Anda di halaman 1dari 37

1 OPTIMALISASI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

2 DENGAN MEMBUAT INSTRUMEN ASUHAN


3 KEPERAWATAN BAGI PPKS DI BRSPDM “DHARMA
4 GUNA” BENGKULU
5

9 Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS


10 di Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental
11 “Dharma Guna” Bengkulu
12

13 Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil


14

15 Disusun Oleh :
Nama : Ricky Casanopa
NIP : 19860916 202012 1 004
Jabatan : Perawat Terampil
Unit Kerja : BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu
Angkatan : I
Nomor Presensi : 28
Mentor : Joko Juniarto, S.ST
Coach : Dr. Siti Redjeki, M.Si.

16

17

18PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL


19 BADAN PENDIDIKAN PENELITIAN DAN PENYULUHAN SOSIAL
20 KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA JAKARTA
21 2021
22 LEMBAR PENGESAHAN
23 RANCANGAN AKTUALISASI
24 PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
25

Judul : Optimalisasi pelaksanaan Asuhan Keperawatan


dengan membuat Instrumen Asuhan Keperawatan bagi
PPKS di BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu
Nama : Ricky Casanopa
NIP : 19860916 202012 1 004
Jabatan : Perawat Terampil
Unit Kerja : BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu

26

27

28 Telah diuji di depan Tim Penguji


29 Pada Hari Rabu tanggal 6 Oktober 2021
30

Coach, Mentor,

Dr. Siti Redjeki, M.Si Joko Juniarto, S.ST


NIP. 19670819 199303 2 003 NIP. 19700610 199103 1 007
Mengetahui,
Penguji

Joko Widiarto, S.ST., MT.


NIP. 19791229 200212 1 004
31 KATA PENGANTAR
32 Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa
33 karena atas izin-Nya maka Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar
34 ASN dengan judul Optimalisasi Pelaksanaan Asuhan
35 Keperawatan dengan Membuat Instrumen Asuhan
36 Keperawatan bagi PPKS di BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu
37 dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
38 Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN dibuat dengan
39 maksud untuk merancang kegiatan-kegiatan yang akan
40 diaktualisasikan berdasarkan nilai-nilai dasar ASN yang harus
41 diterapkan. Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN ini
42 memuat kegiatan-kegiatan yang rencananya akan diaktualisasikan
43 di Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental “Dharma
44 Guna” Bengkulu.
45 Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima
46 kasih kepada :
47 1. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial
48 2. Ibu Dr. Siti Redjeki ,M.Si. selaku Coach yang telah banyak
49 meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
50 bimbingan, saran dalam penyelesaian rancangan ini.
51 3. Bapak Joko Juniarto, S.ST. Kepala Seksi Layanan Rehabilitasi
52 Sosial Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental
53 “Dharma Guna” Bengkulu selaku mentor dalam perancangan
54 aktualisasi ini.
55 4. Orang tua tercinta, isteri, adik dan keluarga yang telah
56 memberikan dukungan dan doa restunya.
57 5. Bapak dan Ibu Panitia dan Widyaiswara Pusdiklat
58 Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia
59 yang telah banyak memberikan bekal ilmu.
60 6. Rekan-rekan Latsar CPNS Golongan II Angkatan I,II, dan III
61 Tahun 2021 yang telah berjuang bersama.

i
62 Penulis menyadari bahwa Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai
63 Dasar ASN ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu mohon
64 kritik dan saran yang membangun sehingga rancangan ini dapat
65 disempurnakan dan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
66 membutuhkan di lain waktu.
67

68 Bengkulu, 6 Oktober 2021


69 Penulis
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96

ii
97 DAFTAR ISI
98

99LEMBAR PENGESAHAN
100KATA PENGANTAR ................................................................................i
101DAFTAR ISI ..............................................................................................iii
102DAFTAR TABEL ......................................................................................iv
103DAFTAR GAMBAR ..................................................................................v
104BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1
105 A. LATAR BELAKANG .................................................................1
106 B. VISI, MISI, TUJUAN, DAN NILAI–NILAI SERTA STRUKTUR
107 ORGANISASI.............................................................................4
108 1. Visi ..........................................................................................4
109 2. Misi .........................................................................................4
110 3. Tujuan ....................................................................................5
111 4. Nilai-nilai Organisasi ..............................................................5
112 5. Struktur Organisasi ................................................................6
113 C. TUGAS DAN FUNGSI UNIT KERJA ........................................7
114 1. Tugas Unit Kerja ....................................................................7
115 2. Fungsi Unit Kerja ...................................................................8
116 D. JABARAN URAIAN TUGAS ....................................................9
117BAB II RANCANGAN AKTUALISASI .....................................................11
118 A. IDENTIFIKASI ISU ....................................................................11
119 1. Analisis Isu yang Dipilih (USG) ..............................................12
120 2. Faktor Penyebab (Fishbone) .................................................13
121 3. Gagasan Pemecahan Isu (Tapisan) ......................................15
122 B. BAGAN RANCANGAN AKTUALISASI ...................................17
123 C. JADWAL AKTUALISASI ..........................................................25
124BAB III PENUTUP ....................................................................................26
125DAFTAR PUSTAKA .................................................................................28
126

127

iii
1

128 DAFTAR TABEL


129

130Tabel 2.1 Analisis USG Prioritas Isu .........................................................12


131Tabel 2.2 Skala Likert ...............................................................................13
132Tabel 2.3 Tabel Teknik Tapisan ................................................................16
133Tabel 2.4 Tabel Keterangan Teknik Tapisan ............................................16
134Tabel 2.5 Tabel Rancangan Aktualisasi ..................................................18
135Tabel 2.6 Tabel Jadwal Kegiatan Aktualisasi ...........................................25
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162

iv
163
164 DAFTAR GAMBAR
165

166Gambar Diagram 1. Struktur Organisasi BRSPDM “Dharma Guna“


167Bengkulu ...................................................................................................7
168Gambar Diagram 2. Diagram Fishbone ....................................................13
169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

v
2

194

195 BAB I
196 PENDAHULUAN
197
198 A. Latar Belakang
199 Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan figur sentral yang memiliki
200 peranan penting dalam penyelenggaraan pelaksanaan pelayanan
201 publik maupun kegiatan pemerintahan yang terbebas dari intervensi
202 politik, profesional, bersih dari segala praktik korupsi, kolusi, dan
203 nepotisme, serta berperan sebagai unsur perekat persatuan dan
204 kesatuan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
205 Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam Undang-Undang Nomor 5
206 Tahun 2014 tentang ASN menyebutkan bahwa ASN berfungsi
207 sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan
208 pemersatu bangsa.
209 Dalam pasal 59 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
210 ASN, bahwa setiap Instansi Pemerintah merencanakan pelaksanaan
211 pengadaan PNS. Calon PNS nantinya wajib menjalani masa
212 percobaan melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk
213 membangun integritas moral, kejujuran, semangat, dan motivasi
214 nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
215 bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta
216 kompetensi bidang yang tertuang dalam materi penerapan nilai-nilai
217 Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
218 Korupsi (ANEKA) serta peran dan kedudukan ASN (Manajemen ASN,
219 Pelayanan Publik, dan Whole of Government (WOG). Pembelajaran
220 dilakukan secara Synchronous dan Asynchronous yang nantinya
221 diharapkan calon ASN mampu menginternalisasi, menerapkan, dan
222 juga mengaktualisasikan, serta menjadikan kebiasaan (habituasi),
223 sehingga menghasilkan ASN yang profesional dan mampu
224 menerapkan nilai-nilai ANEKA dalam tugas yang dijalankannya.

vi
225 Berkaitan dengan penerapan nilai ANEKA, penulis mencoba
226 mengimplementasikannya melalui isu yang akan diangkat oleh penulis
227 terkait belum adanya Asuhan Keperawatan bagi Pemerlu Pelayanan
228 Kesejahteraan Sosial (PPKS) di Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang
229 Disabilitas Mental (BRSPDM) “Dharma Guna” Bengkulu.
230 Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental “Dharma
231 Guna” Bengkulu mempunyai poliklinik yang berada dibawah Seksi
232 Layanan Rehabilitasi Sosial, yang mengurusi kesehatan PPKS yang
233 sedang mendapatkan Pelayanan di Balai. Adapun petugas kesehatan
234 yang berada di Poliklinik BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu adalah
235 Perawat, yang terdiri dari 1 orang Perawat Ahli dan 3 orang Perawat
236 Terampil. Untuk itu, dalam hal ini penulis lebih berfokus pada
237 Pelaksanaan Asuhan Keperawatan bagi PPKS di BRSPDM “Dharma
238 Guna” Bengkulu. Adapun perawat menurut persepsi para ahli :
239 1. Menurut ahli seperti Kusnanto (2004),
240 Perawat adalah seseorang (profesional) yang mempunyai
241 kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan
242 pelayanan / asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan
243 keperawatan.
244 2. Menurut Harlley (1997 dalam Fahri 2010),
245 Perawat adalah seseorang yang berperan dalam kerja merawat
246 atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena
247 sakit, injuri, dan proses penuaan.
248 3. Menurut Pakar bahasa dari Depkes RI (2002),
249 Perawat profesional adalah perawat yang bertanggungjawab dan
250 berwenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri
251 dan atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya sesuai
252 dengan kewenangannya.
253 Menurut Hidayat tahun 2004, peran perawat terdiri dari :
254 1. Berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan.

vii
3

255 Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan


256 kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
257 pelayanan keperawatan.
258 2. Sebagai advokat klien.
259 Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga
260 dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi
261 pelayanan.
262 3. Peran sebagai edukator.
263 Peran ini dilakukan untuk meningkatkan tingkat pengetahuan
264 kesehatan dan kemampuan klien mengatasi kesehatanya,
265 4. Peran sebagai koordinator.
266 Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
267 mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
268 pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
269 kebutuhan klien.
270 5. Peran sebagai kolaborator.
271 Peran disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim
272 kesehatan yang terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-
273 lain .
274 6. Peran sebagai konsultan.
275 Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah
276 atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.
277 7. Peran sebagai pembaharu.
278 Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
279 perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah
280 sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
281 Asuhan Keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan
282 praktik keperawatan langsung pada klien di berbagai tatanan
283 pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya berdasarkan kaidah
284 profesi keperawatan dan merupakan inti praktik keperawatan. Asuhan
285 Keperawatan meliputi pengakajian keperawatan, diagnosa

viii
286 keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan,
287 dan evaluasi keperawatan. Tujuan Asuhan Keperawatan untuk
288 mengatasi masalah klien dalam keadaan sehat atau sakit, membantu
289 individu untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
290 Namun penulis menemukan tidak adanya pelaksanaan Asuhan
291 Keperawatan yang dilakukan oleh perawat, hal ini dapat dilihat
292 dengan belum adanya instrumen Asuhan Keperawatan dan tidak
293 adanya Catatan Asuhan Keperawatan bagi PPKS di BRSPDM
294 “Dharma Guna” Bengkulu.
295 Berdasarkan penjelasan di atas, penulis yang menduduki jabatan
296 sebagai Perawat Terampil berencana mengaktualisasikan nilai-nilai
297 dasar ASN (ANEKA) tersebut melalui kegiatan aktualisasi dengan
298 judul “Optimalisasi Pelaksanaan Asuhan Keperawatan dengan
299 membuat Instrumen Asuhan Keperawatan bagi PPKS di BRSPDM
300 “Dharma Guna” Bengkulu.”
301 B. Visi dan Misi,Tujuan dan Nilai-Nilai serta Struktur Organisasi
302 1. Visi Organisasi
303 a. Visi Kementerian Sosial Republik Indonesia
304 Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan
305 berkepribadian berlandaskan nilai dan semangat gotong
306 royong.
307 b. Visi BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu
308 Mewujudkan BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu Sebagai
309 Lembaga penyelenggara Rehabilitasi Sosial Bagi Penyandang
310 Disabilitas Mental secara Holistik, Sistemik, Terstandar,
311 Terpercaya dan Profesional
312 2. Misi Organisasi
313 a. Misi Kementerian Sosial Republik Indonesia
314 Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi,
315 maju dan sejahtera.
316 b. Misi BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu

ix
4

317 1) Peningkatan Penyelenggaraan Pelayanan Rehabilitasi


318 Sosial sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
319 2) Penyelenggaraan Fungsi Promotif Lembaga secara
320 Optimal dan Pengembangan Jaringan Kerja dalam
321 Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial.
322 3) Peningkatan Profesionalitas Sumber Daya Manusia dan
323 Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana dalam
324 Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial.
325 3. Tujuan Organisasi
326 a. Tujuan Kementerian Sosial
327 Meningkatkan taraf kesejahteraan sosial penduduk miskin dan
328 rentan.
329 b. Tujuan BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu
330 1) Terwujudnya penyelenggaraan pelayanan rehabilitasi sosial
331 bagi PPKS sesuai standar operasional prosedur.
332 2) Tercapainya target pengembangan jaringan kerja dalam
333 penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi PPKS.
334 3) Terciptanya manajemen pelayanan rehabilitasi sosial yang
335 akuntabel, transparan dan efisien.
336 4. Nilai-Nilai Organisasi
337 Ditetapkan dalam Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia
338 Nomor 30/HUK/2020 tentang Nilai-Nilai Kementerian Sosial,
339 meliputi:
340 a. Humanis, memiliki makna bahwa seluruh aparatur sipil negara
341 atau tenaga lainnya yang bekerja di lingkungan Kementerian
342 Sosial selalu menggunakan pendekatan humanis dalam
343 bekerja.
344 b. Adaptif, memiliki makna bahwa seluruh aparatur sipil negara
345 atau tenaga lainnya yang bekerja di lingkungan Kementerian
346 Sosial dalam penggunaan program kerja untuk dirancang agar
347 mudah beradaptasi di segala kondisi.

x
348 c. Dedikatif, memiliki makna bahwa seluruh aparatur sipil negara
349 atau tenaga lainnya yang bekerja di lingkungan Kementerian
350 Sosial selalu senantiasa bekerja penuh dedikatif tidak sekedar
351 bisnis seperti biasa.
352 d. Inklusif, memiliki makna bahwa seluruh aparatur sipil negera
353 atau tenaga lainnya yang bekerja di lingkungan Kementerian
354 Sosial selalu bekerja dalam konsep melibatkan semua
355 pemangku kepentingan (stakeholder).
356 e. Responsif, memiliki makna bahwa seluruh aparatur sipil negara
357 atau tenaga lainnya yang bekerja di lingkungan Kementerian
358 Sosial dalam melaksanakan program harus memiliki sense of
359 urgency.
360 5. Struktur Organisasi
361 Struktur Organisasi BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu sesuai
362 Permensos No 18 Tahun 2018 adalah terdiri kepala balai yang
363 membawahi seksi-seksi yang terdiri dari: Seksi Layanan
364 Rehabilitasi Sosial, Seksi Asesmen dan Advokasi Sosial dan
365 Subag Tata Usaha. Penulis dengan jabatan Perawat Terampil
366 berada di bawah Seksi Layanan Rehabilitasi Sosial, yang mana
367 Seksi Layanan Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas melakukan
368 registrasi, penyiapan bahan intervensi krisis, orientasi, temu bahas
369 kasus, perencanaan pelayanan, perawatan, terapi psikososial,
370 spiritual, bimbingan keterampilan hidup, bimbingan vokasional,
371 kunjungan rumah, resosialisasi, serta pemantauan dan evaluasi
372 pelaksanaan layanan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas.
373 Adapun Struktur Organisasi BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu
374 sebagai berikut :
375

376

377

378

xi
5

379

380

381 Gambar Diagram 1.


382 Struktur Organisasi BRSPDM “Dharma Guna“ Bengkulu
383
Kepala
384 BRSPDM
385

386 Kepala Sub


Bagian Tata
387 Usaha
388

389

390 Koordinator Kepala Seksi


Asesmen dan Layanan
391
Advokasi Sosial Rehabilitasi Sosial
392

393
Jabatan
394
Fungsional
395

396

397 C. Tugas dan Fungsi Unit Kerja


398 1. Tugas
399 a. Tugas Kementerian Sosial
400 Berdasarkan Peraturan Presiden No. 46 Tahun 2015 tentang
401 Kementerian Sosial, dinyatakan bahwa Kementerian Sosial
402 mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang
403 rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial,
404 perlindungan sosial, dan penanganan fakir miskin untuk
405 membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
406 Negara dan inklusivitas.
407 b. Tugas pokok BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu

xii
408 BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu mempunyai tugas
409 melaksanakan rehabilitasi sosial kepada penyandang
410 disabilitas mental
411

412 2. Fungsi Unit Organisasi


413 a. Fungsi Kementerian Sosial
414 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas,
415 Kementerian Sosial menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
416 1) Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di
417 bidang rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan
418 sosial, perlindungan sosial, dan penanganan fakir miskin.
419 2) Penetapan kriteria dan data fakir miskin dan orang tidak
420 mampu.
421 3) Penetapan standar rehabilitasi social.
422 4) Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian
423 dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi
424 dilingkungan Kementerian Sosial.
425 5) Pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang menjadi
426 tanggung jawab Kementerian Sosial.
427 6) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan
428 Kementerian Sosial.
429 7) Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas
430 pelaksanaan urusan Kementerian Sosial di daerah.
431 8) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
432 pengembangan kesejahteraan sosial, serta penyuluhan
433 social.
434 9) Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada
435 seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Sosial.
436 b. Fungsi BRSPDM “Dharma Guna” bengkulu
437 Dalam melaksanakan tugas tersebut, BRSPDM
438 menyelenggarakan fungsi:

xiii
6

439 1) Pelaksanaan penyusunan rencana program, evaluasi, dan


440 pelaporan.
441 2) Pelaksanaan registrasi dan asesmen penyandang
442 disabilitas mental.
443 3) Pelaksanaan advokasi sosial.
444 4) Pelaksanaan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas
445 mental.
446 5) Pelaksanaan resosialisasi, penyaluran, dan bimbingan
447 lanjut.
448 6) Pelaksanaan terminasi, pemantauan, dan evaluasi
449 penyandang disabilitas mental.
450 7) Pemetaan data dan informasi penyandang disabilitas
451 mental.
452 8) Pelaksanaan urusan tata usaha.
453 D. Jabaran dan Uraian Tugas
454 Berdasarkan Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor:
455 ORPEG. 7A – 28/91 Tentang Pengangkatan Calon Pegawai Negeri
456 Sipil Kementerian Sosial Republik Indonesia, penulis ditetapkan
457 menduduki posisi:
458 1. Jabatan
459 Perawat Terampil
460 2. Unit Kerja
461 Seksi Layanan Rehabilitasi Sosial BRSPDM “Dharma Guna”
462 Bengkulu
463 3. Ikhtisar Jabatan
464 Uraian kegiatan tugas jabatan fungsional Perawat
465 kategori keterampilan sesuai jenjang jabatan, ditetapkan
466 dalam butir kegiatan sebagai berikut:
467 a. Perawat Terampil, meliputi:
468 1) melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu.

xiv
469 2) melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
470 keperawatan.
471 3) melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan
472 sehat dalam rangka melakukan upaya promotif.
473 4) memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/ pelindung
474 fisik pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada
475 individu dalam rangka upaya preventif.
476 5) memberikan oksigenasi sederhana.
477 6) memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat
478 darurat/ bencana/ kritikal.
479 7) memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman
480 serta bebas risiko penularan infeksi.
481 8) melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana
482 pada area medikal bedah.
483 9) melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana
484 di area anak.
485 10) melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana
486 di area maternitas.
487 11) melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana
488 di area komunitas.
489 12) melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana
490 di area jiwa.
491 13) melakukan tindakan terapi komplementer/ holistik.
492 14) melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan
493 intervensi pembedahan pada tahap pre/ intra/ post operasi.
494 15) memberikan perawatan pada pasien dalam rangka
495 melakukan perawatan paliatif.
496 16) memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada
497 kondisi kehilangan/berduka/menjelang ajal dalam
498 pelayanan keperawatan.
499 17) melakukan perawatan luka.

xv
7

500 18) melakukan dokumentasi tindakan keperawatan.


501

502
503
504 BAB II
505 RANCANGAN AKTUALISASI
506
507A. Identifikasi Isu, Analisis Isu yang Dipilih, Faktor Penyebab,
508 Gagasan Pemecahan Isu
509 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) isu adalah
510 masalah yang dikedepankan (untuk ditanggapi dan sebagainya).
511 Sedangkan menurut Barry Jones & Chase isu adalah sebuah masalah
512 yang belum terpecahkan yang siap diambil keputusannya. Dalam
513 sebuah organisasi, pengelolaan isu sangat penting karena isu
514 merepresentasikan suatu kesenjangan antara praktik korporat dengan
515 harapan-harapan para stakeholder (Regester dan Larkin), sehingga
516 apabila tidak ditangani dan dikelola secara baik akan memberikan
517 efek negatif terhadap organisasi dan berlanjut pada tahap krisis.
518 Dari definisi tersebut, serta observasi dan diskusi singkat dengan
519 atasan juga beberapa pegawai di lingkungan BRSPDM “Dharma
520 Guna” Bengkulu khususnya di Layanan Rehabilitasi Sosial bagian
521 ditemukanlah beberapa isu yang berkembang, antara lain:
522 1. Belum adanya pelaksanaan Asuhan Keperawatan yang
523 komprehensif bagi PPKS di BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu,
524 yang dapat berakibat tidak maksimalnya pelayanan kesehatan bagi
525 PPKS di BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu.
526 2. Belum ada SOP Pelayanan Poliklinik BRSPDM “Dharma Guna”
527 Bengkulu, yang mengakibatkan pelayanan di Poliklinik BRSPDM
528 Dharma Guna Bengkulu tidak mempunyai alur yang jelas.

xvi
529 3. Rekam Medis di Poliklinik BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu
530 belum tertata rapi, akibatnya Pelayanan di poliklinik BRSPDM
531 “Dharma Guna” Bengkulu menjadi terhambat.
532 Dalam menganalisa ketiga isu yang muncul tersebut, penulis
533 menggunakan metode USG untuk memilih satu isu yang dianggap
534 prioritas. Selanjutnya, isu yang terpilih akan dicari faktor penyebabnya
535 dengan menggunakan Fishbone Diagram yang kemudian dicari
536 gagasan pemecahannya dengan menggunakan metode Tapisan.
537 1. Analisis Isu yang Dipilih (USG)
538 Untuk menetapkan mana dari ketiga isu di atas yang akan menjadi
539 isu prioritas, penulis menggunakan Metode USG
540 (Urgency,Seriousness dan Growth). Metode USG adalah salah satu
541 alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan,
542 caranya dengan menentukan tingkat urgency, seriuousness, dan
543 growth isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10. Isu
544 yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Berikut
545 diuraikan penjelasan tentang urgency, seriuousness, dan growth:
546 a. Urgency artinya seberapa mendesaknya suatu isu untuk segera
547 dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
548 b. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus segera
549 dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan.
550 c. Growth adalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
551 tersebut jika tidak ditangani segera.
552 Adapun analisis isu berdasarkan kriteria USG adalah sebagai
553 berikut:
554 Tabel 2.1 Analisis USG Prioritas Isu
No Isu U S G Total Prioritas
1. Belum adanya pelaksanaan 5 5 4 14 1
Asuhan Keperawatan yang
komprehensif bagi PPKS di
BRSPDM “Dharma Guna”

xvii
8

Bengkulu
2. Belum ada SOP Pelayanan 4 4 3 11 2
Poliklinik BRSPDM “Dharma
Guna” Bengkulu
3. Rekam Medis di Poliklinik 3 4 3 10 3
BRSPDM “Dharma Guna”
Bengkulu belum tertata rapi
555 Keterangan :
556 U : Urgency
557 S : Seriousness
558 G : Growth
559 Tabel 2.2 Skala Likert
Urgency : Seriousness : Growth :
Mendesak Kegawatan Pertumbuhan
5 = Sangat Penting 5 = Sangat Gawat 5 = Sangat Cepat
4 = Penting 4 = Gawat 4 = Cepat
3 = Cukup Penting 3 = Cukup Gawat 3 = Cukup Cepat
2 = Kurang Penting 2 = Kurang Gawat 2 = Kurang Cepat
1 = Tidak Penting 1 = Tidak Gawat 1 = Tidak Cepat
560

561 Berdasarkan analisis isu menggunakan metode USG di atas, dapat


562 disimpulkan bahwa isu nomor 1 (satu) mendapatkan jumlah
563 terbesar sehingga menjadi prioritas utama yang akan dipecahkan
564 permasalahannya.
565 2. Faktor Penyebab (Fishbone)
566 Dalam mengidentifikasi penyebab yang mungkin timbul dari
567 permasalahan isu yang sedang terjadi, dapat dilakukan dengan
568 salah satu metode diagram sebab-akibat yang disebut juga dengan
569 diagram fishbone (diagram tulang ikan). Diagram fishbone atau
570 juga dikenal sebagai diagram Ishikawa merupakan sebuah diagram
571 sebab-akibat yang diciptakan oleh Kaoru Ishikawa (1968) yang
572 menunjukkan penyebab-penyebab dari sebuah even yang spesifik.
573 Penyebab biasanya dikelompokkan dalam kategori utama untuk
574 mengidentifikasi sumber-sumber variasi tersebut. Adapun diagram

xviii
575 fishbone untuk mengetahui berbagai penyebab yang
576 mengakibatkan munculnya isu prioritas mengenai belum adanya
577 pelaksanaan Asuhan Keperawatan yang komprehensif bagi PPKS
578 di BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu adalah sebagai berikut:
579

580 Gambar Diagram 2. Diagram Fishbone


581
Manpower Material Method
582

583

584

585 Penyebab : Penyebab : Penyebab :


Sebelumnya Belum adanya Tidak adanya catatan
586 SDM masih instrumen Asuhan Asuhan Keperawatan
terbatas Keperawatan bagi bagi PPKS di
587 Solusi : PPKS di BRSPDM BRSPDM “Dharma
588 Membuat “Dharma Guna” Guna” Bengkulu
pembagian bengkulu Solusi :
589 tugas dan Solusi : Membuat catatan
tanggung Membuat instrumen Asuhan keperawatan
590 jawab bagi Asuhan Keperawatan bagi PPKS di
setiap bagi PPKS di BRSPDM “Dharma
591 perawat BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu Effect :
Guna” bengkulu
592 Belum
terlaksana
593 nya
594 Asuhan
Penyebab : Keperawat
Alat kesehatan untuk Penyebab :
595 an bagi
melaksanakan Asuhan Belum terjadwalnya
PPKS di
keperawatan belum waktu dan tempat
596 BRSPDM
lengkap pelaksanaan Asuhan
“Dharma
597 Solusi : Keperawatan.
Guna”
Memanfaatkan alat Solusi :
Bengkulu
598 kesehatan yang sudah Membuat jadwal
ada, sambil waktu dan tempat
599
mempersiapkan alat untuk pelaksanaan
kesehatan yang belum Asuhan Keperawatan
600
ada
601

602

603

604 Machine Enviroment

605

xix
9

606

607 Berdasarkan analisa diagram fishbone tersebut, terdapat 3 (tiga)


608 penyebab utama yang mengakibatkan Belum terlaksananya
609 Asuhan Keperawatan bagi PPKS di BRSPDM “Dharma Guna”
610 Bengkulu, di antaranya:
611 a. Belum adanya instrumen Asuhan Keperawatan bagi PPKS di
612 BRSPDM “Dharma Guna” bengkulu (Material).
613 b. Tidak adanya catatan Asuhan Keperawatan bagi PPKS di
614 BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu (Method).
615 c. Sebelumnya SDM masih terbatas (Manpower).
616 3. Gagasan Pemecahan Isu (Tapisan)
617 Gagasan pemecahan isu yang diajukan untuk Optimalisasi
618 Pelaksanaan Asuhan Keperawatan dengan Membuat Instrumen
619 Asuhan Keperawatan bagi PPKS di BRSPDM “Dharma Guna”
620 Bengkulu ada 2 (dua) hal yang akan diuraikan sebagai berikut:
621 a. Alternatif Gagasan
622 Setelah melihat faktor-faktor penyebab Belum Terlaksananya
623 Asuhan Keperawatan bagi PPKS di BRSPDM “Dharma Guna”
624 Bengkulu, diambilah 3 (tiga) alternatif gagasan pemecahan isu
625 sebagai berikut:
626 1) Membuat instrumen Asuhan Keperawatan bagi PPKS di
627 BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu.
628 2) Membuat catatan Asuhan keperawatan bagi PPKS di
629 BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu.
630 3) Membuat pembagian tugas dan tanggung jawab bagi setiap
631 perawat.
632 b. Prioritas Pemecahan Isu
633 Adapun untuk menentukan prioritas pemecahan masalah di
634 atas, dilakukan analisis menggunakan teknik Tapisan pada
635 tabel sebagai berikut:
636

xx
637

638 Tabel 2.3 Tabel Teknik Tapisan


N
o
Alternatif Strategi Efektivitas Efisiensi Kemudahan Total

1 Membuat instrumen 5 4 4 13
Asuhan Keperawatan (Prioritas)
bagi PPKS di
BRSPDM “Dharma
Guna” bengkulu
2 Membuat catatan 4 4 4 12
Asuhan keperawatan
bagi PPKS di
BRSPDM “Dharma
Guna” Bengkulu
3 Membuat pembagian 3 4 4 11
tugas dan tanggung
jawab bagi setiap
perawat
639

640

641 Tabel 2.4 Tabel Keterangan Teknik Tapisan


Efektivitas Efisiensi Kemudahan
5 = Sangat Tinggi 5 = Sangat Tinggi 5 = Sangat Mudah
4 = Efektiv 4 = Efisien 4 = Mudah
3 = Cukup Tinggi 3 = Cukup Tinggi 3 = Cukup Mudah
2 = Kurang Tinggi 2 = Kurang Tinggi 2 = Kurang Mudah
1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Sulit
642

643

644

645B. Rancangan Aktualisasi


Formulir 1 : Rancangan Aktualisasi

xxi
10

Unit Kerja : Seksi Layanan Rehabilitasi Sosial,


BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu
Identifikasi Isu : 1. Belum adanya pelaksanaan Asuhan
Keperawatan yang komprehensif bagi
PPKS di BRSPDM “Dharma Guna”
Bengkulu.
2. Belum ada SOP Pelayanan Poliklinik
BRSPDM “Dharma Guna” Bengkulu.
3. Rekam Medis di Poliklinik BRSPDM
“Dharma Guna” Bengkulu belum
tertata rapi
Isu yang Diangkat : Belum adanya pelaksanaan Asuhan
Keperawatan yang komprehensif bagi
PPKS di BRSPDM “Dharma Guna”
Bengkulu
Gagasan Pemecahan : 1. Membuat instrumen Asuhan
Isu Keperawatan bagi PPKS di BRSPDM
“Dharma Guna” bengkulu
2. Membuat catatan Asuhan
keperawatan bagi PPKS di BRSPDM
“Dharma Guna” Bengkulu
3. Membuat pembagian tugas dan
tanggung jawab bagi setiap perawat
647

648

649

650

651

xxii
652 Tabel 2.5 Tabel Rancangan Aktualisasi
Kontribusi
N Tahapan Keterkaitan Terhadap Visi- Penguatan
o Kegiatan Kegiatan Output / Hasil Substansi Mata Misi Organisasi Nilai Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
1. Melapor  Meminta  Mendapatkan  Saya akan Visi BRSPDM Pelaksanaan
kepada izin untuk izin untuk meminta izin dan “Dharma Guna” kegiatan
Kepala melaksanak melaksanakan melapor kepada Bengkulu merupakan
Seksi an tahapan tahapan kegiatan atasan dengan Adalah penguatan nilai-
(KASI) kegiatan dalam sopan santun mewujudkan nilai organisasi:
Layanan dalam Rancangan sebagai etika BRSPDM a. Humanis
Rehabilitasi Rancangan Aktualisasi dan tata krama “Dharma Guna” b. Adaptif
Sosial Aktualisasi  Mendapatkan saya kepada Bengkulu c. Dedikatif
(LRS)  Berkoordina arahan dari pimpinan Sebagai d. Inklusif
terkait si dengan mentor agar ditempat saya Lembaga e. Responsif
pelaksanaa KASI LRS tahapan kegiatan bekerja. penyelenggara Humanis:
n tahapan selaku Rancangan (Etika Publik) Rehabilitasi Mengutamakan
kegiatan Mentor Aktualisasi bisa  Saya akan Sosial Bagi norma
dalam Penyandang kesopanan dalam

18
Rancangan untuk terlaksana berkomunikasi Disabilitas Mental berdiskusi
Aktualisasi pelaksanaa dengan baik dengan secara Holistik, dengan atasan
n tahapan menggunakan hal ini dapat kita maupun dengan
kegiatan bahasa temukan dalam rekan kerja dalam
Rancangan indonesia yang asuhan pembuatan
Aktualisasi baik saat keperawatan aktualisasi.
berkoordinasi yang Adaptif:
dengan Mentor. komprehensif Pembuatan
(Nasionalisme) mulai dari proses instrumen asuhan
 Dengan adanya pengkajian keperawatan
koordinasi hingga evaluasi, dibuat agar
dengan atasan merupakan satu sesuai dengan
dapat mebuat kesatuan yang kondisi PPKS di
pelaksanaan tidak dapat Balai. Dedikatif:
tahapan kegitan dipisahkan. Membuat
bisa berjalan Kemudian tanggung jawab
sesuai dengan sistemik, ini juga perawat dan
rencana yang dilakukan dengan jadwal
telah dibuat dan membuat pelaksanaan

19
11

sesuai dengan tanggung jawab kegiatan serta


hasil yang dan jadwal selalu berusaha
diharapkan. pelaksanaan sebaik mungkin
(WOG) asuhan dalam melakukan
2 Melakukan  Membuat  Masing-masing  Setiap perawat keperawatan, kegiatan,
pertemuan pembagian perawat bertanggung agar khususnya untuk
bersama tugas mendapatkan jawab pelaksanaannya kepentingan
perawat masing- tanggung jawab melaksanakan berjalan sesuai orang banyak.
BRSPDM masing yang telah tugas yang dengan sistem Inklusif:
“Dharma perawat disepakati diberikan dan yang telah di Selalu bersikap
Guna”  Membuat bersama telah disepakati buat. Kemudian ramah dan sopan
Bengkulu jadwal  Terjadwalnya bersama, agar terstandar, santun yang baik
dengan pelaksanaa kegiatan kegiatan bisa dengan membuat kepada siapapun
KASI LRS n asuhan pelaksanaan berjalan efektiv SOP asuhan terutama atasan
keperawata asuhan dan efisien. keperawatan, dan menghargai
n keperawatan (Akuntabilitas) pelayanan setiap masukan,
 Meminta bagi PPKS  Dengan kegiatan asuhan saran, dan kritik
masukan  Mendapatkan yang telah keperawatan dalam pelaksaan
dan saran hasil pertemuan terjadwal akan

20
kepada yang sesuai memudahkan akan sesuai kegiatan
teman dengan proses dengan standar aktualisasi
sejawat dan kesepakatan pelaksanaannya. yang ditetapkan. Responsif:
atasan. bersama dari (WOG) Dan Terpercaya Cepat tanggap
masukan dan  Meminta serta Profesional atas hal-hal yang
saran yang ada masukan dan dengan adanya diperlukan dalam
saran dalam laporan dan kegiatan
bekerja dokumentasi aktualisasi ini
merupakan kegiatan, sebagai khususnya
bentuk dari etika bukti adanya pengoptimalan
profesi. tanggungjawab pelaksanaan
(Manajemen didalam asuhan
ASN) menjalankan keperawatan.
3 Melakukan  Membuat  Adanya  Instrumen kegiatan secara
diskusi format instrumen asuhan profesional dan
bersama Pengkajian, asuhan keperawatan dapat dipercaya.
semua Diagnosa, keperawatan adalah sebagai Kemudian juga
perawat Intervensi, yang telah di penunjang bagi dengan adanya
BRSPDM Implementa sepakati terlaksananya

21
12

“Dharma si, dan bersama-sama asuhan SOP asuhan


Guna” Evaluasi oleh perawat keperawatan keperawatan ini
Bengkulu Keperawata  Adanya SOP yang sesuai dengan
untuk n. Asuhan komprehensif salah satu misi
membuat  Membuat Keperawatan bagi PPKS. BRSPDM
instrumen SOP bagi perawat. (Komitmen Mutu) “Dharma Guna”
asuhan asuhan  Mendapatkan  SOP asuhan bengkulu yaitu
keperawata keperawata hasil pertemuan keperawatan peningkatan
n n. yang sesuai merupakan penyelenggaraan
 Meminta dengan pedoman bagi pelayanan
saran dan kesepakatan perawat, untuk Rehabilitasi
masukan bersama dari membuat catatan Sosial sesuai
kepada masukan dan asuhan Standar
teman saran yang ada keperawatan Operasional
sejawat . yang Prosedur (SOP).
komprehensif
terhadap PPKS.
(Komitmen Mutu)
 Meminta saran

22
dan masukan
dalam bekerja
merupakan
bentuk dari sikap
etika profesi.
(Manajemen
ASN)
4 Melaksanak  Membuat  Adanya catatan  Catatan asuhan
an kegiatan catatan asuhan keperawatan
asuhan asuhan keperawatan merupakan
keperawata keperawata tiap-tiap PPKS rumusan
n terhadap n bagi sebagai masalah dan
PPKS masing- pedoman solusi tindakan
masing tegaknya keperawatan
PPKS yang diagosa dan yang akan
berada di intervensi diberikan
Balai keperawatan terhadap masing-
 Melaksanak  Terlaksananya masing PPKS di
an intervensi Balai.

23
13

intervensi keperawatan (Komitmen Mutu)


keperawata yang telah  Melakukan
n yang disusun didalam intervensi
sesuai asuhan keperawatan
dengan keperawatan terhadap PPKS
asuhan di balai yang
keperawata sesuai dengan
n bagi masalah yang di
masing- derita oleh PPKS
masing dengan cepat
PPKS dan penuh
tanggung jawab.
(Pelayanan
Publik)
5. Menyusun  Mengumpul  Foto Kegiatan  Laporan harus
laporan kan semua aktualisasi dapat
aktualisasi bahan  Laporan dipertanggungja
aktualisasi Aktualisasi yang wabkan.
 Melakukan telah di (Akuntabilitas)

24
konsultasi konsultasikan  Laporan
dengan kepada mentor menggunakan
mentor dan dan teman bahasa
teman sejawat Indonesia yang
sejawat baik dan benar.
dalam (Nasionalisme)
penyusunan  Melakukan
laporan konsultasi dan
aktualisasi kerjasama
 Menyusun dengan KASI
laporan LRS dan
aktualisasi pegawai lain.
(WOG)
 Melakukan
dokumentasi
kegiatan.
(Anti Korupsi)
653

25
654 C. Jadwal Aktualisasi
655 Tabel 2.6 Tabel Jadwal Kegiatan Aktualisasi
N Kegiatan Oktober November
I II III IV I II
o
1. Melapor kepada Kepala 07
Seksi (KASI) Layanan S/D
Rehabilitasi Sosial 08
(LRS) terkait
pelaksanaan tahapan
kegiatan dalam
Rancangan Aktualisasi
2. Melakukan pertemuan 11
bersama perawat S/D
BRSPDM “Dharma 15
Guna” Bengkulu
dengan KASI LRS
3. Melakukan diskusi 18
bersama semua S/D
perawat BRSPDM 22
“Dharma Guna”
Bengkulu untuk
membuat instrumen
asuhan keperawatan
4. Melaksanakan kegiatan 25 01
asuhan keperawatan S/D S/D
terhadap PPKS 29 05
5. Menyusun laporan 08
aktualisasi S/D
14
656

657

658 BAB III


659 PENUTUP

25
14

660 A. Simpulan
661 Rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini akan dilaksanakan
662 pada unit kerja Seksi Rehabilitasi Sosial di BRSPDM “Dharma Guna”
663 Bengkulu dengan rentang waktu antara tanggal 07 Oktober 2021
664 sampai dengan 14 November 2021. Rancangan aktualisasi ini
665 sekaligus merupakan acuan dalam membuat laporan aktualisasi.
666 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, bahwa Calon
667 PNS wajib menjalani masa percobaan melalui proses pendidikan dan
668 pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,
669 semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
670 kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
671 profesionalisme serta kompetensi bidang yang tertuang dalam materi
672 penerapan nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
673 Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) serta peran dan
674 kedudukan ASN (Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of
675 Government (WOG). Pembelajaran dilakukan secara Synchronous dan
676 Asynchronous yang nantinya diharapkan calon ASN mampu
677 menginternalisasi, menerapkan, dan juga mengaktualisasikan, serta
678 menjadikan kebiasaan (habituasi), sehingga menghasilkan ASN yang
679 profesional dan mampu menerapkan nilai-nilai ANEKA dalam tugas
680 yang dijalankannya.
681 Adapun kesimpulan atas rancangan aktualisasi ini adalah tentang
682 Optimalisasi pelaksanaan Asuhan Keperawatan dengan membuat
683 Instrumen Asuhan Keperawatan bagi PPKS di BRSPDM “Dharma
684 Guna” Bengkulu yang sebelumnya pelaksanaan Asuhan Keperawatan
685 tidak maksimal karena tidak adanya instrumen pendukung Asuhan
686 Keperawatan.
687 Asuhan Keperawatan itu sendiri merupakan proses atau rangkaian
688 kegiatan praktik keperawatan langsung pada klien di berbagai tatanan
689 pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya berdasarkan kaidah
690 profesi keperawatan dan merupakan inti praktik keperawatan, yang

26
691 meliputi pengakajian keperawatan, diagnosa keperawata,
692 perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi
693 keperawatan.
694 Kegiatan rancangan aktualisasi yang penulis lakukan juga memiliki
695 keterkaitan dengan penerapan nilai-nilai ASN yaitu Akuntabilitas,
696 Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi dan WoG.
697

698

699

700

701

702

703

704

705

706

707

708

709

710

711

712

713

714

715

716

717

718

719

720 DAFTAR PUSTAKA


721

27
15

722Lembaga Administrasi Negara. (2019). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS


723 Analisis Isu Kontemporer. Jakarta.
724Lembaga Administrasi Negara. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
725 Akuntabilitas.
726Lembaga Administrasi Negara. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
727 Nasionalisme.
728Lembaga Administrasi Negara. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Etika
729 Publik.
730Lembaga Administrasi Negara. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
731 Komitmen Mutu.
732Lembaga Administrasi Negara. (2014). Mata Diklat Anti Korupsi. Jakarta.
733Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
734 Whole of Government. Jakarta
735Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5
736 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta.
737Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 30/HUK/2020
738 tentang Nilai-Nilai Kementerian Sosial.
739Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor: ORPEG 7A – 28/91
740 Tentang Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Sosial
741 Republik Indonesia.
742Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang
743 Kementerian Sosial.
744Munthe, Anggi Pebrina Rizki Fani. 2014. “Konsep Dasar Asuhan
745 Keperawatan”, https://osf.io/4nh32/download/?format=pdf, diakses pada
746 22 September 2021 pukul 13.15.
747Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
748 Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2019 tentang Jabatan
749 Fungsional Perawat.
750Kementerian Sosial.2021.”Visi dan Misi Kementerian Sosial”,
751 https://kemensos.go.id/visi-dan-misi, diakses pada 22 September 2021
752 pukul 15.00

28
753Kementerian Sosial.2021.”Tugas dan Fungsi Kementerian Sosial”,
754 https://kemensos.go.id/tugasfungsi, diakses pada 22 September 2021
755 pada pukul 16.00
756Blogspot.com.2019.”Penegertian Perawat Keperawatan”
757 https://pengertianartidefinisidari.blogspot.com/2019/09/pengertian-
758 perawat-keperawatan.html, diakses pada 30 September 2021 pada
759 pukul 09.00
760

761

762

763

764

765

766

767

768
769

770

771

772

773

774

775

776

777

778

779

29

Anda mungkin juga menyukai