Anda di halaman 1dari 37

PENDAHULUAN

Kegiatan belajar ini menyajikan bahasan mengenai Geometri. Secara rinci


kegiatan belajar ini menyajikan tentang:
1. Dasar-dasar geometri
2. Segi banyak (Kurva, segi tiga dan segi empat).
3. Kesebangunan dan kekongruenan
4. Keliling dan luas bangun datar (segi tiga dan segi empat)
5. Bangun ruang (prisma dan limas)
6. Luas permukaan dan volume (prisma dan limas) serta debit
Kegiatan belajar ini selain disajikan dalam modul berisi materi utama, juga
dilengkapi oleh materi penunjang yang dapat dipelajari untuk lebih memperkuat
konsep dan pemahaman mengenai pembelajarannya di Sekolah Dasar yang berupa
video, ppt, dan contoh pengembangan lembar kerja pada materi geometri di
Sekolah Dasar. Selain itu juga dilengkapi dengan link rujukan yang dapat
dipelajari mengenai konsep geometri.
Setelah mempelajari modul pada materi utama serta materi penunjang,
peserta diharapkan mampu:
1. Menganalisis unsur-unsur pada geometri.
2. Memahami konsep teoritis materi geometri (bangun datar dan bangun
ruang khususnya segi tiga, segi empat, prisma dan limas) secara
mendalam.
3. Memahami pengetahuan konseptual dan prosedural pada materi geometri
(bangun datar dan bangun ruang khususnya segi tiga, segi empat, prisma
dan limas).
4. Melakukan pemecahan masalah matematis pada materi geometri (bangun
datar dan bangun ruang khususnya segi tiga, segi empat, prisma dan limas)
serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
5. Mengembangkan pembelajaran geometri (bangun datar dan bangun ruang
khususnya segi tiga, segi empat, prisma dan limas) pada saat workshop
penyusunan perangkat pembelajaran.

1
BAB I
DASAR-DASAR GEOMETRI

Struktur geometri modern menyepakati istilah dalam geometri, yaitu: 1)


unsur yang tidak didefinisikan, 2) unsur yang didefinisikan, 3) aksioma/postulat,
4) teorema/dalil/postulat. Unsur yang tidak didefinisikan merupakan konsep yang
mudah dipahami dan sulit yang dibuatkan definisinya, contoh titik, garis dan
bidang. Unsur yang didefinisikan merupakan konsep yang dikembangkan dari
unsur yang tidak dapat didefinisikan dan merupakan konsep yang memiliki
batasan, contoh sinar garis, ruas garis, segitiga. Aksioma/postulat merupakan
konsep yang disepakati benar tanpa harus dibuktikan kebenarannya, contoh
postulat garis sejajar. Teorema/dalil/rumus adalah konsep yang harus dibuktikan
kebenarannya melalui serangkaian pembuktian deduktif, contoh Teorema
Phytagoras.
A. Titik
Titik merupakan salah satu unsur yang tidak dapat didefinisikan. Titik
merupakan konsep abstrak yang tidak berwujud atau tidak berbentuk, tidak
mempunyai ukuran dan berat. Titik disimbolkan dengan noktah.
. .
A P
B. Garis
Garis juga merupakan salah satu unsur yang tidak dapat didefinisikan.
Garis merupakan gagasan abstrak yang lurus, memanjang kedua arah,
tidak terbatas.

m
A

2
Sinar garis merupakan bagian dari garis yang memanjang ke satu arah
dengan panjang tidak terhingga.
B

A
Ruas garis merupakan bagian dari garis yang dibatasi oleh dua buah titik
di ujung dan pangkalnya.
A B
Dua garis g dan h dikatakan sejajar (g // h) jika kedua garis tersebut tidak
mempunyai titik sekutu (titik potong).
g
k
h
m
(a) (b)
Aksioma Kesejajaran
Melalui sebuah titik P di luar sebuah garis g, ada tepat satu garis h yang
sejajar dengan g.
h

C. Bidang
Bidang merupakan sebuah gagasan abstrak, sehingga bidang termasuk
unsur yang tidak didefinisikan.
D C

A B
D. Ruang
Ruang diartikan sebagai unsur geometri dalam konteks tiga dimensi.

3
E. Sudut

Sudut terbentuk oleh dua sinar garis yang berhimpit di titik pangkalnya.
Ukuran sudut berkaitan dengan besar putaran. Untuk mengukur besar
sudut, dapat menggunakan busur derajat. Ukuran sudut standar mulai dari
nol derajat (0o ) yaitu jika sinar A dan sinar B berimpit, hingga 360 derajat
(360o ) atau satu putaran penuh dari sinar A berputar berlawanan arah
jarum jam hingga berimpit kembali dengan sinar B. Sudut siku-siku adalah
sudut berukuran 90 derajat, sudut lurus adalah sudut berukuran 180
derajat. Sudut penyiku (komplemen) adalah sudut yang membuat dua sinar
menjadi sudut siku-siku, dan sudut pelurus (suplemen) adalah sudut yang
membuat dua sinar menjadi sudur lurus.

Sudut Komplemen (Penyiku)


BOC komplemen AOB, atau AOB suplemen  BOC.
C
B
O A
Sudut Suplemen (Pelurus)
AOC suplemen COB, atau COB suplemen  AOC.

Dua Sudut Kongruen


AOB kongruen dengan CPD (biasanya ditulis sebagai: APD 
CPD). Dua buah sudut dikatakan kongruen jika besar ukuran dua sudut
sama.

4
A C

O B P D
(a) (b)

Sudut Siku-siku
Sudut siku-siku adalah sudut yang kongruen dengan suplemennya dan
mempunyai besar sudut 900 .
AOC  COB dan AOC suplemen COB, maka AOC dan COB
sudut siku-siku.

Sudut Bertolak Belakang


Andaikan terdapat dua buah garis yang saling berpotongan,

Maka AOB  COD


BOC  AOD
Sudut AOB dan sudut COD disebut bertolak belakang, begitu pula dengan
BOC dan AOD , keduanya bertolak belakang.

5
BAB II
SEGI BANYAK

A. Kurva
Kurva adalah bangun geometri yang merupakan kumpulan semua titik yang
digambar.

Terdapat dua jenis kurva, yaitu kurva tertutup dan kurva tidak tertutup. Kurva
tertutup dibagi menjadi kurva tertutup sederhana dan kurva tertutup tidak
sederhana. Salah satu contoh kurva tertutup sederhana yang dibentuk dari
beberapa segmen garis adalah segi banyak.
Beberapa contoh segi banyak antara lain, segi tiga dan segi empat (yang akan
dibahas lebih lanjut pada bagian selanjutnya.

B. Segitiga
Segitiga adalah poligon (segi banyak) yang memiliki tiga sisi. Segi tiga
merupakan bangun geometri yang dibentuk oleh tiga buah ruas garis yang
berpotongan di tiga titik sudut.
A1

A2 A3

6
Alas segitiga merupakan salah satu sisi dari segitiga tersebut. Tinggi segitiga
tegak lurus dengan alas dan melalui titik sudut yang berhadapan dengan alas.
Segitiga dapat dikelompokkan menurut panjang sisi dan salah satu besar sudutnya.
Berikut ini pengelompokkan segitiga berdasarkan panjang sisi nya

1) Segitiga Sebarang, adalah segitiga yang semua sisinya tidak sama panjang.
Segitiga sembarang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Panjang ketiga sisinya berlainan.
b. Besar ketiga sudutnya tidak sama.
c. Tidak memiliki simetri lipat
d. Tidak mempunyai simetri putar

2) Segitiga Sama Kaki, adalah segitiga yang memiliki dua buah sisi yang sama
panjang,
Segitiga sama kaki memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Dua buah sisinya sama panjang (panjang AB = panjang AC).
b. Mempunyai dua buah sudut sama besar (sudut B = sudut C).
c. Memiliki satu simetri lipat.
d. Tidak Memiliki simetri putar

3) Segitiga Sama Sisi, adalah segitiga yanng semua sisinya sama panjang.
Segitiga sama sisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Ketiga sisinya sama panjang (panjang AB = panjang BC = panjang AC).

7
b. Sudut-sudutnya sama besar, yaitu masing-masing 60° (sudut A = sudut B
= sudut C).
c. Memiliki tiga simetri lipat.
d. Memiliki tiga simetri putar.

Jenis Segitiga Ditinjau dari Besar Sudut-sudutnya


1) Segitiga Lancip, adalah segitiga yang ketiga sudutnya merupakan sudut
lancip.
2) Segitiga Siku-siku, adalah segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku.
3) Segitiga Tumpul, adalah segitiga yang salah satu sudutnya tumpul.

Besar seluruh sudut pada segitiga adalah 1800 . Pembuktian besar seluruh sudut
pada suatu segitiga 1800 , dapat dilakukan seperti gambar derikut ini:

Dalil Pythagoras:

b a

L
c B

Gambar tersebut adalah segitiga siku-siku ABC. Sisi AB dan AC adalah sisi siku-siku,
sedangkan sisi BC disebut hipotenusa atau sisi miring
Dalil Pythagoras untuk segitiga ABC di atas dirumuskan menjadi:

(BC)2 = (AC)2 + (AB)2 ↔ BC = (AC) 2 + (AB) 2

8
C. Segi Empat
Segiempat adalah poligon yang memiliki empat sisi. Segi empat dapat
dibentuk dari empat buah garis dan empat buah titik dengan tiga titik tidak
kolinier. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai macam-macam segi empat
dan karakteristiknya, perhatian diagram berikut ini:

SEGI EMPAT

Tepat memiliki 2pasang sisi


sepsang sisi sejajar berhadapan sejajar

Layang-
TRAPESIUM JAJAR GENJANG
layang

Keempat sudutnya
sikusiku
Keempat sisinya
sama panjang
PERSEGI PANJANG BELAH
KETUPAT

Keempat sisinya
sama panjang PERSEGI

Keempat sudutnya
sikusiku

1. Trapesium
Trapesium adalah segiempat yang memiliki tepat sepasang sisi sejajar.
Trapesium dapat dikelompokkan menjadi:
(1) trapesium sembarang, adalah trapesium yang tepat memiliki sepasang
sisi sejajar dengan panjang tidak sama serta besar sudutnya tidak ada yang
900 .

9
(2) trapesium sama kaki, adalah trapesium yang tepat memiliki sepasang
sisi sejajar dan sepasang sisi yang lain sama panjang.
(3) trapesium siku-siku, adalah trapesium yang tepat memiliki sepasang
sisi sejajar dengan dua sudut yang besarnya 900 .

Pada suatu trapesium, jumlah sudut yang berdekatan pada suatu trapesium
adalah 1800 .

2. Jajar Genjang
Jajargenjang adalah segiempat dengan sisi-sisi yang berhadapan sejajar, serta
sudut-sudut yang berhadapan sama besar. Jajargenjang dapat dibentuk dari
gabungan suatu segitiga dan bayangannya setelah diputar setengah putaran
dengan pusat titik tengah salah satu sisinya.

Beberapa sifat jajargenjang, antara lain:


a. Pada setiap jajargenjang, sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
b. Pada setiap jajargenjang, sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
c. Jumlah dua sudut yang berdekatan dalam jajargenjang adalah 180 0 .

Nah, bagaimana jika terdapat sebuah bangun jajargenjang tetapi besar salah
satu sudutnya adalah 900 , apakah bangun tersebut adalah sebuah
jajargenjang?coba analisislah!

10
3. Belah Ketupat
Belah ketupat merupakan segiempat yang khusus. Belah ketupat didefinisikan
sebagai segiempat dengan sisi yang berhadapan sejajar, keempat sisinya sama
panjang, dan sudut-sudut yang berhadapan sama besar. Belah ketupat juga
merupakan jajargenjang yang semua sisinya sama panjang. Oleh karena itu,
semua sifat yang berlaku pada jajargenjang berlaku pula pada belah ketupat.
Keistimewaan belah ketupat adalah dapat dibentuk dari gabungan segitiga
sama kaki dan bayangannya setelah dicerminkan terhadap alasnya.

Berikut ini adalah sifat-sifat khusus belah ketupat:


a. Semua sisinya sama panjang
b. Diagonal-diagonal belah ketupat menjadi sumbu simetri
c. Kedua diagonalnya saling berpotongan tegak lurus dan saling
membagi dua sama panjang.
d. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua sama besar
oleh diagonal-diagonalnya.

Nah, bagaimana jika terdapat sebuah bangun belah ketupat tetapi besar
salah satu sudutnya adalah 900 , apakah bangun tersebut adalah sebuah
belahketupat?coba analisislah!

11
4. Persegi panjang
Persegi panjang adalah jajar genjang yang besar keempat sudutnya 900 .
Persegi panjang adalah segiempat yang kedua pasang sisinya sejajar dan
keempat sudutnya 900 .
Beberapa sifat persegi panjang:
a. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar
b. Setiap sudutnya sama besar, yaitu 90 0
c. Diagonal-diagonalnya sama panjang
d. Diagonal-diagonalnya berpotongan dan saling membagi dua sama
panjang.

5. Persegi
Persegi adalah persegi panjang yang keempat sisinya sama panjang.
Beberapa sifat persegi adalah:
a. Sisi-sisinya sama panjang
b. Diagonalnya sama panjang
c. Diagonalnya saling berpotongan dan membagi dua sama panjang.
d. Sudut-sudut dalam setiap persegi dibagi dua sama besar oleh
diagonal-diagonalnya.
e. Diagonal-diagonalnya merupakan sumbu simetri.
f. Diagonal-diagonalnya berpotongan tegak lurus.

6. Layang-layang
Layang-layang adalah segiempat yang mempunyai sisi yang berdekatan
sama panjang dan kedua diagonalnya saling tegak lurus. Layang-layang
juga merupakan segiempat yang terdiri dari dua segitiga sama kaki yang
alasnya sama panjang dan saling berimpit.

12
A

B D

Beberapa sifat layang-layang:


a. Pada setiap layang- layang sepasang sisinya sama panjang.
b. Pada setiap layang-layang terdapat sepasang sudut berhadapan yang sama
besar.
c. Salah satu diagonal layang- layang merupakan sumbu simetri.
d. Salah satu diagonal layang-layang membagi dua sama panjang dan tegak
lurus terhadap diagonal lainnya.

8. Lingkaran
Lingkaran adalah kumpulan titik-titik yang berjarak sama terhadap sebuah
titik (pusat lingkaran).

13
BAB III
KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN

A. Kesebangunan

Perhatikan gambar tersebut. Dua persegi panjang tersebut merupakan conroh dua
persegi panjang yang sebangun. Dua atau lebih bangun dikatakan sebangun jika
mempunyai syarat:
1. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut memiliki
perbandingan yang sama.
2. Sudut-sudut yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut sama besar.
Pada bangun segitiga, dua atau lebih segitiga dikatakan sebangun jika memenuhi
salah satu syarat sebagai berikut:
1. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sama (sisi – sisi – sisi)
2. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar (sudut – sudut – sudut)
3. Dua sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan yang sama dan sudut
bersesuaian yang diapit sama besar (sisi – sudut – sisi)

Berdasarkan uraian tersebut, coba identifikasi pada bangun datar di bawah


ini ada berapakah segitiga yang sebangun?

14
B. Kekongruenan

Perhatikan gambar tersebut, persegi satuan yang terdapat pada gambar


memiliki besar yang sama besar.
Dua bangun atau lebih dikatakan kongruen jika bangun tersebut memiliki bentuk
dan ukuran yang sama serta sudut yang bersesuaian sama besar (sama dan
sebangun).
Pada bangun segitiga, dua atau lebih segitiga dikatakan kongruen jika memenuhi
salah satu syarat sebagai berikut:
1. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang (sisi – sisi – sisi)
2. Dua sisi yang bersesuaian yang sama panjang dan sudut yang diapit sama
besar (sisi – sudut – sisi)
3. Dua sudut yang bersesuaian sama besar dan satu sisi yang bersesuaian
sama panjang.

15
BAB IV
KELILING DAN LUAS DAERAH BANGUN DATAR

A. Keliling

Perhatikan gambar tersebut! Bagaimanakah cara menghitung keliling bangun


tersebut?
Untuk mengilustrasikan kepada siswa, kita dapat gunakan cerita berapakah
jarak yang ditempuh untuk mengelilingi tanah atau taman yang berbentuk seperti
gambar tersebut.
Keliling adalah jarak perpindahan titik dari lintasan awal sampai ke lintasan akhir
(titik awal dan titik akhir adalah titik yang sama). Atau dengan kata lain Keliling
adalah jumlah keseluruhan panjang sisi yang membatasi suatu bangun.
Kasus berbeda pada saat kita ingin menentukan keliling lingkaran. Langkah yang
dapat kita lakukan adalah sebagai berikut:
Dari benda yang berbentuk lingkaran, siswa menentukan panjang diameter
(dengan menggunakan tali), dan diameter lingkaran. Setelah itu tentukalah
𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 22
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
, hasil yang diharapakan adalah nilai phi(𝜋 = 3,14 … . = 7
)
𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔
Karena 𝜋 = maka keliling = 𝜋 𝑥 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 𝜋𝑑 = 2𝜋𝑟
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

16
B. Luas Daerah

Jika kita memiliki sebuah daun dan ingin menghitung berapa luas daun
tersebut, bagaimanakah cara kita menghitung daun tersebut?
Untuk memudahkan kita akan membimbing siswa membuat persegi
satuan, tetapi bagaimana siswa menentukan luas tersebut?
Untuk memudahkan memahami konsep luas, permasalahan yang diberikan
kepada siswa dapat menggunakan bangun yang beraturan.
Perhatikan gambar berikut ini:

Untuk menentukan luas dua bangun tersebut, kita dapat membimbing


siswa dengan bantuan persegi satuan seperti di bawah ini

17
Luas bangun datar adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi bangun
datar tersebut.

1. Luas Persegi panjang


Luas persegi panjang adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi persegi
panjang tersebut.

Rumus luas persegi panjang adalah:


L  panjang  lebar
Untuk membantu siswa menemukan rumus tersebut, salah satu cara yang
dapat dilakukan sebagai berikut:

18
2. Luas Persegi
Sedangkan luas persegi adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi persegi
tersebut.
Karena persegi memiliki ukuran panjang dan lebar yang sama yang disebut
sisi, maka rumus luas persegi adalah:
L  sisi  sisi
Untuk membantu siswa menemukan rumus tersebut, salah satu cara yang
dapat dilakukan sebagai berikut:

Contoh:
Tentukan luas persegi jika panjang sisi persegi tersebut adalah (a + b)!
Jawab:
Untuk menentukan luas persegi tersebut, perhatikan gambar berikut ini:
a b Luas = Luas I + Luas II + Luas III + Luas IV
a I II (a+b)(a+b) = a2 + ab + ab + b2
= a2 + 2ab + b2

b III IV

19
3. Luas Segitiga

(1) (2)
Perhatikan ketiga bangun tersebut, segitiga (1) dan segitiga (2), dapat
diperleh dari setengah persegi panjang. Sehingga luas segitiga adalah
setengah dari luas persegi panjang.
1
LABD = 2 𝐿 𝐴𝐵𝐶𝐷
1
= 2 𝐴𝐵 𝑋 𝐴𝐷
1
= x alas x tinggi
2

Untuk menentukan luas segitiga tersebut, dapat ditentukan dengan:


LABC = LABD + L CBD
1 1
= (𝐴𝐷)(𝐵𝐷) + (𝐶𝐷)(𝐵𝐷)
2 2
1
= (𝐴𝐷 + 𝐶𝐷)(𝐵𝐷)
2
1
= x alas x tinggi
2

Untuk menentukan luas segitiga tersebut, dapat ditentukan dengan:


LABC = LLCB - L LAB
1
= (𝐿𝐶)(𝐿𝐵) − 1 (𝐿𝐴)(𝐿𝐵)
2 2

20
1
= (𝐿𝐶 − 𝐿𝐴)(𝐿𝐵)
2
1
= x alas x tinggi
2

Menentukan luas segitiga juga dapat dilakukan dengan langkah berikut ini:

1
Luas segitiga = × alas × tinggi
2
1
= ×a×t
2
Coba buktikan untuk rumus luas segitiga sama sisi!

4. Luas Jajargenjang

Perhatikan dua bangun jajargenjang tersebut. Untuk menetukan luas


jajargenjang
Dalam menentukan luas jajargenjang dapat menggunakan konsep luas
segitiga.

Ljajargenjang = 2  L

21
 2  12  a  t
 at
Dengan menggunakan konsep luas persegi panjang, maka luas
jajargenjang juga dapat ditentukan sebagai:
Ljajargenjang = a × t.
Jadi, untuk setiap jajargenjang, dengan alas a, tinggi t, serta luas L, maka
berlaku:
L=a×t

5. Luas Belah Ketupat


Karena belah ketupat merupakan jajargenjang, maka tentu saja luas belah
ketupat pun memiliki rumus yang sama dengan rumus luas jajargenjang,
yaitu menggunakan konsep luas segitiga:

LABCD  LACD  LABC


LABCD  12  AC  DP  12  AC  BP
LABCD  12  AC  ( DP  BP )
LABCD  12  AC  BD
1
LABCD   diagonal1  diagonal 2
2

6. Luas layang-layang
Luas layang- layang dapat dihitung sebagai jumlah luas dua segitiga, yaitu:
A LABCD  LACD  LABC
B P D LABCD  12  AC  DP  12  AC  BP
LABCD  12  AC  ( DP  BP )
LABCD  12  AC  BD
1
LABCD   diagonal1  diagonal 2
2

22
7. Luas Trapesium
Untuk menghitung luas trapesium, kita tarik garis diagonal sehingga
membagi daerah trapesium menjadi dua buah segitiga. Trapesium ABCD
terbagi manjadi dua bagian yaitu  ABD dan  BCD.
A a D

B b C
L trapesium ABCD  LABD  LBCD

 12  a  t  12  b  t
 12  (a  b)  t
1
  jumlah sisi sejajar  tinggi
2
Pembuktian rumus luas di atas dicontohkan untuk trapesium siku-siku, sekarang
coba buktikan rumus luas trapesium sembarang?apakah sama?

8. Luas Lingkaran
Luas lingkaran merupakan luas daerah yang dibatasi oleh keliling
lingkaran.
Misalkan, diketahui sebuah lingkaran yang dibagi menjadi 12 buah juring
yang sama bentuk dan ukurannya. Kemudian, salah satu juringnya dibagi
dua lagi sama besar. Potongan-potongan tersebut disusun sedemikian
sehingga membentuk persegipanjang.

Susunan potongan-potongan juring tersebut menyerupai persegipanjang


dengan ukuran panjang mendekati setengah keliling lingkaran dan lebar
sebesar jari-jari, sehingga luas bangun tersebut adalah

23
Luas lingkaran = Luas persegi panjang =pxl
1
= 2 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑟
1
= 2 𝑥2𝜋𝑟 𝑥 𝑟

= 𝜋𝑟2
Jadi, luas daerah lingkaran tersebut dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut.
Luas Lingkaran = 𝜋𝑟2

24
BAB V
BANGUN RUANG

Bangun ruang adalah bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik
yang terdapat pada seluruh permukaan bangun tersebut. Permukaan yang
dimaksud pada definisi tersebut adalah bidang atau sisi. Perpotongan dari dua
buah sisi adalah rusuk. Perpotongan tiga buah rusuk atau lebih adalah titik sudut.

Diagonal sisi atau diagonal bidang adalah garis yang menghubungkan dua
buah titik sudut yang berhadapan pada sebuah sisi. Diagonal ruang adalah garis
yang menghubungkan dua buah titik sudut yang saling berhadapan pada sebuah
ruang.
Pada bangun ruang sisi datar, terdapat hubungan antara banyaknya sisi,
banyaknya titik sudut dan banyaknya rusuk. Hubungan tersebut dinamakan
Kaidah EULER. Kaidah Euler menyatakan bahwa
“ banyaknya sisi ditambah dengan banyaknya titik sudut adalah sama
dengan banyaknya rusuk ditambah dengan 2 (S + T = R + 2)”

Untuk lebih jelasnya buatlah sebuah tabel untuk membuktikan kaidah euler!

25
A. PRISMA

Prisma adalah bidang banyak yang dibentuk oleh dua daerah polygon
kongruen yang terletak pada bidang sejajar, dan tiga atau lebih daerah jajaran
genjang yang ditentukan oleh sisi-sisi dua daerah polygon tersebut sedemikian
hingga membentuk permukaan tertutup sederhana. Dua daerah polygon kongruen
yang terletak pada bidang sejajar dapat berupa segitiga, segiempat, segilima, dan
lain-lain.

Bidang banyak yang keenam sisinya persegi yang kongruen disebut


kubus.Jika bidang banyak tersebut memili tiga pasang sisi yang kongruen maka
disebut balok. Dan jika dua polygon tersebut berbentuk menyerupai lingkaran
akan disebut tabung (silinder).

26
B. Limas
Limas adalah bidang banyak yang ditentukan oleh daerah polygon (yang
disebut alas), suatu titik yang tidak terletak pada bidang polygon dan segitiga-
segitiga yang ditentukan oleh titik tersebut dan sisi-sisi dari polygon.

Alas-alas dari suatu limas dapat berupa segitiga, segiempat, segilima, dan lain
lain. Dan jika alas limas itu menyerupai lingkaran maka dinamakan kerucut.

27
BAB VI
LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG

A. Luas Permukaan
Perhatikan gambar-gambar berikut ini:

Gambar tersebut merupakan prisma (balok) dan jaring-jaringnya. Untuk


menentukan luas permukaan sebuah bangun ruang, kita perlu menghitung jumlah
masing- masing luas sisi yang membatasinya.
Luas permukaan adalah jumlah seluruh luas sisi yang membatasi sebuah bangu
ruang.
Sehingga luas permukaan balok tersebut di atas
= 2 x (8 x 5) + 2 x (5 x 3) + 2 (8 x 3)
= 2 x (p x l) + 2 x (l x t) + 2 x (p x t)
= 2 x (pl + lt + pt)
Jadi, Luas permukaan Balok = 2 x (pl + lt + pt)

Perhatikan gambar kubus berikut ini:


Kubus merupakan sebuah balok yang panjang seluruh rusuknya sama.

28
Untuk menetukan luas permukaan kubus, ingat kembali rumus luas permukaan
balok yaitu: 2 x (pl + lt + pt), karena pada kubus p = l = t = rusuk (s), maka:
Luas permukaan kubus = 2 x (pl + lt + pt)
= 2 (s2 + s2 + s2 )
= 6 s2
Jadi luas permukaan kubus = 6 s 2

Untuk menentukan rumus luas prisma perhatikan kembali rumus luas balok:
luas permukaan balok = 2 x (p x l) + 2 x (l x t) + 2 x (p x t)

Luas alas Luas sisi tegak

Atau dapat disimpulkan:


Luas permukaan prisma = 2 (luas alas) + (jumlah luas sisi tegak)
Dimana luas sisi tegak = keliling alas x tinggi
(perhatikan gambar jaring jaring balok di atas)

Perhatikan gambar tabung dan jaring-jaringnya berikut ini!

29
Luas permukaan tabung = 2(luas alas) + (luas selimut tabung)
= 2(luas alas) + (kel alas x tinggi)
= 2𝜋𝑟2 + (2𝜋rt)
Jadi, Luas permukaan Tabung = 2𝝅𝒓𝟐 + (𝟐𝝅𝐫𝐭)

Perhatikan gambar limas dan jaring-jaringnya berikut ini:

Seperti halnya pada prisma, luas permukaan limas adalah luas seluruh permukaan
(sisi) sebuah limas.
Luas permukaan limas ABCD
= Luas ABCD + (Luas ABE + Luas BCE + Luas CDE + Luas ADE)
= Luas alas + jumlah luas sisi tegak

Jadi Luas Permukaan Limas = Luas Alas + Jumlah Luas Sisi Tegak

Perhatikan gambar kerucut dan jarig-jaringnya berikut ini:

Jaring-jaring kerucut berbentuk lingkaran (sebagai alas kerucut) dan juring


dari lingkaran yang lain (sebagai selimut kerucut). Untuk menentukan luas
selimut sebuah kerucut perhatikan gambar berikut ini:

30
Perhatikan juring lingkaran sebagai selimut kerucut, diperoleh
perbandingan (antara juring dan lingkaran besar) sebagai berikut:
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑗𝑢𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟
=
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑐𝑢𝑡 2𝜋𝑟
=
𝜋𝑠 2 2𝜋𝑠
2𝜋𝑟 2
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑐𝑢𝑡 = 𝜋𝑠
2𝜋𝑠
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑐𝑢𝑡 = 𝜋𝑟𝑠
Sehingga luas permukaan kerucut = luas lingkaran + luas selimut
= 𝜋𝑟2 + 𝜋𝑟𝑠
= 𝜋𝑟(𝑟 + 𝑠)
Luas permukaan kerucut = 𝝅𝒓(𝒓 + 𝒔)

B. VOLUME
Hakikat volume adalah isi yang memenuhi sebuah bangun ruang berongga.
Untuk menemukan volume bangun ruang kubus dan balok, salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

31
Hubungan (panjang
Panjang Banyak Kotak
Bentuk Bangun rusuk dan banyak
rusuk Satuan
kotak)
2 8 2x2x2=8

3 x 3 x 3 = 27
3 27

4 64 4 x 4 x 4 = 64

S sxsx s

S
s
A
t
a
Sehingga
u dapat disimpulkan volume kubus = s x s x s,
dimana s = panjang rusuk kubus.

Untuk menentukan volume balok, perhatikan tabel berikut :

32
Bentuk Bangun Panjang Lebar Tinggi (t) Banyak Hubungan p,
(p) (l) kubus l, t, dan
satuan kubus
satuan
6 4 1 24 6 x 4 x 1 =
24

3 2 3 18 3 x 2 x 3 =
18

4 x2x3=
4 2 3 24 24

P l t Pxlxt
t

p l

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan volume balok
adalah V= panjang x lebar x tinggi

Untuk menentukan volume prisma, perhatikan gambar berikut ini:

Perhatikan volume prisma tegak segitiga tersebut. Prisma segitiga tersebut


diperoleh dari membelah sebuah balok dan membaginya pada salah satu bidang
diagonalnya, sehingga

33
1
Volume prisma tegak segitiga = 2 𝑉olume balok
1
= (𝑝𝑙 )𝑡
2
1
= ( 𝑝𝑙)𝑡
2

= luas alas x tinggi


Jadi, dapat disimpulkan VOLUME PRISMA = LUAS ALAS X TINGGI

Setelah kita menemukan volume prisma, maka kita akan dapat menentukan rumus
volume tabung.

Karena Volume prisma = luas alas x tinggi, dimana alas tabung berbentuk
lingkaran, maka:
Volume prisma = luas alas x tinggi
= 𝜋𝑟2 𝑡
Jadi, volume tabung = 𝝅𝒓𝟐 𝒕

Perhatikan gambar prisma berikut ini!

Jika dicermati pada prisma ABCD.EFGH (semua sisi prisma kongruen) tersebut
terdapat 6 limas segiempat yang kongruen (limas T. ABCD, T.BCGH, T.DCGH,

34
T.ADHE, T.ABFE, T .EFGH) dengan alas limas kongruen dengan alas prisma
1
dan tinggi limas = 2 tinggi prisma atau tinggi prisma = 2 tinggi limas.

Sehingga,
Volume prisma = 6 x volume limas
1
Volume limas = 6 volume prisma
1
= 6 luas alas x tinggi prisma
1
= luas alas x 2 x tinggi limas
6
1
= luas alas x tinggi
3
𝟏
Jadi, Volume limas = 𝟑
luas alas x tinggi

Perhatikan gambar tabung dan kerucut berikut ini:

Untuk menentukan volume kerucut, siswa sapat melakukan praktik melalui


kegiatan berikut ini:
Siapkan sebuah tabung dan kerucut yang memiliki alas dan tinggi yang sama.
Siswa diminta untuk menakar jagung, beras, ataupun pasir. Dari hasil tersebut
diperoleh hasil bahwa untuk memenui tabung tersebut dibutuhkan 3 kerucut yang
memiliki alas dan tinggi yang sama. Sehingga siswa dapat menyimpulkan:
𝟏
VOLUME LIMAS = 𝑳𝑼𝑨𝑺 𝑨𝑳𝑨𝑺 𝑿 𝑻𝑰𝑵𝑮𝑮𝑰
𝟑
𝟏
= 𝟑 𝝅𝒓𝟐 𝒕

Permasalahan dalam kajian volume tidak hanya sekedar menghitung berapa


volume dari sebuah bangun ruang tetapi juga berhubungan juga dengan Debit.
Debit merupakan ukuran untuk mengukur volume zat cair yang mengalir
untuk setiap satuan waktu. Satuan yang biasa digunakan adalah volume persatuan
waktu (m3 /detik, m3 /jam, liter/menit, liter/detik ataupun liter/jam).

35
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
Contoh:
1. Sebuah drum dengan jari-jari 60cm dan tinggi 1m ingin diisi dengan air
hingga penuh. Jika waktu yang dibutuhkan untuk mengisi drum tersebut
adalah 125menit, berapakah debit airnya?
Sebelum menentukan debit, sebelumnya tentukan lah dahulu volume drum.
Volume drum = 𝜋𝑟2 𝑡
= 3,14 x 0,6m x 1m
= 1,884 m3
= 1884 liter
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
1884 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡 =
125 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡 = 15,072𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

2. Sebuah kolam renang memiliki kedalaman di tempat yang dangkal adalah 1m


dan kedalaman kolam di tempat yang paling dalam adalah 2,5m. Jarak antara
dinding kolam bagian dangkal dan dalam adalah 10 m, dan jarak antara
dinding yang kongruen adalah 3 m. Pada pukul 07.25 kolam tersebut diisi air
dengan menggunakan pompa dengan debit 125 liter per menit, dan pada
pukul 09.00 pompa tersebut sempat mati selama 45 menit. Pada pukul berapa
kolam renang tersebut penuh terrisi air?
Berdasarkan permasalahan tersebut, kolam renang tersebut berbentuk prisma
dengan alas trapesium (mengapa?coba gambarkan!)
Volume prisma = luas alas x tinggi
= ((1 + 2,5)/2 x 10) x 3
= 52,5 m3
= 52.500 liter
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
Waktu = 𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡
52.500
= 125

36
= 420 menit
Mulai diisi pukul 07.25 dan pada pukul 09.00 terhenti selama 45 menit
jadi akan penuh pada pukul 15.05 (mengapa?)

37

Anda mungkin juga menyukai