ABSTRAK
Banyaknya pegawai negeri sipil yang akan memasuki batas usia pensiun membuat Kementerian
Dalam Negeri harus menyiapkan strategi untuk tetap dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi
organisasi. Skripsi ini membahas mengenai perencanaan yang dilakukan oleh Kementerian
Dalam Negeri dalam menghadapi pensiun pegawai. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini secara garis besar menggambarkan bahwa strategi
yang diambil Kementerian Dalam Negeri dalam menghadapi pensiun pegawai yaitu optimalisasi
pegawai, pelaksanaan redistribusi pegawai, penggunaan tenaga tambahan, dan perencanaan karier
dalam menyiapkan talent pool.
Kata Kunci: Batas Usia Pensiun, Pensiun, Perencanaan pegawai negeri sipil
ABSTRACT
The number of civil servants who will enter the retirement age limit makes the Ministry of Home
Affairs should prepare a strategy to continue to carry out the duties and functions of the
organization. This research discussed about the planning carried out by the Ministry of Home
Affairs in the face of employee pensions. This descriptive research uses qualitative method.
Based on the result, it is concluded that strategy taken by the Ministry of Home Affairs in the
face ofemployee pension is optimizing employees, employees redistribution implementation, use
of additional personnel, and career planning in preparing the talent pool.
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa komposisi jumlah PNS di Kementerian
Dalam Negeri berdasarkan kelompok umur dan unit organisasi mencapai jumlah terbanyak untuk
range usia 51- 55 tahun yaitu sebesar 988 orang atau 21.20%. Selain itu, sebanyak 193 orang
sudah berada di atas usia 55 tahun. Saat ini, pemerintah melalui Undang-undang Aparatur Sipil
Negara No. 5 Tahun 2014 sudah menaikkan batas usia pensiun, yaitu 58 tahun bagi pejabat
administrasi dan 60 tahun bagi pejabat pimpinan tinggi. Meskipun saat ini sudah ditetapkannya
perpanjangan batas usia pensiun tersebut, Kementerian Dalam Negeri perlu melakukkan
perencanaan pegawai dalam menghadapi angka pensiun tersebut sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan pegawai untuk memenuhi jabatan-jabatan yang kosong akibat pegawai yang pensiun.
Hal ini mengingat bahwa cukup banyaknya pegawai Kementerian Dalam Negeri yang akan dan
sudah memasuki batas usia pensiun. Apabila sampai pegawai tersebut pensiun dan belum ada
yang mengisi kekosongan jabatan, hal ini dapat memberikan dampak buruk bagi Kementerian
Dalam Negeri.
Oleh karena itu, penelitian mengenai perencanaan pegawai perlu dilakukan agar tetap
terciptanya sistem manajemen kepegawaian yang baik karena didasarkan pada perhitungan yang
jelas sehingga tidak terjadinya kekosongan jabatan yang dapat mengakibatkan tumpang tindih
tugas pokok dan fungsi (overlap) antar pegawai. Begitupun dengan perencanaan sumber daya
manusia dalam menghadapi pensiun pegawai, Kementerian Dalam Negeri harus sudah memiliki
analisis proyeksi kebutuhan PNS selama lima tahun dan penyusunan formasi agar tetap bisa
TINJAUAN TEORITIS
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Proses dalam melakukan penelitian merupakan penekenan dalam penelitian kualitatif oleh karena
itu dalam melaksanakan penelitian, peneliti lebih fokus pada proses daripada hasil akhir, yakni
mengenai perencanaan sumber daya manusia dalam menghadapi pensiun pegawai di
Kementerian Dalam Negeri.
Tujuan dari penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif, karena penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan mengenai perencanaan sumber daya manusia dalam
menghadapi pensiun pegawai di Kementerian Dalam Negeri. Sedangkan manfaat dari penelitian
ini termasuk jenis penelitian murni, karena penelitian ini dilakukan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan, dimana peneliti memiliki kebebasan untuk menentukan permasalahan yang akan
diteliti. berdasarkan dimensi waktu maka penelitian ini masuk kedalam klasifikasi penelitian
cross sectional karena penelitian ini hanya digunakan dalam waktu yang tertentu, dan tidak akan
dilakukan penelitian lain di waktu yang berbeda untuk diperbandingkan. Kemudian, berdasarkan
teknik pengumpulan data penelitian ini termasuk kedalam penelitian lapangan karena penelitian
ini menggunakan wawancara mendalam dengan para informan yang telah dipilih yang
memahami masalah yang akan diteliti dan menguasai data dan informasi terkait dengan
penelitian yang dilakukan, terdiri dari:
1. Kepala Biro Kepegawaian Kementerian Dalam Negeri, yaitu Bapak Drs. Muhamad Nur,
ME
2. Kepala Bagian Perencanaan Kepegawaian Kementerian Dalam Negeri, yaitu Bapak Dian
Andy Permana, M.Si
3. Kasubbag Formasi dan Perencanaan Kepegawaian Kementerian Dalam Negeri, yaitu Ibu
Amaliani Trimurti, M.Si,
4. Kassubag Pemindahan, Pemberhentian dan Pensiun Biro Kepegawaian Kementerian
Dalam Negeri, yaitu Bapak Agus Salim
5. Kepala Subbagian Jabatan Fungsional, yaitu Bapak Sedyo Budi Utomo
Teknik analisis data yang digunakan adalah yang mendasarkan pada adanya hubungan
semantis antar variabel yang sedang diteliti. Tujuan dari dilaksanakannya analisis data ini adalah
agar peneliti mendapatkan makna hubungan variabel-variabel sehingga dapat digunakan untuk
menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian. Proses analisis data pada penelitian ini
diawali dengan pengumpulan data mentah yang didapat melalui wawancara kepada key informan
yang dianggap compatible terhadap penelitian dan juga melalui studi pustaka untuk kemudian
dilakukan transkrip data dimana hasil wawancara diubah menjadi data berbentuk teks untuk
memilih informasi yang dianggap sesuai dengan permasalahan penelitian serta mempermudah
menemukan data kunci di dalam proses pembuatan koding. Data kunci yang ditemukan
kemudian dikategorisasikan dan dianalisis untuk kemudian mendapatkan penyimpulan
sementara. Setelah itu dilakukan proses cross check terhadap sumber-sumber data yang berbeda
(triangulasi) untuk meningkatkan akurasi penelitian dan sampai pada kesimpulan akhir dari
penelitian tersebut.
HASIL PENELITIAN
Kekosongan jabatan yang diakibatkan pegawai yang pensiun dapat memberikan dampak
bagi kegiatan keseluruhan Kementerian Dalam Negeri sehingga diperlukan rencana dalam
menghadapi angka pensiun tersebut. Adapun perencanaan yang dilakukan oleh Kementerian
Dalam Negeri yaitu pertama, optimalisasi pegawai yang ada sesuai dengan kebutuhan dan
kompetensi pegawai. Kedua, redistribusi dan perputaran pegawai yang dilakukan baik antar unit
kerja maupun antar instansi. Ketiga, penggunaan tenaga tambahan sebagai pemenuhan target
organisasi yang tetap berjalan. Keempat, perencanaan karier sebagai bentuk persiapan pegawai
untuk menduduki suatu jabatan.
PEMBAHASAN
Pelaksanaan perencanaan pegawai negeri sipil di Kementerian Dalam Negeri dijalankan
sesuai dengan instrumen atau format yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini adalah
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Namun, dalam
pelaksanaan suatu kewajiban diketahui pula bahwa pemenuhannya ditentukan dengan berbagai
SIMPULAN
Kementerian Dalam Negeri sebagai bagian dari suatu sistem kepegawaian secara nasional
ikut dalam melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan, salah satunya adalah kebijakan
moratorium penerimaan calon pegawai negeri sipil. Keadaan tersebut kemudian mengakibatkan
berkurangnya pertumbuhan PNS di Kementerian Dalam Negeri, padahal target organisasi harus
tetap dijalankan. Selain itu, didominasinya usia PNS di Kementerian Dalam Negeri pada usia 51-
55 tahun menggambarkan bahwa minimal dalam lima tahun ke depan akan terjadinya kondisi
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, peneliti memiliki
saran terkait perencanaan pegawai negeri sipil dalam menghadapi angka pensiun. Pertama, perlu
adanya early warning system pada sistem kepegawaian (simpeg) di Kementerian Dalam Negeri
terhadap pegawai yang akan memasuki batas usia pensiun. Dengan adanya early warning system
pada sistem kepegawaian (simpeg) di Kementerian Dalam Negeri ini diharapkan pihak biro
kepegawaian dapat melakukan regenerasi terhadap jabatan yang akan kosong tersebut dengan
kompetensi yang minimal sama dengan pegawai sebelumnya. Kedua, perlu dilakukannya
pengukuran beban kerja secara periodik agar organisasi dapat mengetahui dan menyesuaikan
dengan tugas pokok dan fungsi suatu pekerjaan yang dapat berpengaruh pada jumlah dan mutu
pegawai negeri sipil yang diperlukan baik untuk perekrutan maupun optimalisasi pegawai yang
ada.
KEPUSTAKAAN
Irijanto, Yusuf. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Sektor Publik di Indonesia:
Pengantar Pengembangan Model MSDM Sektor Publik dalam Jurnal Masyarakat,
Kebudayaan dan Politik Volume 24 Nomor 4 Tahun 2011
Kementerian Dalan Negeri. (2013). Buku Statistik Kepegawaian Keadaan Desember 2013.
Jakarta: Kementerian Dalam Negeri
Sulistyo, Agustinus. (2007). Sistem Pendayagunaan SDM Aparatur. Jakarta: Pusat Kajian
Hukum dan Sistem Administrasi Negara
Zainun, Buchari. (2004). Administrasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia
Indonesia