Disusun Oleh:
Astrid Risandra (P17321193046)
Rismina Solichah (P17321194063)
Filzati Hanna Nafi’ah (P17321194065)
Fernanda Elga A. (P17321194080)
Galuh Ajeng A.K (P17321194075)
Angelika V.W (P17321194077)
Nor Laily Wahyuni (P1732119081)
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti- nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami telah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
amsih banyak terdapat keselahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini. Penulsi mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Contents
MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS.......................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
A. Definisi Asuhan Postnatal (PNC)..................................................................................5
B. Definisi Standart Pelayanan Minimal...........................................................................5
C. Standart Pelayanan Minimal (SPM) Alat......................................................................6
D. Standar Tempat untuk Pelayanan Postnatal di Komunitas....................................6
E. Standar Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas..............................................7
F. Jadwal Kunjungan Di Rumah dan Di Pelayanan Kesehatan......................................9
G. Postpartum Grub.............................................................................................................11
H. Role Play Postpartum Grub..........................................................................................16
BAB 3.................................................................................................................................................23
PENUTUP..........................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidan lahir dan dibesarkan di suatu komunitas yang memiliki suatu
sistemkepercayaan dan pola budaya tersendiri. Oleh karena itu bidan
berperan sebagai pemberi asuhan secara komprehensif dan profesional yang
berfokus pada keunikan perempuan untuk mencapai reproduksi sehat,
pencapaian peran ibu, dan kualitas pengasuhan anak.Seorang bidan
komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya
kesehatan perempuan di wilayah kerjanya sehingga masyarakat mampu
mengenali masalah dan kebutuhan serta mampu memecahkan masalahnya
secara mandiri. Salah satu bentuk tanggung jawab bidan adalah asuhan ibu
setelah persalinan.
Asuhan ibu postpartum adalah suatu bentuk manajemen kesehatan
yang dilakukan pada ibu nifas dimasyarakat. Asuhan kebidanan di komunitas
adalah pemberian asuhan secara menyeluruh tidak hanya kepada ibu nifas
akan tetapi juga melibatkan seluruh keluarga dan anggota masyarakat di
sekitar ibu nifas. Asuhan ini merupakan kelanjutan asuhan dari rumah sakit
atau pelayanan kesehatan lainnya.Asuhan kebidanan di komunitas adalah
pemberian asuhan secara menyeluruh tidak hanya kepada ibu nifas akan
tetapi pemberian asuhan yang melibatkan seluruh keluarga dan anggota
masyarakat di sekitar ibu nifas. Asuhan ini merupakan kelanjutan
asuhandarirumahsakit atau pelayanan kesehatan lainnya.
Pelayanan nifas merupakan pelayanan kesehatan yang sesuai standar
pada ibu mulai 6 jam sampai dengan 40 hari pasca persalinan oleh tenaga
kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana standart pelayanan minimal (SPM) alat?
2. Bagaimana standart tempat?
3. Bagaimana standart pelayanan postnatal di komunitas?
4. Bagaimana jadwal kunjangan rumah ?
5. Bagaimana postpartum group?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui standart pelayanan minimal (SPM) alat
2. Untuk mengetahui standart tempat
3. Untuk mengetahui standart pelayanan postnatal di komunitas
4. Untuk mengetahui jadwal kunjangan rumah
5. Untuk mengetahui postpartum group
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pemenuhanstandar dari masing-masing jenis dan mutu pelayanan dasar SPM
Bidang Kesehatan.
4
5
D. Standar Tempat untuk Pelayanan Postnatal di Komunitas
Asuhan Postnatal di Komunitas dapat dilakukan pada :
1. Bersalin di tempat praktik Bidan dengan ruangan :
a. Mempunyai ruang periksa luas minimal 2x3 meter
b. Mempunyai ruang tunggu
c. Mempunyai kamar mandi/WC
d. Mempunyai ventilasi dan penerangan
2. Bersalin di rumah pasien :
Sesuai dengan keadaan rumah pasien bersih dan nyaman. Jadwal
kunjungan dirumah dan dipelayanan kesehatan. Prinsisp pemberian
asuhan lanjutan pada masa nifas meliputi :
a. Asuhan postpartum di rumah berfokus pada pengkajian, penyuluhan
dan konseling
6
b. Pemberian asuhan kebidanan di rumah, bidan dan keluarga dilakukan
dalam suasana rileks dan kekeluargaan.
c. Membuat perencaan kunjungan rumah dengan :
1) Merencanakan kunjungan rumah dalam waktu tidak lebih dari 24-48
jam setelah kepulangan pasien kerumah
2) Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan
rumah dan waktu kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan
bersama anggota keluarga.
3) Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan
d. Memperhatikan tingkat keamanan bidan pada saat melakukan
kunjungan rumah.
3. Perencanaan kunjungan rumah dengan pertimbangan-pertimbangan :
a. Kunjungan dilakukan paling sedikit 4 kali selama ibu dalam masa nifas
b. Kegiatan yang dilakukan selama kunjungan melipti pencegahan,
pendeteksian, dan penanganan masalah yang terjadi pada masa
nifas.
c. Tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk :
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik,
2) Melaksanakan skrinning yang komprehensif,
3) Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu maupun bayinya.
4) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, keluarrga berencana, menyusui, pemberian imunisasi
kepada bayinya.
7
makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan
KB.
2. Tujuan
Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah
persalinan dan memberikan penyuluhan ASI ekskusif.
3. Prasyarat
Bidan sudah terlatih dan terampil untuk mendampingi persalinan dan
memberikan perawatan bayi baru lahir dengan segera.
Bidan sudah terlatih dan terampil untuk memeriksa dan menilai bayi
baru lahir dengan menggunakan skor Apgar. Menolong bayi untuk
memulai terjadinya pernapasan dan melakukan resusitasi bayi baru
lahir, mengeenal tanda-tanda hipotermi dan dapat melakukan tindakan
yang untuk mencegah dan menangani hipotermi, pencegahan infeksi
pada bayi baru lahir, mengenali tanda-tanda hipoglikemia dan
melakukan penatalaksanaan yang tepat jika hipoglikemia terjadi.
Kartu ibu, kartu bayi dan buku KIA
System rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan bayi baru lahir
yang efektif.
4. Proses
Bidan harus :
Pada kunjungan rumah, sapalah ibu atau suami atau keluarganya
dengan rumah.
Tanyakan pada ibu dan suami atau keluarganya jika ada masalah atau
kekhawatiran tentang ibu atau bayinya
Cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa ibu dan bayi
Periksa tanda-tanda vitasl ibu (suhu, nadi, dan tekanan darah)
Periksa payudara ibu, amati apabila putting retak dan tanda-tanda
saluran ASI tersumbat atau infeksi payudara.
Periksa involusi uterus (pengecilan uterus sekitar 2 cm per hari selama
8 hari pertama).
Periksa lochea pada hari ketiga seharusnya mulai berkurang dan
berwarna coklat, pada hari ke delapan dan kesepuluh menjadi sedikit
dan berwarna merah muda. Jika di curigai sepsis puerperalis gunakan
8
standar 23, untuk penanganan perdarahan pasca persalinan gunakan
standar 22.
Tanyakan kepada ibu apakah ibu meminum tablet sesuai ketentuan
(sampai 42 hari setelah postpartum).
Bila ibu menderita anemia masa hamil ataua mengalami perdarahan
berat selama proses persalinan periksa Hb pada hari ketiga,
menasehati ibu supaya makan-makanan bergizi dan berikan tablet Fe.
Berikan penyuluhan kepada ibu tentang kebersihan diri, memakai
pembalut yang bersih, makan-makanan yang bergizi, istirahat cukup,
dan merawat bayi.
Bicarakan pemberian ASI dan bila mungkin apakah bayi menyusu
dengan baik.
Nasehati ibu mengenai pentingnya pemebrian ASI eksklusif selama 6
bulan
Bicarakan tentang KB dan kapan senggama dapat dimulai, sebaiknya
hal ini didiskusikan dengan suami.
Catat dengan tepat semua yang di temukan, jika ada hal-hal yang tidak
normal segera rujuk ibu dan bayi ke rumah sakit.
9
b. Deteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan sertanlakukan
rujukan bila perdarahan berlanjut.
c. Pemberian ASI awal.
d. Konsling ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan
karena atonia uteri.
e. Mengajarkan cara mempererat hubungan ibu dan bayi baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
2. Kunjungan II (6 hari postpartum)
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi
baik, tinggi fundus uteri dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan
abnormal.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
c. Memastikan ibu cukup istirahat, makanan dan cairan.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada
tanda-tanda kesulitan menyusui.
e. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
3. Kunjungan III (2 minggu postpartum)
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi
baik, tinggi fundus uteri dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan
abnormal.
b. Menilai adnya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
c. Memastikan ibu cukup istirahat, makanan dan cairan.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan beenar serta tidak ada
tanda-tanda kesulitan menyusui.
e. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
4. Kunjungan IV (6 minggu postpartum)
1) Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.
a. Endometritis
b. Peritonitis
c. Bendungan ASI
d. Mastitis
e. Asbes payudara
f. Tromboflebitis
g. Depresi postpartum
10
2) Memberikan konseling KB secara dini.
G. Postpartum Grub
Postpartum grub adalah kumpulan individu yang sedang menjalani masa
nifas yang berusaha memenuhi kebutuhan pribadi, berinteraksi dengan tujuan
bersama dan mengalami kenikmatan hubungan yang mandiri. Ibu yang
mengalami masa nifas membutuhkan pengalaman yang nyata, salah satunya
diberikan dukungan dari kelompok pendukung seperti dukungan psikologis
dan juga dukungan fisik yang juga harus dipenuhi. Mereka membutuhkan
kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka dari situasi
11
yang menakutkan. Mungkin juga mereka membutuhkan pengobatan atau
istirahat, atau sering kali dengan senang hati mendapat bantuan dan
dukungan praktis dari kelompok pendukung pascapersalinan. Dengan
bantuan dan dukungan dari teman atau keluarga, mereka mungkin perlu
mengatur ulang atau mengatur ulang rutinitas harian mereka, atau mereka
mungkin menghilangkan beberapa aktivitas sesuai dengan konsep mereka
tentang keibuan dan perawatan bayi. Jika perlu, dorongan dan bantuan dari
para ahli, misalnya dari psikolog atau konselor yang berpengalaman di
bidangnya, bisa dibutuhkan. Dokter kandungan berperan penting dalam
mempersiapkan wanita terhadap kemungkinan terjadinya gangguan jiwa
pasca melahirkan dan segera memberikan penanganan yang tepat jika
gangguan tersebut terjadi, bahkan merujuk ke psikolog atau konseling jika
diperlukan. Kelompok pendukung yang memadai dari petugas kebidanan
yaitu dokter dan bidan atau perawat sangat dibutuhkan, misalnya dengan
memberikan informasi yang memadai atau memadai tentang proses
persalinan dan kehamilan, termasuk komplikasi yang mungkin timbul selama
periode tersebut dan penanganannya. Dibutuhkan penanganan yang
komprehensif atau holistik dan dukungan dari kelompok pendukung dari
penanganan ibu yang mengalami post partum. Perawatan medis, konseling,
bantuan emosional, dan praktis serta pemahaman intelektual tentang
pengalaman dan harapan pada saat tertentu. Secara garis besar dapat
dikatakan bahwa pengobatan dapat diperlukan pada tataran perilaku,
emosional, intelektual, sosial dan psikologis serta melibatkan lingkungan yaitu
suami, keluarga, dan teman dekat.
1. Kegiatan dalam postpartum grub banyak berupa penyuluhan diantaranya
mengenai hal-hal berikut;
1) Kebersihan pribadi
2) Istirahat
3) Nutrisi
a. Beras 200 gram (1 piring sedang)
b. Lauk pauk 1 iris sedang
c. Tahu/tempe 1 potong sedang
d. Sayuran 1 mangkuk sedang
e. Buah 1 iris sedang
12
f. Konsumsi tambahan 500 kalori per hari
g. Makanan dengan diet seimbang: protein, mineral, vitamin yang
cukup
h. Minum minimal 3 liter per hari (8 gelas sehari)
i. Minum pil zat besi selama 40 hari pascapersalinan
j. Minum kapsul vitamin A
4) Menyusui
5) Locea
Pembagian lokia antara lain.
Lochea rubra (1-3 hari postpartum): warna merah segar dan
mengandung bekuan darah, sisa selaput ketuban, sisa vernik,
lanugo.
Lochea sanguolenta (3-7 hari pascapersalinan): merah
kekuningan, berisi darah dan kaseosa pernis.
Lochea serosa (7-14 hari pascapersalinan): Warna kekuningan,
penuh dengan serum
Lochea alba (14-40 hari post partum): putih.
6) Involusi uterus
Setelah bayi lahir, rahim yang pada saat persalinan berkontraksi
dan memendek akan menjadi keras, sehingga dapat menutup
pembuluh darah besar yang mengarah pada bekas implantasi
plasenta. Pada involusi uteri, jaringan ikat dan jaringan otot
mengalami proses proteolitik, berangsur-angsur menyusut
sehingga pada akhir masa nifas menjadi sebesar dengan berat 30
gram.
7) hubungan intim
Secara fisik untuk memulai hubungan suami istri, setelah darah
merah berhenti, ibu dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam
vagina tanpa rasa sakit. Memulai hubungan suami istri tergantung
pada pasangan.
8) Keluarga Berencana
Terkadang ibu yang baru menjadi ibu ingin mencari kelompok
khusus yang terdiri dari orang-orang yang berpengalaman.
13
Terkadang ibu nifas yang pernah bertemu di kelas prenatal mulai
bergabung membentuk kelompok pendukung yang saling
membantu. Melihat hal tersebut, ternyata kelompok pendukung
merupakan kelompok yang sangat penting dalam membantu
seorang wanita yang sedang mengalami transisi dalam siklus
hidupnya.
2. Cara-cara dukungan untuk mengatasi postpartum dari kelompok
pendukung postpartum:
1) Pendekatan komunikasi terapeutik yang bertujuan untuk menciptakan
hubungan yang baik antara bidan dan pasien dalam rangka
kesembuhannya dengan cara:
a. Mendorong pasien untuk dapat meredakan semua ketegangan
emosional
b. Dorongan memahami dirinya sendiri
c. Dukungan tindakan konstruktif.
2) Cara meningkatkan dukungan mental post partum yang dapat
dilakukan oleh keluarga, misalnya:
a. Dari waktu ke waktu, para ibu meminta suami untuk membantu
pekerjaan rumah tangga seperti membantu merawat bayi,
memasak, menyiapkan susu, dll.
b. Memanggil orang tua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam
menghadapi kesibukan merawat bayinya.
c. Suami harus mengetahui masalah yang dihadapi istrinya dan lebih
memperhatikan istrinya.
d. Siapkan mental untuk menghadapi anak pertama yang akan lahir
e. Meningkatkan dukungan dari suami.
f. Suami menggantikan peran istri ketika istri lelah.
g. Ibu dianjurkan untuk sering berbagi dengan teman yang baru saja
melahirkan.
h. Bayi memakai popok untuk meringankan pekerjaan ibu.
i. Ubah suasana dengan bersosialisasi.
j. Suami sering kali mengakomodasi istrinya dalam mengurus bayi.
3) Selain hal di atas, dukungan post partum dari dirinya sendiri, antara
lain oleh:
14
a. Belajarlah untuk tenang dengan mengambil napas dalam-dalam
dan meditasi.
b. Tidurlah saat bayi tidur.
c. Latihan ringan.
d. Tulus dan ikhlas dengan peran barunya sebagai seorang ibu.
e. Bukan perfeksionis dalam hal merawat bayi,
f. Bicarakan kekhawatiran Anda dan komunikasikan.
g. Jadilah fleksibel.
h. Kesempatan untuk merawat bayinya hanya datang sekali.
i. Bergabunglah dengan postpartum grub
Kelompok nifas adalah suatu bentuk kelompok kecil atau organisasi ibu nifas.
Bertujuan untuk mendeteksi, mencegah, dan mengatasi masalah yang timbul
pada masa nifas.Ibu nifas sering mengalami gangguan psikologis yang dikenal
dengan istilah postpartum blues. Di masyarakat perlu dibentuk kelompok nifas
yaitu kelompok ibu nifass.Dalam melaksanakan asuhan ibu nifas di masyarakat
salah satunya dalam bentuk kelompok. Pengelompokan ibu nifas dilakukan
dengan mempertimbangkan jarak antara ibu nifas yang satu dengan ibu nifas
lainnya. Beberapa program yang dilaksanakan postpartum grub.
15
Buatlah proposal atau usul yang memuat latar belakang dan tujuan
dibentuknya kelompok. Perencanaan meliputi kegiatan yang akan
dilakukan, tempat dan waktu, anggaran, dan peserta.
5. Implementasi
Menjadikan keteladanan (Role Model) masyarakat sebagai pengambil
kebijakan dan melakukan diskusi untuk membentuk struktur organisasi.
Bidan dapat berperan sebagai nara sumber, kemudian membuat rencana
tindak lanjut.
6. Evaluasi
Dilakukan pada akhir masa nifas, setelah kunjungan ke-4. Pastikan tujuan
akhir pembentukan kelompok benar-benar tercapai, ibu dan bayi sehat,
dan nifas berjalan normal.
Di BPM bidan G terdapat jadwal senam nifas rutinan bagi ibu-ibu yang telah
melakukan persalinan di BPMnya, pada hari sabtu ini merupakan jadwal
senam nifas hari pertama untuk ibu nifas 1 dan jadwal senam hari ketiga
untuk nifas 2 dan 3. Pada jadwal kunjungan pertama ini ibu nifas 1 datang
bersama ibunya, ibu nifas 2 bersama anak dan ibu nifas ketiga datang sendiri.
Ibu fernanda dilarang mengonsumsi makanan yang berprotein tinggi oleh
ibunya seperti telur,ikan laut dan lain lainnya.
Ibu fernanda datang ke BPM dan di BPM sudah ada ibu Astrid dan Ibu Riris.
Ketiga ibu tersebut saling bertegursapa.
16
Ibu Fernanda bertanya : “Selamat pagi ibu-ibu, sudah lama datang?”
Ibu fernanda dan Astrid :“aduuh hebat bu riris bisa mandiri merawat
anaknya”
17
Asisten : “tadi yang datang lebih dulu siapa ya bu?”
Bidan Galuh mengontrol dan mengoreksi gerakan senam nifas ibu-ibu. Dan
latihan senam telah selesai
18
Bidan : “baik sampai disini dulu pertemuan kita di hari ini
ya ibu-ibu,ini bisa dilakukan dirumah seperti
intruksi yang saya berikan tadi. Mungkin ada yang
mau ditanyakan ibu-ibu?dan juga tadi setelah
pemeriksaan apa yang saya sampaikan tolong
dikerjakan seperti ibu nanda harus makan
makanan yang berprotein”
19
Nenek : “loh bu nanti gatal gatal anak saya, amis nanti bu
bau badannya, terus lukanya itu mblenyek bu.”
20
Nenek : “yasudah bu galuh dan bu ely, terimakasih”
Nenek : “aamiin”
Anak : “hanna”
Anak : “iya”
Anak : “gamau”
Anak : “gamauuuu”
21
Anak : “iya”
22
BAB 3
PENUTUP
23
SARAN UNTUK KELOMPOK 3
1) Pada roleplay sebaiknya bidan mengajarkan kepada psien tentang gerakan
yang terakhir. Bidan seharusnya juga ikut senam, lalu di iringi dengan
membenarkan gerakan ibu nifas
2) Pada ppt, slide alat dibedakan steril dan non steril
3) Pada ppt alat diberikan gambar
1. Dari program pemerintah untuk jadwal kunjungan rumah pada masa nifas,
Berikut ini merupakan jawaban yang benar adalah…
A. Kunjungan I ( 6-8 jam postpartum)
B. Kunjungan II (4 hari postpartum)
C. Kunjungan III ( 1 minggu postpartum)
24
D. Kunjungan IV (4 minggu postpartum)
E. Kunjungan V (6 minggu postpartum)
Jawaban : A
2. Asuhan yang lebih tepat diberikan pada saat kunjungan III masa nifas
adalah .....
A. Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri
B. Pemberian ASI awal
C. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir
D. Mengajarkan cara mempererat hubungan ibu dan bayi baru lahir
E. Memberikan konseling KB
Jawaban : E
3. Kegiatan penyuluhan apa saja yang dilakukan dalam postpartum grup,
kecuali...
A. Kebersihan pribadi
B. Istirahat
C. Nutrisi
D. Dukungan tindakan konstruktif
E. Keluarga berencana
Jawaban : D
4. Tujuan pemberian asuhan pada masa nifas antara lain ...
A. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan antenatal
B. Melaksanakan skrining pada waktu persalinan
C. Memberikan pelayanan kesehatan pra konsepsi
D. Menjaga kesehatan ibu dan bayi, baik fisik maupun psikologis
E. Mengacuhkan kesehatan emosi ibu
Jawaban: E
5. Program apa saja yang dilakukan pada postpartum grup, kecuali…
A. Program Ibu Pascapersalinan
B. Pengumpulan Data
C. Mengatur Strategi
D. Perencanaan
E. Program Ibu Hamil
Jawaban : E
25
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/388917916/Asuhan-Postnatal-Di-Komunitas
26