpengalaman di
bidangnya, bisa dibutuhkan. Dokter kandungan berperan penting dalam
mempersiapkan wanita terhadap kemungkinan terjadinya gangguan jiwa
pasca melahirkan dan segera memberikan penanganan yang tepat jika
gangguan tersebut terjadi, bahkan merujuk ke psikolog atau konseling jika
diperlukan. Kelompok pendukung yang memadai dari petugas kebidanan
yaitu dokter dan bidan atau perawat sangat dibutuhkan, misalnya dengan
memberikan informasi yang memadai atau memadai tentang proses
persalinan dan kehamilan, termasuk komplikasi yang mungkin timbul selama
periode tersebut dan penanganannya. Dibutuhkan penanganan yang
komprehensif atau holistik dan dukungan dari kelompok pendukung dari
penanganan ibu yang mengalami post partum. Perawatan medis, konseling,
bantuan emosional, dan praktis serta pemahaman intelektual tentang
pengalaman dan harapan pada saat tertentu. Secara garis besar dapat
dikatakan bahwa pengobatan dapat diperlukan pada tataran perilaku,
emosional, intelektual, sosial dan psikologis serta melibatkan lingkungan yaitu
suami, keluarga, dan teman dekat.
1. Kegiatan dalam postpartum grub banyak berupa penyuluhan diantaranya
mengenai hal-hal berikut;
1) Kebersihan pribadi
2) Istirahat
3) Nutrisi
a. Beras 200 gram (1 piring sedang)
b. Lauk pauk 1 iris sedang
c. Tahu/tempe 1 potong sedang
d. Sayuran 1 mangkuk sedang
e. Buah 1 iris sedang
12
f. Konsumsi tambahan 500 kalori per hari
g. Makanan dengan diet seimbang: protein, mineral, vitamin yang
cukup
h. Minum minimal 3 liter per hari (8 gelas sehari)
i. Minum pil zat besi selama 40 hari pascapersalinan
j. Minum kapsul vitamin A
4) Menyusui
5) Locea
Pembagian lokia antara lain.
 Lochea rubra (1-3 hari postpartum): warna merah segar dan
mengandung bekuan darah, sisa selaput ketuban, sisa vernik,
lanugo.
 Lochea sanguolenta (3-7 hari pascapersalinan): merah
kekuningan, berisi darah dan kaseosa pernis.
 Lochea serosa (7-14 hari pascapersalinan): Warna kekuningan,
penuh dengan serum
 Lochea alba (14-40 hari post partum): putih.
6) Involusi uterus
Setelah bayi lahir, rahim yang pada saat persalinan berkontraksi
dan memendek akan menjadi keras, sehingga dapat menutup
pembuluh darah besar yang mengarah pada bekas implantasi
plasenta. Pada involusi uteri, jaringan ikat dan jaringan otot
mengalami proses proteolitik, berangsur-angsur menyusut
sehingga pada akhir masa nifas menjadi sebesar dengan berat 30
gram.
7) hubungan intim
Secara fisik untuk memulai hubungan suami istri, setelah darah
merah berhenti, ibu dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam
vagina tanpa rasa sakit. Memulai hubungan suami istri tergantung
pada pasangan.
8) Keluarga Berencana
Terkadang ibu yang baru menjadi ibu ingin mencari kelompok
khusus yang terdiri dari orang-orang yang berpengalaman.

13
Terkadang ibu nifas yang pernah bertemu di kelas prenatal mulai
bergabung membentuk kelompok pendukung yang saling
membantu. Melihat hal tersebut, ternyata kelompok pendukung
merupakan kelompok yang sangat penting dalam membantu
seorang wanita yang sedang mengalami transisi dalam siklus
hidupnya.
2. Cara-cara dukungan untuk mengatasi postpartum dari kelompok
pendukung postpartum:
1) Pendekatan komunikasi terapeutik yang bertujuan untuk menciptakan
hubungan yang baik antara bidan dan pasien dalam rangka
kesembuhannya dengan cara:
a. Mendorong pasien untuk dapat meredakan semua ketegangan
emosional
b. Dorongan memahami dirinya sendiri
c. Dukungan tindakan konstruktif.
2) Cara meningkatkan dukungan mental post partum yang dapat
dilakukan oleh keluarga, misalnya:
a. Dari waktu ke waktu, para ibu meminta suami untuk membantu
pekerjaan rumah tangga seperti membantu merawat bayi,
memasak, menyiapkan susu, dll.
b. Memanggil orang tua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam
menghadapi kesibukan merawat bayinya.
c. Suami harus mengetahui masalah yang dihadapi istrinya dan lebih
memperhatikan istrinya.
d. Siapkan mental untuk menghadapi anak pertama yang akan lahir
e. Meningkatkan dukungan dari suami.
f. Suami menggantikan peran istri ketika istri lelah.
g. Ibu dianjurkan untuk sering berbagi dengan teman yang baru saja
melahirkan.
h. Bayi memakai popok untuk meringankan pekerjaan ibu.
i. Ubah suasana dengan bersosialisasi.
j. Suami sering kali mengakomodasi istrinya dalam mengurus bayi.
3) Selain hal di atas, dukungan post partum dari dirinya sendiri, antara
lain oleh:
14
a. Belajarlah untuk tenang dengan mengambil napas dalam-dalam
dan meditasi.
b. Tidurlah saat bayi tidur.
c. Latihan ringan.
d. Tulus dan ikhlas dengan peran barunya sebagai seorang ibu.
e. Bukan perfeksionis dalam hal merawat bayi,
f. Bicarakan kekhawatiran Anda dan komunikasikan.
g. Jadilah fleksibel.
h. Kesempatan untuk merawat bayinya hanya datang sekali.
i. Bergabunglah dengan postpartum grub

Kelompok nifas adalah suatu bentuk kelompok kecil atau organisasi ibu nifas.
Bertujuan untuk mendeteksi, mencegah, dan mengatasi masalah yang timbul
pada masa nifas.Ibu nifas sering mengalami gangguan psikologis yang dikenal
dengan istilah postpartum blues. Di masyarakat perlu dibentuk kelompok nifas
yaitu kelompok ibu nifass.Dalam melaksanakan asuhan ibu nifas di masyarakat
salah satunya dalam bentuk kelompok. Pengelompokan ibu nifas dilakukan
dengan mempertimbangkan jarak antara ibu nifas yang satu dengan ibu nifas
lainnya. Beberapa program yang dilaksanakan postpartum grub.

1. Program Ibu Pascapersalinan


Kunjungan ibu nifas dan neonatus, ASI eksklusif, tablet suplemen darah
dan vitamin A
2. Pengumpulan Data
Pengambilan data dilakukan bersamaan dengan kunjungan ibu nifas dan
neonatus. Data yang dibutuhkan antara lain: jumlah ibu nifas; adat atau
tradisi setempat; masalah selama masa nifas; sumber daya masyarakat;
dan pembuat kebijakan.
3. Mengatur Strategi
Pendekatan dengan keluarga ibu, Tomas, Togam, kepala desa dan kader
sebagai pengambil keputusan dan pengambil kebijakan sangat diperlukan
untuk menciptakan kelompok ibu nifas.
4. Perencanaan

15
Buatlah proposal atau usul yang memuat latar belakang dan tujuan
dibentuknya kelompok. Perencanaan meliputi kegiatan yang akan
dilakukan, tempat dan waktu, anggaran, dan peserta.
5. Implementasi
Menjadikan keteladanan (Role Model) masyarakat sebagai pengambil
kebijakan dan melakukan diskusi untuk membentuk struktur organisasi.
Bidan dapat berperan sebagai nara sumber, kemudian membuat rencana
tindak lanjut.
6. Evaluasi
Dilakukan pada akhir masa nifas, setelah kunjungan ke-4. Pastikan tujuan
akhir pembentukan kelompok benar-benar tercapai, ibu dan bayi sehat,
dan nifas berjalan normal.

H. Role Play Postpartum Grub


SENAM NIFAS

 Bidan : Galuh Ajeng


 Asisten : Nor Laily
 Nifas 1 : fernanda
 Nifas 2 : Astrid
 Nifas 3 : Rismina
 Nenek 1: Angelika
 Anak 3 : Filzatti Hana
 Senam nifas hari ke -1 : 1 orang
 Senam nifas hari ke -3 : 2 orang

Di BPM bidan G terdapat jadwal senam nifas rutinan bagi ibu-ibu yang telah
melakukan persalinan di BPMnya, pada hari sabtu ini merupakan jadwal
senam nifas hari pertama untuk ibu nifas 1 dan jadwal senam hari ketiga
untuk nifas 2 dan 3. Pada jadwal kunjungan pertama ini ibu nifas 1 datang
bersama ibunya, ibu nifas 2 bersama anak dan ibu nifas ketiga datang sendiri.
Ibu fernanda dilarang mengonsumsi makanan yang berprotein tinggi oleh
ibunya seperti telur,ikan laut dan lain lainnya.

Ibu fernanda datang ke BPM dan di BPM sudah ada ibu Astrid dan Ibu Riris.
Ketiga ibu tersebut saling bertegursapa.

16
Ibu Fernanda bertanya : “Selamat pagi ibu-ibu, sudah lama datang?”

Ibu riris dan ibu astrid : “Tidak bu,baru saja datang”

Ibu Fernanda : “Ini anaknya ibu siapa ya?”

Filzati : “anaknya ibu astrid te”

Ibu Fernanda : “oalah anaknya ibu astrid, sudah sekolah belum


nak?

Filzati : “sudah tante sekolah TK nol besar”

Ibu Fernanda :“aduh pinter ya,semangat ya nak sekolahnya


semoga jadi anak yang pintar dan sholeh ya”

Filzati : “Aamiin, iya tante terimakasih”

Ibu Astrid : “ibu Riris datang bersama siapa?”

Ibu Riris : “saya datang sendiri ini bu”

Ibu Astrid : “loh suami ibu atau keluarga kemana?”

Ibu Riris :“kalau suami sedang keluar kota bu dan saya


disini pendatang jadi keluarga saya berada di luar
kota”

Ibu fernanda dan Astrid :“aduuh hebat bu riris bisa mandiri merawat
anaknya”

Ibu Rirs : “hehe iya bu siap dak siap harus siap


bu,namanya juga jauh dari keluarga jadi harus
berusaha semaksimal mungkin bu merawat anak
sendiri,sekalian belajar mandiri”

Asisten : “permisi ibu ibu, ini yang mau mengikuti kelas


senam nifas ya?”

Ibu ibu : “iya bu, benar”

Asisten : “buku KIA nya dibawa ibu ibu?”

Ibu ibu : “ini bu”

17
Asisten : “tadi yang datang lebih dulu siapa ya bu?”

Ibu Astrid : “bu riris yang datang duluan bu”

Asisten : “setelah bu riris siapa ya ?”

Ibu Astrid : “saya bu,setelah itu bu nanda”

AsisteN : “baik,buku KIA nya saya bawa dulu ya bu.


Setelah ini ibu-ibu akan diperiksa dulu oleh bidan
galuh, mohon ditunggu sesuai panggilannya ya
ibu-ibu”

Ibu ibu : “iya bu”

Asisten : “ibu ibu, ini semua sudah diperiksa, setelah ini


bersama sama ke ruang senam nifas yang akan
dipandu bidan galuh dan saya ely”

Ibu-ibu : “Baik bu ely”

Bidan : “baik sekarang kita sudah di ruangan dan ibu-ibu


bisa ikuti intstruksi senam saya ya”

Ibu-ibu : “Baik bu bidan”

Bidan : “ibu-ibu ini karena bu nanda baru mengikuti


senam nifas pertama dan bu astrid dan bu riris
sudah mengikuti senam ke-3 , jadi untuk ibu nanda
nanti setelah melakukan senam nifas hari pertama
bisa istirahat dulu dan bisa melihat ibu ibu yang
lain melakukan senam hari ke 3. Jika ibu nanda
ada keperluan lain juga diperbolehkan pulang.

Ibu nanda : baik bu bidan, terimakasih.

(ceklist senam nifas 1-3)

Bidan Galuh mengontrol dan mengoreksi gerakan senam nifas ibu-ibu. Dan
latihan senam telah selesai

18
Bidan : “baik sampai disini dulu pertemuan kita di hari ini
ya ibu-ibu,ini bisa dilakukan dirumah seperti
intruksi yang saya berikan tadi. Mungkin ada yang
mau ditanyakan ibu-ibu?dan juga tadi setelah
pemeriksaan apa yang saya sampaikan tolong
dikerjakan seperti ibu nanda harus makan
makanan yang berprotein”

Ibu Fernanda : “tapi bu, ini ibu saya melarang mengkonsumsi


makanan yang mengandung protein, saya sendiri
tidak berani bilang kepada ibu saya”

Bidan : “baik setelah ini saya akan coba berdiskusi


dengan ibu dari bu nanda ya”

Bidan : “selamat pagi bu angel”

Nenek : “pagi juga bu bidan”

Bidan : “sudah punya cucu berapa bu?”

Nenek : “ini cucu pertama saya bu, makanya saya antar


kemana mana”

Bidan : “senang ya bu, ada bayi lagi di dalam rumah”

Nenek : “pasti bu bidan”

Bidan : “bu, ada yang mau saya sampaikan”

Nenek : “iya bu bidan”

Bidan : “ibu, ini tadi setelah dilakukan pemeriksaan,


sebenarnya semua keadaan dari bu nanda ini
baik, akan tetapi dari segi asupan atau yang
dimakan itu masih kurang bu. Sebagai contoh, ibu
nanda membutuhkan protein agar ASI yang
diberikan ke anaknya itu juga bergizi baik, dan
mempercepat pemulihan ibu nanda itu sendiri.”

19
Nenek : “loh bu nanti gatal gatal anak saya, amis nanti bu
bau badannya, terus lukanya itu mblenyek bu.”

Bidan : “tidak, bu. Malahan yang ada jika tidak makan


makanan yang berprotein tinggi tadi ya, malah
bisa terjadi seperti yang ibu katakan. Sayur buah
juga harus banyak”

Nenek : “anak tetangga saya cuman makan tahu tempe


bu bidan, tapi ya baik baik saja”

Bidan : “ibu, yang baik itu makan semua makanan, tidak


boleh pilih pilih. Kecuali, makanan yang pedas
sekali itu tidak boleh”

Nenek : “jadi bagaimana bu bidan?”

Asisten : jadi begini bu jika orang sudah melakukan


persalinan,alangkah baiknya mengonsumsi
makanan yang cukup atau bisa kita sebut dengan
gizi seimbang, nah disitu memerlukan protein juga,
protein itu apa? Protein ini contohnya seperti
ikan,telur hati ayam dan lainnya . disini ibu tidak
perlu takut kalau makan ikan laut nanti lukanya ga
sembuh dan meengalami gatal-gatal, benar apa
yang dikatakan ibu bidan bahwa kalau makan
tidak boleh pilih” tapi kita harus mengatur pola
makannya juga,supaya anak sehat dan ibu senang

Bidan : “nah iya bu,hal seperti itu hanya mitos bu,jadi


alangkah baiknya saat ini ibu,mencoba menyuruh
bu nanda untuk mengonsumsi protein,karena ini
akan berdampak sangan baik jika bu nanda
mengonsumsi protein yang terpenuhi”

Nenek : “begitu ya bu baiknya?”

Bidan : “benar ibu”

20
Nenek : “yasudah bu galuh dan bu ely, terimakasih”

Bidan&asisten : “iya bu sama sama. “

Asisten : “semoga anak dan cucu ibu sehat selalu ya”

Nenek : “aamiin”

Bidan : “permisi bu nandaa jadi Ini bisa mengikuti kelas


selanjutnya di jadwal yang sudah tertera ya”

Bu nanda : “iya bu, terimakasih banyak,ini saya pamit dulu”

Bidan : “iya bu, silakan. Bu astrid menunggu jemputan ya


bu”

Bu astrid : “iya bu”

Anak : “ma, permen”

Bu astrid : “tidak, kamu batuk kalau kebanyakan makan


permen”

Anak : “ma, permen!”

Bidan : “adek, namanya siapa?”

Anak : “hanna”

Bidan : “hanna suka permen?”

Anak : “iya”

Bidan : “nanti kalau kebanyakan permen, giginya hilang


terus sakit bagaimana?”

Anak : “gamau”

Bidan : “itu giginya sudah hilang 2, nanti kalau hilang lagi


bagaimana?”

Anak : “gamauuuu”

Bidan : “tidak boleh makan permen banyak banyak ya


cantik”

21
Anak : “iya”

Bu astrid : “bu, jemputan saya sudah datang”

Bidan : “oh iya bu, hati hati”

Bidan : “bu riris, suaminya belum bisa pulang bu?

Bu riris : “iya bu, saya sendiri dengan anak saya”

Bidan : “harus ekstra istirahat ya bu, ketika


anaknya tidur, diusahakn istirahat juga.
Makan dan minumnya juga harus ekstra
dan bergizi tinggi dan jangan terlalu lelah.”

Bu riris : “iya bu, saya ada yang membantu di


rumah, jadi ya sedikit tertolong untuk
urusan bersih bersih dan memasak”

Bidan : “syukurlah, ibu bisa menghubungi saya


sewaktu waktu ya bu”

Bu riris : “iya bu bidan, terimakasih ya bu”

Bidan ; “iya bu”

Bu riris : “saya permisi bu, yang menjemput saya


sudah datang”

Bidan : “iya bu, hati hati”

Bu riris : “permisi bu bidan”

Bidan : “iya bu”

22
BAB 3

PENUTUP

Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan adalah merupakan


ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasarminimal bidang kesehatan yang
merupakan urusan pemerintahanwajib yang berhak diperoleh setiap warga
negara.Kunjungan pada masa nifas dilakukan minimal 4x. adapun tujuan
kunjunngan rumah untuk menialai keadaan ibu dan bayi baru lahir serta mencegah,
mendeteksi dan menangani komplikasi pada masa nifas. Kunjungan rumah memiliki
keuntungan sebagai berikut : bidan dapat melihat dan berinteraksi dengan keluarga
dalam lingkungan yang alami dan aman serta bidan mampu mengkaji kecukupan
sumber yang ada, keamanan dan lingkungan di rumah. Sedangkan keterbatasan
dari kunjungan rumah adalah memerlukan biaya yang banyak, jumlah bidan terbatas
dan kekhawatiran tentang keamanan untuk mendatangi pasien di daerah tertentu.
(Saleha, Siti. 2009).
Kelompok nifas adalah suatu bentuk kelompok kecil atau organisasi ibu nifas.
Bertujuan untuk mendeteksi, mencegah, dan mengatasi masalah yang timbul pada
masa nifas.Ibu nifas sering mengalami gangguan psikologis yang dikenal dengan
istilah postpartum blues. Di masyarakat perlu dibentuk kelompok nifas yaitu
kelompok ibu nifass.Dalam melaksanakan asuhan ibu nifas di masyarakat salah
satunya dalam bentuk kelompok. Pengelompokan ibu nifas dilakukan dengan
mempertimbangkan jarak antara ibu nifas yang satu dengan ibu nifas lainnya.
Beberapa program yang dilaksanakan postpartum grub

23
SARAN UNTUK KELOMPOK 3
1) Pada roleplay sebaiknya bidan mengajarkan kepada psien tentang gerakan
yang terakhir. Bidan seharusnya juga ikut senam, lalu di iringi dengan
membenarkan gerakan ibu nifas
2) Pada ppt, slide alat dibedakan steril dan non steril
3) Pada ppt alat diberikan gambar

PERTANYAAN UNTUK KELOMPOK 3


1) Bagaimana cara meningkatkan dukungan mental post partum yang dapat
dilakukan oleh keluarga dirumah?
Jawab ;
Dengan memberikan perhatian pada ibu, membantu ibu untuk mengurusi
anaknya, menjadi pendengar yang baik disaat ibu mengalami kesulita dalam
menyesuaikan peranya, suami juga ikut dilibatkan mengurus anak.
2) Tahapan kunjungan dalam masa nifas memberikan konseling untuk
menggunakan KB secara dini kapan waktunya yang tepat?
Jawab ;
Konseling dapat dilakukan kapan saja namun utamanya konseling KB dapat
diberikan Ketika iu sudah mendpatkan haid pertama setelah melahirkan.
3) Apa saja keuntungan melakukan senam nifas dan apa yang akan terjadi jika
tidak melakukannya?
Jawab ;
Senam nifas akan membantu ibu untuk mempercepat proses pemulihan
setelah persalinan, jika tidak dilakukan tentunya proses pemulhan tersebut
akan berjalan lama, lalu juga apabila tidak melakukan senam nifas ibu
beresiko mengalami varises, thrombosis vena, infeksi karena infolusi uterus
tidak berjalan dengan baik.

SOAL DARI MATERI KELOMPOK POSTPARTUM

1. Dari program pemerintah untuk jadwal kunjungan rumah pada masa nifas,
Berikut ini merupakan jawaban yang benar adalah…
A. Kunjungan I ( 6-8 jam postpartum)
B. Kunjungan II (4 hari postpartum)
C. Kunjungan III ( 1 minggu postpartum)

24
D. Kunjungan IV (4 minggu postpartum)
E. Kunjungan V (6 minggu postpartum)
Jawaban : A
2. Asuhan yang lebih tepat diberikan pada saat kunjungan III masa nifas
adalah .....
A. Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri
B. Pemberian ASI awal
C. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir
D. Mengajarkan cara mempererat hubungan ibu dan bayi baru lahir
E. Memberikan konseling KB
Jawaban : E
3. Kegiatan penyuluhan apa saja yang dilakukan dalam postpartum grup,
kecuali...
A. Kebersihan pribadi
B. Istirahat
C. Nutrisi
D. Dukungan tindakan konstruktif
E. Keluarga berencana
Jawaban : D
4. Tujuan pemberian asuhan pada masa nifas antara lain ...
A. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan antenatal
B. Melaksanakan skrining pada waktu persalinan
C. Memberikan pelayanan kesehatan pra konsepsi
D. Menjaga kesehatan ibu dan bayi, baik fisik maupun psikologis
E. Mengacuhkan kesehatan emosi ibu
Jawaban: E
5. Program apa saja yang dilakukan pada postpartum grup, kecuali…
A. Program Ibu Pascapersalinan
B. Pengumpulan Data
C. Mengatur Strategi
D. Perencanaan
E. Program Ibu Hamil

Jawaban : E

25
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati. Eni. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendekia.


Hlm:116-121.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta:
Andi. Hlm:165-171.
G. J. Tombokan, Sandra, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Komunitas. Bogor : IN
MEDIA
Yiswa, Nita. 2019. Kerangka Umum Standar Pelayanan Minimal (SPM). Bandung :
Bimbingan Teknis Penyusunan Dokumen

Abdul Bari Saifuddin.2011.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


MaternalNeonatal.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Undang-undang no.4 tahun 2019 tentang Kebidanan
Permenkes No 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan
Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Elly Dwi. 2018.Asuhan Kebidanan Komunitas.Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Tombokan Sandra G.J. Dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Komunitas. Bogor: IN
MEDIA.

https://www.scribd.com/document/388917916/Asuhan-Postnatal-Di-Komunitas

26

Anda mungkin juga menyukai